DiBuat Oleh :
Azra Wahyu Adila (2021007)
Akper Yptk
Solok
2023/2024
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diabetes Melitus (DM) merupakan kategori penyakit tidak menular yang menjadi
masalah kesehatan masyarakat, baik secara global maupun lokal.Penyakit ini terus
mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Berdasarkan data dari Dinkes kota solok
penderita DM pada tahun 2012 adalah sebanyak 500 orang. Menurut penelitian Dewi (2012),
mengatakan bahwa tingkat self care pada pasien DM masih sangat kurang karena beberapa
faktor yang juga mempengaruhi pasien sehingga muncul komplikasi.
Diabetes Melitus adalah penyakit metabolik dengan karakteristik hipeglikemia. Jika
diabetes tidak segera dikendalikan atau dikendalikan dengan baik dapat mengakibatkan
komplikasi diabetes yang dapat terjadi pada organ-organ tubuh. Untuk itu perlu dilakukannya
Self care DM yang merupakan tindakan mandiri yang harus dilakukan oleh penderita DM
dalam kehidupanya sehari-hari untuk mengontrol glukosa darah.
B. Rumusan masalah
Melihat latar belakang yang dikemukankan ,Maka Rumusan masalah dari penelitian
ini adalah Bagaimana cara upaya pencegahan komplikasi oleh penderita DM di wilayah
puskesmas tanjung paku pada tahun 2023
C. Tujuan penelitian
1. Tujuan umum
Diketahui Gambaran Upaya pencegahan komplikasi Oleh penderita DM di wilayah
puskesmas Tanjung Paku tahun 2023
1
2. Tujuan khusus
1. Mengetahui bagaimana cara menerapkan pola hidup sehat pada penderita DM di
wilayah puskesmas Tanjung paku Tahun 2023
2. Mengetahui bagaimana cara mengontrol gula darah pada penderita DM di wilayah
Tanjung paku Tahun 2023
D. Manfaat penelitian
- Bagi puskesmas
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan acuan atau referensi untuk
menentukan suatu tindakan keperawatan pada pasien penderita DM.
- Bagi penelitian
Dapat membantu banyak pihak penderita DM dalam menerpakan pola hidup
sehat bagi penderita DM dan dapat membantu banyak pihak penderita DM dalam
pengontrolan kadar gula darah agar tidak terjadi komplikasi DM pada penderita DM.
E . Ruang Lingkup
Penelitian ini akan meneliti tentang Gambaran Upaya Pencegahan Komplikasi Oleh
penderita DM di Puskesmas Tanjung Paku,Meliputi Aspek Penerapan Pola hidup Sehat dan
Pengontrolan Gulan darah dengan Populasi Penderita DM berjumlah 100 orang.Penelitian ini
dilakukan di Wilayah Puskesmas Tanjung Paku pada 17 Oktober 2023 dengan Metode
Sampling Teknik Acidental Sampling.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kerangka Teoritis
1) Umur
Manusia mengalami penurunan fisiologis setelah umur 40 tahun. Diabetes
Mellitus sering muncul setelah manusia memasuki umur rawan tersebut. semakin
bertambahnya umur, maka risiko menderita Diabetes Mellitus akan meningkat
1
terutama umur 45 tahun (kelompok risiko tinggi).
2) Jenis kelamin
Distribusi penderita Diabetes Mellitus menurut jenis kelamin sangat
bervariasi. Di Amerika Serikat penderita Diabetes Mellitus lebih banyak terjadi
pada perempuan daripada laki-laki. Namun, mekanisme yang menghubungkan
jenis kelamin dengan Diabetes Mellitus belum jelas.
