Anda di halaman 1dari 246

RUMAH SAKIT UMUM AMBULASI DINI

KARSA HUSADA BATU


Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

065/3688/1.9./102. 02 1/2
6/2019

Tanggal Terbit DIREKTUR


RUMAH SAKIT UMUM
KARSA HUSADA BATU

Standar Prosedur
1 Juni 2019
Operasional
dr.TRIES ANGGRAINI, M.Kes
Pembina Tk. I
NIP. 19640620 199002 2 001

Suatu   tindakan yang dilakukan untuk    membantu pasien    


PENGERTIAN dalam pelaksanakan  latihan  mobilisasi secara bertahap

Sebagai acuan agar pasien dapat melakukan latihan    


TUJUAN mobilisasi secara bertahap
sehingga pasien merasa nyaman
Pelayanan di setiap instalasi selalu berorentasi pada mutu
dan keselamatan pasien ( Surat Keputusan Direktur
KEBIJAKAN Rumah Sakit Umum Karsa Husada Batu Nomor :
188.4/732/102.6/2019 ) tentang kebijakan pelayanan
Rumah Sakit Umum Karsa Husada Batu.
1. Persiapan alat
Alat bantu kursi/kursi roda
2. Persiapan pasien
Perawat memperkenalkan diri dan menjelaskan pada 
PROSEDUR pasien tentang  prosedur   tindakan   yang akan
dilakukan
3. Pelaksanaan oleh perawat :
a. Cuci tangan ( sesuai SPO cuci tangan )
b. Identifikasi pasien ( sesuai SPO identifikasi 
pasien )
1
RUMAH SAKIT UMUM AMBULASI DINI
KARSA HUSADA BATU
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

065/3688/1.9./102. 02 1/2
6/2019

c. Dekatkan alat bantu ke pasien. 2/2


d. Perawat berdiri disisi tempat tidur
e. Bantu  pasien  menggeser  kakinya  ke samping
tempat  tidur
f. Bantu    pasien  duduk  dan   menurunkan
kaki  secara perlahan dari tempat tidur
g. Bantu pasien turun dari tempat tidur/berdiri
h. Bantu pasien duduk dikursi/kursi roda
PROSEDUR
i. Cuci tangan
j. Perhatikan   respon  pasien  dan  mencatat
dalam  catatan  perawat
1. Instalasi Rawat Inap
2. Instalasi Gawat Darurat
3. Instalasi Rawat Jalan
UNIT TERKAIT
4. Instalasi Hemodialisa
5. Instalasi Anesthesi dan Terapi Intensif

2
ASISSTENSI

TINDAKAN BSO (BRONKOSKOPI SERAT OPTIK)

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3689/1.9.4/ 02 1/7


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

Tanggal Terbit

Standar Prosedur
Operasional 1 Juni 2019

Asisstensi tindakan Bronkoskopi Serat Optik (SOP) adalah


pendampingan tindakan invasif dengan menggunakan alat
PENGERTIAN bronkoskopi serat optik ke dalam percabangan bronkus
untuk keperluan diagnostik dan terapi.

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk:

a. Diagnostik untuk mengetahui:


1. Penyakit atau keadaan paru yang belum jelas
penyebab/ situasi/ lokasinya.
2. Penilaian percabangan bronkus (tracheobronchial
tree).
3. Pemeriksaan bilasan bronkoalveolar (broncoalveolar
lavage/ BAL).
4. Pengambilan bahan/ spesimen di bronkus.
TUJUAN 5. Bronkografi selektif.
b. Terapi:
1. Pengeluaran benda asing.
2. Pengeluaran bekuan darah pada hemoptisis masif.
2/7
3. Pengeluaran penumpukan sekret bronkus (mucous
plug)
4. Pemasangan pipa trakea.
5. Terapi kanker dengan laser (NAD-YAG, KTP).
6. Pemasangan tracheobronchial stent.

Kontra Indikasi:
Absolut:
● Tidak ada, sangat tergantung ketrampilan operator
3
ASISSTENSI

TINDAKAN BSO (BRONKOSKOPI SERAT OPTIK)

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3689/1.9.4/ 02 1/7


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

dan teknik yng digunakan.


Relatif:
● Gangguan fungsi paru/ jantung berat.
● Keadaan umum yang menurun baik karena demam
atau penyebab lainnya.
TUJUAN ● Hipoksemia berat.
● Pasien tidak kooperatif.
Kesehatan yang bersumber daya masyarakat sesuai sosial
ekonomi dan budayanya.

Bekerja sesuai standar profesi, standar prosedur


operasional yang berlaku dan etika profesi ( Surat
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Karsa Husada
Batu No: 188.4/732/102.6/2019 ) tentang kebijakan
pelayanan Rumah Sakit Umum Karsa Husada Batu .

Persiapan:

A. Alat:
● Bronkoskopi satu unit dengan “light source” harus
berfungsi baik.
● Unit penyedot berfungsi baik.
PROSEDUR ● Lampu kepala.
● Aparatus instilasi lidokain.
3/7
● Oksimeter.
● Sumber oksigen dengan aparatusnya harus tersedia
dengan baik.
● Obat-obat gawat darurat, yaitu NaCl 0,9% dingin,
adrenalin, dexametason, sulfas atropin, harus
tersedia.

B. Pasien:
● Persetujuan tindakan bronkosopi dari penderita
yang diketahui keluarga terdekat dengan saksi
petugas medis, setelah pasien diberi penjelasan
tentang tindakan dan tujuan pemeriksaan serta
4
ASISSTENSI

TINDAKAN BSO (BRONKOSKOPI SERAT OPTIK)

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3689/1.9.4/ 02 1/7


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

komplikasinya.
● Dilakukan pemeriksaan sebagai berikut:
⮚ Foto toraks PA dan lateral terbaru.
⮚ Faal paru (VC ≥ 1000 ml).
⮚ EKG.
⮚ Faal hemostasis normal.
● Penderita dipuasakan 4-6 jam (supaya lambung
dalam keadaan kosong) sebelum tindakan BSO.
● Penderita diberi codein 20 mg 12 jam dan 6 jam
sebelum tindakan BSO.
Teknik BSO:

PROSEDUR Metode Insersi :

1. Trans Oral (sering dilakukan).


2. Trans Nasal.
3. Via Rigid Bronchoscopy/ Endotracheal Tube.
4. Flexible Bronchoscopy.
Prosedur Diagnostik:

▪ Pasien disiapkan diruang persiapan dengan


memeriksa tanda-tanda vital, status 4/7 paru dan
kardiologis.
▪ Premedikasi dengan sulfas atropin 0,25 mg intra
muscular atau intra vena (IM/ IV). Bila perlu dapat
ditambahkan diazepam 5-10 mg atau midazolam
0,07-0,67mg/kgBB IM/ IV.
▪ Anestesi lokal oral dengan kumur-kumur lidoakain
2% 5 mg selama 5 menit dalam posisi duduk.
▪ Anestesi lokal lanjutan, didaerah orofaring dan
laringofaring serta pita suara dengan xylocain spray
10% (5-7 semprot).
▪ Instilasi lidokain 2% 2 ml kedalam trakea melalui pita
suara dengan bantuan kaca laring.
▪ Pasien diperiksa dalam posisi duduk, terlentang
atau posisi lainnya dengan pemeriksa berdiri di
belakang kepala penderita.
▪ Oksimeter ditempelkan pada jari telunjuk kanan atau
5
ASISSTENSI

TINDAKAN BSO (BRONKOSKOPI SERAT OPTIK)

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3689/1.9.4/ 02 1/7


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

kiri, pasien diberi oksigen dengan kanula nasal


dengan arus 3-4 liter/ menit dan kedua mata ditutup
dengan kain penutup untuk mencegah terkena
larutan lidocain/ cairan pembilas.
▪ Mouth-piece diletakkan di antara gigi rahang atas
dan rahang bawah untuk mencegah tergigitnya
bronkoskop.
PROSEDUR ▪ Insersi bronkoskopi dilakukan secara transoral atau
transnasal.
▪ Pelajari pita suara, trakea, karina, bronchus utama
kanan/ kiri, bronkus lobus, bronkus segemen,
bronkus sub segmen.
▪ Lakukan observasi langsung, adanya perubahan-
perubahan patologi atau masih normal.
▪ Lakukan pengambilan spesimen dengan cara
sebagai berikut: 5/7
o Aspirasi sekret
o Bilasan (Washing)
o Sikatan (Brushing)
o Biopsi

Prosedur Terapi:

A. Aspirasi sekret.
▪ Setelah bronkoskop masuk ke dalam saluran
napas, dipelajari pita suara, trakea, karina,
bronkus kanan-kiri, bronkus segmen, bronkus
subsegmen.
▪ Pada daerah yang dicurigai adanya infeksi,
keganasan, darah/ bekuan darah, benda asing,
dilakukan aspirasi. Tindakan tersebut dilakukan
beberapa kali sampai dirasakan cukup bersih/
didapat cukup bahan pemeriksaan.
B. Bilasan Bronkus (Washing):
▪ Setelah bronkoskop masuk ke dalam saluran
napas, dipelajari pita suara, trakea, karina,
bronkus kanan-kiri, bronkus segmen, bronkus
6
ASISSTENSI

TINDAKAN BSO (BRONKOSKOPI SERAT OPTIK)

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3689/1.9.4/ 02 1/7


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

subsegmen.
▪ Pada daerah yang dicurigai adanya infeksi,
keganasan, darah/ bekuan darah, benda asing,
dicuci/ bilas dengan NaCl 0,9% sebanyak 5 cc
yang kemudian disedot lagi. Tindakan tersebut
dilakukan beberapa kali sampai dirasakan cukup
bersih/ didapat cukup bahan pemeriksaan.
C. Sikatan Bronkus(Brushing):

▪ Setelah bronkoskop masuk ke dalam saluran


napas, dipelajari pita suara, trakea, karina,
PROSEDUR bronkus kanan-kiri, bronkus segmen, bronkus
subsegmen. 6/7
▪ Pada daerah bronkus yang dicurigai adanya
kelainan, disikat dengan brush baik yang tanpa
selubung maupun yang dengan selubung
tunggal atau selubung ganda (tergantung
bronkoskopi yang digunakan). Penyikatan
dilakukan beberapa kali sampai dirasakan cukup.
▪ Sesudah alat sikat dikeluarkan dari saluran
napas, alat sikat dikeluarkan dari ujung
bronkoskopi sepanjang kurang lebih 5 cm dan
dioleskan pada gelas objek.
▪ Alat sikat dikeluarkan dari bronkoskop.
▪ Dilakukan evaluasi apakah ada perdarahan
akibat dari penyikatan.
D. Biopsi:

▪ Setelah bronkoskop masuk ke dalam saluran


napas, dipelajari pita suara, trakea, karina,
bronkus kanan-kiri, bronkus segmen, bronkus
subsegmen.
▪ Bila tampak massa/ jaringan granulomatosa,
maka ujung bronkoskop ditempatkan kurang
lebih 4 cm di atas daerah tersebut.
Disemprotkan adrenalin 1:10.000 sebanyak 1 cc,
kemudian dimasukkan forsep melalui manuver
channel sampai terlihat keluar diujung
7
ASISSTENSI

TINDAKAN BSO (BRONKOSKOPI SERAT OPTIK)

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3689/1.9.4/ 02 1/7


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

bronkskop, asisten diinstruksikan untuk


membuka forsep, lalu forsep didorong sampai
terbenam di massa/ jaringan granulomatosa,
kemudian asisten diinstruksikan untuk menutup
forsep. Operator menarik forsep 1-2 cm sambil
melihat akibat yang terjadi (misalnya perdarahan,
PROSEDUR dll).
▪ Forsep berikut material yang didapat, ditarik
keluar dari bronkoskop.
▪ Bahan yang didapat direndam dalam pot plastik
berisi formalin 40% dan segera 7/7 dikirim ke
laboratorium patologi anatomi.

BSO Otofluoresensi:

● Indikasi BSO otoflurresensi:


⮚ Deteksi dini pada kelompok risiko tinggi dengan
sputum sitologi abnormal, evaluasi pascareseksi
kanker paru (second primary lung cancer).

⮚ Menentukan daerah aman sebelum reseksi bedah


(pre operative determination of the resection line).
⮚ Digunakan untuk menentukan batas tumor (tumor
margin) dengan melihat luas penyebaran
endobronkial pada tumor paru.
Diutamakan untuk melihat lesi pra kanker yang tidak
terlihat secara radiologis maupun bronkoskopi biasa

PROSEDUR
UNIT TERKAIT Ruang OK Paru

8
CARA PEMBERIAN OBAT INSULIN

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3690/1.9.4/ 02 1/2


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

Tanggal Terbit DIREKTUR


RUMAH SAKIT UMUM
KARSA HUSADA BATU

Standar Prosedur
Operasional 1 Juni 2019

dr.TRIES ANGGRAINI, M.Kes


Pembina Tk. I
NIP. 19640620 199002 2 001
Memberikan  obat  melalui  injeksi  dengan  tujuan
mengendalikan kadar gula darah akibat gangguan kerja
PENGERTIAN
insulin sel β pankreas

Mengendalikan kadar gula darah.
TUJUAN
Pelayanan di setiap instalasi selalu berorientasi pada
mutu dan keselamatan pasien ( Surat Keputusan Direktur
KEBIJAKAN Rumah Sakit Umum Karsa Husada Batu No:
188.4/732/102.6/2019 ) tentang kebijakan pelayanan
Rumah Sakit Umum Karsa Husada Batu
1.    Persiapan alat :
a. Obat yang diperlukan : insulin.
b. Spuit 1 ml/ spuit insulin.
c. Kapas alkohol/alkohol swap
d. Baki
9
CARA PEMBERIAN OBAT INSULIN

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3690/1.9.4/ 02 1/2


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

2.    Persiapan pasien :
a. Perawat memperkenalkan diri
b. Jelaskan pada pasien tindakan yang akan
dilakukan.
PROSEDUR 2/2
c. Pasang tabir/korden.
3. Pelaksanaan oleh perawat :
a. Cuci tangan ( sesuai SPO cuci tangan
b. Identifikasi pasien ( sesuai SPO identifikasi
pasien ).
c. Tentukan dosis obat sesuai dengan pesanan
dokter.
d. Ambil obat ke dalam spuit.
e. Tentukan  tempat  penyuntikan : 1/3  lengan  atas,
area 3 jari di seputar umbilikal, lokasi femur
f. Desinfeksi kulit / tempat penyuntikan.
g. Keluarkan udara dari dalam spuit.
h. Masukkan  jarum  dengan  posisi kemiringan
sesuai  dengan lokasi penyuntikan secara tepat.
i. Injeksikan dengan perlahan-lahan.
j. Lepas jarum dan beri massase/sedikit pijatan.
k. Beritahu  pasien   bahwa  prosedur  tindakan 
sudah selesai lalu rapikan lingkungan dan alat –
alat.
l. Cuci tangan.
m. Dokumentasikan prosedur dalam status rekam
PROSEDUR
medis pasien.
Perhatian :
1. Pemberian injeksi insulin  secara  terus   –
menerus   sebaiknya dilakukan   di  tempat yang
berbeda untuk   menghindari gangguan
penyerapan.
2. Sebaiknya dilakukan pemeriksaan
gula darah secara  rutin.

