NAMA : LEGIANTI
NIM : PO.71.4.201.17.1.026
KELAS : D.IV A
Tujuan :
Pertemuan hari I
Setelah menyelesaikan modul ini, peserta didik diharapkan :
1. Mampu mengidentifikasi kata kunci pada kasus diabetes melitus dengan komplikasi
akut (hiperglikemi) secara mandiri
2. Mampu mengidentifikasi masalah keperawatan pada kasus diabetes dengan
komplikasi akut (hiperglikemi) secara mandiri berdasarkan data subyektif dan data
obyektif pada kasus
3. Mampu mendiskusikan masalah keperawatan pada kasus diabetes melitus dengan
komplikasi akut (hiperglikemi) yang sudah diidentifikasi secara individu/mandiri
untuk mencapai kesepahaman kelompok
4. Mampu mengidentifikasi faktor penyebab masalah pada kasus diabetes melitus
dengan komplikasi akut (hiperglikemi)
5. Mampu mendiskusikan faktor penyebab masalah pada kasus diabetes melitus tipe
dengan komplikasi akut (hiperglikemi) yang sudah diidentifikasi secara
individu/mandiri untuk mencapai kesepakatan kelompok
6. Mampu mengidentifikasi materi belajar pada kasus diabetes melitus tipe dengan
komplikasi akut (hiperglikemi) secara mandiri
Kasus 1
Ny. ZA, Klien menderita DM sejak 10 tahun dengan terapi novomix 12-15U. Klien
mengeluh mual, badan lemah, nafas sesak dan buang air kecil terus. Hasil laboratorium
menunjukkan GDS
= 628 mg/dL, A1c = 9,7%; Keton = 0.7.
Aktifitas 1
Identifikasi kata kunci pada kasus diabetes melitus tipe dengan komplikasi akut
(hiperglikemi) secara mandiri
Kata kunci :
Ny. ZA menderita DM sejak 10 tahun.
Terapi Novomix 12-15 U.
Mengeluh mual,badan lemah, nafas sesak buang air kecil terus.
Hasil laboratorium GDS=628 mg/dl, A1c= 9,7 % ; Keton= 0,7.
Aktivitas 2
Identifikasi masalah keperawatan pada kasus diabetes melitus dengan komplikasi akut
(hiperglikemi) secara mandiri berdasarkan data subyektif dan data obyektif pada kasus
DO :
- Terapi Novomix 12-15 U
- GDS = 628 mg/dl, A1c = 9,7 %; Keton = 0,7.
DS :
- Menderita DM sejak 10 tahun.
- Klien mengeluh mual, badan lemah, nafas sesak dan buang air kecil terus.
Masalah Keperawatan :
1. Ketidakstabilan kadar glukosa darah (Hiperglikemia)
2. Keletihan
3. Resiko perifer tidak efektif
Aktifitas 3
Diskusikan masalah keperawatan pada kasus diabetes melitus dengan komplikasi akut
(hiperglikemi) yang sudah diidentifikasi oleh individu/mandiri untuk mencapai
kesepakatan kelompok
Masalah Keperawatan :
1. Ketidakstabilan kadar glukosa darah (Hiperglikemia)
2. Keletihan
3. Resiko perifer tidak efektif
Aktifitas 4
Identifikasi faktor penyebab masalah pada kasus diabetes melitus dengan komplikasi akut
(hiperglikemi)
Berikut ini faktor penyebab penyakit Diabetes Melitus :
1. Riwayat Keluarga
Faktor keturunan atau genetik punya kontribusi yang tidak bisa diremehkan untuk
seseorang terserang penyakit diabetes. Menghilangkan faktor genetik sangatlah sulit.
Yang bisa dilakukan untuk seseorang agar bisa terhindar dari penyakit diabetes
melitus adalah dengan memperbaiki pola hidup dan pola makan.
