Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PENGENALAN OBAT

Disusun untuk Melengkapi Salah Satu Tugas Perkuliahan dalam


Mata Kuliah Bahasa Indonesia yang Diasuh oleh
Bapak Paralihan, M. Pd.

OLEH :

SINDI A. NASUTION
22050059

PROGRAM STUDI FARMASI PROGRAM SARJANA


FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS
AUFA ROYHAN PADANGSIDIMPUAN
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karuniaNya. Tidak lupa juga penulis mengucapkan sholawat dan salam kepada roh junjungan
kita Nabi Muhammad SAW. Penulis sangat bersyukur karena telah menyelesaikan makalah yang
berjudul"Pengenalan Obat".

Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
hingga terselesaikannya makalah ini. Dan penulis memahami jika makalah ini tentu jauh dari
kesempurnaan maka kritik dan saran sangat dibutuhkan guna memperbaiki makalah waktu
mendatang. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Padangsidimpuan, 04 Januari 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................. i

DAFTAR ISI............................................................................................................................... ii

BAB I : PENDAHULUAN................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................. 1

1.3 Tujuan Penelitian............................................................................................... 1

1.4 Manfaat Penelitian........................................................................................... 1

BAB II : PEMBAHASAN………………………………………………………………… 2
2.1 Pengertian Obat……….................................................................................... 2

2.2 Jenis – jenis Obat………................................................................................ 3


2.3 Klasifikasi Obat……….................................................................................... 4

2.4 Obat Standar……….......................................................................................... 5

BAB III : PENUTUP............................................................................................................ 6


3.1 Kesimpulan....................................................................................................... 7
3.2 Saran.................................................................................................................. 7

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................... 8
ii

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Obat merupakan salah satu unsur utama dan pertama dalam ilmu farmakologi, selain itu obat juga
tidak bisa terpisahkan dalam unsur pelayanan kesehatan. Dalam pelayanan kesehatan diawali dari
pencegahan, diagnosa, pengobatan dan pemulihan, obat menjadi salah satu komponen pokok yang harus
selalu tersedia dan tidak tergantikan pada pelayanan kesehatan. Oleh karena itu, Obat didefinisikan
sebagai zat yang digunakan dalam pencegahan dan penyembuhan penyakit serta pemulihan dan
peningkatan kesehatan bagi penggunanya. obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk
biologi yang digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi
dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan
kontrasepsi untuk manusia. Obat dapat dibagi menjadi 4 (empat) golongan, yaitu: Obat Bebas , Obat
Bebas Terbatas , Obat Keras dan Obat Psikotropika dan Narkotika.Saat ini banyak sekali masyarakat
yang belum mengetahui Jenis Obat, Nama Obat, Nama Kimia Obat, Merk Dagang Obat, hal itu
disebabkan masyarakat hanya mengetahui obat yang diberikan tenaga kesehatan untuk penyembuhan atau
peningkatan kesehatan,tanpa tahu klasifikasi sebenernya obat tersebut selain itu dokter juga sering kali
memberikan resep non generik kepada pasien sebagai pilihan untuk pengobatan.Oleh karena itu, penulis
membuat makalah berjudul “Pengenalan Obat Pada Ilmu Farmakologi” yang akan membahas Jenis Obat,
Nama Obat, obat yang sesuai standar,Merk Dagang Obat agar masyarakat tidak menjadi korban karena
belum mengetahui obat-obat yang baik atau aman dan masyarakat tidak menjadi korban membeli obat
ditoko-toko obat yang tidak memiliki surat ijin usaha serta obat-obatannya pun ilegal.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas penulis menetapkan beberapa rumusan
masalah :
1. Apa yang dimaksud dengan obat ?
2. Apa saja yang termasuk jenis obat ?
3. Bagaimana penjelasan dari obat paten,obat generic dan obat nama dagang ?
4. Apa yang dimaksud dengan obat berstandar ?

