Anda di halaman 1dari 52

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Diabetes Melitus menjadi penyebab kematian prematur di seluruh dunia.

Penyakit ini menjadi penyebab utama kebutaan, penyakit jantung dan gagal

ginjal. Salah satu organisasi diabetes melitus yaitu International Diabetes

Federation (IDF) memperkirakan sedikitnya terdapat 463 juta orang pada usia

20-79 tahun di dunia menderita diabetes pada tahun 2019 atau setara dengan

angka prevalansi sebesar 9.3% dari total penduduk pada usia yang sama.

Angka diprediksi akan terus meningkat di tahun 2030 sebesar 578 juta kasus

dan ditahun 2045 menjadi 700 juta kasus. Diabetes melitus adalah penyakit

kronis yang serius terjadi karena pankreas yang tidak dapat menghasilkan

insulin yang cukup (hormon yang mengatur gula darah) atau disaat tubuh

tidak dapat secara efektif menggunakan insulin yang dihasilkannya (WHO,

2016)

Diabetes melitus mendapatkan angka kejadian di Indonesia yaitu pada usia

45-54 tahun sebanyak 14,4%, usia 55-64 tahun sebanyak 19,6%, usia 65-74

tahun sebanyak 19,6% dan usia lebih dari 75 tahun adalah sebanyak 17%

dengan demikian diperkirakan jumlah penderita di Indonesia telah mencapai

16 juta orang yang kemudian berisiko terkena penyakit lain, seperti: serangan

jantung, stroke, kebutaan dan gagal ginjal bahkan dapat menyebabkan

kelumpuhan dan kematian (Kementerian Kesehatan, 2018)


2

Diabetes melitus merupakan penyakit tidak menular yang berbahaya, pada

tahun 2013 sampai dengan 2019 penyakit ini mengalami kenaikan, khususnya

diabetes mellitus berdasarkan pemeriksaan gula darah, diabetes mellitus naik

dari 6,9% menjadi 8,5% dan berdasarkan diagnosis dokter naik dari 1,5%

menjadi 2% (Riskesdas, 2018). Pada tahun 2020 terdapat 43.906 sasaran

penderita diabetes melitus di kota bandung (Dinas kesehatan, 2020)

Diabetes Melitus dapat dikendalikan dengan melakukan perilaku hidup

sehat seperti diet DM yang benar, latihan fisik/olahraga secara rutin, terapi

obat-obatan, dan pemantauan kadar gula darah guna mencegah komplikasi

( Ika Febty Chiptarini, 2014). Terdapat 61 penderita Diabetes Melitus pada

bulan januari hingga maret 2022 (Puskesmas Cilengkrang 2022), Berdasarkan

hasil studi pendahuluan dengan melakukan wawancara kepada 10 orang

penderita diabetes di puskesmas cilengkrang 6 dari penderita melakukan pola

makan yang baik tetapi tidak melakukan pengobatan dengan benar dan 4

orang lainnya melakukan pengobatan tetapi pola makannya kurang baik.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Linda

(2017) didapatkan bahwa sebagian besar penderita Diabetes Mellitus disana

telah mengetahui terkait pentingnya melakukan self-management diabetes

seperti pengaturan diet (pola makan), aktivitas olahraga, perawatan kaki,

konsumsi obat secara teratur, serta monitoring gula darah. Namun dalam

penerapannya, sebagian besar pasien diabetes masih belum menjalankan

beberapa aspek self-management secara optimal.


3

Berdasarkan data dan fenomena yang didapatkan diatas, mengenai jumlah

penderita diabetes melitus yang cukup tinggi dan perilaku terhadap diabetes

melitus yang masih kurang, peneliti tertarik untuk melihat ’Gambaran

Perilaku Penderita Diabetes Melitus di wilayah Kerja Puskesmas

Cilengkrang”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan diatas, maka peneliti

merumuskan masalah dalam penelitian ini “ Bagaimanakah gambaran

perilaku pasien diabetes melitus di wilayah kerja Puskesmas Cilengkrang "

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui dan

mengidentifikasi gambaran perilaku penderita diabetes terhadap diabetes

melitus di wilayah kerja Puskesmas Cilengkrang

1.4 Manfaat Penelitian

1. Manfaat teorititis

Sebagai referensi bagi mahasiswa untuk melakukan penelitian

khususnya mahasiswa Jurusan Keperawatan yang berhubungan perilaku

pasien diabetes melitus.

2. Manfaat praktis

a. Bagi Perkembangan Iptek Keperawatan


4

Mengembangkan ilmu pengetahuan tentang keperawatan

khususnya pada pengembangan perawatan dalam meningkatkan mutu

dan kualitas perilaku pasien diabetes melitus .

b. Bagi Peneliti

Menambah pengetahuan dan informasi bagi peneliti tentang

perilaku pasien diabetes melitus. Selain itu penelitian diharapkan dapat

menjadi salah satu cara peneliti dalam mengaplikasikan ilmu yang

diperoleh dari institusi.

c. Bagi Masyarakat

Dapat dijadikan masukan dalam pelayanan kesehatan di sekitar

subjek penelitian pada klien penderita diabetes melitus.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan oleh Mahasiswa Program Studi D III Keperawatan

Fakultas Keperawatan Universitas Bhakti Kencana yang bertujuan untuk

mengetahui gambaran perilaku Penderita Diabetes Melitus di Wilayah Kerja

Puskesmas Cilengkrang. Penelitian ini akan dilakukan di Puskesmas

Cilengkrang pada bulan Mei-Juni 2022.


5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Diabetes Melitus

2.1.1 Definisi Diabetes Melitus

Diabetes Melitus adalah suatu penyakit metabolik yang ditandai

dengan adanya hiperglikemia yang terjadi karena pankreas tidak

mampu mensekresi insulin, gangguan kerja insulin, ataupun

keduanya. Dapat terjadi kerusakan jangka panjang dan kegagalan

pada berbagai organ seperti mata, ginjal, saraf, jantung, serta

pembuluh darah apabila dalam keadaaan hiperglikemia kronis

(American Diabetes Association, 2020).

Diabetes Melitus (DM) merupakan salah satu penyakit yang

dikenal oleh masyarakat Indonesia adalah penyakit kencing manis.

DM adalah penyakit menahun (kronis) berupa gangguan metabolik

yang ditandai dengan kadar gula yang melebihi batas normal.

Pengelompokkan DM dibagi menjadi tiga yaitu DM tipe 1, DM tipe

2 dan DM tipe gestasional. Penegakan diagnosis pada penyakit ini

dilakukan dengan cara pengecekkan kadar gula darah, dengan

melakukan pemeriksaan secara enzimatik menggunakan bahan

plasma darah vena (Kemenkes RI, 2020).


6

Diabetes Melitus (DM) pengertian penyakit diabetes adalah

suatu gangguan metabolisme kronis dengan multi etiologi yang

ditandai dengan tingginya kadar gula darah disertai dengan

gangguan metabolisme karbohidrat, lipid dan protein sebagai akibat

dari insufisiensi fungsi insulin (WHO, 2019)

Sehingga dapat disimpilkan bahwa Diabetes melitus merupakan

suatu penyakit dimana tubuh tidak dapat memproduksi cukup

insulin atau tidak dapat menggunakan insulin sehingga kadar gula

darah melebihi batas normal yang dapat diamati dengan melakukan

pengamatan kadar glukosa di dalam darah.

2.1.2 Klasifikasi Diabetes Melitus

Klasifikasi etiologis diabetes menurut American Diabetes

Association 2018 dalam Azizah dan Kurdanti 2019 dibagi dalam 4

jenis yaitu :

a. Diabetes Melitus Tipe 1

DM tipe 1 terjadi karena adanya destruksi sel beta

pankreas karena sebab autoimun. Pada DM tipe ini terdapat

sedikit atau tidak sama sekali sekresi insulin dapat ditentukan

dengan level protein c-peptida yang jumlahnya sedikit atau tidak

terdeteksi sama sekali. Manifestasi klinik pertama dari penyakit

ini adalah ketoasidosis.


7

Faktor penyebab terjadinya DM Tipe I adalah infeksi virus

atau rusaknya sistem kekebalan tubuh yang disebabkan karena

reaksi autoimun yang merusak sel-sel penghasil insulin yaitu sel β

pada pankreas, secara menyeluruh. Oleh sebab itu, pada tipe I,

pankreas tidak dapat memproduksi insulin. Penderita DM untuk

bertahan hidup harus diberikan insulin dengan cara disuntikan

pada area tubuh penderita. Apabila insulin tidak diberikan maka

penderita akan tidak sadarkan diri, disebut juga dengan koma

ketoasidosis atau koma diabetic.

b. Diabetes Melitus Tipe 2

Pada penderita DM tipe ini terjadi hiperinsulinemia tetapi

insulin tidak bisa membawa glukosa masuk ke dalam jaringan

karena terjadi resistensi insulin yang merupakan turunnya

kemampuan insulin untuk merangsang pengambilan glukosa oleh

jaringan perifer dan untuk menghambat produksi glukosa oleh

hati. Oleh karena terjadinya resistensi insulin (reseptor insulin

sudah tidak aktif karena dianggap kadarnya masih tinggi dalam

darah) akan mengakibatkan defisiensi relatif insulin. Hal tersebut

dapat mengakibatkan berkurangnya sekresi insulin pada adanya

glukosa bersama bahan sekresi insulin lain sehingga sel beta

pankreas akan mengalami desensitisasi terhadap adanya glukosa.

Diabetes mellitus tipe II disebabkan oleh kegagalan relatif sel β

pankreas dan resisten insulin. Resisten insulin adalah turunnya


8

kemampuan insulin untuk merangsang pengambilan glukosa oleh

jaringan perifer dan untuk menghambat produksi glukosa oleh

hati. Sel β pankreas tidak mampu mengimbangi resistensi insulin

ini sepenuhnya, artinya terjadi defensiesi relatif insulin.

Ketidakmampuan ini terlihat dari berkurangnya sekresi insulin

pada rangsangan glukosa, maupun pada rangsangan glukosa

bersama bahan perangsang sekresi insulin lain.

