Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

DIABETES MELITUS (DM)

Disusun oleh :
1. Anang marup
2. Aida fitria
3. Arif hidayatullah
4. Jajang
5. Cecep fahruroji
6. Ines respati
7. Linda dwi indrayani
8. Lu’lu lailatifa
9. Lusi sulaesih
10. Nurlelah
11. Novia tri astuti

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS FALETEHAN
2022-2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan pada
kami untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah kami
dapatmenyelesaikan makalah yang berjudul “Diabetes Melitus (DM)” tepat waktu.Kami berharap
agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang isu-isuyang berkembang di
masyarakat.

Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu dan teman- temansemua.
Semoga tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasanterkait bidang
yang kami tekuni. Terima kasih pula pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan
makalah ini.

Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan kami terima demi kesempurnaan makalah ini.

Serang, 14 Oktober 2023


BAB I
PENDAULUAN

A. Latar Belakang

Diabetes Mellitus (DM) didefinisikan sebagai suatu penyakit atau gangguan metabolism
kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah disertai
dengan gangguan metabolism karbohidrat, lipid dan protein sebagai akibat insufisiensi
fungsiinsulin. Insufisiensi fungsi insulin dapat disebabkan oleh gangguan atau defisiensi
produksi insulin oleh sel sel beta Langerhans kelenjar pankreas, atau disebabkan oleh
kurang responsifnya sel-sel tubuh terhadap insulin (WHO, 1999).
Diabetes melitus merupakan salah satu masalah kesehatan di dunia yang patut di
perhatikan. Diabetes melitus (DM) adalah salah satu penyakit kronik yang prevalensinya
terus meningkat setiap tahun. DM menyebabkan berbagai komplikasi pad kardiovaskuler,
ginjal, pembuluh darah, persarafan, dan retina. Hiperglikemia yang merupakan salah satu
tanda utama dari DM berperan penting dalam perkembangan komplikasi DM. Diabetes
melitus adalah penyakit yang disebabkan tubuh tidak dapat melepaskan atau menggunakan
insulin secara adekuat sehingga kadar glukosa (gula sederhana) di dalam darah tinggi
(Suryati, et al., 2019).
Diabetes melitus di sebut sebagai non communicable disease merupakan penyakit tidak
menular yang sering di derita oleh masyarakat pada saat ini. Penyakit ini di tandai dengan
tingginya kadar glukosa dalam darah yang nilainya melebihi nilai normal. Seiring dengan
meningkatnya jumlah penderita DM maka jumlah penyakit komplikasi akibat DM juga
meningkat, terutama penyakit kardiovaskuler. Diagnosis dari penyakit diabetes melitus
diperoleh dari keluhan dan gejala yang khas serta di tambah dari hasil pemeriksaan glukosa
darah yang tinggi. Pemeriksaan glukosa darah sewaktu memiliki kadar >20mg/dl serta
kadar glukosa darah puasa > 126 mg/dl sudah menunjukkan kadar glukosa darah yang
tinggi. Oleh karena,itu apabila terdapat seorang pasien memiliki gejala khas diabetes
melitus (poliagi,polliuri, dan polidipsi) ditambah dengan kadar glukosa darah yang tinggi
seperti di atas sudah cukup untuk mendiagnosis, seseorang tersebut terkena diabetes
melitus . Di dunia angka kejadian DM (2021) International Diabetes Federation (IDF)
mencatat 537 juta orang dewasa (umur 20-79 tahun) atau 1 dari 10 orang hidup dengan
diabetes. Di wilayah provinsi banten (2018) prevalensi penderita diabetes melitus
meningkat menjadi 1,62% sebanyak 23.262 juta orang. Walaupun Diabetes mellitus
merupakan penyakit kronik yang tidak menyebabkan kematian secara langsung, tetapi
dapat berakibat fatal bila pengelolaannya tidak tepat pengelolaan DM memerlukan
penanganan secara multi disiplin yang mencakup terapi non-obat dan terapi obat.

