Anda di halaman 1dari 13

PENGGOLONGAN OBAT

Dosen Pengampu : Achmad Sya’id, S. Kp., M. Kep

Disusun oleh :

1. Makhya Al Inayatul Iza (22102140)


2. Selly Walandini (22102161)

PRODI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS dr. SOEBANDI

2022/2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb. Puji syukur atas rahmat Allah SWT, berkat


rahmat serta karunia Nya sehingga makalah dengan judul “Penggolongan Obat”
dapat diselesaikan.

Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas farmakologi dari Bapak
Achmad Sya’id. Selain itu, penyusunan makalah ini bertujuan menambah
wawasan kepada pembaca tentang macam-macam jenis penggolongan obat.

Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak Achmad Syaid


selaku dosen mata kuliah farmakologi keperawatan. Berkat tugas yang diberikan
ini, dapat menambah wawasan penulis berkaitan dengan topik yang diberikan.
Penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesarnya kepada semua pihak
yang membantu dalam proses penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih


melakukan banyak kesalahan. Oleh karena itu penulis memohon maaf atas
kesalahan dan ketidaksempurnaan yang pembaca temukan dalam makalah ini.
Penulis juga mengharap adanya kritik serta saran dari pembaca apabila
menemukan kesalahan dalam makalah ini.
DAFTAR ISI

Kata Pengantar...............................................................................................

Daftar Isi..........................................................................................................

Bab 1 Pendahuluan.........................................................................................

1.1 Latar Belakang................................................................................


1.2 Rumusan Masalah...........................................................................
1.3 Tujuan.............................................................................................

Bab 2 Pembahasan..........................................................................................

2.1 Definisi Obat...................................................................................

2.2 Penggolongan Obat Berdasarkan Jenisnya.....................................

2.3 Penggolongan Obat Berdasarkan Efek dan Interaksinya................

2.4 Penggolongan Obat Berdasarkan Mekanisme Kerjanya................

2.5 Penggolongan Obat Berdasarkan Daya Kerjanya...........................

Bab 3 Penutup.................................................................................................

3.1 Kesimpulan.....................................................................................

3.2 Saran
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
12

Daftar Pustaka................................................................................................
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Obat merupakan salah satu benda yang paling umum dikonsumsi dalam
kehidupan sehari hari oleh manusia. Obat tidak hanya digunakan untuk
mengobati tetapi juga untuk menjaga dan mencegah manusia terjangkit dari
penyakit. Konsumsi obat setiap orang berbeda beda karena disesuaikan
dengan kebutuhan tiap orang. Faktor yang menjadi perbedaan tingkat
konsumsi obat ini adalah disesuaikan dengan kebutuhan orang tersebut.
Obat adalah bahan atau paduan bahan yang termasuk produk biologi yang
digunakan untuk mempengaruhi atau menyelediki sistem fisiologi atau
keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan,
penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan, dan kontrasepsi untuk
manusia. Dikalangan masyarakat obat dikenal merupakan salah satu unsur
penting dalam pelayanan kesehatan. Namun disisi lain obat juga dapat
merugikan kesehatan bila tidak memenuhi persyaratan, bila digunakan secara
tidak tepat atau bila disalahgunakan.
Pada saat ini, perkembangan ilmu farmakologi sudah semakin maju.
Banyak sekali macam-mavam jenis sediaan obat yang dikembangkan. Segala
macam penggolongan obat pun sudah semakin diperbaharui dengan adanya
peraturan dari Kementrian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2000 yang
mengganti penggolongan jenis Obat. Bidang Farmakologi juga terus
menggembangkan ilmu dalam menemukan jenis dan khasiat obat-obatan.
Karena masyarakat kita semakin membutuhkan segala jenis obat dengan kerja
yang sesuai di tubuhnya, maka kebutuhan obat di kalangan masyarakat
sangatlah penting dan mutlak untuk menunjang kesehatan mereka.
Obat memiliki khasiat dalam menyembuhkan penyakit. Meskipun
demikian, obat dapat memberikan efek samping jika dikonsumsi tanpa
memperhatikan dosis serta aturan pakai. Maka dari itu penggolongan
dimaksudkan untuk meningkatkan keamanan dan ketepatan penggunaan serta
pengamanan distribusi obat. Dengan mengenal kategori obat kita akan bisa
meningkatkan kewaspadaan dalam mengonsumsi obat.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari obat?
2. Bagaimana penggolongan obat berdasarkan jenisnya?
3. Bagaimana penggolongan obat berdasarkan efek dan interaksinya?
4. Bagaimana penggolongan obat berdasarkan mekanisme kerjanya?
5. Bagaimana penggolongan obat berdasarkan daya kerjanya?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa definisi dari obat.
2. Untuk mengetahui penggolongan obat berdasarkan jenisnya.
3. Untuk mengetahui penggoongan obat berdasarkan efek dan interaksinya.
4. Untuk mengetahui penggolongan obat berdasarkan mekanisme kerjanya.
5. Untuk mengetahui penggolongan obat bersadarkan daya kerjanya.
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Obat