Gejala pada DM tipe ini secara perlahan-lahan bahkan

asimptomatik. Dengan pola hidup sehat, yaitu mengonsumsi

makanan bergizi seimbang dan olah raga secara teratur biasanya

penderita brangsur pulih. Penderita juga harus mampu

mepertahannkan berat badan yang normal. Namun pada penerita

stadium akhir kemungkinan akan diberikan suntik insulin.

c. Diabetes Melitus Tipe Lain

DM tipe ini terjadi akibat penyakit gangguan metabolik

yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa darah akibat faktor

genetik fungsi sel beta, defek genetik kerja insulin, penyakit

eksokrin pankreas, penyakit metabolik endokrin lain, iatrogenik,

infeksi virus, penyakit autoimun dan sindrom genetik lain yang

berkaitan dengan penyakit DM. Diabetes tipe ini dapat dipicu

oleh obat atau bahan kimia (seperti dalam pengobatan HIV/AIDS

atau setelah transplantasi organ).

d. Diabetes Melitus Gestasional


9

DM tipe ini terjadi selama masa kehamilan, dimana

intoleransi glukosa didapati pertama kali pada masa kehamilan,

biasanya pada trimester kedua dan ketiga. DM gestasional

berhubungan dengan meningkatnya komplikasi perinatal.

Penderita DM gestasional memiliki risiko lebih besar untuk

menderita DM yang menetap dalam jangka waktu 5-10 tahun

setelah melahirkan.

2.1.3 Patofisiologi Diabetes Melitus

Diabetes Mellitus merupakan penyakit yang disebabkan oleh

defisiensi insulin. Menurut (Hasdianah, 2018), defisiensi insulin dapat

terjadi akibat 3 hal yaitu :

1. Rusaknya sel-sel ß pancreas karena pengaruh dari luar ( virus atau

zat kimia).

2. Penurunan reseptor glukosa pada kelenjar pancreas atau disebut

juga desensitasi

3. Kerusakan reseptor insulin (down regulation) pada jaringan

perifer.

Defisiensi insulin pada tubuh dapat mengakibatkan menurunnya

pasokan glukosa melalui membrane sel, sehingga selsel akan

kekurangan makanan dan berdampak pada peningkatan metabolisme

lemak dalam tubuh. Beberapa manifestasi yang muncul adalah nafsu

makan meningkat (polifagia), pembentukan glikogen dalam hati dan


10

otot terganggu (glikogenesis menurun). Proses meningkatnya

pembentukan glikolisis dan glukoneogenesis disertai dengan

peningkatan nafsu makan (polifagia) dapat menyebabkan

hiperglikemia, Hiperglikemia mengakibatkan menurunnya fungsi

ginjal dalam mengabsorpsi glukosa darah sehingga glukosa akan

dikeluarkan bersama urin (glukosuria), dan menyebabkan diuresis

osmotic sehingga penderita diabetes mellitus akan sering berkemih

(poliuria) serta selalu merasa haus (polidipsia).

2.1.4 Faktor Resiko Diabetes Melitus

Seperti penyakit tidak menular lainnya. Diabetes melitus juga

memiliki faktor risiko atau faktor pencetus yang berkontribusi

terhadap kejadian penyakit. Upaya pengendalian faktor risiko dapat

mencegah diabetes melitus dan menurunkan tingkat fatalitas.

Faktor risiko diabetes terdiri dari faktor yang dapat

dimodifikasi dan faktor yang tidak dapat dimodifikasi. Faktor risiko

yang tidak dapat dimodifikasi adalah ras, etnik, umur, jenis kelamin,

riwayat keluarga dengan diabetes melitus, riwayat melahirkan bayi

>4.000 gram, riwayat lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR

atau <2.500 gram). Sedangkan faktor risiko yang dapat dimodifikasi

yaitu berat badan berlebihan, obestias abdominal/sentral, kurangnya

aktifitas fisik, hipertensi, dislipidemia, diet tidak sehat dan tidak

seimbang (tinggi kalori), kondisi pra-diabetes yang ditandai dengan

toleransi glukosa terganggu (TGT 140-199 mm/dl) atau gula darah


11

puasa terganggu (GDPT <140 mg/dl) dan merokok. (infoDATIN

Kemenkes RI, 2020).

2.1.5 Tanda Dan Gejala Diabetes Melitus

Gejala yang muncul pada penderita diabetes mellitus diantaranya 16 :

a. Poliuri (banyak kencing)

Poliuri merupakan gejala awal diabetes yang terjadi apabila kadar

gula darah sampai di atas 160-180 mg/dl. Kadar glukosa darah

yang tinggi akan dikeluarkan melalui air kemih, jika semakin

tinggi kadar glukosa darah maka ginjal menghasilkan air kemih

dalam jumlah yang banyak. Akibatnya penderita diabetes sering

berkemih dalam jumlah banyak.

b. Polidipsi (banyak minum)

Polidipsi terjadi karena urin yang dikeluarkan banyak, maka

penderita akan merasa haus yang berlebihan sehingga banyak

minum.

c. Polifagi (banyak makan)

Polifagi terjadi karena berkurangnya kemampuan insulin

mengelola kadar gula dalam darah sehingga penderita merasakan


12

lapar yang berlebihan. d. Penurunan Berat Badan Penurunan berat

badan terjadi karena tubuh memecah cadangan energi lain dalam

tubuh seperti lemak. (Alfi, Azizah and Idi, Setiyobroto and Weni,

Kurdanti, 2019).

2.1.6 Komplikasi Diabetes Melitus

Menurut WHO (2017) komplikasi yang timbul akibat DM yaitu

ketika DM tidak dikelola dengan baik, komplikasi berkembang

yang mengancam kesehatan dan membahayakan kehidupan.

Komplikasi akut adalah penyumbang signifikan terhadap kematian,

biaya dan kualitas hidup yang buruk. Gula darah tinggi yang tidak

normal dapat memiliki dampak yang mengancam jiwa jika memicu

kondisi seperti diabetes ketoasidosis(DKA) pada tipe 1 dan 2, dan

koma hiperosmolar pada tipe 2. Gula darah yang rendah dapat

terjadi pada semua tipe DM dan dapat menyebabkan kejang atau

kehilangan kesadaran. Ini mungkin terjadi setelah melewatkan

makan atau berolahraga lebih dari biasanya, atau jika dosis obat

anti-DM terlalu tinggi.

Seiring waktu DM dapat merusak jantung, pembuluh darah,

mata, ginjal dan saraf, dan meningkatkan risiko penyakit jantung

dan stroke. Kerusakan seperti itu dapat mengakibatkan

berkurangnya aliran darah, yang dikombinasikan dengan kerusakan

saraf (neuropati) di kaki sehingga meningkatkan kemungkinan


13

tukak kaki, infeksi dan kebutuhan amputasi kaki. Retinopati

diabetik merupakan penyebab kebutaan yang penting dan terjadi

sebagai akibat dari akumulasi kerusakan jangka panjang pada

pembuluh darah kecil di retina. DM adalah salah satu penyebab

utama gagal ginjal. Sebab utama gangguan ginjal pada pasien DM

adalah buruknya mikrosirkulasi. Gangguan ini sering muncul

paralel dengan gangguan pembuluh darah di mata. Penyebab

lainnya adalah proses kronis dari hipertensi yang akhirnya merusak

ginjal. Kebanyakan pasien sebelumnya tidak memiliki keluhan

ginjal.

DM yang tidak terkontrol pada kehamilan dapat berdampak

buruk pada ibu dan anak, secara substansial meningkatkan risiko

kehilangan janin, malformasi kongenital, lahir mati, kematian

perinatal, komplikasi obstetrik, dan morbiditas dan mortalitas ibu.

2.1.7 Penatalaksanaan Diabetes Melitus

Penatalaksanaan pada pasien DM dalam PERKENI (2015)

bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien dengan cara

mengendalikan gula darah, tekanan darah, berat badan dan profil

lipid melalui pengelolaan secara holistik dengan mengajarkan

perawatan mandiri dan perubahan perilaku. Penatalaksaan ini

meliputi 4 pilar DM, yaitu:


14

1) Edukasi Pemberdayaan

Pasien DM memerlukan partisipasi aktif dari dirinya sendiri,

keluarga dan masyarakat. Tenaga kesehatan bertugas untuk

memberikan informasi terkait pemantauan glukosa darah

mandiri, tanda dan gejala hipoglikemia serta cara mengatasinya

kepada pasien DM dan keluarga. Pemantauan gula darah dapat

dilakukan secara mandiri setelah pasien mendapatkan

pengetahuan dan pelatihan khusus.

2) Terapi gizi medis

Prinsip penga tura n ma ka n pa da pa sien DM ha mpir l l l l l l l l

sa ma denga n a njura n ma ka n untuk ma sya ra ka t umum ya itu


l l l l l l l l l l l l

ma ka na n ya ng seimba ng da n sesua i denga n kebutuha n ka lori


l l l l l l l l l l

da n za t gizi ma sing- ma sing individu. Ka rbohidra t ya ng


l l l l l l l

dia njurka n sebesa r 45- 65% tota l a supa n energi, a supa n lema k
l l l l l l l l l

sekita r 20- 25% kebutuha n ka lori da n protein sebesa r 10 – 20%


l l l l l

tota l a supa n energi, pemba ta sa n na trium tida k boleh lebih da ri


l l l l l l l l l

3000 mg (1 sendok teh), konsumsi cukup sera t (kura ng lebih l l

25g/ha ri) da n pema nis ya ng tida k berka lori (a spa rta m, sa ka rin,
l l l l l l l l l l l

sucra lose dll). l

3) La tiha n ja sma ni
l l l l

Kegia ta n ja sma ni seha ri- ha ri da n la tiha n ja sma ni


l l l l l l l l l l l
15

seca ra tera tur (3- 4 ka li seminggu sela ma kura ng lebih 30


l l l l l l l

menit), merupa ka n sa la h sa tu pila r da la m pengelola a n DM tipe l l l l l l l l l l

2.

