PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sehat menurut WHO 1947 UU. Pokok Kesehatan 1960 adalah suatu
keadaan sejahtera sempurna, fisik, mental, sosial, yang tidak hanya bebas dari
Pola kejadian penyakit pada saat ini telah mengalami perubahan yang di
perubahan pola penyakit dan kematian yang semua didominasi oleh penyakit
Tingginya kasus diabetes, antara lain karena pola hidup tidak sehat,
obat.
adalah melalui kerjasama lintas program dan sektor serta kemitraan dengan
sekitar 5.500 tenaga kesehatan seperti internis dan dokter umum dalam
1
WHO memperkirakan pada tahun 2020 PTM akan menyebabkan 73%
tidak menular (PPTM) merupakan program baru yang dibentuk yang meliputi
Dikabupaten poso sendiri sejak mulai tahun 2010 telah digalakan program
PTM namun kegiatan program tersebut nanti aktif mulai tahun 2012.yang
2013.
tahun 2015 tercatat terjadi peningkatan 369 jumlah kasus.dan selama 3 tahun
Mellitus.
2
Maka dari itu penulis tertarik untuk meneliti tentang faktor resiko
B. Rumusan Masaalah
C. Tujuan
D. Manfaat Magang
Bagi institusi, hasil magang ini dapat dijadikan sebagai bahan bacaan di
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
kencing manis atau penyakit gula darah adalah golongan penyakit kronis
yang ditandai dengan peningkatan kadar gula dalam darah sebagai akibat
tidak mampu memproduksi hormon insulin sesuai kebutuhan tubuh atau bisa
dalam darah tinggi karena tubuh tidak dapat melepaskan atau menggunakan
penyakit kronis yang digambarkan sebagai keadaan kadar glukosa darah yang
yang cukup atau tubuh tidak dapat menggunakan insulin yang dihasilkan
secara efektif.
sewaktu (plasma vena) ≥ 200 mg/dl, kadar glukosa darah puasa (plasma vena)
4
≥ 126 mg/dl, kadar glukosa plasma ≥ 200 mg/dl pada 2 jam sesudah beban
sel rusak. Di samping itu, tubuh juga memerlukan energi supaya sel tubuh
dapat berfungsi dengan baik. Pada manusia bahan tersebut diperoleh dari
bahan makanan yang dimakan sehari-hari, yang terdiri dari kabohidrat (gula
dipecah menjadi bahan dasar dari makanan itu. Karbohidrat menjadi glukosa,
protein menjadi asam amino dan lemak menjadi asam lemak. Agar dapat
berfungsi sebagai bahan bakar, zat makanan itu harus masuk dulu ke dalam
sel supaya dapat diolah. Di dalam sel, zat makanan tersebut terutama glukosa
Hidrat arang dalam makanan diserap oleh usus halus dalam bentuk
glukosa. Glukosa darah dalam tubuh manusia diubah menjadi glikogen hati
dan otot oleh insulin. Sebaliknya, jika glikogen hati maupun otot akan
digunakan, dipecah lagi menjadi glukosa oleh adrenalin. Jika kadar insulin
5
darah berkurang, kadar glukosa darah akan melebihi normal, menyebabkan
sebagai anak kunci yang dapat membuka pintu masuknya glukosa ke dalam
tenaga. Bila insulin tidak ada, maka glukosa tidak dapat masuk ke dalam sel,
akibatnya glukosa akan tetap berada di dalam pembuluh darah yang artinya
kadarnya di dalam darah meningkat. Dalam keadaan ini badan akan menjadi
lemah karena tidak ada sumber energi di dalam sel. Inilah yang terjadi pada
dengan berat badan normal atau di bawah normal. Gejala klasik IDDM
6
yang tidak diobati adalah poliuria(peningkatan pengeluaran urine),
Sampai saat ini, Diabetes Mellitus tipe 1 hanya dapat diobati dengan
gula darahnya, sebaiknya menggunakan alat test gula darah terutama pada
dengan diabetes tipe 1. Kasus diabetes tipe 2 terdapat lebih dari 90% kasus
orang berusia sekitar 40 tahun dimana hormon insulin dalam tubuh tidak
di dalam darah.
