065/3688/1.9./102. 02 1/2
6/2019
Standar Prosedur
1 Juni 2019
Operasional
dr.TRIES ANGGRAINI, M.Kes
Pembina Tk. I
NIP. 19640620 199002 2 001
065/3688/1.9./102. 02 1/2
6/2019
2
ASISSTENSI
Tanggal Terbit
Standar Prosedur
Operasional 1 Juni 2019
Kontra Indikasi:
Absolut:
● Tidak ada, sangat tergantung ketrampilan operator
3
ASISSTENSI
Persiapan:
A. Alat:
● Bronkoskopi satu unit dengan “light source” harus
berfungsi baik.
● Unit penyedot berfungsi baik.
PROSEDUR ● Lampu kepala.
● Aparatus instilasi lidokain.
3/7
● Oksimeter.
● Sumber oksigen dengan aparatusnya harus tersedia
dengan baik.
● Obat-obat gawat darurat, yaitu NaCl 0,9% dingin,
adrenalin, dexametason, sulfas atropin, harus
tersedia.
B. Pasien:
● Persetujuan tindakan bronkosopi dari penderita
yang diketahui keluarga terdekat dengan saksi
petugas medis, setelah pasien diberi penjelasan
tentang tindakan dan tujuan pemeriksaan serta
4
ASISSTENSI
komplikasinya.
● Dilakukan pemeriksaan sebagai berikut:
⮚ Foto toraks PA dan lateral terbaru.
⮚ Faal paru (VC ≥ 1000 ml).
⮚ EKG.
⮚ Faal hemostasis normal.
● Penderita dipuasakan 4-6 jam (supaya lambung
dalam keadaan kosong) sebelum tindakan BSO.
● Penderita diberi codein 20 mg 12 jam dan 6 jam
sebelum tindakan BSO.
Teknik BSO:
Prosedur Terapi:
A. Aspirasi sekret.
▪ Setelah bronkoskop masuk ke dalam saluran
napas, dipelajari pita suara, trakea, karina,
bronkus kanan-kiri, bronkus segmen, bronkus
subsegmen.
▪ Pada daerah yang dicurigai adanya infeksi,
keganasan, darah/ bekuan darah, benda asing,
dilakukan aspirasi. Tindakan tersebut dilakukan
beberapa kali sampai dirasakan cukup bersih/
didapat cukup bahan pemeriksaan.
B. Bilasan Bronkus (Washing):
▪ Setelah bronkoskop masuk ke dalam saluran
napas, dipelajari pita suara, trakea, karina,
bronkus kanan-kiri, bronkus segmen, bronkus
6
ASISSTENSI
subsegmen.
▪ Pada daerah yang dicurigai adanya infeksi,
keganasan, darah/ bekuan darah, benda asing,
dicuci/ bilas dengan NaCl 0,9% sebanyak 5 cc
yang kemudian disedot lagi. Tindakan tersebut
dilakukan beberapa kali sampai dirasakan cukup
bersih/ didapat cukup bahan pemeriksaan.
C. Sikatan Bronkus(Brushing):
BSO Otofluoresensi:
PROSEDUR
UNIT TERKAIT Ruang OK Paru
8
CARA PEMBERIAN OBAT INSULIN
Standar Prosedur
Operasional 1 Juni 2019
Mengendalikan kadar gula darah.
TUJUAN
Pelayanan di setiap instalasi selalu berorientasi pada
mutu dan keselamatan pasien ( Surat Keputusan Direktur
KEBIJAKAN Rumah Sakit Umum Karsa Husada Batu No:
188.4/732/102.6/2019 ) tentang kebijakan pelayanan
Rumah Sakit Umum Karsa Husada Batu
1. Persiapan alat :
a. Obat yang diperlukan : insulin.
b. Spuit 1 ml/ spuit insulin.
c. Kapas alkohol/alkohol swap
d. Baki
9
CARA PEMBERIAN OBAT INSULIN
2. Persiapan pasien :
a. Perawat memperkenalkan diri
b. Jelaskan pada pasien tindakan yang akan
dilakukan.
PROSEDUR 2/2
c. Pasang tabir/korden.
3. Pelaksanaan oleh perawat :
a. Cuci tangan ( sesuai SPO cuci tangan
b. Identifikasi pasien ( sesuai SPO identifikasi
pasien ).
c. Tentukan dosis obat sesuai dengan pesanan
dokter.
d. Ambil obat ke dalam spuit.
e. Tentukan tempat penyuntikan : 1/3 lengan atas,
area 3 jari di seputar umbilikal, lokasi femur
f. Desinfeksi kulit / tempat penyuntikan.
g. Keluarkan udara dari dalam spuit.
h. Masukkan jarum dengan posisi kemiringan
sesuai dengan lokasi penyuntikan secara tepat.
i. Injeksikan dengan perlahan-lahan.
j. Lepas jarum dan beri massase/sedikit pijatan.
k. Beritahu pasien bahwa prosedur tindakan
sudah selesai lalu rapikan lingkungan dan alat –
alat.
l. Cuci tangan.
m. Dokumentasikan prosedur dalam status rekam
PROSEDUR
medis pasien.
Perhatian :
1. Pemberian injeksi insulin secara terus –
menerus sebaiknya dilakukan di tempat yang
berbeda untuk menghindari gangguan
penyerapan.
2. Sebaiknya dilakukan pemeriksaan
gula darah secara rutin.
10
CARA PEMBERIAN OBAT INSULIN
4. Instalasi Hemodialisa
5. Instalasi Anesthesi dan Terapi Intensif
11
PEMBERSIHAN DAN DESINFEKSI FIBERSKOP
SECARA MANUAL
12
CARA MENGHIDUPKAN DAN MEMATIKAN
ENDOSCOPY VIDEO PROCESSOR PENTAX EPK-1000
13
PROSEDUR Electrical Connector ke Video Processor EPK-
1000,
kemudian kunci (Scope Locking Lever 2/3
ke posisi
Lock)
3. Pasang Selang Suction ke Endoscopy Scope
4. Pasang selang Air Bottle ke Endoscopy Scope
5. Pasang selang Water Jet ke Scope ( untuk
Colonoscopy atau Gastroscopy yang menggunakan
Water Jet )
6. Nyalakan LCD Monitor, Video Processor EPK-1000
Pentax & Printer EPSON STYLUS PHOTO T60
7. Setting pada Video Processor EPK series Pentax
a) Brightness b)Color Balance c) Pump
⮚ Auto Posisi - Blue posisi 0 - On ( High )
⮚ Peak Posisi - Red posisi 0
⮚ Brightness
posisi 0
DESINFEKSI BRONKOSKOPI
065/3693/1.9.4/ 02 1/1
102.6/2019
RUMAH SAKIT UMUM
KARSA HUSADA BATU
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu
Tanggal Terbit DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM
KARSA HUSADA BATU
15
DESINFEKSI BRONKOSKOPI
065/3693/1.9.4/ 02 1/1
102.6/2019
RUMAH SAKIT UMUM
KARSA HUSADA BATU
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
TUJUAN
desinfeksi alat BSO sehingga siap untuk dipakai kembali.
16
ETIKA BATUK
17
ETIKA BATUK
18
KUMBAH LAMBUNG
065/3695/1.9.4/ 02 1/4
RUMAH SAKIT UMUM 102.6/2019
KARSA HUSADA BATU
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu
1. Persiapan Alat :
a. Baki berisi selang NGT ( untuk dewasa 2/4
No. 16 – 20
dan untuk anak No. 8 – 14 )
PROSEDUR b. 2 buah baskom
c. Perlak dan handuk pengalas
d. Stetoskop
e. Spuit 10 CC
f. Plester
g. Nierbeken
h. Kom penampung
19
KUMBAH LAMBUNG
065/3695/1.9.4/ 02 1/4
RUMAH SAKIT UMUM 102.6/2019
KARSA HUSADA BATU
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu
i. Air hangat
j. Kassa/tissue
k. Jelly
l. Sarung tangan
m. Pinset
n. Tong spatel
o. Corong
2. Persiapan pasien :
a. Perawat memperkenalkan diri
b. Jelaskan kepada pasien tentang tindakan yang
akan dilakukan
c. Pasang sketsel / tirai
20
KUMBAH LAMBUNG
065/3695/1.9.4/ 02 1/4
RUMAH SAKIT UMUM 102.6/2019
KARSA HUSADA BATU
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu
plester kecil.
k. Olesi ujung atas selang NGT dengan jelly, dan
bagian ujungnya di klem
l. Minta pasien utnuk menengadahkan kepala
( bila memungkinkan ), masukkan selang ke dalam
lubang hidung yang paling bersih.
m. Pada saat memasukkan selang lebih dalam ke
hidung, mintalah pasien menahan kepala dan leher
lurus dan membuka mulut ( bila pasien dalam
keadaan sadar )
n. Ketika selang terlihat dan pasien bisa merasakan
selang dalam faring, instruksikan pasien untuk
menekuk kapala ke deoan dan menelan ( bila
pasien dalam keadaan sadar )
o. Masukkan selang lebih dalam ke esofagus dengan
PROSEDUR memberikan tekanan lembut tanpa memaksa saat
klien menelan ( jika pasien batuk atau selang
menggulung di tenggorokan, tarik selang ke faring
dan ulangi langkah-langkahnya ) diantara upaya
tersebut dorong pasien untuk bernafas dalam.
p. Ketika tanda plester pada selang mencapai jalan
masuk ke lubang hidung dan hentikan insersi
4/4
selang dan periksa penempatannya serta meminta
pasien membuka mulut untuk melihat selang,
aspirasi denganspuit dan pantau drainase
lambung, tarik udara ke dalam spuit sebanyak 10-
20 ml lalu masukkan ke selang dan dorong udara
sambil mendengarkan lambung dengan stetoskop
jika terdengar gemuruh dan fiksasi selang
q. Untuk mengamankan selang, gunting bagian
tengah plester sepanjang 2 inchi, sisakan 1 inchi
tetap utuh, tempelkan 1 inchi plester pada lubang
hidung, lilitkan salah satu ujung , kemudian yang
lain, satu sisi plester lilitan mengitari selang
r. Setelah NGT masuk, pasien diatur dengan posisi
miring tanpa bantal atau kepala lebih rendah ,
selanjutnya klem dibuka.
21
KUMBAH LAMBUNG
065/3695/1.9.4/ 02 1/4
RUMAH SAKIT UMUM 102.6/2019
KARSA HUSADA BATU
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu
22
MELAKUKAN PERAWATAN COLOSTOMY
1. Instalasi Rawat Inap
UNIT TERKAIT 2. Instalasi Rawat Jalan
3. Instalasi Gawat Darurat
24
ASISSTENSI/PENDAMPINGAN TINDAKAN
ESOFAGO-GASTRO-DUODENOSKOPI ( EGD )
c. Pasca Tindakan
27
ASISSTENSI/PENDAMPINGAN TINDAKAN
ESOFAGO-GASTRO-DUODENOSKOPI ( EGD )
Unit/Ruang Endoscopy
UNIT TERKAIT
28
MEMANDIKAN PASIEN DI TEMPAT TIDUR
Standar Prosedur
Operasional 1 Juni 2019
2/4
1. Persiapan Alat :
a. Seperangkat alat-alat mandi :
PROSEDUR 1) Sabun mandi.
2) Pasta gigi.
3) Gelas kumur.
4) Sisir.
5) Talk.
b. Satu stel pakaian bersih.
c. Waskom mandi berisi air hangat.
29
MEMANDIKAN PASIEN DI TEMPAT TIDUR
d. Handuk bersih.
e. Tempat bertutup untuk pakaian kotor.
f. Sketsel/korden.
g. Waslap mandi 2 buah.
2. Persiapan Pasien :
a. Perawat memperkenalkan diri
b. Tanyakan pada pasien apakah pasien mau mandi
di kamar mandi atau ditempat tidur.
c. Pasang sketsel/tirai
3. Pelaksanaan oleh perawat :
a. Cuci tangan (sesuai SPO cuci tangan ).
b. Identifikasi pasien (sesuai SPO identifikasi
pasien).
c. Bawa peralatan ke pasien.
d. Pindahkan selimut dan bantal dari tempat tidur,
bila masih dibutuhkan gunakan bantal.
PROSEDUR e. Berdiri disisi kiri atau kanan pasien
f. Buka pakaian bagian atas Kemudian tutup dengan
selimut mandi atau kain penutup
g. Mandikan pasien dengan urutan sebagai berikut :
3/4
Mencuci muka :
a. Bentangkan handuk di bawah kepala, muka,
telinga dan leher lalu bersihkan dengan waslap
lembab, lalu keringkan dengan handuk.
b. Tanyakan apakah pasien biasa pakai sabun
atau tidak.
Mencuci tangan :
a. Turunkan selimut mandi atau kain penutup.
b. Kedua tangan direntangkan ke atas.
c. Letakkan handuk diatas dada dan lebarkan ke
samping kiri dan kanan sehingga kedua lengan
dapat diletakkan di atas handuk.
d. Basahi kedua tangan dan sabun mulai dari lengan
yang jauh dari perawat, kemudian yang lebih
dekat lalu bilas sampai bersih, kemudian
dikeringkan dengan handuk
e. Masukkan kedua telapak tangan ke dalam
30
MEMANDIKAN PASIEN DI TEMPAT TIDUR
PROSEDUR
1. Instalasi Rawat Inap
UNIT TERKAIT
2. Instalasi Anesthesi dan Terapi Intensif
31
MEMASANG INFUS
1 Juni 2019
32
MEMASANG INFUS
1. Persiapan alat :
Baki berisi :
Standart infus. 2/3
a. Cairan infus.
b. Set infus.
PROSEDUR c. Alkohol swab.
d. Transparan dresing.
e. Gunting .
f. Plester.
g. Pengalas dan perlak.
h. Bengkok.
i. Sarung tangan on steril.
j. Spalk bila perlu
k. Tourniquet
2. Persiapan pasien :
a. Perawat memperkenalkan diri
33
MEMASANG INFUS
34
MEMASANG INFUS
Catatan :
Penggantian IV catheter dilakukan setiap 3 hari sekali.
1. Instalasi Rawat Inap
2. Instalasi Gawat Darurat
UNIT TERKAIT 3. Instalasi Kamar Operasi
4. Instalasi Anesthesi dan
Terapi Intensif
35
MEMASANG KATETHER KONDOM
1. Persiapan alat :
2/3
a. Sarung tangan steril.
PROSEDUR b. Cangkir kapas steril.
c. Kondom katheter.
d. Urine bag.
e. Gantungan katheter.
f. Bengkok/ plastik.
g. Perlak/ pengalas.
h. Gunting/ plester.
i. Bethadine cair.
36
MEMASANG KATETHER KONDOM
2. Persiapan pasien :
a. Perawat memperkenalkan diri
b. Menjelaskan pada pasien tentang tindakan yang
akan dilakukan
c. Memasang sketsel/tirai
3. Pelaksanaan oleh perawat :
a. Cuci tangan ( sesuai SPO cuci tangan ).
b. Identifikasi pasien (sesuai SPO identifikasi pasien )
c. Siapkan posisi pasien supinasi.
d. Pasang alas di bawah pantat pasien.
e. Siapkan cangkir kapas yang dibasahi
bethadine cair , perhatikan kesterilan.