2. Obesitas Atau Kegemukan
Kegemukan bisa menyebabkan tubuh seseorang mengalami resistensi terhadap
hormon insulin. Sel-sel tubuh bersaing ketat dengan jaringan lemak untuk menyerap
insulin. Akibatnya organ pankreas akan dipacu untuk memproduksi insulin sebanyak-
banyaknya sehingga menjadikan organ ini menjadi kelelahan dan akhirnya rusak.
3. Mengkonsumsi Makanan Berkolesterol Tinggi
Makanan berkolesterol tinggi juga diyakini memberi kontribusi yang cukup tinggi
untuk seseorang mudah terserang penyakit diabetes melitus. Batasi konsumsi
kolestorol Anda tidak lebih dari 300mg per hari.
4. Hipertensi Atau Darah Tinggi
Jagalah tekanan darah Anda tetap di bawah 140/90 mmHg. Jangan terlalu banyak
konsumsi makanan yang asin-asin. Garam yang berlebih memicu untuk seseorang
teridap penyakit darah tinggi yang pada akhirnya berperan dalam meningkatkan resiko
untuk Anda terserang penyakit diabetes melitus.
5. Terlalu Sering Konsumsi Obat-Obatan Kimia
Konsumsi obatan kimia dalam jangka waktu yang lama diyakini akan memberikan
efek negatif yang tidak ringan. Salah satu obat kimia yang sangat berpotentsi sebagai
penyebab diabetes adalah THIAZIDE DIURETIK dan BETA BLOKER. Kedua jenis
obat tersebut sangat meningkatkan resiko terkena diabetes melitus karena bisa
merusak pankreas.
Berdasarkan etiologi dari diabetes melitus, faktor yang menyebabkan keadaan
hiperglikemi mungkin diantaranya penurunan sekresi insulin secara relative atau absolut,
penghambatan glikolisis dan peningkatan dari produksi glukosa di dalam tubuh (Power,
2008).
Pada penderita diabetes, hiperglikemia dapat disebabkan oleh beberapa hal ini:
Sedang stres.
Mengalami infeksi.
Tidak melakukan olahraga.
Mengonsumsi obat-obatan tertentu. Misalnya, steroid.
Lupa minum obat penurun gula darah atau menyuntikkan insulin.
Terlalu banyak makan makanan yang mengandung karbohidrat.
Melakukan aktivitas fisik terlalu berat, terutama saat kadar gula darah tinggi dan
tingkat insulin rendah.
Aktivitas 5
Diskusikan faktor penyebab masalah pada kasus diabetes melitus dengan komplikasi akut
(hiperglikemi) yang sudah diidentifikasi secara individu/mandiri untuk mencapai
kesepakatan kelompok
Berikut ini faktor penyebab penyakit Diabetes Melitus :
1. Riwayat Keluarga
Faktor keturunan atau genetik punya kontribusi yang tidak bisa diremehkan untuk
seseorang terserang penyakit diabetes. Menghilangkan faktor genetik sangatlah sulit.
Yang bisa dilakukan untuk seseorang agar bisa terhindar dari penyakit diabetes melitus
adalah dengan memperbaiki pola hidup dan pola makan.
2. Obesitas Atau Kegemukan
Kegemukan bisa menyebabkan tubuh seseorang mengalami resistensi terhadap hormon
insulin. Sel-sel tubuh bersaing ketat dengan jaringan lemak untuk menyerap insulin.
Akibatnya organ pankreas akan dipacu untuk memproduksi insulin sebanyak-
banyaknya sehingga menjadikan organ ini menjadi kelelahan dan akhirnya rusak.
3. Mengkonsumsi Makanan Berkolesterol Tinggi
Makanan berkolesterol tinggi juga diyakini memberi kontribusi yang cukup tinggi
untuk seseorang mudah terserang penyakit diabetes melitus. Batasi konsumsi kolestorol
Anda tidak lebih dari 300mg per hari.