3) Faktor keturunan
Diabetes Mellitus cenderung diturunkan. Adanya riwayat Diabetes
Mellitus dalam keluarga terutama orang tua dan saudara kandung memiliki risiko
lebih besar terkena penyakit ini dibandingkan dengan anggota keluarga yang tidak
menderita Diabetes Mellitus. Ahli menyebutkan bahwa Diabetes Mellitus
merupakan penyakit yang terpaut kromosom seks atau kelamin. Umumnya, laki-
laki menjadi penderita sesungguhnya, sedangkan perempuan sebagai pihak yang
membawa gen untuk diwariskan kepada anak-anaknya.
Diabetes gestasional dapat terjadi sekitar 2-5% pada ibu hamil. Biasanya
Diabetes Mellitus akan hilang setelah anak lahir. Namun, dapat pula terjadi
Diabetes Mellitus dikemudian hari. Ibu hamil yang menderita Diabetes Mellitus
akan melahirkan bayi besar dengan berat lebih dari 4000 gram. Apabila hal ini
terjadi, maka kemungkinan besar si ibu akan mengidap Diabetes Melitus tipe II
kelak.
3) Pola makan
Pola makan yang salah dapat mengakibatkan kurang gizi atau kelebihan
berat badan. Kedua hal tersebut dapat meningkatkan risiko terkena Diabetes
Mellitus. kurang gizi (malnutrisi) dapat mengganggu fungsi pankreas dan
mengakibatkan gangguan sekresi insulin. Sedangkan kelebihan berat badan dapat
mengakibatkan gangguan kerja insulin.
1
utamanya adalah untuk mengontrol konsentrasi glukosa dalam darah. Saat glukosa
tinggi, maka hormon insulin bertugas untuk menetralkan kembali. Hormon insulin
juga berfungsi untuk meningkatkan metabolisme glukosa pada jaringan dan sel-sel
dalam tubuh. Ketika tubuh membutuhkan energi, maka insulin akan bertugas untuk
memecahkan molekul glukosa dan mengubahnya menjadi energi sehingga tubuh bisa
mendapatkan energi. Selain itu, hormon insulin juga bertanggung jawab melakukan
konversi glukosa menjadi glikogen untuk disimpan dalam otot dan sel-sel hati. Hal ini
akan membuat kadar gula dalam darah berada pada jumlah yang stabil.
Pada penderita diabetes melitus, hormon insulin yang ada di dalam tubuh
mengalami abnormalitas. Beberapa penyebabnya antara lain sel-sel tubuh dan
jaringan tidak memanfaatkan glukosa dari darah sehingga menghasilkan peningkatan
glukosa dalam darah. Kondisi tersebut diperburuk oleh peningkatan produksi glukosa
oleh hati yaitu glikogenolisis dan glukoneogenesis yang terjadi secara terus menerus
karena tidak adanya hormon insulin. Selama periode waktu tertentu, kadar glukosa
yang tinggi dalam aliran darah dapat menyebabkan komplikasi parah, seperti
gangguan mata,penyakit kardiovaskular,kerusakan ginjal dan masalah pada saraf.
Berikut beberapa cara mencegah diabetes di usia muda yang bisa Anda
jalankan mulai dari sekarang.
1.Rutin Berolahraga
Cara mencegah diabetes melalui rutin berolahraga dapat meningkatkan
produksi insulin dan sensitivitas sel-sel tubuh terhadap insulin. Dengan begitu, kadar
1
gula dalam darah akan terkontrol dengan baik, sehingga Anda bisa terhindar dari
penyakit diabetes. Selain itu, olahraga juga membantu pembakaran kalori untuk
menghasilkan energi serta menyimpan kelebihan glukosa menjadi cadangan energi
dalam bentuk protein otot sebagai cadangan agar tidak menumpuk dalam
darah. Lakukan olahraga setidaknya 150 menit setiap minggu, terbagi menjadi 5 sesi
atau hari, 30 menit per sesi.