PROSEDUR f. Pakai sarung tangan, lalu bersihkan genetalia
g. Pasang kondom katheter pada penis pasien
dengan memberi jarak 2,5 – 5 cm, antara
kondom dan meatus.
h. Hubungkan kondom dengan urine bag.
i. Fiksasi dengan plester rapat tetapi tidak
mengikat di atas kondom, jangan menyentuh
kulit.
j. Rapikan dan atur posisi pasien yang nyaman.
3/3
k. Lepas sarung tangan.
l. Cuci tangan.
m. Catat tindakan yang telah dilakukan
serta bahan habis pakai pada status . rekam
medis pasien.
Perhatian :
1. Plester adesif jangan pernah digunakan untuk
memplester kondom katheter, karena dapat
menyebabkan aliran darah penis terhambat.
PROSEDUR
1. Instalasi Rawat Inap
2. Instalasi Rawat Jalan
UNIT TERKAIT 3. Instalasi Gawat Darurat
4. Instalasi Kamar Operasi
5. Instalasi Anesthesi dan Terapi Intensif
38
MEMASANG KATETHER MENETAP
39
MEMASANG KATETHER MENETAP
b. Folley katheter sesuai ukuran.
c. Sepasang sarung tangan steril.
d. Aquades.
e. Spuit 10 cc.
f. Urine bag.
g. Gunting + plester.
h. Bethadine cair.
i. Perlak
j. Bengkok.
k. Jelly untuk pelumas
2. Persiapan pasien :
a. Perawat memperkenalkan diri
PROSEDUR
b. Menjelaskan pada pasien tentang tindakan
yang akan dilakukan
3. Pelaksanaan oleh perawat :
a. Cuci tangan ( sesuai SPO cuci tangan )
b. Identifikasi pasien (sesuai SPO identifikasi
pasien ).
c. Pasang sketsel/ menutup korden.
d. Siapkan posisi pasien :
- Wanita dorsal recumbent
- Laki-laki supinasi
e. Pasang perlak dan pengalas di bawah pantat
pasien
f. Pakai sarung tangan steril
g. Buka kemasan alat (Urobag dan catheter )
h. Hubungkan folley catater dengan urobag
i. Siapkan plester sesuai kebutuhan dan spuit
3/4 berisi
aquades untuk pengunci.
j. Sterilisasi area yang akan dipasang dengan kapas
+ air DTT.
Pada wanita :
40
MEMASANG KATETHER MENETAP
senyaman mungkin
o. Bersihkan dan kembalikan alat- alat di tempatnya
semula.
p. Cuci tangan.
q. Dokumentasikan prosedur yang telah
dilaksanakan,
kondisi perineum, jumlah, warna/bau urine dan
reaksi pasien.
Catatan :
1. Ukur hasil penyadapan urine.
2. Perhatikan warna dan keadaan urine.
3. Pada pasien laki-laki jika katheter tertahan
waktu memasukkan hentikan sebentar lalu
lanjutkan lagi.
4. Jelaskan kepada pasien untuk
mempertahankan urine bag lebih rendah dari
ketinggian kandung kemih untuk
PROSEDUR mengurangi resiko infeksi saluran kemih akibat
aliran balik urine dari urine bag ke dalam
kandung kemih.
5. Ganti tempat pemasangan plester tiap hari.
6. Bila pasien pulang dengan katheter jelaskan
pentingnya perawatan katheter.
1. Instalasi Rawat Inap
2. Instalasi Rawat Jalan
UNIT TERKAIT
3. Instalasi Gawat Darurat
4. Instalasi Kamar Operasi
42
MEMASANG NGT
d. Stetoskop
e. Plaster
f. Perlak
g. Bengkok
h. Spatel
i. Spuit 10 cc
j. Gunting
k. Senter
l. Bak Instumen
2. Persiapan pasien :
d. Perawat memperkenalkan diri
e. Menjelaskan kepada pasien tentang tindakan yang
akan dilakukan
PROSEDUR 3. Pelaksanaan oleh perawat :
a. Cuci tangan (sesuai SPO cuci tangan).
b. Identifikasi pasien (sesuai SPO identifikasi
pasien).
c. Bawa peralatan ke dekat pasien
d. Atur posisi pasien fowler atau semi fowler
e. Periksa kepatenan Nasal, memeriksa apa ada
infeksi pada hidung, membersihan mukus dan
sekret hidung
f. Pasang perlak pada daerah dada
g. Persiapkan NGT pada bak instrumen
h. Pasang atau memakai sarung tangan
( sesuai SPO memasang sarung tangan )
i. Ukur panjang selang yang akan di 3/4
masukkan
kedalam hidung dengan cara menempatkan
ujung selang dari hidung klien sampai ke ujung
telinga atas dan di lanjutkan sampai processus
xipodeus
j. Pasang tanda pada selang yang telah di ukur
dengan plaster
k. Olesi selang NGT dengan jelly sepanjang 15 cm
dari ujung selang
l. Masukkan selang melalui lubang hidung dan
anjurkan pasien untuk menelan ( jika pasien tidak
44
MEMASANG NGT
45
MEMASANG NGT
46
MEMASANG SARUNG TANGAN STERIL
1. Persiapan Alat :
a. Sarung tangan dengan ukuran yang sesuai.
2. Pelaksanaan :
a. Cuci tangan ( sesuai SPO cuci tangan) 2/2.
PROSEDUR b. Buka pembungkus kemasan bagian luar dengan
hati-hati kemudian sibakkan ke samping.
c. Identifikasi sarung tangan kanan dan kiri
setiap sarung tangan memiliki manset ± 5 cm.
d. Pasang sarung tangan :
1) Dengan ibu jari dan dua jari lainnya,
pegang tepi manset sarung tangan.
2) Dengan hati-hati tarik sarung tangan
47
MEMASANG SARUNG TANGAN STERIL
pada tangan anda, pastikan manset sarung
tangan tidak menggulung pada pergelangan
tangan dan jari-jari pada posisi yang tepat.
3) Dengan tangan yang telah menggunakan
sarung tangan Masukkan jari-jari anda
dibawah manset sarung tangan kedua.
4) Dengan hati-hati tarik sarung tangan
kedua pada tangan yang lain, jangan biarkan
jari-jari dan ibu jari sarung tangan menyentuh
PROSEDUR bagian tangan yang terbuka, pertahankan
ibu jari tangan abduksi ke belakang dan
rapikan.
1. Instalasi Rawat Inap
2. Instalasi Rawat Jalan
UNIT TERKAIT 3. Instalasi Gawat Darurat
4. Instalasi Kamar Operasi
5. Instalasi Anesthesi dan Terapi Intensif
48
MEMASANG TAMPON HIDUNG
Standar Prosedur
Operasional 1 Juni 2019
49
MEMASANG TAMPON HIDUNG
akan dilakukan.
c. Memasang sketsel/tirai
3. Pelaksanaan oleh perawat :
a. Cuci tangan ( sesuai SPO cuci tangan ).
b. Identifikasi pasien (sesuai SPO identifikasi
pasien)
c. dekatkan peralatan ke dekat pasien.
d. Atur posisi pasien Semi fowler bila klien
memungkinkan dan posisi berbaring dengan
meletakkan bantal dibawah punggung bila
pasien lemah.
e. Buka ampul adrenalin dan sedot kedalam
spuit, tutup kembali jarum spuit kemudian
letakkan kembali pada baki.
f. Buka kemasan tampon hidung dan gauze.
g. Pakai sarung tangan (tidak perlu steril
PROSEDUR hanya untuk melindungi diri).
h. Ambil gauze steril, bersihkan hidung klien dari
bekuan darah hingga bersih, buang kedalam
bengkok.
i. Ambil spuit yang sudah terisi
adrenalin 1/10.000, kemudian dengan perlahan
disemprotkan pada tampon hidung bagian
ujung.
3/3
j. Ambil hemostat steril untuk menjepit
bagian tengah tampon hidung untuk
memegang tampon. Pergunakan tangan kiri
untuk memegang hemostat.
k. Ambil pick up hidung untuk memegang
ujung tampon hidung dan mempergunakan
tangan kanan.
l. Masukkan tampon hidung hingga penuh dan
tekan sumber perdarahan dalam rongga
hidung. Apabila rongga hidung sudah penuh
sedangkan tampon hidung masih ada sisa,
dengan gunting verband steril sehingga
sisanya bisa dimanfaatkan lagi.
50
MEMASANG TAMPON HIDUNG
m. Biarkan tampon ini 3 – 5 menit.
n. Simpan lagi sisa tampon hidung, pick-up dan
haemostat sehingga tetap steril.
o. Lepas tampon hidung dengan cara menarik
secara perlahan – lahan dan buang ke dalam
bengkok.
p. Apabila perdarahan berhenti :
1) Atur posisi pasien seperti semula
atau senyaman mungkin bagi pasien.
2) Rapikan peralatan
3) Cuci tangan.
Indikasi :
PROSEDUR
Epistaksis yang disebabkan baik karena trauma maupun
hal-hal lain seperti infeksi, hipertensi, kelainan darah, dll
1. Instalasi Rawat Inap
2. Instalasi Rawat Jalan
3. Instalasi Gawat Darurat
UNIT TERKAIT
4. Instalasi Kamar Operasi
5. Instalasi Hemodialisa
6. Instalasi Anesthesi dan Terapi Intensif
51
MEMASUKKAN MEDIA KONTRAS PADA
PEMERIKSAAN IVP
Standar Prosedur
April 2022
Operasional
Pembina Tk.I
NIP. 19770210 20031201 1 001
2) Marker R/L
3) Media kontras ( Omnipaque, Urografin,
Lopamario )
4) Obat-obatan emergency
2. Persiapan pasien :
a. Perawat memberi salam dan memperkenalkan
diri
b. Menjelaskan tentang tindakan yang akan
dilakukan dan tujuan tindakan
c. Memasang sketsel/ korden
54
Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman
065/3706/1.9.4/ 02 1/2
102.6/2019
April 2022
Standar Prosedur
Operasional
PENGERTIAN Membantu pasien mandi ke kamar mandi dengan
kursi roda.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk:
1. Membersihkan kulit dan menghilangkan bau badan.
2. Memberikan perasaan segar.
TUJUAN 3. Merangsang peredaran darah.
4. Sebagai pengobatan.
5. Mencegah infeksi kulit.
6. Mendidik pasien dalam kebersihan perorangan
1. Persiapan Alat :
a. Satu stel pakaian bersih.
PROSEDUR b. Handuk bersih.
c. Waslap.
d. Sabun pada tempatnya.
e. Sediakan bel.
2. Persiapan Pasien :
a. Perawat memperkenalkan diri
b. Menanyakan pada pasien apakah pasien mau
55
mandi di kamar mandi atau ditempat tidur.
c. Memasang sketsel/tirai
56
MEMBANTU PASIEN MANDI SENDIRI DI KAMAR
MANDI
1. Persiapan Alat :
a. Satu stel pakaian bersih.
b. Handuk bersih.
c. Waslap.
d. Sabun pada tempatnya. 2/2
PROSEDUR e. Sediakan bel.
2. Persiapan Pasien :
a. Perawat memperkenalkan diri
b. Menanyakan pada pasien mau mandi di kamar
mandi atau di tempat tidur.
3. Pelaksanaan oleh perawat :
a. Cuci tangan (sesuai SPO cuci tangan).
57
MEMBANTU PASIEN MANDI SENDIRI DI KAMAR
MANDI
58
MEMBERIKAN OBAT INTRA CUTAN
Standar Prosedur
Operasional 1 Juni 2019
1. Persiapan alat :
a. Baki.
b. Obat sesuai order legal dokter
c. Spuit disposible sesuai kebutuhan
d. Kikir ampul
e. Jarum steril.
f. Kapas alkohol 70%./Alkohol swab.
PROSEDUR g. Lembar dokumentasi pemberian obat
h. Alat tulis.
2. Persiapan pasien 2/2
a. Perawat memperkenalkan diri
b. Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan dan
jenis obat yang akan diterima oleh pasien.
3. Pelaksanaan oleh perawat :
a. Cocokkan nama dan jenis obat sesuai dengan
pesanan dokter yang ada pada rekam medis
pasien.
59
MEMBERIKAN OBAT INTRA CUTAN
b. Cuci tangan (sesuai SPO cuci tangan).
c. Identifikasi pasien (sesuai SPO identifikasi
pasien).
d. Desinfeksi kulit dengan gerakan memutar dari
dalam keluar, lalu ditegangkan/ diregangkan /
diregang dengan tangan kiri.
e. Tusukkan jarum dengan lubang jarum
menghadap ke atas dan buat sudut 15º - 20º
dengan permukaan kulit, lalu semprotkan
obat sampai terjadi gelembung pada tempat
tersebut.
f. Kemudian tarik jarum dengan cepat,
jangan dihapus dengan kapas alkohol dan
jangan dilakukan massage.
g. Beri tanda pada tempat suntikan tersebut
dengan mencatat jenis obat dan jam pemberian.
PROSEDUR h. Lihat reaksinya setelah jangka waktu tertentu :
15 menit.
i. Cuci tangan (sesuai SPO cuci tangan).
j. Catat respon pasien terhadap pemberian
obat dan membubuhkan tanda tangan
perawat yang membuktikan sudah memberi
obat dengan ukuran yang benar menurut jam
dan tanggal.
1. Instalasi Rawat Inap
2. Instalasi Rawat Jalan
UNIT TERKAIT 3. Instalasi Gawat Darurat
4. Instalasi Kamar Operasi
5. Instalasi Anesthesi dan Terapi Intensif
60
ALUR PENANGANAN ETIK
Standar Prosedur
1 Januari 2019
Operasional
dr.TRIES ANGGRAINI, M.Kes
Pembina Tk. I
NIP. 19640620 199002 2 001
62
MEMBERIKAN OBAT INTRA MUSCULAR
1. Persiapan alat :
a. Baki.
b. Obat sesuai order legal dokter
c. Spuit disposible sesuai kebutuhan
d. Kikir ampul
PROSEDUR e. Jarum steril. 2/4
f. Alkohol swab.
2. Persiapan pasien :
a. Perawat memperkenalkan diri
b. Menjelaskan pada pasien tindakan yang akan
dilakukan dan jenis obat yang akan diterima pasien.
3. Pelaksanaan oleh perawat :
a. Cocokkan obat ( sesuai SPO memberikan obat )
63
MEMBERIKAN OBAT INTRA MUSCULAR
Catatan :
1. Tempat suntikan harus betul-betul tepat bila
salah akan berbahaya, karena dapat mengenai
64
MEMBERIKAN OBAT INTRA MUSCULAR
syaraf ischiadeous.
2. Lokasi penyuntikan intra muscular :
a. Otot bokong yang tepat adalah 1/3 bagian dari
spina illiaka anterior superior, (area dorso-
gluteal/pinggangbagian belakang).
b. Area dorso gluteal yang terletak di pinggang
mempunyai area injeksi IM yang sering
digunakan. Injeksi dilakukan antara 5 -
7,5 cm di bawah puncak illium di perempat atas
bagian luar dari pinggul.
Metode lain untuk menentukan titik suntik pada
pinggul dapat dengan menarik garis dari tulang
illium posterior superior ke pangkal tulang
paha sebelah luar
c. Otot paha bagian luar yaitu 1/3 tengah paha
sebelah luar (area otot vestus lateris). Bagian
pertengahan ketiga, bila diukur ke atas dari
ujung atas lutut, dan ke bawah dari ujung bawah
pangkal, di sini sebagai area suntik.