4. Hipertensi Atau Darah Tinggi
Jagalah tekanan darah Anda tetap di bawah 140/90 mmHg. Jangan terlalu banyak
konsumsi makanan yang asin-asin. Garam yang berlebih memicu untuk seseorang
teridap penyakit darah tinggi yang pada akhirnya berperan dalam meningkatkan resiko
untuk Anda terserang penyakit diabetes melitus.
5. Terlalu Sering Konsumsi Obat-Obatan Kimia
Konsumsi obatan kimia dalam jangka waktu yang lama diyakini akan memberikan efek
negatif yang tidak ringan. Salah satu obat kimia yang sangat berpotentsi sebagai
penyebab diabetes adalah THIAZIDE DIURETIK dan BETA BLOKER. Kedua jenis
obat tersebut sangat meningkatkan resiko terkena diabetes melitus karena bisa merusak
pankreas.
Berdasarkan etiologi dari diabetes melitus, faktor yang menyebabkan keadaan hiperglikemi
mungkin diantaranya penurunan sekresi insulin secara relative atau absolut, penghambatan
glikolisis dan peningkatan dari produksi glukosa di dalam tubuh (Power, 2008).
Pada penderita diabetes, hiperglikemia dapat disebabkan oleh beberapa hal ini:
Sedang stres.
Mengalami infeksi.
Tidak melakukan olahraga.
Mengonsumsi obat-obatan tertentu. Misalnya, steroid.
Lupa minum obat penurun gula darah atau menyuntikkan insulin.
Terlalu banyak makan makanan yang mengandung karbohidrat.
Melakukan aktivitas fisik terlalu berat, terutama saat kadar gula darah tinggi dan
tingkat insulin rendah.
Aktifitas 6
Identifikasi materi belajar pada kasus diabetes melitus dengan komplikasi akut
(hiperglikemi) secara mandiri
B. Komplikasi Hiperglikemia
Hiperglikemia adalah keadaan dimana kadar gula darah melonjak secara tiba-tiba.
Keadaan ini dapat disebabkan antara lain oleh stress, infeksi, dan konsumsi obat-obatan
tertentu. Hiperglikemia ditandai dengan poliuria, polidipsia, polifagia, kelelahan yang
parah (fatigue), dan pandangan kabur. Apabila diketahui dengan cepat, hiperglikemia
dapat dicegah tidak menjadi parah. Hipergikemia dapat memperburuk gangguan-
gangguan kesehatan seperti gastroparesis, disfungsi ereksi, dan infeksi jamur pada
vagina. Hiperglikemia yang berlangsung lama dapat berkembang menjadi keadaan
metabolisme yang berbahaya, antara lain ketoasidosis diabetik (Diabetic Ketoacidosis =
DKA) dan (HHS), yang keduanya dapat berakibat fatal dan membawa kematian.
Hiperglikemia dapat dicegah dengan kontrol kadar gula darah yang ketat.
Aktifitas 1
Susunlah diagnosis keperawatan pada kasus diabetes melitus dengan komplikasi akut
(hiperglikemi) secara mandiri
1. Ketidakstabilan kadar glukosa darah b/d hiperglikemia d/d kadar glukosa dalam darah
tinggi ( GDS : 628 mg/dL )
2. Keletihan b/d kondisi fisiologis d/d badan lemah
3. Risiko perfusi perifer tidak eektif d/d hiperglikemia
Aktifitas 2
Diskusikan diagnosis keperawatan pada kasus diabetes melitus dengan komplikasi akut
(hiperglikemi) yang sudah diidentifikasi oleh individu/mandiri untuk mencapai
kesepakatan kelompok
1. Ketidakstabilan kadar glukosa darah b/d hiperglikemia d/d kadar glukosa dalam darah
tinggi ( GDS : 628 mg/dL )
2. Keletihan b/d kondisi fisiologis d/d badan lemah
3. Risiko perfusi perifer tidak eektif d/d hiperglikemia
Aktifitas 3
Identifikasi materi belajar pada kasus diabetes melitus tipe I tanpa komplikasi secara
mandiri
A. Etiologi dan Patofisiologi
1. Diabetes Mellitus Tipe 1
Diabetes tipe ini merupakan diabetes yang jarang atau sedikit populasinya,
diperkirakan kurang dari 5-10% dari keseluruhan populasi pasien diabetes.