UNIT TERKAIT 1. Instalasi Rawat Inap


2. Instalasi Gawat Darurat
3. Instalasi Rawat Jalan

10
CARA PEMBERIAN OBAT INSULIN

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3690/1.9.4/ 02 1/2


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

4. Instalasi Hemodialisa
5. Instalasi Anesthesi dan Terapi Intensif

PEMBERSIHAN DAN DESINFEKSI FIBERSKOP


SECARA MANUAL

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3691/1.9./ 02 1/2


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

Tanggal Terbit DIREKTUR


RUMAH SAKIT UMUM
KARSA HUSADA BATU

Standar Prosedur 1 Juni 2019


Operasional

dr.TRIES ANGGRAINI, M.Kes


Pembina Tk. I
NIP. 19640620 199002 2 001
Adalah prosedur pembersihan dan desinfeksi fiberskop
PENGERTIAN tanpa mengunakan alat khusus.

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk


TUJUAN menjaga alat tetap steril dan siap digunakan sewaktu-
waktu.

KEBIJAKAN Pelayanan di setiap instalasi selalu berorientasi pada


mutu dan keselamatan pasien ( Surat Keputusan Direktur

11
PEMBERSIHAN DAN DESINFEKSI FIBERSKOP
SECARA MANUAL

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3691/1.9./ 02 1/2


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

Rumah Sakit Umum Karsa Husada Batu Nomor :


188.4/732/102.6/2019 tentang kebijakan pelayanan
Rumah Sakit Umum Karsa Husada Batu

Cara membersihkan dan mendesinfeksi fiberskop :


1) Fiberskop dicuci pada air kran mengalir hingga bersih.
2) Peganglah fiberskop dengan erat dan mantap,
bersihkan tube insersi dengan kassa basah
mengandung larutan CIDEX SIM 2/2
3) Segera semprotkan air bersih ke fiberskop melalui
kanal biopsy, diulang beberapa kali, supaya tidak
terjadi penyumbatan pada fiberskop.
4) Masukkan sikap kanal melalui kanal biopsy sampai
PROSEDUR ujung, sikat keluar pada ujung fiberskop, kemudian
tarik sepenuhnya sikat, lakukan beberapa kali sampai
kanal bersih
5) Bagian dalam fiberskop di semprot dengan cairan
desinfektan (CIDEX SIM), melalui kanal biopsy
dengan sepuit, kemudian semprot dengan air bersih
beberapa kali.
6) Fiberskop dicuci pada air kran mengalir hingga bersih.
7) Letakkan fiberskop dalam bak pertama, yang telah
diisi larutan cidex OPA kira-kira 10 menit
8) Fiberskop di lap dengan kassa agar cepat kering
PROSEDUR 9) Pasang light source dan fiberskop, kemudian tekan
air/water feeding selama 30 detik,(sampai alat
kering ).
UNIT TERKAIT Ruang Endoskopi

12
CARA MENGHIDUPKAN DAN MEMATIKAN
ENDOSCOPY VIDEO PROCESSOR PENTAX EPK-1000

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3692/1.9.4/ 02 1/3


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

Tanggal Terbit DIREKTUR


RUMAH SAKIT UMUM
KARSA HUSADA BATU

Standar Prosedur 1 Juni 2019


Operasional

dr.TRIES ANGGRAINI, M.Kes


Pembina Tk. I
NIP. 19640620 199002 2 001
Adalah rangkaian cara untuk menghidupkan dan
PENGERTIAN mematikan endoskopi video prosessor pentax EPK-1000

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah agar alat


TUJUAN
dihidupkan dengan baik dan benar sehingga tidak rusak.
Bekerja sesuai standar profesi, standar prosedur
operasional yang berlaku dan etika profesi ( Surat
Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Karsa Husada
KEBIJAKAN
Batu No : 188.4/732/102.6/2019 ) tentang kebijakan
pelayanan Rumah Sakit Umum Karsa Husada Batu

I. CARA MENGHIDUPKAN ENDOSCOPY UNIT

1. Hidupkan Power Listrik


2. Siapkan Endoscopy PENTAX, masukkan

13
PROSEDUR Electrical Connector ke Video Processor EPK-
1000,
kemudian kunci (Scope Locking Lever 2/3
ke posisi
Lock)
3. Pasang Selang Suction ke Endoscopy Scope
4. Pasang selang Air Bottle ke Endoscopy Scope
5. Pasang selang Water Jet ke Scope ( untuk
Colonoscopy atau Gastroscopy yang menggunakan
Water Jet )
6. Nyalakan LCD Monitor, Video Processor EPK-1000
Pentax & Printer EPSON STYLUS PHOTO T60
7. Setting pada Video Processor EPK series Pentax
a) Brightness b)Color Balance c) Pump
⮚ Auto Posisi - Blue posisi 0 - On ( High )
⮚ Peak Posisi - Red posisi 0
⮚ Brightness
posisi 0

8. Masukan Data Pasien dan User


a) Tekan tombol New Patient pada Keyboard
Masukan data NAMA, tekan tombol
▼.lanjutkan isi ID, AGE, SEX, COMMENT lalu
tekan tombol ENTER.
b) Tekan tombol USER pada Keyboard.
PROSEDUR Pilih User dengan menekan tombol ▼.
Lanjutkan dengan menekan tombol ENTER.
9. Hidup-kan lampu pada Video Processor
Lakukan “White Balance” dengan cara memasukan
ujung scope pada alat “Kalibrasi”, Tekan tombol
White Bal pada Video Processor sampai terdengar
“tit”& pada layar Monitor kanan bawah muncul WB
OK!
10. Pengetesan Air/Water Feeding ( Tutup Water
Bottle, masukkan ujung scope ke dalam air, tutup
dan tekan bergantian Air/Water Valve, 3/3
perhatikan
gelembung udara yang keluar di dalam air harus
cukup besar )
11. Scope siap digunakan.

II. CARA MEMATIKAN ENDOSCOPY UNIT

1. Matikan lampu pada Video Processor EPK-1000


dengan cara menekan tombol Lamp .
2. Bilas Scope, masukkan ujung scope ke dalam air
dan cairan disinfektan secara berurutan sambil di-
suction
( tekan Suction Valve )
3. Lepaskan Selang Suction, Selang Water Bottle dan
Selang Water Jet dari scope.
PROSEDUR 4. Matikan monitor & Printer
5. Setelah ± 2 Menit, matikan Switch Video Processor
14
Pentax
6. Lepas Scope dari Video Processor Pentax
7. Selesai. Selanjutnya Scope dibersihkan & dilakukan
proses disinfektan.

UNIT TERKAIT Ruang Endoskopi

DESINFEKSI BRONKOSKOPI

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

065/3693/1.9.4/ 02 1/1
102.6/2019
RUMAH SAKIT UMUM
KARSA HUSADA BATU
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu
Tanggal Terbit DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM
KARSA HUSADA BATU

Standar Prosedur 1 Juni 2019


Operasional

dr.TRIES ANGGRAINI, M.Kes


Pembina Tk. I
NIP. 19640620 199002 2 001
PENGERTIAN Adalah tindakan untuk desinfeksi alat BSO.

15
DESINFEKSI BRONKOSKOPI

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

065/3693/1.9.4/ 02 1/1
102.6/2019
RUMAH SAKIT UMUM
KARSA HUSADA BATU
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
TUJUAN
desinfeksi alat BSO sehingga siap untuk dipakai kembali.

Bekerja sesuai standar profesi, standar prosedur


operasional yang berlaku, dan etika profesi ( Surat
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Karsa Husada
Batu Nomor : 188.4/732/102.6/2019 ) tentang kebijakan
pelayanan Rumah Sakit Umum Karsa Husada Batu

Prosedur pencucian dan desinfeksi bronkoskop:


1. Tahap awal bronkoskop dibersihkan dengan detergen.
2. Kemudian direndam dalam 2% glutaraldehide selama
20 menit.
3. Pada penderita suspek infeksi Mycobacterial atypical
dan pasien HIV (+), direkomendasikan perendaman
PROSEDUR
selama 60 menit.
4. Bilas bronkoskop dengan air steril atau air yang di
autoclav atau air yang disaring menggunakan filter 0,2
µm.
5. Bila kualitas air diragukan, permukaan eksternal
bronkoskop dilap dengan alkohol 70%.
UNIT TERKAIT Ruang Endoskopi

16
ETIKA BATUK

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3694/1.9.4/ 02 1/2


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

Tanggal Terbit DIREKTUR


RUMAH SAKIT UMUM
KARSA HUSADA BATU

Standar Prosedur 1 Juni 2019


Operasional

dr.TRIES ANGGRAINI, M.Kes


Pembina Tk. I
NIP. 19640620 199002 2 001
Etika batuk adalah komponen kewaspadaan standart yang
PENGERTIAN mengatur prosedur batuk atau bersin yang benar bagi
pasien, pengunjung dan petugas kesehatan

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah kewaspadaan


standart prosedur batuk atau bersin, untuk mengurangi
resiko penyebaran mikroorganisme dari sumber infeksi
TUJUAN melalui udara nafas (droplet/airbone) dan mencegah
perpindahan mikroorganisme dari lingkungan ke pasien
dan dari pasien ke petugas kesehatan

Pelayanan di setiap instalasi selalu berorientasi pada mutu


dan keselamatan pasien ( Surat Keputusan Direktur
KEBIJAKAN Rumah Sakit Umum Karsa Husada Batu Nomor :
188.4/732/102.6/2019 ) tentang kebijakan pelayanan
Rumah Sakit Umum Karsa Husada Batu

1. Pasien yang batuk / bersin diinstruksikan untuk


memalingkan kepala dan menutup mulut/hidung
2/2
dengan tisu
PROSEDUR 2. Jika pasien tidak membawa tisu maka mulut dan hidung
ditutup dengan tangan atau pangkal lengan
3. Memakai masker pada waktu memberikan pelayanan
jika petugas menderita flu atau ISPA
4. Sesudah batuk tangan dibersihkan dan tisu dibuang
pada tempat sampah yang khusus disediakan
5. Cuci tangan setelah kontak dengan saluran nafas

17
ETIKA BATUK

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3694/1.9.4/ 02 1/2


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

Catatan : Hindari batuk ditempat banyak orang, hindari


menyentuh muka setelah batuk / bersin, dan jangan
bertukar sapu tangan dengan orang lain
PROSEDUR
Seluruh instalasi dan unit pelayanan RSU Karsa Husada
UNIT TERKAIT Batu

18
KUMBAH LAMBUNG

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

065/3695/1.9.4/ 02 1/4
RUMAH SAKIT UMUM 102.6/2019
KARSA HUSADA BATU
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

Tanggal Terbit DIREKTUR


RUMAH SAKIT UMUM
KARSA HUSADA BATU

Standar Prosedur 1 Juni 2019


Operasional

dr.TRIES ANGGRAINI, M.Kes


Pembina Tk. I
NIP. 19640620 199002 2 001
Kumbah lambung merupakan salah satu tindakan dalam
memberikan pertolongan kepada pasien dengan cara
PENGERTIAN memasukkan air atau cairan tertentu dan kemudian
mengeluarkannya menggunakan alat yaitu NGT

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk:


1. Membuang racun yang tidak terabsorbsi setelah racun
masuk saluran pencernaan".
TUJUAN
2. Mendiagnosa perdarahan lambung.
3. Membersihkan lambung sebelum prosedur endoscopy.
4. Membuang cairan atau partikel dari lambung
Bekerja sesuai standar profesi, standar prosedur
operasional yang berlaku, dan etika profesi ( Surat
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Karsa Husada
Batu Nomor : 188.4/732/102.6/2019 ) tentang kebijakan
Pelayanan Rumah Sakit Umum Karsa Husada Batu

1. Persiapan Alat :
a. Baki berisi selang NGT ( untuk dewasa 2/4
No. 16 – 20
dan untuk anak No. 8 – 14 )
PROSEDUR b. 2 buah baskom
c. Perlak dan handuk pengalas
d. Stetoskop
e. Spuit 10 CC
f. Plester
g. Nierbeken
h. Kom penampung
19
KUMBAH LAMBUNG

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

065/3695/1.9.4/ 02 1/4
RUMAH SAKIT UMUM 102.6/2019
KARSA HUSADA BATU
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

i. Air hangat
j. Kassa/tissue
k. Jelly
l. Sarung tangan
m. Pinset
n. Tong spatel
o. Corong

2. Persiapan pasien :
a. Perawat memperkenalkan diri
b. Jelaskan kepada pasien tentang tindakan yang
akan dilakukan
c. Pasang sketsel / tirai

PROSEDUR 3. Pelaksanaan oleh perawat :


a. Cuci tangan (sesuai SPO cuci tangan).
b. Identifikasi  pasien ( sesuai SPO identifikasi 
pasien)
c. Bawa peralatan ke pasien
d. Atur posisi pasien, semi fowler ( bila
memungkinkan )
e. Berdirilah di sisi kanan pasien ( bila anda
bertangan dominan kanan ) atau berdirilah di sisi
kiri pasien ( bila anda bertangan dominan kiri )
f. Periksa dan perbaiki : membersihkan mukus dan
sekresi dari hidung dengan tissue lembab
g. Tempatkan handuk di atas dada klien dan
mempertahankan tissue dalam jangkauan pasien
h. Pasang sarung tangan ( sesuai SPO memasang
sarung tangan )
i. Tentukan panjang selang yang akan dimasukkan
dan tandai dengan plester.
j. Ukur jarak dari lubang hidung ke daun telinga,
dengan menempatkan ujung selang melingkar
pada daun telinga.Lanjutkan pengukuran dari daun
telinga ke tonjolan sternum dan tandai lokasi
tonjolan sternum di sepanjang selang dengan