4) Intervensi fa rma kologis l l

Tera pi fa rma kologis untuk pa sien DM terdiri da ri oba t ora l


l l l l l l l

da n injeksi. l Berda sa rka n ca ra kerja nya , OHO (oba t l l l l l l l l

hipoglikemik ora l) diba gi menja di 5 golonga n, ya itu pemicu l l l l l

sekresi insulin (sulfonylurea da n glinid), peningka t sensitivita s l l l l

terha da p insulin (metformin da n tia zolidindion), pengha mba t


l l l l l l

glukoneogenesis (metformin), pengha mba t a bsorpsi glukosa l l l l

(pengha mba t glukosida se) da n DPPIV inhibitor α l l l l

2.2 Konsep Perila ku l

2.2.1 Definisi Perila ku l

Perila ku merupa ka n sepera ngka t perbua ta n a ta u tinda ka n


l l l l l l l l l l l

seseora ng da la m mela luka n respon terha da p sesua tu da n kemudia n


l l l l l l l l l l

dija dika n kebia sa a n ka rena a da nya nila i ya ng diya kini. Perila ku


l l l l l l l l l l l l l l

ma nusia pa da ha keka tnya a da la h tinda ka n a ta u a ktivita s da ri


l l l l l l l l l l l l l l l l l

ma nusia ba ik ya ng dia ma ti ma upun tida k da pa t dia ma ti oleh intera ksi


l l l l l l l l l l l l l

ma nusia denga n lingunga nnya ya ng terwujud da la m bentuk


l l l l l l l l

pengeta hua n, sika p, da n tinda ka n. Perila ku seca ra lebih ra siona l


l l l l l l l l l l l

da pa t dia rtika n seba ga i respon orga nisme a ta u seseora ng terha da p


l l l l l l l l l l l l
16

ra ngsa nga n da ri lua r subyek tersebut. Respon ini terbentuk dua


l l l l l l

ma ca m ya kni bentuk pa sif da n bentuk a ktif dima na bentuk pa sif


l l l l l l l l l

a da la h respon interna l ya itu ya ng terja di da la m diri ma nusia da n


l l l l l l l l l l l l

tida k seca ra la ngsung da pa t diliha t da ri ora ng la in seda ngka n bentuk


l l l l l l l l l l l l

a ktif ya itu a pa bila perila ku itu da pa t diobserva si seca ra la ngsung


l l l l l l l l l l l l

(A dventus, dkk, 2019).


l

Perila ku da ri segi biologis a da la h sua tu kegia ta n a ta u


l l l l l l l l l l

a ktivita s orga nisme ya ng bersa ngkuta n. Perila ku ma nusia da pa t


l l l l l l l l l l l

dia rtika n seba ga i sua tu a ktivita s ya ng sa nga t kompleks sifa tnya ,


l l l l l l l l l l l l

a nta ra la in perila ku da la m berbica ra , berpa ka ia n, berja la n, persepsi,


l l l l l l l l l l l l l l

emosi, pikira n da n motiva si (Notoa tmodjo da la m Donsu, 2017). l l l l l l

Menurut Da ma ya nti (2017) diliha t da ri bentuk respon l l l l l

terha da p stimulus ini ma ka perila ku dibeda ka n menja di dua , ya itu:


l l l l l l l l l l

1) Perila ku tertutup (convert beha vior) ya kni respon seseora ng l l l l

terha da p stimulus da la m bentuk terselubung a ta u tertutup


l l l l l l

(convert). Respon terha da p stimulus ini ma sih terba ta s pa da l l l l l l l

perha tia n, persepsi, pengeta hua n a ta u kesa da ra n da n sika p ya ng


l l l l l l l l l l l l

terja di pa da ora ng ya ng menerima stimulus tersebut belum da pa t


l l l l l l l l

dia ma ti seca ra jela s oleh ora ng la in.


l l l l l l l

2) Perila ku terbuka (overt beha vior) ya kni respon seseora ng l l l l l

terha da p stimulus da la m bentuk tinda ka n nya ta a ta u terbuka .


l l l l l l l l l l l
17

Respon terha da p stimulus tersebut suda h jela s da la m bentuk l l l l l l

tinda ka n a ta u pra ktik, denga n muda h da pa t dia ma ti a ta u diliha t


l l l l l l l l l l l l l l

oleh ora ng la in. l l

2.2.2 Fa ktor Ya ng Mempenga ruhi Perila ku


l l l l

Menurut La wrence l Green da la m l l Da ma ya nti l l l (2017)

keseha ta n seseora ng a ta u ma sya ra ka t dipenga ruhi oleh dua fa ktor


l l l l l l l l l l l l

pokok, ya itu: fa ktor perila ku (beha vior ca uses) da n fa ktor dilua r


l l l l l l l l

perila ku (non-beha vior ca uses). Perila ku itu sendiri ditentuka n a ta u


l l l l l l l

terbentuk da ri tiga fa ktor, ya kni: l l l l

a. Fa ktor predisposisi (predisposing fa ctors).


l l

Fa ktor ini dipenga ruhi oleh pengeta hua n da n sika p


l l l l l l

ma sya ra ka t terha da p keseha ta n, tra disi, da n keperca ya a n


l l l l l l l l l l l l l

ma sya ra ka t terha da p ha l-ha l ya ng berka ita n denga n keseha ta n,


l l l l l l l l l l l l l l

sistem nila i ya ng dia nut ma sya ra ka t, tingka t pendidika n, tingka t l l l l l l l l l l

sosia l ekonomi, da n seba ga inya . Contohnya da pa t dijela ska n


l l l l l l l l l l

seba ga i l l berikut, untuk berperila ku l keseha ta n l l misa lnya l l

pemeriksa a n keseha ta n ba gi ibu ha mil, diperluka n pengeta hua n l l l l l l l l l

da n kesa da ra n ibu tersebut tenta ng ma nfa a t pemeriksa a n


l l l l l l l l l l

keha mila n ba ik ba gi keseha ta n ibu sendiri ma upun ja ninnya .


l l l l l l l l l

Keperca ya a n, tra disi da n sistem nila i ma sya ra ka t juga ka da ng-


l l l l l l l l l l l l l

ka da ng da pa t mendorong a ta u mengha mba t ibu untuk


l l l l l l l l
18

pemeriksa a n keha mila n. Misa lnya , ora ng ha mil tida k boleh l l l l l l l l l

disuntik (periksa keha mila n terma suk memperola h suntika n a nti l l l l l l l

teta nus), ka rena suntika n bisa menyeba bka n a na k ca ca t. Fa ktor-


l l l l l l l l l l l l

fa ktor ini teruta ma ya ng positif mempermuda h terwujudnya


l l l l l l

perila ku, ma ka sering disebut fa ktor pemuda h.


l l l l l

b. Fa ktor pendukung (ena bling fa ctors).


l l l

Fa ktor ini menca kup ketersedia a n sa ra na da n pra sa ra na


l l l l l l l l l l l l

a ta u fa silita s keseha ta n ba gi ma sya ra ka t, misa lnya a ir bersih,


l l l l l l l l l l l l l l

tempa t pembua nga n tinja ketersedia a n ma ka na n ya ng bergizi,


l l l l l l l l l l

da n seba ga inya , terma suk juga fa silita s pela ya na n keseha ta n


l l l l l l l l l l l l l

seperti puskesma s, ruma h sa kit (RS), poliklinik, pos pela ya na n l l l l l l

terpa du (Posya ndu), pos poliklinik desa (Polindes), pos oba t


l l l l

desa , dokter a ta u bida n pra ktik swa sta , da n seba ga inya .


l l l l l l l l l l l

Ma sya ra ka t perlu sa ra na da n pra sa ra na pendukung untuk


l l l l l l l l l l l l

berperila ku seha t. Misa lnya perila ku pemeriksa a n keha mila n, l l l l l l l l l

ibu ha mil ya ng ma u periksa keha mila n tida k ha nya ka rena ia


l l l l l l l l l l l l

ta hu da n sa da r ma nfa a t pemeriksa a n keha mila n mela inka n ibu


l l l l l l l l l l l l l

tersebut denga n muda h ha rus da pa t memperoeh fa silita s a ta u l l l l l l l l l

tempa t periksa keha mila n, misa lnya Puskesma s, Polides, bida n


l l l l l l l l

pra ktik, a ta upun RS. Fa silita s ini pa da ha kika tnya mendukung


l l l l l l l l l l

a ta u memungkinka n terwujudnya perila ku keseha ta n, ma ka


l l l l l l l l l

fa ktor fa ktor ini disebut fa ktor pendukung a ta u fa ktor


l l l l l l
19

pemungkin. Kema mpua n ekonomi juga merupa ka n fa ktor l l l l l l

pendukung untuk berperila ku keseha ta n. l l l

c. Fa ktor pengua t (reinforcing fa ctors).


l l l

Fa ktor ini meliputi fa ktor sika p da n perila ku tokoh


l l l l l

ma sya ra ka t, tokoh a ga ma (toga ), sika p da n perila ku pa ra


l l l l l l l l l l l l l

petuga s terma suk petuga s keseha ta n, terma suk juga di sini


l l l l l l l

Unda ng-unda ng, pera tura n-pera tura n, ba ik da ri pusa t ma upun


l l l l l l l l l l

pemerinta h da era h, ya ng terka it denga n keseha ta n. Ma sya ra ka t


l l l l l l l l l l l l

ka da ng- ka da ng buka n ha nya perlu 11 pengeta hua n da n sika p


l l l l l l l l l l l

positif serta dukunga n fa silita s sa ja da la m berperila ku seha t, l l l l l l l l l l

mela inka n diperluka n juga perila ku contoh a ta u a cua n da ri pa ra


l l l l l l l l l l l l

tokoh ma sya ra ka t, tokoh a ga ma , da n pa ra petuga s, lebih-lebih


l l l l l l l l l l l

pa ra petuga s keseha ta n. Unda ng-unda ng juga diperluka n untuk


l l l l l l l l l

memperkua t perila ku ma sya ra ka t tersebut, seperti perila ku l l l l l l l

memeriksa ka n keha mila n da n kemuda ha n memperoleh fa silita s l l l l l l l l l

pemeriksa a n keha mila n. Diperluka n juga pera tura n a ta u l l l l l l l l l l

perunda ng-unda nga n ya ng mengha ruska n ibu ha mil mela kuka n


l l l l l l l l l

pemeriksa a n keha mila n. l l l l

2.2.3 Kla sifika si Perila ku


l l l

Menurut Becker da la m Da ma ya nti (2017) perila ku ya ng l l l l l l l

berhubunga n denga n keseha ta n da pa t dikla sifika sika n menja di :


l l l l l l l l l l
20

a. Perila ku seha t (hea lth beha vior) a da la h ha l–ha l ya ng berka ita n


l l l l l l l l l l l l

denga n tinda ka n a ta u kegia ta n ya ng dila kuka n oleh seseora ng


l l l l l l l l l l l

da la m memeliha ra da n meningka tka n keseha ta nnya . A da pun


l l l l l l l l l l l l

bebera pa ca ra ya ng da pa t dila kuka n ya itu:


l l l l l l l l l l

1) Ma ka n denga n menu seimba ng. l l l l

2) Kegia ta n fisik seca ra tera tur da n cukup. l l l l l l

3) Tida k merokok da n minum – minuma n kera s serta l l l l l

mengguna ka n na rkoba . l l l l

4) Istira ha t ya ng cukup l l l

5) Pengenda lia n a ta u menejemen stress l l l l

6) Perila ku da n ga ya hidup positif ya ng la in untuk keseha ta n. l l l l l l l l

b. Perila ku sa kit (illness beha viour) a da la h sega la tinda ka n a ta u


l l l l l l l l l l l l

kegia ta n ya ng dila kuka n oleh seseora ng individu sa kit, untuk


l l l l l l l

mera sa ka n da n mengena l kea da a n keseha ta nnya a ta u ra sa


l l l l l l l l l l l l l l l

sa kitnya .
l l

c. Perila ku pera n sa kit (the sick role beha viour) a da la h sega la


l l l l l l l l l

tinda ka n ya ng dila kuka n oleh seseora ng individu ya ng seda ng


l l l l l l l l

sa kit untuk memperoleh kesembuha n.Perila ku pera n sa kit


l l l l l

a nta ra la in :
l l l l
21

1) Tinda ka n untuk memperoleh kesembuha n.