Gangguan produksi insulin pada DM Tipe 1 umumnya terjadi karena kerusakan sel-
sel β pulau Langerhans yang disebabkan oleh reaksi otoimun. Namun ada pula yang
disebabkan oleh bermacam-macam virus, diantaranya virus Cocksakie, Rubella,
CMVirus, Herpes, dan lain sebagainya. Destruksi otoimun dari sel-sel β pulau
Langerhans kelenjar pankreas langsung mengakibatkan defisiensi sekresi insulin.
Defisiensi insulin inilah yang menyebabkan gangguan metabolisme yang menyertai
DM Tipe 1. Selain defisiensi insulin, fungsi sel-sel α kelenjar pankreas pada pasien
DM Tipe 1 juga menjadi tidak normal. Pada pasien DM Tipe 1 ditemukan sekresi
glukagon yang berlebihan oleh sel- s. Secara normal, hiperglikemia akan
menurunkan sekresi glukagon, namun pada pasien DM Tipe 1 hal ini tidak terjadi,
sekresi glukagon tetap tinggi walaupun dalam keadaan hiperglikemia. Hal ini
memperparah kondisi hiperglikemia. Salah satu manifestasi dari keadaan ini adalah
cepatnya pasien DM Tipe 1 mengalami ketoasidosis diabetik apabila tidak
mendapat terapi insulin. Salah satu masalah jangka panjang pada pasien DM Tipe 1
adalah rusaknya kemampuan tubuh untuk mensekresi glukagon sebagai respon
terhadap hipoglikemia. Hal ini dapat menyebabkan timbulnya hipoglikemia yang
dapat berakibat fatal pada pasien DM Tipe 1 yang sedang mendapat terapi insulin.
B. Komplikasi Hiperglikemia
Hiperglikemia adalah keadaan dimana kadar gula darah melonjak secara tiba-tiba.
Keadaan ini dapat disebabkan antara lain oleh stress, infeksi, dan konsumsi obat-obatan
tertentu. Hiperglikemia ditandai dengan poliuria, polidipsia, polifagia, kelelahan yang
parah (fatigue), dan pandangan kabur. Apabila diketahui dengan cepat, hiperglikemia
dapat dicegah tidak menjadi parah. Hipergikemia dapat memperburuk gangguan-
gangguan kesehatan seperti gastroparesis, disfungsi ereksi, dan infeksi jamur pada
vagina. Hiperglikemia yang berlangsung lama dapat berkembang menjadi keadaan
metabolisme yang berbahaya, antara lain ketoasidosis diabetik (Diabetic Ketoacidosis =
DKA) dan (HHS), yang keduanya dapat berakibat fatal dan membawa kematian.
Hiperglikemia dapat dicegah dengan kontrol kadar gula darah yang ketat.