1.3 Tujuan Penelitian


Adapun tujuan penelitian dalam makalah ini adalah :
1. Mengetahui pengertian obat secara jelas.
2. Sebagai pengetahuan untuk mengetahui jenis-jenis obat yang beredar di ilmu farmakolgi.
3. Memahami pengertian obat paten, obat generic dan obat nama dagang.
4. Memahami seberapa pentingnya obat yang berstandar tinggi.
1

1.4 Manfaat Penelitian


Adapun manfaat penelitian ini adalah:
1. Bagi peneliti dapat membantu dalam mencari ramuan obat tradisional untuk mengatasi
penyakit yang. diderita, sehingga dapat mengurangi seringnya mengkonsumsi obat kimia. Tidak
hanya itu saja, akan lebih sering memanfaatkan teknologi untuk kehidupan sehari-hari.

2. Bagi peneliti
Manfaat yang didapat bagi peneliti adalah dapat mempelajari hal baru selain yang didapat di
perkuliahan dan mendapatkan informasi ramuan obat tradisional dari aplikasi ini.
3

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Obat

Menurut Undang Undang No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, obat adalah bahan atau paduan
bahan, termasuk produk biologi yang digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem
fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan,
pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi untuk manusia.

Obat merupakan salah satu unsur penting dalam pelayanan kesehatan. Diawalidari pencegahan,
diagnosa, pengobatan dan pemulihan, obat menjadi salah satu komponen pokok yang harus selalu
tersedia dan tidak tergantikan pada pelayanan kesehatan. Namun di sisi lain, obat dapat merugikan
kesehatan bila tidak memenuhi persyaratan, bila digunakan secara tidak tepat atau bila
disalahgunakan.Pengertian Obat menurut Anief (1997), obat suatu bahan atau campuran bahan yang di
maksudkan untuk digunakan dalam menentukan diagnosis, mencegah,mengurangi, menghilangkan,
menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan badaniah atau rohaniah pada
manusia atau hewan termasuk memperelok tubuhatau bagian tubuh manusia.Meskipun obat tujuan
utamanya yaitu menyembuhkan penyakit, tetapi masih banyak juga orang yang menderita akibat
keracunan obat. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa obat dapat bersifat sebagai obat dan dapat
juga bersifat sebagai racun.Obat akan bersifat sebagai obat ketika kita tepat memanfaatkan obat dalam
pengobatan suatu penyakit dengan dosis dan waktu yang tepat. Jadi, apabila kita menyalah gunakan
obat dalam pengobatan atau dengan dosis yang berlebih maka akan menimbulkan efek-efek yang
merugikan atau biasanya kita sebut dengan keracunan.

2.2 Jenis – jenis Obat

Perlu diketahui bahwa obat merupakan suatu benda atu zat yang berguna untuk mengatasi
penyakit meredakan/menghilangkan gejala rasa sakit, yang dapat mengubah proses-proses kimia
dalam tubuh.Kualitas dan kuantitas dari obat mungkin telah banyak dirasakan oleh masyarakat
karena kemanfaatan obat bagi kesehatan dan kesejahteraan yang telah dirasakan masyarakat sangat
memberikan kontrobusi dalam pencapaian derajat kesehatan yang ingin dicapai pemerintah. Selain
kemanfaatan obat, obat juga bertujuan agar dapat menghilangkan rasa sakit, meredakan rasa sakit,
atau mencegah penyakit pada manusia ataupun hewan. Jenis jenis obat pada umumnya dibedakan
atas suatu ketentuan dimana disini dibedakan didasarkan bagaimana kriteria penggolongan tersebut
seperti dasar fisiologis, proses dalam tubuh atau biokimia, pasokan obat, peraturan yang mengatur
obat-obatan, kinerja / mekanisme obat, tutorial pemakaian obat, manfaat serta guna obattersebut,
tetapi Jenis-jenis yang akan dibahas pada makalah ini adalah Penggolongan

obat berdasarkan jenis tertuang dalam Permenkes RI Nomor 917/Menkes/X/1993 yang sekarang sudah
diperbaharui oleh Permenkes RI Nomor 949/ Menkes/Per/VI/2000.Penggolongan obat terbut bertujuan
untuk meningkatkan keamanan dan ketepatan penggunaan serta keamanan distribusi.Penggolongan obat
ini terdiri atas obat bebas, obat bebas terbatas, obat wajibapotek, obat keras, dan Psikotropika narkotika.

