CEREBRAL PALSY
a. Prenatal
1) Infeksi TORCH
2) Keracunan
3) Radiasi sinar X
b. Natal
1) Anoksia
2) Perdarahan otak
3) Premature
4) Ikterus
c. Postnatal
1) Trauma kapitis
2) Ensefalitis
3) Meningitis
4) Luka parut pasca bedah
Faktor risiko terjadinya CP antara lain jenis kelamin, ras, genetic,
sosioekonomi, riwayat obstetric, penyakit yang diderita ibu, primipara, malnutrisi,
BBLR, skor APGAR (Sitorus dkk, 2016).
4. Patofisiologi Cerebral Palsy
Pada CP terjadi kerusakan pada pusat motorik dan menyebabkan
terganggunya fungsi gerak yang normal. Pada kerusakan korteks cerebri terjadi
kontraksi otak yang terus menerus dimana disebabkan oleh karena tidak
terdapatnya inhibisi langsung pada lengkung reflex. Bila terdapat cidera berat pada
system ekstra pyramidal dapat menyebabkan gangguan pada semua gerak atau
hypotonic, termasuk kemampuan bicara. Namun bila hanya cedera ringan maka
gerakan gross motor dapat dilakukan tetapi tidak terkoordinasi dengan baik dan
gerakan motorik halus sering kali tidak dapat dilakukan. Gangguan proses sensorik
primer terjadi di serebelum yang mengakibatkan terjadinya ataksia. Pada
keterbatasan gerak akibat fungsi motor control akan berdampak juga pada proses
sensorik (Hardiman, 2013).
5. Manifestasi Klinis Cerebral Palsy
Anak CP memiliki karakteristik sebagai berikut :
a. Kemampuan Motorik
Anak CP memiliki gangguan fungsi motorik. Gangguan ini berupa
kekakuan, kelumpuhan, kurang koordinasi, hilang keseimbangan dan
munculnya gerakan-gerakan ritmis. Gangguan ini tidak hanya berakibat kepada
fungsi anggota gerak tetapi fungsi-fungsi lain yang berhubungan dengan
masalah motorik lain seperti gangguan bicara, mengunyah, dan menelan.
b. Kemampuan Sensoris
Pada umumnya anak CP juga memiliki gangguan dalam hal
sensorisnya. Gangguan sensoris tersebut meliputi gangguan penglihatan,
gangguan pendengaran, dan gangguan kinestetik-taktil.
c. Kemampuan Intelektual
Kemampuan intelektual anak CP beragam dari rentang idiot sampai
gifted, tetapi sebagian besar penderita cerebral palsy mengalami
keterbelakangan mental. 1/3 dari populasi anak CP mengalami
keterbelakangan mental berat.
d. Kemampuan Persepsi
Peristiwa persepsi terjadi di otak. Karena kerusakan pada anak CP
terjadi di otak, maka pada umumnya mereka juga mengalami gangguan
persepsi baik itu secara visual, auditif maupun kinestetik-taktil.
e. Kemampuan Berbicara dan Komunikasi
Sebagian besar anak CP mengalami gangguan bicara sebagai akibat
dari kekakuan otot-otot motorik bicara mereka. Gangguan bicara yang terjadi
dapat mengarah kepada gangguan komunikasi. Anak CP mengalami kesulitan
dan mengungkapkan ide dan gagasan mereka bahkan banyak diantara mereka
yang bicaranya tidak jelas sehingga sukar dipahami maksud pembicaraanya.
f. Kemampuan Emosi dan Penyesuaian Sosial
Kebanyakan anak CP mengalami kesulitan dalam penyesuaian sosial
ini berkaitan dengan konsep yang mereka miliki (Azizah, 2005).
6. Pemeriksaan Penunjang Cerebral Palsy
Cerebral palsy dapat didiagnosis menggunakan kriteria Levine (POSTER).
POSTER terdiri dari :
a. P – Posturing/Abnormal Movement (Gangguan Posisi Tubuh atau Gangguan
Bergerak).
b. O – Oropharyngeal Problems (Gangguan Menelan atau Fokus di Lidah).
c. S – Strabismus (Kedudukan Bola Mata Tidak Sejajar)
d. T – Tone (Hipertonus atau Hipotonus).
e. E – Evolution Maldevelopment (Refleks Primitif Menetap atau Refleks
Protective Equilibrium Gagal Berkembang).
f. R – Reflexes (Peningkatan Refleks Tendon atau Refleks Babinski menetep).
Abnormalitas empat dari enam kategori diatas dapat menguatkan diagnosis
CP (Sitorus dkk, 2016).
7. Penatalaksanaan Cerebral Palsy
Tidak ada terapi standar untuk semua kasus, tergantung dari gejala, jenis
dan derajat beratnya cerebral palsy. Terapi mencakup :
a. Terapi Fisik
Tujuan utama untuk memperbaiki fungsi alat gerak, mengontrol gerakan refleks
patologis, merangsang gerakan yang normal. Metode yang digunakan antara
lain : Vojta, Bobaath, Peto, Doman-Delecato, Phelps, Shang Dian, Brunnstrom.
b. Terapi Okupasi
Tujuannya untuk meningkatkan kemampuan untuk menolong diri sendiri,
memperbaikikemampuan motorik halus, penderita dilatih supaya bisa
mengena-kan pakaian, makan, minum dan keterampilan lainnya.Terapi motorik
disesuaikan dengan jenishambatan dan kelainan. Meningkatkan kemampuan
gerak pada persendian, meningkatkankekuatan otot, meningkatkan
pengontrolan motorik tubuh.