Aktifitas 1
Susunlah rencana keperawatan pada kasus diabetes melitus dengan komplikasi akut
(hiperglikemi) secara mandiri
Dx 1
Ketidakstabilan kadar glukosa darah : Hiperglikemia
Manajemen Hiperglikemia
Observasi
Identifikasi kemungkinan penyebab Hiperglikemia
Identifikasi situasi yang menyebabkan kebutuhan insulin meningkat
Monitor kadar glukosa darah
Monitor tanda dan gejala Hiperglikemia
Monitor input dan output cairan
Terapeutik
Berikan asupan cairan oral
Konsultasi dengan medis jika tanda dan gejala Hiperglikemia tetap ada atau memburuk
Fasilitasi ambulasi jika ada hipotensi ortostatik
Edukasi
Anjurkan menghindari olahraga saat kadar glukosa darah lebih dari 250 mg/dL
Anjurkan monitor kadar glukosa darah secara mandiri
Anjurkan kepatuhan diet dan olahraga
Ajarkan pengelolaan diabetes (insulin dan obat oral)
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian insulin dan keluarga cara mengelola obat
Ajarkan cara menangani atau mengurangi efek samping
Anjurkan menghubungi petugas kesehatan jika terjadi efek samping obat
Dx 2
Keletihan
Observasi
Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan kelelahan
Monitor kelelahan fisik dan emosional
Monitor pola dan jam tidur
Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama melakukan aktifitas
Terapeutik
Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus
Lakukan latihan rentang gerak pasif / aktif
Berikan aktivitas distraksi yang menenangkan
Fasilitasi duduk di sisi tempat tidur jika tidak dapat berpindah atau berjalan
Edukasi
Anjurkan tirah baring
Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
Anjurkan menghubungi perawat jika tanda dan gejala kelelahan tidak berkurang
Ajarkan strategi koping untuk mengurangi kelelahan
Kolaborasi
Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan asupan makanan
Edukasi aktivitas/Istirahat
Edukasi
Ajarkan cara mengidentifikasi kebutuhan istirahat (misalnya kelelahan karena
aktifitas)
Dx 3
Risiko perfusi perifer tidak efektif d/d hiperglikemia
Manajemen Hiperglikemia
Observasi
Identifikasi kemungkinan penyebab Hiperglikemia
Identifikasi situasi yang menyebabkan kebutuhan insulin meningkat
Monitor kadar glukosa darah
Monitor tanda dan gejala Hiperglikemia
Monitor input dan output cairan
Terapeutik
Berikan asupan cairan oral
Konsultasi dengan medis jika tanda dan gejala Hiperglikemia tetap ada atau memburuk
Fasilitasi ambulasi jika ada hipotensi ortostatik
Edukasi
Anjurkan menghindari olahraga saat kadar glukosa darah lebih dari 250 mg/dL
Anjurkan monitor kadar glukosa darah secara mandiri
Anjurkan kepatuhan diet dan olahraga
Ajarkan pengelolaan diabetes (insulin dan obat oral)
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian insulin dan keluarga cara mengelola obat
Ajarkan cara menangani atau mengurangi efek samping
Anjurkan menghubungi petugas kesehatan jika terjadi efek samping obat
Aktifitas 2
Diskusikan rencana keperawatan pada kasus diabetes melitus dengan komplikasi akut
(hiperglikemi) yang sudah diidentifikasi secara individu/mandiri untuk mencapai
kesepakatan kelompok
Dx 1
Ketidakstabilan kadar glukosa darah : Hiperglikemia
Manajemen Hiperglikemia
Observasi
Identifikasi kemungkinan penyebab Hiperglikemia
Identifikasi situasi yang menyebabkan kebutuhan insulin meningkat
Monitor kadar glukosa darah
Monitor tanda dan gejala Hiperglikemia
Monitor input dan output cairan
Terapeutik
Berikan asupan cairan oral
