Anda di halaman 1dari 30

Vol 1, No 1, April 2017 ISSN 2580-2194

PENGARUH SENAM TERHADAP KADAR GULA DARAH PADA


PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI RSUD PURI
HUSADA TEMBILAHAN TAHUN 2016

Ridha Hidayat
Dosen FIK Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia
ridhahidayat@yahoo.co.id

ABSTRAK

Diabetes mellitus merupakan penyakit yang berjangka panjang maka bila diabaikan
komplikasi penyakit diabetes mellitus dapat menyerang seluruh anggota tubuh yang di
akibatkan dari kadar gula darah yang tidak terkontrol pada pengidap diabetes. Dampak
dari Diabetes Mellitus ini dapat berupa gangguan makrovaskuler maupun mikrovaskuler
seperti penyakit jantung, penyakit vaskuler perifer, gagal ginjal, kerusakan syaraf dan
kebutaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh senam diabetes terhadap
kadar gula darah pada penderita diabetes mellitus tipe 2 di RSUD Puri Husada
Tembilahan Tahun 2016. Penelitian bersifat eksperimen dengan desain eksperimen
semu. Populasi penelitian sebanyak 107 orang, dengan sampel sebanyak 20 orang
diambil dengan teknik purposive sampling. Analisi data menggunakan uji willcoxon
dengan hasilpenelitianmenunjukkan ada pengaruh senam diabetes terhadap kadar gula
darah pada penderita diabetes mellitus tipe 2 dengan nilai p value 0,000.
Disarankanbagiselingkungan RSUD Puri Husada agar selalu memberikan penyuluhan-
penyuluhan terhadap penyakit diabetes mellitus dan instruktur senam diabetes agar lebih
memperhatikan penderita diabetes dengan menambah waktu latihan terhadap penderita
diabetes mellitus dalam melakukan kegiatan senam diabetes.

Kata kunci : Senam Diabetes, Kadar Gula Darah, Diabetes Mellitus Tipe 2
Kepustakaan : 2006-2016

PENDAHULUAN mungkin dengan normal. Akan tetapi


kadar gula darah yang benar-benar
Diabetes mellitusmerupakan normal sulit untuk dipertahankan,
penyakit yang berjangka panjang hal ini disebabkan karena pasien
maka bila diabaikan komplikasi kurang disiplin dalam menjalankan
penyakit diabetes mellitus dapat diet atau tidak mampu mengurangi
menyerang seluruh anggota tubuh jumlah kalori makanannya
yang di akibatkan dari kadar gula (Soegondo, 2015)
darah yang tidak terkontrol pada Meningkatnya prevelensi
pengidap diabetes, tindakan diabetes mellitus tipe 2 di beberapa
pengendalian diabetes untuk Negara berkembang akibat
mencegah terjadinya komplikasi peningkatan kemakmuran di Negara
sangatlah diperlukan khususnya bersangkutan akhir-akhir ini banyak
menjaga tingkat gula darah sedekat disoroti. Peningkatan perkapita dan

Jurnal Ners Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai Page 51


Vol 1, No 1, April 2017 ISSN 2580-2194

perkembangan gaya hidup terutama Berdasarkan Riset Kesehatan


di kota-kota besar, menyebabkan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2013
peningkatan penyakit degeneratif, di Indonesia didapatkan bahwa
salah satunya adalah penyakit proporsi diabetes mellitus tipe 2
diabetes mellitus tipe 2. Diabetes sebesar 6,9 %, TGT ( Toleransi Gula
mellitus tipe 2 merupakan salah satu Terganggu ) sebesar 29,9% dan GDP
masalah kesehatan yang berdampak ( Gula Darah Puasa ) terganggu
produktifitas dan dapat menurunkan sebesar 36,6%, terjadi peningkatan
sumber daya manusia, penyakit ini sebesar 1,5-2,3 % dibandingkan pada
tidak hanya berpengaruh secara tahun 2007
individu tetapi system kesehatan Indragiri Hilir memilki
suatu negara (Sudoyo, 2007) prevelensi diabetes mellitus tipe
Kontrol diabetes mellitus tipe 2 2yang terdiagnosa oleh petugas
yang buruk dapat mengakibatkan kesehatan sebesar 0,7 % dan yang
hiperglikemia dalam jangka panjang, terdiagnosa dan dengan gejala
yang menjadi pemicu beberapa sebesar 0,7 % sejalan dengan itu data
komplikasi yang serius baik Dinas Kesehatan Provinsi Riau tahun
makrovaskular maupun 2013 menunjukan bahwa prevalensi
mikrovaskular seperti penyakit diabetes mellitus tipe 2, baik
jantung, penyakit vaskuler perifer, berdasarkan diagnosis maupun
gagal ginjal, kerusakan saraf dan diagnosis dan gejala, secara rerata di
kebutaan. Banyaknya komplikasi tingkat Provinsi Riau didapatkan
yang mengiringi penyakit diabetes angka lebih tinggi daripada angka
mellitus tipe 2 telah memberikan nasional. Penyakit ini tersebar di
kontribusi terjadinya perubahan fisik, seluruh Kabupaten dan Kota di Riau,
psikologis maupun sosial (Anani, penderita diabetes mellitustipe 2 di
2012) Indragiri Hilir didominasi oleh
Hari Diabetes Sedunia (World perempuan yaitu 1,1% dengan
Diabetes Day, WDD) diperingati rentang umur 55-64 tahun dengan 4,6
untuk meningkatkan perhatian %.
terhadap diabetes yang kejadiannya Prevelesi penderitadiabetes
terus meningkat di dunia, diprakarsai mellitus tipe 2wilayah kerja RSUD
oleh International Diabetes Puri Husadapada tahun 2013
Federation (IDF) dan World Health sebanyak 340 orang, terjadi
Organization (WHO). WDD peningkatan pada tahun 2014
diperingati sejak tahun 1991 setiap menjadi 379 orang dan pada tahun
tanggal 14 November. Estimasi 2015 meningkat menjadi 421 orang
terakhir IDF, terdapat 382 juta orang dengan jumlah kunjungan tiap bulan
yang hidup dengan diabetes di dunia diperkirakan sebanyak 90kunjungan ,
pada tahun 2013. Pada tahun 2035 pada tahun 2016 data menyebutkan
jumlah tersebut diperkirakan akan bahwa bulan Januari ada 107 orang
meningkat menjadi 592 juta orang. penderita diabetes mellitus tipe 2
Diperkirakan dari 382 juta orang yang berkunjung di RSUD Puri
tersebut, 175 juta diantaranya belum Husada, dengan kata lain terjadi
terdiagnosa, sehingga terancam peningkatan jumlah kunjungan
berkembang progresif menjadi penderita diabetes mellitus tipe 2 di
komplikasi tanpa disadari dan tanpa RSUD Puri Husada.
pencegahan (Arisman, 2010)

Jurnal Ners Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai Page 52


Vol 1, No 1, April 2017 ISSN 2580-2194

Dalam hal perencanaan diet akan pentingnya aktifitas fisik


sebenarnya tidak ada makanan yang (senam).
dilarang untuk pasien diabetes Pada zaman sekarang ini,
mellitus tipe 2 tapi hanya dibatasi banyak penderita diabetes mellitus
saja sesuai kebutuhan kalori tipe 2 yang lebih fokus dan hanya
penderita tersebut. Menu makanan mengutamakan pada penanganan diet
juga sama dengan menu keluarga dan mengkonsumsi obat-obatan,
dirumah. Maka yang menjadi kunci padahal penanganan diet yang teratur
keberhasilan pengelolaan penyakit belum menjamin akan terkontrolnya
diabetes mellitus tipe 2 adalah kadar glukosa dalam darah, akan
makanlah sesuai dengan kebutuhan tetapi hal ini harus diseimbangi
kalori. Kedua adalah latihan dengan latihan fisik yang sesuai.
(olahraga) merupakan salah satu cara Sebab jika penderita diabetes
untuk mengontrol kadar glukosa mellitus tipe 2 tidak melakukan
dalam darah sebab dengan olahraga aktifitas fisik maka metabolisme otot
dapat meningkatkan pemakaian yang terjadi hanya sedikit, sehingga
glukosa oleh otot yang aktif. Cara pemakaian glukosa dalam darah
ketiga adalah obat-obatan, pada berkurang, hal ini dapat
penderta diabetes mellitus tipe 2obat- menyebabkan penumpukan glukosa
obatan bersifat seumur hidup untuk dalam darah, sehingga kadar glukosa
dapat mengendalikan kadar gula dalam darah tinggi.
darah agar selalu terkontrol dengan Keseimbangan antara diet,
baik dan cara terakhir adalah latihan, obat-obatan dan penyuluhan
penyuluhan, penyuluhan yang sangatlah penting, sebab dengan diet
berkelanjutan dan membimbing yang sesuai dengan kebutuhan,
untuk penderita diabetes mellitus tipe disertai dengan latihan yang teratur
2 sangat berguna sehingga pasien akan membantu pengambilan
diabetes mellitustipe 2 menjadi glukosa dalam darah oleh otot-otot
mandiri, misalnya penyuluhan yang aktif pada saat berolahraga. Hal
tentang apa itu penyakit diabetes ini berarti latihan fisik ini salah satu
mellitus tipe 2,bagaimana upaya faktor yang harus dilakukan oleh
pencegahan agar tidak sampai terjadi para penderita diabetes mellitus tipe
komplikasi yang tidak diinginkan, 2 agar tidak terjadi komplikasi yang
serta bagaimana mengatasi penyakit lebih berat (Novitasari, 2012)
diabetes mellitus tipe 2 yang sudah Pada penderita diabetes
berkomplikasi agar tidak semakin mellitus tipe 1, latihan fisik kurang
parah (Titin, 2010).Aktifitas atau bermanfaat dalam penurunan kadar
pergerakan tubuh sering diabaikan glukosa darah, sebab pada diabetes
oleh setiap penderita diabetes melitus tipe I kadar insulinnya
mellitus tipe 2, hal ini dapat rendah oleh karena ketidakmampuan
disebabkan oleh berbagai faktor pankreas dalam memproduksi
seperti keterbatasan waktu untuk insulin, sehingga penderita diabetes
melakukan senam (latihan fisik) oleh melitus tipe 1 mudah mengalami
karena pekerjaan, usia yang tidak hipoglikemi selama dan segera
memungkinkan, dan minat yang setelah olahraga atau latihan jasmani
kurang untuk melakukan aktifitas (Ilyas, 2009).
fisik, serta kurangnya pengetahuan Pada penderita diabetes
mellitus tipe 2, latihan jasmani

