Anda di halaman 1dari 27

Gambaran Upaya Pencegahan komplikasi Kadar Gula Darah

pada Penderita DM di wilayah Puskesmas Tanjung Paku


pada tahun 2012

Dosen Pengajar : Ns Dessy Merilla E,M,Kep

DiBuat Oleh :
Azra Wahyu Adila (2021007)

Akper Yptk
Solok

2023/2024

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Diabetes Melitus (DM) merupakan kategori penyakit tidak menular yang menjadi
masalah kesehatan masyarakat, baik secara global maupun lokal.Penyakit ini terus
mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Berdasarkan data dari Dinkes kota solok
penderita DM pada tahun 2012 adalah sebanyak 500 orang. Menurut penelitian Dewi (2012),
mengatakan bahwa tingkat self care pada pasien DM masih sangat kurang karena beberapa
faktor yang juga mempengaruhi pasien sehingga muncul komplikasi.
Diabetes Melitus adalah penyakit metabolik dengan karakteristik hipeglikemia. Jika
diabetes tidak segera dikendalikan atau dikendalikan dengan baik dapat mengakibatkan
komplikasi diabetes yang dapat terjadi pada organ-organ tubuh. Untuk itu perlu dilakukannya
Self care DM yang merupakan tindakan mandiri yang harus dilakukan oleh penderita DM
dalam kehidupanya sehari-hari untuk mengontrol glukosa darah.

Tujuan penelitian untuk menganalisis bagaimana cara penderita Dm dapat mengontrol


pola hidup sehat dan mengontrol gula darah dengan komplikasi Diabetes Melitus yang ada
diKota solok.Berdasarkan latar belakang tersebut penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
Bagaimana cara penderita Dm dapat mengontrol gula darah dan menerapkan pola hidup pada
komplikasi Diabetes Melitus .

B. Rumusan masalah
Melihat latar belakang yang dikemukankan ,Maka Rumusan masalah dari penelitian
ini adalah Bagaimana cara upaya pencegahan komplikasi oleh penderita DM di wilayah
puskesmas tanjung paku pada tahun 2023

C. Tujuan penelitian
1. Tujuan umum
Diketahui Gambaran Upaya pencegahan komplikasi Oleh penderita DM di wilayah
puskesmas Tanjung Paku tahun 2023
1
2. Tujuan khusus
1. Mengetahui bagaimana cara menerapkan pola hidup sehat pada penderita DM di
wilayah puskesmas Tanjung paku Tahun 2023
2. Mengetahui bagaimana cara mengontrol gula darah pada penderita DM di wilayah
Tanjung paku Tahun 2023

D. Manfaat penelitian
- Bagi puskesmas
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan acuan atau referensi untuk
menentukan suatu tindakan keperawatan pada pasien penderita DM.

- Bagi penelitian
Dapat membantu banyak pihak penderita DM dalam menerpakan pola hidup
sehat bagi penderita DM dan dapat membantu banyak pihak penderita DM dalam
pengontrolan kadar gula darah agar tidak terjadi komplikasi DM pada penderita DM.

E . Ruang Lingkup
Penelitian ini akan meneliti tentang Gambaran Upaya Pencegahan Komplikasi Oleh
penderita DM di Puskesmas Tanjung Paku,Meliputi Aspek Penerapan Pola hidup Sehat dan
Pengontrolan Gulan darah dengan Populasi Penderita DM berjumlah 100 orang.Penelitian ini
dilakukan di Wilayah Puskesmas Tanjung Paku pada 17 Oktober 2023 dengan Metode
Sampling Teknik Acidental Sampling.

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Teoritis

A. Pengertian Dekubitus Melitus (DM)


Diabetes Melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan
karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kinerja insulin
atau kedua (ADA, 2013).Berdasarkan Perkeni tahun 2013 Diabetes Mellitus adalah
penyakit gangguan metabolisme yang bersifat kronis dengan karakteristik
hiperglikemia. Berbagai komplikasi dapat timbul akibat kadar gula darah yang tidak
terkontrol, misalnya neuropati, hipertensi, jantung koroner, retinopati, nefropati, dan
gangren.
Diabetes Melitus merupakan penyakit gangguan metabolisme kronis yang
ditandai peningkatan glukosa darah (Hiperglikemi), disebabkan karena
ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan untuk memfasilitasi masuknya
glukosa dalam sel agar dapat di gunakan untuk metabolisme dan pertumbuhan sel.
Berkurang atau tidak adanya insulin menjadikan glukosa tertahan didalam darah dan
menimbulkan peningkatan gula darah, sementara sel menjadi kekurangan glukosa
yang sangat di butuhkan dalam kelangsungan dan fungsi sel (Izzati & Nirmala dalam
Meivi I.Derek, 2013)

B. Penyebab Dekubitus Melitus ( DM )


Faktor penyebab menurut Budiyanto 2001 (Suiraoka, 2013) dikelompokkan
menjadi 2 golongan yaitu:

a. Faktor risiko yang tidak dapat diubah :

1) Umur
Manusia mengalami penurunan fisiologis setelah umur 40 tahun. Diabetes
Mellitus sering muncul setelah manusia memasuki umur rawan tersebut. semakin
bertambahnya umur, maka risiko menderita Diabetes Mellitus akan meningkat
1
terutama umur 45 tahun (kelompok risiko tinggi).

2) Jenis kelamin
Distribusi penderita Diabetes Mellitus menurut jenis kelamin sangat
bervariasi. Di Amerika Serikat penderita Diabetes Mellitus lebih banyak terjadi
pada perempuan daripada laki-laki. Namun, mekanisme yang menghubungkan
jenis kelamin dengan Diabetes Mellitus belum jelas.

3) Faktor keturunan
Diabetes Mellitus cenderung diturunkan. Adanya riwayat Diabetes
Mellitus dalam keluarga terutama orang tua dan saudara kandung memiliki risiko
lebih besar terkena penyakit ini dibandingkan dengan anggota keluarga yang tidak
menderita Diabetes Mellitus. Ahli menyebutkan bahwa Diabetes Mellitus
merupakan penyakit yang terpaut kromosom seks atau kelamin. Umumnya, laki-
laki menjadi penderita sesungguhnya, sedangkan perempuan sebagai pihak yang
membawa gen untuk diwariskan kepada anak-anaknya.