Konsultasi dengan medis jika tanda dan gejala Hiperglikemia tetap ada atau memburuk
Fasilitasi ambulasi jika ada hipotensi ortostatik
Edukasi
Anjurkan menghindari olahraga saat kadar glukosa darah lebih dari 250 mg/dL
Anjurkan monitor kadar glukosa darah secara mandiri
Anjurkan kepatuhan diet dan olahraga
Ajarkan pengelolaan diabetes (insulin dan obat oral)
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian insulin dan keluarga cara mengelola obat
Ajarkan cara menangani atau mengurangi efek samping
Anjurkan menghubungi petugas kesehatan jika terjadi efek samping obat
Dx 2
Keletihan
Observasi
Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan kelelahan
Monitor kelelahan fisik dan emosional
Monitor pola dan jam tidur
Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama melakukan aktifitas
Terapeutik
Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus
Lakukan latihan rentang gerak pasif / aktif
Berikan aktivitas distraksi yang menenangkan
Fasilitasi duduk di sisi tempat tidur jika tidak dapat berpindah atau berjalan
Edukasi
Anjurkan tirah baring
Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
Anjurkan menghubungi perawat jika tanda dan gejala kelelahan tidak berkurang
Ajarkan strategi koping untuk mengurangi kelelahan
Kolaborasi
Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan asupan makanan
Edukasi aktivitas/Istirahat
Edukasi
Ajarkan cara mengidentifikasi kebutuhan istirahat (misalnya kelelahan karena
aktifitas)
Dx 3
Risiko perfusi perifer tidak efektif d/d hiperglikemia
Manajemen Hiperglikemia
Observasi
Identifikasi kemungkinan penyebab Hiperglikemia
Identifikasi situasi yang menyebabkan kebutuhan insulin meningkat
Monitor kadar glukosa darah
Monitor tanda dan gejala Hiperglikemia
Monitor input dan output cairan
Terapeutik
Berikan asupan cairan oral
Konsultasi dengan medis jika tanda dan gejala Hiperglikemia tetap ada atau memburuk
Fasilitasi ambulasi jika ada hipotensi ortostatik
Edukasi
Anjurkan menghindari olahraga saat kadar glukosa darah lebih dari 250 mg/dL
Anjurkan monitor kadar glukosa darah secara mandiri
Anjurkan kepatuhan diet dan olahraga
Ajarkan pengelolaan diabetes (insulin dan obat oral)
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian insulin dan keluarga cara mengelola obat
Ajarkan cara menangani atau mengurangi efek samping
Anjurkan menghubungi petugas kesehatan jika terjadi efek samping obat
Aktifitas 3
Susunlah catatan perkembangan pada kasus diabetes melitus dengan komplikasi akut
(hiperglikemi) secara mandiri
Diagnosa Keperawatan 1 : Ketidakstabilan kadar glukosa darah b/d hiperglikemia d/d kadar glukosa dalam darah tinggi ( GDS : 628
mg/dL )
Catatan Perkembangan
Hari/Tanggal Pelaksanaan Evaluasi
Senin, Jam 10.00 Jam 14.00
01 Maret 2021 1. Identifikasi kemungkinan penyebab S :
Hiperglikemia Klien mengeluh mual
2. Identifikasi situasi yang Klien megeluh badan lemas
menyebabkan kebutuhan insulin Klien mengeluh buang air kecil
meningkat terus menerus
3. Monitor kadar glukosa darah O:
4. Monitor tanda dan gejala
GDS : 550 mg/dl
Hiperglikemia
Terapi Novomix 12-15 U
Jam 11.00
Jam 11.00
PENGKAJIAN
a. Identitas Klien
Nama : Ny. ZA
b. Keluhan Utama : Mual, badan lemah, nafas sesak dan buang air kecil terus
c. Riwayat Keluhan Utama : Klien menderita DM sejak 10 tahun dengan terapi novomix
12-15U. Klien mengeluh mual, badan lemah, nafas sesak dan buang air kecil terus.
Hasil laboratorium menunjukkan GDS = 628 mg/dL, A1c = 9,7%; Keton = 0.7.