Jurnal Ners Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai Page 53


Vol 1, No 1, April 2017 ISSN 2580-2194

memiliki peran utama dalam dibuktikan dengan penurunan kadar


pengaturan kadar glukosa darah. glukosa darah rata-rata 60, 767 mg
Pada penderita diabetes mellitus tipe pada penelitian yang dia lakukan
2, produksi insulin tidak terganggu, pada penderita diabetes mellitus tipe
tetapi karena respon reseptor pada sel 1 dan 2
terhadap insulin (resistensi) masih Manfaat dari senam diabetes
kurang, maka insulin tidak dapat yaitu Mengontrol gula darah,
membantu transfer glukosa kedalam terutama pada diabetes mellitus tipe
sel. Pada saat berolahraga, keadaan 2 yang mengikuti olahraga
permeabilitas membran terhadap teratur,Menghambat dan
glukosa meningkat pada otot yang memperbaiki faktor resiko penyakit
berkontraksi sehingga resistensi kardiovaskuler yang banyak terjadi
insulin berkurang, dengan kata lain pada penderita diabetes mellitus tipe
sensitivitas insulin meningkat 2,Senam diabetesdapat memperbaiki
(Anggriyana, 2010). profil lemak darah, dan kolesterol
Aktifitas fisik merupakan cara total, serta memperbaiki sirkulasi dan
yang sangat penting untuk dilakukan tekanan darah,Menurunkan berat
oleh penderita diabetes mellitus tipe badan, pengaturan olahraga secara
2 terutama dalam menangani optimal dan diet diabetes mellitustipe
peningkatan glukosa dalam darah. 2pada penderita
Salah satu latihan yang dianjurkan kegemukan,Memperbaiki gejala-
adalah senam diabetes. Senam gejala muskuloskeletal otot, tulang,
diabetes adalah senam fisik yang sendi, serta gejala-gejala neuropati
dirancang menurut usia dan status perifer seperti kesemutan, dan
fisik dan merupakan bagian dari kebas,Mencegah terjadinya diabetes
pengobatan diabetes mellitus tipe 2. mellitus tipe 2 yang dini terutama
Senam diabetes dibuat oleh para bagi orang-orang dengan riwayat
spesialis yang berkaitan dengan keluarga diabetes mellitus tipe 2,
diabetes, diantaranya adalah Mengurangi kebutuhan pemakaian
rehabilitasi medis, penyakit dalam, obat oral dan insulin.
olahraga kesehatan, serta ahli gizi Strategi intervensi keperawatan
dan sanggar senam (Sumarni, 2008). komunitas dalam konteks asuhan
Senam tersebut khusus keperawatan pada agregat diabetisi
dirancang untuk pasien diabetes memiliki beberapa karakteristik,
mellitus tipe 2 dan gerakan senam yaitu berfokus pada populasi baik
diabetes tidak jauh beda dari senam yang sehat maupun yang berisiko
kesehatan jasmani (SKJ) yaitu menderita diabetes mellitus,
pemanasan, gerakan inti, beriorientasi pada peningkatan peran
pendinginan. Senam diabetes serta aktif dalam pengelolaan
dilakukan secara teratur 3-5 kali diabetes mellitus secara mandiri,
dalam seminggu dengan durasi 30-60 berfokus pada upaya promotif dan
menit. Gerakan yang mudah preventif baik pencegahan primer,
dilakukan, serta ekonomis (Ilyas, sekunder, dan tersier. Intervensi
2009). pendidikan kesehatan dalam
Dari hasil penelitian (Indriati, pengelolaan diabetes secara mandiri
1990) mengatakan bahwa adanya di tingkat komunitas atau populasi,
pengaruh latihan fisik dengan memiliki perhatian terhadap
turunnya kadar glukosa darah, hal ini peningkatan derajat kesehatan pada

Jurnal Ners Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai Page 54


Vol 1, No 1, April 2017 ISSN 2580-2194

semua kelompok umur terutama RSUD Puri Husada


kelompok berisiko diabetes mellitus Tembilahan Tahun 2016.
(Ribonson, 2008) c. Untuk mengetahui pengaruh
Dari hasil survey awal yang senam diabetes terhadap
dilakukan peneliti tanggal 28 s.d 29 kadar gula darah pada
Maret 2016 di RSUD Puri Husada penderita diabetes mellitus
terdapat 10 responden, ada 5 tipe 2 di RSUD Puri Husada
responden diantaranya yang pernah Tembilahan Tahun 2016
melakukan / rutin berolahraga, 3
responden diantaranya mengetahui Manfaat Penelitian
tentang senam diabetes, 2 responden 1. Aspek Teoritis
diantaranya pernah melakukan Bagi institusi pendidikan
senam diabetes. kesehatan dapat dimanfaatkan
Berdasarkan permasalahan sebagai bahan masukan untuk
yang telah disebutkan maka peneliti mengembangkan ilmu
tertarik melakukan penelitian tentang pengetahuan, bagi peneliti
“Pengaruh Senam DiabetesTerhadap selanjutnya dalam menyusun
Kadar Gula Darah Pada Penderita hipotesa baru ataupun dengan
Diabetes Mellitus Tipe 2 Di RSUD jenis penelitian yang berbeda.
Puri Husada Tembilahan Tahun 2. Aspek Praktis
2016” Dapat digunakan oleh
Rumusan Masalah tenaga kesehatan dalam
Berdasarkan uraian latar meningkatkan pelayanan
belakang di atas, maka permasalahan kesehatan dan diharapkan dapat
yang dapat dirumuskan oleh penulis dijadikan sebagai bahan
adalah “Adakah Pengaruh Senam perencanaan dan evaluasi
Terhadap Kadar Gula Darah Pada terhadap permasalahan yang ada.
Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2
Di RSUD Puri Husada Tembilahan TINJAUAN KEPUSTAKAAN
Tahun 2016?”
Tujuan Penelitian 1. Pengertian Diabetes Mellitus
1. Tujuan Umum Diabetes mellitus adalah
Untuk mengetahui pengaruh gangguan endokrin kronik dalam
senam diabetes terhadap kadar metabolisme glukosa. Ini akibat
gula darah pada penderita diabetes dari defek produksi atau kerja
mellitus tipe 2 di RSUD Puri insulin dan dicirikan dengan
Husada Tembilahan Tahun 2016 metabolisme karbohidrat, protein,
2. Tujuan Khusus dan lemak secara abnormal, yang
a. Untuk mengetahui kadar gula mengakibatkan hiperglikemia.
darah pada penderita diabetes Diabetes mellitus adalah
mellitus tipe 2 sebelum gangguan endokrin yang paling
melakukan senam diabetes di umum dan meski pun etiologi
RSUD Puri Husada tepatnya masih tidak pasti, faktor
Tembilahan Tahun 2016. lingkungan yang digabungkan
b. Untuk mengetahui kadar gula dengan kerentanan genetik
darah pada penderita diabetes menentukan individu mana yang
mellitus tipe 2 sesudah secara aktual mengalami sindrom
melakukan senam diabetes di

Jurnal Ners Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai Page 55


Vol 1, No 1, April 2017 ISSN 2580-2194

klinis dan menentukan kapan 5) Karena obat/zat kimia :


waktu awitannya (Ernawati, 2013) vacor, pentamidin, asam
Diabetes mellitus nikotinat, hormon tiroid
merupakan sekelompok kelainan 6) Infeksi : rubella kongenital
heterogen yang ditandai oleh 7) Imunologi (jarang) :
kenaikan kadar glukosa dalam antibody antireseptor
darah atau hiperglikemia. insulin
Diabetes mellitus adalah suatu 8) Sindrom genetik lain
kumpulan gejala yang timbul pada 9) Diabetes kehamilan
seseorang yang disebabkan oleh (Arisman, 2010)
karena adanya peningkatan kadar 3. Insiden diabetes mellitus tipe 2
gula darah akibat kekurangan Insidens diabetes mellitus
insulin baik absolut maupun tipe 2 tampak meningkat, dan
relatif (Padila, 2012) faktor yang mungkin berhubungan
2. Klasifikasi Diabetes Mellitus dengan peningktan insidensi ini
Klasifikasi diabetes mellitus adalah faktor lingkungan.
menurut ADA (American Prevalensi diabetes mellitus tipe 2
Diabetes Association) 2009 yaitu : pada bangsa kulit putih berkisar
a. Tipe 1, Diabetes tipe ini antara 3-6% dari orang
disebabkan karena destruksi sel dewasanya. Untuk semua
beta pankreas yang bertugas kelompok usia di seluruh dunia
menghasilkan insulin. Tipe ini diperkirakan 2,8% pada tahun
menjurus ke defisiensi insulin 2000 dan diperkirakan meningkat
absolut, proses destruksi ini sampai 4,4 % pada tahun 2030.
dapat terjadi karena proses Jumlah total orang mengidap
imunologik maupun idiopatik. diabetes tipe 2 diperkirakan
b. Tipe 2, tipe ini bervariasi meningkat dari 171 juta pada
mulai dari yang predominan tahun 2000 menjadi 366 juta pada
resistensi insulin disertai tahun 2020.
defisiensi insulin relatif sampai Biaya untuk kualitas hidup
yang predominan gangguan individu, ekonomi dan masyarakat
sekresi insulin bersama telah jelas. Diabetes mellitus tipe
resistensi insulin. 2 menimbulkan komplikasi serius
c. Diabetes mellitus tipe lain : seperti penyakit jantung,
1) Defek genetik fungsi sel kebutaan, gagal ginjal, dan stroke
beta akibat mutasi di serta kerusakan saraf yang
kromosom 12 (HNF-α), 7 menyebabkan amputasi (Wylie,
(glukokinase), 20 (HNF-α), 2010)
13 (insulin promoter 4. Etiologi Diabetes Mellitus Tipe
factor), 17 (HNF-α), 2 2
(Neuro D1) Melihat tendensi kenaikan
2) Defek genetik kerja insulin prevalensi diabetes secara global
: resistens insulin tipe A terutama disebabkan oleh karena
3) Penyakit eksokrin pankreas peningkatan kemakmuran suatu
: pankreatitis, populasi, maka dengan demikian
trauma/pankreatektomi, dapat dimengerti bila suatu saat
fibrosis kistik atau lebih tepat lagi dalam kurun
4) Endokrinopati waktu 1 atau 2 dekade yang akan

