29
p-ISSN: 2442-501x, e-ISSN: 2541-2892
Keadaan ini umumnya terjadi pada pasien yang masakan Indonesia. Daun ini juga banyak
gemuk atau mengalami obesitas (Taufiqurrohman, digunakan dalam kuliner Asia seperti di Malaysia,
2015). Thailand dan Vietnam. Daun salam bisa
Menurut estimasi WHO (2016) 7,0% digunakan dalam keadaan segar atau kering.
penduduk Indonesia mengalami Diabetes Mellitus Selain untuk bumbu masak, daun salam
Tipe 2. Berdasarkan Internasional Diabetes sebenarnya memiliki khasiat bagi kesehatan tubuh
Federation (IDF) Diabetes Mellitus Tipe 2 di yaitu untuk Diabetes Mellitus (Dafriani, 2016).
Indonesia merupakan urutan ketiga dari sepuluh Analisis fitokimia menunjukkan bahwa di dalam
negara, dimana urutan pertama China dan kedua daun salam terdapat kandungan minyak esensial,
Amerika Serikat. Hal ini berarti akan semakin tanin, flavonoid dan terpenoid. Flavonoid yang
meningkat penduduk yang beresiko tinggi untuk terkandung di dalam daun salam merupakan
menderita Diabetes Mellitus Tipe 2 (IDF, 2017). salah satu golongan senyawa yang dapat
Prevalensi Diabetes Mellitus di Indonesia menurunkan kadar glukosa darah. Daun salam
berdasarkan yang tertinggi terdapat di Sulawesi memiliki banyak manfaat yaitu mengobati
Tengah (3,7%), Sulawesi Utara (3,6%), Sulawesi kencing manis, kolesterol tinggi, hipertensi, diare,
Selatan (3,4%) dan Nusa Tenggara Timur (3,3%), dan gastritis. Analisis fitokimia menunjukkan
DI Yogyakarta (2,6%), DKI Jakarta (2,5%), kandungan minyak esensial, tanin, flavonoid dan
sedangkan Kalimantan Timur (2,3%) dan paling terpenoid dari daun salam. Flavonoid merupakan
rendah pada daerah Lampung (0,9%) (Riskesdas, salah satu golongan senyawa fenol yang diduga
2013). Tingginya peningkatan prevalensi dapat menurunkan kadar glukosa darah
penyandang Diabetes Mellitus di Indonesia dari (Widyawati, dkk, 2014).
tahun ke tahun disebabkan oleh pola hidup yang Hasil studi pendahuluan yang dilakukan
tidak sehat, bila makan yang tidak seimbang, dan peneliti pada tanggal 30 maret 2020 di RT 12/04
kurangnya aktivitas fisik atau olahraga (PERKENI, Kelurahan Warakas, di dapatkan jumlah
2011). penduduk usia pertengahan yang tinggal di RT
Prevalensi DM tipe 2 yang cenderung kian 12/04 Kelurahan Warakas berjumlah 27 jiwa.
meningkat ini membuat banyak peneliti tertarik Dari 27 jiwa di dapatkan 4 usia pertengahan yang
untuk mengembangkan obat anti DM. Obat mengalami Diabetes Mellitus.
Hipoglikemik Oral (OHO) merupakan pengobatan Berdasarkan hasil penelitian M. Fathur
lini utama untuk DM tipe 2. Obat-obatan Rahman (2018) terkait dengan penelitian
hipoglikemik oral ini pun sudah banyak yang “Pengaruh Air Rebusan Daun Salam (Syzygium
efektif menurunkan kadar gula darah yang tinggi Polyanthum) terhadap Kadar Gula Darah pada
namun komplikasi yang ditimbulkan oleh DM itu Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 di Wilayah Kerja
sendiri masih belum bisa dicegah dengan baik Puskesmas Wonorejo Samarinda” menunjukkan
sehingga masih diperlukan upaya untuk mencari hasil penelitian bahwa daun salam dapat
obat baru dengan kemampuan anti diabetes menurunkan kadar gula darah dengan hasil
fisiologis yang tepat sasaran, aman dan mudah sebelum pemberian daun salam rata-rata kadar
terjangkau atau ekonomis, juga gula 239 mg/dl dan setelah diberikan daun salam
merekomendasikan melakukan analisis tumbuhan kadar gula darah menurun menjadi 209 mg/dl.