KLASIFIKASI DATA
DS: DO:
ANALISA DATA
DATA MASALAH
A1C = 9,7%
Keton = 0,7
Terapi Novomix 12-15U
Tidak terdapat luka pada kaki
DS:
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakstabilan kadar glukosa darah b/d Hiperglikemia d/d kadar glukosa darah
tinggi (GDS: 628 mg/dl)
2. Keletihan b/d kondisi fisiologis d/d badan lemah
3. Resiko perfusi perifer tidak efektid d/d hiperglikemia)
PENGKAJIAN
a. Identitas Klien
Nama : Tn. S
Usia : 60 tahun
b. Keluhan Utama : Cepat lelah
c. Riwayat Keluhan Utama : Tn. S menderita DM sejak 3 tahun yang lalu pada
saat pemeriksaan kesehatan berangkat haji. Klien mengatakan tidak memiliki
komplikasi, tidak terdapat luka pada kaki. Klien hanya merasa kadang kurang enak
badan dan cepat lelah. Kadar glukosa darah klien saat ini 150 mg/dl, klien selalu
kontrol rutin di Poli Diabet untuk mengevaluasi kadar glukosa darah dan klien
selalu mengonsumsi glibenklamid
KLASIFIKASI DATA
DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF
DS: DO:
Klien mengatakan saat ini GDS : 150mg/dl
melakukan kontrol rutin untuk Mengkonsumsi Glibenklamid
mengevaluasi kadar glukosa darah Tidak terdapat luka pada kaki
Klien merasa kadang kurang enak
badan dan cepat lelah
Klien mengatakan menderita DM
sejak 3 tahun yang lalu
Klien mengatakan tidak memiliki
komplikasi.
ANALISA DATA
DATA MASALAH
DS:
Klien merasa kadang kurang enak
badan dan cepat lelah
DO: Keletihan
GDS : 150mg/dl
Mengkonsumsi Glibenklamid
DS:
Klien merasa kadang kurang enak
badan dan cepat lelah
Klien mengatakan menderita DM Resiko Infeksi
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakstabilan kadar glukosa darah b/d Hiperglikemia d/d GDS: 628 mg/dl
2. Keletihan b/d kondisi fisiologis d/d merasa kurang enak badan dan cepat lelah
3. Resiko infeksi d/d penyakit kronis (diabetes mellitus)
INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa Tujuan dan Kriteria
No. Intervensi Keperawatan
Keperawatan Hasil
Diagnosa
Hari/Tanggal Implementasi Evaluasi
Keperawatan
Senin, 1 Maret 2021 Keletihan b/d kondisi Jam 10.00 Jam 14.00
fisiologis d/d badan 1. Identifikasi gangguan fungsi S :
lemah tubuh yang mengakibatkan Klien merasa mual dan bada lemah
kelelahan Klien mengatakan belum mengikuti
2. Monitor kelelahan fisik dan anjuran yang diberikan oleh perawat.
emosional O:
3. Monitor pola dan jam tidur Klien nampak belum mengikuti anjuran
4. Monitor lokasi dan yang telah diberikan.
ketidaknyamanan selama A : Keletihan
melakukan aktifitas P : Lanjutkan Intervensi
Jam 11.00
5. Sediakan lingkungan nyaman dan
rendah stimulus
6. Berikan aktivitas distraksi yang
menenangkan
7. Fasilitasi duduk di sisi tempat
tidur jika tidak dapat berpindah
atau berjalan
8. Anjurkan tirah baring
Jam 12.00
9. Anjurkan melakukan aktivitas
secara bertahap
10. Anjurkan menghubungi perawat
jika tanda dan gejala kelelahan
tidak berkurang
11. Ajarkan strategi koping untuk
mengurangi kelelahan
12. Ajarkan cara mengidentifikasi
kebutuhan istirahat (misalnya
kelelahan karena aktifitas)
13. Kolaborasi dengan ahli gizi
tentang cara meningkatkan
asupan makanan
Selasa, 2 Maret 2021 Keletihan b/d kondisi Jam 10.00 Jam 14.00
fisiologis d/d badan 1. Identifikasi gangguan fungsi S :
lemah tubuh yang mengakibatkan Klien mengatakan perasaan lelahnya
kelelahan mulai berkurang.
2. Monitor kelelahan fisik dan Klien mengatakan mulai mengikuti
emosional anjuran yang diberikan oleh perawat.