20
KUMBAH LAMBUNG

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

065/3695/1.9.4/ 02 1/4
RUMAH SAKIT UMUM 102.6/2019
KARSA HUSADA BATU
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

plester kecil.
k. Olesi ujung atas selang NGT dengan jelly, dan
bagian ujungnya di klem
l. Minta pasien utnuk menengadahkan kepala
( bila memungkinkan ), masukkan selang ke dalam
lubang hidung yang paling bersih.
m. Pada saat memasukkan selang lebih dalam ke
hidung, mintalah pasien menahan kepala dan leher
lurus dan membuka mulut ( bila pasien dalam
keadaan sadar )
n. Ketika selang terlihat dan pasien bisa merasakan
selang dalam faring, instruksikan pasien untuk
menekuk kapala ke deoan dan menelan ( bila
pasien dalam keadaan sadar )
o. Masukkan selang lebih dalam ke esofagus dengan
PROSEDUR memberikan tekanan lembut tanpa memaksa saat
klien menelan ( jika pasien batuk atau selang
menggulung di tenggorokan, tarik selang ke faring
dan ulangi langkah-langkahnya ) diantara upaya
tersebut dorong pasien untuk bernafas dalam.
p. Ketika tanda plester pada selang mencapai jalan
masuk ke lubang hidung dan hentikan insersi
4/4
selang dan periksa penempatannya serta meminta
pasien membuka mulut untuk melihat selang,
aspirasi denganspuit dan pantau drainase
lambung, tarik udara ke dalam spuit sebanyak 10-
20 ml lalu masukkan ke selang dan dorong udara
sambil mendengarkan lambung dengan stetoskop
jika terdengar gemuruh dan fiksasi selang
q. Untuk mengamankan selang, gunting bagian
tengah plester sepanjang 2 inchi, sisakan 1 inchi
tetap utuh, tempelkan 1 inchi plester pada lubang
hidung, lilitkan salah satu ujung , kemudian yang
lain, satu sisi plester lilitan mengitari selang
r. Setelah NGT masuk, pasien diatur dengan posisi
miring tanpa bantal atau kepala lebih rendah ,
selanjutnya klem dibuka.

21
KUMBAH LAMBUNG

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

065/3695/1.9.4/ 02 1/4
RUMAH SAKIT UMUM 102.6/2019
KARSA HUSADA BATU
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

s. Pasang corong di ujung bawah NGT, air hangat


dituangkan ke dalam corong, jumlah cairan cairan
sesuai kebutuhan ( kurang lebih 500 cc), cairan
yang masuk tyadi dikeluarkan dan ditampung
dalam baskom.
t. Pembilasan lambung dilakukan berulangkali
sampai air yang keluar dari lambung sudah jernih.
u. Jika air yang keluar sudah jernih, selang NGT
dicabut secara pelan-pelan dan diletakkan ke
dalam baki.
v. Rapikan atau membereskan perlengkapan dan
PROSEDUR tempat pasien.
w. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan.
x. Evaluasi respon pasien dan melakukan
pendokumentasian.
1. Instalasi Gawat Darurat.
UNIT TERKAIT 2. Instalasi Rawat Inap.
3. Instalasi Farmasi

22
MELAKUKAN PERAWATAN COLOSTOMY

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3696/1.9.4/ 02 1/2


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

Tanggal Terbit DIREKTUR


RUMAH SAKIT UMUM
KARSA HUSADA BATU

Standar Prosedur 1 Juni 2019


Operasional

dr.TRIES ANGGRAINI, M.Kes


Pembina Tk. I
NIP. 19640620 199002 2 001
Merawat  luka  operasi pembuatan anus buatan
PENGERTIAN sementara  (colostomy) dan  mengganti  kantong 
colostomy.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk:
TUJUAN 1. Mengganti kantong – kantong colostomy.
2. Mencegah infeksi.
Bekerja sesuai standar profesi, standar prosedur
operasional yang berlaku, dan etik profesi ( Surat
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Karsa Husada
Batu Nomor : 188.4/732/102.6/2019 ) tentang kebijakan
pelayanan Rumah Sakit Umum Karsa Husada Batu
1. Persiapan Alat :
a. Sarung tangan on steril.
b. Hemostat steril.
c. Pinset anatomi steril.
d. Mangkok kapas steril.
e. Perlak.
PROSEDUR f. Alas.
g. Gunting plester.
h. NaCl 0,9%. 2/2
i. Bengkok./kantong plastik.
j. Colostomy bag.
2. Persiapan pasien :
a. Perawat memperkenalkan diri
b. Jelaskan pada pasien tentang tindakan yang
akan dilakukan.
c. Pasang sketsel/tirai
23
MELAKUKAN PERAWATAN COLOSTOMY

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3696/1.9.4/ 02 1/2


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

3. Pelaksanaan oleh Perawat :

a. Cuci tangan ( sesuai SPO cuci tangan )


b. Identifikasi pasien( sesuai SPO identifikasi pasien )
c. Bawa  alat  - alat ke samping  tempat tidur pasien
d. Atur posisi pasien sesuai dengan lokasi luka.
e. Pasang alas di bawah luka dengan benar.
f. Siapkan mangkok kapas yang dibasahi NaCl 0,9%
dengan memperhatikan kesterilan.
g. Buang kantong colostomy pada kantong plastik.
h. Perhatikan keadaan luka / kotoran yang keluar.
i. Bersihkan  luka colostomy  dengan prinsip yang 
benar.
j. Buka kantong colostomy yang baru.
PROSEDUR
k. sesuaikan besar lubang colostomy dengan benar.
l. Ambil alas di bawah luka.
m. Rapikan alat – alat.
n. Cuci tangan.
o. Catat  prosedur  yang  telah  dilakukan  dalam
status  / rekam medis pasien.

1. Instalasi Rawat Inap
UNIT TERKAIT 2. Instalasi Rawat Jalan
3. Instalasi Gawat Darurat

24
ASISSTENSI/PENDAMPINGAN TINDAKAN
ESOFAGO-GASTRO-DUODENOSKOPI ( EGD )

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3697/1.9.4/ 01 1/4


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

Tanggal Terbit DIREKTUR


RUMAH SAKIT UMUM
KARSA HUSADA BATU

Standar Prosedur 1 Juni 2019


Operasional

dr.TRIES ANGGRAINI, M.Kes


Pembina Tk. I
NIP. 19640620 199002 2 001
Asisstensi Esofago – Gastro -Duodenoskopi /Gastroskopi
adalah suatu pendampingan oleh perawat untuk
pemeriksaan langsung kedalam rongga saluran cerna
PENGERTIAN bagian atas mulai dari tenggorokan ( esophagus ),
Lambung ( maag ), Sampai ke usus 12 jari
(duodenum ) dengan memasukkan alat gastro intestinal
Fiberskop ( GIF)
a. Diagnostik : Esofagogastroduodenoscopi (EGD) dan
biopsy
b. Terapeutik :
● Skleroterapi dan ligasi varises esofagus
● Skleroterapi histoacryl varises esofagus
TUJUAN ● Pemasangan stent esofagus
● Pemasangan flowcare
● Dilatasi esophagus dengan busi Savary-Guillard
● Polipektomi polip esofagus, gaster dan duodenum
● Hemostatis endoscopi ( perdarahan non varises :
adrenalin + aethoxysclerol, berryplast endoclip dll).
Pelayanan di setiap instalasi selalu berorientasi pada
2/4 mutu
dan keselamatan pasien ( Surat Keputusan Direktur
KEBIJAKAN Rumah Sakit Umum Karsa Husada Batu Nomor :
188.4/732/102.6/2019 ) tentang kebijakan pelayanan
Rumah Sakit Umum Karsa Husada Batu
a. Persiapan
1) Persiapan pasien, meliputi persiapan fisik dan
psikologis antara lain :
● Menjelaskan tentang maksud dan tujuan dari
25
ASISSTENSI/PENDAMPINGAN TINDAKAN
ESOFAGO-GASTRO-DUODENOSKOPI ( EGD )

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3697/1.9.4/ 01 1/4


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

pemeriksaan sekaligus mendapatkan


persetujuan/izin tindakan/ inform consent
● Memastikan bahwa pasien sedang puasa,
minimal 6 – 8 jam sebelum pemeriksaan
● Mengukur dan mencatat hasil observasi keadaan
fisik pasien/tanda-tanda vital
● Mengukur Gula Darah ( GDA ) pada pasien
dengan riwayat penyakit Diabetes Melitus ( DM
).
2) Persiapan alat
● Sumber cahaya/Light Source
● Gastrointestinal Fiberskop
PROSEDUR ● Suction Unit
● Penyangga mulut ( mouth piece )
● Kamera
● Forcep biopsy bila perlu
● Oksigen set
● Jelly
● Tissu
● Bengkok
● Gunting perban
● Kasa seteril
● Kapas antiseptic 3/4
● Spuit 20 cc (1 buah), 2,5 cc (2 buah)
● Botol kecil bertutup isi formalin 10 % (untuk
sediaan biopsy)
● Tiang infuse dan peralatan infuse
lengkap/sesuai kebutuhan
● Peralatan NGT ( bila perlu )
● Karet pembendung
Persiapan Obat-obatan
● Buscopan 1Amp
● Xylokain spray 10 %
● Sulfas Atropin 0,25 mg
● Primperan – Analgesik Ex. Tramadol
b. Pelaksanan
1) Jelaskan ulang kepada pasien/keluarga tentang
26
ASISSTENSI/PENDAMPINGAN TINDAKAN
ESOFAGO-GASTRO-DUODENOSKOPI ( EGD )

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3697/1.9.4/ 01 1/4


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

kegiatan /tindakan yang akan di lakukan


2) Kendorkan ikat pinggang, menanggalkan gigi palsu,
jilbab dan kaca mata bila ada
3) Semprotkan xylocain spray 10 % ke dalam
orofaring
4) Atur posisi pasien miring ke kiri tangan kiri dibawah
bantal dan tangan kanan diatas paha kanan.
5) Berikan suntikan premedikasi ( Dormicum 3 mg dan
buskopan 20 mg , diazepam 10 mg ) > sesuai
dengan program dokter
PROSEDUR 6) Latih pasien cara menelan dan cara bernafas
selama pemeriksaan.
7) Perawat dan dokter memakai Alat Pelindung diri
( skort ,Masker, sarung tangan)
8) Pasang penyangga mulut (mouthpiece)
9) Hubungkan skop dengan Video prossesor.
10) Pegang dan tahan mouthpiece agar fiberskop tidak
tergigit oleh pasien
11) Sementara dokter melakukan pemeriksaan ,
perawat mengobservasi serta memonitor 4/4 tanda-
tanda vital dan tingkat kesadaran, bila ada
perubahan –perubahan yang mengewatirkan
segera lapor ke dokter
12) Lakukan suction bila terdapat secret/air liur yang
banyak
13) Apabila ditemukan kelainan yang memerlukan
tindakan biopsy, dokter melakukan biopsy
kemudian perawat :
● Memasukkan specimen ke dalam botol
● Memberi label nama, tanggal / bulan / tahun
dan jenis specimen tersebut
14)Sementara dokter mengeluarkan fiberskop,
perawat mengobservasi pasien kemudian
mouthpiece di lepaskan
15)Pasien dirapikan dan alat-alat di lepaskan

c. Pasca Tindakan

27
ASISSTENSI/PENDAMPINGAN TINDAKAN
ESOFAGO-GASTRO-DUODENOSKOPI ( EGD )

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3697/1.9.4/ 01 1/4


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

1) Pindahkan pasien ke ruang pulih (RR)


2) Observasi tanda-tanda vital, muntah dan tingkat
kesadaran. Pasien tidak boleh makan/ minum
PROSEDUR
post tindaka n kurang lebih ½ - 1 jam, untuk
mencegah terjadinya aspirasi.

Unit/Ruang Endoscopy
UNIT TERKAIT

28
MEMANDIKAN PASIEN DI TEMPAT TIDUR

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3698/1.9.4/ 02 1/4


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

Tanggal Terbit DIREKTUR


RUMAH SAKIT UMUM
KARSA HUSADA BATU

Standar Prosedur
Operasional 1 Juni 2019

dr.TRIES ANGGRAINI, M.Kes


Pembina Tk. I
NIP. 19640620 199002 2 001
Membersihkan tubuh pasien dengan menggunakan air 
PENGERTIAN dan sabun.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk:
1. Membersihkan kulit dan menghilangkan bau badan.
2. Memberikan perasaan segar.
TUJUAN 3. Merangsang peredaran darah.
4. Sebagai pengobatan.
5. Mencegah infeksi kulit
6. Mendidik pasien dalam kebersihan perorangan

Pelayanan di instalasi rawat inap selalu berorientasi pada


mutu dan keselamatan pasien ( Surat Keputusan
KEBIJAKAN Direktur Rumah Sakit Umum Karsa Husada Batu
Nomor : 188.4/732/102.6/2019 ) tentang kebijakan
pelayanan Rumah Sakit Umum Karsa Husada Batu

2/4
1. Persiapan Alat :
a.   Seperangkat alat-alat mandi :
PROSEDUR 1) Sabun mandi.
2) Pasta gigi.
3) Gelas kumur.
4) Sisir.
5) Talk.
b.   Satu stel pakaian bersih.
c.   Waskom mandi berisi air hangat.
29
MEMANDIKAN PASIEN DI TEMPAT TIDUR

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3698/1.9.4/ 02 1/4


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

d.   Handuk bersih.
e.   Tempat bertutup untuk pakaian kotor.
f.    Sketsel/korden.
g.   Waslap mandi 2 buah.
2. Persiapan Pasien :
a. Perawat memperkenalkan diri
b. Tanyakan pada pasien apakah pasien  mau mandi
di kamar mandi atau ditempat tidur.
c. Pasang sketsel/tirai
3. Pelaksanaan oleh perawat :
a. Cuci tangan (sesuai SPO cuci tangan ).
b. Identifikasi pasien (sesuai SPO identifikasi
pasien).
c. Bawa peralatan ke pasien.
d. Pindahkan selimut dan bantal  dari tempat  tidur,
bila   masih dibutuhkan  gunakan bantal.
PROSEDUR e. Berdiri disisi kiri atau kanan pasien
f. Buka pakaian bagian atas Kemudian tutup dengan
selimut mandi atau kain penutup
g. Mandikan pasien dengan urutan sebagai berikut :
3/4
Mencuci muka :
a. Bentangkan handuk di bawah kepala, muka,
telinga dan leher  lalu bersihkan dengan waslap
lembab, lalu  keringkan dengan handuk.
b. Tanyakan apakah pasien biasa pakai sabun 
atau tidak.
Mencuci tangan :
a. Turunkan selimut mandi atau kain penutup.
b. Kedua tangan direntangkan ke atas.
c. Letakkan handuk diatas dada dan lebarkan ke
samping kiri dan kanan sehingga kedua lengan
dapat diletakkan di atas handuk.
d. Basahi kedua tangan dan sabun mulai dari lengan
yang jauh dari perawat, kemudian yang lebih
dekat lalu bilas sampai bersih, kemudian
dikeringkan dengan handuk
e. Masukkan kedua telapak tangan ke dalam

30
MEMANDIKAN PASIEN DI TEMPAT TIDUR

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3698/1.9.4/ 02 1/4


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

waskom lalu keringkan.