7
Obesitas sering dikaitkan dengan penyakit ini. Sekitar 80% pasien
3. DM Malnutrisi
menjadi rusak.
Beta pancreas.
4. DM Tipe Lain
b. Penyakit hormonal
a. Faktor keturunan
Karena adanya kelainan fungsi atau jumlah sel – sel betha pancreas
8
mempengaruhi sel betha serta mengubah kemampuannya dalam mengenali
Jumlah glukosa yang diambul dan dilepaskan oleh hati dan yang
glukosa hilang bersama urine maka pasien mengalami penurunan berat badan.
9
Rasa lapar yang semakin besar (polifagia) mungkin akan timbul sebagai
samping itu kadang-kadang ada keluhan lemah, kesemutan pada jari tangan
dan kaki, cepat lapar, gatal-gatal, penglihatan kabur, gairah seks menurun,
dan tidak dapat ditegakkan hanya atas dasar adanya glukosuria saja. Dalam
secara teratur).
terasa lemah, sering kesemutan, gatal-gatal, mata kabur, disfungsi ereksi pada
pria, dan pruritus vulvae pada wanita.Apabila ada keluhan khas DM, hasil
pemeriksaan kadar glukosa plasma sewaktu ≥ 200 mg/dl (1,1 mmol/L) dan
kadar glukosa plasma puasa ≥ 126 mg/dl (7,0 mmol/L) dapat dijadikan sebagai
kriteria penegakan diagnosis DM. Untuk lebih jelasnya dilihat pada tabel
berikut ini:
10
Tabel 2.1 Kriteria Penegakan Diagnosis DM
bukan
DM belum pasti DM DM
drh
drh
pengendalian gula darah. Ketika kadar gula darah tidak terkontrol (kadar
gula darah tinggi) maka kadar gula darah akan berikatan dengan
haemoglobin. Oleh karena itu, rata-rata kadar gula darah dapat ditentukan
Bila kadar gula darah tinggi dalam beberapa minggu maka kadar
HbA1C akan tinggi pula. Kadar HbA1C normal antara 4% sampai dengan
6,5%.
11
G. Epidemiologi Diabetes Mellitus
a. Menurut Orang
terdapat 1,9 juta kasus baru diabetes pada orang berusia 20 tahun
12
DM berusia ≥ 40 tahun yaitu yang menderita komplikasi akut 7,6%
yaitu 48,4%.
b. Menurut Tempat
(6,7%).
13
pedesaan menunjukkan bahwa gaya hidup mempengaruhi kejadian
DM.
c. Menurut Waktu
DM di dunia, dimana 1,4 juta kematian terjadi pada pria dan 1,5
juta kematian pada wanita. Dari semua jumlah kematian ini, 1 juta
juta jiwa atau 5,1% dari 3,8 miliar penduduk dunia usia 20-79
2. Determinan
14
b. Usia
yaitu pada usia < 40 tahun, sedangkan DM tipe 2 biasa terjadi pada
usia ≥ 40 tahun.
kasusnya pada umur di atas 40 tahun dan jumlah kasus yang paling
insulin tidak dapat bekerja dengan baik dan kadar gula darah
meningkat.
15
Hal ini akan memicu gangguan ginjal, penyakit jantung,
Hal ini terjadi karena cadangan glukosa pada otot dan hati
diabetes.
e. Infeksi
human coxsackievirus.