Obat adalah zat apa pun yang menyebabkan perubahan fisiologi atau
psikologi organisme saat dikonsumsi. Menurut Undang-Undang Kesehatan
No. 23 tahun 1992, definisi obat adalah bahan atau panduan bahan-bahan yang
siap digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistemfisiologi atau
keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan,
penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi.

Obat merupakan salah satu unsur penting dalam pelayanan kesehatan.


Diawalidari pencegahan, diagnosa, pengobatan dan pemulihan, obat menjadi
salah satukomponen pokok yang harus selalu tersedia dan tidak tergantikan
pada pelayanankesehatan. Namun di sisi lain, obat dapat merugikan kesehatan
bila tidak memenuhi persyaratan, bila digunakan secara tidak tepat atau bila
disalahgunakan.

Pengertian Obat menurut Anief (1997), obat suatu bahan atau campuran
bahan yang di maksudkan untuk digunakan dalam menentukan diagnosis,
mencegah,mengurangi, menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala
penyakit, luka ataukelainan badaniah atau rohaniah pada manusia atau hewan
termasuk memperelok tubuhatau bagian tubuh manusia.

Meskipun obat tujuan utamanya yaitu menyembuhkan penyakit, tetapi


masih banyak juga orang yang menderita akibat keracunan obat. Oleh karena
itu, dapatdikatakan bahwa obat dapat bersifat sebagai obat dan dapat juga
bersifat sebagai racun.Obat akan bersifat sebagai obat ketika kita tepat
memanfaatkan obat dalam pengobatansuatu penyakit dengan dosis dan waktu
yang tepat. Jadi, apabila kita menyalahgunakanobat dalam pengobatan atau
dengan dosis yang berlebih maka akan menimbulkan efek-efek yang
merugikan atau biasanya kita sebut dengan keracunan.

2.2 Penggolongan Obat Berdasarkan Jenisnya

Penggolongan obat berdasarkan jenis tertuang dalam Permenkes RI


Nomor 917/Menkes/X/1993 yang sekarang sudah diperbaharui oleh
Permenkes RI Nomor 949/ Menkes/Per/VI/2000.Penggolongan obat terbut
bertujuan untuk meningkatkan keamanan dan ketepatan penggunaan serta
keamanan distribusi.

Penggolongan obat ini terdiri atas obat bebas, obat bebas terbatas, obat
wajibapotek, obat keras, dan Psikotropika narkotika.

1) Obat bebas, yaitu obat yang dijual bebas di pasaran dan dapat dibeli
tanpa resep dokter.Obat ini ter golong obat yang paling aman, dapat
dibeli tanpa resep di apotik dan bahkan juga dijual di warung-warung.
Obat bebas biasanya digunakan untuk mengobati dan meringankan
gejala penyakit. Tanda khusus untuk obat bebas adalah berupa
lingkaran berwarna hijau dengan garis tepi berwarna hitam. Contoh:
rivanol, tablet paracetamol, bedak salicyl, multivitamin, dan lain-lain
2) Obat bebas terbatas, adalah segolongan obat yang dalam jumlah
tertentu aman dikonsumsi namun jika terlalu banyak akan
menimbulkan efek yang berbahaya. Obatini dulunya digolongkan
kedalam daftar obat W. Tidak diperlukan resep dokter untuk membeli
obat bebas terbatas. Disimbolkan dengan lingkaran biru tepi hitam.
3) Obat wajib apotek, adalah obat keras yang dapat diserahkan oleh
apoteker pengelola apotek tanpa resep dokter. Obat wajib apotek
dibuat bertujuan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam
menolong dirinya sehingga tercipta budaya pengobatan sendiri yang
tepat, aman, dan rasional.
4) Obat keras, adalah obat yang berbahaya sehingga pemakaiannya harus
di bawah pengawasan dokter dan obat hanya dapat diperoleh dari
apotek, puskesmas dan fasilitas pelayanan kesehatan lain seperti balai
pengobatan dan klinik dengan menggunakan resep dokter. Obat ini
memiliki efek yang keras sehingga jika digunakan sembarangan dapat
memperparah penyakit hingga menyebabkan kematian. Obat keras
dulunya disebut sebagai obat daftar G. Obat keras ditandai dengan
lingkaran merah tepi hitamyang ditengahnya terdapat huruf “K”
berwarna hitam. Contoh: antibiotik sepertiamoxicylin, obat jantung,
obat hipertensi dan lain-lain.
5) Psikotropika dan narkotika. Psikotropika merupakan zat atau obat yang
secara alamiah ataupun buatan yang berkhasiat untuk memberikan
pengaruh secara selektif pada sistem syaraf pusat dan menyebabkan
perubahan pada aktivitas mental dan perilaku. Obat golongan
psikotropika masih digolongkan obat keras sehingga disimbol
kandengan lingkaran merah bertuliskan huruf “K” ditengahnya.
Sedangkan narkotika merupakan obat yang berasal dari tanaman atau
bukan tanaman baik sintesis maupunsemi sintesis yang dapat
menyebabkan perubahan kesadaran dari mulai penurunan sampai
hilangnya kesadaran, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri,
dan dapat menimbulkan ketergantungan. Narkotika disimbolkan
dengan lingkaran merah yangditengahnya terdapat simbol palang (+).