4) Riwayat penderita Diabetes Melitus gestasional

Diabetes gestasional dapat terjadi sekitar 2-5% pada ibu hamil. Biasanya
Diabetes Mellitus akan hilang setelah anak lahir. Namun, dapat pula terjadi
Diabetes Mellitus dikemudian hari. Ibu hamil yang menderita Diabetes Mellitus
akan melahirkan bayi besar dengan berat lebih dari 4000 gram. Apabila hal ini
terjadi, maka kemungkinan besar si ibu akan mengidap Diabetes Melitus tipe II
kelak.

b. Faktor risiko yang dapat diubah :


1) Obesitas
Berdasarkan beberapa teori menyebutkan bahwa obesitas merupakan
factor predisposisi terjadinya resistensi insulin. Semakin banyak jaringan lemak
pada tubuh maka tubuh semakin resisten terhadap kerja insulin, terutama bila
lemak tubuh atau kelebihan berat badan terkumpul di daerah sentral atau perut.
Lemak dapat memblokir kerja insulin sehingga glukosa tidak dapat diangkut ke
dalam sel dan menumpuk dalam pembuluh darah, sehingga terjadi peningkatan
1
kadar glukosa darah. Obesitas merupakan faktor risiko terjadinya Diabetes
Mellitus tipe II dimana sekitar 80-90% penderita mengalami obesitas.

2) Aktivitas fisik kurang


Berdasarkan penelitian bahwa aktivitas fisik yang dilakukan secara teratur
dapat menambah sensitivitas insulin. Prevalensi Diabetes Mellitus mencapai 2-4
kali lipat terjadi pada individu yang kurang aktif dibandingkan dengan individu
yang aktif. Semakin kurang aktivitas fisik, maka semakin mudah seseorang
terkena penyakit Diabetes Mellitus. Olahraga atau aktivitas fisik dapat membantu
mengontrol berat badan. Glukosa dalam darah akan dibakar menjadi energi,
sehingga sel-sel tubuh menjadi lebih sensitif terhadap insulin. Selain itu, aktivitas
fisik yang teratur juga dapat melancarkan peredaran darah, menurunkan faktor
risiko terjadinya Diabetes Mellitus.

3) Pola makan
Pola makan yang salah dapat mengakibatkan kurang gizi atau kelebihan
berat badan. Kedua hal tersebut dapat meningkatkan risiko terkena Diabetes
Mellitus. kurang gizi (malnutrisi) dapat mengganggu fungsi pankreas dan
mengakibatkan gangguan sekresi insulin. Sedangkan kelebihan berat badan dapat
mengakibatkan gangguan kerja insulin.

C. Klasifikasi Dekubitus Melitus ( DM )

Klasifikasi etiologi Diabetes mellitus menurut American Diabetes Association,


2013 adalah sebagai berikut :
a. Diabetes Melitus tipe I
Pada Diabetes Melitus tipe I (Diabetes Insulin Dependent), lebih sering
terjadi pada usia remaja. Lebih dari 90% dari sel pankreas yang memproduksi
insulin mengalami kerusakan secara permanen. Oleh karena itu, insulin yang
diproduksi sedikit atau tidak langsung dapat diproduksi. Hanya sekitar 10% dari
semua penderita Diabetes Mellitus menderita tipe I. Diabetes tipe I kebanyakan
pada usia dibawah 30 tahun.
b. Diabetes Melitus tipe II
Diabetes Melitus tipe II ( Diabetes Non Insulin Dependent) ini tidak ada
1
kerusakan pada pankreasnya dan dapat terus menghasilkan insulin, bahkan kadang-
kadang insulin pada tingkat tinggi dari normal. Akan tetapi, tubuh manusia resisten
terhadap efek insulin, sehingga tidak ada insulin yang cukup untuk memenuhi
kebutuhan tubuh. Diabetes Mellitus tipe ini sering terjadi pada dewasa yang berumur
lebih dari 30 tahun dan menjadi lebih umum dengan peningkatan usia.
c. Diabetes Mellitus Gestasional
Diabetes Mellitus gestasional adalah diabetes yang timbul selama kehamilan.
Ini meliputi 2-5% daripada seluruh diabetes. Jenis ini sangat penting diketahui karena
dampaknya pada janin kurang baik bila tidak ditangani dengan benar (Suyono, 2013).
Diabetes tipe gestasional merupakan gangguan toleransi glukosa berbagai derajat
yang ditemukan pertama kali saat kehamilan. Sebagian besar wanita hamil yang
menderita Diabetes Mellitus gestasional memiliki homeostatis glukosa relative normal
selama kehamilan pertama (5 bulan) dan juga dapat mengalami defisiensi insulin
relative pada kehamilan kedua, tetapi kadar glukosa dapat kembali normal setelah
melahirkan (Suiraoka, 2013).

D. Manifestasi Klinis Dekubitus Melitus ( DM )


Gejala awal berhubungan dengan efek langsung dari kadar glukosa darah
yang tinggi. Jika kadar glukosa darah sampai diatas 160-180 mg/dl, maka glukosa
akan dikeluarkan melalui kemih. Jika kadarnya lebih tinggi lagi, ginjal akan
membuang air tambahan untuk mengencerkan sejumlah besar glukosa yang hilang.
Karena ginjal menghasilkan air kemih dalam jumlah yang berlebihan, maka penderita
sering berkemih dalam jumlah yang banyak (poliuri). Akibatnya, penderita merasakan
haus yang berlebihan sehingga banyak minum (polidipsi) (Maulana, 2013). Menurut
(Syahbudin, 2013) gejala Diabetes Mellitus adalah adanya rasa haus yang berlebihan,
sering kencing terutama pada malam hari, berat badan turun dengan cepat, penderita
lemah, kesemutan pada jari tangan dan kaki, penglihatan kabur, gairah seks menurun,
dan luka sulit untuk sembuh.