PROSEDUR d. Otot pangkal lengan / otot deltoid dan
pasterior triceb (bahu dan lengan atas).
e. Otot ini juga dapat digunakan untuk
injeksi IM, otot ini jarang digunakan untuk
keperluan injeksi, karena klien merasa lebih
nyeri dan pegal di bagian otot, ketika
injeksi posisi pasien dapat berbaring / duduk.
4/4
1. Instalasi Rawat Inap
2. Instalasi Rawat Jalan
3. Instalasi Gawat Darurat
UNIT TERKAIT 4. Instalasi Kamar Operasi
5. Instalasi Anesthesi dan Terapi Intensif
6. Instalasi Hemodialisa
65
MEMBERIKAN OBAT INTRA VENA
065/3711/1.9.4/ 02 1/3
RUMAH SAKIT UMUM 102.6/2019
KARSA HUSADA BATU
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu
Tanggal Terbit DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM
KARSA HUSADA BATU
Standar Prosedur
Operasional 1 Juni 2019
065/3711/1.9.4/ 02 1/3
RUMAH SAKIT UMUM 102.6/2019
KARSA HUSADA BATU
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu
dalam pembuluh darah vena dengan menggunakan spuit.
1. Persiapan alat :
a. Baki.
PROSEDUR b. Obat yang akan diberikan 2/3
c. Spuit disposible sesuai kebutuhan
d. Perlak pengalas
e. Kikir ampul
f. Pembendung vena ( tourniquet )
g. Jarum steril.
h. Kapas alkohol 70%./ alkohol swab.
i. Handscoen nonsteril
2. Persiapan pasien:
a. Perawat memperkenalkan diri
b. Menjelaskan pada pasien tindakan yang akan
dilakukan dan jenis obat yang akan diterima
pasien.
3. Pelaksanaan oleh perawat :
a. Cocokkan nama obat sesuai dengan
pesanan dokter dan catatan perawat.
b. Cuci tangan (sesuai SPO cuci tangan ).
c. Gunakan sarung tangan
d. Identifikasi pasien ( sesuai SPO identifikasi
pasien )
e. Siapkan obat sesuai pesanan dokter,
67
MEMBERIKAN OBAT INTRA VENA
065/3711/1.9.4/ 02 1/3
RUMAH SAKIT UMUM 102.6/2019
KARSA HUSADA BATU
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu
PROSEDUR perhatikan tehnik aseptik.
f. Atur klien pada posisi yang nyaman
g. Pasang perlak pengalas
h. Bebaskan lengan klien dari baju atau kemeja
i. Pasang pembendung vena (tourniquet )
j. Pilih area penusukan yang bebas dari tanda
kekakuan, peradangan, atau rasa gatal.
Menghindari gangguan absorbsi obat atau cidera
dan nyeri yang berlebihan.
k. Bersihkan area penusukan dengan
menggunakan kapas alkohol, dengan gerakan
sirkuler dari arah dalam keluar dengan diameter
sekitar 5 cm. Tunggu sampai kering. Metode ini
dilakukan untuk membuang sekresi 3/3 dari kulit
yang mengandung mikroorganisme.
l. Pegang kapas alkohol, dengan jari-jari tengah
pada tangan non dominan.
m. Buka tutup jarum. Tarik kulit kebawah kurang
lebih 2,5 cm dibawah area penusukan dengan
tangan non dominan. Membuat kulit menjadi
lebih kencang dan vena tidak bergeser,
memudahkan penusukan. Sejajar vena yang
akan ditusuk perlahan dan pasti. Pegang jarum
pada posisi 300.
n. Rendahkan posisi jarum sejajar kulit dan
masukan jarum ke dalam vena
o. Lakukan aspirasi dengan tangan non dominan
menahan barel dari spuit dan tangan dominan
menarik plunger.
p. Observasi adanya darah pada spuit.
q. Jika ada darah, lepaskan tourniquet dan
masukkan obat perlahan-lahan.
r. Keluarkan jarum dengan sudut yang sama
PROSEDUR seperti saat dimasukkan, sambil melakukan
penekanan dengan menggunakan kapas alkohol
pada area penusukan
s. Tutup area penusukan dengan menggunakan
kassa steril minimal diameter 2 cm
68
MEMBERIKAN OBAT INTRA VENA
065/3711/1.9.4/ 02 1/3
RUMAH SAKIT UMUM 102.6/2019
KARSA HUSADA BATU
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu
t. Kembalikan posisi klien.
u. Buang peralatan yang sudah tidak diperlukan ke
dalam bengkok
v. Lepas sarung tangan dan cuci tangan
w. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan
1. Instalasi Rawat Inap
2. Instalasi Rawat Jalan
3. Instalasi Gawat Darurat
UNIT TERKAIT
4. Instalasi Kamar Operasi
5. Instalasi Anesthesi dan Terapi Intensif
6. Instalasi Hemodialisa
1. Persiapan alat dan obat :
a. Salep mata/ tetes mata.
b. Kapas steril/ gauze.
c. Gunting dan plester (prn).
d. Pinset steril/sarung tangan.
PROSEDUR e. Kom steril.
2/2
f. Bengkok.
2. Persiapan pasien:
c. Perawat memperkenalkan diri
d. Menjelaskan pada pasien tindakan yang akan
dilakukan dan jenis obat yang akan diterima
pasien.
3. Pelaksanaan oleh perawat :
a. Cuci tangan ( sesuai SPO cuci tangan)
b. Identifikasi pasien ( sesuai SPO identifikasi
pasien )
c. Siapkan obat yang diperlukan.
d. Atur posisi pasien sesuai keperluan.
e. Pakai sarung tangan.
f. Bersihkan mata dengan kapas steril.
g. Usap ujung tube dengan kapas steril kemudian
tuang salep sedikit pada kapas tadi.
h. Buka conjungtiva kelopak mata bawah
70
MEMBERIKAN OBAT MELALUI MATA
1. Instalasi Rawat Inap
UNIT TERKAIT 2. Instalasi Rawat Jalan
3. Instalasi Gawat Darurat
71
MEMBERIKAN OBAT MELALUI MULUT
1. Persiapan alat dan obat :
a. Baki.
b. Gelas obat/ gelas ukur.
c. Air minum / pisang (untuk minum obat).
d. Obat yang diperlukan.
2. Persiapan pasien :
a. Perawat memperkenalkan diri
PROSEDUR b. Menjelaskan kepada pasien tentang2/2 prosedur
tindakan yang akan dilakukan.
3. Pelaksanaan oleh perawat :
a. cuci tangan (sesuai SPO cuci tangan).
b. identifikasi pasien (sesuai SPO identifikasi
pasien)
c. Jelaskan pada pasien jenis obat yang didapat
pasien.
72
MEMBERIKAN OBAT MELALUI MULUT
1. Instalasi Rawat Inap
UNIT TERKAIT 2. Instalasi Rawat Jalan
3. Instalasi Gawat Darurat
73
MEMBERIKAN TRANSFUSI DARAH
g. Betadine
h. Sarung tangan.
2. Persiapan pasien :
a. Perawat mengucapkan salam dan
memperkenalkan diri
b. Menjelaskan kepada pasien tentang prosedur yang
akan dilakukan.
4/4
1. Instalasi Rawat Inap
UNIT TERKAIT 2. Instalasi Rawat Jalan
3. Instalasi Gawat Darurat
4. Instalasi Kamar Operasi
76
MEMBERIKAN OBAT MELALUI RECTUM
1. Persiapan alat dan obat :
a. Baki obat.
b. Obat sesuai pesanan dokter.
c. Sarung tangan.
d. Jelly.
2. Persiapan pasien :
a. Perawat memperkenalkan diri 2/2
b. Menjelaskan pada pasien tindakan yang akan
PROSEDUR dilakukan dan jenis obat yang akan diterima pasien.
3. Pelaksanaan oleh perawat :
a. Cocokan obat dengan pesanan dokter.
b. Cuci tangan (sesuai SPO cuci tangan).
c. Identifikasi pasien (sesuai SPO Identifikasi pasien ).
d. Siapkan obat dan ditempatkan dalam tempatnya
e. Siapkan pasien dalam posisi SIM.
f. Pakai sarung tangan, ambil obat dan beri
sedikit parafin/gel masukkan obat perlahan – lahan
sedalam jari telunjuk sambil beritahu pasien
untuk nafas dalam.
g. Rapikan alat-alat.
h. Kembalikan pasien ke posisi semula.
i. Lepas sarung tangan
PROSEDUR j. Cuci tangan.
k. Catat respon pasien terhadap pemberian obat
dan dokumentasikan sesuai 5 prinsip benar
UNIT TERKAIT
1. Instalasi Rawat Inap
78
MEMBERIKAN OBAT MELALUI RECTUM
79
MEMBERIKAN OKSIGEN
80
MEMBERIKAN OKSIGEN
pasien )
c. Yakinkan dulu apakah jalan nafas betul –
betul sudah bebas, bila belum bebaskan
dulu obstruksi jalan nafas, misal bila ada
lendir atau muntahan maka bersihkan
dulu dengan jalan menghisap / suction.
d. Dekatkan alat dan atur pasien dalam sikap
semifowler / sesuai keadaan umum pasien.
e. Periksa isi tabung O2 dan humidifier dan coba
serta pasang selang kanul atau masker sesuai
dengan indkasi sebagai berikut :
1) Kanula Hidung Ganda :
PROSEDUR a) Masukkan ujung kanula ke
dalam kedua lubang hidung
b) Kaitkan selang pada telinga pasien
c) Atur aliran oksigen sesuai kebutuhan
(antara 1-4 liter per menit ) dengan
konsentrasi 24 – 44 %
2) Masker :
a) Pasang masker / tutup
pada mulut dan hidung
b) Pasang tali masker
3/4
c) Atur aliran oksigen sesuai dengan
kebutuhan ( antara 5-8 liter per menit )
dengan konsentrasi 40 – 60 %.
3) RBM ( Rebreathing Masker ):
a) Kantong diisi oksigen terlebih dahulu
b) Pasang masker / tutup pada mulut dan
hidung
c) Pasang tali masker
d) Atur aliran oksigen sesuai
dengan kebutuhan ( antara 8-12 liter
per menit ) dengan konsentrasi 60-80 %
81
MEMBERIKAN OKSIGEN
82
MEMBERIKAN OKSIGEN
1. Instalasi Rawat Inap
2. Instalasi Rawat Jalan
UNIT TERKAIT 3. Instalasi Gawat Darurat
4. Instalasi Hemodialisa
5. Intstalasi Anesthesi dan Terapi Intensif
6. Instalasi Kamar Operasi
MENGANGKAT JAHITAN LUKA
83
Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman
065/3717/1.9.4/ 02 1/3
102.6/2019
2. Persiapan pasien :
84
a. Perawat memperkenalkan diri
b. Menjelaskan pada pasien tentang tindakan yang
akan dilakukan.
c. Memasang tirai/sketsel
85
MEMBERIKAN PERAWATAN KEPADA
KLIEN YANG BARU MENINGGAL
keperluan visum).
1. Instalasi Rawat Inap
2. Instalasi Rawat Jalan
3. Instalasi Gawat Darurat
UNIT TERKAIT
4. Instalasi Anesthesi dan Terapi Intensif
5. Instalasi Hemodialisa
6. Instalasi Kamar Operasi
1 Juni 2019
88
MENOLONG PASIEN B.A.K (BUANG AIR KECIL)
89
MENOLONG PASIEN B.A.K (BUANG AIR KECIL)
90
MELEPAS KATHETER MENETAP
1. Instalasi Rawat Inap
2. Instalasi Anesthesi dan Terapi Intensif
UNIT TERKAIT
3. Instalasi Gawat Darurat
4. Instalasi Rawat Jalan
93
MERAWAT KATHETER MENETAP
94
MERAWAT KATHETER MENETAP
95
MERAWAT LUKA BERSIH
2/2
3. Pelaksanaan oleh perawat :
a. Cuci tangan (sesuai SPO cuci tangan ).
b. Identifikasi pasien ( sesuai SPO identifikasi
pasien )
c. Tempatkan alat-alat ke dekat pasien
d. Pembalut dibuka dengan pincet dan dibuang
pada tempatnya
e. Bekas plester dibersihkan dengan kapas basah
dari arah dalam keluar
f. Kapas kotor dibuang pada tempatnya, pincet
PROSEDUR yang sudah tidak steril diletakkan pada bengkok
yang berisi larutan desinfektan
g. Luka diolesi betadin mempergunakan lidi water
ditutup dengan kassa steril lalu dibalut/diplester
dengan rapi
h. Pasien dirapikan
i. Alat-alat dibereskan
1. Instalasi Rawat Inap
2. Instalasi Rawat Jalan
UNIT TERKAIT
3. Instalasi Gawat Darurat
4. Instalasi Kamar Operasi
97
KREDENSIAL
065/3723/1.9.4/ 01 1/2
½
RUMAH SAKIT UMUM
KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu
Tanggal Terbit DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM
KARSA HUSADA BATU
98
KREDENSIAL
065/3723/1.9.4/ 01 1/2
½
RUMAH SAKIT UMUM
KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu
bersangkutan 2/2
3. Ketua Sub Komite Kredensial memberikan Form Kredensial
Perawat untuk diisi oleh perawat yang bersangkutan
4. Perawat mengisi Form Kredensial Perawat
Sub Komite Kredensial membentuk tim ad-hoc Kredensial.
5. Tim ad-hoc Kredensial melakukan proses kredensial kepada
perawat yang bersangkutan dengan melakukan asesmen,
verifikasi dan evaluasi terhadap dokumen untuk menetapkan
kewenangan klinis yang diminta pemohon berdasarkan buku
putih (White Paper)
6. Tim ad-hoc Kredensial memberikan rekomendasi hasil
kredensial kepada Ketua Komite Keperawatan.
7. Hasil Kredensial berisi rekomendasi kompeten, perlu
supervisi dan tidak kompeten.
8. Apabila dalam rekomendasi tim Kredensial disetujui,
maka Ketua Komite Keperawatan mengajukan surat
rekomendasi kepada Direktur RSU Karsa Husada Batu
untuk dibuatkan Surat Penugasan Klinis.
9. Apabila dalam rekomendasi Sub Komite Kredensial
PROSEDUR
tidak menyetujui atau menyetujui sebagian, Tim
Kredensial memberikan feedback kepada perawat yang
bersangkutan tentang hal-hal apa yang menjadikan
tidak disetujui dan boleh mengajukan banding.
10. Tim Kredensial melakukan kredensial ulang enam
bulan setelah pengajuan pertama.
Direktur RSU Karsa Husada Batu mengeluarkan Surat
Penugasan Klinis untuk perawat yang bersangkutan
1. Koordinator Pelayanan Keperawatan
2. Bagian Kepegawaian
UNIT TERKAIT 3. Komite Keperawatan
4. Unit Pelayanan Keperawatan
99
RE-KREDENSIAL
065/3724/1.9.4/ 01 1/3
½
102.6/2019
RUMAH SAKIT UMUM
KARSA HUSADA BATU
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu
Tanggal Terbit DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM
KARSA HUSADA BATU
065/3724/1.9.4/ 01 1/3
½
102.6/2019
RUMAH SAKIT UMUM
KARSA HUSADA BATU
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu Kredensial untuk melakukan re-kredensial kepada
perawat yang bersangkutan
3. Ketua Sub Komite Kredensial memberikan Form re-
kredensial Perawat untuk diisi oleh perawat yang
bersangkutan
4. Perawat mengisi Form Re-kredensial Perawat
Sub Komite Kredensial membentuk tim ad-hoc
Kredensial.