Jurnal Ners Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai Page 56


Vol 1, No 1, April 2017 ISSN 2580-2194

datang kekerapan diabetes 6. Patofisiologi Diabetes Mellitus


mellitus tipe 2 di Indonesia akan Tipe 2
meningkat dengan drastis, yang Meskipun patofisiologi
disebabkan oleh beberapa faktor : diabetes mellitus bermuara pada
a. Faktor keturunan (genetik) resistensi insulin, toleransi
b. Faktor kegemukan/obesitas glukosa akan tetap terjaga normal
seperti perubahan gaya hidup selama masih dapat dikompensasi
dari tradisional ke gaya hidup oleh peningkatan sekresi insulin.
barat, makan berlebihan, hidup Jadi sel beta pankreas yang masih
santai, kurang aktivitas berfungsi normal mampu
c. Faktor demografi seperti menduga keparahan resistensi
jumlah penduduk meningkat, insulin serta mengatur sekresi
urbanisasi, penduduk berumur insulin untuk mempertahankan
diatas 40 tahun meningkat kenormalan toleransi glukosa.
d. Berkurangnya penyakit infeksi Kelainan utama yang
dan kurang gizi (Soegondo, tergambar pada diabetes mellitus
2015) tipe 2 berupa resistensi insulin dan
5. Faktor Risiko Diabetes Mellitus penyusutan fungsi sekretorik sel-
Tipe 2 sel beta. Ketidakpekaan insulin
Faktor-faktor risiko dalam merespon lonjakan gula
terjadinya diabetes mellitus tipe 2 darah menyebabkan peningkatan
menurut ADA dengan modifikasi produksi glukosa oleh hati seraya
terdiri dari : penurunan ambilan glukosa oleh
a. Faktor risiko mayor : jaringan. Hilangnya respon akut
1) Riwayat keluarga DM terhadap beban KH yang
2) Obesitas merupakan kelainan khas dini
3) Kurang aktivitas fisik pada diabetes mellitus, biasanya
4) Ras/etnik terjadi ketika kadar gula darah
5) Sebelum teridentifikasi puasa mencapai angka 115
sebagai IFG mg/dL, yang terdiagnosis sebagai
6) Hipertensi hiperglisemia postprandial.
7) Tidak terkontrol dan HDL Fungsi sel-sel beta dipastikan
8) Riwayat DM pada susut sebanyak 75% manakala
kehamilan kadar gula darah puasa telah
9) Sindrom polikistik ovarium merapat ke angka 140 mg/dL.
b. Faktor risiko lainnya : Peningkatan kadar glukosa
1) Faktor nutrisi darah dalam keadaan puasa
2) Konsumsi alkohol merupakan cerminan dari
3) Kebiasaan mendengkur pengurangan ambilan glukosa
4) Faktor stress oleh jaringan. Atau petambahan
5) Kebiasaan merokok glukoneogenesis. Jika kadar
6) Jenis kelamin glukosa darah meningkat
7) Lama tidur sedimikian tinggi, ginjal tidak
8) Intake zat besi akan mampu lagi menyerap balik
9) Konsumsi kopi dan kafein glukosa yang tersaring sehingga
10) Paritas glukosa akan tumpah ke dalam
11) Intake zat besi urin. Kelimpahan glukosa dalam
urin ini dinamakan glukosuria.

Jurnal Ners Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai Page 57


Vol 1, No 1, April 2017 ISSN 2580-2194

Ketidakpekaan insulin di peningkatan kadar asam lemak


sel-sel hati dan jaringan tepi, bebas dalam darah, dan
terutama otot rangka, berdampak lebih buruk pada
mengakibatkan produksi glukosa kinerja sel-sel beta dalam
oleh hati menjadi tidak menyekresikan insulin. Gejala
terbendung, sementara ambilan terakhir ini disebut lipotoksisitas.
dan penggunaan glukosa justru Manifestasi diabetes
berkurang. Mekanisme terjadinya mellitus tipe 2 terbagi menjadi
boleh jadi terkait dengan defek dua bentuk. Bentuk pertama,
pengikatan reseptor insulin, sindrom diabetik akut,
pengurangan jumlah reseptor menampakkan gambar
insulin, atau penurunan hiperglisemia, ketoasidosis dan
kemampuan insulin post-receptor. (jika tidak diobati) kematian.
Selanjutnya, hiperglisemia ini Bentuk kedua, diabetik kronik,
akan menutup “keran”sekresi ditandai dengan mikroangiopati
sembari memperpatah difus pada jaringan penyusun
ketidakpekaan insulin dengan organ-organ vital.
jalan “menciutkan” sistem Pada prinsipnya,
transportasi glukosa dalam sel-sel bertambahnya keluaran glukosa
beta dan pada jaringan peka- hati melatarbelakangi
insulin. Pengaruh tingginya kadar peningkatan kadar glukosa darah
glukosa darah yang berlangsung puasa, sementara berkurangnya
kronis dikenal sebagai tosisitas penggunaan glukosa perifer
glukosa. Ketidakpekaan insulin mendasari hiperglisemia
semakin diperberat oleh postprandial(Arisman, 2011)

SISTEM SARAF PUSAT

Genotipe thrifly
Obesitas

Hiperinsulinemia Fisik tidak aktif

Resistensi insulin
Usia, gizi, dll

hiperglisemia Disfungsi sel beta

Kelelahan sel beta

Hipoinsulinemia
Perangsang sel beta

Jurnal Ners Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai Page 58


Vol 1, No 1, April 2017 ISSN 2580-2194

Diabetes mellitus Tipe 2

Skema 2.1Patogenesis Diabetes Mellitus Tipe 2


diabetes mellitus adalah
7. Gejala dan Tanda-tanda sebagai berikut :
Diabetes Mellitus Tipe 2 1) Kesemutan
Gejala dan tanda-tanda 2) Kulit terasa panas atau
diabetes mellitus dapat seperti tertusuk-tusuk
digolongkan menjadi gejala akut jarum
dan gejala kronik. 3) Rasa tebal di kulit
a. Gejala akut penyakit diabetes 4) Kram
mellitus 5) Capai
Gejala penyakit diabetes 6) Mudah mengantuk
mellitus dari satu penderita ke 7) Mata kabur, biasanya
penderita lain bervariasi sering ganti kacamata
bahkan mungkin tidak 8) Gatal disekitar kemaluan
menunjukkan gejala apapun terutama wanita
sampai saat tertentu 9) Gigi mudah goyah dan
1) Pada permulaan gejala yang mudah lepas, kemampuan
ditunjukkan meluputi serba seksual menurun, bahkan
banyak (poli), yaitu : impotensi
a) Banyak makan 10) Pada ibu hamil sering
(poliphagia) mengalami keguguran atau
b) Banyak minum kematian janin dalam
(polidipsia) kandungan atau bayi
c) Banyak kencing dengan berat lahir lebih
(poliuria) dari 4 kg
2) Bila keadaan tersebut tidak 8. Diagnosis diabetes mellitus tipe
segera diobati, akan timbul 2
gejala : Diagnosis diabetes mellitus
a) Banyak minum tipe 2ditegakkan dengan
b) Banyak kencing mengadakan pemeriksaan kadar
c) Nafsu makan mulai glukosa darah untuk penentuan
berkurang / berat badan diagnosis diabetes mellitus tipe 2.
turun dengan cepat (turun Pemeriksaan glukosa darah yang
5-10 kg dalam 2-4 dianjurkan adalah pemeriksaan
minggu) glukosa secara enzimatik dengan
d) Mudah lelah bahan darah plasma vena.
e) Bila tidak lekas diobati, Penggunaan bahan darah utuh
akan timbul rasa mual, (whole blood), vena ataupun
bahkan penderita akan kapiler tetap dapat dipergunakan
jatuh koma yang disebut dengan memperhatikan angka-
dengan koma diabetik angka kriteria diagnostik yang
b. Gejala kronik diabetes mellitus berbeda sesuai pembakuan WHO,
Gejala kronik yang sedangkan untuk pemantauan
sering dialami oleh penderita hasil pengobatan dapat dilakukan

Jurnal Ners Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai Page 59


Vol 1, No 1, April 2017 ISSN 2580-2194

dengan pemeriksaan glukosa standar WHO, menggunakan


darah kapiler. beban glukosa ya g setara
Kriteria diagnosis diabetes dengan 75 gr glukosa anhidrus
mellitus menurut ADA tahun yang dilarutkan ke dalam air.
2007 adalah sebagai berikut : Apabila hasil pemeriksaan
a. Gejala klasik diabetes mellitus tidak memenuhi kriteria normal
+ kadar glukosa darah sewaktu atau diabetes mellitus, maka
≥ 200 mg/dl (11.1 mmol/L). dapat digolongkan ke dalam
Glukosa darah sewaktu kelompok TGT atau GDTP
merupakan hasil pemeriksaan tergantung dari hasil yang
sesaat pada suatu hari tanpa diperoleh : TGT (glukosa darah
memperhatikan waktu makan plasma 2 jam setelah beban
terakhir. Gejala klasik adalah antara 140-199 mg/dl (7,8-11,0
poliuria, polidipsia, polifagia, mmol/L), GDPT (glukosa
dan berat badan turun tanpa darah puasa antara 100-125
sebab mg/dl (5,6-6,9 mmol/L)
b. Gejala klasik diabetes mellitus 9. Pemeriksaan Penunjang
+ kadar glukosa darah puasa a. Glukosa dalam sewaktu
≥126 mg/dl (7.0 mmol/L). b. Kadar glukosa dalam puasa
Puasa adalah pasien tidak c. Tes toleransi glukosa
mendapat kalori sedikitnya 8 Kadar darah sewaktu dan
jam puasa sebagai patokan penyaring
c. Kadar glukosa darah 2 jam PP diagnosis diabetes mellitus
≥200 mg/dl (11.1 mmol/L) (mg/dl)
TTGO dilakukan dengan

Tabel 2.1
Kadar Darah Sewaktu

Bukan Diabetes Belum Pasti Diabetes Mellitus


Mellitus Diabetes Mellitus
Kadar glukosa
darah sewaktu
- Plasma vena <100 100-200 >200
- Darah kapiler <80 80-200 >200
Kadar glukosa
darah puasa
- Plasma vena <110 110-120 >126
- Darah kapiler <90 90-110 >110