Mencuci dada dn perut :
a. Buka Pakaian pasien bagian bawah dan turunkan
selimut atau kain penutup sampai perut bagian
bawah
b. Kedua tangan pasien direntangkan ke atas,
angkat handuk dan bentangkan pada sisi pasien
c. Basahi ketiak, dada dan perut lalu disabun,
kemudian membilas sampai bersih dan keringkan
dengan handuk.
d. Bersihkan pusar dengan kapas lidi dan kenakan
baju yang bersih atau ditutup kain
PROSEDUR penutup/handuk.
Mencuci punggung : 4/4
a. Miringkan pasien ke kiri
b. Bentangkan handuk di bawah punggung sampai
bokong
c. Basahi punggung sampai bokong , lalu
disabuni, dibilas dan selanjutnya dikeringkan
dengan handuk
d. Miringkan pasien ke kanan dan bentangkan
handuk dibawah punggung kemudian cuci
punggung seperti pada punggung kiri

PROSEDUR
1. Instalasi Rawat Inap
UNIT TERKAIT
2. Instalasi Anesthesi dan Terapi Intensif

31
MEMASANG INFUS

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3699/1.9.4/ 02 1/3


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

Standar Prosedur Tanggal Terbit DIREKTUR


Operasional RUMAH SAKIT UMUM
KARSA HUSADA BATU

1 Juni 2019

32
MEMASANG INFUS

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3699/1.9.4/ 02 1/3


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

dr.TRIES ANGGRAINI, M.Kes


Pembina Tk. I
NIP. 19640620 199002 2 001
Memasukkan  cairan  / obat   langsung   ke   dalam
pembuluh  darah  vena dalam jumlah banyak dan waktu
PENGERTIAN
yang  lama,  dengan menggunakan set infus.

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk:


1. Sebagai pengobatan.
2. Mencukupi kebutuhan tubuh akan cairan dan
TUJUAN
elektrolit.
3. Memberikan zat makanan pada pasien yang
tidak dapat / tidak boleh makan melalui mulut.
Pelayanan di setiap instalasi selalu berorientasi pada
mutu dan keselamatan pasien ( Surat Keputusan Direktur
Rumah Sakit Umum Karsa Husada Batu Nomor :
KEBIJAKAN
188.4/732/102.6/2019 ) tentang kebijakan pelayanan
Rumah Sakit Umum Karsa Husada Batu

1. Persiapan alat :
Baki berisi :
Standart infus. 2/3
a. Cairan infus.
b. Set infus.
PROSEDUR c. Alkohol swab.
d. Transparan dresing.
e. Gunting .
f. Plester.
g. Pengalas dan perlak.
h. Bengkok.
i. Sarung tangan on steril.
j. Spalk bila perlu
k. Tourniquet

2. Persiapan pasien :
a. Perawat memperkenalkan diri
33
MEMASANG INFUS

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3699/1.9.4/ 02 1/3


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

b. Menjelaskan kepada pasien tentang tindakan


yang akan dilakukan

3. Pelaksanaan oleh perawat :


a. Cuci tangan ( sesuai SPO cuci tangan).
b. Identifikasi pasien ( sesuai  SPO  identifikasi
pasien )
PROSEDUR c. Bawa peralatan ke dekat pasien
d. Atur  posisi  pasien  dengan  posisi  supine
( terlentang).
e. Siapkan  set  infus  dan  cairan  infus  untuk  siap 
digunakan :
● Lepaskan  penutup botol dan tusukkan pipa 
saluran  udara  dan saluran infus.
● Isi selang  infus :  tekan  bilik  drip  dan
lepaskan,  biarkan  terisi 1/3 sampai ½ penuh. 
● Tutup  jarum  dibuka,  cairan  dialirkan  sampai
keluar sehingga udara  tidak  ada  pada  selang
infus,  lalu  klem keposisi  off
● Pastikan  slang  bersih  dari  udara dan3/3
gelembung udara,  ujung slang  ditutup
kembali.
f. Pakai sarung tangan ( sesuai SPO memakai
sarung tangan )
g. Periksa ulang cairan yang akan diberikan.
h. Siapkan area yang akan dipasang infus.
i. Pasang  perlak  atau  pengalas  di bawah
anggota badan  yang akan dipasang infuse.
j. Lakukan fixasi dengan torniquet
k. Tentukan vena yang akan ditusuk.
l. Desinfeksi  area  yang  akan  ditusuk  dengan 
diameter  5 cm melingkar dari arah dalam keluar
m. Tusukkan   jarum   infus   pada   vena   yang   tela
h ditentukan
n. Tutup  bagian  yang  ditusuk  dengan transfaran
dressing
o. Pasang spalk bila perlu.

34
MEMASANG INFUS

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3699/1.9.4/ 02 1/3


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

p. Tulis  tanggal  dan  jam pemasangan


pada dressing bagian luar.
q. Hitung  jumlah  tetesan  infus  sesuai dengan 
kebutuhan.
r. Perhatikan reaksi pasien.
s. Peralatan  dirapikan  dan  dikembalikan
pada tempatnya.
PROSEDUR t. Cuci tangan
u. Catat   waktu   pemasangan,   jenis   cairan   
dan   jumlah cairan   di rekam medis pasien

Catatan :
Penggantian IV catheter dilakukan setiap 3 hari sekali.

1. Instalasi Rawat Inap
2. Instalasi Gawat Darurat
UNIT TERKAIT 3. Instalasi Kamar Operasi
4. Instalasi Anesthesi dan
Terapi Intensif

35
MEMASANG KATETHER KONDOM

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3700/1.9.4/ 02 1/3


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

Tanggal Terbit DIREKTUR


RUMAH SAKIT UMUM
KARSA HUSADA BATU

Standar Prosedur 1 Juni 2019


Operasional

dr.TRIES ANGGRAINI, M.Kes


Pembina Tk. I
NIP. 19640620 199002 2 001

Mengalirkan urine dari kandung kemih dengan


PENGERTIAN menggunakan katheter kondom pada pasien yang masih
mempunyai fungsi pengosong inkontenensia koma / isi
kandung kemih utuh.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk:

TUJUAN 1. Mempertahankan higiene perineal pasien


inkontenensia.
2. Mempertahankan eliminasi perkemihan.

Pelayanan di setiap instalasi selalu berorientasi pada


mutu dan keselamatan pasien ( Surat Keputusan Direktur
KEBIJAKAN Rumah Sakit Umum Karsa Husada Batu Nomor :
188.4/732/102.6/2019 ) tentang kebijakan pelayanan
Rumah Sakit Umum Karsa Husada Batu

1. Persiapan alat :
2/3
a. Sarung tangan steril.
PROSEDUR b. Cangkir kapas steril.
c. Kondom katheter.
d. Urine bag.
e. Gantungan katheter.
f. Bengkok/ plastik.
g. Perlak/ pengalas.
h. Gunting/ plester.
i. Bethadine cair.

36
MEMASANG KATETHER KONDOM

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3700/1.9.4/ 02 1/3


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

2. Persiapan pasien :
a. Perawat memperkenalkan diri
b. Menjelaskan pada pasien tentang tindakan yang
akan dilakukan
c. Memasang sketsel/tirai
3. Pelaksanaan oleh perawat :
a. Cuci tangan ( sesuai SPO cuci tangan ).
b. Identifikasi pasien (sesuai SPO identifikasi pasien )
c. Siapkan posisi pasien supinasi.
d. Pasang alas di bawah pantat pasien.
e. Siapkan  cangkir  kapas  yang  dibasahi 
bethadine cair ,  perhatikan kesterilan.
PROSEDUR f. Pakai sarung tangan, lalu bersihkan genetalia
g. Pasang   kondom   katheter   pada   penis pasien
dengan   memberi jarak  2,5 – 5 cm, antara
kondom dan meatus.
h. Hubungkan kondom dengan urine bag.
i. Fiksasi   dengan   plester   rapat   tetapi tidak 
mengikat  di  atas kondom, jangan menyentuh
kulit.
j. Rapikan dan atur posisi pasien yang nyaman.
3/3
k. Lepas sarung tangan.
l. Cuci tangan.
m. Catat   tindakan   yang  telah  dilakukan
serta  bahan  habis   pakai pada status . rekam
medis pasien.
Perhatian :
1. Plester adesif  jangan pernah digunakan    untuk 
memplester kondom katheter,  karena  dapat
menyebabkan aliran darah penis terhambat.

2. Gunakan  plester  velcro  atau  elastik  karena


dapat  mengembang sesuai  ukuran  penis  dan
tidak  mengurangi  aliran darah.
3. Lepaskan kondom  katheter  selama  30  menit
setiap 24 jam untuk perawatan kulit perianal
4. Lihat  glands  tiap  4  jam  untuk  menentukan
37
MEMASANG KATETHER KONDOM

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3700/1.9.4/ 02 1/3


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

bahwa sirkulasi pada penis adekuat. Instruksikan


pasien dan keluarga dalam
perawatan perineal,penggunaan katheter, dan
penggunaan close system

PROSEDUR
1. Instalasi Rawat Inap
2. Instalasi Rawat Jalan
UNIT TERKAIT 3. Instalasi Gawat Darurat
4. Instalasi Kamar Operasi
5. Instalasi Anesthesi dan Terapi Intensif

38
MEMASANG KATETHER MENETAP

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3701/1.9.4/ 02 1/4


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

Tanggal Terbit DIREKTUR


RUMAH SAKIT UMUM
KARSA HUSADA BATU

Standar Prosedur 1 Juni 2019


Operasional

dr.TRIES ANGGRAINI, M.Kes


Pembina Tk. I
NIP. 19640620 199002 2 001
Memasukkan slang karet melalui uretra  ke dalam kandu
PENGERTIAN ng kemih.

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk:


1. Mengosongkan kandung kemih.
2. Mengambil air kemih steril untuk bahan pemeriksaan.
3.  Untuk mengukur sisa air kemih.
4.  Mengurangi tegangan kandung kemih.
5.  Mengosongkan kandung kemih sebelum diadakan
TUJUAN pembedahan.
6.  Untuk mencegah dekubitus  pada penderita yang
terus ngompol,koma.
7.  Penatalaksanaan pasien yang dirawat karena Trauma
medula spinalis, gangguan  neuromusculer, atau
inkompenten  kandung kemih, serta pasca operasi 
besar.
Pelayanan di setiap instalasi selalu berorentasi pada mutu
dan keselamatan pasien ( Surat Keputusan Direktur
KEBIJAKAN Rumah Sakit Umum Karsa Husada Batu Nomor :
188.4/732/102.6/2019 ) tentang kebijakan pelayanan
Rumah Sakit Umum Karsa Husada Batu.
1.   Persiapan alat : 2/4
a.   Baki katheter/ katheter tray berisi :
PROSEDUR −    Pinset 1 buah.
−    ( Kapas steril + air DTT ) 3 buah.

39
MEMASANG KATETHER MENETAP

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3701/1.9.4/ 02 1/4


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

b.  Folley katheter sesuai ukuran.
c.   Sepasang sarung tangan steril.
d.  Aquades.
e.   Spuit 10 cc.
f.   Urine bag.
g.   Gunting + plester.
h.  Bethadine cair.
i.    Perlak
j.    Bengkok.
k.  Jelly untuk pelumas
2.  Persiapan pasien :
a. Perawat memperkenalkan diri
PROSEDUR
b. Menjelaskan pada pasien tentang tindakan
yang akan dilakukan
3.  Pelaksanaan oleh perawat :
a. Cuci tangan ( sesuai SPO cuci tangan )
b. Identifikasi pasien (sesuai  SPO identifikasi
pasien ).
c. Pasang sketsel/ menutup korden.
d. Siapkan posisi pasien :
-    Wanita dorsal recumbent
-    Laki-laki supinasi
e. Pasang perlak dan pengalas di bawah pantat
pasien
f. Pakai sarung tangan steril
g. Buka kemasan alat (Urobag dan catheter )
h. Hubungkan folley catater dengan urobag
i. Siapkan plester sesuai kebutuhan dan spuit
3/4 berisi
aquades untuk pengunci.
j. Sterilisasi area yang akan dipasang dengan kapas
+ air DTT.