l l l

2) Tinda ka n untuk mengena l fa silita s keseha ta n ya ng tepa t


l l l l l l l l l

untuk memperoleh kesembuha n. l

3) Mela kuka n kewa jiba nnya seba ga i pa sien a nta ra la in


l l l l l l l l l l l l

memenuhi na siha t – na siha t dokter a ta u pera wa t untuk l l l l l l l l

mempercepa t kesembuha nnya . l l l

4) Tida k mela luka n sesua tu ya ng merugika n ba gi proses


l l l l l l l

penyembuha n. l

5) Mela kuka n kewa jiba n a ga r tida k ka mbuh penya kitnya


l l l l l l l l l l

2.2.4 Pengukura n Perila ku l l

Menurut Notoa dmodjo 2007 da la m Pipit Indra Destia na l l l l l l

(2018) pengukura n a ta u ca ra menga ma ti perila ku da pa t dila kuka n


l l l l l l l l l l l l

mela lui dua ca ra , seca ra la ngsung, ya kni denga n penga ma ta n


l l l l l l l l l l l l

(observa si), ya itu menga ma ti tinda ka n da ri subyek da la m ra ngka


l l l l l l l l l l l

memeliha ra keseha ta nnya . Seda ngka n seca ra tida k la ngsung


l l l l l l l l l l l

mengguna ka n metode menginga t kemba li. Metode ini dila kuka n


l l l l l l

mela lui pernya ta a n-pernya ta a n terha da p subyek tenta ng a pa ya ng


l l l l l l l l l l l l l

tela h dila kuka n berhubunga n denga n obyek tertentu.


l l l l l

Ta bel 2.1 l

Pemberia n skors untuk ja wa ba n kuisoner l l l l


22

No Ja wa ba n
l l l Kode Skor Skor

Fa vora ble l l Unfa vora ble l l

1. Sela lu l SL 4 1

2. Sering SR 3 2

3. Ja ra ng
l l J 2 3

4. Tida k perna h l l TP 1 4

Sumber : Sugiono (2019:146)

2.2.5 Tujua n Perila ku Keseha ta n Pa sien DM


l l l l l

Menurut ha sil Konsesus PERKENI ta hun 2011 da la m ika febty


l l l l l

dya h, 2014 perila ku pa sien DM ya ng diha ra pka n meliputi :


l l l l l l l

a. Mengikuti pola ma ka n seha t. l l l l

b. Meningka tka n kegia ta n ja sma ni. l l l l l l

c. Mengguna ka n oba t dia betes da n oba t-oba ta n da la m kea da a n l l l l l l l l l l l l l

khusus seca ra a ma n da n tera tur. l l l l l l

d. Mela kuka n l l pema nta ua n l l l gula l da ra h l l ma ndiri l da n l

mema nfa a tka n da ta ya ng a da .


l l l l l l l l l

e. Mela kuka n pera wa ta n ka ki seca ra berka la .


l l l l l l l l l l

f. Memiliki kema mpua n untuk mengena l da n mema ha mi l l l l l l

kea da a n sa kit a kut denga n tepa t.


l l l l l l l
23

g. Mempunya i ketera mpila n menga ta si ma sa la h ya ng sederha na ,


l l l l l l l l l l l

da n ma u berga bung denga n kelompok penya nda ng dia betes


l l l l l l l

mellitus serta menga ja k kelua rga untuk mengerti pengelola a n


l l l l l l l

dia betes.
l

h. Ma mpu mema nfa a tka n fa silita s pela ya na n keseha ta n ya ng a da


l l l l l l l l l l l l l l l
24

2.3 Kera ngka Konseptua l


l l l

Faktor Predisposisi
1. Pengetahuan
2. Sikap
3. Pendidikan
4. Pekerjaan
5. Tradisi dan kepercayaan

Faktor Penguat
Perilaku Sikap dan perilaku tokoh
masyarakat, agama dan petugas
kesehatan.

Faktor Pendukung
1. Sarana Prasarana
2. Lingkungan

Ga mba r 2.1 Konsep Perila ku


l l l

Sumber : Teori La wrence Green da la m Da ma ya nti (2017)


l l l l l l
25

BA B III l

METODOLOGI PENELITIA N l

3.1 Ra nca nga n Penelitia n


l l l l

Penelitia n ya ng a ka n dila kuka n da la m penelitia n ini a da la h deskriptif


l l l l l l l l l l l l

kua ntita tif. Deskriptif kua ntita tif a da la h da ta ya ng diperoleh da ri sa mpel


l l l l l l l l l l l l

popula si penelitia n di a na lisis sesua i denga n metode sta tistik ya ng diguna ka n


l l l l l l l l l l

(Sugioyono, 2021). Metode penelitia n deskriptif juga da pa t didefinisika n l l l l l

sua tu metode penelitia n ya ng a ka n dila kuka n untuk mendeskripsika n a ta u


l l l l l l l l l l

mengga mba rka n sua tu fenomena ya ng terja di di da la m ma sya ra ka t


l l l l l l l l l l l l l

(Notoa tmodjo, 2018). l

Penelitia n ini denga n mengguna ka n metode kua ntita tif ya itu Penelitia n
l l l l l l l l

denga n mengguna ka n a ngket seba ga i sa la h sa tu a la t penelitia n ya ng


l l l l l l l l l l l l l

dila kuka n pa da popula si besa r ma upun kecil, teta pi da ta ya ng dipela ja ri


l l l l l l l l l l l l l

a da la h da ta da ri sa mpel ya ng dia mbil da ri popula si tersebut, sehingga


l l l l l l l l l l l l

ditemuka n keja dia n rela tif, distribusi, da n hubunga n a nta r va ria bel,
l l l l l l l l l l

sosiologis ma upun psikologis (Sugiyono, 2018). l

3.2 Pa ra digma Penelitia n


l l l l

Pa ra digma penelitia n dia rtika n seba ga i pola pikir ya ng menunjuka n


l l l l l l l l l l l

hubunga n a nta ra va ria bel ya ng a ka n diteliti ya ng seka ligus mencerminka n


l l l l l l l l l l l l

jenis da n jumla h rumusa n ma sa la h ya ng perlu dija wa b mela lui penelitia n,


l l l l l l l l l l l

teori ya ng a ka n diguna ka n hipotesis, jenis da n jumla h hipotesis da n teknik


l l l l l l l l

a na lisis sta tistik untuk menca ri ha sil ya ngdirumuska n (Sugiyono, 2013).


l l l l l l l
26

Berda sa rka n penelitia n ya ng tela h dila kuka n sebelumnya oleh Linda


l l l l l l l l l l

(2017) dida pa tka n ba hwa seba gia n besa r penderita Dia betes Mellitus disa na
l l l l l l l l l l l l

tela h mengeta hui terka it pentingnya mela kuka n self-ma na gement dia betes
l l l l l l l l l

seperti penga tura n diet (pola ma ka n), a ktivita s ola hra ga , pera wa ta n ka ki,
l l l l l l l l l l l l l l

konsumsi oba t seca ra tera tur, serta monitoring gula da ra h. Na mun da la m


l l l l l l l l l l l

penera pa nnya , seba gia n besa r pa sien dia betes ma sih belum menja la nka n
l l l l l l l l l l l l

bebera pa a spek self-ma na gement seca ra optima l.


l l l l l l l l

Berda sa rka n pertimba nga n ha sil studi kepusta ka a n ya ng seperti itu


l l l l l l l l l l

terma suk da la m konsep teori-teori dima na terda pa t fa ktor-fa ktor ya ng


l l l l l l l l l l

mempenga ruhi perila ku self ma na jemen penderita dia betes meitus. Ma ka


l l l l l l l l

disusun kera ngka konseptua l ya ng menja di da sa r pengukura n va ria bel,


l l l l l l l l l l

a da pun kera ngka konsep penelitia n ini diga mba rka n seperti diba wa h ini :
l l l l l l l l l l
27

Faktor resiko :
Riwayat keturunan, usia >30 tahun, aktivitas fisik
kurang, hipertensi, riwayat diabetes pada kehamilan

Komplikasi :
Diabetes Melitus
Akut (Ketoasidoses
diabetik, hiprtosmolar
non ketotik, hipoglikeia)
4 pilar penatalaksanaan diabetes
Kronik
( mikroangiopati,makroa
ngiopati,neuropati)

penyuluhan Diet Latihan Fisik Intervensi farmakologis

Self management diabetes Tingkat Perilaku

 Mencegah atau - Baik


memperlambat - Sedang
komplikasi - Buruk
 Kadar gula darah
terkontrol

Kualitas hidup meningkat


28

Ketera nga n : l l

Va ria bel ya ng diteliti l l l

............. va ria bel ya ng tida k diteliti


l l l l

Ga mba r 3.1 Kera ngka Penelitia n


l l l l l

Ma ka da ri itu peneliti memiliki pola pikir denga n a da nya penelitia n ini


l l l l l l l l l

da pa t meningka tka n dera ja t keseha ta n ma sya ra ka n terkhusus penderita


l l l l l l l l l l l l l

dia betes melitus a ga r menja ga pola ma ka n denga n ba ik serta menera pka n pola
l l l l l l l l l l l l l l

hidup ya ng seha t a ga r terhinda r da ri komplika si ja ngka pa nja ng.