Jurnal Ners Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai Page 60


Vol 1, No 1, April 2017 ISSN 2580-2194

Kriteria diagnostik WHO menyebabkan tertangkapnya


untuk diabetes mellitus sedikitnya protein interstisium dan
2 kali pemeriksaan: plasmayang tidak
a. Glukosa plasma sewaktu >200 terglikosilasi.
mg/dl (11,1 mmol/L) Terperangkapnya
b. Glukosa plasma puasa >140 lipoprotein densitas rendah
mg/dl (7,8 mmol/L) (LDL) sebagai contoh,
c. Glukosa plasma dari sampel menyebabkan protein ini
yang diambil 2 jam kemudian tidak dapat keluar dari
sesudah mengkonsumsi 75 kg dinding pembuluh dan
karbohidrat (2 jam post mendorong pengendapan
prandial (pp) >200 mg/dl kolesterol di intima
(Padila, 2012) sehingga terjadi percepatan
10. Patogenesis Komplikasi Pada aterogenesis. AGE juga
Diabetes Mellitus Tipe 2 dapat mempengaruhi
Banyak mekanisme yang struktur dan fungsi kapiler,
mengaitkan hiperglikemia dengan termasuk kapiler di
komplikasi jangka panjang glomerulus ginjal, yang
diabetes. Saat ini terdapat 2 mengalami penebalan
mekanisme yang dianggap membrane basal dan
penting : menjadi bocor.
a. Glikosilasi non enzimatik 2) AGE berikatan dengan
Glikosilasi non enzimatik reseptor pada banyak tipe
adalah proses perlekatan sel, seperti sel endotel,
glukosa secara kimiawi ke monosit,makrofag, limfosit,
gugus amino bebas pada dan sel mesangium.
protein tanpa bantuan enzim. Pengikatan ini menimbulkan
Produk glikosilasi kolagen dan beragam aktivitas biologis,
protein lain yang berumur termasuk emigrasi monosit,
panjang dalam jaringan pengeluaran sitokin dan
interstisium dan dinding faktor pertumbuhan dari
pembuluh darah mengalami makrofag, peningkatan
serangkaian tata ulang kimiawi permeabilitas endotel, dan
(yang berlangsung lambat) peningkatan proliferasi
untuk membentuk irreversible fibroblast serta sel otot
advanced glycosylation end polos serta sintesis matriks
products (AGE), yang terus ekstrasel. Semua efek ini
menumpuk di dinding berpotensi menyebabkan
pembuluh. AGE memiliki komplikasi diabetes.
sejumlah sifat kimiawi dan b. Hiperglikemia intrasel disertai
biologik yang berpotensi gangguan pada jalur-jalur
patogenik : poliol
1) Pembentukan AGE pada Hiperglikemia intrasel
protein, seperti kolagen, disertai gangguan pada jalur-
menyebabkan pembentukan jalur poliol merupakan
ikatan silang diantara mekanisme utama kedua yang
berbagai polipeptida, hal ini diperkirakan berperan dalam
kemudian dapat timbulnya komplikasi yang

Jurnal Ners Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai Page 561


Vol 1, No 1, April 2017 ISSN 2580-2194

berkaitan dengan untuk menjaga kadar gula dalam


hiperglikemia. Pada sebagian tubuh agar tidak naik dan turun.
jaringan yang tidak a. Ketika orang sedang
memerlukan insulin untuk melakukan puasa kadar gula
transpor glukosa (misal : saraf, normal dalam tubuh adalah 4 –
lensa, ginjal, pembuluh darah) 7 mmol/I atau setara dengan 72
hiperglikemia menyebabkan – 126 mg/dL
peningkatan glukosa intrasel b. Sedangkan setelah kurang lebih
yang kemudian dimetabolisme 90 menit kita makan, kadar
oleh aldosa reduktase menjadi gula darah yang normal dalam
sorbitol, suatu poliol dan tubuh adalah 10 mmol/I atau
akhirnya menjadi fruktosa. setara 180 mg/dL
Perubahan ini menimbulkan c. Pada malam hari kadar gula
beberapa efek yang tidak darah yang normal dalam
diinginkan. Penimbunan tubuh kita adalah 8 mmol/I
sorbitol dan fruktosa atau setara 144 mg/dL
menyebabkan peningkatan 12. Pengendalian Kadar Gula
osmolaritas intrasel dan influks Darah
air dan akhirnya menyebabkan Terdapat 4 pilar
cedera sel osmotik (Kumar, pengendalian kadar gula darah
2007) pada penderita diabetes mellitus
11. Kadar Gula Darah tipe 2, yakni :
Istilah gula darah menurut a. Penyuluhan (edukasi)
ilmu kedokteran mengacu pada Melakukan pendidikan
tingkat glukosa yang ada dalam kesehatan menjadi kewajiban
darah. Tingkat glukosa di dalam bagi seluruh tenaga kesehatan
tubuh telah diatur dengan ketat, untuk membuka mata dan
karena glukosa atau gula darah pengetahuan masyarakat
yang mengalir di dalam darah mengenai semua hal yang
merupakan sumber energi yang berkaitan dengan kesehatan.
utama untuk sel di dalam tubuh Begitupun dengan diabetes
manusia. mellitus, penderitanya atau
Pada umumnya glukosa atau diabetis harus mengetahui dan
gula darah manusia bertahan mengerti apa yang dimaksud
dalam batas yang sempit dalam dengan diabetes mellitus tipe
sehari yakni 4 – 8 mmol/I atau 70 2, apa yang menyebabkan
– 150 mg/dL. Namun tingkat ini penyakit tersebut, kemudian
bisa saja meningkat pada saat kita komplikasi seperti apa yang
makan, biasanya pada level yang terjadi jika penderitanya
terendah saat pagi hari sebelum bersikap acuh tak acuh dalam
sarapan/makan pagi. melakukan pengobatan.
Banyak orang yang tidak Pendidikan kesehatan bisa
mengetahui kisaran kadar gula dilakukan lewat media apapun,
darah ideal, untuk mengetahui hal secara langsung face to face
itu dapat merujuk pada ukuran dengan melakukan seminar
gula darah yang normal menurut atau penyuluhan, membagikan
WHO. Supaya dapat memiliki bulletin khusus kesehatan
acuan yang terpercaya dan jelas secara percuma-cuma atau jika

Jurnal Ners Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai Page 62


Vol 1, No 1, April 2017 ISSN 2580-2194

diabetis memiliki komunitas Pemberian obat


khusus bisa dengan cara dilakukan untuk mengatasi
mudah yakni seluler to seluler kekurangan produksi insulin
dari handphone ke handphone serta menurunkan resistensi
sehingga berita kesehatan insulin. Obat-obatan disini
lebih cepat tersebar. dibagi menjadi dua, yakni oral
b. Kebutuhan kalori dan injeksi sesuai dengan tipe
Diabetis, sudah diabetes mellitus tipe 2 yang di
menjadi kewajiban untuk derita
mengontrol setiap asuhan Untuk diabetes melitus
makanan yang akan tipe 2 : pertama, obat yang
dikonsumsi. Mengontrol disini digunakan untuk membantu
bukanlah melarang tetapi produksi insulin yang kurang
harus lebih cermat memilih adalah obat yang dapat
setiap kandungan gizi yang merangsang pankreas untuk
terdapat dalam makanan agar meningkatkan produksi
pankreas yang mengalami insulin. Kedua, obat yang
gangguan tidak kesakitan digunakan untuk memperbaiki
untuk menghasilkan insulin. hambatan terhadap kerja
Sulitnya untuk menyebarkan insulin atau resistensi insulin.
makanan ke dalam sel, jumlah Sudah jelas bukan
insulin yang dihasilkan sedikit diantara ke 4 pilar itu
sedangkan memakan makanan berhubungan satu sama lain, jika
yang memiliki kandungan gula salah satu tidak dilaksanakan
tinggi. maka hasil optimal pengendalian
Mulailah dengan diabetes mellitus tipe 2 susah
berkonsultasi kepada dokter untuk dicapai. Semuanya harus
atau ahli kesehatan diabetes dijalankan dengan bersamaan
mellitus untuk menyusun pola agar saling membantu satu sama
diet. Dietpun bukan semata lain.
mogok makan dengan tidak 13. Senam Diabetes
memakan apapun tetapi diet Senam diabetes adalah
yang penuh dengan nilai gizi. senam fisik yang dirancang
Jumlahnya seimbang untuk menurut usia dan status fisik dan
memenuhi kebutuhan nutrisi, merupakan bagian dari
jenisnya sesuai dengan zat gizi pengobatan diabetes mellitus
yang harus diperoleh. tipe 2. Penggunaan olah raga
3. Olahraga (senam) dalam pengobatan diabetes
Singkatnya senam mellitus tipe 2 sudah bukan hal
diabetes (olahraga) baik yang baru, dan justru
dilakukan untuk membantu dipergunakan sebelum
pengendalian gula darah dan ditemukannya insulin pada tahun
berat badan, prinsip senam 1921. PERKENI (Perkumpulan
diabetes yaitu terus-menerus, Endokrinologi Indonesia) 2006
berirama, berselang, dalam laporannya mengenai
meningkat dan daha tahan. mellitus mengatakan bahwa
4. Obat-obatan aktivitas fisik yang dirancang
menurut usia dan status fisik

Jurnal Ners Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai Page 63


Vol 1, No 1, April 2017 ISSN 2580-2194

merupakan bagian penting anggota badan pada saat


dalam pengobatan diabetes senam bergerak.
mellitus tipe 2. Senam e. Memperbaiki kualitas hidup,
mempunyai efek menaikkan aksi selain meningkatkan
insulin di jaringan, sehingga kesegaran jasmani karena
kebutuhan akan insulin menurun terkontrolnya sistem
(Soegondo, 2015) kardiovaskular, respirasi,
14. Manfaat Senam Diabetes gula darah. Senam diabetes
Adapun manfaat senam pun dapat menjadi solusi
diabetes antara lain : menghilangkan perasaan
a. Mengontrol gula darah, cemas dan depresi
untuk diabetes mellitus tipe (Novitasari, 2012)
2 senam yang teratur dapat Disamping memberikan
menurunkan resistensi manfaat untuk menurunkan
insulin meningkatkan glukosa darah dan perbaikan
sensitivitas insulin di otot- profil lipid, senam juga memberi
otot dan jaringan lain manfaat untuk mencegah
sehingga kadar gula darah komplikasi mikroangiopati dan
mengalami perbaikan. makroangiopati. Pemilihan jenis
b. Meningkatkan kadar latihan bagi pasien diabetes
kolesterol baik HDL, senam mellitus pada dasarnya tidak
teratur dapat menurunkan berbeda dengan orang sehat.
kadar kolesterol LDL yang Memilih latihan yang disenangi,
dapat menyumbat arteri akan bisa menjamin
koroner sedangkan HDL keberlangsungan latihan yang
mengumpulkan kolesterol teratur. Jogging, bersepeda,
untuk dikirimnya ke hati jalan, berenang, mendayung dan
selanjutnya di buang. senam bisa dijadikan latihan
c. Menurunkan berat badan, pilihan. Macam latihan diatas
untuk diabetis yang memiliki mampu menjamin
kelebihan berat badan keberlangsungan CRIPE
dengan olahraga dapat (Continous, Rhytmical, Interval,
memperbaiki resistensi Progressive, Endurance
insulin, mengontol gula training). Latihan yang terus
darah dan menghindari menerus dan ritmis memang
risiko penyakit jantung mempunyai berbagai kelebihan,
koroner. antara lain mudah dilakukan,
d. Memperbaiki gejala-gejala mudah dipantau intensitasnya
musuloskeletal, yang dan memberi efek besar
dimaksud dengan gejala- terhadap kebugaran dan
gejala tersebut adalah kesehatan seseorang (Soegondo,
kesemutan, gatal-gatal, linu 2015).
diujung jari tangan atau Hal lain yang perlu
persendian lainnya. Dengan diperkatikan dalam pemilihan
senam diabetes diharapkan jenis latihan adalah keadaan
dapat mengurangi gejala- penderita. Pada penderita
gejala tersebut karena semua dengan berat badan berlebih,
lebih dianjurkan untuk memilih

