Anda di halaman 1dari 5

Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Kepatuhan Diet

Pada Penderita Diabetes Mellitus di Samarinda

DOSEN PEMBIMBING
Ismansyah, S.Kp.,M.Kep

DISUSUN OLEH:
Anggelita Mega Tangkelayuk
Tilka Asyratun Kaamilah (P07220217033)
Widya Nandini Lestari

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN


KALIMANTAN TIMUR JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2020/2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Diabetes mellitus (DM) adalah penyakit gangguan metabolisme karbohidrat,


lemak, dan protein yang dihubungkan dengan kekurangan secara absolut atau
relatif dari kerja dan atau sekresi insulin yang bersifat kronis dengan ciri khas
hiperglikemia/peningkatan kadar glukosa darah di atas nilai normal (Mihardja,
2009;Awad dkk, 2013). DM Tipe 2 adalah jenis DM yang paling banyak
ditemukan di masyarakat (Trisnawati, 2013).
Diabetes mellitus (DM) yang umum dikenal sebagai kencing manis adalah
penyakit yang ditandai dengan hiperglikemia (peningkatan kadar gula darah)
yang terus-menerus dan bervariasi, terutama setelah makan. Diabetes mellitus
merupakan keadaan hiperglikemia kronik disertai berbagai kelainan metabolik
akibat gangguan hormonal, yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada
mata, ginjal, dan pembuluh darah, disertai lesi pada membran basalis dalam
pemeriksaan dengan mikroskop elektron (Bilous, 2002).
Berdasarkan hasil data laporan WHO (World Health Organization) tahun
2016 jumlah pasien diabetes mellitus diseluruh dunia per regional di tahun 2015
dan tahun 2040 (umur 20-70 tahun) yakni di tahun 2015 sebanyak 415 juta orang
dewasa dengan diabetes dan di tahun 2040 mendatang, diperkirakan jumlah
pasien diabetes melitus meningkat menjadi 642 juta orang.
Informasi terbaru berdasarkan data IDF (International Diabetes Federation)
Atlas, (2017) menunjukkan bahwa diseluruh dunia pada tahun 2017 terdapat 425
juta orang menderita DM, dan diperkirakan akan meningkat pada tahun 2045
mendatang menjadi 629 juta orang akan menderita DM, serta pada tahun 2045
mendatang diperkirakan Indonesia masuk 10 besar yaitu berada pada posisi ke-6
dengan penderita DM sebanyak 167 juta orang setelah Negara China, India,
United States, Brazil, dan Mexico.
Hasil Riskesdas dari tahun 2013-2018 menunjukkan bahwa hasil prevalensi
diabetes melitus di Indonesia berada pada usia diatas 15 tahun menurut diagnosis
dokter tahun 2018 yaitu 2,0% lebih tinggi dibanding tahun 2013 yaitu 1,5%.
Berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2018 sebanyak 34 Provinsi di Indonesia
menunjukkan kenaikan angka kejadian DM .
Di Samarinda sendiri berdasarkan hasil dari Riskesdas tahun 2018
menunjukkan pada usia diatas 15 tahun menurut diagnosis dokter tahun 2018
yaitu 4,11% atau sekitar 2.876 orang yang menderita penyakit DM.
Jumlah penderita DM yang semakin meningkat semakin membuktikan
bahwa penyakit diabetes mellitus merupakan masalah kesehatan masyarakat yang
serius. Data Departemen Kesehatan RI menyebutkan bahwa jumlah pasien rawat
inap maupun rawat jalan di Rumah Sakit menempati urutan pertama dari seluruh
penyakit endokrin adalah diabetes mellitus (Tandra, 2008).
Dalam menstabilkan kadar glukosa darah pada penderita DM terutama DM
tipe 2 yaitu meningkatkan kepatuhan dietnya, kepatuhan diet ini sangat berperan
penting guna untuk mencapai keberhasilan dalam terapi.kepatuhan merupakan hal
yang sangat penting Karena dapat mengembangkan kebiasaan yang dapat
membantu penderita DM tipe 2 dalam mengikuti jadwal dietnya. Menurut
Lopulalan (2008) dalam (Dewi et al., 2018). Pasien dengan Diabetes Melitus Tipe
II sangat membutuhkan motivasi yang tinggi dalam menjalankan terapinya,
karena terapi yang dijalani menimbulkan rasa bosan dan jenuh.
Pengetahuan yang cukup akan faktor pencetus dan resiko yang akan
ditimbulkan dari penyakit DM Tipe II dapat meningkatkan motivasi dalam
menjalankan terapi diet (Notoatmodjo, 2007) dalam (Pujiastuti, 2017) Dari
penjelasan di atas yang telah dikemukakan, peneliti tertarik dan mengangkat
sebuah judul “Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Kepatuhan Diet Pada
Penderita Diabetes Melitus” di Samarinda.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka rumusan masalah dalam


penelitian ini adalah apakah ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan
kepatuhan diet pada penderita diabetes mellitus di Samarinda?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan dengan kepatuhan diet


pada penderita diabetes mellitus di Samarinda.
2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan penderita tentang diet diabetes


mellitus
b. Mengidentifikasi kepatuhan diet pada penderita diabetes mellitus
c. Menganalisis hubungan antara tingkat pengetahuan dengan kepatuhan diet
pada penderita diabetes mellitus

D. Manfaat Penelitian

Diharapkan penelitian yang dilakukan memberikan manfaat yaitu:


1. Bagi Penderita
Penulisan karya tulis ilmiah ini diharapkan dapat meningkatkan
pengetahuan penderita terhadap penyakit yang diderita dan diet yang
dijalani sehingga dapat mengubah perilaku penderita dalam kehidupan
sehari- hari.
2. Bagi Peneliti
Melalui penelitian ini peneliti dapat menerapkan dan memanfaatkan
ilmu yang diperoleh selama pendidikan, menambah wawasan dan
pengalaman dalam melaksanakan penelitian ilmiah mengenai
pengetahuan dan kepatuhan diet dengan kadar gula darah penderita
diabetes melitus tipe II.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Diabetes Mellitus

1. Definisi

Diabetes adalah penyakit kronis yang terjadi ketika pankreas tidak


menghasilkan insulin yang cukup, atau ketika tubuh tidak dapat secara efektif
menggunakan insulin yang dihasilkan. Hiperglikemia, atau gula darah yang
meningkat, merupakan efek umum dari diabetes yang tidak terkontrol dan
dari waktu ke waktu menyebabkan kerusakan serius pada banyak sistem
tubuh, khususnya saraf dan pembuluh darah (WHO, 2012).
Diabetes mellitus merupakan salah satu penyakit degeneratif, yaitu
penyakit akibat fungsi atau struktur dari jaringan atau organ tubuh yang
secara progresif menurun dari waktu ke waktu karena usia atau pilihan gaya
hidup. Penyakit ini juga dikenal sebagai penyakit akibat dari pola hidup
modern dimana orang lebih suka makan makanan siap saji, kurangnya
aktivitas fisik karena lebih memanfaatkan teknologi seperti penggunaan
kendaraan bermotor dibandingkan dengan berjalan kaki (Nurhasan 2000).

2.

Anda mungkin juga menyukai