dengan efek hipoglikemia, sehingga dapat ditemui Berdasarkan latar belakang diatas peneliti
bahan yang memiliki mekanisme kerja sebagai tertarik untuk melakukan Penelitian dengan judul
antidiabetik yang mendekati proses fisiologis “Penerapan Rebusan Daun Salam Terhadap
tubuh (Wild, 2014). Penurunan Kadar Gula Darah Pada Penderita
Daun salam (Syzygium Polyanthum) Diabetes Mellitus Tipe 2 di RT 12/04 Kelurahan
merupakan daun yang hampir selalu ada di dalam
30
p-ISSN: 2442-501x, e-ISSN: 2541-2892
Warakas, Jakarta Utara Tahun 2020”. tubuh kemudian mudah haus, mudah lapar,
mudah mengantuk dan badannya terasa lelah saat
METODE beraktivitas. Hal ini sama seperti teori dari (Saferi,
Penelitian ini menggunakan desain Andra & yessie, 2013) bahwa tanda gejala yang
penelitian studi kasus dengan melakukan dirasakan pada partisipan diabetes mellitus tipe 2
pengelolaan pemberian rebusan daun salam pada adalah banyak buang air kecil, banyak minum,
2 partisipan diabetes mellitus tipe 2 dari mulai banyak makan, kesemutan, gatal seluruh tubuh
tahap pengkajian, diagnosa, intervensi, dan badan rasa lemah. Pada pengkajian riwayat
implementasi keperawatan yang selanjutnya di penyakit sekarang partisipan mengatakan sering
amati dan di pelajari dengan menggunakan mengonsumsi nasi putih, teh manis, kopi susu
landasan teori dan penelitian tersebut dilaporkan setiap hari dan makanan yang manis-manis. Hal
secara deskriptif. Penelitian dilakukan di RT 12/04 ini sama dengan teori yang disampaikan oleh
Kelurahan Warakas Jakarta Utara, dari tanggal 3- (Rendy, 2012) yaitu pola hidup yang tidak sehat,
5 April 2020. bahwa penyebab yang dirasakan pada partisipan
diabetes mellitus adalah makanan berzat
HASIL DAN PEMBAHASAN karbohidrat tinggi yang sering mengonsumsi nasi
Pada tahap ini penulis ingin membahas putih setiap hari.
tentang “Penerapan Rebusan Daun Salam Sedangkan pada hasil pengkajian data
Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Pada pada Ny.A penulis menemukan adanya kesamaan
Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 di Jl Warakas 3 antara tinjauan teori dengan kasus yang ada, pada
Gang 7 RT 12/04 Kelurahan Warakas, Jakarta pengkajian Ny.A penulis mendapatkan data bahwa
Utara”. Prinsip dari pembahasan ini dengan partisipan mengatakan mengatakan sering buang
memfokuskan kebutuhan dasar manusia didalam air kecil pada malam hari 3-4 kali, kepalanya
asuhan keperawatan. Pada pembahasan ini dibuat suka merasa pusing, kaki sering merasa
untuk membandingkan antara tinjauan teori kesemutan pada 2 kaki kemudian mudah lelah,
dengan asuhan keperawatan yang terdiri dari: mudah lapar dan mudah mengantuk. Hal ini sama
pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi, dengan teori yang dikemukakan oleh (Saferi,
implementasi dan evaluasi keperawatan. Andra & yessie, 2013) bahwa tanda gejala yang
Pengkajian yang dilakukan pada Tn.S dan dirasakan pada partisipan diabetes mellitus tipe 2
Ny.A dilakukan secara menyeluruh mulai dar adalah banyak buang air kecil, banyak minum,
keluhan utama, riwayat kesehatan sekarang, banyak makan, kesemutan, gatal seluruh tubuh
riwayat kesehatan masa lalu, riwayat kesehatan dan badan rasa lemah. Pada pengkajian riwayat
keluarga, pola nutrisi, pola eliminasi, pola penyakit sekarang partisipan mengatakan
personal hygine dan pemeriksaan fisik. Hal ini Partisipan juga mengatakan suka mengonsumsi
sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh nasi putih setiap hari, sirup dan kue yang manis-
(Darmawan,2012) bahwa tahap-tahap manis. Hal ini sama dengan teori yang
pengumpulan data dimulai dari pengkajian, disampaikan oleh (Rendy, 2012) yaitu pola hidup
mencari informasi yang relevan yang kemudian yang tidak sehat, bahwa penyebab yang dirasakan
akan menjadikan langkah selanjutnya yang akan pada partisipan diabetes mellitus adalah makanan
diambil. berzat karbohidrat tinggi yang sering
Hasil pengkajian data pada Tn.S mengonsumsi nasi putih setiap hari.