l l l l l l l l l l l

3.3 Va ria bel Penelitia n


l l l

Va ria bel menga ndung penelitia n ukura n a ta u ciri ya ng dimiliki oleh


l l l l l l l l

a nggota -a nggota sua tu kelompok ya ng berbeda denga n ya ng dimiliki oleh


l l l l l l l l l

kelompok la in. Definisi la in menga ta ka n ba hwa va ria ble a da la h sesua tu


l l l l l l l l l l l l l

ya ng diguna ka n seba ga i ciri, sifa t a ta u ukura n ya ng dimiliki a ta u dida pa tka n


l l l l l l l l l l l l l l l

oleh sa tua n penelitia n tenta ng sesua tu konsep pengertia n tertentu, misa lnya
l l l l l l l l

umur, jenis kela min, Pendidika n, sta tus perka wina n, pekerja a n, pengeta hua n, l l l l l l l l l

penda pa ta n, penya kit da n seba ga inya (Notoa tmodjo, 2018). Va ria bel da la m
l l l l l l l l l l l l l

penelitia n ini a da la h Perila ku Penderita Dia betes Melitus.


l l l l l l l

3.4 Definisi konseptua l da n Definisi Opera siona l l l l l

3.4.1 Definisi Konseptua l l

Perila ku da ri segi biologis a da la h sua tu kegia ta n a ta u a ktivita s


l l l l l l l l l l l l

orga nisme ya ng bersa ngkuta n. Perila ku ma nusia da pa t dia rtika n


l l l l l l l l l l l
29

seba ga i sua tu a ktivita s ya ng sa nga t kompleks sifa tnya , a nta ra la in


l l l l l l l l l l l l l l

perila ku da la m berbica ra , berpa ka ia n, berja la n, persepsi, emosi,


l l l l l l l l l l

pikira n da n motiva si (Notoa tmodjo, 2017).


l l l l

3.4.2 Definisi Opera siona l l l

Definisi opera siona l a da la h ura ia n tenta ng ba ta sa n va ria bel l l l l l l l l l l l l l

ya ng dima ksud, a ta u tenta ng a pa ya ng diukur oleh va ria bel ya ng


l l l l l l l l l l l

bersa ngkuta n. Untuk memba ta si rua ng lingkup a ta u pengertia n


l l l l l l l l

va ria bel-va ria bel dia ma ti/diteliti, perlu seka li va ria bel-va ria bel
l l l l l l l l l l l

tersebut di beri ba ta sa n. Definisi opera siona l ini juga berma nfa a t l l l l l l l l l

untuk menga ra hka n kepa da pengukura n a ta u penga ma ta n terha da p l l l l l l l l l l l l l

va ria bel-va ria bel ya ng bersa ngkuta n serta pengemba nga n instrument/
l l l l l l l l l l

a la t ukur (Notoa tmodjo, 2018).


l l l

Ta bel 3.1 l

Definisi Opera siona l l l

Va ria bel
l l Sub Definisi Ca ra l l A la t l l Ha sil l Ska la l l

Va ria bel l l Opera siona l l l Ukur Ukur Ukur Ukur

Perila ku
l 1. Perila ku l Renta ng l Penye Kusio a. buruk Ordina l l

diet perila ku l ba ra n l l ner (25-47)

penderita l ma sya ra ka t l l l l a ngke l b. seda ng l

dia betesl da la m l l t/kuis (48-74)

melitus mengendlika l oner c. ba ik l


30

2. Perila ku l n perila ku l (75-88)

ola hra ga
l l l guna l (Choerul

penderita l mencega h l Ima da til


l l

dia betesl terja dinya


l l Uma h,201l

melitus komplika si l 8)

3. Perila ku l

kepa tuha l l

n da la m l l

meminum

oba t l

penderita l

dia betesl

melitus

4. Perila ku l

pema nta l l

ua n l

ka da r l l

gula l

da ra h l l

penderit

a l

dia betes l

melitus
31

3.5 Popula si da n Sa mpel


l l l

3.5.1 Popula si l

Popula si a da la h keseluruha n element ya ng a ka n dija dika n wila ya h


l l l l l l l l l l l l

genera lisa si. Da la m ha l ini popula si a da la h wila ya h genera lisa si ya ng


l l l l l l l l l l l l l l

terdiri a ta s objek/subjek ya ng mempunya i kua ntita s da n ka ra kteristik


l l l l l l l l l

tertentu ya ng diteta pka n oleh peneliti untuk dipela ja ri da n kemudia n


l l l l l l l

dita rik kesimpula nnya (Sugiyono, 2021). Menurut Notoa tmodjo (2018)
l l l l

popula si a da la h keseluruha n objek penelitia n a ta u objek ya ng diteliti


l l l l l l l l l

tersebut. Popula si da la m penelitia n ini a da la h seluruh penderita l l l l l l l l

dia betes melitus usia


l l produktif di wila ya h kerja l l l Puskesma s l

Cilengkra ng Kota Ba ndung seba nya k 61 ora ng


l l l l l l

3.5.2 Sa mpel l

Sa mpel a da la h ba gia n a ta u jumla h da n ka ra kteristik ya ng


l l l l l l l l l l l l l

dimiliki oleh popula si tersebut. Bila popula si besa r, da n peneliti tida k l l l l l l

mungkin mempela ja ri semua ya ng a da pa da popula si, misa l ka rena l l l l l l l l l l l l

keterba ta sa n da na , tena ga da n wa ktu, ma ka penelitia n a ka n


l l l l l l l l l l l l l l

menga mbil sa mpel itu, kesimpula nnya a ka n diberla kuka n untuk


l l l l l l l l

popula si (Sugiyono, 2021).l

Sa mpel da la m penelitia n ini denga n jumla h 61 Penderita Dia betes


l l l l l l l l

Melitus. Estima si besa ra n sa mpel da la m penelitia n ini ditentuka n l l l l l l l l


32

berda sa rka n rumus Slovin. Rumus Slovin a da la h sua tu metode ya ng


l l l l l l l l

diguna ka n untuk menentuka n jumla h sa mpel, seba ga i berikut :


l l l l l l l

N
n=
1+ N ( d ²)

Ketera nga n : l l

N : Jumla h popula si l l

n : Besa r sa mpel l l

d² : Tingka t penyimpa nga n ya ng diinginka n (0,05) l l l l l

Ma ka berda sa rka n perhitunga n rumus Slovin, jumla h sa mpel ya ng


l l l l l l l l l

diguna ka n ya itu 52 ora ng da ri jumla h popula si 61 ora ng.


l l l l l l l l

Kriteria inklusi da n ekslusi da la m penelitia n ya ng a ka n dila kuka n,


l l l l l l l l l l

seba ga i berikut :
l l

1. Kriteria Inklusi : l

a. Ma sya ra ka t ya ng bertepa t tingga l di wila ya h kerja Puskesma s


l l l l l l l l l l l

Cilengkra ng l

b. Subjek penelitia n bersedia untuk berpa rtisipa si seba ga i l l l l l l

responden

2. Kriteria Eksklusi : l

d. Responden da la m kondisi sa kit l l l

e. Ma sya ra ka t tida k bersedia menja di responden


l l l l l l l

3.6 Etika Penelitia n


l l
33

Menurut Hida ya t (2014), etika penelitia n diperluka n untuk menghinda ri l l l l l l

terja dinya tinda ka n ya ng tida k etis da la m mela kuka n penelitia n, ma ka


l l l l l l l l l l l l l

dila kuka n prinsip-prinsip seba ga i berikut (Hida ya t, 2014) :


l l l l l l

1. Lemba r Persetujua n (Informed consent)


l l

Lemba r persetujua n berisi penjela sa n mengena i penelitia n ya ng


l l l l l l l

dila kuka n, tujua n penelitia n, ta ta ca ra penelitia n, ma nfa a t ya ng diperoleh


l l l l l l l l l l l l l

responden, da n resiko ya ng mungkin terja di. Pernya ta a n da la m lemba r l l l l l l l l l

persetujua n jela s da n muda h dipa ha mi sehingga responden ta hu ba ga ima na


l l l l l l l l l l l l

penelitia n ini dija la nka n. Untuk responden ya ng bersedia ma ka mengisi da n


l l l l l l l l l

mena nda ta nga ni lemba r persetujua n seca ra suka rela .


l l l l l l l l l l

1. A nonimita s
l l

Untuk menja ga l l kera ha sia a n peneliti tida k menca ntumka n na ma


l l l l l l l l l

responden, teta pi lemba r tersebut ha nya diberi kode. l l l l

3.Confidentia lity ( Kera ha sia a n ) l l l l l

Confidentia lity ya itu tida k a ka n menginforma sika n da ta da n ha sil


l l l l l l l l l l l

penelitia n berda sa rka n da ta individua l, na mun da ta dila porka n berda sa rka n


l l l l l l l l l l l l l l l

kelompok.

2. Suka rela l l

Peneliti bersifa t suka rela da n tida k a da unsur pa ksa a n a ta u teka na n seca ra l l l l l l l l l l l l l l l l

la ngsung ma upun tida k la ngsung da ri peneliti kepa da ca lon responden a ta u


l l l l l l l l l l

sa mpel ya ng a ka n diteliti.
l l l l
34

BA B IV l

DESA IN PENELITIA N l l

4.1 Prosedur Pengumpula n Da ta l l l

4.1.1 Instrumen Penelitia n l

Instrumen penelitia n merupa ka n sua tu a la t ya ng diguna ka n untuk l l l l l l l l l

mengukur fenomena -fenomena a la m ma upun sosia l ya ng dia la mi. l l l l l l l l l

Seca ra spesifik semua fenomena ini disebut va ria bel penelitia n


l l l l l l l

(Sugiono, 2019).