Baca Juga: Rekomendasi Jenis Makanan dan Minuman untuk Penderita Diabetes
5. Mengelola Stres
1
Ketika stres, tubuh akan melepaskan hormon kortisol yang dapat
meningkatkan kadar gula dalam darah. Karena itu, salah satu cara mencegah
diabetes salah satunya dengan mengelola stres secara baik.Tak hanya itu, stres
dapat berpengaruh pada pola makan yang kurang baik. Anda akan cenderung
sering lapar sehingga akan ada kalori dalam porsi besar masuk dalam tubuh. Oleh
karenanya, Anda perlu latihan mengelola stres untuk menunjang kesehatan tubuh.
Baca juga: Bahaya Retinopati Diabetik, Komplikasi Diabetes yang Menyerang
Mata
1
jika Anda aktif merokok, maka cara mencegah diabetes paling ampuh adalah
dengan menghentikan kebiasaan tersebut.
1
b. Kerusakan ginjal (Nefropati diabetic)
Kerusakan ginjal pada pasien DM ditandai dengan albuminuria
menetap (>300 mg/24jam atau >200 ih/menit) minimal 2 kali pemeriksaan
dalam kurun waktu 3-6 bulan. Nefropati diabetik merupakan penyebab
utama terjadinya gagal ginjal terminal.
c. Kerusakan syaraf (Neuropati diabetik)
Neuropati diabetik merupakan komplikasi yang paling sering
ditemukan pada pasien DM. Neuropati pada DM mengacau pada
sekelompok penyakit yang menyerang semua tipe saraf.
2) Komplikasi pembuluh darah besar (makrovaskuler)
Komplikasi pada pembuluh darah besar pada pasien diabetes yaitu
stroke dan risiko jantung koroner.
a) Penyakit jantung koroner
Komplikasi penyakit jantung koroner pada pasien DM disebabkan
karena adanya iskemia atau infark miokard yang terkadang tidak disertai dengan
nyeri dada atau disebut dengan SMI (Silent Myocardial Infarction).
b) Penyakit serebrovaskuler
Pasien DM berisiko 2 kali lipat dibandingkan dengan pasien non-DM
untuk terkena penyakit serebrovaskuler. Gejala yang ditimbulkan menyerupai
gejala pada komplikasi akut DM, seperti adanya keluhan pusing atau vertigo,
gangguan penglihatan, kelemahan dan bicara pelo.
b) Hipertensi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi jarang memberikan keluhan yang
dramatis seperti kerusakan mata atau kerusakan ginjal. Orang diabetes cenderung
terkena hipertensi dua kali lipat dibandingkan dengan yang tanpa diabetes.
Diabetes mellitus merusak pembuluh darah, antara 35 sampai 75 persen
komplikasi diabetes adalah disebabkan hipertensi.
1
a. Edukasi
Edukasi yang komprehensif dan upaya peningkatan motivasi dibutuhkan
untuk memberikan pengetahuan mengenai kondisi pasien dan untuk mencapai
perubahan perilaku. Pengetahuan tentang pemantauan glukosa darah mandiri,
tanda, dan gejala hipoglikemia serta cara mengatasinya harus diberikan kepada
pasien.
c. Latihan jasmani
Latihan jasmani berupa aktivitas fisik sehari-hari dan olahraga secara
teratur 3-4 kali seminggu selama 30 menit. Latihan jasmani selain untuk menjaga
kebugaran juga dapat menurunkan berat badan dan memperbaiki sensitivitas
insulin. Latihan jasmani yang dianjurkan berupa latihan yang bersifat aerobik
seperti jalan kaki, bersepeda santai, joging, dan berenang. Latihan jasmani
disesuaikan dengan usia dan status kesehatan.
d. Terapi farmakologis
Terapi farmakologis diberikan bersama dengan pengaturan makanan dan
latihan jasmani. Terapi berupa suntikan insulin dan obat hipoglikemik oral,
diantaranya adalah metformin dan gibenklamid.