5. Tim ad-hoc Kredensial/Rekredensial melakukan proses
PROSEDUR kredensial kepada perawat yang bersangkutan dengan
melakukan asesmen, verifikasi dan evaluasi terhadap
dokumen untuk menetapkan kewenangan klinis yang
diminta pemohon berdasarkan buku putih (White Paper)
6. Tim ad-hoc Kredensial memberikan rekomendasi hasil
kredensial kepada Ketua Komite Keperawatan
Hasil Kredensial berisi rekomendasi kompeten, perlu
supervisi dan tidak kompeten.
7. Apabila dalam rekomendasi tim Kredensial disetujui,
maka Ketua Komite Keperawatan mengajukan surat
rekomendasi kepada Direktur RSU Karsa Husada Batu
untuk dibuatkan Surat Penugasan Klinis.
8. Apabila dalam rekomendasi Sub Komite Kredensial
tidak menyetujui atau menyetujui sebagian, 3/3 Tim
Kredensial memberikan feedback kepada perawat yang
bersangkutan tentang hal-hal apa yang menjadikan
tidak disetujui dan boleh mengajukan banding.
9. Tim Kredensial/Re-kredensial melakukan kredensial
ulang enam bulan setelah pengajuan pertama.
10. Direktur RSU Karsa Husada Batu mengeluarkan Surat
Penugasan Klinis untuk perawat yang bersangkutan
PROSEDUR
1. Koordinator Pelayanan Keperawatan
2. Bagian Kepegawaian
UNIT TERKAIT
3. Komite Keperawatan
4. Unit Pelayanan Keperawatan
101
JADWAL DINAS
102
JADWAL DINAS
104
IMUNISASI
065/3726/1.9.4/ 01 1/3
RUMAH SAKIT UMUM 102.6/2019
KARSA HUSADA BATU
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu
Tanggal Terbit DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM
KARSA HUSADA BATU
065/3726/1.9.4/ 01 1/3
RUMAH SAKIT UMUM 102.6/2019
KARSA HUSADA BATU
Jl. A. Yani No. 10 – 13
4) Larutkan vaksin BCG kering dengan pelarutnya
5) Gunakan spuit disposible 5 cc
6) Ambil vaksin dan hisap kedalam spuit disposable
sebanyak 0,05 cc
7) Atur posisi dan membasahi dengan kapas air steril,
jangan menggunakan alcohol /desinfektan sebab akan
merusak vaksin tersebut
8) Suntikkan vaksin secara perlahan di area penyuntikan
yaitu di lengan kanan atas ( tepatnya pada insertion
musculus deltoideus) secara intrakutan / dibawah kulit,
membentuk gelembung berwarna terang seperti gigitan
nyamuk, tidak perlu di aspirasi
9) Cabut jarum dari lokasi penyuntikan, jangan lakukan
masase pada area penyuntikan
10)Rapikan pasien dan alat-alat
PROSEDUR 11)Petugas mencuci tangan
12)Catat dalam buku
Imunisasi Polio
1) Petugas mencuci tangan
2) Pakai hanscoon bersih
3) Pastikan vaksin polio dalam keadaan baik, perhatikan
nomor bacth, kadaluarsa dan VVM
4) Buka tutup vaksin dengan menggunakan pinset/gunting
kecil
5) Pasang pipet diatas botol vaksin
3/3
6) Letakkan anak pada posisi yang senyaman mungkin
7) Buka mulut anak dan teteskan vaksin polio sebanyak 2
tetes
8) Pastikan vaksin yang telah diberikan ditelan oleh anak
yang di imunisasi
9) Jika langsung dimuntahkan atau dikeluarkan oleh anak,
ulangi lagi penetesan
10)Saat meneteskan vaksin ke mulut, pastikan agar vaksin
tetap dalam kondisi steril
11)Rapikan alat
12)Petugas mencuci tangan
Imunisasi DPT Pentabio
1) Petugas mencuci tangan
2) Pakai hanscoon
3) Pastikan vaksin yang akan digunakan
106
IMUNISASI
065/3726/1.9.4/ 01 1/3
RUMAH SAKIT UMUM 102.6/2019
KARSA HUSADA BATU
Jl. A. Yani No. 10 – 13
4) Ambil vaksin DPT Pentabio 0,5 cc ke dalam spuit
5) Atur posisi pasien dan desinfeksi area penyuntikan
yaitu di 1/3 paha atas antero lateral
6) Suntikkan vaksin secara intra muskular
7) Anjurkan memberi antipiretik kepada ibu pasien, bila
terjadi badan panas akibat vaksinasi DPT
8) Anjurkan kompres hangat pada lokasi penyuntikan
9) Rapikan alat
10)Petugas mencuci tangan
11)Mencatat dalam buku
Imunisasi Campak
PROSEDUR 1. Petugas mencuci tangan
2. pakai hands scoone
3. Pastikan vaksin yang akan digunakan
4. Ambil vaksin campak 0,5cc kedalam spuit
5. Atur posisi pasien dan disinfeksi area penyuntikan
dianjurkan secara sub kutan, walaupun demikian saat
diberikan dapat diberikan secara intra muskular
6. Anjurkan kompres hangat pada lokasi penyuntikan
7. Rapikan alat
8. Petugas mencuci tangan
9. Catat dalam buku
UNIT TERKAIT Instalasi Rawat Jalan
107
PEMAKAIAN RESPIRATOR
065/3727/1.9.4/ 01 1/2
RUMAH SAKIT UMUM 102.6/2019
KARSA HUSADA BATU
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu
Tanggal Terbit DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM
KARSA HUSADA BATU
108
PEMAKAIAN RESPIRATOR
065/3727/1.9.4/ 01 1/2
RUMAH SAKIT UMUM 102.6/2019
KARSA HUSADA BATU
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu
masing-masing tangan ) mengikuti bentuk jari anda`
5. Jangan menekan respirator dengan satu tangan karena
dapat mengakibatkan respirator bekerja kurang efektif
6. Tutup bagian depan respirator dengan kedua tangan,
dan hati-hati agar posisi respirator tidak berubah
1. Instalasi Gawat Darurat
2. Instalasi Rawat Jalan
3. Instalasi Rawat Inap
UNIT TERKAIT
4. Instalasi Kamar Operasi
5. Instalasi Hemodialisa
6. Instalasi Anesthesi dan Terapi Intensif
109
PEMANTAUAN EKG KONTINUE
065/3728/1.9.4/ 01 1/2
RUMAH SAKIT UMUM 102.6/2019
KARSA HUSADA BATU
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu
A. Persiapan Alat
1. kapas alcohol
2. alat cukur
3. 3 buah chest lead
4. Monitor EKG
5. Kabel electrode lengkap dengan monitor
B. Persiapan pasien
PROSEDUR
1. Pasien/ keluarga diberitahu tentang tindakan yang
akan dilakukan
2. Atur posisi pasien suoine, semi fowler
C. Tindakan
1. Cuci tangan
2. Jelaskantentang tujuan pemasangan monitor
jantung pada pasien/ keluarga
110
PEMANTAUAN EKG KONTINUE
065/3728/1.9.4/ 01 1/2
RUMAH SAKIT UMUM 102.6/2019
KARSA HUSADA BATU
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu
111
ASISTENSI/PENDAMPINGAN TINDAKAN
LIGASI VARICES ESOFAGUS (LVE )
b. Persiapan Obat-obatan
- Sulfas atrupin 0,25 mg ( 1 amp )
- Buscopan 20 mg ( 1 amp )
- Aquadest
- Xylocain spray 10 %
c. Persiapan Pasien
1) Persiapan mental/Psikologis
Menjelaskan tentang maksud dan tujuan dari
pemeriksaan sekaligus meminta
persetujuan/izin tindakan ( Inform Consent )
2) Persiapan Fisik
- Menilai faal haemostasis (Hb, PCV,
trombo, PPT, APTT, Masa perdarahan
dan masa pembekuan) sebagai bahan
pertimbangan dan untuk tindakan lanjutan
- Memastikan pasien dalam keadaan puasa
PROSEDUR
(puasa 6 – 8 Jam sebelum pemeriksaan )
kecuali perdarahan akut
- Menilai tanda tanda vital dan tingkat
kesadaran pasien
- Memasnag infuse bila perlu
2. Pelaksanaan.
a. Berikan penjelasan kepada pasien dan keluarga
tentang tindakan yang akan dilakukan.
b. Dokter dan perawat memakai APD 3/4 ( Masker ,
handschoon, Scort )
c. Siapkan 6 buah karet ligasi pada Saeed shooter.
d. Pasang Multi Bland Ligator pada channel biopsy.
e. Insersi Grasping Snare ke dalam MBL sampai
keluar di ujung skop.
f. Tarik snare dengan Grasping sampai keluar
MBL.
g. Yakinkan Opti – Vu Barrel pada tip endoskopi
( dapat dilihat pada monitor ).
h. Kendorkan ikat pinggang, menanggalkan gigi
palsu, jilbab dan kaca mata bila ada
i. Semprokan Xilocain Seppray 10 % ke dalam
113
ASISTENSI/PENDAMPINGAN TINDAKAN
LIGASI VARICES ESOFAGUS (LVE )
Orofaring
j. Atur posisi pasien tidur miring ke kiri tangan kiri
dibawah bantal, tangan kanan lurus diatas paha
kanan. Kepala sedikit menunduk
k. Beri suntikan premedikasi (Buscopan 20 mg,
Valium 10 mg atau sesuai dengan program
dokter).
l. Pasang penyangga mulut (mouthpiece)
m. Perawat dan dokter memakai skort , masker dan
sarung tangan
n. Hubungkan skop dengan sumber cahaya dan
suction kemudian menghidupkan alat
o. Ujung skop diberi Jelly kira – kira sepanjang 10
cm
PROSEDUR p. Skop dimasukkan melalui mulut sampai
esophagus untuk melihat lokasi varises.
q. Ujung skop ditempelkan pada varises , kemudian
di suction sampai terhisap setengah sampai
dalam ring, MBL diputar, maka varises akan
terikat oleh ring karet.Hal tersebut diulang
sampai maksimal 6 kali ikatan. 4/4
r. Perawat selalu mengobservasi keadaan pasien.
s. Skop dikeluarkan perlahan sambil
mengobservasi perdarahan.
t. Mouth piece dilepas, pasien dan alat dibersihkan
dan dirapikan
Pasca Tindakan
a. Pindahkan pasien ke ruang pulih (RR)
b. Observasi tanda-tanda vital, perdarahan, muntah
dan tingkat kesadaran, setiap 15 menit pada satu
jam pertama.
c. Klien puasa 6 jam post tindakan.
d. Kemudian diet cair selama 2 hari, diet bubur halus
2 hari, dan bubur kasar 2 hari, selanjutnya boleh
nasi tim.
- Observasi perdarahan 1 kali 24 jam.
114
ASISTENSI/PENDAMPINGAN TINDAKAN
LIGASI VARICES ESOFAGUS (LVE )
PROSEDUR
Unit/Ruang Endoscopy
UNIT TERKAIT
ASISSTENSI COLONOSCOPY
115
Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman
065/3730/1.9.4/ 02 1/5
102.6/2019
Standar Prosedur
Operasional 1 Juni 2019
KEBIJAKAN
116
Persiapan Pasien 2/5
a. Persiapan mental/psikologis
Mejelaskan tujuan dan manfaat pemeriksaan, dimana
pemeriksaan ini dilakukan dalam keadaan usus bersih
dari tinja sehingga perlu ditekankan pentingnya
mematuhi persiapan, sekaligus mendapatkan
persetujuan/izin tindakan (inform consent)
b. Persiapan Fisik
Meyakinkan bahwa kolon dalam keadaan bersih .
o Cara Pertama
Cara ini dilaksanakan pada pasien yang akan
melaksanakan kolonoskopi pada umumnya :
- Sehari sebelum pemeriksaan pasien diet cair
( susu, air kacang hijau, tajin ) dan tidak boleh makan
makanan yang sifatnya padat ( nasi, bubur, roti dll.)
− Pasien dianjurkan minum air putih sebanyak 3 – 4 liter
PROSEDUR sehari
− Jam 19.00 minum fleet phosposoda 45 ml dicampur
dengan air hangat hingga menjadi satu gelas ( boleh
ditambah gula ) dan harus habis dalam waktu setengah
jam
− Setelah itu Diet cair stop dan pasien hanya boleh
meneruskan minum air putih saja sebanyak – banyaknya
sampai jam 06.00 pagi ( boleh ditambah gula )
− Jam 05.00 Fleet Enema dimasukkan melalui 3/5 dubur
sambil menungging dan ditahan selama kurang lebih
setengah jam.
− Jam 07.00 Minum air gula 1 gelas
− Jam 08.00 dilakukan tindakan Kolonoskopi
o Cara Kedua dilaksanakan pada pasien dengan kolostomi
:
− Sehari sebelum pemeriksaan pasien diet cair
( susu, air kacang hijau, tajin ) dan tidak boleh makan
makanan yang sifatnya padat ( nasi, bubur, roti dll.)
− Pasien dianjurkan minum air putih sebanyak 3 – 4 liter
sehari
− Jam 19.00 minum fleet phosposoda 45 ml dicampur
dengan air hangat hingga menjadi satu gelas ( boleh
ditambah gula ) dan harus habis dalam waktu setengah
jam
− Setelah itu Diet cair stop dan pasien hanya boleh
meneruskan minum air putih saja sebanyak – banyaknya
sampai jam 06.00 pagi ( boleh ditambah gula )
− Jam 05.00 dilaksanakan Lavement ( bila pasien rawat
inap ) , atau bias menggunakan Fleet Enema
dimasukkan melalui dubur sambil menungging dan
ditahan selama kurang lebih setengah jam
117
− Jam 07.00 Minum air gula 1 gelas
− Jam 08.00 dilakukan tindakan Kolonoskopi
o Cara Ketiga dengan menggunkan garam Inggris
- Sehari sebelum pemeriksaan pasien diet cair
PROSEDUR ( susu, air kacang hijau, tajin ) dan tidak boleh makan
makanan yang sifatnya padat ( nasi, bubur, roti dll.)
− Pasien dianjurkan minum air putih sebanyak 3 – 4 liter
sehari
− Jam 19.00 minum garam inggris 30 gram 4/5
dicampur
dengan air hangat hingga menjadi satu gelas ( boleh
ditambah gula ) dan harus habis dalam waktu setengah
jam
− Setelah itu Diet cair stop dan pasien hanya boleh
meneruskan minum air putih saja sebanyak – banyaknya
sampai jam 06.00 pagi ( boleh ditambah gula )
− Jam 05.00 garam inggris 30 mg dicampur dengan air
hangat hingga menjadi satu gelas ( boleh ditambah gula
).
− Jam 07.00 Minum air gula 1 gelas
− Jam 08.00 dilakukan tindakan Kolonoskopi
o Cara ke empat dilaksanakan pada pasien dengan
keluhan sulit BAB
Sehari sebelum pemeriksaan pasien diet cair ( susu, air
kacang hijau, tajin ) dan tidak boleh makan makanan
yang sifatnya padat ( nasi, bubur, roti dll.)
− Pasien dianjurkan minum air putih sebanyak 3 – 4 liter
sehari
− Jam 19.00 minum Fleet enema lewat anus dalam posisi
menungging
− Setelah itu Diet cair stop dan pasien hanya boleh
meneruskan minum air putih saja sebanyak – banyaknya
sampai jam 06.00 pagi ( boleh ditambah gula )
− Jam 05.00 minum Fleet phosposoda 45 ml dicampur
dengan air hangat hingga menjadi satu gelas ( boleh
ditambah gula ).