Pada wanita :

40
MEMASANG KATETHER MENETAP

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3701/1.9.4/ 02 1/4


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

1) Buka  labia  mayora dengan jari telunjuk dan


ibu jari tangan kiri, lalu tarik sedikit  ke atas.
2) Bersihkan  daerah  labia  dengan  pinset
steril  dari  atas ke bawah   terakhir bagian   
meatus
3) Pakai  kapas   hanya   sekali pakai.
4) Tentukan urefisium urethra.
5) Lumasi   ujung   katheter   dengan jelly  
kemudian   masukkan perlahan-lahan
sepanjang 5 – 7,5 cm dan  anjurkan pasien
untuk  nafas panjang.
Pada pria :
1) Pegang  penis pasien di  bawah glands penis
dengan  ibu jari dan jari telunjuk
PROSEDUR serta preputium  kebawah.
2) Bersihkan ujung penis dengan arah melingkar
dari sebelah dalam keluar minimal 3x.
3) Lumasi  ujung  kateter  dengan  jelly 
sekitar 15 –18 cm.
4) Masukkan kateter sepanjang 18 - 23cm
dengan menegakkan penis 90º,  sambil
4/4
menganjurkan pasien untuk nafas panjang.
5) Jika pada waktu memasukkan katheter terasa
ada  tahanan sebaiknya  dihentikan sebentar,
lalu  lanjutkan lagi.
k. Pastikan selang kateter telah masuk ke dalam
kandung kemih
l. Isi balon katheter perlahan-lahan  sesuai aturan
pengisian.
m. Fiksasi katheter dengan plester.
n. Rapikan  dan  mengatur  kembali  posisi pasien 
41
MEMASANG KATETHER MENETAP

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3701/1.9.4/ 02 1/4


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

senyaman  mungkin
o. Bersihkan dan kembalikan alat- alat di tempatnya
semula.
p. Cuci tangan.
q. Dokumentasikan   prosedur  yang telah
dilaksanakan, 
kondisi perineum, jumlah, warna/bau urine dan
reaksi pasien.
Catatan :
1.  Ukur hasil penyadapan urine.
2.  Perhatikan warna dan keadaan urine.
3. Pada  pasien  laki-laki   jika   katheter tertahan
waktu   memasukkan hentikan  sebentar  lalu 
lanjutkan lagi.
4. Jelaskan   kepada   pasien   untuk 
mempertahankan  urine   bag   lebih rendah  dari   
ketinggian   kandung   kemih   untuk
PROSEDUR mengurangi  resiko infeksi   saluran  kemih akibat 
aliran   balik urine  dari  urine  bag  ke dalam
kandung kemih.
5. Ganti tempat pemasangan plester tiap hari.
6. Bila  pasien  pulang  dengan  katheter  jelaskan
pentingnya perawatan katheter.

1. Instalasi Rawat Inap
2. Instalasi Rawat Jalan
UNIT TERKAIT
3. Instalasi Gawat Darurat
4. Instalasi Kamar Operasi

42
MEMASANG NGT

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3702/1.9.4/ 02 1/4


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

Tanggal Terbit DIREKTUR


RUMAH SAKIT UMUM
KARSA HUSADA BATU

Standar Prosedur 1 Juni 2019


Operasional

dr.TRIES ANGGRAINI, M.Kes


Pembina Tk. I
NIP. 19640620 199002 2 001
Memasang NGT adalah tindakan pemasangan selang
melalui rongga hidung sampai lambung. Pemasangan
NGT biasanya di lakukan pada pasien yang tidak sadar
PENGERTIAN ( koma ) , pasien yang mengalami gangguan menelan,
pasien yang mengalami masalah/ gangguan pencernaan
atas, dan pasien pasca operasi pada mulut, faring, atau
esofagus.

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk:


1. Pemasangan selang NGT bertujuan untuk
memasukkan cairan, makanan atau obat obatan 
2. Mengeluarkan isi labung atau cairan, dan gas gas
yang ada dalam labung.
TUJUAN
3. Mengambil spesimen lambung untuk keperluan
laboratorium.
4. Mencegah atau mengurangi nausea dan muntah
setelah pembedahan atau trauma
5. Membilas lambung
Pelayanan di setiap instalasi selalu berorientasi pada
mutu dan keselamatan pasien ( Surat Keputusan Direktur
KEBIJAKAN Rumah Sakit Umum Karsa Husada Batu Nomor :
188.4/732/102.6/2019 ) tentang kebijakan pelayanan
Rumah Sakit Umum Karsa Husada Batu

1. Persiapan Alat : 2/4


a. Selang NGT
b. Jelly
c. Sarung tangan
43
MEMASANG NGT

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3702/1.9.4/ 02 1/4


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

d. Stetoskop
e. Plaster
f. Perlak 
g. Bengkok
h. Spatel 
i. Spuit 10 cc
j. Gunting
k. Senter
l. Bak Instumen
2. Persiapan pasien :
d. Perawat memperkenalkan diri
e. Menjelaskan kepada pasien tentang tindakan yang
akan dilakukan
PROSEDUR 3. Pelaksanaan oleh perawat :
a. Cuci tangan (sesuai SPO cuci tangan).
b. Identifikasi pasien (sesuai SPO identifikasi 
pasien).
c. Bawa peralatan ke dekat pasien
d. Atur posisi pasien fowler atau semi fowler
e. Periksa kepatenan Nasal, memeriksa apa  ada
infeksi pada hidung, membersihan mukus dan
sekret hidung
f. Pasang perlak pada daerah dada
g. Persiapkan NGT pada bak instrumen
h. Pasang atau memakai sarung tangan
( sesuai SPO memasang sarung tangan )
i. Ukur panjang selang yang akan di 3/4
masukkan
kedalam hidung dengan cara menempatkan
ujung selang dari hidung klien sampai ke ujung
telinga atas dan di lanjutkan sampai processus
xipodeus
j. Pasang tanda pada selang yang telah di ukur
dengan plaster
k. Olesi selang NGT dengan jelly sepanjang 15 cm
dari ujung selang
l. Masukkan selang melalui lubang hidung dan
anjurkan pasien untuk menelan ( jika pasien tidak

44
MEMASANG NGT

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3702/1.9.4/ 02 1/4


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

sadar, tekan lidah pasien dengan menggunakan


spatel), masukkan selang NGT sampai pada
batas
yang sudah di tandai ( jangan masukkan selang
secara paksa jika ada tahanan) sambil perhatikan
keadaan umum pasien
m. Cek kepatenan pemasangan selang NGT dengan
cara:
1) Aspirasi cairan lambung dengan spuit
10 cc jika cairan bercampur dengan isi
lambung berarti selang NGT sudah
masuk lambung.
2) Masukkan Ujung selang NGT kedalam
kom berisi air, bila ada gelembug berarti
PROSEDUR selang NGT tidak masuk kelambung
melainkan ke paru paru.
3) Memasukkan gelembung udara melalui
spuit bersamaan dengan dilakukan
pengecekan perut dengan stetoskop untuk
mendengarkan gelembung udara dalam
lambung
n. Pasang corong yang sudah di bilas dengan air
jika sudah yakin selang masuk kedalam lambung.
o. Lakukan fiksasi selang pada hidung 4/4pasien
dengan plaster.
p. Atur posisi yang nyaman bagi pasien.
q. Rapikan atau membereskan perlengkapan dan
tempat pasien.
r. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan.
s. Evaluasi respon pasien dan melakukan
pendokumentasian
PROSEDUR
UNIT TERKAIT 1. Instalasi Rawat Inap
2. Instalasi Rawat Jalan
3. Instalasi Gawat Darurat
4. Instalasi Kamar Operasi

45
MEMASANG NGT

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3702/1.9.4/ 02 1/4


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

5. Instalasi Anesthesi dan Terapi Intensif

46
MEMASANG SARUNG TANGAN STERIL

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3703/1.9.4/ 02 1/2


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

Tanggal Terbit DIREKTUR


RUMAH SAKIT UMUM
KARSA HUSADA BATU

Standar Prosedur 1 Juni 2019


Operasional

dr.TRIES ANGGRAINI, M.Kes


Pembina Tk. I
NIP. 19640620 199002 2 001
Suatu   usaha  untuk  memberikan  perlindungan antara
tangan perawat dan obyek yang disentuhnya  dan
PENGERTIAN perawat dapat dengan bebas menyentuh  objek  dalam
area steril tanpa memikirkan kontaminasi

  Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk


TUJUAN
mencegah terjadinya infeksi nosokomial
Pelayanan di setiap instalasi selalu berorientasi pada
mutu dan keselamatan pasien ( Surat Keputusan Direktur
KEBIJAKAN Rumah Sakit Umum Karsa Husada Batu Nomor :
188.4/732/102.6/2019 ) tentang kebijakan pelayanan
Rumah Sakit Umum Karsa Husada Batu

1.   Persiapan Alat :
a. Sarung tangan dengan ukuran yang sesuai.
2.   Pelaksanaan :
a. Cuci tangan ( sesuai SPO cuci tangan) 2/2.
PROSEDUR b. Buka pembungkus kemasan bagian luar    dengan
hati-hati kemudian sibakkan ke samping.
c. Identifikasi sarung tangan kanan dan kiri
setiap  sarung tangan memiliki manset ± 5 cm.
d. Pasang sarung tangan :
1) Dengan  ibu  jari  dan  dua jari lainnya, 
pegang  tepi  manset sarung tangan.
2) Dengan  hati-hati  tarik  sarung  tangan 
47
MEMASANG SARUNG TANGAN STERIL

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3703/1.9.4/ 02 1/2


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

pada tangan  anda, pastikan manset  sarung
tangan tidak menggulung pada pergelangan
tangan dan  jari-jari pada posisi yang tepat.
3) Dengan tangan yang telah menggunakan
sarung tangan Masukkan jari-jari anda
dibawah manset sarung tangan kedua.
4) Dengan  hati-hati  tarik  sarung  tangan
kedua pada tangan yang lain, jangan biarkan
jari-jari dan ibu jari sarung tangan menyentuh
PROSEDUR bagian tangan  yang terbuka,  pertahankan
ibu jari tangan abduksi  ke  belakang dan
rapikan.
1. Instalasi Rawat Inap
2. Instalasi Rawat Jalan
UNIT TERKAIT 3. Instalasi Gawat Darurat
4. Instalasi Kamar Operasi
5. Instalasi Anesthesi dan Terapi Intensif

48
MEMASANG TAMPON HIDUNG

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3704/1.9.4/ 02 1/3


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

Tanggal Terbit DIREKTUR


RUMAH SAKIT UMUM
KARSA HUSADA BATU

Standar Prosedur
Operasional 1 Juni 2019

dr.TRIES ANGGRAINI, M.Kes


Pembina Tk. I
NIP. 19640620 199002 2 001
Memasukkan tampon pada rongga hidung untuk
PENGERTIAN menghentikan perdarahan dalam hidung.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
TUJUAN menekan sumber perdarahan didalam rongga hidung
sehingga perdarahan berhenti.
Pelayanan di setiap instalasi selalu berorientasi pada
mutu dan keselamatan pasien ( Surat Keputusan Direktur
KEBIJAKAN Rumah Sakit Umum Karsa Husada Batu Nomor :
188.4/732/102.6/2019) tentang kebijakan pelayanan
Rumah Sakit Umum Karsa Husada Batu
1. Persiapan alat :
a.   Tampon hidung steril.
b.   Hemostate steril.
c.   Pick up steril.
d.   Spuit 2,5 cc steril.
e.   Gauze steril / kapas steril
PROSEDUR f.    Adrenalin 1/10.000 1 amp.
g.   Sarung tangan.
h.   Bengkok.
i.    Vaselin  steril  /  salep  antibiotika yang
dianjurkan dokter.
j.    Gunting verban steril.
k.   Baki.
2. Persiapan pasien :
a. Perawat memperkenalkan diri
b. Menjelaskan pada pasien tentang tindakan yang

49
MEMASANG TAMPON HIDUNG

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3704/1.9.4/ 02 1/3


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

akan dilakukan.
c. Memasang sketsel/tirai
3. Pelaksanaan oleh perawat :
a. Cuci tangan ( sesuai SPO cuci tangan ).
b. Identifikasi pasien (sesuai SPO identifikasi
pasien)
c. dekatkan peralatan ke dekat pasien.
d. Atur posisi pasien Semi fowler bila klien
memungkinkan  dan posisi berbaring dengan 
meletakkan bantal dibawah punggung bila
pasien lemah.
e. Buka ampul adrenalin dan sedot  kedalam
spuit,  tutup kembali  jarum spuit kemudian
letakkan kembali pada baki.
f. Buka kemasan tampon hidung dan gauze.
g. Pakai sarung tangan (tidak   perlu  steril 
PROSEDUR hanya   untuk melindungi diri).
h. Ambil  gauze  steril, bersihkan hidung klien dari
bekuan  darah hingga bersih, buang  kedalam
bengkok.
i. Ambil spuit yang sudah terisi
adrenalin  1/10.000, kemudian dengan perlahan
disemprotkan   pada   tampon hidung    bagian
ujung.
3/3
j. Ambil hemostat steril untuk  menjepit
bagian  tengah  tampon hidung  untuk 
memegang  tampon. Pergunakan  tangan kiri 
untuk memegang hemostat.
k. Ambil   pick   up   hidung   untuk memegang  
ujung  tampon hidung  dan mempergunakan
tangan kanan.
l. Masukkan tampon hidung hingga penuh dan
tekan sumber perdarahan dalam rongga
hidung. Apabila rongga hidung sudah penuh
sedangkan tampon hidung masih ada sisa,
dengan gunting  verband  steril sehingga
sisanya bisa dimanfaatkan  lagi.

50
MEMASANG TAMPON HIDUNG

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3704/1.9.4/ 02 1/3


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

m. Biarkan tampon ini 3 – 5 menit.
n. Simpan lagi sisa tampon hidung, pick-up dan
haemostat sehingga tetap steril.
o. Lepas  tampon  hidung  dengan cara menarik
secara perlahan – lahan dan buang ke  dalam
bengkok.
p. Apabila perdarahan berhenti :
1) Atur  posisi  pasien  seperti  semula
atau senyaman mungkin  bagi pasien.
2) Rapikan peralatan
3) Cuci tangan.
Indikasi :
PROSEDUR
Epistaksis yang disebabkan baik karena trauma maupun
hal-hal lain seperti infeksi,  hipertensi, kelainan darah, dll
1. Instalasi Rawat Inap
2. Instalasi Rawat Jalan
3. Instalasi Gawat Darurat
UNIT TERKAIT
4. Instalasi Kamar Operasi
5. Instalasi Hemodialisa
6. Instalasi Anesthesi dan Terapi Intensif

51
MEMASUKKAN MEDIA KONTRAS PADA
PEMERIKSAAN IVP

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman


RUMAH SAKIT UMUM
KARSA HUSADA BATU
065/3705/1.9.4/ 02 1/3
Jl. A. Yani No. 10 – 13
102.6/2019
Kota Batu

Tanggal Terbit Diterbitkan


Direktur
RSUD Karsa Husada Batu

Standar Prosedur
April 2022
Operasional

dr. H. MOH. RIZAL AMIN, MM,


M.Kes.