B. Rumusan Masalah
a. Apa pengertian Diabetes Militus ?
b. Apa saja penyebab Diabetes Militus ?
c. Bagaimana patofisiologi Diabetes Militus?
d. Bagaimana manifestasi klinis dari Diabetes Militus?
e. Komplikas apasaja pada diabetes militus?
f. Pemeriksaan penunjang apa yang harus dilakukan ?
C. Tujuan
a. Untuk mengetahui pengertian Diabetes militus
b. Untuk mengetahui apa saja penyebab dari diabetes militus
c. Untuk mengetahui tanda dan gejala yang terjadi pada doiabetes militus
d. Untuk mengetahui meneifestasi dari diabetes militus
e. Untuk mengetahui komplikasi yang disebabkan oleh diabetes militus
f. Untuk mengetahui pemeriksaan apa saja yang baik untuk penderita diabetes militus
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian

Diabetes Mellitus (DM) adalah penyakit gangguan metabolik yang ditandai denga
nhiperglikemia dan kelainan (abnormalitas) dalam metabolism karbohidrat, lemak
dan protein.0angguan metabolik ini disebabkan oleh adanya kerusakan sekresi
insulin, sensiti1itas insulin,atau keduanya. Diabetes melitus (DM) merupakan
penyakit kronis yang umum terjadi pada dewasa yang membutuhkan supervisi
medis berkelanjut dan edukasi perawatan mandiri pada pasien. Namun, bergantung
pada tipe DM dan usia pasien, kebutuhan dan asuhan keperawatan pasien dapat
sangat berbeda (Insana Maria, 2021).
Diabetes mellitus digolongkan menjadi 3 :
1. DM Tipe 1 :
DM tipe " disebut juga dengan Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM),
yaitu DM yang muncul pada masa anak-anak sampai dewasa muda. DM tipe 1
disebabkan karena berkurangnya sekresi insulin akibat kerusakan sel b
pankreas yang didasari oleh proses autoimun.
2. DM Tipe 2
DM tipe 2 disebut juga dengan Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus
(NIDDM),yaitu DM yang ditandai dengan defisiensi dan resistensi insulin DM
tipe 2 disebabkan karena gaya hidup yang salah, yaitu “Diabetogenic Lifestyle”
yang dimaksud diabetogenik lifestyle adalah konsumsi kalori berlebih, kurang
olahraga, dan besitas. Selain itu, dipengaruhi juga oleh faktor genetik. DM tipe
ini ditandai dengan defisiensi dan resisten insulin.
3. DM estasional
Intoleransi glukosa yang timbul selama kehamilan. Terapi DM gestasional
bertujuan untuk menurunkan kecacatan dan kematian pada ibu dan janin.
B. Penyebab
Berikut ini faktor penyebab penyakit Diabetes Melitus:
1. Riwayat Keluarga
keturunan atau genetik punya kontribusi yang tidak bisa diremeh untuk
seseorang terserang penyakit diabetes. Menghilangkan faktor genetik sangatlah
sulit.yang bisa dilakukan untuk seseorang bisa terhindar dari penyakit diabetes
melituskarena sebab genetik adalah dengan memperbaiki pola hidup dan pola
makan.
2. Obesitas atau kegemukan
Kegemukan bisa menyebabkan tubuh seseorang mengalami resistensi
terhadaphormon insulin. Sel-sel tubuh bersaing ketat dengan jaringan lemak
untuk menyerapinsulin. ;kibatnya organ pankreas akan dipacu untuk
memproduksi insulin sebanyak- banyaknya sehingga menjadikan organ ini
menjadi kelelahan dan akhirnya rusak.
3. Mengkonsumsi Makanan Berkolesterol Tinggi
Makanan berkolesterol tinggi juga diyakini memberi kontribusi yang cukup
tinggi untuk seseorang mudah terserang penyakit diabetes melitus di batasi
konsums ikolestorol anda tidak lebih dari 300mg per hari.
4. ipertensi atau Darah Tinggi
Jagalah tekanan darah anda tetap di bawah 140/90mmHg. Jangan terlalu banyak
konsumsi makanan yang asin-asin. Garam yang berlebih memicu untuk
seseorang teridap penyakit darah tinggi yang pada akhirnya berperan dalam
meningkatkan resikountuk anda terserang penyakit diabetes melitus.
5. Terlalu sering konsumsi obat-obatan kimia
Konsumsi obatan kimia dalam jangka waktu yang lama diyakini akan
memberika efek negatif yang tidak ringan. 4alah satu obat kimia yang sangat
berpotentsi sebagai penyebab diabetes adalah THIAZIDE DEURETIK dan
BETA BOLKER kedua jenis obat tersebut sangat meningkatkan resiko terkena
diabetes melitus karena bisa merusak pancreas.