1
pemeriksaan yang pada umumnya terkait dengan terapi yang diberikan. Waktu
yang dianjurkan adalah pada saat sebelum makan, 2 jam setelah makan (untuk
menilai ekskursi glukosa), menjelang waktu tidur (untuk menilai risiko
hipoglikemia), dan di antara siklus tidur (untuk menilai adanya hipoglikemia
nokturnal yang kadang tanpa gejala), atau ketika mengalami gejala seperti
hypoglycemic spells.
2. Mengelola Stres
Penting untuk diketahui bahwa masalah kesehatan mental, seperti stres dapat
memengaruhi peningkatan kadar gula darah. Peningkatan ini terjadi karena tubuh
melepaskan hormon kortisol atau hormon stres.Bahkan, tidak hanya membuat kadar
gula darah meningkat, stres juga bisa memicu terjadinya stress eating (makan
berlebih). Tentu saja hal tersebut dapat membawa dampak buruk bagi penderita
diabetes. Itulah sebabnya penderita diabetes perlu mengelola stres dengan baik.
3. Aktif Bergerak
1
Aktif bergerak dan rutin melakukan olahraga adalah salah satu pola hidup
sehat untuk penderita diabetes yang tak kalah penting untuk diperhatikan. Rutin
berolahraga dapat membantu penderita diabetes mengontrol kadar gula darah secara
alami. Pasalnya, olahraga dapat membantu sel-sel otot menyerap lebih banyak
glukosa dan menjadikannya sebagai sumber energi, sehingga kadar gula darah dalam
tubuh akan berkurang. Aktivitas olahraga juga bisa membuat sel tubuh semakin
responsif terhadap hormon insulin.Penderita diabetes disarankan untuk rajin
berolahraga setidaknya 150 menit per minggu. Gaya hidup sehat ini harus diterapkan
secara rutin setiap hari. Hindari absen berolahraga selama dua hari berturut-turut atau
lebih.Namun, penderita diabetes juga perlu memperhatikan kadar gula darah terlebih
dahulu sebelum berolahraga. Pasalnya, penderita diabetes tidak disarankan untuk
melakukan olahraga jika kadar gula darahnya berada di antara 100–250 mg/dL. Pasien
dengan kadar gula darah yang masih tinggi disarankan untuk menurunkan kadar
gulanya terlebih dahulu sebelum berolahraga karena dikhawatirkan dapat
menyebabkan penderita mengalami keringat berlebihan dan lemas. Maka dari itu,
penderita diabetes disarankan untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter
untuk memastikan jenis serta durasi olahraga yang tepat.
1
menghindari stres. Hal ini juga dapat membantu kadar gula darah tetap terkendali.
1
2. Berolahraga secara rutin
3. Mengurangi stress
5. Mengonsumsi obat-obatan
1
Untuk mengendalikan gula darah, Anda terkadang juga memerlukan obat
antidiabetes. Apalagi jika berbagai cara di atas ternyata tidak berhasil menurunkan
gula darah.Namun, penggunaan obat antidiabetes tidak boleh sembarangan dan harus
sesuai dengan resep dokter. Obat ini biasanya dianjurkan pada penderita yang sudah
terdiagnosis diabetes untuk mencegah komplikasi, misalnya gagal ginjal, kerusakan
mata, atau kerusakan saraf pada kaki dan tangan.
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Kerangka Konsep
B. Defenisi Operasional
1
naik turunnya kadar
gula darah secara
langsung. Penderita
diabetes sebaiknya
menghindari
makanan yang
memiliki indeks
glikemik tinggi,
makanan tinggi
lemak dan kalori,
serta membatasi
sumber karbohidrat
sederhana. Hindari
pula sejumlah
pantangan diabetes
lainnya, seperti
mengonsumsi
makanan dan
minuman olahan,
terutama fast food.
Selain itu, hentikan
kebiasaan
melewatkan jam
makan terlalu lama
karena dapat
menyebabkan kadar
gula darah turun
kemudian melonjak
drastis saat makan.