a. Obat bebas, yaitu obat yang dijual bebas di pasaran dan dapat dibeli tanpa resep dokter.Obat ini
tergolong obat yang paling aman, dapat dibeli tanpa resep di apotik dan bahkan juga dijual di warung-
warung. Obat bebas biasanya digunakan untuk mengobati dan meringankan gejala penyakit. Tanda
khusus untuk obat bebas adalah berupa lingkaran berwarna hijau dengan garis tepi berwarna hitam.
Contoh : rivanol, tablet paracetamol, bedak salicyl, multivitamin, dan lain-lain.

b. Obat bebas terbatas, adalah segolongan obat yang dalam jumlah tertentu aman dikonsumsi namun jika
terlalu banyak akan menimbulkan efek yang berbahaya. Obat ini dulunya digolongkan kedalam daftar
obat W. Tidak diperlukan resep dokter untuk membeli obat bebas terbatas. Disimbolkan dengan lingkaran
biru tepi hitam. Biasanya obat bebas terbatas memiliki peringatan pada kemasannya sebagai berikut :
P No. 1: Awas! Obat Keras. Bacalah aturan, memakainya ditelan P No. 2: Awas! Obat Keras. Hanya
untuk dikumur, jangan ditelan P No. 3: Awas! Obat Keras. Hanya untuk bagian luar dari badan P No. 5:
Awas! Obat Keras. Tidak boleh ditelan P No. 6: Awas! Obat Keras. Obat Wasir, jangan ditelan Contoh:
obat antimabuk seperti antimo, obat anti flu seperti noza, decolgen, dan lainlain.

c. Obat wajib apotek, adalah obat keras yang dapat diserahkan oleh apoteker pengelola apotek tanpa resep
dokter. Obat wajib apotek dibuat bertujuan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam menolong
dirinya sehingga tercipta budaya pengobatan sendiri yang tepat, aman, dan rasional.

d.Obat keras, adalah obat yang berbahaya sehingga pemakaiannya harus di bawah pengawasan dokter dan
obat hanya dapat diperoleh dari apotek, puskesmas dan fasilitas pelayanan kesehatan lain seperti balai
pengobatan dan klinik dengan menggunakan resep dokter. Obat ini memiliki efek yang keras sehingga
jika digunakan sembarangan dapat memperparah penyakit hingga menyebabkan kematian. Obat keras
dulunya disebut sebagai obat daftar G. Obat keras ditandai dengan lingkaran merah tepi hitam yang
ditengahnya terdapat huruf “K” berwarna hitam. Contoh: antibiotik seperti amoxicylin, obat jantung, obat
hipertensi dan lain-lain.
e.Psikotropika dan narkotika. Psikotropika merupakan zat atau obat yang secara alamiah ataupun buatan
yang berkhasiat untuk memberikan pengaruh secara selektif pada sistem syaraf pusat dan menyebabkan
perubahan pada aktivitas mental dan perilaku.Obat golongan psikotropika masih digolongkan obat keras
sehingga disimbolkan dengan lingkaran merah bertuliskan huruf “K” ditengahnya. Sedangkan narkotika
merupakan obat yang berasal dari
5

tanaman atau bukan tanaman baik sintesis maupun semi sintesis yang dapat menyebabkan perubahan
kesadaran dari mulai penurunan sampai hilangnya kesadaran, mengurangi sampai menghilangkan rasa
nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan. Narkotika disimbolkan dengan lingkaran merah yang
ditengahnya terdapat simbol palang (+).