menunjukkan bahwa partisipan mengalami Dari hasil analisa data yang dilakukan
diabetes mellitus tipe 2 sejak bulan november, kepada Tn. S dan Ny. A, masalah keperawatan
partisipan mengatakan sering buang air kecil utama yang ditemukan adalah resiko
pada malam hari 4-5 kali, gatal-gatal seluruh
31
p-ISSN: 2442-501x, e-ISSN: 2541-2892
ketidakstabilan kadar glukosa darah b.d konsumsi dan manfaat dari rebusan daun salam, kadar gula
makanan manis berlebih. darah Tn.S 179 mg/dl. Sedangkan respons yang di
Rencana keperawatan itu sendiri di dapatkan dari partisipan Ny.A pada hari ketiga
maksudkan untuk mengatasi masalah resiko partisipan mengatakan sudah jarang buang air
ketidakstabilan kadar glukosa darah pada kecil pada malam hari, kepalanya sudah tidak
partisipan Tn.S dan Ny.A penulis telah melakukan terasa pusing lagi, kaki sering merasa kesemutan
intervensi yang sama yang bertujuan agar resiko pada 2 kaki sudah berkurang kemudian tidak
ketidakstabilan kadar glukosa darah b.d konsumsi cepat lelah, haus dan mengantuk, partisipan juga
makanan manis berlebih mengalami penurunan mengatakan sudah berhenti mengonsumsi nasi
atau normalnya kadar gula dalam darah. Sesuai putih setiap hari, sirup dan kue yang manis-
dengan teori yang penulis dapatkan menurut teori manis, partisipan juga sudah tahu penyebab
Abraham Maslow, yaitu: Periksa kadar gula dalam tingginya kadar gula darah partisipan dan
darah partisipan sebelum partisipan diberi minum manfaat dari rebusan daun salam, kadar gula
rebusan daun salam, jelaskan hasil pemeriksaan, darah Ny.A 176 mg/dl.
jelaskan penyebab tingginya kadar gula dalam Dari hasil respons kedua partisipan,
darah partisipan, jelaskan manfaat dari rebusan penulis dapat menyimpulkan bahwa melakukan
daun salam, pemberian minum rebusan daun terapi pemberian minum rebusan daun salam
salam pada partisipan, periksa kadar gula dalam dapat menurunkan kadar gula dalam darah
darah partisipan setelah partisipan diberi minum partisipan. Terapi minum rebusan daun salam
rebusan daun salam 2x sehari (pagi dan sore) bermanfaat sebagai peluruh kencing (dieuretik).
selama 3 hari. Sebagai dieuretik daun salam mampu
Implementasi keperawatan yang memperbanyak produksi urin sehingga dapat
dilakukan pada kedua partisipan Tn.S dan Ny.A menurunkan kadar gula darah.