− Jam 07.00 Minum air gula satu gelas
- Jam 08.00 dilakukan tindakan Kolonoskopi
a) Pelaksanaan
1) Jelaskan ulang kepada pasien/keluarga tentang
kegiatan/tindakan yang akan dilakukan
2) Siapkan pasien mengenakan celana khusus 5/5 kolonoskopi
(celana lubang/bagian lubang ditempatkan di belakang)
PROSEDUR 3) Atur posisi pasien berbaring miring kekiri
4) Beri prmedikasi (sesuai program dokter)
5) Hubungkan skop dengan sumber cahaya dan suction,
kemudian alat dihidupkan
6) Olesi KY jelly pada ujung fiberskop dan lobang anus
7) Dokter mengarahkan fiberskop, sementara Perawat
menginsersi fiberskop dan mengobservasi tanda-tanda
118
vital, tingkat kesadaran pasien, melaporkan pada dokter
dbila ada tanda-tanda yang mencurigakan dan
memperthankan posisi fiberskop pada posisi yang di
perlukan
8) Sementara dokter melakukan pemeriksaan perawat
merubah posisi berbaring, berbaring pasien sesuai
dengan kebutuhan bila di temukan hal-hal yang
mencurigakan dokter melakukan biopsy dan Foto
9) Perawat mengeluarkan fiberskop sambil mengobservasi
pasien
10) Rapikan pasien dan alat.
Pasca Tindakan
− Pindakan Pasien ke ruang pulih
− Observasi dan menilai tanda-tanda vital,kembung dan
tingkat kesadaran
PROSEDUR
119
ASISTENSI/PENDAMPINGAN
TINDAKAN POLIPEKTOMI
065/3731/1.9.4/ 01 1/3
102.6/2019
RUMAH SAKIT UMUM
KARSA HUSADA BATU
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu
120
ASISTENSI/PENDAMPINGAN
TINDAKAN POLIPEKTOMI
065/3731/1.9.4/ 01 1/3
102.6/2019
RUMAH SAKIT UMUM
KARSA HUSADA BATU
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu meminta persetujuan/izin tindakan
(inform consent)
- Persiapan Fisik
Persiapan fisik pada pasien tindakan
polipektomi sama Seperti pada
persiapan fisik pasien yang akan
dilakukan tindakan colonoskopi
2. Pelaksanaan
a. Beri penjelasan kepada pasien dan keluarga
tentang tindakan yang akan dilakukan
b. Dokter dan perawat memakai APD
( Masker, handscoon, skort/apron)
c. Siapkan Colonoskopi fiberscope
d. Posisikan pasien miring kekiri, tangan kiri
dibawah bantal, tangan kanan lurus diatas
paha kanan.
e. Siapkan snare yang telah terhubung ke ESU
PROSEDUR f. Perawat Memberi Jelly pada ujung skope dan
pada anus
g. Masukkan skope melewati anus hingga
menemukan polip yang hendak di potong
h. Masukkan snare ke dalam chanel biopsy,
hingga ujung snare Nampak
i. Keluarkan kawat snare dari ujung plastic
yang tampak pada monitor hingga leher polip
tampak terikat dan tarik kawat kembali ked
3/3
lm plastic snare
j. Dokter akan mengaktifkan ESU hingga polip
terlepas
k. Perawat selalu mengobservasi keadaan
pasien
l. Keluarkan skope perlahan sambil
mengobservasi perdarahan
m. Pasien dan alat dibersihkan dan dirapikan
3. Pasca tindakan
a. Pindahkan pasien keruang pulih (RR)
b. Observasi tanda vital, perdarahan dan tingkat
121
ASISTENSI/PENDAMPINGAN
TINDAKAN POLIPEKTOMI
065/3731/1.9.4/ 01 1/3
102.6/2019
RUMAH SAKIT UMUM
KARSA HUSADA BATU
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu
PROSEDUR kesadaran
c. Observasi keluhan nyeri
Unit/Ruang Endoscopy
UNIT TERKAIT
122
ASISSTENSI/PENDAMPINGAN TINDAKAN
PROEF PLEURA ( THORACENTESIS )
065/3732/1.9.4/ 01 1/3
102.6/2019
RUMAH SAKIT UMUM
KARSA HUSADA BATU
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu
065/3732/1.9.4/ 01 1/3
102.6/2019
RUMAH SAKIT UMUM
KARSA HUSADA BATU
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu ▪ Handscoen steril
▪ Lidocaine 1% / 2%
▪ Kapas, alkohol 70% dan povidon iodin.
❖ Lokasi Aspirasi Pleura
Posisi penderita duduk dengan lengan ke depan.
Tempat proef: prinsip proef dilakukan pada tempat yang
paling rendah dari cavum pleura dengan
memperhatikan foto foto thoraks dan pemeriksaan fisik,
yaitu pada ICS: 6–7 atau 7–8 (ada yang 8–9) linea
aksilaris posterior atau ditempat ditemukannya cairan
PROSEDUR pleura.
Pasien yang tidak bisa dalam posisi duduk proef pleura
bisa dilakukan dengan posisi pasien miring pada sisi
effusi pleura dengan posisi lateral dekubitus. Pungsi
pleura dilakukan pada garis mid axillary.
❖ Desinfeksi
Kulit dibersihkan dengan povidon iodin dan sisanya
dibersihkan dengan alkohol, dipasang duk steril, pada
lapang operasi.
❖ Punksi Percobaan ( Aspirasi untuk dignosa )
Pada tempat yang telah ditentukan diaspirasi dengan
spuit 5/10 cc, apakah ada cairan atau tidak. Apabila
ada cairan dilakukan anestesi.
❖ Anestesia 3/3
Dengan lidocain 1% atau 2% sebanyak 2–4 cc, infiltrasi
mulai dari kulit, subcutan diteruskan kedalam secara
perlahan sampai cavum pleura.
❖ Tehnik Aspirasi Proef Pleura
1. Mencuci tangan sebelum tindakan dan menggunakan
handscoen selama tindakan.
2. Tangan kiri memegang/ memfiksir intercosta (tempat
yang telah ditentukan) dan tangan kanan memegang
jarum lidocain yang telah dimasukkan dan
mengaspirasi secara perlahan dan bila dianggap
cukup jarum dilepas.
3. Aspirasi dihentikan apabila ada tanda-tanda batuk,
sesak nafas, nyeri dada, presyok/ syok.
124
ASISSTENSI/PENDAMPINGAN TINDAKAN
PROEF PLEURA ( THORACENTESIS )
065/3732/1.9.4/ 01 1/3
102.6/2019
RUMAH SAKIT UMUM
KARSA HUSADA BATU
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu 4. Bekas luka jarum diberi alkohol/ povidon iodine dan
kemudian ditutup kain kassa steril dan diplester.
5. Spesimen cairan pleura diperiksakan :
PROSEDUR a. Mikrobiologi (ditampung steril).
b. Sitologi (cairan pleura dicampur dengan
alkohol 70%).
Analisa ( PH, Protein, Rivalta, LDH, Glukosa, Sel PMN
dan MN).
Ruang OK Paru
UNIT TERKAIT
125
ASISSTENSI/PENDAMPINGAN TINDAKAN
PUNGSI CAIRAN PLEURA ( THORACENTESIS )
065/3733/1.9.4/ 01 1/3
102.6/2019
RUMAH SAKIT UMUM
KARSA HUSADA BATU
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu
065/3733/1.9.4/ 01 1/3
102.6/2019
RUMAH SAKIT UMUM
KARSA HUSADA BATU
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu ▪ Jarum catheter no 18
▪ Three way stopcock
▪ Transfusion set yang sudah dimodifikasi
▪ Kontainer, duk steril
▪ Handscoen steril
▪ Lidocaine 1% / 2%
▪ Kapas, alkohol 70% dan povidon iodin.
❖ Lokasi Aspirasi Pleura
Posisi penderita duduk dengan lengan ke depan.
Tempat punksi: prinsip punksi dilakukan pada tempat
yang paling rendah dari cavum pleura dengan
memperhatikan foto foto thoraks dan pemeriksaan fisik,
yaitu pada ICS: 6–7 atau 7–8 (ada yang 8–9) linea
aksilaris posterior atau ditempat ditemukannya cairan
PROSEDUR pleura.
Pasien yang tidak bisa dalam posisi duduk pungsi
pleura bisa dilakukan dengan posisi pasien miring pada
sisi effusi pleura dengan posisi lateral dekubitus. Pungsi
pleura dilakukan pada garis mid axillary.
❖ Desinfeksi
Kulit dibersihkan dengan povidon iodin dan sisanya
dibersihkan dengan alkohol, dipasang duk steril, pada
lapang operasi.
❖ Punksi Percobaan ( Aspirasi untuk dignosa )
Pada tempat yang telah ditentukan diaspirasi dengan
spuit 5/10 cc, apakah ada cairan atau tidak. 3/3 Apabila
ada cairan dilakukan anestesi.
❖ Anestesia
Dengan lidocain 1% atau 2% sebanyak 2–4 cc, infiltrasi
mulai dari kulit, subcutan diteruskan kedalam secara
perlahan sampai cavum pleura.
❖ Tehnik Aspirasi Pleura
6. Mencuci tangan sebelum tindakan dan menggunakan
handscoen selama tindakan.
7. Tangan kiri memegang/ memfiksir intercosta (tempat
yang telah ditentukan) dan tangan kanan memegang
jarum yang tersambung dengan three waystopcok
127
ASISSTENSI/PENDAMPINGAN TINDAKAN
PUNGSI CAIRAN PLEURA ( THORACENTESIS )
065/3733/1.9.4/ 01 1/3
102.6/2019
RUMAH SAKIT UMUM
KARSA HUSADA BATU
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu dengan selang infusnya.
8. Jarum ditusukan pada tempat yang telah dianestesi.
9. Spuit 50 cc dhubungkan dengan three waystopcok
dan dilakukan penyedotan secara perlahan, bila spuit
terisi penuh, cairan dibuang dst.
10. Bila dianggap cukup, jarum dilepas. Jumlah cairan
diambil sebanyak mungkin/ sampai habis, selama
keadaan umum penderita baik ( 1000 – 1500 cc
dihentikan ).
11. Aspirasi dihentikan apabila ada tanda-tanda batuk,
sesak nafas, nyeri dada, presyok/ syok.
12. Bekas luka jarum diberi alkohol/ povidon iodine dan
PROSEDUR kemudian ditutup kain kassa steril dan diplester.
13. Spesimen cairan pleura diperiksakan :
c. Mikrobiologi (ditampung steril).
d. Sitologi (cairan pleura dicampur dengan
alkohol 70%).
Analisa ( PH, Protein, Rivalta, LDH, Glukosa, Sel PMN
dan MN).
Ruang OK Paru
UNIT TERKAIT
128
PENYIMPANAN DAN PENGGUNAAN
ELEKTROLIT PEKAT
065/3734/1.9.4/ 01 1/4
102.6/2019
RUMAH SAKIT UMUM
KARSA HUSADA BATU
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu
Tanggal Terbit
KEBIJAKAN
1. Elektrolit pekat meliputi sediaan Kalsium glukonas
inj, Kalium Klorida (KCL) 25 meq, Magnesium sulfat
> 40 mg/ml dalam larutn 100 ml (4 g dalam 100 ml
larutan isotonic/ normal salin)
2. Penyimpanan elektrolit pekat hanya di instalasi
farmasi, ruang perawatan tidak diperbolehkan
adanya buffer stock elektrolit pekat, kecuali ICU dan
kamar operasi. Penggunaan elektrolit pekat 2/4 harus
PROSEDUR menggunakan resep.
3. Kalsium glukonat,
● Tidak boleh diberikan melalui IM, karena
bersifat sangat iritatif terhadap jaringan
● Factor yang sangat mempengaruhi
konsentrasi kalsium dalam darah adalah
kadar fosfor serum dan serum albumin.
● Efek samping dapat terjadi :
✔ Interaksi obat dengan digoksin (injeksi
cepat kalsium dapat menyebabkan
129
PENYIMPANAN DAN PENGGUNAAN
ELEKTROLIT PEKAT
065/3734/1.9.4/ 01 1/4
102.6/2019
RUMAH SAKIT UMUM
KARSA HUSADA BATU
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu bradiaritmia, terutama pada pasien
yang mengkonsumsi digoksin
✔ Antagonis terhadap Calcium Channel
Blocker dan peningkatan tekanan
darah
✔ Hipokalsemia atau hiperkalsemia
akibat pementauan kadar kalsium
yang tidak akurat
✔ Ratio Kalsium – fosfor yang tidak tepat
dalam larutan IV dan menyebabkan
presipitasi dan kerusakan organ
✔ Nekroris jaringan akibat ekstravakasi
kalsium klorida
● Instruksikan pemberian kalsium dalam 1 mg
● Lakukan pengecekan ganda
4. Konsentrat elektrolit: injeksi NaCl > 0,9% dan injeksi
Kalium Klorida > 0,4 meq/ml
PROSEDUR ● Jika KCl di injeksi terlalu cepat (missal pada
kecepatan melebihi 10 mEq/ jam) atau
dengan dosis yang terlalu tinggi dapat
menyebabkan jantung terhenti
● KCl tidak boleh diberikan sebagai IV bolus
● Hanya dsimpan di Instalasi farmasi. 3/4 ICU,
ICCU dan kamar operasi
● Standar konsentrasi pemberian infuse NaCl
maksimal 3% dalam 500 ml
● Berika labelpada bortol infus : “Larutan
natrium hipertonik 3% “ (tulisan berwarna
merah)
● Protokol untuk KCl;
✔ Indikasi infuse KCl
✔ Kecepatan maksimal infuse
✔ Konsentrasi maksimal yang masih
diperbolehkan
✔ Panduan mengenai kapan
diperlukannya monitor kardiovaskuler
✔ Penentuan bahwa semua infuse KCl
130
PENYIMPANAN DAN PENGGUNAAN
ELEKTROLIT PEKAT
065/3734/1.9.4/ 01 1/4
102.6/2019
RUMAH SAKIT UMUM
KARSA HUSADA BATU
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu harus diberikan melalui pompa
✔ Larangan untuk memberikan KCl
multiple secara berbarengan (misal:
tidak boleh memberikan KCl i.v
sementara pasien sedang
mendapatkan infuse KCl di jalur i.v
lainnya)
✔ Diperbolehkan untuk melakukan
substitusi dari KCl oral menjadi KCl
i.v., jika diperlukan
✔ Lakukan pengecekan ganda.