16
Melalui mekanisme infeksi sitolitik dalam sel beta pankreas,
virus ini menyebabkan kerusakan atau destruksi sel. Virus ini dapat
menyebabkan DM.
panjang.
a. Hipoglikemia
17
yang menjalani terapi insulin dan terkadang pada mereka yang
bahkan kematian.
ini lebih sering terjadi pada penderita diabetes tipe 1 yang dapat
dialami 1-2 kali per minggu sedangkan pada penderita diabetes tipe
b. Hiperglikemia
osmotik, dan dehidrasi berat. Pasien dapat menjadi tidak sadar dan
18
poliuria, polidipsia, polifagia, kelelahan yang parah (fatigue), dan
antara lain napas cepat dan dalam, napas berbau keton, nafsu
19
2). Hiperosmolar Non Ketotik
600 mg/dl. Glukosa ini akan menarik air keluar sel, selanjutnya
pengunaan metformine.
20
2. Komplikasi Metabolik Kronik
21
memperlambat kesembuhan. Pencegahan dan perawatan
mengatasinya.
ginjal.
c. Kerusakan Mata
22
Komplikasi klinis yang terjadi adalah timbulnya
d. Penyakit Jantung
23
menyebabkan kurangnya suplai darah ke otot jantung,
e. Hipertensi
24
terganggu dan makanan lebih lama tertinggal di dalam
g. Stroke
penyumbatan.
25
biaya tinggi yang diperlukan untuk pengobatan.Kaki
maupun anaerob.
26
H. Upaya Pencegahan Diabetes Mellitus
pencegahan tersier.
I. Pencegahan Primordial
masih sehat agar tidak memiliki faktor risiko untuk terjadinya DM.
memadai.
1. Pencegahan Primer
27
menderita DM. Tindakan yang perlu dilakukan untuk usaha
tinggi badan.
2. Pencegahan Sekunder
a. Penyuluhan
28
diberikan kepada anggota keluarganya, tim kesehatan/
b. Pengobatan
29
belum tercapai, perlu ditambahkan obat hipoglikemik baik oral
maupun insulin.
30
Pioglitazon dengan nama obat paten Actos. Golongan
2) . Insulin
memproduksi insulin.
oral.
4. Pencegahan Tersier
31
sedini mungkin sebelum kecacatan menetap. Pada upaya pencegahan
rumah sakit rujukan, baik dengan para ahli sesama disiplin ilmu
penyakit jantung dan ginjal, maupun para ahli disiplin lain seperti
32
BAB III
A. Hasil Kegiatan
Tabel 3.2
Distribusi penderita penyakit Diabetes Mellitus diwilayah kerja puskesmas
kawua tahun 2016
Jenis
Umur
Kelamin
No Bulan Total
45- 56-
15-44Thn 54Thn 64Thn >65Thn L P
1 Januari 2 3 8 5 5 8 13
2 Februari 1 5 6 3 3 12 15
3 Maret 0 2 4 3 4 8 12
4 April 0 4 6 4 6 11 17
5 Mei 1 2 2 3 3 7 10
6 Juni 1 3 1 6 3 6 8
Jumlah 75
Sumber : Pengelolah SP2TP tahun 2016
33
3. Umur penderita terbanyak pada kalifikasi umur 56-64 tahun sebanyak
27 kasus.
B. PEMBAHASAN
kadar glukosa darah dan juga merubah gaya hidup masyarakat yang tidak
juga asupan yang akan diserap oleh tubuh seperti mengurangi makan
makanan yang terlalu manis dan juga memperbanyak aktifitas fisik tubuh
34
penyakit ini merupakan hal yang wajar sehingga banyak masyarakat yang
penyakit ini. Penyakit diabetes melitus bukan hanya karena gaya hidup yang
diabetes melitus pada keluraga dan di tambah pula tidak melakukan gaya
sebagai berikut :
Diabetes Melitus
gula yang berlebihan dan memperbanyak asupan gula dan sayur yang
35
beragam. Hindari mengonsumsi makanan yang mengandung asam
cepat saji.
36
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
dan jumlah kasus terbanyak pada bulan januari dan umur 15 - 44 Thn: 5
B . Saran
37
DAFTAR PUSTAKA
38
39