PENDAHULUAN
glukosa dalam darah melebihi batas normal. Hiperglikemia merupakan salah satu
tanda khas penyakit diabetes melitus (DM), meskipun juga mungkin didapatkan
beberapa pada keadaan yang lain. Saat ini penelitian epidemiologi menunjukkan
global.(1)
Kasus diabetes melitus yang banyak dijumpai adalah diabetes melitus tipe-
2, yang ditandai adanya gangguan sekresi insulin ataupun gangguan kerja insulin.
Penyebab terjadinya DM Tipe-2 ini dipengaruhi oleh gaya hidup, genetik, dan
1
nutrisi medik, kegiatan jasmani dan penurunan berat badan bila didapat berat
farmakologis disamping tetap melakukan makan dan aktivitas fisik yang sesuai.
Pada pasien yang telah positif DM diberikan edukasi yang bertujuan sebagai
2
BAB II
PEMBAHASAN
dengan adanya peningkatan kadar gula darah yang disebabkan karena defek
insensivitas sel terhadap insulin. Kadar insulin mungkin sedikit menurun atau
berada dalam rentang normal. Karena insulin tetap dihasilkan oleh sel-sel beta
pankreas, maka diabetes melitus tipe-2 dianggap sebagai non insulin dependent
diabetes melitus. Diabetes melitus tipe-2 ditandai dengan adanya kenaikan gula
darah akibat penurunan sekresi insulin oleh sel beta pankreas dan atau
3
berusaha untuk mencari obat untuk menyembuhkannya dan ada pula yang
penyakit tidak menular yang akan meningkat jumlahnya dimasa yang akan
datang. Diabetes sudah merupakan salah satu ancaman utama bagi kesehatan
umat manusia dimasa akan datang. WHO membuat perkiraan bahwa pada
tahun 2025 penderita diabetes melitus menjadi 300 juta orang dengan rata-rata
antara 3-6% dari orang dewasanya. Angka ini merupakan baku emas untuk
4
membandingkan kekerapan diabetes antar berbagai kelompok etnik tertentu
kecuali didua tempat yaitu di pekajangan, suatu desa dekat semarang, 2,3% dan
di manado 6%.(2)
5
Kejadian DM Tipe 2 pada wanita lebih tinggi daripada laki-
memiliki peluang peningkatan indeks masa tubuh yang lebih besar. Hasil Riset
membesar sampai 57%, pada tahun 2012 angka kejadian diabetes melitus
melitus tipe 2 adalah 95% dari populasi dunia yang menderita diabetes mellitus
menyimpulkan mungkin angka itu tinggi karena pada studi itu populasinya
terdiri dari orang-orang yang datang dengan sukarela, jadi agak lebih selektif.(2)
6
2.3. Patogenesis Diabetes Melitus Tipe-2
Pada saat diagnosis DM tipe-2 ditegakkan, fungsi sel beta sudah sangat
berkurang. Obat anti diabetik yang bekerja melalui jalur ini adalah
2.3.2. Liver
Pada penderita DM tipe-2 terjadi resistensi insulin yang berat dan memicu
2.3.3. Otot
glikogen, dan penurunan oksidasi glukosa. Obat yang bekerja di jalur ini
7
proses glukoneogenesis, dan mencetuskan resistensi insulin di liver dan otot.
oleh FFA ini disebut sebagai lipotoxocity. Obat yang bekerja dijalur ini
adalah tiazolidindion.(1)
2.3.5. Usus
2.3.7. Ginjal
tipe-2. Ginjal memfiltrasi sekitar 163 gram glukosa sehari. Sembilan puluh
persen dari glukosa terfiltrasi ini akan diserap kembali melalui peran SGLT-
8
proksimal. Sedang 10% sisanya akan di absorbsi melalui peran SGLT-1
pada tubulus desenden dan asenden, sehingga akhirnya tidak ada glukosa
urine. Obat yang bekerja di jalur ini adalah SGLT-2 inhibitor. Dapaglifozin
2.3.8. Otak
Insulin merupakan penekan nafsu makan yang kuat. Pada individu yang
asupan makanan justru meningkat akibat adanya resistensi insulin yang juga
terjadi di otak. Obat yang bekerja di jalur Ini adalah GLP-1 agonis, amylin
dan bromokriptin.(1)
1. Resistensi insulin
insulin, namun karena sel sel sasaran insulin gagal atau tidak mampu merespon
insulin secara normal. Keadaan ini lazim disebut sebagai “resistensi insulin”.