Pembina Tk.I
NIP. 19770210 20031201 1 001

PENGERTIAN Memasukan media kontras ke tubuh pasien melalui intra


vena pada pemeriksaan Intra Vena Pyelografi (IVP)
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk:

1. Untuk menggambarkan anatomi dari pelvis renalis dan


TUJUAN system calyces serta seluruh traktus urinarius.
2. Untuk mengetahui kemampuan ginjal
mengkonsentrasikan dan mengekskresikan media
kontras tersebut
Pelayanan di setiap instalasi selalu berorientasi pada
mutu dan keselamatan pasien ( Surat Keputusan Direktur
KEBIJAKAN Rumah Sakit Umum Karsa Husada Batu Nomor :
188.4/732/102.6/2019) tentang kebijakan pelayanan
Rumah Sakit Umum Karsa Husada Batu
1. Persiapan alat dan obat :
a. Peralatan steril
1) Wing needle no. 21 G 1 buah
PROSEDUR 2) Spuit 20 cc 2 buah
3) Alkohol swap
4) Tourniquet
b. Peralatan non steril
1) Plester
52
MEMASUKKAN MEDIA KONTRAS PADA
PEMERIKSAAN IVP

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman


RUMAH SAKIT UMUM
KARSA HUSADA BATU
065/3705/1.9.4/ 02 1/3
Jl. A. Yani No. 10 – 13
102.6/2019
Kota Batu

2) Marker R/L
3) Media kontras ( Omnipaque, Urografin,
Lopamario )
4) Obat-obatan emergency

2. Persiapan pasien :
a. Perawat memberi salam dan memperkenalkan
diri
b. Menjelaskan tentang tindakan yang akan
dilakukan dan tujuan tindakan
c. Memasang sketsel/ korden

3. Pelaksanaan oleh perawat :


a. Cuci tangan ( sesuai SPO cuci tangan )
b. Identifikasi pasien (sesuai SPO identifikasi
PROSEDUR pasien )
c. Pakai sarung tangan (sesuai SPO memasang
sarung tangan )
d. Untuk penyuntikan secara bolus :
1. Memilih lengan yang akan disuntik
2. Memasang tourniquet
3. Meraba daerah vena yang akan disuntik,
kemudian membersihkan dengan alcohol
swap
4. Mendorong vena dengan telunjuk tangan kiri,
kemudian tusukkan jarum dengan kemiringan
20-45 derajat, dan jangan mendorong jarum
terlalu dalam karena bisa menembus vena.
Untuk vena bagian dorsal (bagian belakang
tangan) dapat digunakan jarum kupu-kupu,
dan prinsipnya sama dengan jarum biasa
5. Apabila jarum tepat pada posisinya ditandai
dengan adanya darah yang masuk ke spuit,
maka turniket dilepas dan bahan kontras
didorong perlahan-lahan
6. Bila media kontras sudah habis disuntikkan,
maka pada bekas penyuntikan diberi alcohol
swap, kemudian jarum dicabut
53
MEMASUKKAN MEDIA KONTRAS PADA
PEMERIKSAAN IVP

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman


RUMAH SAKIT UMUM
KARSA HUSADA BATU
065/3705/1.9.4/ 02 1/3
Jl. A. Yani No. 10 – 13
102.6/2019
Kota Batu

7. Memberi tekanan selama beberapa menit


pada bekas penyuntikan untuk mencegah
perdarahan kemudian diplester.
8. Untuk penyuntikan dengan metode drip
infus :
Metode drip infus dilakukan pada
penggunaan bahan kontras yang jumlahnya
banyak dan waktu pemasukan yang cukup
lama. Pemasukan bahan kontras biasanya
dilakukan melalui drip infus yang telah
terpasang dengan selang infus pada
pembuluh darah vena. Kecepatan dari aliran
bahan kontras melalui jarum yang terpasang
dan dihubungkan dengan selang infus dapat
diatur dengan klem yang terletak dibawah
PROSEDUR
flakon infus.
e. Lepas sarung tangan
f. Cuci tangan
g. Lakukan observasi terhadap reaksi penyuntikan
h. Dokumentasikan tindakan pada status rekam
medic pasien
1. Instalasi Rawat Inap
2. Instalasi Rawat Jalan
UNIT TERKAIT
3. Instalasi Radiologi
4. Instalasi Gawat Darurat

MEMBANTU PASIEN MANDI KE KAMAR MANDI


DENGAN KURSI RODA

54
Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

065/3706/1.9.4/ 02 1/2
102.6/2019

RUMAH SAKIT UMUM


KARSA HUSADA BATU
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

Tanggal Terbit Diterbitkan


Direktur
RSUD Karsa Husada Batu

April 2022

Standar Prosedur
Operasional

dr. H. MOH. RIZAL AMIN, MM,


M.Kes.
Pembina Tk.I
NIP. 19770210 20031201 1 001

PENGERTIAN Membantu pasien mandi ke kamar mandi dengan
kursi roda.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk:
1. Membersihkan kulit dan menghilangkan bau badan.
2. Memberikan perasaan segar.
TUJUAN 3. Merangsang peredaran darah.
4. Sebagai pengobatan.
5. Mencegah infeksi kulit.
6. Mendidik pasien dalam kebersihan perorangan

Pelayanan di Instalasi Rawat Inap selalu berorentasi pada


mutu dan keselamatan pasien ( Surat Keputusan Direktur
KEBIJAKAN
Rumah Sakit Umum Karsa Husada Batu Nomor :
188.4/732/102.6/2019 ) tentang kebijakan pelayanan
Rumah Sakit Umum Karsa Husada Batu

1. Persiapan Alat :
a. Satu stel pakaian bersih.
PROSEDUR b. Handuk bersih.
c. Waslap.
d. Sabun pada tempatnya.
e. Sediakan bel.
2. Persiapan Pasien :
a. Perawat memperkenalkan diri
b. Menanyakan pada pasien apakah pasien mau
55
mandi di kamar mandi atau ditempat tidur.
c. Memasang sketsel/tirai

3. Pelaksanaan oleh perawat :


a. Cuci tangan ( sesuai SPO cuci tangan ).
b. Identifikasi pasien (sesuai SPO identifikasi pasien)
c. Bawa peralatan ke kamar mandi pasien.
d. Siapkan air di kamar mandi.
e. Bantu  pasien  pindah  dari  kursi roda ke  bangku /
kursi    mandi.
f. Letakkan alat mandi didekat pasien.
g. Bantu pasien membuka baju.
PROSEDUR h. Bantu pasien untuk mandi.
i. Bantu pasien memakai baju.
j. Bantu pasien ke kursi roda.
k. Dorong kursi roda pasien ke tempat tidur.
l. Bersihkan dan rapikan kamar mandi.
m. Cuci tangan.

UNIT TERKAIT Instalasi Rawat Inap

56
MEMBANTU PASIEN MANDI SENDIRI DI KAMAR
MANDI

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3707/1.9.4/ 02 1/2


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

Tanggal Terbit DIREKTUR


RUMAH SAKIT UMUM
KARSA HUSADA BATU

Standar Prosedur 1 Juni 2019


Operasional

dr.TRIES ANGGRAINI, M.Kes


Pembina Tk. I
NIP. 19640620 199002 2 001
PENGERTIAN Membantu pasien mandi sendiri di kamar mandi

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk:


1. Membersihkan kulit dan menghilangkan bau badan.
2. Memberikan perasaan segar.
TUJUAN 3. Merangsang peredaran darah.
4. Sebagai pengobatan.
5. Mencegah infeksi kulit.
6. Mendidik pasien dalam kebersihan perorangan
Pelayanan di Instalasi Rawat Inap selalu berorentasi pada
mutu dan keselamatan pasien ( Surat Keputusan Direktur
KEBIJAKAN Rumah Sakit Umum Karsa Husada Batu Nomor :
188.4/732/102.6/2019 ) tentang kebijakan pelayanan
Rumah Sakit Umum Karsa Husada Batu

1. Persiapan Alat :
a. Satu stel pakaian bersih.
b. Handuk bersih.
c. Waslap.
d. Sabun pada tempatnya. 2/2
PROSEDUR e. Sediakan bel.
2. Persiapan Pasien :
a. Perawat memperkenalkan diri
b. Menanyakan pada pasien mau mandi di kamar
mandi atau di tempat tidur.
3. Pelaksanaan oleh perawat :
a. Cuci tangan (sesuai SPO cuci tangan).

57
MEMBANTU PASIEN MANDI SENDIRI DI KAMAR
MANDI

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3707/1.9.4/ 02 1/2


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

b. Identifikasi pasien ( sesuai SP  identifikasi pasien)


c. Bawa peralatan ke kamar mandi pasien.
d. Siapkan air di kamar mandi.
e. Bantu pasien di kamar mandi.
f. Anjurkan pada pasien agar menggunakan bel  bila
perlu bantuan.
PROSEDUR g. Tunggu pasien di luar kamar mandi sampai pasien
selesai  mandi.
h. Bantu pasien kembali ke tempat tidur.
i. Bersihkan kamar mandi.
j. Cuci tangan.

UNIT TERKAIT Instalasi Rawat Inap

58
MEMBERIKAN OBAT INTRA CUTAN

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3708/1.9.4/ 02 1/2


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

Tanggal Terbit DIREKTUR


RUMAH SAKIT UMUM
KARSA HUSADA BATU

Standar Prosedur
Operasional 1 Juni 2019

dr.TRIES ANGGRAINI, M.Kes


Pembina Tk. I
NIP. 19640620 199002 2 001

PENGERTIAN Memberika obat ke dalam jaringan intra cutan

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk


TUJUAN
memberikan  obat ke dalam jaringan intra cutan
Pelayanan di setiap instalasi selalu berorentasi pada
mutu dan keselamatan pasien ( Surat Keputusan
KEBIJAKAN Direktur Rumah Sakit Umum Karsa Husada Batu
Nomor : 188.4/732/102.6/2019 ) tentang kebijakan
pelayanan Rumah Sakit Umum Karsa Husada Batu

1.    Persiapan alat :
a.   Baki.
b.   Obat sesuai order legal dokter
c.   Spuit disposible sesuai kebutuhan
d.   Kikir ampul
e.   Jarum steril.
f.   Kapas alkohol 70%./Alkohol swab.
PROSEDUR g. Lembar dokumentasi pemberian obat
h. Alat tulis.
2. Persiapan pasien 2/2
a. Perawat memperkenalkan diri
b. Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan dan
jenis obat yang akan diterima oleh pasien.
3.    Pelaksanaan oleh perawat :
a. Cocokkan   nama dan jenis obat sesuai dengan
pesanan dokter yang ada pada rekam medis
pasien.
59
MEMBERIKAN OBAT INTRA CUTAN

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3708/1.9.4/ 02 1/2


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

b. Cuci tangan (sesuai SPO cuci tangan).
c. Identifikasi pasien (sesuai SPO identifikasi
pasien).
d. Desinfeksi kulit dengan gerakan memutar dari
dalam keluar, lalu ditegangkan/ diregangkan /
diregang dengan tangan kiri.
e. Tusukkan jarum dengan lubang jarum
menghadap ke atas dan buat  sudut  15º  - 20º
dengan  permukaan  kulit,  lalu  semprotkan
obat   sampai  terjadi  gelembung  pada  tempat 
tersebut.
f. Kemudian  tarik  jarum    dengan  cepat,
jangan dihapus  dengan kapas  alkohol  dan 
jangan dilakukan massage.
g. Beri  tanda  pada  tempat  suntikan tersebut
dengan mencatat jenis obat dan jam pemberian.
PROSEDUR h. Lihat reaksinya setelah jangka waktu  tertentu : 
15 menit.
i. Cuci tangan (sesuai SPO cuci tangan).
j. Catat respon pasien terhadap pemberian
obat dan membubuhkan tanda tangan
perawat yang membuktikan sudah memberi
obat dengan ukuran yang benar menurut jam
dan tanggal.

1. Instalasi Rawat Inap
2. Instalasi Rawat Jalan
UNIT TERKAIT 3. Instalasi Gawat Darurat
4. Instalasi Kamar Operasi
5. Instalasi Anesthesi dan Terapi Intensif

60
ALUR PENANGANAN ETIK

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3709/1.9.4/ 02 1/2


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

Tanggal Terbit DIREKTUR


RUMAH SAKIT UMUM
KARSA HUSADA BATU

Standar Prosedur
1 Januari 2019
Operasional
dr.TRIES ANGGRAINI, M.Kes
Pembina Tk. I
NIP. 19640620 199002 2 001

Proses penanganan masalah etik dan disiplin


keperawatan yang melanggar ketentuan, peraturan dan
PENGERTIAN kode etik keperawatan / kebidanan dalam rangka proses
pembinaan.
● Agar tenaga keperawatan dapat berperilaku baik dan
benar
● Agar tenaga keperawatan dapat melaksanankan
TUJUAN
praktek asuhan dengan baik dan benar
● Agar tenaga keperawatan mendapat teguran dan
pembinaan etik dan disiplin.
Pelayanan di setiap instalasi selalu berorentasi pada mutu
dan keselamatan pasien ( Surat Keputusan Direktur
KEBIJAKAN Rumah Sakit Umum Karsa Husada Batu Nomor :
188.4/732/102.6/2019 ) tentang kebijakan pelayanan
Rumah Sakit Umum Karsa Husada Batu.
1. Adanya laporan pelanggaran etik secara lisan dan
tertulis dari partner kerja atau atasan langsung.
2. Kepala ruangan memanggil terlapor untuk dilakukan
PROSEDUR verifikasi dan pembinaan
3. Apabila melakukan pelanggaran ringan, yang
bersangkutan akan dilakukan pembinaan oleh kepala
ruamg
4. Untuk pelanggaran sedang dan berat, proses
pembinaan dilakukan oleh sub komite etik dan disiplin
profesi
61
ALUR PENANGANAN ETIK

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3709/1.9.4/ 02 1/2


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

5. Proses pembinaan yang dilakukan kepala 2/2ruangan


dapat dilakukan maksimal 3x dengan disertai bukti
tertulis
6. Apabila pelanggaran etik keperawatan tidak bisa
diselesaikan oleh atasan langsung dalam waktu yang
sudah ditentukan, maka kepala ruang berhak
melaporkan secara tertulis ke komite keperawatan ( sub
komite etik ) dan disiplin profesi
7. Sub komite keperawatan mengadakan sidang etik untuk
melakukan pembinaan lanjutan yang akan diberikan
PROSEDUR 8. Komite keperawatan (sub komite etik dan disiplin)
memberikan rekomendasi kepada koordinator
pelayanan keperawatan mengenai pembinaan tenaga
yang bersangkutan.