Jurnal Ners Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai Page 64


Vol 1, No 1, April 2017 ISSN 2580-2194

renang atau bersepeda agar unsur pemanasan, latihan inti


beban pada lutut terkurangi. dan pendinginan. Pemanasan
Sementara penderita dengan dimaksudkan untuk
kaki yang tidak sensitif harus mempersiapkan organ-organ
menghindari latihan berlarilari tubuh beserta perangkatnya
atau jogging dan memilih (termasuk enzim) agar mampu
bersepeda atau berenang. melakukan gerakan-gerakan
Penderita retinopati proliferatif dengan baik dan terhindar dari
harus menghindari latihan yang cedera. Lebih dari itu pemanasan
berkaitan dengan valsava juga dimaksudkan untuk
meneuver yang menyebabkan mempersiapkan menghadapi
gangguan dan sentaka pada latihan. Latihan inti disesuaikan
kepala, dan latihan dengan dengan kemampuan, kemauan,
posisi kepala lebih rendah. keharusan dan keadaan. Latihan
Sedangkan bagi penderita ini sangat spesifik, setiap kasus
dengan hipertensi harus berbeda dan pada kasus yang
menghindari latihan valsava sama pun satu orang dengan
dengan maneuver: latihan yang orang lain akan berbeda.
berat pada tubuh dan lengan Pendinginan dilakukan dengan
(latihan ekstremitas bawah) cara mengurangi gerakan secara
lebih dianjurkan (Soegondo, bertahap sebelum berhenti sama
2015). sekali. Merupakan suatu
keharusan untuk melakukan
15. PedomanProgram Latihan pendinginan setelah latihan,
bagi Penderita Diabetes Melitus sebab tanpa pendinginan dapat
Tipe 2 timbul rasa pusing, mual,
Pedoman program latihan muntah, bahkan bisa sampai
bagi penderita diabetes melitus pingsan. Pendinginan juga
(Soegondo, 2015) bermanfaat untuk mempercepat
a. Jenis senam, aerobik hilangnya rasa capai setelah
b. Durasi; 30-60 menit latihan, sebab zat pelelah (asam
(pemanasan, inti, dan laktat) akan segera kembali ke
pendinginan) peredaran darah.
Tahapan senam: masing-masing Tahap-tahap dalam
tahap senam meliputi: melakukan senam (Soegondo,
a. 5-10 menit pemanasan 2015) adalah sebagai berikut :
peregangan tungkai a. Peregangan (streching).
b. 20-30 menit latihan aerobik Latihan ini bertujuan untuk
dengan denyut jantung pada mencegah cedera otot.
zona target (75-80% denyut Lakukan gerakan peregangan
jantung maksimal) pada semua otot tubuh
c. 15-20 menit latihan ringan selama lebih kurang 5 menit.
dan peregangan untuk b. Pemanasaan (warming up).
pendinginan Pemanasan sebaiknya
Hal-hal yang perlu di dilakukan dalam gerakan
perhatikan adalah setiap lambat selama lima sampai
program latihan, apapun 10 menit sehingga kecepatan
macamnya harus mengandung

Jurnal Ners Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai Page 65


Vol 1, No 1, April 2017 ISSN 2580-2194

jantung meningkat secara ditentukan dengan presentase


bertahap. kapasitas oksigen maksimal,
c. Latihan inti dengan namun karena pengukuran
kecepatan penuh (full speed). kapasitas oksigen maksimal
Lakukan gerakan olahraga secara langsung tidak mudah,
dengan irama lebih cepat maka digunakan jumlah
selama 20-30 menit. Ini denyut nadi per menit sebagai
bertujuan untuk penunjuk intensitas latihan.
meninglatkan kerja jantung Denyut nadi maksimal yang
dan paru. boleh dicapai adalah 220 di
d. Pendinginan (cooling down). kurangi umur. Untuk
Lakukan gerakan menentukan denyut nadi
pendinginan dalam tempo latihan di kemukakan
lambat selama 5-10 menit. berbagai cara, antara lain
Regangkan semua otot untuk presentase langsung dari
mencegah nyeri atau cidera. denyut nadi maksimal, misal
Variasi gerakan dalam 50% dari 200-umur.
senam diabetes cukup banyak. 16. Gerakan Senam Diabetes
Senam tersebut bisa mengolah a. Latihan pemanasan
semua organ tubuh manusia, Sebelum masuk ke
mulai dari otak hingga ujung dalam gerakan inti, sebaiknya
kaki. Sebab, dampak penyakit lakukan pemanasan. Berikut
diabetes melitus menyerang ini tujuan pemanasan :
seluruh tubuh. Dampak yang 1) Adaptasi jantung terhadap
paling ringan adalah kesemutan, seluruh kegiatan senam
sedangkan yang terparah adalah 2) Memperbaiki jaringan
menderita stroke. Senam dapat pembuluh darah dan otot
memperbaiki sirkulasi darah yang telah berubah
memperkuat otot-otot kecil kaki posisinya
dan mencegah terjadinya 3) Melancarkan perdarahan
kelainan bentuk kaki. Selain itu darah
dapat meningkatkan kekuatan 4) Memperbaiki sistem syaraf
otot paha, betis dan juga dalam tubuh terutama
mengatasi keterbatasan gerak bagian tulang punggung
sendi. Latihan senam kaki dapat yang merupakan kumpulan
dilakukan dengan posisi tidur, jutaan syaraf
duduk dan berdiri dengan cara 5) Melemaskan otot-otot
menggerakkan kaki dan sendi- tubuh agar bisa relaksasi
sendi kaki. a) Gerakan 1 : badan
c. Frekuensi senam: tiga tegap dengan sikap
sampai lima kali seminggu sempurna
d. Intensitas senam: b) Gerakan 2 : kaki
menyesuaikan usia, berjinjit satu dan dua
kapasitas oksigen maksimal tangan disimpan
dan tingkat keparahan dipinggang
penyakit. c) Gerakan 3 :
Intensitas latihan dan (1) Salah satu kaki tarik
beratnya latihan paling tepat ke belakang

Jurnal Ners Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai Page 66


Vol 1, No 1, April 2017 ISSN 2580-2194

(2) Kepalkan kedua (2) Kepala menoleh


tangan simpan diatas bergantian ke kanan
dada dan pinggang dan kiri
(3) Lakukan gerakan Manfaat gerakan
jalan ditempat tersebut untuk
dengan ayunan melenturkan
tangan persendian otot bagian
Gerakan 3 kiri dan kanan
bermanfaat f) Gerakan 6 :
menyiapkan kondisi (1) Kepala dimiringkan
tubuh baik secara ke kanan dan ke kiri
fisiologis dan (2) Kedua tangan
psikologis sehingga disimpan dipinggang
dapat melakukan (3) Jalan ditempat
senam dengan baik Manfaat gerakan
dan benar. Gerakan 6 melatih dan
dimulai dengan kaki melenturkan
kanan dan hitungan persendian otot kepala
jantung pada kaki g) Gerakan 7 :
kanan. (1) Langkahkan kaki ke
d) Gerakan 4 : kanan dan ke kiri 1
(1) Simpan tangan yang langkah
terlentang diatas dada (2) Tangan mengepal di
(2) Tundukkan kepala sisi badan
Gerakan 4 (3) Bahu diangkat dan
bermanfaat untuk diputar ke belakang
mengatur nafas secara Manfaat gerakan
perlahan dan bertahap 7 untuk melenturkan
agar paru-paru dan persendian otot bahu,
jantung bekerja pinggang bagian atas
dengan baik selama dan dada
berlatih. Gerakan h) Gerakan 8 :
dilakukan dengan (1) Langkahkan kaki ke
jalan ditempat kanan dan ke kiri 2
sementara tangan di langkah
rentangkan dari (2) Tangan mengepal di
bagian samping tubuh sisi badan
ke atas lalu berakhir di (3) Bahu diangkat
dada sementara kepala bergantian ke kanan
masih dalam posisi dan ke kiri
menunduk. Manfaat gerakan
e) Gerakan 5 : 8 untuk melenturkan
(1) Satu tangan persendian otot bahu
direntangkan i) Gerakan 9
sementara tangan (1) Langkahkan kaki ke
yang lain disimpan di depan 1 langkah
dada (2) Kepalkan tangan dan
simpan di dada

Jurnal Ners Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai Page 67


Vol 1, No 1, April 2017 ISSN 2580-2194

(3) Tarik ke atas dan ke m) Gerakan 13


bawah (1) Langkahkan kaki ke
Gerakan 9 samping kanan dan
bermanfaat untuk kiri bergantian
melenturkan (2) Bedua tangan simpan
persendian otot bahu di depan
dan punggung bagian (3) Lakukan gerakan
atas membuka dan
j) Gerakan 10 menutup bergantian
(1) Langkahkan kaki ke Gerakan 13
samping kanan dan bermanfaat untuk
kiri sebanyak 2 menguraikan otot
langkah dada dan bahu
(2) Tangan direntangkan n) Gerakan 14
kedepan dan ke (1) Posisi awal
kanan atau kiri (2) Kedua siku ditekuk
(3) Gerakan kepala ke dan telapan tangan
kanan dan ke kiri mengepal di sisi
secara bergantian pinggang
Gerakan 10 (3) Dorong kaki kanan
bermanfaat untuk dan kedua lengan ke
melenturkan belakang kemudian
persendian otot bahu. dilanjutkan dengan
kaki kiri
k) Gerakan 11 Gerakan 14
(1) Angkat tangan ke bermanfaat untuk
depan melenturkan dan
(2) Satu kaki melangkah mengkoordinasikan
ke depan dan kaki persendian otot lengan
yang lain mundur dan paha bagian
(3) Lakukan secara belakang
brgantian o) Gerakan 15
Gerakan 11 (1) Kaki tangan diangkat
bermanfaat untuk ke atas
menguatkan otot (2) Kaki kanan serong ke
lengan kanan depan secara
l) Gerakan 12 bergantian
(1) Langkahkan kaki ke Gerakan 15
kanan dan ke kiri bermanfaat untuk
bergantian melenturkan dan
(2) Kedua tangan mengkoordinasikan
membentuk sudut 90 otot bahu, tangan dan
derajat tungkai
Gerakan 12 p) Gerakan 16
bermanfaat untuk (1) Ayunkan kedua
melatih koordinasi lengan bersamaan
otot-otot lengan, bahu, (2) Tangan kanan lurus
dan kaki disisi bahu kanan

