Pemeriksaan penunjang
a. Tes Toleransi Glukosa
Tes toleransi glukosa oral merupakan pemeriksaan yang lebih
sensitif daripada tes toleransi glukosa intravena yang hanya
digunakan dalam situasi tertentu. Tes toleransi glukosa oral
dilakukan dengan pemberian larutan karbohidrat sederhana.
b. Pemeriksaan glukosa darah/hiperglikemia (puasa, 2 jam setelah
makan/post prandial/PP) dan setelah pemberian glukosa per-oral
(TTGO).
Komplikasi
1) Hipoglikemia (kadar gula darah yang abnormal rendah) terjadi
apabila kadar glukosa darah turun dibawah 50 mg/ dl.
2) Diabetes Ketoasidosis. Ada tiga gambaran klinik yang penting
pada diabetes ketoasidosis :
Dehidrasi / kehilangan banyak cairan tubuh
Kehilangan elektrolit
Asidosis
2) Syndrom Hiperglikemia Hiperosmolar Non Ketotik (SHHNK)
Merupakan keadaan hipergklikemia yang disertai perubahan
tingkat kesadaran b. Komplikasi Kronik
3) Retinopati Diabetik / gangguan penglihatan
Disebabkan oleh perubahan dalam pembuluh-pembuluh darah
kecil pada retina mata
4) Nefropati Diabetik / gangguan pada ginjal
Bila kadar gluoksa darah meninggi maka kerja ginjal akan semakin
berat dan dapat menyebabkan kerusakan pada ginjal itu sendiri.
5) Neuropati Diabetikum / gangguan pada syaraf
Penatalaksanaan
Manajemen Monitoring Mandiri Pasien Diabetes Mellitus
1. Perencanaan pola makan dan diet yang tepat
2. Kontrol kadar gula darah
jangan
sampai
terlewatkan.
Selain
itu,
tidak
Referensi
Bustan. 2007. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta: Rineka
Cipta
Price.Sylvia
A.2005.Patofisiologi
Konsep
Klinis
Proses-Proses
Penyakit.Jakarta: EGC
Smeltzer.Suzanne
C.2002.Buku
Ajar
Keperawatan
Medikal