penulis menyamakan pada kedua implementasi Evaluasi keberhasilan minum rebusan
pada partisipan dengan lebih menekan kepada daun salam Ny.A lebih dahulu menunjukkan
pemberian rebusan daun salam. Hal ini sama responnya karena Ny.A sudah tidak
seperti penelitian yang dilakukan oleh (M. Fathur mengkonsumsi nasi putih setiap hari, sirup dan
Rahman, 2018) bahwa terapi rebusan daun salam kue yang manis-manis dan mematuhi jadwal
dapat diberikan sebagai penurunan kadar gula meminum rebusan daun salam dibandingkan
dalam darah secara sewaktu, terapi rebusan daun Tn.S. Namun Tn.S dan Ny.A juga memberikan
dilakukan sebagai terapi non-farmakologi dari respons bahwa kadar gula darah menurun secara
partisipan gula darah itu sendiri. sistematis saat diberikan minuman rebusan daun
Evaluasi yang sudah penulis lakukan salam.
yaitu untuk menilai respons dari kedua partisipan Hasil penelitian ini sesuai dengan
itu sendiri, di hari ketiga penelitian setelah penelitian (M. Fathur Rahman, 2018) bahwa
dilakukan minum rebusan daun salam Tn.S adanya pengaruh pemberian rebusan daun salam
mengatakan sudah jarang buang air kecil pada terhadap penurunan kadar gula darah.
malam hari, gatal-gatal seluruh tubuh sudah
berkurang kemudian tidak sering lapar, haus dan
mengantuk dan badannya sudah tidak terasa lelah KESIMPULAN
saat beraktivitas, partisipan juga mengatakan Hasil tindakan keperawatan yang telah
sudah mengurangi mengonsumsi nasi putih, teh dilakukan oleh penulis selama 3 kali 24 jam
manis, kopi susu setiap hari dan makanan yang diperoleh dari kedua partisipan itu sendiri
manis-manis, partisipan juga sudah tahu menunjukkan bahwa adanya penurunan kadar
penyebab tingginya kadar gula darah partisipan gula darah usai pemberian rebusan daun salam
32
p-ISSN: 2442-501x, e-ISSN: 2541-2892
dan dilihat dari evaluasi pada tanggal 5 April 0.1080/19382014.2015.1024405>.
2020 diperoleh bahwa kedua partisipan 6. Dalimartha. (2012). Tanaman Obat Di
menunjukkan adanya penurunan kadar gula Lingkungan Sekitar. Jakarta: Puspa Swara.
darah setelah di berikan rebusan daun salam, 7. Herliana, Ersi. (2013). Penyakit Asam Urat
kadar gula darah Tn.S sebelum di berikan terapi Kandas Berkat Herbal. FMedia, Jakarta.
rebusan daun salam yaitu 260 mg/dL, sedangkan 8. Internasional Diabetes Federation. (2017). IDF
gula darah Ny. A di dapatkan hasil yaitu 248 Diabetes Atlas Eight Edition. Internasional
mg/dL, kemudian setelah di berikan terapi Diabetes Federation.
rebusan daun salam, gula darah Tn.S 179 mg/dL, 9. Kementerian Kesehatan RI. (2014). Situasi dan
sedangkan gula darah pada Ny.A 176 mg/dL. Analisis Diabetes. Jakarta: Kementerian
Kedua partisipan Tn.S dan Ny.A mampu Kesehatan RI.
melakukan prosedur rebusan daun salam yang 10. Kimberly A. J. Bilotta. (2011).Kapita Selecta
sudah di ajarkan penulis kepada partisipan. Penyakit dengan Implikasi keperawatan
Dari hasil respons kedua partisipan, (Nurse’s Quick Check: Diseases).Edisi
penulis dapat menyimpulkan bahwa melakukan 2.Jakarta: ECG.
terapi pemberian minum rebusan daun salam 11. Lyndon, Saputra. (2014). Medikal Bedah
dapat menurunkan kadar gula dalam darah Endokrin, Jakarta: Binarupa Aksara.
partisipan. Terapi minum rebusan daun salam 12. Maryam, R. dkk. (2017). Mengenal Usia
bermanfaat sebagai peluruh kencing (dieuretik). Lanjut dan Perawatannya. Jakarta: Salemba
Sebagai dieuretik daun salam mampu Medika.
memperbanyak produksi urin sehingga dapat 13. Mubarak, W. I. (2011). Promosi Kesehatan.
menurunkan kadar gula darah. Jogyakarta: Graha ilmu.
14. Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi Penelitian
DAFTAR PUSTAKA Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
1. Brunner & Suddarth, (2013). Buku Ajar 15. Nurarif, Amin Huda. (2015). Aplikasi Asuhan
Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 volume 2. Keperawatan NANDA NIC-NOC. Jogjakarta:
Jakarta EGC. MediAction jogja.
2. Corwin, Elizabeth J. (2011). Buku Saku 16. Pengurus Besar PERKENI (Perkumpulan
Patofisiologi Edisi 3. Jakarta: EGC. Endokrinologi Indonesia). (2011). Konsensus
3. Dafriani, P. (2016). Pengaruh Rebusan Daun Pencegahan dan Pengelolaan Diabetes Melitus
Salam (Syzigium Polyanthum Wight Walp) Tipe 2 di Indonesia. Jakarta.
terhadap Tekanan Darah Pasien Hipertensi di 17. Putri, N. H., & Isfandiari, M. A. (2013).
Sungai Bungkal, Kerinci 2016. Jurnal Hubungan Pilar Pengendalian DM Tipe 2
Kesehatan Medika Saintika, 7(2), 25–34. dengan Rerata Kadar Gula Darah. Berkala
4. Dafriani, P., Herlina, A., & Yatni, H. (2018). Epidemiologi, 1( 2), 234-243.
Pengaruh Rebusan Daun Salam Terhadap 18. Potter, Perry. (2010). Fundamental Of
Penurunan Kadar Gula Darah Pada Pasien Nursing: Consep, Proses and Practice. Edisi 7.
Diabetes Mellitus Tipe II Di Wilayah Kerja Vol. 3. Jakarta: EGC.
Puskesmas Alai Padang Tahun 2018. 19. Rahman, F. M. (2018). Pengaruh Air Rebusan
Kesehatan Saintika Meditory, 1(1), 53–63. Daun Salam (Syzygium Polyanthum)
5. Dolensek, J, Rupnik, MS & Stozer, A. (2015). Terhadap Kadar Gula Darah Pada Pasien
Structural Similarities and Differences Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Wilayah Kerja
Between The Human and The Mouse Puskesmas Wonorejo Samarinda. Universitas
Pancreas, Islets, Vol 7, viewed 28 Maret Muhammadiyah Kalimantan Timur.
2016.<http://www.tandfonline.com/doi/pdf/1 20. Rendy, M Clevo dan Margareth TH. (2012).
33
p-ISSN: 2442-501x, e-ISSN: 2541-2892
Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Penyakit
Dalam.Yogyakarta : Nuha Medika.
21. Riset Kesehatan Dasar. (2013). Riset
Kesehatan Dasar. Jakarta: Badan Penelitian
Dan Pengembangan Kesehatan Kementrian
Indonesia.
22. Saferi Andra W., Yessie M. (2013).
Keperawatan Medikal Bedah (Keperawatan
Dewasa). Yogyakarta: Nuha Medika.
23. Taufiqurrohman. (2015). Indonesian Bay
Leaves As Antidiabetic for Type 2 Diabetes
Mellitus. J Majority, 4(3), 104.
24. Widyawati, Tri, dkk. (2015). Anti-diabetic
Activity of Syzygium polyanthum (Wight.)
Leaf Extract, TheMost Commonly Use Herb
Among Diabetic Patients in Medan, North
Sumatera, Indonesia. International Journal of
Pharmaceutical Sciences and Research. 6 (4):
2320 - 5148.
25. Wild, S. (2014). Global Prevalence of
diabetes-estimates for the year 2000 and
projection for 2030. Diabetes care, No 5 Vol
27.
26. Winarto. (2010). Tanaman Obat Indonesia
untuk Pengobat Herbal Jilid 1. Jakarta:
Karyasari Herba Media.p 100-101.
27. WHO (Word Health Organisation). (2014).
Angka Kejadian Diabetes Mellitus.
28. WHO (World Health Organization). (2016).
Global Report On Diabetes. France.
34
p-ISSN: 2442-501x, e-ISSN: 2541-2892