E. Patofisiologi Dekubitus Melitus ( DM )


Patofisiologi dari semua jenis diabetes ada kaitannya dengan hormon insulin
yang disekresikan oleh sel-sel beta pankreas. Pada orang sehat, insulin diproduksi
sebagai respons terhadap peningkatan kadar glukosa dalam aliran darah dan peran

1
utamanya adalah untuk mengontrol konsentrasi glukosa dalam darah. Saat glukosa
tinggi, maka hormon insulin bertugas untuk menetralkan kembali. Hormon insulin
juga berfungsi untuk meningkatkan metabolisme glukosa pada jaringan dan sel-sel
dalam tubuh. Ketika tubuh membutuhkan energi, maka insulin akan bertugas untuk
memecahkan molekul glukosa dan mengubahnya menjadi energi sehingga tubuh bisa
mendapatkan energi. Selain itu, hormon insulin juga bertanggung jawab melakukan
konversi glukosa menjadi glikogen untuk disimpan dalam otot dan sel-sel hati. Hal ini
akan membuat kadar gula dalam darah berada pada jumlah yang stabil.
Pada penderita diabetes melitus, hormon insulin yang ada di dalam tubuh
mengalami abnormalitas. Beberapa penyebabnya antara lain sel-sel tubuh dan
jaringan tidak memanfaatkan glukosa dari darah sehingga menghasilkan peningkatan
glukosa dalam darah. Kondisi tersebut diperburuk oleh peningkatan produksi glukosa
oleh hati yaitu glikogenolisis dan glukoneogenesis yang terjadi secara terus menerus
karena tidak adanya hormon insulin. Selama periode waktu tertentu, kadar glukosa
yang tinggi dalam aliran darah dapat menyebabkan komplikasi parah, seperti
gangguan mata,penyakit kardiovaskular,kerusakan ginjal dan masalah pada saraf.

F. Pencegahan Dekubitus Melitus

Cara Mencegah Diabetes Melitus dengan Benar,Diabetes disebabkan oleh


resistensi insulin, di mana situasi ini membuat hormon insulin tidak mampu
digunakan secara optimal oleh sel-sel tubuh. Padahal insulin memiliki peran penting
untuk tubuh, yaitu meregulasi kadar glukosa dalam darah dan kesediaan energi untuk
sel, menyerap glukosa dan mengubahnya menjadi energi.

Namun, Anda masih bisa menghindari penyakit diabetes dengan melakukan


perubahan gaya hidup. Dengan menerapkan pola hidup sehat, sensitivitas tubuh
terhadap insulin akan meningkat sehingga bisa mencegah terjadinya resistensi insulin.

Berikut beberapa cara mencegah diabetes di usia muda yang bisa Anda
jalankan mulai dari sekarang.
1.Rutin Berolahraga
Cara mencegah diabetes melalui rutin berolahraga dapat meningkatkan
produksi insulin dan sensitivitas sel-sel tubuh terhadap insulin. Dengan begitu, kadar

1
gula dalam darah akan terkontrol dengan baik, sehingga Anda bisa terhindar dari
penyakit diabetes. Selain itu, olahraga juga membantu pembakaran kalori untuk
menghasilkan energi serta menyimpan kelebihan glukosa menjadi cadangan energi
dalam bentuk protein otot sebagai cadangan agar tidak menumpuk dalam
darah. Lakukan olahraga setidaknya 150 menit setiap minggu, terbagi menjadi 5 sesi
atau hari, 30 menit per sesi.
Baca Juga: Rekomendasi Jenis Makanan dan Minuman untuk Penderita Diabetes

2. Menjaga Berat Badan tetap Ideal


Obesitas merupakan salah satu penyebab utama dari diabetes. Hal ini karena
obesitas mengganggu kerja metabolisme sehingga sel tubuh tidak mampu merespon
insulin secara optimal.Maka dari itu, tips mencegah diabetes secara alami selanjutnya
adalah dengan menjaga berat badan tetap ideal. Perhatikan juga asupan karbohidrat
dan gula yang masuk dalam tubuh untuk menghindari obesitas.

3. Menerapkan Pola Makan Sehat


Cara mencegah diabetes sejak dini juga harus disertai dengan penerapan pola
makan yang sehat. Cobalah untuk mengurangi makanan cepat saji, bergula tinggi dan
berlemak. Mulailah memilih makanan dengan kandungan nutrisi tinggi, seperti
protein, serat dan vitamin.Selain itu, perhatikan juga porsi makanan untuk
mengurangi asupan kalori pada tubuh. Di mana kalori ini dapat menyebabkan
kenaikan berat badan, dan apabila berlebihan maka risiko diabetes semakin tinggi.
Diluar memperhatikan porsi makan, jangan pula mengabaikan jadwal makan. Pola
makan yang sehat didukung dengan makan secara teratur dengan porsi secukupnya.

4. Melakukan Pengecekan Gula Darah Secara Berkala


Pemeriksaan gula darah secara berkala diperlukan untuk melihat nilai kadar
gula darah dalam tubuh. Dengan melakukan pengecekan rutin, Anda dapat memonitor
kondisi kadar gula dan mendeteksi penyakit diabetes lebih dini.Tips mencegah
diabetes ini bisa dilakukan satu tahun sekali apabila Anda dalam keadaan sehat dan
tidak berisiko tinggi terkena diabetes. Namun, jika Anda memiliki riwayat diabetes
serta risiko tinggi terkena, maka dianjurkan melakukan pemeriksaan lebih sering.