1
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Desain yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian Deskriptif dengan
Gambaran Upaya Pencegahan Komplikasi Oleh Penderita DM di Wilayah Puskesmas
Tanjung Paku Tahun 2023 dengan Menerapkan Pola Hidup Sehat dan Pengontrolan
Gula Darah Oleh Penderita DM.
1
b. Sampel
Sampel adalah Sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi yang secara nyata diteliti dan ditarik kesimpulan.
Sampel dalam penelitian ini menggunakan menggunakan metode acindental
sampling.
a. Kriteria inklusi
Kriteria inklusi adalah kriteria yang akan menyaring anggota populasi menjadi
sampel yang memenuhi kriteria secara teori yang sesuai dan terkait dengan topik dan
kondisi penelitian. Atau dengan kata lain, kriteria inklusi merupakan ciri- ciri yang
perlu dipenuhi oleh setiap anggota populasi yang dapat diambil sebagai sampel
(Masturoh and T. 2018). Kriteria inklusi dalam penelitian ini meliputi:
n = 100
0,25 + 1
1
n = 100
1,25
n = 80
Berdasarkan perhitungan diatas, jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian sebanyak
80 responden yang memenuhi kriteria inklusi
Pengolahan data adalah suatu proses untuk memperoleh data ringkasan berdasarkan
suatu kelompok data mentah dengan menggunakan rumus tertentu sehingga menghasilkan
informasi yang diperlukan.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan Coding untuk memudahkan peneliti dalam
mengumpulkan data sehingga tidak mengalami kekeliruan dalam pengolahan data seperti
kode umur : 20-45 tahun (1),>45 tahun (2), jenis kelamin laki-laki (1), Perempuan (2),Tingkat
Pendidikan SD/SMP (1), SMA/SMK (2), Perguruan Tinggi (3),Pengontrolan gula darah :
Teratur(1), tidak teratur (2),penerapan pola hidup sehat : Diterapkan (1), Tidak Diterapkan
(2).
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan Teknik master table dalam memasukkan
data responden yang telah peneliti lakukan dengan menggunakan angket.
1
Setelah data dikumpulkan, selanjutnya data di olah secara normal dengan langkah-langkah
sebagai berikut. Adapun langkah-langkah dalam pengolahan data adalah :
1. Editing Data
Dalam penelitian ini peneliti melakukan pengecekan terhadap isian pertanyaan atau
jawaban yang di berikan oleh Responden yang sudah lengkap dan jelas.
2. Coding Data
Dalam penelitian ini peneliti memberikan kode pada setian jawaban Responden agar
mempermudah peneliti dalam mengumpulkan data.
3. Entry data
Dalam penelitian ini peneliti telah mendapatkan jawaban atau data dari masing
masing Responden,peneliti melakukan pemasukan data ke dalam master tabel.
4. Cleanning
Dalam penelitian ini peneliti melakukan pengecekan data kembali yang sudah di
entry untuk melihat apakah ada data yang tidak lengkap dan data yang kurang dari Responden .
F. Analisa Data
1. Analisa Univariat
Teknik analisa data yang dipakai adalah analisa data statistik deskriptif yang merupakan
statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau
menggambarkan data yang telah terkumpul.