Instrumen da la m penelitia n ini berupa kuisioner perta nya a n l l l l l l l

mengena i perila ku self ma na gement ya ng diguna ka n untuk mengukur


l l l l l l l

va ria bel perila ku penderita dia betes melitus denga n diberika n ja wa ba n


l l l l l l l l l l

sela lu, sering, ka da ng-ka da ng, ja ra ng da n tida k perna h.


l l l l l l l l l l

Pa da penelitia n ini kuisioner a ka n dija wa b oleh sa mpel ya itu


l l l l l l l l l

penderita dia betes melitus ya ng tela h ditentuka n sebelumnya ,


l l l l l l

kuisioner disusun oleh peneliti denga n menga cu pa da ga mba ra n l l l l l l l

perila ku penderita dia betes melitus seba nya k 61 ora ng.


l l l l l l

4.1.2 Uji Va lidita s da n Uji Rea bilita s


l l l l l

1. Uji Va lidita s l l

Uji Va lidita s a da la h sua tu proses menunjuka n dera ja t


l l l l l l l l l

ketepa ta n a nta ra objek ya ng dikumpulka n oleh peneliti denga n


l l l l l l l l

da ta ya ng sesungguhnya terja di (Sugiyono, 2017). Uji va lidita s


l l l l l l l

diguna ka n untuk mengeta hui keva lida n item perta nya a n ya ng


l l l l l l l l l
35

diguna ka n da la m penelitia n. Untuk mengeta hui a pa ka h nila i


l l l l l l l l l l

korela si setia p perta nya a n itu signifika n denga n ca ra ja di perlu


l l l l l l l l l l

dibua t ta bel nila i product moment denga n ta ra f signifika nsi


l l l l l l l

denga n ca ra membendingka n nila i hitung rhitung denga n rta bel.


l l l l l l l

Da pa t dika ta ka na va lid, jika nila i rhitung > rta bel, dika ta ka n


l l l l l l l l l l l l l

tida k va lid, jika nila i rhitung < rta bel. Ca ra kedua ya ng da pa t


l l l l l l l l l l l

diguna ka n a da la h meliha t nila i signifika si, a pa bila nila i


l l l l l l l l l l l l

signifika si < 0,05 = va lid, da n a pa bila nila i signifika si > 0,05 =


l l l l l l l l

tida k va lid (Suja werni da n Uta mi, 2019).


l l l l l

Rumus Pea rson Product Moment : l

(∑❑ XY )−(∑❑ X )∙ (∑❑ Y )


❑ ❑ ❑
n
r=
√¿ ¿ ¿

Ketera nga n : l l

r : koefisien korela ri l

X : skor pa da item perta nya a n nomor ga njil l l l l l l

Y : skor pa da item perta nya a n nomor gena p l l l l l l

Rumus Uji t :

r √ n−2
t=
√ (1−r ² )
Ketera nga n : l l

t : nila i t hitung l

r : koefisien korela si ha sil r hitung l l

n : jumla h responden l
36

Untuk ta bel ta ra f signifika n (a = 5%). Kuesioner dinya ta ka n


l l l l l l l l

va lid jika ha sil a na lisis t hitungnya > t ta bel, a pa bila nila i t


l l l l l l l l l l l

hitungnya < t ta bel ma ka tida k va lid. Instrument va lid, jika


l l l l l l l l

indeks korela sinya (r) seba ga i berikut : l l l l

a. 0,0800 – 1,000 = sa nga t tinggi l l

b. 0,600 – 0,799 = tinggi

c. 0,400 – 0,599 = cukup tinggi

d. 0,200 – 0,399 = renda h l

e. 0,000 – 0,199 = sa nga t renda h (tida k va lid)


l l l l l

Da ri ha sil uji va lidita s mengguna ka n ba ntua n IBM SPSS


l l l l l l l l

26, Diha silka n ba hwa da ri 22 soa l ya ng diuji semua nya va lid


l l l l l l l l l l

dima na r hitung lebih besa r da ri r ta bel.


l l l l l

2. Uji Rea bilita s l l

Uji relia bilita s a da la h penila ia n pa da ha sil pengukura n


l l l l l l l l l l l

terha da p objek da n da ta ya ng sa ma . Uji relia bilita s dila kuka n


l l l l l l l l l l l l

seca ra bersa ma untuk seluruh pernya ta a n (Sugiyono, 2017).


l l l l l l l

Da la m mengukur rea bilita s da pa t diguna ka n rumus Spea rma n


l l l l l l l l l l

Brow :

2r
r 11=
1+r

Ketera nga n: l l

r 11 : nila i rea bilita s l l l

r : koefisien korela si l
37

Uji rea bilita s diguna ka n untuk menguji a pa ka h terda pa t


l l l l l l l l l

kesa n da ta pa da wa ktu ya ng berbeda . Rea bilita s diukur denga n


l l l l l l l l l l l

koefisien a lpha cronba ch’s. A pa bila a lpha Cronba ch > 0,60 l l l l l l l l l

dika ta ka n relia bel (Suja rweni da n Uta mi, 2019).


l l l l l l l

Da ri ha sil uji rea libilita s mengguna ka n IBM SPSS 26


l l l l l l

untuk 20 responden denga n a lpha crochba ch’s a da la h >0,60. l l l l l l l

Ha sil uji relia bilita s di da pa tka n 0,915 ma ka instrumen


l l l l l l l l

dinya ta ka n relia bel. l l l l

4.1.3 Teknik Pengumpula n Da ta l l l

Metode pengumpula n l da ta l l dia rtika n l l seba ga i l l teknik untuk

menda pa tka n da ta ya ng kemudia n dia na lisis da la m sua tu penelitia n.


l l l l l l l l l l l l l

Tujua n da ri pengumpula n da ta ia la h untuk menentuka n da ta ya ng


l l l l l l l l l l l

dibutuhka n da la m ta ha pa n penelitia n (Ma rsitoh da n A nggita , 2018).


l l l l l l l l l l l

Pa da penelitia n ini berda sa rka n sumber da ta ya ng dikumpulka n


l l l l l l l l l l

ya itu da ta primer da n da ta sekunder. Da ta primer dida pa tka n denga n


l l l l l l l l l l l l

mengguna ka n kuesioner ya ng tela h disusun sebelumnya , ya itu


l l l l l l

kusioner berisi perila ku penderita dia betes melitus. Seda ngka n, untuk l l l l l

da ta sekunder dida pa tka n da ri peneliti ya ng bersumber da ri website


l l l l l l l l

orga nisa si
l l da n l pemerinta ha n l l seperti WHO, Kemenkes RI

(Kementeria n Keseha ta n Republik Indonesia ), Riset Da sa r Keseha ta n l l l l l l l l

(RISKESDA S), Da ta Dia betes Melitus Puskesma s Cilengkra ng, serta l l l l l l l

jurna l-jurna l keseha ta n.


l l l l
38

La ngka h Penelitia n
l l l

i. Ta ha p Persia pa n
l l l l

1. Menentuka n topik da n tema untuk penelitia n l l l l

2. Menja ba rka n fenomena ya ng terja di terka it topik ya ng dia ngka t


l l l l l l l l l l

3. Menentuka n sa mpel penelitia n ya ng tepa t l l l l l

4. Menentuka n loka si penelitia n l l l

5. Mela kuka n studi penda hulua n untuk mema stika n a da ka h fenomena di


l l l l l l l l l l

lingkunga n tersebut l

6. Menga juka n judul pa da pembimbing l l l l

7. Mela kuka n bimbinga n mengena i BA B I, BA B II, BA B III, da n BA B


l l l l l l l l l

IV.

ii. Ta ha p Pela ksa na a n


l l l l l l

1. Meminta sura t permohona n izin studi penda hulua n da n penelitia n


l l l l l l l

da ri Progra m Studi D III Kepa ra wa ta n Fa kulta s Kepera wa ta n


l l l l l l l l l l l

Universita s Bha kti Kenca na Ba ndung. l l l l l

2. Menga juka n sura t ijin ke KESBA NGPOL (Kepa la Ka ntor Kesa tua n
l l l l l l l l l

Ba ngsa da n Politik) Kota Ba ndung.


l l l l l

3. Setela h menda pa tka n sura t penga nta r da ri KESBA NGPOL Kota


l l l l l l l l l l

Ba ndung peneliti menga juka n sura t pa da Dina s Keseha ta n Kota


l l l l l l l l l l

Ba ndung. l

4. Menda pa tka n sura t perijina n da ri Dina s Keseha ta n Kota Ba ndung,


l l l l l l l l l l l

menga juka n sura t perijina n pa da PKM Cilengkra ng Kota Ba ndung.


l l l l l l l l l

5. Setela h menda pa tka n perijina n da ri berba ga i piha k, peneliti


l l l l l l l l l
39

mela kuka n studi penda hulua n denga n wa wa nca ra kepa da ma sya ra ka t


l l l l l l l l l l l l l l l

di Wila ya h Kerja Puskesma s Cilengkra ng


l l l l l

6. Peneliti memula i l penelitia n l denga n l memperkena lka n l l diri,

menjela ska n tujua n penelitia n, da n memohon pa rtisipa si untuk


l l l l l l l

penelitia n pa da ma sya ra ka t di di Wila ya h Kerja Puskesma s


l l l l l l l l l l l

Cilengkra ng. Ma sya ra ka t ya ng bersedia berpa stisipa si diminta untuk


l l l l l l l l l l

mengisi kuesioner ta npa a da nya pa ksa a n. l l l l l l l l

7. Kuesioner diba gika n mela lui link google form/a ngket untuk diisi oleh l l l l

responden.