2.3 Klasifikasi Obat

Klasifikasi obat biasanya terdiri dari macam-macam seperti Klasifikasi atau penggolongan obat
berdasarkan jenis seperti obat OTC (over the counter), obat generik,obat generik berlogo, obat nama
dagang, obat paten, obat mitu (obat me-too), obat tradisional, obat jadi, obat baru, obat esensial, dan obat
wajib apotek, tetapi pada makalah ini akan menkelaskan obat paten, obat generic dan obat nama dagang
saja.Dilansir dari situs resmi Kementeri Kesehatan Republik Indonesia, pada dasarnya tidak ada
perbedaan mengenai pembuatan dan registrasi obat generik dan obat paten.Bahkan, kualitas, manfaat, dan
standar keamanan obat generik maupun obat paten sama.Perbedaan hanya terletak dari obat bermerek
yang dipromosikan oleh produsen obat, dimana obat tersebut dipatenkan. Hal tersebut membuat obat
paten memiliki harga lebih mahal. Sementara obat generik adalah obat yng telah habis masa patennya,
sehingga dapat diproduksi secara umum (farmasi) ataupun pemerintah tanpa perlu membayar royalti.
Obat generik merupakan obat yang memiliki zat aktif yang sama dengan obat paten atau obat bermerk
lainnya. Harga obat generik bisa lebih murah karena perusahaan farmasi yang memproduksi obat ini tidak
perlu membayar royalti atas hak paten.Sehingga biaya yang dibebankan murni biaya produksi dari obat
generik. Untuk obat paten adalah jenis obat baru yang baru mulai diproduksi dan dipasarkan
perusahaanfarmasi. Melewati berbagai riset, pengembangan, dan uji klinis. Bahkan kemasannya juga
terlihat menarik. Ini yang membuat harganya cukup mahal. Biasanya izin hak paten suatu obat adalah 20
tahun. Selisih harga memang cukup jauh, antara obat paten dan obatgenerik. Bisa mencapai 50 hingga
200 persen.Hal inilah yang membuat masyrakat memiliki anggapan masing-masing. Sebagian besar
menganggap bahwa obat generik bukan obat bermerek, sehingga tidak begitu manjur dalam menangani
penyakit.Sedangkan Obat Nama dagang (branded drugs) adalah obat dengan nama sediaan yang
ditetapkan pabrik pembuat dan terdaftar di departemen kesehatan negara yang bersangkutan, obat nama
dagang disebut juga obat merek terdaftar. Contoh: amoksan,diafac, pehamoxil, dan lain-lain.Biasanya
Obat merk dagang terdaftar atas nama si pembuat atau yang dikuasakan dan dijual dalam bungkus asli
yang dikeluarkan dari pabrik yang memproduksi.Berdasarkan UU No. 14 tahun 2001, masa berlaku paten
di Indonesia adalah 20 tahun.
6

2.4 Obat Standar

Obat merupakan salah satu komponen penting dalam pelayanan kesehatan karena intervensi obat
diperlukan dalam sebagian besar upaya penanganan penyakit. Dengan pengetahuan yang benar, kita akan
memperoleh manfaat maksimal dari obat dan dapat meminimalkan segala hal yang tidak diinginkan yang
dapat terjadi akibat pemakaian yang kurang tepat dari suatu obat.Untuk memenuhi kualifikasi obat yang
berstandar sesuai ketentuan yang berlaku,sebelum disetujui beredar di Indonesia, produk-produk obat
harus melalui penilaian khasiat, keamanan dan mutu, sehingga obat yang siap beredar telah memenuhi 3
kriteria tersebut.Standarisasi obat bukan dilakukan oleh Badan POM, tetapi oleh Farmakope Indonesia
(FI). Farmakope akan membantu menjamin konsumen menerima obat dengan kualitas yang tinggi dengan
menentukan standar sehingga pabrikan wajib memenuhi standar tersebut untuk memasarkan produk
mereka di Indonesia. Standar yang diatur dalam Farmakope Indonesia meliputi kemurnian, dan kadar zat
aktif, kapan dan seberapa cepat bentuk sediaan oral dari obat bioavailabel (terlarut dan terabsorpsi) dalam
tubuh,dan pelabelan dan penggunaan yang aman dari obat. Farmakope bersifat independen,tetapi bekerja
sangat erat dengan badan POM dan perusahaan obat. Obat standar bisa kita lihat di buku farmakope,
karena farmakope adalah buku resmi yang dikeluarkan oleh sebuah negara yang berisi standarisasi,
panduan dan pengujian sediaan obat. Sekarang Farmakope dijadikan referensi standar – kemurnian,
pengukuran akurat dari sampel obat- memungkinkan perusahaan obat untuk mengkalibrasi peralatan
analitiknya dan mengukur sampel obat yang diproduksi untuk menjamin akurasinya.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Menurut Undang Undang No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, obat adalah bahan atau paduan bahan,
termasuk produk biologi yang digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau
keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan
kesehatan dan kontrasepsi untuk manusia.