2.3 Penggolongan Obat Berdasarkan Efek dan Interaksinya


1) Interaksi farmasetik
Interaksi farmasetik atau disebut juga inkompatibilitas farmasetik
bersifat langsung dan dapat secara fisik atau kimiawi, misalnya terjadinya
presipitasi, perubahan warna, tidak terdeteksi (invisible), yang selanjutnya
menyebabkan oba tmenjadi tidak aktif. Interaksi ini merupakan tahap
pertama yang dilalui dengan merubah sejenis obat ke dalam fase cair atau
larutan yang bertujuan agar bisa melalui membran biologis Contoh:
interaksi karbcnisilin dengan gentamisin terjadi inaktivasi, fenitoin dengan
larutan dextrosa 5% terjadi presipitasi, amfoterisin B dengan larutan NaCl
fisiologik terjadi presipitasi.
2) Interaksi Farmakokinetik
Interaksi dalam proses farmakokinetik yaitu absorpsi, distribusi,
metabolisme dan ekskresi (ADME) dapat meningkatkan ataupun
menurunkan kadar plasma obat. Interaksi obat secara farmakokinetik yang
terjadi pada suatu obat tidak dapat diekstrapolasikan (tidak berlaku) untuk
obat lainnya meskipun masih dalam satu kelas terapi, disebabkan karena
adanya perbedaan sifat fisikokimia,yang menghasilkan sifat
farmakokinetik yang berbeda. Interaksi ini merupakan tahap kedua yang
dilalui obat untuk sampai ke organ ekskreksi biasanya ada beberapa fase
dalam tahap ini yaitu tahap penyerapan (absopsi), penyebaran (distribusi),
metabolisme, dan pengeluaran (eksreksi). Contohnya, interaksi
farmakokinetik oleh simetidin tidak dimiliki oleh H2.
3) Interaksi Farmakodinamik
Interaksi farmakodinamik adalah interaksi antara obat yang bekerja
pada sistem reseptor, tempat kerja atau sistem fisiologik yang sama
sehingga terjadi efek yang aditif, sinergistik, atau antagonistik, tanpa ada
perubahan kadar plasma ataupun profil farmakokinetik lainnya. Interaksi
farmakodinamik umumnya dapat diekstrapolasikan ke obat lain yang
segolongan dengan obat yang berinteraksi, karena klasifikasi obat adalah
berdasarkan efek farmakodinamiknya. Interaksi ini merupakan tahap
terakhir yang di lalui setelah tahap kedua, dimana pada tahap akhir ini
akan menunjukkan hasil kinerja obat yang tercerna seperti efek
setelahmengkonsumsi obat bergantung pada konsentrasi. Selain itu,
umumnya kejadian interaksi farmakodinamik dapat diramalkan sehingga
dapat dihindari sebelumnya jika diketahui mekanisme kerja obat.

2.4 Penggolongan Obat Berdasarkan Mekanisme Kerjanya


Berdasarkan mekanisme kerjanya, obat dibagi menjadi 5 jenis
penggolongan antara lain :
1) Obat yang bekerja pada penyebab penyakit, misalnya penyakit akibat
bakteri atau mikroba. Contoh : Antibiotik
2) Obat yang bekerja untuk mencegah kondisi patologis dari penyakit.
Contoh : Vaksin dan serum
3) Obat yang menghilangkan simtomatik atau gejala, seperti meredakan
nyeri. Contoh : Analgesik
4) Obat yang bekerja menambah atau mengganti fungsi-fungsi zat yang
kurang. Contoh : Vitamin dan hormon
5) Pemberian placebo adalah pemberian obat yang tidak mengandung zat
aktif, khususnya pada pasien normal yang menganggap dirinya dalam
keadaan sakit. Contoh : Aqua pro injeksi dan tablet placebo.