8. Setela h responden mengisi, peneliti memeriksa kelengka pa n kusioner.


l l l l

Peneliti menja ga kera ha sia a n a ta s ja wa ba n da ri kusioner. l l l l l l l l l l l l

iii. Ta ha p A khir
l l l

1. Menyusun la pora n ha sil penelitia n l l l l

2. Menya mpa ika n ha sil penelitia n


l l l l l

3. Revisi a khir setela h sida ng l l l

4. Sida ng A khir
l l

5. Revisi setela h sida ng a khir l l l

6. Pengumpula n Ka rya Tulis Ilmia h setela h revisi sida ng a khir. l l l l l l l

b. Pengola ha n da n A na lisis Da ta
l l l l l l l

i. Pengola ha n Da ta l l l l

Pengola ha n da ta a da la h unsur penting da ri penelitia n sesuda h


l l l l l l l l l l

menga mbil da ta . Dita ha p ini da ta ka sa r ra w da ta ya ng suda h di


l l l l l l l l l l l l l l
40

kumpulka n sa mpa i menja di sebua h informa si. Berikut merupa ka n


l l l l l l l l

ta ha pa n da ri pengola ha n da ta :
l l l l l l l l

a. Editing/pengedita n da ta merupa ka n ta ha p pengedita n da ta ya ng l l l l l l l l l l l

suda h dikumpulka n da ri ha sil pengisia n a la t ukur kemudia n cek


l l l l l l l l

kelengka pa n ja wa ba nnya . Jika pa da ta ha pa n pengedita n ditemuka n


l l l l l l l l l l l l l l

ketida ksesua ia n da la m pengisia n ja wa ba n ma ka ha rus mela kuka n


l l l l l l l l l l l l l l

penga mbila n da ta kemba li (Ma rsitoh da n A nggita , 2018).


l l l l l l l l l

b. Coding merupa ka n kegia ta n mengga nti da ta ya ng sebelumnya l l l l l l l l l

berbentuk huruf menja di l a ngka l l a ta upun l l bila nga n. l l Kode

merupa ka n ta nda khusus berbentuk a ngka a ta u huruf untuk l l l l l l l l

memberika n identita s da ta (Ma rsitoh da n A nggita , 2018). Da ta l l l l l l l l l l

ya ng di coding a da la h usia , pendidika n tera khir, pekerja a n,


l l l l l l l l l

ja wa ba n positif da n ja wa ba n nega tif.


l l l l l l l l

c. Processing merupa ka n sua tu proses setela h semua kusioner terisi l l l l l

semua da n bena r serta tela h diberika n kode ja wa ba n responden


l l l l l l l l l

pa da a ngket ke da la m a plika si pengola ha n da ta di komputer


l l l l l l l l l l l

(Ma rsitoh da n A nggita , 2018).l l l l

d. Clea ning da ta merupa ka n pemeriksa a n kemba li da ta ya ng tela h


l l l l l l l l l l l l

dima suka n suda h bena r a ta u ma sih a da kesa la ha n ketika


l l l l l l l l l l l l l

mema suka n da ta (Ma rsitoh da n A nggita , 2018). l l l l l l l l

4.2 A na lisis Da ta
l l l l

A na lisis da ta merupa ka n proses menca ri serta menyusun seca ra


l l l l l l l l l l

sistema tis da ta ya ng diperoleh da ri ha sil wa wa nca ra , ca ta ta n


l l l l l l l l l l l l l
41

la pa nga n da n dokumenta si denga n ca ra mengelompoka n da ta


l l l l l l l l l l l

keda la m ka tegori, menja ba rka n keda la m unit-unit, mela kuka n


l l l l l l l l l l

sintesa , menyusun keda la m pola , memilih ma na ya ng penting da n


l l l l l l l l

ya ng a ka n dipela ja ri serta membua t kesimpula n sehingga muda h


l l l l l l l l l l

dipa ha mi oleh diri sendiri ma upun ora ng la in (Sugiyono : 482, 2018).


l l l l l

A na lisis univa ria t merupa ka n a na lisis ya ng diguna ka n untuk


l l l l l l l l l l l

mengga mba rka n a ta u mendeskripsika n da ta ya ng suda h terkumpul


l l l l l l l l l l

seba ga ima na a da nya ta npa berma ksud membua t kesimpula n ya ng


l l l l l l l l l l l l l

berla ku untuk umum (Sugiyono, 2017). Da la m penelitia n ini metode


l l l l

a na lisis univa ria t distribusi frekuensi diguna ka n untuk menga na lisis


l l l l l l l l

perila ku penderita dia betes melitus.


l l l

Rumus distribusi frekuensi :

f
P= ×100
n

Ketera nga n : l l

P : Proporsi

f : Frekuensi

n : Jumla h sa mpel l l

Ha sil A na lisa da ta a ka n dita mpilka n da la m bentuk ta bel distribusi


l l l l l l l l l l l l l

frekuensi da n presenta se. Interpreta si ta bel berda sa rka n A rikunto, l l l l l l l l

(2013) seba ga i berikut : l l

Ta bel 4.1 l

Ta bel Interpreta sil l


42

Interpreta si l Presenta se l

Tida k sa tupun l l 0%

Seba gia n kecil l l 1 – 25 %

Ha mpir setenga hnya


l l l 26 – 49 %

Setenga hnya l l 50 %

Seba gia n besa r l l l 51 – 75 %

Ha mpir seluruh
l 76 – 99 %

Seluruh 100 %

Sumber : A rikunto (2013) l

4.3 Loka si da n Wa ktu Penelitia n


l l l l

4.3.3 Loka si Penelitia n


l l

Loka si penelitia n a da la h tempa t dila ksa na ka nnya proses penelitia n


l l l l l l l l l l l l

ya ng dima ksudka n untuk memba ta si rua ng lingkup penelitia n a ga r


l l l l l l l l l

pemba ha sa n teta p bera da da la m sa tu ja lur (Notoa tmodjo, 2018).


l l l l l l l l l l l

Penelitia n ini dila kuka n di wila ya h di Wila ya h Kerja Puskesma s


l l l l l l l l l

Cilengkra ng. l

4.3.4 Wa ktu Penelitia n


l l

Penelitia n ini berla ngsung pa da bula n Februa ri hingga bula n Juni


l l l l l l l l

2022, ya itu dimula i da ri pengumpula n da ta sa mpa i pengumpula n da ta


l l l l l l l l l l l

penelitia n. l
43

BA B V l

HA SIL PENELITIA N DA N PEMBA HA SA N


l l l l l l

5.1 Ha sil Penelitia n


l l

5.1.1 Ga mba ra n Perila ku Diet Penderita Dia betes Di Wila ya h


l l l l l l l l

Kerja Puskesma s Cilengkra ng


l l l

Ta bel 5.2 l

Distribusi frekuensi ga mba ra n perila ku diet pa da penderita dia betes l l l l l l l l

melitus di wila ya h kerja puskesma s cilengkra ng l l l l l

No Ka tegori l Jumla h l Presenta se l

responden %

1. Ba ik l 9 17,3%

2. Seda ng l 38 73,1%

3. Buruk 5 9,6%

Tota l l 52 100%

Sumber : Sumber Da ta Primer (2022) l l

Berda sa rka n pa da ta bel 5.2 dia ta s da pa t diketa hui seba gia n


l l l l l l l l l l l l l

besa r ka tegori perila ku diet penderita dia betes melitus da ri 52


l l l l l l

responden seba nya k 38 responden (73,1%) memiliki perila ku diet


l l l

denga n ka tegori seda ng.


l l l

5.1.2 Ga mba ra n
l l l Perila ku l La tiha n l l fisik/Ola hra ga l l l Penderita l

Dia betes Melitus Di Wila ya h Kerja Puskesma s Cilengkra ng


l l l l l l
44

Ta bel 5.3 l

Distribusi frekuensi ga mba ra n perila ku la tiha n fisik/ola hra ga pa da l l l l l l l l l l l

penderita dia betes melitus di wila ya h kerja puskesma s cilengkra ng


l l l l l l l

No Ka tegori l Jumla h responden l Presenta se % l

1. Ba ik l 4 7,69%

2. Seda ng l 46 88,46%

3. Buruk 2 3,84%

Tota l l 52 100%

Sumber : Sumber Da ta Primer (2022) l l

Berda sa rka n pa da ta bel 5.2 dia ta s da pa t diketa hui da ri


l l l l l l l l l l l l

ka tegori perila ku la tiha n fisik/ola hra ga penderita dia betes melitus


l l l l l l l l l

da ri 52 responden ha mpir seluruh penderita memiliki perila ku


l l l l

la tiha n fisik/ola hra ga denga n ka tegori seda ng seba nya k 46


l l l l l l l l l l

responden (88,46%).

5.1.3 Ga mba ra n Perila ku Kepa tuha n Minum Oba t Penderita Dia betes
l l l l l l l l l

Melitus Di Wila ya h Kerja Puskesma s Cila ngkra ng


l l l l l l

Ta bel 5.4 l

Distribusi frekuensi ga mba ra n perila ku kepa tuha n minum oba t pa da l l l l l l l l l

penderita dia betes melitus di wila ya h kerja puskesma s cilengkra ng


l l l l l l l

No Ka tegori l Jumla h responden l Presenta se % l

1. Ba ik l 50 96,15%
45

2. Seda ng l 2 3,84%

3. Buruk 0 0%

Tota l l 52 100%

Sumber : Sumber Da ta Primer (2022) l l

Berda sa rka n pa da ta bel 5.2 dia ta s da pa t diketa hui da ri


l l l l l l l l l l l l

ka tegori perila ku kepa tuha n minum oba t penderita dia betes


l l l l l l l

melitus da ri 52 responden ha mpir seluruh penderita memiliki


l l l

perila ku kepa tuha n minum oba t denga n ka tegori ba ik seba nya k 50


l l l l l l l l l

responden (96,15).

5.1.4 Ga mba ra n Perila ku Cek Gula Da ra h Penderita Dia betes Melitus Di


l l l l l l l l l

Wila ya h Kerja Puskesma s Cila ngkra ng


l l l l l l

Ta bel 5.4 l

Distribusi frekuensi ga mba ra n perila ku cek gula da ra h pa da l l l l l l l l l

penderita dia betes melitus di wila ya h kerja puskesma s cilengkra ng


l l l l l l l

No Ka tegori l Jumla h responden l Presenta se % l

1. Ba ik l 14 26,92%

2. Seda ng l 38 73,07%

3. Buruk 0 0%

Tota l l 52 100%

Sumber : Sumber Da ta Primer (2022) l l


46

Berda sa rka n pa da ta bel 5.2 dia ta s da pa t diketa hui da ri


l l l l l l l l l l l l

ka tegori perila ku cek gula da ra h penderita dia betes melitus da ri 52


l l l l l l l l

responden seba gia n besa r memiliki perila ku cek gula da ra h l l l l l l l

denga n ka tegori seda ng seba nya k 38 responden (73,07%,).


l l l l l

5.2 Pemba ha sa n
l l l

5.2.1 Ga mba ra n Perila ku Diet Penderita Dia betes Di Wila ya h Kerja


l l l l l l l l l

Puskesma s Cilengkra ng l l

Komponen pola ma ka n (diet) da la m perila ku self ca re l l l l l l l

memiliki bebera pa a spek ya itu perenca na a n pola ma ka n/ diet, l l l l l l l l l l

ma ka n bua h da n sa yur, konsumsi ma ka na n berlema k tinggi,


l l l l l l l l l

menga tur pema suka n ka rbohidra t, menera pka n pola ma ka n ya ng


l l l l l l l l l l l

seha t, l serta l mengura ngi l ma ka n l l ma ka na n l l l selinga n l ya ng l

menga ndung gula . l l

Berda sa rka n pa da ha sil penelitia n da pa t diketa hui da ri


l l l l l l l l l l l

ka tegori perila ku diet penderita dia betes melitus da ri 52 responden


l l l l l

seba nya k 38 responden (73,1%) memiliki perila ku diet denga n


l l l l

ka tegori seda ng, seda ngka n 9 responden (17,3%) da la m ka tegori


l l l l l l l

ba ik da n seba gia n kecil 5 responden (9,6%) da la m ka tegori buruk.