C. Patofisiologi
Molekul glukosa menumpuk dalam peredaran darah, mengakibatkan
hiperglikemia. Hiperglekimia menyebabkan hiperosmolaritas serum, yang menarik
air dari ruang intraseluler ke dalam sirkulasi umum. Peningkatan volume darah
meningkatkan aliran darah ginjal dan hiperglekimia bertindak sebagai diuretic
osmosis. Diuretik osmosis yang dihasilkan meningkatkan haluaran urine. Kondisi
ini disebut poliuria. Ketika kadar glukosa darah melebihi ambang batas glukosa-
biasanya 9 Universitas Faletehan sekitar 180 mg/dl-glukosa dieksresikan ke dalam
urine, suatu kondisi yang disebut glukosuria. Penurunan volume intraseluler dan
peningkatan haluaran urine menyebabkan dehidrasi, Mulut menjadi kering dan
sensor haus diaktifkan, yang menyebabkan orang tersebut minum jumlah air yang
banyak (polidipsia) (Insana Maria, 2021). Glukosa tidak dapat masuk ke dalam sel
tanpa insulin. Produksi energi menurun. Penurunan energi ini menstimulasi rasa
lapar dan orang makan lebih banyak (polifagia). Meski asupan makanan meningkat,
berat badan orang tersebut turun saat tubuh kehilangan air dan memecah protein
dan lemak sebagai upaya memulihkan sumber energi. Malaise dan keletihan
menyertai penurunan energi. Penglihatan yang buram juga umum terjadi, akibat
pengaruh osmotic yang menyebabkan pembengkakan lensa mata (Insana Maria,
2021).
D. Menifestasi Klinis
Beberapa gejala umum yang dapat ditimbulkan oleh penyakit DM menurut ( Ida
Suryati, 2021 ). Diantaranya:
a. Poliuri (peningkatan produksi urine) Apabila kadar gula darah melebihi nilai
ambang ginjal (> 180 mg/dl), maka gula akan keluar Bersama dengan urine.
Jika kadarnya lebih tinggi lagi, maka ginjal akan membuang air tambahan untuk
mengencerkan sejumlah besar glukosa yang hilang. Karena ginjal
menghasilkan air kemih dalam jumlah yang berlebihan, maka penderita sering
berkemih dalam jumlah yang banyak (poliuri).
b. Polidipsi (sering kali merasa haus dan ingin minum sebanyakbanyaknya)
Karena banyaknya urine yang keluar, tubuh akan kekurangan cairan
(dehidrasi). Untuk mengatasi hal tersebut, maka penderita akan merasakan
haus, sehingga diabetes selalu ingin minum yang banyak , minuman dingin,
manis dan segar. 8 Universitas Faletehan.
c. Polifagia (peningkatan nafsu makan) dan kurang tenaga sejumlah besar kalori
hilang ke dalam air kemih, sehingga penderita mengalami penurunan berat
badan, maka dari itu penderita sering kali merasakan lapar yang luar biasa
sehingga banyak makan (polifagia).
E. Komplikasi
1. Komplikasi Diabetes Melitus
Komplikasi DM terjadi akibat gangguan metabolic akut (hipoglikemia atau
hiperglikemia) atau pada tahap lanjut, akibat kerusakan kronis (mikrovaskular)
dan akut polyuria (peningkatan pengeluaran urin), (makrovaskular). Yang
termasu komplikasi akut (makrovaskuler) adalah Diabetes Ketoasidosis
(DKA), Koma hipeosmolar Nonketoik (HONK), dan Hipoglikemia. Yang
termasuk komplikasi kronis (mikrovaskuler) adalah retinopati, nefropati dan
neuropati.
2. Komplikasi DM akut (Makrovaskular)
a. Ketoasidosis diabetis Pada pasien DM biasanya diabetes ketoasidosis
adalah akibat dari defisiensi absolut insulin dan oleh karena itu hanya
ditemukan pada diabetes tipe I dan bukan tipe II. Kekurangan insulin
menyebabkan hiperglikemia (diuretic osmotic dan dehidrasi) dan
meningkatkan jumlah benda keton sehingga merangsang terjadinya asidos
metabolik. Gejala yang dialami muntah, nyeri abdomen, penurunan
kesadaran dan polyuria
b. Koma Hiperosmolar nonketotik (HNOK) HNOK ditandai dengan kadar
insulin yang tidak cukup untuk mencegah hiperglikemia tetapi cukup untuk
mencegah terjadinya ketosis. Gejalanya rasa haus dan polyuria.
3. Komplikasi Kronis
1. Komplikasi Mikrovaskuler
a. Retinopati Retinopati terjadi akibat penebalan membrane basal kapiler,
yang menyebabkan pembuluh darah mudah bocor (pendarahan dan