1. Instalasi Rawat Inap


2. Instalasi Gawat Darurat
3. Instalasi Rawat Jalan.
UNIT TERKAIT 4. Instalasi Hemodialisa
5. Instalasi Anesthesi dan Terapi Intensif
6. Instalasi Hemodialisa

62
MEMBERIKAN OBAT INTRA MUSCULAR

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3710/1.9.4/ 02 1/4


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

Tanggal Terbit DIREKTUR


RUMAH SAKIT UMUM
KARSA HUSADA BATU

Standar Prosedur 1 Juni 2019


Operasional

dr.TRIES ANGGRAINI, M.Kes


Pembina Tk. I
NIP. 19640620 199002 2 001

PENGERTIAN Memberikan obat ke dalam jaringan otot

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk:


1. Memasukan obat dalam jumlah yang lebih besar
dibanding obatyang diberikan melalui subkutan.
TUJUAN
2. Absorpsi obat yang lebih cepat dibandingkan dengan
pemberian melalui subkutan
3. Mencegah atau mengurangi iritasi obat
Pelayanan di Instalasi Rawat Inap selalu berorentasi pada
mutu dan keselamatan pasien ( Surat Keputusan Direktur
KEBIJAKAN Rumah Sakit Umum Karsa Husada Batu Nomor :
188.4/732/102.6/2019 ) tentang kebijakan pelayanan
Rumah Sakit Umum Karsa Husada Batu.

1. Persiapan alat :
a. Baki.
b. Obat sesuai order legal dokter
c. Spuit disposible sesuai kebutuhan
d. Kikir ampul
PROSEDUR e. Jarum steril. 2/4
f. Alkohol swab.
2. Persiapan pasien :
a. Perawat memperkenalkan diri
b. Menjelaskan pada pasien tindakan yang akan
dilakukan dan jenis obat yang akan diterima pasien.
3. Pelaksanaan oleh perawat :
a. Cocokkan obat ( sesuai SPO memberikan obat )
63
MEMBERIKAN OBAT INTRA MUSCULAR

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3710/1.9.4/ 02 1/4


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

b. Cuci tangan ( sesuai SPO cuci tangan).


c. Identifikasi pasien (sesuai SPO identifikasi pasien)
pada pantat :
1) Pada musculus gluteus maximus, mengatur
pasien tengkurap dengan badan lemas
berbaring menelungkup dan selimuti
pasien,pilihlah tempat untuk suntikan ditengah
quadran atas luar.
2) Menentukan lokasi pada sepertiga lateral jarak
SIAS – sakrum
3) Mendesinfeksi kulit   yang   akan disuntik
dengan alkohol swap dengan gerakan
melingkar dari dalam keluar minimal 2 cm.
4) Memasukkan jarum dengan cepat ke dalam
PROSEDUR otot tegak lurus (sudut 90º), pegang
jaringannya dengan kuat ketika memasukkan
jarum dengan tangan kiri .
5) Melakukan aspirasi dengan  menarik
stamperspuit sedikit dan bila tidak terdapat
darah masuk ke dalam spuit, masukkan cairan
obat perlahan-lahan. Bila terdapat darah,
tariklah jarum keluar, kemudian ganti dengan
jarum yang baru,  lalu pilihlah tempat
lain untuk menyuntik kembali.
6) Perhatikan respon pasien.
3/4
7) Cabut jarum dengan perlahan-lahan.
8) Desinfeksi kulit dengan alkohol swap.
9) Cuci tangan.
10) Catat respon pasien terhadap pemberian obat
dan membubuhkan tanda tangan perawat
yang membuktikan sudah memberi obat
dengan ukuran yang benar menurut jam dan
tanggal. 

Catatan :
1. Tempat  suntikan   harus  betul-betul   tepat   bila 
salah  akan berbahaya,  karena  dapat  mengenai
64
MEMBERIKAN OBAT INTRA MUSCULAR

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3710/1.9.4/ 02 1/4


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

syaraf  ischiadeous.
2. Lokasi penyuntikan intra muscular :
a. Otot bokong yang tepat adalah 1/3 bagian dari
spina illiaka anterior    superior, (area dorso-
gluteal/pinggangbagian belakang).
b. Area dorso gluteal yang terletak di pinggang 
mempunyai area injeksi  IM  yang  sering 
digunakan. Injeksi  dilakukan  antara 5 -
7,5 cm di bawah puncak  illium di perempat atas 
bagian  luar dari pinggul.
Metode  lain  untuk  menentukan  titik suntik pada
pinggul dapat dengan  menarik garis dari tulang
illium posterior superior ke pangkal tulang
paha sebelah luar
c. Otot paha  bagian  luar yaitu  1/3  tengah paha 
sebelah luar  (area otot  vestus lateris). Bagian
pertengahan  ketiga,  bila  diukur ke atas dari
ujung atas lutut,  dan ke bawah dari ujung bawah
pangkal,  di sini  sebagai  area  suntik.
PROSEDUR d. Otot  pangkal  lengan /  otot  deltoid  dan
pasterior  triceb  (bahu dan lengan atas).
e. Otot  ini  juga  dapat  digunakan  untuk 
injeksi IM,  otot ini  jarang digunakan untuk 
keperluan  injeksi, karena klien merasa lebih
nyeri dan pegal di bagian  otot, ketika
injeksi posisi pasien  dapat berbaring / duduk.
4/4
1. Instalasi Rawat Inap
2. Instalasi Rawat Jalan
3. Instalasi Gawat Darurat
UNIT TERKAIT 4. Instalasi Kamar Operasi
5. Instalasi Anesthesi dan Terapi Intensif
6. Instalasi Hemodialisa

65
MEMBERIKAN OBAT INTRA VENA

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

065/3711/1.9.4/ 02 1/3
RUMAH SAKIT UMUM 102.6/2019
KARSA HUSADA BATU
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu
Tanggal Terbit DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM
KARSA HUSADA BATU

Standar Prosedur
Operasional 1 Juni 2019

dr.TRIES ANGGRAINI, M.Kes


Pembina Tk. I
NIP. 19640620 199002 2 001
Penyuntikan obat dengan cara memasukan obat ke
PENGERTIAN
66
MEMBERIKAN OBAT INTRA VENA

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

065/3711/1.9.4/ 02 1/3
RUMAH SAKIT UMUM 102.6/2019
KARSA HUSADA BATU
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu
dalam pembuluh darah vena dengan menggunakan spuit.

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk:


1. Untuk memperoleh reaksi obat yang cepat diabsorbsi
daripada dengan injeksi parenteral lain.
TUJUAN
2. Untuk menghindari terjadinya kerusakan jaringan
3. Untuk memasukkan obat dalam jumlah yang lebih
besar
Pelayanan di setiap instalasi selalu berorentasi pada
mutu dan keselamatan pasien ( Surat Keputusan
KEBIJAKAN Direktur Rumah Sakit Umum Karsa Husada Batu Nomor :
188.4/732/102.6/2019 ) tentang kebijakan pelayanan
Rumah Sakit Umum Karsa Husada Batu.

1.   Persiapan alat :
a.   Baki.
PROSEDUR b.   Obat yang akan diberikan 2/3
c.   Spuit disposible sesuai kebutuhan
d. Perlak pengalas
e.   Kikir ampul
f. Pembendung vena ( tourniquet )
g.   Jarum steril.
h.   Kapas alkohol 70%./ alkohol swab.
i. Handscoen nonsteril
2.  Persiapan pasien:
a. Perawat memperkenalkan diri
b. Menjelaskan pada pasien tindakan yang akan
dilakukan dan jenis obat yang akan diterima
pasien.
3. Pelaksanaan oleh perawat :
a. Cocokkan  nama obat sesuai dengan
pesanan  dokter dan catatan perawat.
b. Cuci tangan (sesuai SPO cuci tangan ).
c. Gunakan sarung tangan
d. Identifikasi pasien ( sesuai SPO identifikasi
pasien )
e. Siapkan obat sesuai pesanan dokter,

67
MEMBERIKAN OBAT INTRA VENA

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

065/3711/1.9.4/ 02 1/3
RUMAH SAKIT UMUM 102.6/2019
KARSA HUSADA BATU
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu
PROSEDUR perhatikan tehnik  aseptik.
f. Atur klien pada posisi yang nyaman
g. Pasang perlak pengalas
h. Bebaskan lengan klien dari baju atau kemeja
i. Pasang pembendung vena (tourniquet )
j. Pilih area penusukan yang bebas dari tanda
kekakuan, peradangan, atau rasa gatal.
Menghindari gangguan absorbsi obat atau cidera
dan nyeri yang berlebihan.
k. Bersihkan area penusukan dengan
menggunakan kapas alkohol, dengan gerakan
sirkuler dari arah dalam keluar dengan diameter
sekitar 5 cm. Tunggu sampai kering. Metode ini
dilakukan untuk membuang sekresi 3/3 dari kulit
yang mengandung mikroorganisme.
l. Pegang kapas alkohol, dengan jari-jari tengah
pada tangan non dominan.
m. Buka tutup jarum. Tarik kulit kebawah kurang
lebih 2,5 cm dibawah area penusukan dengan
tangan non dominan. Membuat kulit menjadi
lebih kencang dan vena tidak bergeser,
memudahkan penusukan. Sejajar vena yang
akan ditusuk perlahan dan pasti. Pegang jarum
pada posisi 300.
n. Rendahkan posisi jarum sejajar kulit dan
masukan jarum ke dalam vena
o. Lakukan aspirasi dengan tangan non dominan
menahan barel dari spuit dan tangan dominan
menarik plunger.
p. Observasi adanya darah pada spuit.
q. Jika ada darah, lepaskan tourniquet dan
masukkan obat perlahan-lahan.
r. Keluarkan jarum dengan sudut yang sama
PROSEDUR seperti saat dimasukkan, sambil melakukan
penekanan dengan menggunakan kapas alkohol
pada area penusukan
s. Tutup area penusukan dengan menggunakan
kassa steril minimal diameter 2 cm
68
MEMBERIKAN OBAT INTRA VENA

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

065/3711/1.9.4/ 02 1/3
RUMAH SAKIT UMUM 102.6/2019
KARSA HUSADA BATU
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu
t. Kembalikan posisi klien.
u. Buang peralatan yang sudah tidak diperlukan ke
dalam bengkok
v. Lepas sarung tangan dan cuci tangan
w. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan
1. Instalasi Rawat Inap
2. Instalasi Rawat Jalan
3. Instalasi Gawat Darurat
UNIT TERKAIT
4. Instalasi Kamar Operasi
5. Instalasi Anesthesi dan Terapi Intensif
6. Instalasi Hemodialisa

MEMBERIKAN OBAT MELALUI MATA

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3712/1.9.4/ 02 1/2


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

Tanggal Terbit DIREKTUR


RUMAH SAKIT UMUM
KARSA HUSADA BATU

Standar Prosedur 1 Juni 2019


Operasional

dr.TRIES ANGGRAINI, M.Kes


Pembina Tk. I
NIP. 19640620 199002 2 001
69
MEMBERIKAN OBAT MELALUI MATA

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3712/1.9.4/ 02 1/2


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

Pemberian  obat-obat /  cairan   tertentu ke dalam mata  


PENGERTIAN dengan  cara meneteskan/mengoleskan pada mata.

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk:


1. Melaksanakan tindakan pengobatan  mata, sesuai
TUJUAN dengan program terapi.
2. Mempercepat proses penyembuhan pada mata yang
sakit.
Pelayanan di setiap instalasi selalu berorentasi pada
mutu dan keselamatan pasien ( Surat Keputusan
KEBIJAKAN Direktur Rumah Sakit Umum Karsa Husada Batu
Nomor : 188.4/732/102.6/2019 ) tentang kebijakan
pelayanan Rumah Sakit Umum Karsa Husada Batu

1. Persiapan alat dan obat :
a. Salep mata/ tetes mata.
b. Kapas steril/ gauze.
c. Gunting dan plester (prn).
d. Pinset steril/sarung tangan.
PROSEDUR e. Kom steril.
2/2
f. Bengkok.
2. Persiapan pasien:
c. Perawat memperkenalkan diri
d. Menjelaskan pada pasien tindakan yang akan
dilakukan dan jenis obat yang akan diterima
pasien.
3. Pelaksanaan oleh perawat :
a. Cuci tangan ( sesuai SPO cuci tangan)
b. Identifikasi pasien ( sesuai  SPO  identifikasi
pasien )
c. Siapkan obat yang diperlukan.
d. Atur posisi pasien sesuai keperluan.
e. Pakai sarung tangan.
f. Bersihkan mata dengan kapas steril.
g. Usap ujung tube dengan  kapas steril kemudian
tuang  salep sedikit pada kapas tadi.
h. Buka  conjungtiva  kelopak  mata bawah 

70
MEMBERIKAN OBAT MELALUI MATA

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3712/1.9.4/ 02 1/2


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

dengan ibu jari/ dua jari dengan melakukan


tekanan  ke  arah  bawah  terhadap bagian pipi 
yang  bertulang menonjol,  anjurkan
pasien untuk  melihat ke atas.
i. Oleskan sepanjang sisi dalam dari 
kelopak mata bawah,  pada conjungtiva bagian
bawah dan anjurkan pasien untuk menutup dan
mengedipkan kelopak mata.
j. Bersihkan sisa obat salep / tetes yang ada
PROSEDUR
di  sekitar   mata dengan kapas.
k. Bila  perlu  tutup  mata dengan kasa steril 
dan diplester.
l. Lepas sarung tangan.
m. Rapikan alat-alat
n. Cuci tangan.
o. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan

1. Instalasi Rawat Inap
UNIT TERKAIT 2. Instalasi Rawat Jalan
3. Instalasi Gawat Darurat

71
MEMBERIKAN OBAT MELALUI MULUT

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3713/1.9.4/ 02 1/2


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

Tanggal Terbit DIREKTUR


RUMAH SAKIT UMUM
KARSA HUSADA BATU

Standar Prosedur 1 Juni 2019


Operasional

dr.TRIES ANGGRAINI, M.Kes


Pembina Tk. I
NIP. 19640620 199002 2 001
Menyiapkan   dan   memberikan   obat-obat  untuk klien
PENGERTIAN yang dapat diberikan melalui mulut dan ditelan

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk


TUJUAN menyiapkan   dan   memberikan   obat-obat untuk klien
yang dapat diberikan melalui mulut dan ditelan
Pelayanan di setiap instalasi selalu berorientasi pada
mutu dan keselamatan pasien ( Surat Keputusan
KEBIJAKAN Direktur Rumah Sakit Umum Karsa Husada Batu
Nomor : 188.4/732/102.6/2019 ) tentang kebijakan
pelayanan Rumah Sakit Umum Karsa Husada Batu

1. Persiapan alat dan obat :
a. Baki.
b. Gelas obat/ gelas ukur.
c. Air minum / pisang (untuk minum obat).
d. Obat yang diperlukan.
2. Persiapan pasien :
a. Perawat memperkenalkan diri
PROSEDUR b. Menjelaskan kepada pasien tentang2/2 prosedur
tindakan yang akan dilakukan.
3. Pelaksanaan oleh perawat :
a. cuci tangan (sesuai SPO cuci tangan).
b. identifikasi pasien (sesuai SPO identifikasi
pasien)
c. Jelaskan pada pasien jenis obat yang didapat
pasien.