2. Obat yang dikonsumsi,akan melalui tahap-tahap tertentu. Ada beberapa tahap yangdilalui setelah
dicerna diantaranyaa.Tahap farmasetik, merupakan tahap pertama yang dilalui dengan merubah sejenis
obat ke dalam fase cair / larutan yang bertujuan agar bisa melalui membrane biologis. b.Tahap
farmakokinetika, merupakan tahap kedua yang dilalui obat untuk sampaike organ ekskreksi biasanya ada
beberapa fase dalam tahap ini yaitu tahap penyerapan (absopsi), penyebaran (distribusi), metabolisme,
dan pengeluaran(eksreksi).c.Tahap farmakodinamik, merupakan tahap terakhir yang di lalui setelah tahap
kedua, dimana pada tahap akhir ini akan menunjukkan hasil kinerja obat yang tercerna seperti efek
setelah mengkonsumsi obat bergantung pada konsentrasi.

3. Obat generik merupakan obat yang memiliki zat aktif yang sama dengan obat patenatau obat bermerk
lainnya. Harga obat generik bisa lebih murah karena perusahaan farmasi yang memproduksi obat ini tidak
perlu membayar royalti atas hak paten.Sehingga biaya yang dibebankan murni biaya produksi dari obat
generik. Untuk obat paten adalah jenis obat baru yang baru mulai diproduksi dan dipasarkan perusahaan
farmasi. Melewati berbagai riset, pengembangan, dan uji klinis. Bahkan kemasannya juga terlihat
menarik. Ini yang membuat harganya cukup mahal.4.Kualifikasi obat yang berstandar sesuai ketentuan
yang berlaku, sebelum disetujui beredar di Indonesia, produk-produk obat harus melalui penilaian khasiat,
keamanandan mutu.

3.2 Saran

Sebagai generasi muda di Indonesia kita diharapkan mampu berpegang teguh pada pedoman-
pedoman farmasi yang kita punya dan diharapkan untuk bisa mempergunakan obat-obat
dengan semestinya, sehingga menjadikan bidang farmasi diIndonesia lebih berkembang lagi
tentunya dengan kualitas dan kuantitas yang baik.Selain itu, apoteker atau tenaga kesehatan
lainnya juga harus lebih menggalakkan dalam upaya kesehatan masyarakat, misalnya dengan
melakukan penyuluhan, poster, leaflet.

DAFTAR PUSTAKA

Gitawati, R. (2008). Interaksi Obat Dan Beberapa Implikasinya.


Jurnal Media Litbang Kesehatan, 10.

Haeria. (2017). Pengantar Ilmu Farmasi. Makassar: UIN Alaudin Makassar.

Nuryati. (2017).
Farmakologi. Jakarta Selatan: Rekam Medis Informasi Kesehatan (RMIK).

Supardi, S. D. (2021). Kajian Peraturan Perundang-Undangan Tentang Pemberian


InformasiObat dan Obat Tradisional di Indonesia. Jurnal Kefarmasian Indonesia, 8.

Yusuf, F. (2016). Studi Perbandingan Obat Generik Dan Obat Nama Dagang. Jurnal
Farmanesia, 10.
8

Anda mungkin juga menyukai