5. Infus Magnesium sulfat
● Tergolong sebagai high alert medications
pada pemberian konsentrasi melebihi
PROSEDUR standar, yaitu > 40 mg/ml dalam larutan 100
ml (4 g dalam 100 ml larutan isotonic/ normal
salin)
● Perlu pengecekan ganda (perhitungan dosis,
persiapan dosis, pengaturan pompa 4/4
infuse)
6. Infus Magnesium Sulfat
● Tergolong sebagai high alert medications
pada pemberian konsentrasi melebihi
standar, yaitu > 40 mg/ml dalam larutan 100
ml (4 g dalam 100 ml larutan isotonic/ normal
salin)
● Perlu pengecekan ganda (perhitungan dosis,
persiapan dosis, pengaturan pompa infuse)
PROSEDUR
UNIT TERKAIT 1. Instalasi farmasi
2. Komite Medic
131
PENYIMPANAN DAN PENGGUNAAN
ELEKTROLIT PEKAT
065/3734/1.9.4/ 01 1/4
102.6/2019
RUMAH SAKIT UMUM
KARSA HUSADA BATU
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu 3. Instalasi Rawat Inap
4. Instalasi Anesthesi dan Terapi Intensif
132
MEMERIKSA GULA DARAH DENGAN STICK
065/3735/1.9.4/ 01 1/2
102.6/2019
RUMAH SAKIT UMUM
KARSA HUSADA BATU
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu
065/3735/1.9.4/ 01 1/2
102.6/2019
RUMAH SAKIT UMUM
KARSA HUSADA BATU
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu c. Petugas cuci tangan
d. Pasang skatsel
e. pakai hand scoon
f. Atur posisi pasien senyaman mungkin
g. Dekatkan alat di samping pasien
h. Pasang stik GDA pada alat glukomater
i. Usap ujung jari pasien yang akan ditusuk lanset
PROSEDUR
dengan menggunakan alcohol swep
j. Tusukkan lanset di jari tangan pasien.
k. Letakkan GDA dijari pasien
l. Tutup bekas tusukan lanset menggunakan kapas
alkohol
m. Bersihkan alat.
n. Petugas cuci tangan
1. Instalasi Rawat Inap
2. Instalasi Rawat Jalan
3. Instalasi Gawat Darurat
UNIT TERKAIT
4. Instalasi Kamar Operasi
5. Instalasi Anesthesi dan Terapi Intensif
6. Instalasi Hemodialisa
134
Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman
065/3736/1.9.4/ 01 1/6
102.6/2019
Kesadaran Score
Sadar penuh 2
Perlu dibangunkan 1
136
Tidak ada respon 0
Pergerakan Score
Gerakan bertujuan 2
Gerakan tidak bertujuan 1
Tidak bergerak sama sekali 0
2) Adanya pernafasan yang adequate, pasien
mampu batuk dan menangis, score :
Pernafasan Score
Mampu batuk dan menangis 2
Mampu pertahankan jalan nafas 1
Perlu bantuan 0
Kesadaran Score
PROSEDUR
Menangis 2
Bereaksi terhadap rangsangan 1
Tidak bereaksi 0
137
Tidak mapu fleksi pergelangan kaki 0
PROSEDUR
138
1. Instalasi Rawat Ina
p
2. Instalasi Gawat Dar
urat
UNIT TERKAIT
3. Instalasi Kamar
Operasi
4. Instalasi Anesthesi
dan Terapi Intensif
139
LATIHAN NAFAS DALAM
1. Instalasi Rawat Inap
UNIT TERKAIT 2. Instalasi Rawat Jalan
3. Instalasi Gawat Darurat
141
MANTOUX TEST
EVALUASI
1) Mengevaluasi respon serta toleransi pasien
selama dan sesudah prosedur
2) Membaca hasil tes 48 – 72 jam setelah
143
MANTOUX TEST
1. Instalasi Rawat Inap
UNIT TERKAIT
2. Instalasi Rawat Jalan
144
MELEPAS NASO GASTRIC TUBE (NGT)
145
MELEPAS NASO GASTRIC TUBE (NGT)
146
MEMASANG ALAT TENUN TANPA PASIEN DI TEMPAT
TIDUR
147
MEMASANG ALAT TENUN TANPA PASIEN DI TEMPAT
TIDUR
148
RUMPLE LEED TEST
2. Cara kerja :
a. Cuci tangan (sesuai SPO cuci tangan).
2/2
b. Identifikasi pasien (sesuai SPO identifikasi pasien).
PROSEDUR c. Berikan kesempatan klien atau keluarga untuk
bertanya sebelum kegiatan dimulai
d. Pasangan manset 2 jari diatas fossa kubiti.
e. Buat lingkaran pd volar lengan bawah diameter 2,5
– 2,8 cm.
f. Ukuran tekanan darah, jumlahkan kemudian hasil
penjumlahan di bagi
149
RUMPLE LEED TEST
1. Instalasi Rawat InaP
UNIT TERKAIT 2. Instalasi Rawat Jalan
3. Instalasi Gawat Darurat
150
MEMBERIKAN OBAT NEBULAIZER
1. Persiapan Alat :
a. Set nebulizer
b. Obat bronkodilator sesuai order legal dokter
c. Bengkok 1 buah
d. Tissue
e. Spuit 5 cc
2. Persiapan pasien :
a. Perawat memberi salam dan memperkenalkan
PROSEDUR diri
2/2
b. Menjelaskan tujuan dan langkah/prosedur yang
akan dilakukan
c. Menanyakan persetujuan pasien untuk diberikan
tindakan
151
MEMBERIKAN OBAT NEBULAIZER
1. Instalasi Rawat Inap
2. Instalasi Rawat Jalan
UNIT TERKAIT 3. Instalasi Gawat Darurat
4. Instalasi Anesthesi dan Terapi Intensif
152
MEMBERIKAN OBAT ( BOLUS INTRAVENA )
MELALUI SELANG INFUS
1. Persiapan alat :
2/3
a. Baki atau bak spuit
PROSEDUR b. Obat vial atau ampul yang akan diberikan
c. Spuit disposible sesuai kebutuhan
d. Pelarut yang tepat sesuai indikasi (seperti :
aquades, water for injections, atau normal salin)
e. Selang IV dengan port injection
f. Perlak pengalas
g. Jarum steril.
h. Kapas alkohol 70%./ alkohol swab.
153
MEMBERIKAN OBAT ( BOLUS INTRAVENA )
MELALUI SELANG INFUS
i. handscoen nonsteril
j. Bengkok
k. Catatan pemberian obat
2. Persiapan pasien:
a. Perawat memperkenalkan diri
b. Menjelaskan pada pasien tindakan yang akan
dilakukan dan jenis obat yang akan diterima
pasien.
154
MEMBERIKAN OBAT ( BOLUS INTRAVENA )
MELALUI SELANG INFUS
PERAWATAN IV LINE
155
MEMBERIKAN OBAT ( BOLUS INTRAVENA )
MELALUI SELANG INFUS
065/3744/1.9.4/ 01 1/2
102.6/2019
A. PERALATAN
1. Sarung tangan
2. Gunting plester
3. Plester / hypafix
4. Transparan Dressing
156
MEMBERIKAN OBAT ( BOLUS INTRAVENA )
MELALUI SELANG INFUS
5. Alkohol swab
6. Bengkok
7. Perlak
8. Spalk bila diperlukan
B. PROSUDUR PELAKSANAAN
a. Cuci tangan ( sesuai SPO cuci tangan )
PROSEDUR b. Identifikasi pasien ( sesuai SPO identifikasi
pasien) 2/2
c. Tempatkan alat di dekat pasien
d. Berikan salam dan perkenalkan diri
e. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan
kepada pasien atau keluarga
f. Atur posisi pasien
g. Pakai sarung tangan
h. Basahi dengan alkohol swab dan buka
transparan dressing
i. Bersihkan bekas plester
j. Bersihkan daerah tusukan dan sekitarnya
dengan alkohol swab dan tunggu hingga
kering
k. Pasang transparan dressing dan fiksasi
menggunakan plester/ hypafix
l. Posisikan pasien dengan nyaman
PROSEDUR m. Atur tetesan infus
n. Rapikan alat, lepas sarung tangan dan cuci
tangan
1. Instalasi Rawat Inap
UNIT TERKAIT 2. Instalasi Anesthesi dan Terapi Intensif
157
PERAWATAN CATHETER DOUBEL LUMEN
065/3745/1.9.4/ 01 1/3
RUMAH SAKIT UMUM 102.6/2019
KARSA HUSADA BATU
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu
Tanggal Terbit DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM
KARSA HUSADA BATU
158
PERAWATAN CATHETER DOUBEL LUMEN
065/3745/1.9.4/ 01 1/3
RUMAH SAKIT UMUM 102.6/2019
KARSA HUSADA BATU
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu A. PERALATAN
1. Set ganti balutan.
2. Sarung tangan steril. 2/3
3. Masker, Apron, Kacamata google
4. 70% ethyil alcohol + 2% elorhexidine
PROSEDUR gluconate
5. Micropore, transparant dressing.
6. Perlak.
7. Trolley dan plastik alat kotor
B. PROSUDUR
PELAKSANAAN
1. Cuci tangan ( sesuai SPO cuci tangan )
2. Identifikasi pasien ( sesuai SPO identifikasi
pasien)
3. Tempatkan alat di dekat pasien
4. Letakkan alas ( perlak ) dibawah catheter
double lumen.
5. Berikan salam dan perkenalkan diri
6. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan
kepada pasien atau keluarga
7. Atur posisi pasien
8. Pakai sarung tangan, apron dan masker
PROSEDUR 9. Lepaskan balutan kotor dari badan pasien
dan masukan kedalam plastik kotor.
10. Lakukan pengkajian pada exit site
11. Lakukan skoring exit site sesuai standar PPI
12. Bukalah set steril.
13. Pakailah sarung tangan steril.
14. Lakukan Disinfeksi :
⮚ Permukaan exit site dan kulit,
caranya ;
Bersihkan sekitar exit site dan
permukaan kulit dengan etyl alcohol
70%+ clorhexidine gluconate 2%
dengan cara pembersihan memutar
dari arah dalam ke luar
Lakukan seperti diatas sampai kulit
bebas dari kotoran ( lepas keropeng )
= kotoran mengering.
159
PERAWATAN CATHETER DOUBEL LUMEN
065/3745/1.9.4/ 01 1/3
RUMAH SAKIT UMUM 102.6/2019
KARSA HUSADA BATU
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu ⮚ Sekitar catheter double
3/3 lumen,
caranya :
Tangan kanan memegang klem
menggunakan kassa, bersihkan
sekitar catheter dengan etyl alcohol
70% + clorhexydine gluconate 2%
mulai dari exit site menuju tutup
catheter lakukan searah sampai
benar-benar bersih,
15. Sekitar exit site berikan Gentamicin salep
dan ditutup dengan kassa steril.
16. Setelah tindakan Hemodialisa selesai,
Catheter double lumen diberi heparin pekat
sesuai anjuran yang tertera dalam selang.
17. Kencangkan tutup catheter double lumen
dan klem dalam posisi terkunci
18. Fixaxi catheter double lumen .
19. Tutuplah seluruh catheter dengan kassa
steril dan transparan dressing.
20. Bawalah alat-alat kotor ke ruang disposal,
pisahkan dengan alat yang terkontaminasi.
21. Bersihkan alat dari darah, bungkuslah
PROSEDUR
dengan plastik .
22. Perawat mencuci tangan.
23. Catat dalam catatan keperawatan dialysis :
⮚ Keadaan exit site (bersih / kotor,
adakah kemerahan, nanah dll)
⮚ Kelancaran Catheter
1. Instalasi Rawat Inap
UNIT TERKAIT 2. Instalasi Anesthesi dan Terapi Intensif
3. Instalasi Rawat Jalan
160
TIMBANG TERIMA
065/3746/1.9.4/ 01 1/2
RUMAH SAKIT UMUM 102.6/2019
KARSA HUSADA BATU
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu
Tanggal Terbit DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM
KARSA HUSADA BATU
065/3746/1.9.4/ 01 1/2
RUMAH SAKIT UMUM 102.6/2019
KARSA HUSADA BATU
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu 6. Perawat jaga shift selanjutnya dapat melakukan
klarifikasi, tanya jawab dan melakukan validasi
terhadap hal-hal yang telah ditimbang terimakan dan
berhak menanyakan mengenai hal yang kurang jelas.
Bed pasien
7. Kepala ruang/perawat menyampaikan salam, setelah
itu menyampaikan kondisi pasien:
a. Identitas pasien dan diagnosa medis
b. Data ( keluhan/subjektif/objektif)
c. Masalah keperawatan yang masih muncul
d. Intervensi yang sudah dan belum dilaksanakan
e. Intervensi kolaborasi dan dependen
8. Hal-hal yang sifatnya khusus dan memerlukan
PROSEDUR perincian yang detail sebaiknya dicatat kemudian
diserah terimakan kepada shift berikutnya.
9. Timbang terima diakhiri dengan diskusi dan ditutup oleh
karu/PJ shift.
1. Instalasi Rawat Inap
2. Instalasi Anesthesi dan Terapi Intensif
UNIT TERKAIT
3. Instalasi Gawat Darurat
4. Instalasi Hemodialisa
162
MENGUKUR CAIRAN YANG MASUK DAN KELUAR
1. Untuk mengetahui balance cairan tubuh pasien.
TUJUAN
2. Untuk mengetahui kebutuhan cairan pasien.
Pelayanan di setiap instalasi selalu berorientasi pada mutu
dan keselamatan pasien ( Surat Keputusan Direktur
KEBIJAKAN Rumah Sakit Umum Karsa Husada Batu Nomor :
188.4/732/102.6/2019 ) tentang kebijakan pelayanan
Rumah Sakit Umum Karsa Husada Batu
1. Persiapan alat :
a. Formulir observasi pemasukkan dan pengeluaran
cairan.
b. Gelas ukuran.
2. Persiapan pasien :
a. Perawat memperkenalkan diri
b. Menjelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan
3. Pelaksanaan : 2/2
PROSEDUR a. Cuci tangan (sesuai SPO cuci tangan).
b. Identifikasi pasien (sesuai SPO identifikasi pasien ).
c. Hitung cairan yang masuk baik enteral
maupun par enteral ( sesuai cairan standar
perhitungan cairan)
d. Ukur yang keluar.
e. Cuci tangan
f. Catat hasil tindakan pada status rekam medis
pasien
163
MENGUKUR CAIRAN YANG MASUK DAN KELUAR
1. Instalasi Rawat Inap
UNIT TERKAIT 2. Instalasi Gawat Darurat
3. Instalasi Anesthesi dan Terapi Intensif
164
MENGUKUR SUHU BADAN DENGAN
TERMOMETER DIGITAL
Mengetahui suhu badan klien untuk membantu :
1. Instalasi Rawat Inap
2. Instalasi Gawat Darurat
UNIT TERKAIT 3. Instalasi Anesthesi dan Terapi Intensif
4. Instalasi Hemodialisa
5. Instalasi Rawat Jalan
166
MENGUKUR TEKANAN DARAH
DENGAN TENSIMETER DIGITAL
1. Instalasi Rawat Inap
2. Instalasi Gawat Darurat
UNIT TERKAIT 3. Instalasi Anesthesi dan Terapi Intensif
4. Instalasi Hemodialisa
5. Instalasi Rawat Jalan
168
MENJAHIT LUKA
m.Sprong lubang dan duk steril sesuai keperluan
2/3
n. Hypavix / plester verban / kasa gulung
2. Persiapan pasien :
a. Perawat Memperkenalkan diri
b. Menjelaskan tentang tindakan yang akan dilakukan
3. Prosedur pelaksanan.
a. Cuci tangan ( sesuai SPO cuci tangan )
b. Identifikasi pasien( sesuai SPO identifikasi
pasien )
c. Bersihkan rambut di sekitar luka
( misalkan luka pada kepala atau luka pada
daerah yang ada rambutnya)
d. Oleskan cairan antiseptic pada sekitar
luka, tidak boleh mengenai
luka dan tunggu 3 sampai 4 menit.