c. Terapi Wicara
Latihan vonsi : melatih gerakan bibir, lidah, otot-otot vocal. Latihan pemahaman
Bahasa. Latihan mengungkapkan: termasuk mengungkapkan dengan bahasa
verbal atau nonverbal.
d. Alat Bantu
Alat bantu untuk menopang tubuh,siku, kaki, lutut, agar fungsi persendian tetap
terjaga dan tidak terjadi perubahan bentuk.
e. Terapi Bedah
Bila terjadi kekakuan dan kelainan bentuk sendi pada pasien diatas usia 5
tahun.
f. Terapi Obat-obatan
Untuk merangsang saraf otak dan roboransia yang sesuai, mencegah kejang
pada kasus kejang (Erico, 2011).
B. Konsep Keperawatan
1. Pengkajian
a. Kaji Riwayat Kehamilan Ibu
b. Kaji Riwayat Persalinan
c. Identifikasi Anak yang Mempunyai Risiko
d. Kaji Iritabel Anak, Kesukaran Dalam Makan/Menelan, Perkembangan Yang
Terlambat Dari Anak Normal, Perkembangan Pergerakan Kurang, Postur
Tubuh Yang Abnormal, Refleks Bayi Yang Persisten, Ataxic, Kurangnya Tonus
Otot.
e. Monitor Respon Bermain Anak
f. Kaji Fungsi Intelektual
g. Riwayat Penyakit Dahulu : Kelahiran Premature Dan Tauma Lahir
h. Riwayat Penyakit Sekarang : Kelemahan Otot, Retardasi Mental, Gangguan
Hebat- Hipotonia, Melempar/Hisap Makan, Gangguan Bicara/Suara, Visual
Dan Mendengar.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Risiko injury berhubungan dengan spasme, pergerakan yang tidak terkontrol
dan kejang.
b. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan spasme dan kelemahan otot-
otot.
c. Perubahan tumbuh kembang berhubungan dengan gangguan neuromuscular.
d. Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan gangguan kesukaran
dalam artikulasi.
e. Risiko aspirasi berhubungan dengan gangguan neuromuscular.
f. Perubahan proses pikir berhubungan dengan serebral injury, ketidakmampuan
belajar.
3. Intervensi Keperawatan
Diagnosa Intervensi
Risiko injury berhubungan 1. Hindari anak dari benda-benda
dengan spasme, pergerakan yang membahayakan
yang tidak terkontrol dan 2. Perhatikan anak-anak saat
kejang. beraktifitas.
3. Gunakan alat pengaman bila
diperlukan.
4. Bila ada kejang; pasang alat
pengaman dimulut agar lidah
tidak tergigit
5. Lakukan suction.
6. Pemberian anti kejang bila
terjadi kejang.
Gangguan mobilitas fisik 1. Ajarkan cara berkomunikasi
berhubungan dengan dengan kata-kata yang pendek.
spasme dan kelemahan otot- 2. Ajarkan untuk latihan yang
otot. berbeda-beda pada ekstremitas
3. Ajarkan dalam menggunakan
alat bantu jalan.
4. Ajarkan cara duduk, merangkak
pada anak kecil, berjalan, dan
lain-lain.
5. Ajarkan rom yang sesuai.
Perubahan tumbuh kembang 1. Kaji tingkat tumbuh kembang.
berhubungan dengan 2. Ajarkan untuk intervensi awal
gangguan neuromuscular. dengan terapi rekreasi dan
aktivitas sekolah.
3. Berikan aktivitas yang sesuai,
menarik diri dan dapat
dilakukan oleh anak.
Gangguan komunikasi verbal 1. Kaji respon dalam
berhubungan dengan berkomunikasi.
gangguan kesukaran dalam 2. Ajarkan dan kaji makna non
artikulasi. verbal.
3. Latih dalam penggunaan bibir,
mulut dan lidah.
4. Gunakan kartu/gambar-
gambar/papan tulis untuk
memfasilitasi komunikasi.
5. Konsultasikan dengan dokter
tentang kebutuhan terapi
bicara.
Risiko aspirasi berhubungan 1. Kaji pola pernafasan.
dengan gangguan 2. Berikan oksigen sesuai dengan
neuromuscular. kebutuhan anak.
3. Lakukan suction segera bila
ada sekret
4. Berikan posisi tegak lurus atau
setengah duduk saat makan
dan minum.
Perubahan proses pikir 1. Kaji tingkat pemahaman anak.
berhubungan dengan 2. Ajarkan dalam memahami
serebral injury, percakapan dengan verbal atau
ketidakmampuan belajar. non verbal.
3. Ajarkan menulis dengan
menggunakan papan tulis atau
alat lain yang dapat digunakan
sesuai kemampuan orangtua
dan anak
PATHWAY CEREBRAL PALSY
Cerebral Palsy
Lestari, Sri. 2009. Jurnal Penelitian “Latihan Motorik Halus Untuk Meningkatkan
Kemampuan Menulis pada Anak Cerebral Palsy di Kelas II SLB/D YPAC
Kota Surakarta Tahun Pelajaran 2008/2009”. Surakarta : Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
Sitorus, Franisca Santa Ana Boru dkk. 2016. Pravalensi Anak Cerebral Palsy di
Instalasi Rehabilitasi Medik RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado
Periode 2015. Jurnal Kedokteran Klinik. Vol 1 No. 1.