5. Mengelola Stres
1
Ketika stres, tubuh akan melepaskan hormon kortisol yang dapat
meningkatkan kadar gula dalam darah. Karena itu, salah satu cara mencegah
diabetes salah satunya dengan mengelola stres secara baik.Tak hanya itu, stres
dapat berpengaruh pada pola makan yang kurang baik. Anda akan cenderung
sering lapar sehingga akan ada kalori dalam porsi besar masuk dalam tubuh. Oleh
karenanya, Anda perlu latihan mengelola stres untuk menunjang kesehatan tubuh.
Baca juga: Bahaya Retinopati Diabetik, Komplikasi Diabetes yang Menyerang
Mata

6. Rajin Minum Air Putih


Cara mencegah diabetes di usia muda juga bisa dimulai dengan menghindari
minuman manis. Hal ini mengacu pada risiko diabetes tipe 2 dan diabetes
autoimun yang bisa menyerang orang dewasa akibat mengonsumsi minuman
manis berlebihan.Untuk mengatasinya, mulailah membiasakan minum air putih.
Jika dibandingkan minuman berkadar gula, air putih dapat meningkatkan hidrasi
tubuh secara lebih baik serta menurunkan kadar gula dalam tubuh. Sehingga
bermanfaat untuk fungsi ginjal dan juga sel-sel tubuh.Agar rutin minum air putih,
Anda dapat membiasakannya dengan membawa botol saat hendak pergi. Selain
itu, sediakan juga air putih di meja kerja atau samping tempat tidur agar lebih
mudah dalam menjangkaunya.

7. Mempertahankan Kadar Vitamin D secara Optimal


Mengoptimalkan kadar vitamin D dalam tubuh bisa menjadi cara mencegah
diabetes karena vitamin ini dapat meningkatkan sensitivitas tubuh terhadap
insulin. Dengan begitu, risiko resistensi insulin akan menurun.Beberapa sumber
makanan yang memiliki kandungan vitamin D tinggi diantaranya yaitu ikan
salmon, yogurt dan buah-buahan seperti alpukat.

8. Menghentikan Kebiasaan Merokok


Fakta di lapangan menunjukkan bahwa penyakit diabetes banyak dialami oleh
perokok. Jika seseorang aktif merokok,Ia memiliki risiko diabetes lebih tinggi
sebesar 44% daripada yang bukan perokok. Risiko tersebut dapat meningkat
sebesar 61% apabila konsumsi rokok mencapai lebih dari 20 batang per hari. Jadi,

1
jika Anda aktif merokok, maka cara mencegah diabetes paling ampuh adalah
dengan menghentikan kebiasaan tersebut.

G. Komplikasi Dekubitus Melitus


Diabetes melitus merupakan salah satu penyakit yang dapat menimbulkan
berbagai macam komplikasi, antara lain :
a. Komplikasi metabolik akut
Kompikasi metabolik akut pada penyakit diabetes melitus terdapat tiga macam
yang berhubungan dengan gangguan keseimbangan kadar glukosa darah jangka
pendek, diantaranya :
1. Hipoglikemia
Hipoglikemia (kekurangan glukosa dalam darah) timbul sebagai
komplikasi diabetes yang disebabkan karena pengobatan yang kurang tepat
(Smeltzer and Bare, 2008).
2. Ketoasidosis diabetik
Ketoasidosis diabetik (KAD) disebabkan karena kelebihan kadar
glukosa dalam darah sedangkan kadar insulin dalam tubuh sangat menurun
sehingga mengakibatkan kekacauan metabolik yang ditandai oleh trias
hiperglikemia, asidosis dan ketosis (Soewondo, 2006)
3. Sindrom HHNK (hiperglikemia hiperosmoler nonketotik)
Sindrom HHNK adalah komplikasi diabetes melitus yang ditandai
dengan hiperglikemia berat dengan kadar glukosa serum lebih dari 600 mg/dl
(Price and Wilson, 2006).

b. Komplikasi metabolik kronik


Komplikasi metabolik kronik pada pasien DM dapat berupa kerusakan
pada pembuluh darah kecil (mikrovaskuler) dan komplikasi pada pembuluh
darah besar (makrovaskuler), (Price and Wilson, 2006) diantaranya :
1) Komplikasi pembuluh darah kecil (mikrovaskuler)
a. Kerusakan retina mata (Retinopati)
Kerusakan retina mata (Retinopati) adalah suatu mikroangiopati
ditandai dengan kerusakan dan sumbatan pembuluh darah kecil.

1
b. Kerusakan ginjal (Nefropati diabetic)
Kerusakan ginjal pada pasien DM ditandai dengan albuminuria
menetap (>300 mg/24jam atau >200 ih/menit) minimal 2 kali pemeriksaan
dalam kurun waktu 3-6 bulan. Nefropati diabetik merupakan penyebab
utama terjadinya gagal ginjal terminal.
c. Kerusakan syaraf (Neuropati diabetik)
Neuropati diabetik merupakan komplikasi yang paling sering
ditemukan pada pasien DM. Neuropati pada DM mengacau pada
sekelompok penyakit yang menyerang semua tipe saraf.
2) Komplikasi pembuluh darah besar (makrovaskuler)
Komplikasi pada pembuluh darah besar pada pasien diabetes yaitu
stroke dan risiko jantung koroner.
a) Penyakit jantung koroner
Komplikasi penyakit jantung koroner pada pasien DM disebabkan
karena adanya iskemia atau infark miokard yang terkadang tidak disertai dengan
nyeri dada atau disebut dengan SMI (Silent Myocardial Infarction).
b) Penyakit serebrovaskuler
Pasien DM berisiko 2 kali lipat dibandingkan dengan pasien non-DM
untuk terkena penyakit serebrovaskuler. Gejala yang ditimbulkan menyerupai
gejala pada komplikasi akut DM, seperti adanya keluhan pusing atau vertigo,
gangguan penglihatan, kelemahan dan bicara pelo.
b) Hipertensi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi jarang memberikan keluhan yang
dramatis seperti kerusakan mata atau kerusakan ginjal. Orang diabetes cenderung
terkena hipertensi dua kali lipat dibandingkan dengan yang tanpa diabetes.
Diabetes mellitus merusak pembuluh darah, antara 35 sampai 75 persen
komplikasi diabetes adalah disebabkan hipertensi.