PROSEDUR e. Berikan anestasi local pada sekeliling luka.
f. Cuci luka dengan menggunakan normal saline
g. Pakai sarung tangan
h. Tutup luka dengan sprong/doek lubang
i. Lakukan jahit pada luka dengan
menggunakan silk, cotton, prolene untuk
kulit dan cat gut, chromic
cat gut untuk jaringan di bawah kulit.
j. Setelah selesai tutup dengan tulle dan kassa
steril.
k. Pesan – pesan pada pasien rawat jalan:
a) Luka tidak boleh kena air.
b) Jika terjadi perdarahan ganti kasa
steril dengan yang baru dan
tekan daerah luka beberapa saat
sampai perdarahan berhenti.
c) Jika perdarahan terus berlangsung cari
pertolongan dokter terdekat.
d) Jika beberapa hari timbul rasa nyeri,
warna kemerahan sekitar luka, demam
170
MENJAHIT LUKA
171
PERAWATAN ETT ATAU TRAKEOSTOMI TUBE
2. Persiapan pasien :
a. Perawat memperkenalkan diri
b. Menjelaskan kepada pasien tentang tindakan yang
akan dilakukan
1. Instalasi Rawat Inap
UNIT TERKAIT
2. Instalasi Anesthesi dan Terapi Intensif
173
PERAWATAN PASIEN DENGAN VENTILATOR
174
PERAWATAN PASIEN DENGAN VENTILATOR
1. Cuci tangan (sesuai SPO cuci tangan).
2. Identifikasi pasien ( sesuai SPO identifikasi pasien)
3. Bawa peralatan ke dekat pasien
4. Periksa analisa gas darah tiap 6 jam, kecuali ada
perubahan seting, analisa gas darah diperiksa 20 menit
setelah ada perubahan seting.
o Nilai standar : PCO2 = 35 – 45 mmHg
o Saturasi O2 = 96 – 97 %
o PaO2 = 80 – 100 mmHg
o Bila PaO2 lebih dari 100 mmHg, maka FiO2
diturunkan bertahap 10 %.
− Bila PCO2 lebih besar dari 45 mmHg, maka M.V
dinaikkan.
− Bila PCO2 lebih kecil dari 35 mmHg, maka M.V
diturunkan.
5. Buat foto torax setiap hari untuk melihat perkembangan
PROSEDUR klinis, letak ETT dan komplikasi yang terjadi akibat
pemasangan Ventilator.
6. Observasi keadaan kardiovaskuler pasien : denyut
jantung, tekanan darah, sianosis, temperatur.
7. Auskultasi paru untuk mengetahui :
- letak tube
- perkembangan paru-paru yang simetris 3/4
- panjang tube
8. Periksa keseimbangan cairan setiap hari
9. Periksa elektrolit setiap hari
10. “Air Way Pressure” tidak boleh lebih dari 40 mmHg
11. “Expired Minute Volume” diperiksa tiap 2 jam
12. Usahakan selang nasogastrik tetap berfungsi.
Perhatikan ada tidaknya “tension pneumothorax”
175
PERAWATAN PASIEN DENGAN VENTILATOR
PROSEDUR
1. Instalasi Gawat Darurat
UNIT TERKAIT
2. Instalasi Anesthesi dan Terapi Intensif
177
PERAWATAN TRACHEO CANNULE
178
PERAWATAN TRACHEO CANNULE
1. Instalasi Rawat Inap 4/4
UNIT TERKAIT
2. Instalasi Anesthesi dan Terapi Intensif
180
MEMASANG BIDAI
065/3754/1.9.4/ 01 1/3
102.6/2019
RUMAH SAKIT UMUM
KARSA HUSADA BATU
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu
Standar Prosedur
1 Juni 2019
Operasional
181
MEMASANG BIDAI
065/3754/1.9.4/ 01 1/3
102.6/2019
RUMAH SAKIT UMUM
KARSA HUSADA BATU
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu 1. Untuk mengimobilisasikan tulang yang patah.
2. Untuk mencegah kerusakan jaringan lebih lanjut.
TUJUAN
3. Untuk mengurangi rasa nyeri dan meningkatkan rasa
nyaman
Pelayanan di setiap instalasi selalu berorientasi pada
mutu dan keselamatan pasien ( Surat Keputusan Direktur
KEBIJAKAN Rumah Sakit Umum Karsa Husada Batu Nomor :
188.4/732/102.6/2019) tentang kebijakan pelayanan
Rumah Sakit Umum Karsa Husada Batu
1. Persiapan Alat :
a. Baki.
b. Bidai.
Syarat-syarat bidai :
- Terbuat dari bahan kuat dan rata
PROSEDUR - Panjang dan lebar bidai disesuaikan2/3dengan
bagian tubuh yang dibidai, panjang bidai
harus melampaui 2 sendi diantara tulang
yang patah.
c. Kain pembalut.
d. Gunting + plester.
2. Cara kerja :
a. Cuci tangan (sesuai SPO cuci tangan).
b. Identifikasi pasien (sesuai SPO identifikasi pasien).
c. Jelaskan pada pasien tindakan yang akan
dilakukan.
d. Atur posisi pasien dan bebaskan bagian yang akan
dibidai dari pakaian.
e. Siapkan alat-alat pemasangan bidai secara lengkap.
f. Letakkan bidai di bagian bawah ekstremitas yang
akan dibidai, atur posisi bagian tubuh keposisi
seanatomis mungkin dan perhatikan respon nyeri
pasien (bila diperlukan pemasangan bidai dapat
dikerjakan lebih dari satu orang, khususnya
ekstremitas bawah).
g. Balut bidai dan bagian tubuh yang dibidai di
beberapa bagian dan fiksasi dengan simpul hidup
atau diplester.
h. Observasi respon pasien terhadap nyeri dan
182
MEMASANG BIDAI
065/3754/1.9.4/ 01 1/3
102.6/2019
RUMAH SAKIT UMUM
KARSA HUSADA BATU
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu sirkulasi perifer pada bagian distal bagian tubuh
yang dibidai, pastikan sirkulasi benar-benar adekuat.
PROSEDUR i. Rapikan pasien dan berikan posisi istirahat yang
nyaman.
j. Rapikan alat-alat.
k. Cuci tangan.
3. Perhatian : 3/3
1. Ikatan jangan terlalu kuat atau longgar.
2. Bila ada respon nyeri yang berlebihan dan
pengisian kapiler pada area distal bagian
tubuh yang dibidai tidak adekuat, pembalutan
dapat dilonggarkan.
3. Bila ada luka pada bagian tubuh yang
dibidai, dilakukan pembalutan tersendiri terpisah
dengan balutan bidai, sehingga untuk
observasi dan perawatan tidak
mengganggu pembidaian.
4. Bagian tubuh yang dibidai jangan ditutupi
selimut agar memudahkan observasi
PROSEDUR
1. Instalasi Rawat Inap
2. Instalasi Rawat Jalan
3. Instalasi Gawat Darurat
UNIT TERKAIT
4. Instalasi Kamar Operasi
5. Instalasi Hemodialisa
6. Instalasi Anesthesi dan Terapi Intensif
183
MENGHITUNG NADI DAN PERNAFASAN
1. Persiapan Alat :
a. Jam tangan dengan petunjuk detik.
b. Buku catatan nadi dan pernafasan pasien
2. Pelaksanaan oleh perawat :
a. Perawat memperkenalkan diri
b. Cuci tangan ( sesuai SPO cuci tangan ).
2/2
c. Identifikasi pasien ( sesuai SPO identifikasi
pasien).
d. Jelaskan pada pasien tindakan yang akan
PROSEDUR
dilakukan, menganjurkan pasien supaya tenang
dan rileks, boleh sambil berbaring atau duduk.
e. Hitung denyut nadi dengan cara meletakkan tiga jari
di atas arteri radialis selama satu menit.
f. Observasi frekuensi, irama, kekuatan dan volume.
g. Hitung pernafasan dengan cara melihat pergerakan
naik turunnya dada selam satu menit.
h. Cuci tangan
i. Catat hasil tindakan dan respon pasien pada status
pasien
PROSEDUR
1. Instalasi Rawat Inap
2. Instalasi Rawat Jalan
UNIT TERKAIT
3. Instalasi Gawat Darurat
4. Instalasi Anesthesi dan Terapi Intensif
185
MENGATUR POSISI KLIEN
186
MENGATUR POSISI KLIEN
Persiapan Umum yang Perlu Dalam Mengatur
Posisi / Memindahkan Pasien :
1. Perawat memperkenalkan diri dan menjelaskan 2/2
tentang tindakan yang akan dilakukan.
PROSEDUR 2. Cuci tangan (sesuai SPO cuci tangan).
3. Identifikasi pasien ( sesuai SPO identifikasi pasien )
4. Siapkan semua peralatan yang diperlukan.
5. Pastikan cahaya ruangan cukup terang.
6. Angkat bantal dan barang – barang lain yang
menyokong klien.
7. Atur ketinggian tempat tidur (bila dapat) untuk
memudahkan bekerja.
8. Kaji kebutuhan klien.
PROSEDUR 9. Jaga privacy klien.
10. Minta bantuan pada perawat lain bila
diperlukan.
11. Beritahu klien tentang tindakan yang akan
dilakukan.
12. Atur posisi klien sesuai yang diperlukan.
13. Cuci tangan.
14. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan
pada rekam medis pasien
1. Instalasi Rawat Inap
2. Instalasi Rawat Jalan
3. Instalasi Gawat Darurat
UNIT TERKAIT
4. Instalasi Kamar Operasi
5. Instalasi Anesthesi dan Terapi Intensif
6. Instalasi Hemodialisa
187
MEMINDAHKAN PASIEN DARI BRANKAR
KE TEMPAT TIDUR
2. Persiapan Alat :
a. Tempat tidur pasien dan brankar
b. Sarung tangan jika perlu
PROSEDUR 3. Persiapan pasien :
a. Pasien berada di brankar
188
MEMINDAHKAN PASIEN DARI BRANKAR
KE TEMPAT TIDUR
1. Instalasi Rawat Inap
2. Instalasi Rawat Jalan
3. Instalasi Gawat Darurat
UNIT TERKAIT
4. Instalasi Kamar Operasi
5. Instalasi Anesthesi dan Terapi Intensif
6. Instalasi Hemodialisa
189
MEMINDAHKAN PASIEN DARI KURSI RODA
KE TEMPAT TIDUR
5. Persiapan Alat :
c. Kursi roda
2/2
d. Handscun atau sarung tangan (jika perlu)
6. Persiapan pasien :
a. Pasien berada di tempat tidur
b. Jelaskan prosedur pada pasien
PROSEDUR c. Atur posisi tempat tidur pasien pada posisi paling
rendah, sampai kaki pasien bisa menyentuh lantai.
d. Letakkan kursi roda sejajar atau sedekat mungkin
dengan tempat tidur, kunci semua roda kursi
7. Pelaksanaan :
a. Cuci tangan ( sesuai SPO cuci tangan )
b. Identifikasi pasien ( sesuai SPO identifikasi pasien
)
190
MEMINDAHKAN PASIEN DARI KURSI RODA
KE TEMPAT TIDUR
1. Instalasi Rawat Inap
2. Instalasi Rawat Jalan
3. Instalasi Gawat Darurat
UNIT TERKAIT
4. Instalasi Kamar Operasi
5. Instalasi Anesthesi dan Terapi Intensif
6. Instalasi Hemodialisa
191
MELAKSANAKAN PROGRAM ORIENTASI
KEPADA PASIEN
065/3759/1.9.4/ 02 1/1
102.6/2019
RUMAH SAKIT UMUM
KARSA HUSADA BATU
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu
Tanggal Terbit DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM
KARSA HUSADA BATU
192
PEMASANGAN DAN PEMANTAUAN TANDA-TANDA
RUMAH SAKIT UMUM
VITAL DENGAN BED SIDE MONITOR
KARSA HUSADA BATU
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman
065/3760/1.9.4/ 02 1/2
102.6/2019
PENGERTIAN
193
PEMASANGAN DAN PEMANTAUAN TANDA-TANDA
RUMAH SAKIT UMUM
VITAL DENGAN BED SIDE MONITOR
KARSA HUSADA BATU
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman
065/3760/1.9.4/ 02 1/2
102.6/2019
194
PEMASANGAN DAN PEMANTAUAN TANDA-TANDA
RUMAH SAKIT UMUM
VITAL DENGAN BED SIDE MONITOR
KARSA HUSADA BATU
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman
065/3760/1.9.4/ 02 1/2
102.6/2019
195
PEMBERIAN OBAT PRE MEDIKASI
2. Persiapan Pasien
a. Jelaskan pada pasien tentang tujuan dan tindakan
yang akan dilakukan
b. Atur posisi pasien tidur terlentang
4. Pelaksanaan
a. Lakukan cuci tangan ( sesuai SPO cuci tangan )
b. Pakai sarung tangan
c. Berikan obat premedikasi sedasi dan analgesic
golongan opiate atau benzodiazepine intra muskuler
atau intravenous 15-30 menit sebelum induksi
anestesi sesuai perintah dokter ahli anestesi
d. Berikan obat pemedikasi golongan antiemetic dan
antihistamin intra vena 1 jam sebelum induksi
anestesi sesuai perintah dokter ahli anestesi
e. Perhatikan reaksi obat dan reaksi alergi jika ada
f. Rapikan pasien
g. Catat jam pemberian, jenis obat premedikasi yang
diberikan dan reaksi pasien
h. Rapikan alat dan obat
i. Lakukan cuci tangan
PROSEDUR
197
PEMBERIAN OBAT PRE MEDIKASI
198
MONITORING ANESTESI DURANTE OPERASI
d. Sarung tangan
e. Obat-obatan anestesi dan emergensi (SA,
Ephineprine, Epedrine, Aminophilin, Lidocain)
2. PersiapanPasien.
a. Cuci tangan
b.Jelaskan pada pasien tentang tindakan yang akan
dilakukan.
c. Atur posisi pasien tidur terlentang
3. Persiapan Petugas
a. Lepas Perhiasan
b. Pakai Masker & Tutup Kepala
4. Pelaksanaan
a. Cuci tangan( sesuai SPO cuci tangan )
PROSEDUR b.Pakai sarung tangan ( sesuai SPO memakai sarung
tangan )
c.Berikan penjelasan pasien bahwa akan dilakukan
tindakan Anestesi.
d.Pasang Monitor Saturasi Oksigen, Nadi dan
tekanan darah
e.Lakukan pre-oksigenasi selama minimal 3 menit
dengan oksigen masker 8-10 liter per menit.