eksudat padat), pembuluh darah tertutup (iskemia retina dan pembuluh
darah baru) dan edema macula. Retinopati dibagi menjadi dua, yaitu
retinopati nonproliferatif (ditandai dengan bercak cotton-wool (iskemia
retina merusak transport aksoplasmik) dan retinopati proliferative
(ditandai dengan iskemia retina mendorong terbentuknya pembuluh
darah baru yang rapuh dan mudah pecah), terjadi pelepasan retina akibat
tarikan jaringan parut yang menyebabkan pendarahan lebih lanjut.
Semakin mendekati terhadap diskus, semakin bahaya terhadap
penglihatan.
b. Kerusakan ginjal (Nefropati) Diabetes mellitus kronis yang
menyebabkan kerusakam ginjal sering di jumpai, dan nefropati diabetic
merupakan salah satu penyebab terjadinya gagal ginjal. Di ginjal, yang
paling parah mengalami kerusakan adalah kapiler glomerulus akibat
hipertensi dan glukosa plasma yang tinggi menyebabkan penebalan
membrane basal dan pelebaran glomerulus. 12 Universitas Faletehan
c. Kerusakan sistem saraf (Neuropati) Neuropati diabetic adalah
kerusakan pada pembuluh darah kecil dan saraf dapat timbul pada
berbagai tempat, yang pada akhirnya menimbulkan kerusakan pada
semua organ dan jaringan.
2. Komplikasi Makrovaskuler
a. Infark Jantung Pada komplikasi ini berakibat dinding arteri timbul
benjolanbenjolan yang mengganggu sirkulasi darah dan akhirnya terjadi
artherosclerosis.
b. Hiperlipidemia Hiperlidepimia aadalah peningkatan salah satu atau
lebih kolesterol, kolesterol ester, fosfolipid, atau trigliserid.
Hiperlipidemia terjadi pada pasien DM karena difisien insulin dimana
insulin sendiri memiliki peranan dalam metabolism lemak.
F. Pemeriksaan Penunjang
Menurut (Hasriani, 2018), pemeriksaan penunjang diabetes melitus adalah:
a. Glukosa Plasma Vena Sewaktu
Pemeriksaan gula darah vena sewaktu pada pasien DM dilakukan pada pasien
DM dengan gejala klasik seprti poliuria, polidipsia dan polifagia. Gula darah
sewaktu diartikan kapanpun tanpa memandang terakhir kali makan. Dengan
pemeriksaan gula darah sewaktu sudah dapat menegakan 12 diagnosis DM.
Apabila kadar glukosa darah sewaktu ≥ 200 mg/dl (plasma vena) maka
penderita tersebut sudah dapat disebut DM.
b. Glukosa Plasma Vena Puasa
Pada pemeriksaan glukosa plasma vena puasa, penderita dipuasakan 8-12 jam
sebelum tes dengan menghentikan semua obat yang digunakan, bila ada obat
yang harus 10 Universitas Faletehan diberikan perlu ditulis dalam formulir.
Intepretasi pemeriksan gula darah puasa sebagai berikut: kadar glukosa plasma
puasa < 110 mg/dl dinyatakan normal, ≥126 mg/dl adalah diabetes melitus,
sedangkan antara 110-126 mg/dl disebut glukosa darah puasa terganggu
(GDPT). Pemeriksaan gula darah puasa lebih efektif dibandingkan dengan
pemeriksaan tes toleransi glukosa oral.
c. Glukosa 2 jam Post Prandial (GD2PP)
Tes dilakukan bila ada kecurigaan DM. Pasien makan makanan yang
mengandung 100gr karbohidrat sebelum puasa dan menghentikan merokok
serta berolahraga. Glukosa 2 jam Post Prandial menunjukkan DM bila kadar
glukosa darah ≥ 200 mg/dl, sedangkan nilai normalnya ≤ 140. Toleransi
Glukosa Terganggu (TGT) apabila kadar glukosa > 140 mg/dl tetapi < 200
mg/dl.28.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Diabetes Mellitus (DM) adalah penyakit gangguan metabolik yang ditandi
dengan hiperglikemia dan kelainan (abnormalitas) dalam metabolism
karbohidrat, lemak dan protein. Gangguan metabolic inI disebabkan oleh
adanya kerusakan sekresi insulin, sensiti1itas insulin, atau keduanya.
Diabetes Mellitus dapat digolongkan menjadi Diabetes Mellitus tipe 1,
Diabetes Mellitus tipe 2, dan Diabetes Gestasional. Pengobatan Diabetes
Mellitus bertujuan untuk menghilangkan gejala dan tanda Diabetes
Mellitus, tercapainya pengendalian kadar glukosa dalam darah dan
mencegah terjadinya progresivitas penyulit seperti mikroangiopati dan
neuropati.

