Disusun Oleh:
Keperawatan IV A
A. Tujuan
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
B. Landasan Teoritis
b. Kurang tidur
Kurang tidur dapat menyebabkan berkurangnya sistem kekebalan
tubuh sehingga tubuh mudah terserang penyakit. Selain itu kebiasaan
begadang sambil minum kopi dan merokok mempunyai resiko terkena
penyakit diabetes. Oleh karena itu hindarilah kebiasaan begadang,
istirahatlah secara cukup, yaitu 8 jamdalam sehari agar tubuh dapat fit
kembali.
d. Merokok
Merokok merupakan salah satu kebiasaan yang tidak baik selain
minum minuman beralkohol. Merokok dapat menjadi pemicu terjadinya
diabetes. Selain merusak paru-paru, merokok juga dapat merusak hati
dan pankreas dimana hormon insulin diproduksi sehingga dapat
mengganggu produksi insulin di dalam kelenjar pankreas.
f. Faktor Keturunan
Diabetes juga dapat disebabkan karena faktor keturunan atau
genetika. Biasanya jika ada anggota keluarga yang menderita diabetes,
maka kemungkinan besar anaknya juga menderita penyakit yang sama.
Para ahli diabetes telah sepakat menentukan persentase kemungkinan
terjadinya diabetes karena keturunan. Jika kedua orang tuanya (bapak
dan ibu) menderita diabetes, maka kemungkinan anaknya menderita
penyakit diabetes yaitu 83%. Jika salah satu orang tuanya (bapak atau
ibu) adalah penderita diabetes, maka kemungkinan anaknya menderita
penyakit diabetes yaitu 53%. Sedangkan jika kedua orang tuanya
normal/tidak menderita diabetes, maka kemungkinan anaknya
menderita penyakit diabetes yaitu 15%.
g. Pola makan
Makan secara berlebihan dan melebihi jumlah kadar kalori yang
dibutuhkan oleh tubuh dapat memacu timbulnya diabetes mellitus.
konsumsi makan yang berlebihan dan tidak diimbangi dengan sekresi
insulin dalam jumlah yang memadai dapat menyebabkan kadar gula
dalam darah meningkat dan pastinya akan menyebabkan diabetes
melitus.
h. Obesitas (kegemukan)
Orang gemuk dengan berat badan lebih dari 90 kg cenderung
memiliki peluang lebih besar untuk terkena penyakit diabetes militus.
Sembilan dari sepuluh orang gemuk berpotensi untuk terserang diabetes
mellitus.
4. Cemas
6. Kesemutan
7. Gatal
8. Mata kabur
b. Diabetic neuropaty
Diabetic neuropathy muncul pada 50% penderita DM jangka
panjang baik pada tipe 1 maupun tipe 2. Pada penderita DM
kemungkinan disebabkan gangguan sirkulasi pada sel saraf karena
kerusakan pembuluh darah, Ada pun jenis-jenisnya adalah:
1) Polyneuropathy (mononeuropathy)
Bentuk yang paling sering adalah distal symmetric polyneuropathy
berupa kehilangan kemampuan sensorik bagian distal. Gejala yang
muncul berupa perasaan gatal geli atau terbakar dimulai dari ujung
kaki menyebar ke proksimal. Lama kelamaan penderita akan
kehilangan kemampuan sensori atau kehilangan kemampuan reflek.
Sedangkan mononeuropathy biasanya menyerang bagian cranial atau
saraf perifer lainnya.
2) Autonomic neuropathy
Penderita DM dapat mengalami disfungsi saraf otonom (sistem
kolinergik, noradrenergic dan peptidergik). Saraf-saraf tersebut
mengatur jantung, gastrointestinal dan sistem kemih. Hal ini bisa
mengakibatkan takikardi, gejala gangguan pengosongan lambung,
gangguan frekuensi berkemih, dll.
3) Komplikasi Kardiovaskular
Faktor resiko untuk penyakit makrovaskular pada penderita DM
misalnya dislipidemia, hipertensi, obesitas, aktivitas fisik berkurang,
dan bila merokok akan semakin parah. Pada penderita DM tipe 2
biasanya terjadi peningkatan plasminogen activator inhibitor dan
fibrinogen yang meningkatkan koagulasi darah. Selain itu diabetes
juga berhubungan dengan disfungsi endotel, otot polos pada
pembuluh dan platelet. Selain penyakit jantung koroner,
kemungkinan untuk terjadi penyakit cerebrovaskular juga meningkat
pada penderita DM. penderita DM juga beresiko terkena diabetic
cardiomyopathy.
4) Komplikasi pada ekstremitas bawah
DM merupakan penyebab amputasi non-traumatik tertinggi
terutama akibat ulkus pada kaki, dan infeksi. Peningkatan insidensi
disebabkan neuropathy, penyakit arteri perifer dan penyembuhan
luka yang lambat. Sekitar 15% penderita DM menderita ulkus pada
kaki dan 14-24% diantaranya harus diamputasi. Ulkus diabetikum
dapat terjadi menurt dua teori, teori sorbitol dan terori glikoksilasi.