Jurnal Ners Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai Page 68


Vol 1, No 1, April 2017 ISSN 2580-2194

sejajar dengan bahu (1) Ayunkan lengan ke


dan tangan kiri lurus samping kiri dan
sejajar dengan bahu kanan bergantian
(3) Kaki kanan diangkat (2) Kaki kiri dan kanan
kemudian seterusnya ditekung ke belakang
Gerakan 16 Gerakan 20
bermanfaat untuk bermanfaat untuk
melenturkan, menguatkan otot-otot
mengkoordinasikan bahu dan tungkai serta
otot-otot bahu dan koordinasi gerakan
tubuh bagian atas serta lenggan tungkai
lutut u) Gerakan 21
q) Gerakan 17 (1) Kaki dibuka lebar,
(1) Tubuh kanan satu kaki melangkah
dicondongkan kearah ke depan
kanan (2) Tekuk lutut kiri ke
(2) Tubuh kanan seperti arah kanan
menyentuh tumit (3) Silahkan kedua
kaki kanan tangan diatas kanan
(3) Begitupun dengan dan kiri
sebelah kiri Gerakan 19
Gerakan 17 bermanfaat
bermanfaat untuk melenturkan dan
merenggangkan meregangkan otot-otot
lengan sisi tubuh dan dan sendi, lengan
paha bagian dalam bahu, sisi tubuh,
r) Gerakan 18 pinggang dan tungkai
(1) Kaki dibuka v) Gerakan 22
(2) Lutut sedikit ditekuk (1) Kaki kanan terbuka
(3) Ayunkan tangan (2) Tangan kanan
kanan serong ke arah tertumpu di paha
kiri kanan
Gerakan 18 (3) Tangan kiri lurus
bermanfaat untuk keatas
melenturkan otot Gerakan 22
kanan bermanfaat untuk
s) Gerakan 19 meregangkan otot-otot
(1) Kedua kaki terbuka paha dan tangan
(2) Kedua tangan w) Gerakan 23
disamping kepala (1) Tubuh menghadap ke
sejajar dengan bahu kanan atau ke kiri
(3) Putar sisi tubuh (2) Tangan lurus ke
kearah kanan dan kiri kanan atau ke kiri
bergantian sejajar dengan bahu
Gerakan 19 dan ditarik statis
bermanfaat untuk Gerakan 23
melenturkan sisi tubuh bermanfaat untuk
t) Gerakan 20

Jurnal Ners Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai Page 69


Vol 1, No 1, April 2017 ISSN 2580-2194

meregangkan otot dada disamping


lengan dan lutut telinga
x) Gerakan 24 (4) Lakukan bergantian
(1) Badan menghadap Gerakan 27 dan
kanan dan kiri 28 bermanfaat untuk
(2) Tangan direntangkan meregangkan otot
ke atas bahu, kaki, paha, dan
(3) Salah satu kaki punggung
ditarik ke belakang bb) Gerakan 29
Gerakan 24 (1) Kaki kiri melangkah
bermanfaat untuk ke depan
melenturkan dan (2) Kedua tangan
meregangkan otot-otot tertumpu dikedua
sendi, lengan bahu, paha
sisi tubuh, pinggang (3) Lutut kanan ditekuk
dan tungkai Gerakan 29
y) Gerakan 25 bermanfaat untuk
(1) Kaki kanan atau kiri meregangkan otot
menekuk ke depan dinamis
(2) Samping kanan dan cc) Gerakan 30 : sikap
kiri lurus ke belakang sempurna
(3) Kedua tangan b. Latihan inti
bertumpu dipaha 1) Tangan kanan lurus ke
Gerakan 25 depan
bermanfaat 2) Tangan kiri lurus ke
meregangkan otot depan
bahu, sendi punggung 3) Tangan kanan lipat ke
bagian atas bahu kiri
z) Gerakan 26 4) Tangan kiri lipat ke bahu
(1) Kaki kanan kanan
diluruskan 5) Telapak tangan kanan
(2) Tangan kanan buka, di samping
menyentuh ujung 6) telinga
kaki kanan 7) Telapak kiri dibuka
(3) Lakukan bergantian disamping telinga kiri
Gerakan 26 Gerakan diatas
bermanfaat untuk dilakukan untuk
menguatkan sendi, mempersiapkan gerakan
bahu, punggung atas selanjutnya dan mengatur
dan kaki pernapasan
aa) Gerakan 27 dan 28 1) Inti 1
(1) Kaki kiri melangkah a) Badan tegak
ke depan b) Langkahkan kaki
(2) Kedua tangan kanan ke depan 1
diluruskan ke depan langkah
(3) Ditarik ke belakang c) Kepalkan tangan
dan ditahan di depan angkat ke atas

Jurnal Ners Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai Page 70


Vol 1, No 1, April 2017 ISSN 2580-2194

d) Dengan hitungan a) Kedua tangan


angkat dan tarik mengepal kemudian
tangan sejajar dengan tarik ke belakang
bahu b) Kaki kanan
Gerakan inti 1 melangkah ke depan
bermanfaat untuk c) Lakukan secara
melenturkan tangan bergantian dengan
sebelum maju kegerakan kaki kiri
selanjutnya. Gerakan inti 6
2) Inti 2 bermanfaat untuk
a) Kaki melangkah ke menguatkan otot tangan,
depan bahu dan otot betis
b) Tangan mengepal dan 6) Inti 7
perut diangkat ke atas a) Langkahkan ke depan
kepala kaki kiri
c) Lakukan seterusnya b) Tangan kiri
Gerakan inti 2 direntangkan, tangan
bermanfaat untuk kanan simpan di dada
menguatkan otot dada, c) Kedua tangan
lengan dan bahu mengayun ke kanan
3) Inti 3 dan ke kiri
a) Tangan kanan Gerakan inti 7
mengepal bermanfaat untuk melatih
b) Badan serong ke otot betis, otot paha,
kanan persendian lutut, dan
c) Kaki kiri membuka lengan
ke samping kiri 7) Inti 8
Gerakan inti 3 a) Angkat kaki kiri ke
bermanfaat untuk belakang
menguatkan otot kaki b) Kedua tangan
dan pinggang bentangkan ke depan
4) Inti 4 dan 5 c) Lakukan bergantian
a) Melangkah maju 1 dengan kaki kanan
langkah Gerakan 8
b) Tangan mendorong bermanfaat untuk melatih
ke depan keseimbangan,
c) Mundur 1 langkah menguatkan otot betis,
d) Tangan dorong ke paha dan otot lengan
depan kemudian 8) Inti 9
rentangkan ke atas a) Buka kaki
Gerakan inti 4 dan b) Langkahkan ke depan
5 bermanfaat untuk kaki kanan dan kaki
meningkatkan otot kiri mundur ke
lengan, otot paha, dan belakang
otot dada c) Telapak tangan di
5) Inti 6 buka, tangan kiri
bentangkan dan
kanan simpan di dada

Jurnal Ners Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai Page 71


Vol 1, No 1, April 2017 ISSN 2580-2194

d) Ayunkan ke kanan dalam relaksasi untuk


dan kiri penyegaran setelah
9) Inti 10 melakukan pemanasan
a) Buka kaki dan inti
b) Langkahkan ke depan 13) Relaksasi 14
kaki kanan dan kaki a) Kedua tangan
kiri mundur ke direntangkan sejajar
belakang bahu dengan kedua
c) Angkat kedua tangan tangan di kepal di
keatas dada
Gerakan inti 9 dan b) Kaki langkahkan ke
10 bermanfaat untuk kanan dan kiri
melatih otot jari tangan, 14) Relaksasi 15
lengan, betis, dan paha a) Kedua tangan
10) Inti 11 mengayun ke atas
a) Buka kaki kiri ke b) Kaki langkahkan ke
samping kiri kanan dan kiri
b) Kedua tangan sejajar 15) Relaksasi 16
dengan dada a) Sikap sempurna
c) Rentangkan tangan c. Pendinginan
ke bawah 1) Pendinginan 1
d) Lakukan bergantian a) Langkahkan kaki kiri
dengan kaki kanan ke samping
Gerakan inti 11 b) Lutut kiri ditekuk
bermanfaat untuk melatih c) Kedua lengan
otot jari tangan, otot direntangkan
paha, dan otot bahu d) Kepala ditundukkan
Gerakan tersebut
bermanfaat untuk relaksasi
11) Inti 12 pernapasan dengan gerakan
a) Kaki kiri melangkah tangan dan kaki
ke samping 2) Pendinginan 2
b) Kedua tangan a) Kaki kanan di buka
direntangkan sejajar b) Lengan di depan
dengan perut dada
Gerakan 12 c) Tubuh ditarik ke arah
bermanfaat untuk melatih kanan dan ditahan
otot jari tangan, otot bahu beberapa detik
serta otot paha Gerakan pendinginan
12) Relaksasi 13 2 bermanfaat untuk
a) Tangan di depan dada merelaksasi kembali otot-
b) Rentangkan otot tubuh
bersamaan 3) Pendinginan 3
melangkah ke a) Kaki kanan
samping kanan dan melangkah ke depan
kiri b) Tangan dibentangkan
Gerakan 13 dan
seterusnya masuk ke