B. Saran
Sebaiknya para pembaca memahami tentang diabetes mellitus dan dapat
menerapkan pengetahuan mengenai penyakit ini, agar banyak yang menge
tahui bahaya penyakit tesebut. Bagi para pembaca hendaknya kita menjaga
lingkungan sekitar kita dan mulai bisa mengontrol makanan yang dapat
membuat kadar gula kita naik serta dianjurkan agar kita
mengecek kadar gula kita untuk mewaspadainya dan jangan lupa untuk me
ngkonsumsi makanan yang sehat.
DAFTAR PUSTAKA

Mahyar, Dkk (2018) Buku Konsep Dasar Dokumentasi Keperawatan. Bandung


Jawabarat CV. MEDIA SAINS INDONESIA.
Kementrian RI. (2018) Riset Kesehatan Dasar, Riskesdas. Jakarta Balitbang
Kemenkes RI.
Maria, Insana (2021) Buku Asuhan Keperawatan Diabetes Melitus Dan Asuhan
Keperawatan Stroke. Ngaglik Sleman CV. BUDI UTAMA
Marabessy, Baharia Nur (2020) Buku Pencegahan Penyakit Diabetes Melitus Tipe
II.
Totok Turdiyanto, 2013. Tri Rahayu Ningsih,. Editors. Farmakoloi untuk SMK
Farmasi. Jakarta, EGC. 2013.
Departemen Kesehatan RI. Ditjen Bina Kefarmasian dan Alkes. 2005.
Parmaceutical Care untuk Diabetes Mellitus. Jakarta.
Dr Rubby, Billous. 2008.Bimbingan Dokter pada Diabetes. Jakarta: Dian Rakyat.

Anda mungkin juga menyukai