H. Penatalaksanaan Dekubitus Melitus ( DM )


Terdapat empat pilar penatalaksanaan DM (PERKENI, 2015), yaitu:

1
a. Edukasi
Edukasi yang komprehensif dan upaya peningkatan motivasi dibutuhkan
untuk memberikan pengetahuan mengenai kondisi pasien dan untuk mencapai
perubahan perilaku. Pengetahuan tentang pemantauan glukosa darah mandiri,
tanda, dan gejala hipoglikemia serta cara mengatasinya harus diberikan kepada
pasien.

b. Terapi nutrisi medis


Terapi nutrisi medis merupakan bagian dari penatalaksanaan diabetes
secara total. Prinsip pengaturan makanan penyandang diabetes hampir sama
dengan anjuran makan untuk masyarakat umum yaitu makanan yang seimbang
dan sesuai dengan kebutuhan kalori dan zat gizi masing-masing individu. Pada
pasien diabetes perlu ditekankan pentingnya keteraturan makan dalam hal jadwal
makan, jenis, dan jumlah makanan, terutama pada pasien yang menggunakan obat
penurun glukosa darah atau insulin. Diet pasien DM yang utama adalah
pembatasan karbohidrat kompleks dan lemak serta peningkatan asupan serat 16.

c. Latihan jasmani
Latihan jasmani berupa aktivitas fisik sehari-hari dan olahraga secara
teratur 3-4 kali seminggu selama 30 menit. Latihan jasmani selain untuk menjaga
kebugaran juga dapat menurunkan berat badan dan memperbaiki sensitivitas
insulin. Latihan jasmani yang dianjurkan berupa latihan yang bersifat aerobik
seperti jalan kaki, bersepeda santai, joging, dan berenang. Latihan jasmani
disesuaikan dengan usia dan status kesehatan.

d. Terapi farmakologis
Terapi farmakologis diberikan bersama dengan pengaturan makanan dan
latihan jasmani. Terapi berupa suntikan insulin dan obat hipoglikemik oral,
diantaranya adalah metformin dan gibenklamid.

e. Pemantauan gula darah mandiri (PGDM)


Pemantauan kadar glukosa darah dapat dilakukan dengan menggunakan
darah kapiler. Waktu pemeriksaan PGDM bervariasi, tergantung pada tujuan

1
pemeriksaan yang pada umumnya terkait dengan terapi yang diberikan. Waktu
yang dianjurkan adalah pada saat sebelum makan, 2 jam setelah makan (untuk
menilai ekskursi glukosa), menjelang waktu tidur (untuk menilai risiko
hipoglikemia), dan di antara siklus tidur (untuk menilai adanya hipoglikemia
nokturnal yang kadang tanpa gejala), atau ketika mengalami gejala seperti
hypoglycemic spells.

B. Upaya penerapan pola hidup sehat


1.Menerapkan Pola Makan yang Tepat
Makanan adalah faktor utama yang berpengaruh pada naik turunnya kadar
gula darah secara langsung. Penderita diabetes sebaiknya menghindari makanan yang
memiliki indeks glikemik tinggi, makanan tinggi lemak dan kalori, serta membatasi
sumber karbohidrat sederhana. Hindari pula sejumlah pantangan diabetes lainnya,
seperti mengonsumsi makanan dan minuman olahan, terutama fast food. Selain itu,
hentikan kebiasaan melewatkan jam makan terlalu lama karena dapat menyebabkan
kadar gula darah turun kemudian melonjak drastis saat makan.
Berikut adalah anjuran pola makan penderita diabetes:
1. Makan dalam porsi kecil namun sering.
2. Perhatikan jumlah kalori makanan.
3. Perhatikan informasi yang tercantum dalam kemasan makanan.
4. Hindari makan di restoran dengan konsep all you can eat. Pasalnya, hal ini
bisa memicu keinginan untuk makan secara berlebihan.
5. Makan secara perlahan agar tubuh bisa mencerna makanan dengan baik.

2. Mengelola Stres
Penting untuk diketahui bahwa masalah kesehatan mental, seperti stres dapat
memengaruhi peningkatan kadar gula darah. Peningkatan ini terjadi karena tubuh
melepaskan hormon kortisol atau hormon stres.Bahkan, tidak hanya membuat kadar
gula darah meningkat, stres juga bisa memicu terjadinya stress eating (makan
berlebih). Tentu saja hal tersebut dapat membawa dampak buruk bagi penderita
diabetes. Itulah sebabnya penderita diabetes perlu mengelola stres dengan baik.

3. Aktif Bergerak

1
Aktif bergerak dan rutin melakukan olahraga adalah salah satu pola hidup
sehat untuk penderita diabetes yang tak kalah penting untuk diperhatikan. Rutin
berolahraga dapat membantu penderita diabetes mengontrol kadar gula darah secara
alami. Pasalnya, olahraga dapat membantu sel-sel otot menyerap lebih banyak
glukosa dan menjadikannya sebagai sumber energi, sehingga kadar gula darah dalam
tubuh akan berkurang. Aktivitas olahraga juga bisa membuat sel tubuh semakin
responsif terhadap hormon insulin.Penderita diabetes disarankan untuk rajin
berolahraga setidaknya 150 menit per minggu. Gaya hidup sehat ini harus diterapkan
secara rutin setiap hari. Hindari absen berolahraga selama dua hari berturut-turut atau
lebih.Namun, penderita diabetes juga perlu memperhatikan kadar gula darah terlebih
dahulu sebelum berolahraga. Pasalnya, penderita diabetes tidak disarankan untuk
melakukan olahraga jika kadar gula darahnya berada di antara 100–250 mg/dL. Pasien
dengan kadar gula darah yang masih tinggi disarankan untuk menurunkan kadar
gulanya terlebih dahulu sebelum berolahraga karena dikhawatirkan dapat
menyebabkan penderita mengalami keringat berlebihan dan lemas. Maka dari itu,
penderita diabetes disarankan untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter
untuk memastikan jenis serta durasi olahraga yang tepat.