Jurnal Ners Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai Page 72


Vol 1, No 1, April 2017 ISSN 2580-2194

Gerakan pendinginan 3 8) Pendinginan 8


bermanfaat untuk a) Menghadap ke kanan
relaksasi pernapasan b) Kaki kanan tekuk
4) Pendinginan 4 dan kaki kiri lurus
a) Kaki kiri maju ke c) Kedua tangan lurus
depan menghadap kanan
b) Lutut ditekuk Gerakan pendinginan
c) Kedua lengan 8 bermanfaat untuk
direntangkan ke merelaksasikan kaki dan
depan badan
d) Telapak tangan 9) Pendinginan 9
menghadap ke dalam a) Menghadap ke kanan
Gerakan pendinginan b) Kaki kiri jinjit
4 bermanfaat untuk c) Kaki kanan lurus dan
merelaksasikan otot bahu, kedua lengan ke atas
kaki, paha dan punggung Gerakan pendinginan
5) Pendinginan 5 9 bermanfaat untuk
a) Kaki kiri di depan merelaksasikan pertegangan
b) Tangan kiri kaki dan punggung
dibentangkan ke 10) Pendinginan 10
belakang, tangan a) Kaki kiri tarik ke
kanan menjadi belakang
penyanggah b) Kaki kanan tekuk
Gerakan pendinginan c) Kedua tangan
5 bermanfaat untuk bertumpuk di kaki
merelaksasikan otot lengan kanan
bahu Gerakan pendinginan
6) Pendinginan 6 10 bermanfaat untuk
a) Kaki kiri maju ke merelaksasikan kaki dan
depan badan
b) Kaki kanan ke 11) Pendinginan 11
belakang a) Mengadap ke kanan
c) Kedua tangan b) Rentangkan tangan
bertumpu di paha kanan seperti
Gerakan pendinginan menyentuh ujung
6 bermanfaat untuk kaki kiri
merelaksasikan otot bahu, c) Kaki kiri ditekukan,
sendi dan punggung kaki kanan lurus
7) Pendinginan 7 sejajar dengan tangan
a) Kaki dibuka di Gerakan pendinginan
samping 11 bermanfaat untuk
b) Tangan kanan menguatkan otot paha dan
menarik sikut kiri ke tumit
arah belakang 12) Pendinginan 12
Gerakan pendinginan a) Kaki kanan
7 bermanfaat untuk melangkah ke
merelaksasikan otot bahu samping
dan tubuh bagian belakang

Jurnal Ners Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai Page 73


Vol 1, No 1, April 2017 ISSN 2580-2194

b) Kedua lengan dengan penurunan rata-rata gula


direntangkan ke darah pada kelompok terpapar
samping 2,3 kali lebih besar daripada
c) Kedua lutut ditekuk kelompok tidak terpapar (31,5
sedikit mg/dl berbanding 13,5 mg/dl).
Gerakan pendinginan Kesimpulan yang dapat diambil
12 bermanfaat untuk adalah senam efektif dalam
relaksasi peregangan dengan menurunkan kadar gula darah.
gerakan tangan dan lutut. Perbedaan penelitian ini
13) Pendinginan 13 : sikap dengan penelitian sebelumnya
sempurna (Novitasari, adalah dalam penelitian ini
2012) samplingnya di batasi oleh
17. Pengaruh Senam Diabetes beberapa lama seseorang
Terhadap Penyakit Diabetes menderita Diabetes Melitus Tipe
Mellitus Tipe 2 2 dimana pada penelitian
Khoirul (2013) dengan sebelumnya hal ini tidak
judul Perbedaan Kadar Gula menjadi kriteria.
Darah Sebelum dan Sesudah
Senam Diabetes Pada Pasien A. Kerangka Teori
Diabetes Mellitus Tipe 2 di Kerangka teori adalah
Persadia Rumah Sakit Asih kemampuan seorang peneliti dalam
Ciputat Tahun 2013. Hasil mengaplikasikan pola berfikir dalam
penelitian menunjukkan bahwa menyusun teori-teori secara skematis
ada perbedaan kadar gula darah yang mendukung permasalahan.
sebelum dan sesudah senam Menurut Karlinger, teori adalah
diabetes pada pasien diabetes himpunan konstruk (konsep),
mellitus tipe 2 (p=0,048). definisi, dan proposisi yang
Mulyaningtyas (2012) mengutamakan pandangan sistematis
dengan judulPengaruh Senam tentang gejala dengan menjabarkan
Terhadap Kadar Gula Darah relasi diantara variabel, untuk
Penderita Diabetes.Hasil dari menjelaskan dan meramalkan gejala
penelitian ini terdapat perbedaan tersebut (Rakhmat, 2006).
kadar gula darah sewaktu Atas dasar kajian kepustakaan
sebelum dan sesudah intervensi tentang senam yang secara hipotesis
pada kelompok terpapar (nilai p berpengaruh terhadap kadar gula
= 0,0001), pada kelompok tidak darah pada penderita diabetes
terpapar (nilai p = 0,0001), pada mellitus tipe 2, maka ditunjukan
kelompok terpapar dan tidak kerangka teori pada skema 2.1
terpapar (nilai p = 0,0001) sebagai berikut

Peningkatan kadar
gula darah
- Senam Diabetes
- Olahraga
Kadar gula darah
pada penderita
diabetes mellitus
tipe 2
- Gaya Hidup
- Stress
- Kebutuhan - Edukasi
kalori - Penyuluhan
- Pola makan - Obat-obatan
Jurnal Ners Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai Page 74
Vol 1, No 1, April 2017 ISSN 2580-2194

Skema 2.2
Kerangka Teori
Pengaruh Senam Terhadap Kadar Gula Darah Pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2
Di RSUD Puri Husada Tembilahan Tahun 2016
lainnya dari masalah yang ingin
B. Kerangka Konsep diteliti (Setiadi, 2013). Dengan
Kerangka konsep merupakan demikian kerangka konsep sebagai
suatu hubungan atau kaitan antara berikut:
konsep satu terhadap konsep yang

Variabel Independen t

Senam Diabetes
Kadar Gula Darah Pada Kadar Gula Darah Pada
Penderita Diabetes Penderita Diabetes
Mellitus Tipe 2 sebelum Mellitus Tipe 2 sebelum
diberikan Senam diberikan Senam
Diabetes Diabetes
Variabel Dependent Variabel Dependent

Skema 2.3
Kerangka Konsep
Pengaruh Senam Terhadap Kadar Gula Darah Pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2
Di RSUD Puri Husada Tembilahan Tahun 2016
C. Hipotesis penelitian setiap variabel melalui
Ha : Ada pengaruh senam diabetes analisis univariat dan bivariat.
terhadap kadar gula darah pada
penderita diabetes mellitus tipe A. Analisis Univariat
2 Analisis univariat pada
BAB IV penelitian ini dilakukan untuk
HASIL PENELITIAN mengetahui mean, median,
Penelitian ini bertujuan untuk simpangan baku (SD), nilai minimal
menganalisis Pengaruh Senam dan maksimal kadar gula darah pada
Terhadap Kadar Gula Darah Pada penderita diabetes mellitus tipe 2
Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 Di sebelum dan sesudah melakukan
RSUD Puri Husada Tembilahan Tahun senam diabetes di RSUD Puri
2016. Pengumpulan data pada Husada Tembilahan Tahun 2016.
penelitian ini dimulai dari9 s/d 21 Mei Masing-masing variabel pada
2016. Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian ini dapat dilihat pada
tabel di bawah ini :
Tabel 4.1 : Kadar Gula Darah Pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 Sebelum Dan
Sesudah Melakukan Senam Diabetes Di RSUD Puri Husada Tembilahan
Tahun 2016.

Variabel Mean Standar Deviasi Min-Max


Kadar Gula Darah

Jurnal Ners Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai Page 75


Vol 1, No 1, April 2017 ISSN 2580-2194

Pre-Test 180.90 41,338 110-250


Post-Test 144,90 39,227 96-209
Berdasarkan tabel diatas mengetahui nilai gula darah
dapat menggambarkan bahwa sebelum dan sesudah perlakuan
terdapat penurunan kadar gula darah senam diabetes selama 2 minggu.
sebelum dan sesudah melakukan Pada penelitian ini Analisis bivariat
senam diabetes. Hal ini dapat dilihat dilakukan dengan uji Wilcoxon
dari rata-rata kadar gula darah karena uji statistik sampel t-test
sebelum melakukan senam diabetes (paired t-test) atau uji beda dua
sebesar 180,90 mg/dl sedangkan mean dependen tidak memenuhi
rata-rata kadar gula darah sesudah asumsi normalitas. Uji statistik
melakukan senam 144,90 mg/dl. untuk seluruh analisis tersebut
dianalisis dengan tingkat
B. Analisis Bivariat kemaknaan 95% atau alpha 0,05.
Analisis bivariat akan Masing-masing analisis variabel
menguraikan perbedaan penurunan pada penelitian ini dapat dilihat
kadar gula darah dengan pada tabel di bawah ini :
Tabel 4.2 : Pengaruh Senam Diabetes Terhadap Kadar Gula Darah Pada Penderita
Diabetes Mellitus Tipe 2 Di RSUD Puri Husada Tembilahan Tahun 2016
n = 20
Variabel Jumlah Mean Sum of CI 95 % P Value
Observasi Rank Ranks
Kadar Gula Darah
Negatif Rank 18 11,11 200,00 0,000-0,139 0,000
Positif Rank 2 5,00 10,00
pasien diabetes mellitus tipe 2
Berdasarkan tabel 4.2 di atas sebelum dan sesudah senam
negative ranks atau nilai variabel diabetes di RSUD Puri Husada.
kedua (posttest) lebih rendah dari
nilai variabel pertama (pretest)
jumlah observasinya sebanyak 18
observasi, dengan nilai mean 11,11
dan jumlah nilai rata-rata 200, BAB V
sedangkan positif ranks atau nilai
PEMBAHASAN
variabel kedua (posttest) lebih tinggi
dari nilai variabel pertama (pretest)
A. Pengaruh Senam Diabetes
jumlah observasinya sebanyak 2
Terhadap Kadar Gula Darah
observasi dengan nilai mean 5 dan
Pada Penderita Diabetes Mellitus
jumlah nilai rata-rata 10. Data
Tipe 2 Di RSUD Puri Husada
tersebut menggambarkan adanya
Tembilahan Tahun 2016
perbedaan kadar gula darah pasien
Berdasarkan hasil distribusi
diabetes mellitus tipe 2 sebelum dan
kadar gula darah pada penelitian
sesudah senam diabetes, dan juga
saya dapat disimpulkan bahwa
menunjukkan adanya pengaruh
terdapat beda rata-rata kadar gula
antara senam diabetes terhadap
darah sebelum dan sesudah
penurunan kadar gula darah pasien
dilakukan senam diabetes selama 2
diabetes mellitus tipe 2. Dari hasil
minggu dimana kriteria responden
uji statistik didapatkan nilai p value
salah satunya yang menderita
0,000 , dapat disimpulkan bahwa
terdapat pengaruh kadar gula darah