3/3
f. Berikan obat induksi Anestesi sesuai dengan
instruksi dokter ahli Anestesi.
g.Perhatikan reaksi obat dan reaksi alergi jika ada.
h. Lanjutkan dengan teknik manajemen airway sesuai
yang direncanakan (Face mask, Laryngeal Mask
Airway, Intubasi).
i. Catatlah jam pemberian dan jenis obat yang
diberikan.
j. Perhatikan tanda tahapan Anestesia dan respon
hemodinamik pasien
k. Pertahankan tahapan Anestesi dengan mengatur
vaporizer gas Anestesi inhalasi atau mengatur
tetesan infus intra vena.
l. Pertahankan saturasi oksigen lebih dari 95%
200
MONITORING ANESTESI DURANTE OPERASI
201
MONITORING PASCA PEMBERIAN SEDASI DI RUANG PULIH
SADAR
202
MONITORING PASCA PEMBERIAN SEDASI DI RUANG PULIH
SADAR
2. Persiapan Pasien
a. Jelaskan pada pasien tentang tujuan dan tindakan
yang akan dilakukan.
b. Atur posisi pasien tidur terlentang
3. Persiapan Petugas
a. Lepas Perhiasan
b. Pakai Masker dan Tutup Kepala
4. Pelaksanaan
a. Cuci tangan ( sesuai SPO cuci tangan )
b. Pasien diatur tidur terlentang dengan bahu diganjal
bantal, kepala ekstensi ringan
c. Berikan oksigen dengan nasal kanul 2 LPM
PROSEDUR d. Pasang monitor pasien: NBP, ECG, Saturasi O2
e. Lakukan pemasangan tali restrain pada keempat
ekstremitas
f. Selimuti pasien agar tidak hipotermi
g. Observasi adanya mual muntah, shiverring,
penurunan tekanan darah < 20% tekanan
darah awal
h. Catat tanda vital pasien pada lembar Monitoring
Pasca Anestesi/sedasi (FRM 5.11)
i. Cuci tangan
203
PENDELEGASIAN WEWENANG PERAWAT KEPADA
PERAWAT LAINNYA
204
PENGHISAPAN LENDIR
( SUCTION )
1. Persiapan alat :
a. Bak instrument berisi: pinset anatomi 2, kasa
secukupnya
b. NaCl 0,9%
c. Canule suction
d. Perlak untuk pengalas
e. Mesin suction dan botol penampung berisi
cairan desinfektan
f. Kertas tissue 2/3
PROSEDUR g. Sarung tangan steril
2. Persiapan pasien :
a. Perawat memperkenalkan diri
b. Menjelaskan kepada pasien tentang tindakan
yang akan dilakukan dan tujuannya
c. Meminta persetujuan pasien / keluarga
d. Memposisikan pasien sesuai dengan kondisi
3. Pelaksanaan oleh perawat :
205
PENGHISAPAN LENDIR
( SUCTION )
206
207
PENGUKURAN CVP
1. Persiapan alat :
Secara manual
- waterpass
- manometer
2. Persiapan pasien :
a. Perawat memperkenalkan diri
b. Jelaskan pada pasien tindakan yang akan
dilakukan.
c. Pasang tabir/korden. 2/2
PROSEDUR 3. Pelaksanaan oleh perawat :
a. Cuci tangan ( sesuai SPO cuci tangan ).
b. Identifikasi pasien ( sesuai SPO identifikasi pasien ).
c. Bila pasien sadar pasien diberitahu tindakan yang
akan dilakukan
d. Dengan waterpass untuk menentukan titik” nol”
(pada intercosta II-III mid axilaris line)
208
PENGUKURAN CVP
209
PERAWATAN PASIEN PASCA PEMBERIAN ANESTESI
REGIONAL DI RUANG PULIH SADAR
2. Persiapan Pasien.
a. Jelaskan pada pasien tentang tindakan yang akan
dilakukan.
b. Atur posisi pasien tidur terlentang.
3. Pelaksanaan
a. Cuci tangan ( sesuai SPO cuci tangan )
b. Pasien diberi penjelasan tentang tindakan yang akan
dilakukan.
c. Pasien di atur posisi tidur terlentang dengan bantal
kepala
PROSEDUR d. Berikan oksigen dengan nasal kanul 2 LPM
e. Pasang monitor pasien: NBP, ECG, Saturasi O2
f. Selimuti pasien agar tidak hipotermi
g. Observasi adanya mual muntah, shiverring,
penurunan tekanan darah < 20% tekanan darah
awal
h. Observasi produksi urine, ½ - 1 cc/kgBB
i. Catat tanda vital pasien pada lembar observasi
j. Pindahkan pasien ke ruang perawatan bila Aldrette
Score > 8
k. Cuci tangan
211
PERAWATAN PASIEN PASCA PEMBERIAN ANESTESI
UMUM DI RUANG PULIH SADAR
213
PERAWATAN POST ODC DENGAN LA
215
PEREKAMAN EKG
1. Persiapan alat :
a. Set mesin EKG
b. Kabel untuk sumber listrik
c. Kabel elektrode extremitas dan dada
d. Plat elektrode
e. Balon elektrode dada 2/3
PROSEDUR f. Jelly atau kapas basah
g. Bengkok
h. Kapas alkohol
i. Tissue
j. Kertas EKG
2. Persiapan pasien :
a. Perawat memperkenalkan diri
216
PEREKAMAN EKG
217
PEREKAMAN EKG
218
PERSIAPAN CHECK MESIN ANESTESI
1. Persiapan Alat
a. Kabel rol
b. Sarung tangan non steril 2/3
2. Persiapan Mesin
a. Mesin ventilator
PROSEDUR b. Curogated
c. Tight Fitting Mask
d. Vaporiser
219
PERSIAPAN CHECK MESIN ANESTESI
e. Soda lime
f. Slang oksigen (O2) dan nitrogen (N2O)
3. Persiapan Petugas
a. Lepas perhiasan
b. Pakai masker dan tutup kepala
4. Pelaksanaan
a. Lakukan cuci tangan ( sesuai SPO cuci tangan )
b. Pakai sarung tangan
c. Pasang gas input ( oksigen dan nitrogen) dengan
mesin anestesi
d. Pasang curogated pada tempat yang sesuai di mesin
anestesi
e. Pasang vaporizer yang sesuai dengan volatile agen
yang diinginkan
f. Cek soda lime yang ada di mesin anestesi, segera
PROSEDUR lakukan penggantian jika warna sudah mengalami
perubahan sesuai dengan warna dari tiap produk
soda lima ( merah menjadi putih atau putih menjadi
abu-abu)
g. Lakukan test kebocoran mesin, putar knop mesin
anestesi pada posisi close, putar dial gas flow
oksigen secukupnya, pastikan turbin oksigen pada
tabung flow meter berputar, cek udara keluar pada
curogated respiratory circuit. Tutup ujung curogated
respiratory circuit dengan menggunakan telapak
tangan. Pastikan ada keocoran atau tidak dengan
melihat bag yang mengembang penuh dan tidak
terdengan suara adanya kebocoran udara
h. Lakukan test ”one gas test” dengan menilai saluran
oksigen dan nitrogen dengan cara :
1) Kedua turbin dalam posisi tertutup, jika oksigen
dialirkan turbin nitrogen tidak akan ikut terbuka.
Tetapi sebaliknya jika nitrogen yang dialirkan,
turbin oksigen harus ikut terbuka dan oksigen
mengalir
220
PERSIAPAN CHECK MESIN ANESTESI
221
PERSIAPAN PASIEN UNTUK TINDAKAN ANESTESI
1. Persiapan Alat
a. Monitor vital sign
b. Lembar dokumentasi perawat
2. Persiapan Pasien
a. Jelaskan pada pasien tentang tujuan dan tindakan
2/2
PROSEDUR yang akan dilakukan
b. Atur posisi pasien tidur terlentang atau senyaman
mungkin
3. Persiapan Petugas
a. Lepas perhiasan
b. Pakai masker dan tutup kepala
222
PERSIAPAN PASIEN UNTUK TINDAKAN ANESTESI
223
PHLEBOTOMY DENGAN SPUIT
1. Persiapan alat :
a. Sarung tangan steril.
b. Alkohol swab
c. Tourniquet
d. Tabung vacum sesuai permintaan pemeriksaan
e. Blood container
f. Spuit sesuai kebutuhan
PROSEDUR g. Wing Needle
h. Plester
2. Persiapan pasien :
a. Perawat mengucapkan salam dan memperkenalkan
diri
224
PHLEBOTOMY DENGAN SPUIT
225
PHLEBOTOMY DENGAN SPUIT
226
PHLEBOTOMY DENGAN VACUNTAINER
1. Persiapan alat :
a. Sarung tangan steril.
b. Alkohol swab
c. Tourniquet
d. Tabung vacum sesuai permintaan pemeriksaan
2/3
e. Blood container
PROSEDUR f. Spuit sesuai kebutuhan
g. Wing Needle
h. Plester
2. Persiapan pasien :
a. Perawat mengucapkan salam dan
227
PHLEBOTOMY DENGAN VACUNTAINER
memperkenalkan diri
b. Menjelaskan kepada pasien tentang
prosedur yang akan dilakukan.
c. Mengatur posisi pasien :
⮚ Pada posisi duduk, lengan diletakkan di
atas meja atau tempat tidur, dapat
menggunakan bantal untuk memberikan
posisi nyaman
⮚ Pada posisi berbaring, lengan diulurkan
lurus dari bahu sampai pergelangan
tangan
d. Memasang sketsel/ menutup korden.
3. Pelaksanaan oleh perawat :
a. Cuci tangan (sesuai SPO cuci tangan ).
b. Identifikasi pasien ( sesuai SPO identifikasi pasien ).
c. Pasang sarung tangan ( sesuai SPO memasang
sarung tangan
d. Tentukan daerah punksi vena :
Vena yang tepat untuk pengambilan darah : vena
mediana cubiti ( terbaik ), vena cephalica atau vena
PROSEDUR basilica ( besar, elastis, bentuk lurus dan rangsang
sakit kurang )
e. Pasang tourniquet 4-5 jari di atas vena yang akan
dipunksi.Pemasangan jangan terlalu kencang, tidak
lebih dari 1 menit dan apabila punksi vena tertunda,
sebaiknya dilepas dulu dan dipasang kembali
sebelum dipunksi.
f. Desinfeksi daerah punksi.
g. Pegang jarum pada bagian tutup yang 3/3 berwarna
dengan satu tangan, kemudian putar dan lepaskan
bagian berwarna putih dengan tangan lainnya
h. Pasangkan jarum pada holder, biarkan tutup yang
berwarna tetap pada jarum
i. Bila posisi pungsi telah siap, lepaskan tutup jarum
yang berwarna. Lakukanlah pungsi vena seperti
biasa
j. Masukkan tabung ke holder. Tempatkan jari telunjuk
228
PHLEBOTOMY DENGAN VACUNTAINER
229
RE-USE HOLLOWFIBER HEMODIALISA
A. PERALATAN
1.Fasilitas pembersih dializer antara lain:
⮚ Mesin pembersih dializer secara otomatiS.
⮚ Tempat pembersih dializer atau kran dializer yang
mana milik pasien dengan hepatitis positif harus
dipisahkan dengan pasien negative.
⮚ Disediakan exhaust fan dan ruangan pembersih
PROSEDUR dializer ber AC dengan penerangan yang
mencukupi.
⮚ Wastafel (tempat cuci tangan) yang tidak diputar
dengan tangan dan dilengkapi dengan cairan
desinfectan, sarung tangan non steril, handuk
kertas disposable, apron dan kacamata google.
⮚ Tempat sampah tertutup untuk bloodlines dan
230
RE-USE HOLLOWFIBER HEMODIALISA
dializer kotor.
⮚ Tersedia saluran pembuangan air di ruang
pembersih dializer agar tetap bersih, kering dan
tidak amis.
⮚ Air RO sesuai standart.
⮚ Renalin 100 konsentrasi 100% (10L) yang akan
digunakan untuk sterilisasi dialyzer dan
dihubungkan ke tubing/selang intake dari mesin
reuse otomatis.
⮚ Siapkan Renalin 1%( dicampur air RO )
untuksterilisasi Cap, RC connector dan untuk
membilas permukaan mesin reuse.
2. Kalibrasi Mesin Re-Use (sebelum memulai re-use)
⮚ Siapakan calibration cell, sambungkan calibration
cell ke tubing arteri dan venous dari mesin reuse
(merah diatas dan biru dibawah).
⮚ Perhatikan angka pada calibration cell (tertulis
70), artinya setelah proses kalibrasi mesin harus
menunjukkan angka 70, akurasi ±3 (67-73).
PROSEDUR ⮚ Check tekanan/pressure pada Pressure Gauge
Meter (static pressure 1.38-3.79 bar)
⮚ Tekan tombol ON pada mesin, maka lampu
3/6
indicator kuning akan menyala, dan dimonitor
bagian depan muncul bacaan SEL dan –
⮚ Tekan tombol MUTE dan RESET secara
bersamaan, sampai dimonitor program step
muncul angka 00
⮚ Tekan tombol Hold to Set, putar kea rah kanan
tombol SET hingga volume menunjukkan nilai
225 atau ataur tombol SET pada nilai 225.
⮚ Tekan tombol START PROCESS, maka kalibrasi
dimulai.
⮚ Perhatikan pada step 4 , maka tekanan pada
Pressure Gauge akan menunjukkan 30-35 psi
(2,07-2.41 bar).
⮚ Setelah proses kalibrasi selesai, alarm akan
bebrbunyi dan pada monitor program step
231
RE-USE HOLLOWFIBER HEMODIALISA
232
RE-USE HOLLOWFIBER HEMODIALISA
233
RE-USE HOLLOWFIBER HEMODIALISA
234
RE-USE HOLLOWFIBER HEMODIALISA
SKIN TEST
2. Persiapan alat :
i. Sarung tangan steril.
j. Alkohol swab
k. Spuit 1 cc
l. Spuit 10 cc
m. Bengkok
n. Obat sesuai order dokter 2/3
o. Aquabidest
p. Alat ukur/penggaris
PROSEDUR q. Alat tulis untuk penanda
2. Persiapan pasien :
237
SKIN TEST
238
SPIROMETRI
240
RESUSITASI JANTUNG PARU
1) Periksa respon:
a) Petugas / Perawat RSU Karsa Husada Batu segera
memeriksa ada tidaknya cedera dan tentukan
PROSEDUR ada respon atau tidak.
b) Tepuk atau guncangkan secara halus, panggil atau
241
RESUSITASI JANTUNG PARU
tanya. 2/6
c) Bila diduga ada trauma kepala atau leher,
pasien tak boleh digerakkan kecuali bila benar-
benar diperlukan.
2) Aktifkan sistem pelayanan emergensi yang ada:
Bila terjadi di luar RSU Karsa Husada Batu:
a) panggil bantuan,
b) sebutkan jenis bantuan yang diperlukan,
c) lokasi korban,
d) nomor telpon yang digunakan,
e) apa yang terjadi,
f) jumlah orang yang memerlukan pertolongan
g) kondisi korban, dan informasi lainnya.
3) CIRCULATION (Sirkulasi)
a) Letakkan korban pada posisi terlentang dan
jalan nafas terbuka.
b) Posisi korban:
i) Tempatkan korban pada posisi terlentang,
pada tempat yang keras dan datar.
ii) Bila korban telungkup, balikkan korban dalam
satu kesatuan sehingga kepala, bahu dan badan
bergerak serentak hingga tak ada yang terputar.
Kepala dan leher harus berada pada
satu bidang, lengan berada di samping badan.
PROSEDUR c) Periksa ada tidaknya tanda-tanda sirkulasi;
i) Periksa ada tidaknya nadi karotis dalam waktu 5
- 10 detik.
ii) Periksa denyut nadi karotis adalah
dengan mempertahan posisi kepala ( 3/6head tilt )
dengan satu tangan. Raba trakhea dengan
2 atau 3 jari tangan yang lain, geser jari-jari
tersebut tersebut ke lateral sisi penolong hingga
celah antara trakhea dan otot.
iii) Gunakan tekanan yang lembut saja sehingga
tidak menekan arterinya. Bila denyut arteri
karotis tak teraba lakukan kompresi dada.
b) Kompresi dada:
242
RESUSITASI JANTUNG PARU
243
RESUSITASI JANTUNG PARU
244
RESUSITASI JANTUNG PARU
245
RESUSITASI JANTUNG PARU
246