Selain itu dapat dibedakan berdasarkan tujuan penggunaannya, seperti obat


antihipertensi, kardiak, diuretik, hipnotik, sedatif, dan lain lain.

2.5 Penggolongan Obat Berdasarkan Daya Kerjanya


Berdasarkan daya kerjanya, obat dibagi menjadi dua golongan :
1) farmakodinamik : obat obat yang bekerja mempengaruhi fisilogis tubuh,
contoh hormon dan vitamin.
2) kemoterapi : obat obatan yang bekerja secara kimia untuk membasmi
parasit/bibit penyakit, mempunyai daya kerja kombinasi.
Berdasarkan efek farmakologi, obat dibedakan atas beberapa jenis :
a) Adstringen, adalah obat yang menciutkan selaput lendir, misalnya pada
selaput lendir usus sebagai antidiare, pada kulit sebagai penyembuh
luka
b) Adsorben, zat inert secara kimia yang mampu menyerap gas, toksin
dan bakteri, misalnya Carbo adsorben (norit), kaolin, pektin.
c) Analeptik, obat yang menstimulasi susunan saraf pusat yang terdiri
dari sum sum tuang belakang (spinal cordis), misalnya kofein
d) Analgetik atau antipiretik, Analgetik adalah obat yang mengurangi
atau menghilangkan rasa sakit tanpa menghilangkan kesadaran,
Antipiretik adalah obat yang menurunkan suhu tubuh. Misalnya
paracetamol.
e) Analgetik narkotik, adalah obat golongan narkotik yang memeiliki
efek analgetik yang besar, misalnya morfin.
f) Anestetik, adalah obat yang menyebabkan hilangnya rasa, dibagi
menjadi dua jenis:
a. Anestetik umum, menyebabkan hilangnya modalitas perasaan
dan kesadaran
b. Anestetik lokal, menyebabkan hilangnya sensibilitas setempat,
tanpa mengilangkan kesadaran.
g) Antasida adalah obat yang mengurangi asama lambung
h) Antelmintik adalah obat yang membunuh cacing, misalnya pirantel
pamoat.
i) Antibiotik adalah obat yang dihasilkan leh mikroorganisme yang dapat
menghambat pertumbuhan atau membunuh mikroorganisme lain,
misalnya ampisilin.
j) Antidiabetik adalah obat yang digunakan untuk menurunkan kadar
gula daah pada penderita diabetes melitus, misalnya glibenklamid.
k) Antihemoragik, adalah obat untuk menghentikan pendarahan.
l) Dst.
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Farmakologi adalah ilmu yang mempelajari tentang pengetahuan obat


dengan seluruh aspeknya, baik sifat kimiawi maupun fisiknya, kegiatan
fisiologi, resorbsi dan nasibnya dalam organisme hidup. Obat di definisikan
zat apapun yang menyebabkan perubahan fisiologis atau psikologis organisme
saat dikonsumsi. Obat itu sendiri digolongkan menjadi beberapa hal,
berdasarkan jenisnya, berdasarkan efek dan interaksi obat, berdasarkan
mekanisme kerjanya, dan berdasarkan daya kerjanya. Di dalam sebuah
pelayanan, obat digolongkan berdasarkan jenisnya menjadi obat bebas, bebas
terbatas, dan obat keras. Pemahaman tentang penggolongan obat berdasarkan
efek samping dan lainnya diperlukan agar dapat meningkatkan kewaspadaan
dalam mengonsumsi obat.

3.2 Saran

Seperti yang kita ketahui banyak sekali jenis obat yang telah beredar dan
juga segala aspek penggolongan obat sudah semakin diperbarui, oleh karena
itu kita harus bijak dalam menggunakan obat-obatan, dan menggunakannya
secara baik dan benar, sesuai dengan jenis dan apa yang dibutuhkan, Penulis
juga sadar dan megakui masih banyak kesalahan dan kekurangan dalam
pembuatan makalh ini. Oleh karena itu, penulis dengan lapang dada menerima
kritik dan saran dari pembaca guna dan tujuan untuk memperbaiki dan
melengkapi apa yang kurang dari makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

Setditjen Falmalkes. 2011. Apa Itu Obat.


https://farmalkes.kemkes.go.id/ufaqs/apa-itu-obat/ (Diakses pada Minggu, 19
Maret 2023)

Anief, M. 1997. Ilmu Meracik Obat. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Haeria. 2017. Buku Daras “Pengantar Ilmu Farmasi”. Makassar. BUKU DARAS
PIF.pdf (uin-alauddin.ac.id)

Anda mungkin juga menyukai