G. Prosedur Penelitian
Tahap Pra Penelitian
Memilih lokasi penelitian
Melakukan studi pendahuluan untuk mencari permasalahan
Melakukan studi kepustakaan
Menyusun proposal dan instrumen penelitian
Mengikuti seminar proposal
Tahap Persiapan
Revisi instrumen pengumpulan data
Perbanyak instrumen pengumpulan data
1
BAB V
PENYAJIAN HASIL PENELITIAN
Penelitian ini tentang “ Gambaran upaya pencegahan komplikasi kadar gula darah
pada penderita Dm di wilayah Puskesmas Tanjung paku tahun 2023 ,penelitian ini telah di
lakukan pada tanggal 01 - 20 oktober 2023 terhadap 80 lansia penderita Diabetes Melitus
( DM)
B. Karakteristik Responden
C. Umur
D. Jenis kelamin
E. Pendidikan
F. Pekerjaan
G. Hasil penelitian
H. Menerapkan pola hidup sehat
I. Pengontrolan Gula darah
1
Pada variabel menerapkan pola hidup sehat dan pengontrolan gula darah di wilayah
Puskesmas Tanjung Paku Tahun 2023 Dengan 12 item pertanyaan kepada Responden .diman
jawaban yang sesuai standar diberi nilai 1 (satu) dan jawaban yang tidak sesuai standar diberi
nilai 0 (nol). Kecendrungan distribusi frekuensi menerapkan pola hidup sehat dan
pengontrolan gula darah dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.2
Distribusi Frekuensi Responden Menerapakan pola hidup Sehat pada klien Dekubitus
Melitus (DM) di Wilayah puskesmas Tanjung paku Tahun 2023
penerapan pola hidup sehat F ℅
Diterapkan 13 30,24 ℅
Total 43 100
Tabel 2.3
Distribusi frekuensi Responden Pengontrolan gula darah pada klien penderita DM di
Wilayah puskesmas Tanjung Paku Tahun 2023
pengontrolan gula darah F ℅
Teratur 13 30,24 ℅
Total 43 100
1
BAB VI
PEMBAHASAN
Berdasarkan tabel 2.2 dapat dilihat lebih dari sebagian (69,76℅) responden tidak
melakukan kunjungan pengontrolan gula darah di puskesmas Tanjung paku. Hasil penelitian
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sulastri (2021) yang meneliti tentang
Gambaran Upaya pencegahan komplikasi Gula darah oleh penderita DM di Wilayah
Puskesmas Tanjung Paku tahun 2023. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih dari
sebagian (69, 76℅) responden tidak melakukan pengontrolan gula darah di puskesmas
Tanjung Paku.
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan lebih dari sebagian (69, 76℅) responden tidak
melakukan kunjungan untuk pengontrolan gula darah pada klien Dekubitus Melitus di
puskesmas Tanjung Paku , hal ini dikarenakan kurangnya motivasi responden maupun orang
terdekat untuk membantu klien berkunjung untuk pengontrolan gula darah, hal ini dibuktikan
dengan lebih dari sebagian responden tidak melakukan kunjungan rutin untuk pengontrolan
gula darah sehingga banyak yang mengalami komplikasi.
Berdasarkan dari kunjungan responden yang tidak teratur atau tidak rutin,hal ini harus
dilakukan bimbingan oleh tim kesehatan tentang penerapan pola hidup sehat dan pengontrolan gula
darah oleh penderita DM agar tidak mengalami komplikasi yang lebih berbahaya,dengan menerapkan
pola hidup sehat dan melakukan pengontrolan gula darah dengan rutin dapat mencegah terjadinya
komplikasi pada lansia atau penderita Dm.
1
BAB VII
PENUTUP
7.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil Univaruat serta pembahasan dari hasil penelitian yang dilakukan pada 80
orang responden pada tanggal 01 - 20 Oktober di Wilayah Puskesmas Tanjung didapatkan
hadil penelitian sebagai berikut:
Lebih dari sebagian (69, 76℅) responden tidak melakukan pengecekan gula darah rutin di
wilayah puskesmas Tanjung Paku tahun 2023.
7.2. Saran
1. Puskesmas Tanjung Paku
Disarankan kepada petugas kesehatan untuk dapat memberikan informasi yang mudah
dipahami oleh klien serta orang terdekat klien melalui penyuluhan secara perorangan
sehingga diharapkan dapat memotivasi klien serta orang terdekat klien atau keluarga klien
dan membantu klien agar dapat berkunjung untuk melakukan pengecekan gula darah secara
rutin , serta pencegahan komplikasi akibat tidak melakukan pengecekan gula darah.