4. Berhenti Merokok dan Mengonsumsi Alkohol


Pola hidup sehat untuk penderita diabetes berikutnya adalah menghentikan
kebiasaan merokok. Merokok dapat meningkatkan berbagai risiko komplikasi, seperti
penyakit jantung dan pembuluh darah, penyakit ginjal, dan kerusakan saraf. Selain itu,
akan lebih baik jika penderita diabetes juga membatasi konsumsi minuman
beralkohol. Pasalnya, alkohol dapat menyebabkan kadar gula darah menjadi terlalu
rendah atau terlalu tinggi apabila dikonsumsi berlebihan.

5. Istirahat yang Cukup


Salah satu cara sederhana untuk menjaga kesehatan penderita diabetes adalah
mendapatkan istirahat yang cukup. Pasalnya, kurang tidur dapat menyebabkan proses
pelepasan hormon insulin menjadi terganggu dan berpengaruh pada menurunnya
kualitas hidup penderita. Oleh karena itu, penting untuk mendapatkan waktu tidur
yang cukup, setidaknya 7–9 jam setiap malam. Tidur yang cukup dapat membantu
menjaga keseimbangan hormon, memberi cukup energi untuk beraktivitas, dan

1
menghindari stres. Hal ini juga dapat membantu kadar gula darah tetap terkendali.

6. Menjalani Pengobatan Sesuai Anjuran


Jika penderita diabetes mendapatkan resep obat-obatan untuk mengontrol
kadar gula darah, sebaiknya selalu ikuti anjuran dokter dan jangan melewatkannya.
Apabila diperlukan, dokter akan memberikan obat diabetes atau suntik insulin untuk
membantu menurunkan kadar gula dalam darah. Namun, perlu diingat bahwa
efektivitas pengobatan tersebut tergantung dari waktu dan dosis yang diberikan.
Karena itu, selalu usahakan untuk mengonsumsi obat sesuai dengan anjuran dari
dokter.

7. Rutin Mengecek Gula Darah


Pola hidup sehat untuk penderita diabetes berikutnya adalah melakukan
pengecekan kadar gula darah secara rutin. Dengan melakukan pemantauan kadar gula
darah secara berkala, penderita dapat mengetahui reaksi tubuh terhadap makanan
tertentu. Penderita diabetes dapat melakukan pemantauan kadar gula darah secara
mandiri menggunakan alat pengukur kadar gula darah atau mengunjungi fasilitas
kesehatan terdekat.

B. Pengontrolan Gula Darah

1.Menjalani pola makan sehat dan bergizi seimbang


Konsumsi makanan tinggi serat, seperti buah dan sayruan untuk menurunkan
gula darah, serta biji-bijian utuh yang juga baik untuk memenuhi asupan nutrisi
harian. Rekomendasi asupan serat yang perlu dipenuhi adalah 25–32 gram untuk
wanita dan 30–35 gram untuk pria.Untuk mengontrol gula darah, Anda juga
dianjurkan untuk membatasi asupan gula sebanyak maksimal 24 gram atau sekitar 6
sendok teh per hari.

1
2. Berolahraga secara rutin

Olahraga merupakan bagian penting dalam mengendalikan gula darah. Saat


berolahraga, hormon insulin membawa gula darah ke dalam otot agar bisa
mendapatkan energi untuk bergerak. Alhasil, kadar gula darah pun akan turun.Namun,
bila Anda memiliki kondisi medis tertentu, seperti penyakit jantung, disarankan
berkonsultasi lebih dulu dengan dokter untuk menentukan jenis olahraga yang sesuai
dengan kebutuhan dan kemampuan fisik Anda.

3. Mengurangi stress

Stres yang berkepanjangan juga bisa berdampak pada meningkatnya kadar


gula darah. Ini karena hormon kortisol yang dihasilkan tubuh saat stres dapat
memengaruhi kinerja insulin. Oleh karena itu, Anda dianjurkan untuk mengendalikan
stres agar kadar gula darah tetap normal. Anda bisa melakukan berbagai kegiatan
yang Anda senangi, misalnya membaca buku, melukis, menonton film, atau
mendengarkan musik. Selain itu, Anda juga bisa melakukan berbagai teknik
relaksasi dan mencukupi waktu istirahat, yaitu dengan tidur 7–9 jam setiap harinya,
untuk mengurangi stres.

4. Berhenti merokok dan batasi konsumsi alcohol

Merokok dapat meningkatkan risiko terjadinya berbagai komplikasi diabetes,


termasuk penyakit kardiovaksular. Sementara itu, asupan alkohol yang berlebihan
juga dapat memengaruhi peningkatan gula darah. Jadi, hentikan kebiasaan merokok
dan batasi konsumsi minuman beralkohol mulai dari sekarang. Bila Anda mengalami
kesulitan, konsultasikan ke dokter untuk mendapat saran mengenai cara berhenti
merokok dan membatasi minuman beralkohol yang tepat.

5. Mengonsumsi obat-obatan

1
Untuk mengendalikan gula darah, Anda terkadang juga memerlukan obat
antidiabetes. Apalagi jika berbagai cara di atas ternyata tidak berhasil menurunkan
gula darah.Namun, penggunaan obat antidiabetes tidak boleh sembarangan dan harus
sesuai dengan resep dokter. Obat ini biasanya dianjurkan pada penderita yang sudah
terdiagnosis diabetes untuk mencegah komplikasi, misalnya gagal ginjal, kerusakan
mata, atau kerusakan saraf pada kaki dan tangan.