Jurnal Ners Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai Page 76


Vol 1, No 1, April 2017 ISSN 2580-2194

diabetes mellitus tipe 2 selama 1 – mellitus tipe 2 di Wilayah Kerja


5 tahun. Puskesmas Bukateja Purbalingga
pada tahun 2004. Jenis penelitian
Hasil analisa statistik dari ini merupakan penelitian pra
sebelum senam diabetes yaitu pada eksperimen tanpa kelompok kontrol
minggu pertama sampai setelah dengan p value 0,001
senam diabetes pada minggu ke 2
menunjukkan adanya perubahan Gula darah adalah produk
kadar gula darah saat dilakukan test akhir dan merupakan sumber energi
pada peserta senam diabetes. utama organisme hidup yang
Didapatkan nilai rata-rata kadar kegunaannya dikontrol oleh insulin.
gula darah pre-test sebesar 180,90 Umumnya tingkat gula darah
dengan standar deviasi 41,338 dan bertahan pada batas-batas yang
rata-rata kadar gula darah post-test sempit sepanjang hari 4-8 mmol/I
144,90 dengan standar deviasi (70-150 mg/dL). Tingkat ini
39,227. meningkat setelah makan dan
biasanya berada pada level terendah
Hasil analisis uji wilcoxon pada pagi hari, sebelum makan.
pada negative ranks atau nilai Pada pasien diabetes mellitus
posttest lebih rendah dari nilai adalah penyakit yang paling
pretestsebanyak 18 observasi menonjol yang disebabkan oleh
dengan nilai mean 11,11 dan gagalnya pengaturan kadar gula
jumlah rata-rata 200, sedangkan darah, selain glukosa, juga
positif ranks atau nilai posttest lebih menemukan jenis-jenis gula lainnya
tinggi dari nilai pretest ada 2 seperti fruktosa dan galaktosa. Pada
observasi dengan nilai mean 5 dan diabetes mellitus tipe 2 tidak
jumlah rata-rata 10. Data tersebut tergantung insulin, latihan (senam
menggambarkan adanya perbedaan diabetes) sangat baik untuk
kadar gula darah pasien diabetes pengendalian kadar gula darah
mellitus tipe 2 sebelum dan sesudah sehingga menghambat risiko
senam diabetes, dan juga penyakit yang muncul dari
menunjukkan adanya pengaruh komplikasi diabetes mellitus.
antara senam diabetes terhadap
penurunan kadar gula darah pasien Keikutsertaan dalam senam
diabetes mellitus tipe 2. Dari hasil diabetes didasari oleh berbagai
uji statistik didapatkan nilai p value alasan antara lain kesadaran pasien
0,000,sehingga dapat disimpulkan untuk meningkatkan kesehatan dan
bahwa terdapat pengaruh kadar mengontrol gula darah, mengisi
gula darah pasien diabetes mellitus kesibukan dan anjuran dokter.
tipe 2 sebelum dan sesudah senam Banyak responden belum mengikuti
diabetes di RSUD Puri Husada. senam diabetes, hal ini dipengaruhi
oleh beberapa faktor, antara lain
Pada penelitian yang faktor pengetahuan atau persepsi
dilakukan oleh Puji Indriani, Heru terhadap penanganan dan
Supriyatni dan Agus Santoso yang perawatan diabetes, motivasi diri,
menunjukkan bahwa ada pengaruh dan informasi.
latihan fisik, senam aerobik
terhadap penurunan kadar gula Menurut Ilyas (2009) latihan
darah pada penderita diabetes jasmani secara langsung dapat

Jurnal Ners Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai Page 77


Vol 1, No 1, April 2017 ISSN 2580-2194

menyebabkan terjadinya disebabkan karena peningkatan


peningkatan pemakaian glukos kepekaan reseptor insulin otot dan
sehingga lebih banyak tersedia pertambahan reseptor insulin otot
reseptor insulin dan reseptor insulin pada saat melakukan senam.
menjadi lebih aktif yang akan
berpengaruh terhadap penurunan BAB VI
glukosa darah pada pasien diabetes PENUTUP
mellitus sehingga terjadi perubahan
pada kadar gula darah. A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian
Menurut Soekardji (2009) dan pembahasan yang telah
latihan jasmani pada diabetes diuraikan dalam bab sebelumnya,
mellitus tipe 2 berperan utama makadapat disimpulkan bahwa
dalam pengaturan kadar gula darah. terdapat pengaruhsenam diabetes
Pada tipe ini produksi insulin terhadap kadar gula darah pada
umumnya tidak terganggu. Masalah penderita diabetes mellitus tipe 2
utama adalah kurangnya respons di RSUD Puri
reseptor insulin terhadap insulin, HusadaTembilahanTahun 2016.
sehingga insulin tidak dapat masuk B. Saran
ke dalam sel-sel tubuh kecuali otak. Berdasarkan kesimpulan yang telah
Otot yang berkontraksi atau aktif dibuat ada beberapa saran yang
tidak memerlukan insulin untuk ingin disampaikan oleh peneliti
memasukkan glukosa ke dalam sel yaitu:
otot yang aktif sensitivitas reseptor 1. Untuk Peneliti Selanjutnya
insulin meningkat. Oleh karena itu Diharapkan kepada peneliti
latihan jasmani pada diabetes selanjutnya agar dapat melakukan
mellitus tipe 2 akan menyebabkan penelitian dengan kajian yang
berkurangnya kebutuhan insulin sama dengan waktu yang lebih
eksogen. Namun ini tidak bertahan lama, sehingga pelaksanaan senam
lama oleh karena itu dibutuhkan yang diberikan lebih bermanfaat
latihan jasmani yang kontinu dan bagi penderita diabetes mellitus.
teratur. Karena bermanfaat terhadap
perubahan kadar gula darah
menjadi menurun dan lebih 2. Untuk Tempat Penelitian
terkontrol. a. Diharapkan kepada pimpinan
RSUD Puri Husada dan
Berdasarkan hasil penelitian selingkungan RSUD Puri
dan uraian diatas dapat disimpulkan Husada agar selalu
bahwa kadar gula darah pada pasien memberikan penyuluhan-
diabetes mellitus tipe 2 dapat penyuluhan terhadap penyakit
dikendalikan dengan melakukan diabetes mellitus
latihan jasmani (senam diabetes) b. Diharapkan kepada instruktur
secara teratur dan kontinu karena senam diabetes agar lebih
pada saat istirahat ambilan glukosa memperhatikan penderita
oleh otot jaringan membutuhakan diabetes di RSUD Puri
insulin sedangkan pada otot aktif Husada dengan menambah
walaupun terjadi peningkatan waktu latihan terhadap
kebutuhan glukosa tetapi kadar penderita diabetes mellitus
insulin tidak meningkat. Hal ini

Jurnal Ners Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai Page 78


Vol 1, No 1, April 2017 ISSN 2580-2194

untuk melakukan kegiatan


senam diabetes. Kumar. (2007). Mencegah komplikasi
penyakit kencing manis.
http://www.sinar
DAFTAR PUSTAKA harapan.konsultasi/htm. Diakses
19 Maret 2016
Anani, Sri. (2012). Diabetes
(Hiperglikemia). Mulyaningtyas. (2012). Pengaruh
http://www.detik.com Senam Terhadap Kadar Gula
/indo/news.php?n=11. Diakses 19 Darah Penderita Diabetes.
Maret 2016 Semarang

Anggriyana.(2010). Diabetes and Novitasari, Retno. (2012). Diabetes


exercise.http://www.uhs.wisc.edu/ Mellitus. Yogyakarta : Nuha
docs/uwhealth_ diabetes_260.pdf. Medika
Diakses 19 Maret 2016 Nursalam. (2013). Metodologi
Penelitian Ilmu Keperawatan.
Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian Jakarta : Salemba Medika
Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta
: PT Rineka Cipta Padila. (2012). Senam Diabetes Seri 3.
Jakarta: Yayasan Diabetes
Arisman. (2010). Obesitas, Diabetes Indonesia
Mellitus & Dislipidemia. Jakarta : Profil Rumah Sakit Umum Daerah Puri
EGC Husada Tembilahan (2016)
Erlina, Lina (2008). Pengaruh Senam Saryono (2010). Kumpulan Instrumen
Diabetes Terhadap Kadar Penelitian Kesehatan. Bantul :
Glukosa Darah Pasien DM Tipe 2 Nuha Medika
Di RSU Unit Swadana Daerah
Kabupaten Sumedang. Bandung. Saryono dan Ari Setiawan. (2010).
Metodologi Penelitian.
Ernawati. (2013). Penatalaksanaan Yogyakarta : Nuha Medika
Keperawatan Diabetes Mellitus
Terpadu. Jakarta : Mitra Wacana Setiadi. (2013). Konsep dan Praktik
Media Penulisan Riset Keperawatan.
Yogyakarta : Graha Ilmu
Hidayat, Aziz Alimul. (2014). Riset
Keperawatan dan Tehnik Soegondo, dkk. (2015).
Penelitian Ilmiah. Jakarta: Penatalaksanaan Diabetes
Salemba Medika Mellitus Terpadu. Jakarta : FKUI

Ilyas, E.I. (2009). Olahraga bagi Sudiro. (2014). Diabetes Informasi


diabetes. Jakarta : FKUI Lengkap Untuk Penderita dan
Khoirul. (2013). Perbedaan Kadar Gula Keluarganya. Jakarta: Gramedia
Darah Sebelum dan Sesudah
Senam Diabetes Pada Pasien Sudoyo, dkk. (2007). Buku Ajar Ilmu
Diabetes Mellitus Tipe 2 di Penyakit Dalam. Jakarta : FKUI
Persadia Rumah Sakit Asih
Ciputat Tahun 2013.

Jurnal Ners Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai Page 79


Vol 1, No 1, April 2017 ISSN 2580-2194

Sumarni. (2008). Epidemiologi Penyakit


Tidak Menular. Jakarta: PT
Rineka Cipta
Sigiyono. (2011). Metode Penelitian
Kombinasi. Bandung : Alfabeta
Titin. (2010). Segala Sesuiatu yang
Harus Anda Ketahui Tentang
Diabetes. Jakarta: Gramedia

Wylie, Linda. (2010). Gangguan Medis


Kehamilan & Persalinan. Jakarta
: EGC

Jurnal Ners Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai Page 80

Anda mungkin juga menyukai