3. Monitor pola dan jam tidur O:
4. Monitor lokasi dan Klien nampak mulai mengikuti anjuran
ketidaknyamanan selama yang telah diberikan.
melakukan aktifitas A : Keletihan
Jam 11.00 P : Lanjutkan Intervensi
1. Sediakan lingkungan nyaman dan
rendah stimulus
2. Berikan aktivitas distraksi yang
menenangkan
3. Fasilitasi duduk di sisi tempat
tidur jika tidak dapat berpindah
atau berjalan
4. Anjurkan tirah baring
Jam 12.00
5. Anjurkan melakukan aktivitas
secara bertahap
6. Anjurkan menghubungi perawat
jika tanda dan gejala kelelahan
tidak berkurang
7. Ajarkan strategi koping untuk
mengurangi kelelahan
8. Ajarkan cara mengidentifikasi
kebutuhan istirahat (misalnya
kelelahan karena aktifitas)
9. Kolaborasi dengan ahli gizi
tentang cara meningkatkan
asupan makanan
Diagnosa
Hari/Tanggal Implementasi Evaluasi
Keperawatan
Senin, 1 Maret 2021 Resiko perfusi perifer Jam 10.00 Jam 14.00
tidak efektif d/d 1. Identifikasi kemungkinan S :
hiperglikemia penyebab Hiperglikemia Klien mengatakan merasa mual, bdan
2. Identifikasi situasi yang lemah, dan sering buang air kecil
menyebabkan kebutuhan insulin O :
meningkat GDS : 628 mg/dl
3. Monitor kadar glukosa darah A1C = 9,7%
4. Monitor tanda dan gejala Keton = 0,7
Hiperglikemia Terapi Novomix 12-15U
Jam 11.00
Klien nampak belum mengikuti anjuran
5. Berikan asupan cairan oral
yang telah diberikan.
6. Konsultasi dengan medis jika
A : Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah
tanda dan gejala Hiperglikemia
P : Lanjutkan intervensi
tetap ada atau memburuk
Jam 12.00
7. Anjurkan menghindari olahraga
saat kadar glukosa darah lebih
dari 250 mg/dl.
8. Anjurkan monitor kadar glukosa
darah secara mandiri
9. Anjurkan kepatuhan diet dan
olahraga
10. Ajarkan pengelolaan diabetes
(insulin dan obat oral)
11. Kolaborasi pemberian insulin
Selasa, 2 Maret Ketidakstabilan kadar Jam 10.00 Jam 14.00
2021 glukosa darah b/d 1. Identifikasi kemungkinan S :
Hiperglikemia d/d penyebab Hiperglikemia Klien mengatakan mulai mampu
GDS: 150 mg/dl 2. Identifikasi situasi yang menerima semua informasi yang telah
menyebabkan kebutuhan insulin diberikan.
meningkat Klien mengatakan perasaan lelahnya
3. Monitor kadar glukosa darah mulai berkurang
4. Monitor tanda dan gejala O : Klien nampak sudah memahami
Hiperglikemia beberapa informasi yang telah diberikan.
Jam 11.00 A : Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah
5. Berikan asupan cairan oral P : Lanjutkan Intervensi
6. Konsultasi dengan medis jika
tanda dan gejala Hiperglikemia
tetap ada atau memburuk
Jam 12.00
7. Anjurkan menghindari olahraga
saat kadar glukosa darah lebih
dari 250 mg/dl.
8. Anjurkan monitor kadar glukosa
darah secara mandiri
9. Anjurkan kepatuhan diet dan
olahraga
10. Ajarkan pengelolaan diabetes
(insulin dan obat oral)
11. Kolaborasi pemberian insulin
Informasi pada bagian ini :
Pernyataan Tanda chek Pernyataan Tanda chek (√)
(√)
Sangat sedikit Tidak relevan
dengan praktik
klinik
Sesuai Membosankan
Terlalu banyak Kurang menarik
Terlalu sederhana Sangat menarik
Kurang komplek Terlalu teoritis
Terlalu komplek Teori tepat untuk saya
Relevan dengan praktik Teori tidak cukup
klinik
NIM : PO.714.201.17.1.058
Tanda tangan :