BAB III
KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Konsep

Input Proses Ouput

Penderita Dm Upaya pencegahan Pencegahan komplikasi Gula


Komplikasi DM : darah pada Penderita Dm
- Menerapkan Pola dapat kontrol dan di hindari
hidup Sehat dengan Baik oleh penderita
- Pengontrolan Gula Dm
Darah

B. Defenisi Operasional

No Variabel Defenisi Alat Cara Skala Hasil


Operasional Ukur Ukur Ukur
1. Menerapkan Makanan adalah Angket Wawancara Ordinal Menerap-
Pola Hidup faktor utama yang kan
Sehat berpengaruh pada

1
naik turunnya kadar
gula darah secara
langsung. Penderita
diabetes sebaiknya
menghindari
makanan yang
memiliki indeks
glikemik tinggi,
makanan tinggi
lemak dan kalori,
serta membatasi
sumber karbohidrat
sederhana. Hindari
pula sejumlah
pantangan diabetes
lainnya, seperti
mengonsumsi
makanan dan
minuman olahan,
terutama fast food.
Selain itu, hentikan
kebiasaan
melewatkan jam
makan terlalu lama
karena dapat
menyebabkan kadar
gula darah turun
kemudian melonjak
drastis saat makan.

2. Pengontrolan prosedur pemeriksaan Konsione Observasi Ordinal Teratur


Gula Darah yang perlu dilakukan r
secara rutin untuk
mendeteksi dini dan
antisipasi penyakit
diabetes dan
obesitas.Pengontrolan
Gula Darah
merupakan
pengendalian glukosa
pasien dengan
mengontrol gula
setiap 3 bulan sekali

1
BAB IV
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Desain yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian Deskriptif dengan
Gambaran Upaya Pencegahan Komplikasi Oleh Penderita DM di Wilayah Puskesmas
Tanjung Paku Tahun 2023 dengan Menerapkan Pola Hidup Sehat dan Pengontrolan
Gula Darah Oleh Penderita DM.

B. Tempat & Waktu


Penelitian ini telah dilakukan di Puskesmas Tanjung Paku,Pukul 10.00 WIB
pada tanggal 17 oktober 2023.Penelitian ini telah mulai sejak pengurusan surat izin
hingga penyelesaian pelaporan penelitian ini di mulai.

C. Populasi & Sampel


a. Populasi
Populasi adalah sebagai seluruh unsur atau elemen yang menjadi objek
penelitian.populasi dalam penelitian dapat pula diartikan sebagai keseluruhan unit
analisis yang karakteristiknya akan diteliti.
Populasi dalam penelitian ini adalah pasien dengan penderita DM.jumlah
populasi pasien dengan penderita DM yaitu sebanyak 100 orang.sehingga total
populasi pada penelitian ini yaitu 80 orang.

1
b. Sampel
Sampel adalah Sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi yang secara nyata diteliti dan ditarik kesimpulan.
Sampel dalam penelitian ini menggunakan menggunakan metode acindental
sampling.
a. Kriteria inklusi
Kriteria inklusi adalah kriteria yang akan menyaring anggota populasi menjadi
sampel yang memenuhi kriteria secara teori yang sesuai dan terkait dengan topik dan
kondisi penelitian. Atau dengan kata lain, kriteria inklusi merupakan ciri- ciri yang
perlu dipenuhi oleh setiap anggota populasi yang dapat diambil sebagai sampel
(Masturoh and T. 2018). Kriteria inklusi dalam penelitian ini meliputi:

a. Pasien dengan penderita DM

b. Pasien dengan hipertensi yang bersedia menjadi responden

c. Memiliki kesadaran yang baik dan komunikasi yang baik


Penentuan besarnya sampel dalam penelitian deskriptif ini menggunakan Rumus :
n = N
N.(d²)+1
Keterangan :
n = Besar Sampel
N = Besar populasi
D = Tingkat kepercayaan yang diinginkan (0,5)
Berdasarkan Data dari puskesmas Tanjung Paku pada tahun 2023 ditetapkan jumlah kasus
DM sebanyak 80 orang dengan Rumus :
n = 100
100.0.25+1

n = 100
0,25 + 1

1
n = 100
1,25

n = 80
Berdasarkan perhitungan diatas, jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian sebanyak
80 responden yang memenuhi kriteria inklusi

D. Jenis dan Teknik pengumpulan Data


Penelitian ini dilakukan dengan kunjungan ke rumah Responden dengan penderita
DM.penelitian ini di dapatkan dari data puskesmas tanjung paku,berdasarkan hasil data yang
di dapatkan peneliti menemukan jumlah responden sebanyak 80 orang.
Peneliti dapat mengumpulkan datanya dengan menggunakan Teknik Tanya jawab
menggunakan angket . Data yang peneliti yang didapatkan oleh peneliti langsung dari
sumbernya.Dalam penelitian ini peneliti dapat membagikan lembar Angket kepada pasien
dengan penderita DM (Diabetes Melitus).
Dalam penelitian ini menggunakan alat ukur Angket ,dan memberikan jumlah
pertanyaan sebanyak 12 jumlah pertanyaan dengan pengukuran yang berbeda-beda untuk
mengetahui pengontrolan gula darah dan penerapan pola hidup penderita DM untuk
menghindari komplikasinya.

E. Cara Pengolahan Data

Pengolahan data adalah suatu proses untuk memperoleh data ringkasan berdasarkan
suatu kelompok data mentah dengan menggunakan rumus tertentu sehingga menghasilkan
informasi yang diperlukan.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan Coding untuk memudahkan peneliti dalam
mengumpulkan data sehingga tidak mengalami kekeliruan dalam pengolahan data seperti
kode umur : 20-45 tahun (1),>45 tahun (2), jenis kelamin laki-laki (1), Perempuan (2),Tingkat
Pendidikan SD/SMP (1), SMA/SMK (2), Perguruan Tinggi (3),Pengontrolan gula darah :
Teratur(1), tidak teratur (2),penerapan pola hidup sehat : Diterapkan (1), Tidak Diterapkan
(2).
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan Teknik master table dalam memasukkan
data responden yang telah peneliti lakukan dengan menggunakan angket.

1
Setelah data dikumpulkan, selanjutnya data di olah secara normal dengan langkah-langkah
sebagai berikut. Adapun langkah-langkah dalam pengolahan data adalah :
1. Editing Data
Dalam penelitian ini peneliti melakukan pengecekan terhadap isian pertanyaan atau
jawaban yang di berikan oleh Responden yang sudah lengkap dan jelas.
2. Coding Data
Dalam penelitian ini peneliti memberikan kode pada setian jawaban Responden agar
mempermudah peneliti dalam mengumpulkan data.