l l l l l l l

Ma sih a da penderita di puskesma s ciengkra ng ya ng tida k


l l l l l l l l

menga tur pola ma ka nnya , terlebih disa a t a da a ca ra ma ka n


l l l l l l l l l l l l l l

bersa ma ma yorita s penderita tida k memperdulika n ma ka na n ya ng


l l l l l l l l l l l

dima ka nnya . Ha l tersebut da pa t meningka tka n gula da ra h jika


l l l l l l l l l l l l
47

penderita tida k da pa t mengontrol denga n ba ik ma ka na n ya ng l l l l l l l l l l

ma suk ke da la m tubuh. Sa la h sa tu pena ta la ksa na a n DM ya ng


l l l l l l l l l l l l l

da pa t dila kuka n pa da tera pi non fa rma kologi a da la h denga n


l l l l l l l l l l l l l

peruba ha n ga ya hidup ya itu penga tura n pola ma ka n. Individu


l l l l l l l l l l

ya ng memiliki pola ma ka n ba ik a ka n da pa t mengontrol ka da r gula


l l l l l l l l l l l l

da ra hnya sehingga denga n pola ma ka n ya ng ba ik penderita


l l l l l l l l l l l

dia betes melitus da pa t meningka tka n sta tus keseha ta nnya serta
l l l l l l l l l l

mencega h komplika si ja ngka pa nja ng ya ng a ka n terja di jika pola l l l l l l l l l l l l

ma ka n tida k dila kuka n denga n bena r.


l l l l l l l

Berda sa rka n da ri ha sil penelitia n ya ng seja la n denga n


l l l l l l l l l l

penelitia n ya ng dila kuka n Ika Febty Dya h 2012 perila ku penderital l l l l l l l

dia betes melitus di ciputa t timur tida k sesua i, ka rena ma sih


l l l l l l l

ba nya knya penderita ya ng mengonsumsi ma ka na n ya ng tinggi


l l l l l l l l l

ka da r gula nya , goreng-gorenga n da n bersa nta n.


l l l l l l l l

5.2.2 Ga mba ra n l l l Perila ku l La tiha n l l fisik/Ola hra ga l l l Penderita l

Dia betes Melitus l

Ha sil penelitia n ya ng dida pa tka n ha mpie seluruh da ri


l l l l l l l l

semua responden memiliki perila ku ola hra ga ya ng cukup. Sa la h


l l l l l l l l

sa tu fa ktor pencetus meningka tnya ka da r gula da ra h a da la h


l l l l l l l l l l l l

dika rena ka n a ktivita s fisik ya ng kura ng da n tida k konsisten.


l l l l l l l l l

Sedikit bia sa nya penderita ya ng mengeta hui da n memiliki l l l l l l l

motiva si untuk mela kuka n a ktivita s fisik seca ra rutin sehingga


l l l l l l l l
48

Penderita DM cenderung tida k mela kuka n a ktivita s fisik. Na mun l l l l l l l

penderita l di puskesma s l cilengkra ng l suda h l cukup ba ik l

menja la nka n a ktifita s fisik seperti berja la n-ja la n kecil denga n ha l


l l l l l l l l l l l

itu a ka n memba ntu otot untuk menyera p gula da ra h sehingga a ka n


l l l l l l l l l l

mencega h penumpuka n dida la m a lira n da ra h. A ktivita s fisik/ l l l l l l l l l l

ola hra ga berguna untuk mengenda lika n gula da ra h teta p sta bil da n
l l l l l l l l l l l l

berpera n da la m penuruna n bera t ba da n pa da penderita DM.


l l l l l l l l l l

Ma nfa a t la innya da ri mela kuka n a ktivita s fisik ba gi penderita DM


l l l l l l l l l l l l

a da la h menurunka n ka da r gua da ra h, mencega h kegemuka n,


l l l l l l l l l l l

mencega h terja dinya komplika si, berpera n da la m menga ta si l l l l l l l l l

ga nggua n lipid da ra h, da n peningka ta n teka na n da ra h. A ktivita s


l l l l l l l l l l l l l

fisik/ ola hra ga ya ng dia njurka n ba gi penderita DM a da la h sesua il l l l l l l l l l l l

denga n CRIPE (continous, rhytmica l, interva l, progresive,


l l l

endura nce tra ining), dila kuka n seca ra tera tur seba nya k 3-4 ka li
l l l l l l l l l l

seminggu sela ma minima l 30 menit. l l l

Berda sa rka n ha sil pa da penelitia n Linda Ria na Putri


l l l l l l l l l l

(2017) menya ta ka n ba hwa seba nya k 46,6% responden di wila ya h l l l l l l l l l

kerja Puskesma s Srondol Sema ra ng sela lu mela kuka n a ktivita s


l l l l l l l l l

fisik setia p ha ri sela ma sa tu minggu tera khir. Lebih ba nya k l l l l l l l l

responden, ya itu seba nya k 35,5% tida k mengikuti sesi la tiha n l l l l l l

khusus sela ma sa tu minggu tera khir. l l l l


49

5.2.3 Ga mba ra n Perila ku Kepa tuha n Minum Oba t Penderita


l l l l l l l l

Dia betes Melitus Di Wila ya h Kerja Puskesma s Cila ngkra ng


l l l l l l l

Komponen minum oba t dia betes pa da perila ku self ca re l l l l l l

terdiri a ta s minum oba t hipoglikemik ora l (OHO) ya ng dia njurka n


l l l l l l l

da n pengguna a n insulin. Berda sa rka n ha sil penelitia n ini ha mpir


l l l l l l l l l

seluruh penderita dia betes di puskesma s cilengkra ng meminum l l l l

oba t denga n rutin. Kepa tuha n minum oba t ini da pa t meningka tka n
l l l l l l l l l

kenya ma na n pa da tubuh ka rena da pa t mengenda lika n glukosa


l l l l l l l l l l l l

da ra h da n mencega h keberla njuta n penya kit menja di lebih


l l l l l l l l

kompleks. Penderita di puskesma s cilengkra ng suda h ba ik da la m l l l l l l l

mema tuhi wa ktu da n dosis minum oba t ya ng suda h ditentuka n.


l l l l l l l

Ha sil penelitia n Linda Ria na Putri (2017) menunjukka n


l l l l l l

da ta ba hwa ma yorita s responden 80,0 % pa da ka tegori minum


l l l l l l l l l

oba t dia betes ba ik da la m perila ku self ca re, seda ngka n seba nya k
l l l l l l l l l l l

20,0 % responden tergolong ka tegori minum oba t dia betes kura ng. l l l l

terda pa t hubunga n ya ng signifika n a nta ra klien ya ng pa tuh denga n


l l l l l l l l l l l

klien ya ng tida k pa tuh da la m minum OHO denga n ka da r gula


l l l l l l l l l

da ra h klien DM. Klien denga n minum OHO ya ng pa tuh cenderung


l l l l l

memiliki ka da r gula da ra h norma l, sementa ra klien ya ng tida k l l l l l l l l l l

pa tuh cenderung memiliki ka da r gula da ra h ya ng tinggi.


l l l l l l l

5.2.4 Ga mba ra n Perila ku Cek Gula Da ra h Penderita Dia betes


l l l l l l l l l

Melitus Di Wila ya h Kerja Puskesma s Cila ngkra ng l l l l l l


50

Komponen monitoring gula da ra h pa da perila ku self ca re l l l l l l l

ba gi responden DM a da la h mengecek gula da ra h sesua i sa ra n


l l l l l l l l l l

tena ga keseha ta n da n mengecek gula da ra h ya ng rutin dila kuka n.


l l l l l l l l l l l

Ha sil penelitia n ini dida pa tka n penderita dia betes di wila ya h kerja
l l l l l l l l l l

puskesma s cilengkra ng suda h cukup ba ik. Pa da komponen inil l l l l l

penderita ha rus memiliki kesa da ra n ba hwa memeriksa gula da ra h


l l l l l l l l l l l

seca ra tera tur a da la h sesua tu ya ng penting. Pa da umumnya tena ga


l l l l l l l l l l l l l

keseha ta n a ka n menya ra nka n klien DM untuk mengontrol ka da r


l l l l l l l l l

gula da ra hnya ke pela ya na n keseha ta n minima l sa tu bula n seka li.


l l l l l l l l l l l l l

Na mun jika klien mengguna ka n insulin, disa ra nka n untuk


l l l l l l l

mengecek gula da ra h setela h pengguna a n insulin tersebut. l l l l l l

Keba nya ka n klien DM tida k memiliki a la t untuk mengecek ka da r


l l l l l l l l

gula da ra hnya da n cenderung pergi ke pela ya na n keseha ta n tia p


l l l l l l l l l l l

bula nnya . Na mun setia p a da pengeceka n gula da ra h da ri tim


l l l l l l l l l l l

keseha ta n puskesma s cilengkra ng penderita keba nya ka n da ta ng ke


l l l l l l l l l l

tempa t ya ng disedia ka n ya itu kegia ta n posbindu setia p bula nnya


l l l l l l l l l l

sehingga da la m ka tegori ini penderita ma yorita s bera da da la m


l l l l l l l l l l l

ka tegori seda ng.


l l

Da la m penelitia n ya ng dila kuka n oleh ika febry dya h


l l l l l l l l

(2012) dida pa tka n ha sil ba hwa ma yorita s pa sien Dia betes di l l l l l l l l l l

puskesma s ciputa t timur ma yorita s mela kuka n kontrol gula da ra h


l l l l l l l l l

1x per bula n ka rena di setia p RW 1 sela lu dia da ka n kegia ta n l l l l l l l l l l


51

Posbindu setia p sa tu bula n seka li da n ma yorita s penderita dia betes


l l l l l l l l l

memilih untuk memeriksa disa a t kontrol posbindu.


l l l
52

Anda mungkin juga menyukai