5) Gangguan Pada Mata
Pada DM dapat saja terjadi retinopati dimana pembuluh retina
mengalami penyempitan, karena merupakan end artery (tak punya
kolateral) sumbatan pada pembuluh retina berakibat kebutaan.
Komplikasi kronik lainnya ialah katarak diabetik sebagai akibat
tingginya kadar glukosa dalam cairan lensa mata, sehingga cairan
lensa tersebut menjadi keruh.
D. Proses Seleksi
Ceramah
Diskusi
Tanya jawab
F. Mekanisme Kegiatan
a. Salam terapeutik
Memvalidasi
pengetahuan peserta
c. Kontrak
Presenter menjelaskan
tujuan, yaitu peserta
- Mendengarkan dan
mengetahui tentang
memperhatikan
penyakit Diabetes
Mellitus
- Mendengarkan
ingin meninggalkan
- Mendengarkan dan
kelompok, harus harus
memperhatikan
meminta izin kepada
terapis
Lama kegiatan 45
menit.
Menit memperhatikan
a. Menjelaskan tentang
pengertian diabetes
- Mendengarkan
mellitus dan
memperhatikan
b. Menjelaskan penyebab
diabetes mellitus - Mendengarkan dan
memperhatikan
c. Menjelaskan tanda dan
gejala diabetes mellitus
d. Menjelaskan komplikasi
diabetes mellitus
e. Menjelaskan pantangan
makanan diabetes
mellitus
3 10 4. Terminasi
Menit
Evaluasi
a. Presenter
menannyakan
- Menjawab
perasaan peserta
pertanyaan
setelah mengikuti
penyuluhan.
b. Presenter
memberikan
- Bertanya
kesempatan kepada
peserta untuk
bertanya tentang
- Menjelaskan
materi yang kurang
kembali materi
di pahami
tentang diabetes
c. presenter mellitus.
menanyakan
Kembali kepada
peserta tentang
- Mendengarkan dan
materi yang telah
memperhatikan
diberikan dan
reinforcement
kepada peserta yang
telah menjawab
pertanyaan
d. Menjelaskan
kesimpulan materi
- Menyetujui/
memberi pendapat
tentang rencana
Tindak lanjut :
selanjutnya
Presenter memberikan
- Menyetujui/
leaflet kepada peserta
memberi pendapat
Kontrak yang akan tentang rencana
datang selanjutnya
a) Presenter membuat
kesepakatan
dengan peserta
untuk penyuluhan
berikutnya.
b) presenter membuat
kesepakatan waktu
dan tempat.
G. Pengorganisasian Kelompok
1. Laptop
2. Infocus
3. Leaflet
4. Ppt
J. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Tanya jawab
K. Setting Tempat
Keterangan :
: Leader
: Co. Leader
: Fasilitator
: Observer
: Audiens
L. Proses Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
2. Evaluasi Proses
3. Evaluasi Hasil
Demikianlah Satuan Acara Penyuluhan (SAP) ini kami buat, semoga dapat
dilaksanakan sesuai dengan rencana.
Yola Yolanda
Disetujui Oleh:
Dosen Pembimbing
Hari / Tanggal :
Kelompok :
No Nama Peserta Tanda Tangan Keterangan
MukoMuko, 8 Juli 2023
Hasil Observasi Penyuluhan
1. Evaluasi struktur
Sebelum penyuluhan diberikan, klien telah dikontrak sehari sebelum
penyuluhan diberikan.
Leaflet telah kelompok selesaikan 2 hari sebelum penyuluhan dilakukan.
Peminjaman tempat dan alat sudah dilakukan oleh kelompok 2 hari
sebelum kegiatan dilakukan
Lembar balik telah diselesaikan oleh kelompok 2 hari sebelum penyuluhan
diberikan
80% klien dan keluarga klien menghadiri kegiatan penyuluhan.
Anggota kelompok selaku panitia kegiatan melaksanakan tugas dan peran
sesuai dengan yang telah direncanakan.
2. Evaluasi proses
Kegiatan dilaksanakan tepat pada waktu kegiatan yang telah ditetapkan.
80 % undangan datang tepat waktu
75 % responden terlibat dan aktif (mampu mengemukakan pendapatnya,
mampu mengemukakan pertanyaan dan memahami tentang penyakit
dengan ulkus diabetikum) dalam kegiatan penyuluhan.
80 % responden mengikuti jalannya kegiatan sampai selesai penyuluhan.
Peneliti melaksanakan tugas dan peran yang telah ditetapkan
kegiatan selesai tepat pada waktu yang telah ditetapkan
3. Evaluasi hasil
75 % responden yang hadir mengetahui dan memahami pengertian
Diabetes Mellitus
70 % responden yang hadir mengetahui dan memahami penyebab Diabetes
Mellitus
70 % responden yang hadir mengetahui dan memahami tanda dan gejala
Diabetes Mellitus
70 % responden yang hadir mengetahui komplikasi Diabetes Mellitus
70% responden yang hadir mengetahui pantangan makanan Diabetes
Mellitus.
DAFTAR PUSTAKA