Resistensi insulinbanyak terjadi akibat dari obesitas dan kurang nya aktivitas
fisik serta penuaan. Pada penderita diabetes melitus tipe 2 dapat juga terjadi
9
produksi glukosa hepatik yang berlebihan namun tidak terjadi pengrusakan sel-
fungsi insulin pada penderita diabetes melitus tipe 2 hanya bersifat relatif dan
tidak absolut.(6)
insulin.(6)
rasa lapar yang berlebihan), dan penurunan berat badan yang tidak
2.5.2. Keluhan lain diabetes melitus : lemah badan, kesemutan, gatal, mata
kabur, dan disfungsi ereksi pada pria, serta pruritus vulva pada
wanita.(1)
10
2.5.3. Manifestasi klinik diabetes melitus pada rongga mulut berupa
glukosa secara enzimatik dengan bahan plasma darah vena. Pemantauan hasil
kapiler dengan glukometer. Diagnosis tidak dapat ditegakkan atas dasar adanya
glukosuria.(1)
11
b. Toleransi Glukosa Terganggu (TGT): Hasil pemeriksaan glukosa plasma 2
jam setelah TTGO antara 140-199 mg/dl dan glukosa plasma puasa <100
mg/dl;
12
Pemeriksaan Penyaring dilakukan untuk menegakkan diagnosis
Diabetes Melitus Tipe-2 (DMT2) dan prediabetes pada kelompok risiko tinggi
1. Kelompok dengan berat badan lebih (Indeks Massa Tubuh [IMT] ≥23
kg/m2) yang disertai dengan satu atau lebih faktor risiko sebagai berikut:
keluarga).
hipertensi).
h. Riwayat prediabetes.
13
Pada keadaan yang tidak memungkinkan dan tidak tersedia fasilitas
DM. Dalam hal ini harus diperhatikan adanya perbedaan hasil pemeriksaan
glukosa darah plasma vena dan glukosa darah kapiler seperti pada tabel-6 di
bawah ini.(1)
Tabel 5 : kadar glukosa darah sewaktu dan puasa sebagai patokan penyaring
dan diagnosis DM (mg/dl)
2.7.1. Edukasi
sebagai bagian dari upaya pencegahan dan merupakan bagian yang sangat
dari anggota tim (dokter, ahli gizi, petugas kesehatan yang lain serta pasien
14
dan keluarganya). Guna mencapai sasaran terapi TNM sebaiknya diberikan
anjuran makan untuk masyarakat umum, yaitu makanan yang seimbang dan
2.7.3. Jasmani
latihan jasmani dilakukan secara secara teratur sebanyak 3-5 kali perminggu
selama sekitar 30-45 menit, dengan total 150 menit perminggu. Jeda antar
dan bila >250 mg/dL dianjurkan untuk menunda latihan jasmani. Kegiatan
meskipun dianjurkan untuk selalu aktif setiap hari. Latihan jasmani selain
15
yang bersifat aerobik dengan intensitas sedang (50-70% denyut jantung
latihan jasmani (gaya hidup sehat). Terapi farmakologis terdiri dari obat oral
- Sulfonilurea
- Glinid
secara oral dan diekskresi secara cepat melalui hati. Obat ini dapat
16
mengatasi hiperglikemia post prandial. Efek samping yang
- Metformin
- Tiazolidindion (TLZ)
yang terdapat antara lain di sel otot, lemak, dan hati. Golongan ini
17
yang tinggi dalam bentuk aktif. Aktivitas GLP-1 untuk meningkatkan
18
B. Obat antihiperglikemia suntik
a. Insulin
- Krisis Hiperglikemia
stroke)
19
Efek samping insulin dapat berupa hipoglikemia dan berupa reaksi
baru untuk pengobatan DM. Agonis GLP-1 dapat bekerja pada sel-beta
Indonesia sejak April 2015, tiap pen berisi 18 mg dalam 3 ml. Dosis
20
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.1.2. Terdapat 3 jenis klasifikasi diabetes melitus, yaitu tipe-1, tipe-2, dan tipe
lain.
juta orang.
3.1.4. Secara garis besar penyebab diabetes melitus terdiri atas kegagalan sel
pankreas, liver, otot, sel lemak, usus, sel alpha pankreas, ginjal, dan
otak.
yang berperan, yaitu resistensi insulin dan disfungsi sel beta pankreas.
21
gingivitis, periodontitis, karies gigi, stomatitis, kegoyangan gigi,
22