3. Entry data
Dalam penelitian ini peneliti telah mendapatkan jawaban atau data dari masing
masing Responden,peneliti melakukan pemasukan data ke dalam master tabel.

4. Cleanning
Dalam penelitian ini peneliti melakukan pengecekan data kembali yang sudah di
entry untuk melihat apakah ada data yang tidak lengkap dan data yang kurang dari Responden .

F. Analisa Data
1. Analisa Univariat
Teknik analisa data yang dipakai adalah analisa data statistik deskriptif yang merupakan
statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau
menggambarkan data yang telah terkumpul.

G. Prosedur Penelitian
 Tahap Pra Penelitian
 Memilih lokasi penelitian
 Melakukan studi pendahuluan untuk mencari permasalahan
 Melakukan studi kepustakaan
 Menyusun proposal dan instrumen penelitian
 Mengikuti seminar proposal

 Tahap Persiapan
 Revisi instrumen pengumpulan data
 Perbanyak instrumen pengumpulan data

1
BAB V
PENYAJIAN HASIL PENELITIAN

Penelitian ini tentang “ Gambaran upaya pencegahan komplikasi kadar gula darah
pada penderita Dm di wilayah Puskesmas Tanjung paku tahun 2023 ,penelitian ini telah di
lakukan pada tanggal 01 - 20 oktober 2023 terhadap 80 lansia penderita Diabetes Melitus
( DM)

A. Gambaran umum lokasi penenelitian


Wilayah kerja puskesmas Tanjung paku luas 3,6 km mempunyai 7 rw dan 10 rt . Semua
kelurahan dapat di tempuh dengan kendaraan roda 2 jarak puskesmas dngan ibu kota solok
2 km . Kelurahan tj paku ini berbatasan dengan kelurahan nanbalimo .

B. Karakteristik Responden
C. Umur
D. Jenis kelamin
E. Pendidikan
F. Pekerjaan
G. Hasil penelitian
H. Menerapkan pola hidup sehat
I. Pengontrolan Gula darah

1
Pada variabel menerapkan pola hidup sehat dan pengontrolan gula darah di wilayah
Puskesmas Tanjung Paku Tahun 2023 Dengan 12 item pertanyaan kepada Responden .diman
jawaban yang sesuai standar diberi nilai 1 (satu) dan jawaban yang tidak sesuai standar diberi
nilai 0 (nol). Kecendrungan distribusi frekuensi menerapkan pola hidup sehat dan
pengontrolan gula darah dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.2
Distribusi Frekuensi Responden Menerapakan pola hidup Sehat pada klien Dekubitus
Melitus (DM) di Wilayah puskesmas Tanjung paku Tahun 2023
penerapan pola hidup sehat F ℅

Diterapkan 13 30,24 ℅

Tidak Diterapkan 30 69,76℅

Total 43 100

Tabel 2.3
Distribusi frekuensi Responden Pengontrolan gula darah pada klien penderita DM di
Wilayah puskesmas Tanjung Paku Tahun 2023
pengontrolan gula darah F ℅

Teratur 13 30,24 ℅

Tidak teratur 30 69,76℅

Total 43 100

1
BAB VI
PEMBAHASAN

A. Gambaran upaya pencegahan komplikasi gula darah pada penderita Dm di Wilayah


Puskesmas Tanjung Paku tahun 2023

Berdasarkan tabel 2.2 dapat dilihat lebih dari sebagian (69,76℅) responden tidak
melakukan kunjungan pengontrolan gula darah di puskesmas Tanjung paku. Hasil penelitian
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sulastri (2021) yang meneliti tentang
Gambaran Upaya pencegahan komplikasi Gula darah oleh penderita DM di Wilayah
Puskesmas Tanjung Paku tahun 2023. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih dari
sebagian (69, 76℅) responden tidak melakukan pengontrolan gula darah di puskesmas
Tanjung Paku.
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan lebih dari sebagian (69, 76℅) responden tidak
melakukan kunjungan untuk pengontrolan gula darah pada klien Dekubitus Melitus di
puskesmas Tanjung Paku , hal ini dikarenakan kurangnya motivasi responden maupun orang
terdekat untuk membantu klien berkunjung untuk pengontrolan gula darah, hal ini dibuktikan
dengan lebih dari sebagian responden tidak melakukan kunjungan rutin untuk pengontrolan
gula darah sehingga banyak yang mengalami komplikasi.
Berdasarkan dari kunjungan responden yang tidak teratur atau tidak rutin,hal ini harus
dilakukan bimbingan oleh tim kesehatan tentang penerapan pola hidup sehat dan pengontrolan gula
darah oleh penderita DM agar tidak mengalami komplikasi yang lebih berbahaya,dengan menerapkan
pola hidup sehat dan melakukan pengontrolan gula darah dengan rutin dapat mencegah terjadinya
komplikasi pada lansia atau penderita Dm.

1
BAB VII
PENUTUP

7.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil Univaruat serta pembahasan dari hasil penelitian yang dilakukan pada 80
orang responden pada tanggal 01 - 20 Oktober di Wilayah Puskesmas Tanjung didapatkan
hadil penelitian sebagai berikut:
Lebih dari sebagian (69, 76℅) responden tidak melakukan pengecekan gula darah rutin di
wilayah puskesmas Tanjung Paku tahun 2023.
7.2. Saran
1. Puskesmas Tanjung Paku
Disarankan kepada petugas kesehatan untuk dapat memberikan informasi yang mudah
dipahami oleh klien serta orang terdekat klien melalui penyuluhan secara perorangan
sehingga diharapkan dapat memotivasi klien serta orang terdekat klien atau keluarga klien
dan membantu klien agar dapat berkunjung untuk melakukan pengecekan gula darah secara
rutin , serta pencegahan komplikasi akibat tidak melakukan pengecekan gula darah.

Anda mungkin juga menyukai