72
MEMBERIKAN OBAT MELALUI MULUT

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3713/1.9.4/ 02 1/2


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

d. Berikan obat langsung kepada pasien


dan tunggu sampai obat benar-benar diminum
/ditelan bila perlu pasien dibantu
dengan memperhatikan 5 prinsip benar.
e. Kembalikan alat–alat ke kamar kerja, cuci alat-
alat dan simpan pada tempatnya
PROSEDUR f. Cuci tangan.
g. Catat respon pasien terhadap pemberian obat
dan membubuhkan tanda tangan perawat
yang membuktikan sudah memberi obat dengan
ukuran yang benar menurut jam dan tanggal.

1. Instalasi Rawat Inap
UNIT TERKAIT 2. Instalasi Rawat Jalan
3. Instalasi Gawat Darurat

73
MEMBERIKAN TRANSFUSI DARAH

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3714 /1.9.4/ 02 1/4


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

Tanggal Terbit DIREKTUR


RUMAH SAKIT UMUM
KARSA HUSADA BATU

Standar Prosedur 1 Juni 2019


Operasional

dr. TRIES ANGGRAINI, M.Kes


Pembina Tk. I
NIP. 19640620 199002 2 001

Tranfusi darah merupakan tindakan yang dilakukan bagi


klien yang memerlukan darah dan atau produk darah
PENGERTIAN
dengan memasukkan darah melalui vena dengan
menggunakan set tranfusi.cairan melalui intravena

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk:


1. Meningkatkan volume darah sirkulasi (setelah
pembedahan, trauma, atau perdarahan).
2. Meningkatkan jumlah sel darah merah dan untuk
TUJUAN mempertahankan kadar hemoglobin pada klien anemia
berat.
3. Memberikan komponen selular tertentu sebagai terapi
sulih (misalnya, faktor pembekuan untuk membantu
mengontrol perdarahan pada pasien hemofilia).
Pelayanan di setiap instalasi selalu berorientasi pada mutu
dan keselamatan pasien ( Surat Keputusan Direktur
KEBIJAKAN Rumah Sakit Umum Karsa Husada Batu Nomor :
188.4/732/102.6/2019 ) tentang kebijakan pelayanan
Rumah Sakit Umum Karsa Husada Batu
1. Persiapan alat : 2/4
a. Pengalas.
PROSEDUR b. Torniket.
c. Kapas alkohol.
d. Plester.
e. Gunting.
f. Kasa steril
74
MEMBERIKAN TRANSFUSI DARAH

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3714 /1.9.4/ 02 1/4


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

g. Betadine
h. Sarung tangan.

2. Persiapan pasien :
a. Perawat mengucapkan salam dan
memperkenalkan diri
b. Menjelaskan kepada pasien tentang prosedur yang
akan dilakukan.

3. Pelaksanaan oleh perawat :


PROSEDUR a. Cuci tangan (sesuai SPO cuci tangan ).
b. Identifikasi pasien (sesuai SPO identifikasi
pasien ).
c. Pasang sarung tangan ( sesuai SPO memasang
sarung tangan
d. Lakukan pemberian infus NaCl 0,9 % ( lihat
prosedur pemasangan infus) terlebih dahulu
sebelum pemberian tranfusi darah.
e. Sebelum dilakukan tranfusi darah terlebih dahulu
memeriksa identifikasi kebenaran produk darah:
periksa kompatibilitas dalam kantong darah,
periksa kesesuaian dengan identifikasi pasien,
periksa kadaluwarsa, dan periksa adanya bekuan.
f. Buka set pemberian darah.
● Untuk selan Y, atur ketiga klem.
● Untuk selang tunggal, klem pengatur pada posisi
off. 3/4
● Cara tranfusi darah dengan selang Y:

1. Tusuk kantong NaCl 0,9 %


2. Isi selang dengan NaCl 0,9 %
3. Buka klem pengatur pada selang Y dan
hubungkan ke kantong NaCl 0,9 %.
4. Tutup/klem pada slang yang tidak digunakan.
5. Tekan/klem sisi balik dengan ibu jari dan jari
telunjuk (biarkan ruang filter terisi sebagian).
6. Buka klem pengatur bagian bawah dan
75
MEMBERIKAN TRANSFUSI DARAH

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3714 /1.9.4/ 02 1/4


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

biarkan selang terisi NaCl 0,9 %.


7. Kantong darah perlahan-lahan dibalik-balik 1
– 2 kali agar sel-selnya tercampur. Kemudian
tusuk kantong darah dan buka klem pada
selang dan filter terisi darah.

● Cara tranfusi darah dengan selang tunggal:

1. Tusuk kantong darah


2. Tekan sisi balik dengan ibu jari dan jari
telunjuk ( biarkan ruang filter terisi sebagian).
3. Buka klem pengatur biarkan selang terisi
darah.

g. Hubungkan selang tranfusi ke kateter IV dengan


membuka klem pengataur bawah.
PROSEDUR
h. Setelah darah masuk, pantau tanda vital setiap 5
menit selama 15 menit pertama, dan setiap 15 menit
selama 1 jam berikutnya.
i. Setelah darah masuk ke dalam tubuh, bersihkan
selang infus dengan NaCl 0,9 %.
j. Lepaskan sarung tangan
k. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan
l. Mencatat tipe, jumlah dan komponen darah yang
diberikan.

4/4
1. Instalasi Rawat Inap
UNIT TERKAIT 2. Instalasi Rawat Jalan
3. Instalasi Gawat Darurat
4. Instalasi Kamar Operasi

76
MEMBERIKAN OBAT MELALUI RECTUM

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3715/1.9.4/ 02 1/2


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

Tanggal Terbit DIREKTUR


RUMAH SAKIT UMUM
KARSA HUSADA BATU

Standar Prosedur 1 Juni 2019


Operasional

dr.TRIES ANGGRAINI, M.Kes


Pembina Tk. I
NIP. 19640620 199002 2 001
PENGERTIAN Pemberian  obat-obat tertentu melalui rectum dengan cara
77
MEMBERIKAN OBAT MELALUI RECTUM

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3715/1.9.4/ 02 1/2


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

dioleskan, memasukkan obat supositori mengalirkan


cairan obat

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah


TUJUAN
untuk mengobati dan membersihkan rectum
Pelayanan di setiap instalasi selalu berorientasi pada
mutu dan keselamatan pasien ( Surat Keputusan Direktur
KEBIJAKAN Rumah Sakit Umum Karsa Husada Batu Nomor :
188.4/732/102.6/2019 ) tentang kebijakan pelayanan
Rumah Sakit Umum Karsa Husada Batu

1. Persiapan alat dan obat :
a.   Baki obat.
b.   Obat sesuai pesanan dokter.
c.   Sarung tangan.
d.   Jelly.
2. Persiapan pasien :
a. Perawat memperkenalkan diri 2/2
b. Menjelaskan pada pasien tindakan yang akan
PROSEDUR dilakukan dan jenis obat yang akan diterima pasien.
3. Pelaksanaan oleh perawat :
a. Cocokan obat dengan pesanan dokter.
b. Cuci tangan (sesuai SPO cuci tangan).
c. Identifikasi pasien (sesuai SPO Identifikasi pasien ).
d. Siapkan  obat  dan ditempatkan dalam tempatnya
e. Siapkan pasien dalam posisi SIM.
f. Pakai   sarung  tangan,   ambil   obat dan beri
sedikit parafin/gel masukkan  obat perlahan – lahan
sedalam jari telunjuk sambil beritahu pasien
untuk nafas dalam.
g. Rapikan alat-alat.
h. Kembalikan pasien ke posisi semula.
i. Lepas sarung tangan
PROSEDUR j. Cuci tangan.
k. Catat respon pasien terhadap pemberian obat
dan dokumentasikan sesuai 5 prinsip benar
UNIT TERKAIT
1. Instalasi Rawat Inap
78
MEMBERIKAN OBAT MELALUI RECTUM

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3715/1.9.4/ 02 1/2


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

2. Instalasi Rawat Jalan


3. Instalasi Gawat Darurat
4. Instalasi Anesthesi dan Terapi Intensif

79
MEMBERIKAN OKSIGEN

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3716/1.9.4/ 02 1/4


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

Tanggal Terbit DIREKTUR


RUMAH SAKIT UMUM
KARSA HUSADA BATU

Standar Prosedur 1 Juni 2019


Operasional

dr. TRIES ANGGRAINI, M.Kes


Pembina Tk. I
NIP. 19640620 199002 2 001
Memasukkan   O2   ke   dalam   paru   melalui saluran
PENGERTIAN nafas dengan menggunakan alat khusus.

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk:


1. Membantu menambah kekurangan O2.
TUJUAN
2. Pengobatan.
3. Mencegah hipoksia.
Pelayanan di setiap instalasi selalu berorientasi pada
mutu dan keselamatan pasien ( Surat Keputusan
KEBIJAKAN Direktur Rumah Sakit Umum Karsa Husada Batu
Nomor : 188.4/732/102.6/2019 ) tentang kebijakan
pelayanan Rumah Sakit Umum Karsa Husada Batu
1.  Persiapan Alat :
a. Tabung O2 dengan manometer.
b. Pengukur aliran (flowmeter).
c. Botol pelembab (humidifier) yang sudah diisi 
dengan aquades.
PROSEDUR d. Selang O2.nasal/ masker,alat resusitasi otomati
s 2/4
e. Plester + gunting (jika diperlukan)
2.  Persiapan pasien :
a. Perawat memperkenalkan diri
b. Menjelaskan pada pasien tentang tindakan
yang akan dilakukan
3. Pelaksanaan oleh perawat :
a. Cuci tangan ( sesuai SPO cuci tangan )
b. Identifikasi pasien ( sesuai  SPO  identifikasi

80
MEMBERIKAN OKSIGEN

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3716/1.9.4/ 02 1/4


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

pasien )
c. Yakinkan  dulu  apakah  jalan  nafas  betul –
betul  sudah  bebas, bila  belum  bebaskan 
dulu  obstruksi jalan  nafas, misal  bila ada
lendir   atau   muntahan  maka  bersihkan
dulu dengan  jalan menghisap / suction.
d. Dekatkan  alat   dan  atur  pasien dalam  sikap
semifowler  /  sesuai keadaan  umum  pasien.
e. Periksa isi tabung O2 dan humidifier dan coba
serta pasang selang kanul atau masker sesuai
dengan indkasi sebagai berikut :
1) Kanula Hidung Ganda :
PROSEDUR a) Masukkan  ujung  kanula  ke
dalam kedua  lubang hidung
b) Kaitkan selang pada  telinga pasien
c) Atur aliran oksigen sesuai kebutuhan
(antara 1-4 liter per menit ) dengan
konsentrasi 24 – 44 %
2) Masker :
a) Pasang  masker  /  tutup 
pada mulut dan  hidung
b) Pasang tali masker
3/4
c) Atur aliran oksigen sesuai dengan
kebutuhan ( antara 5-8 liter per menit )
dengan konsentrasi 40 – 60 %.
3) RBM ( Rebreathing Masker ):
a) Kantong diisi oksigen terlebih dahulu
b) Pasang masker / tutup pada mulut dan
hidung
c) Pasang tali masker
d) Atur aliran oksigen sesuai
dengan kebutuhan ( antara 8-12 liter
per menit ) dengan konsentrasi 60-80 %

4) NRBM ( Non Rebreathing Masker ) :


a) Kantong diisi oksigen terlebih dahulu

81
MEMBERIKAN OKSIGEN

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3716/1.9.4/ 02 1/4


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

b) Pasang masker / tutup pada mulut


dan hidung
c) Pasang tali masker
d) Atur aliran oksigen sesuai
dengan kebutuhan ( 12 liter per menit )
dengan konsentrasi 80-100 %
f. Membuka flowmeter dengan ukuran
yang sesuai kebutuhan
g. Memperhatikan respon pasien dan
menanyakan apakah sesaknya
berkurang.
PROSEDUR h. Mengembalikan alat-alat yang tidak
digunakan ke tempat semula.
i. Merapikan pasien dan kembalikan alat
ke tempat semula
Perhatian :
1. Perhatikan  reaksi  pasien,  sebelum  dan 4/4 sesudah 
pemberian O2.
2. Berikan kelembaban pada pemberian O2.
3. Jauhkan  dari  hal - hal yang  membahayakan,
misal :  api, rokok
4. Dokumentasikan tindakan di status pasien
Perawatan selama prosedur terapi O2 :
1. Kaji  adanya tanda hipoksemia.
2. Pertahankan patensi jalan nafas.
3. Kaji dan ajarkan pasien untuk mempertahankan
posisi yang baik yang  sesuai agar  ekspansi  paru
optimal,  bagian  kepala  ditinggikan
45° - 90° dari tempat tidur.
4. Atur  dan  pertahankan  kecepatan aliran serta
konsentrasi O2 dengan kelembaban sesuai 
pesanan,  siapkan  tabung  O2 portable dan / atau
selang  panjang  bila O2  digunakan
secara berkelanjutan.
5. Pantau  tanda –tanda vital tiap 15 menit –4 jam,
kemudian  tiap 2 – 4 jam bila stabil.
6. Kaji tingkat kesadaran pasien tiap 15 menit – 4 jam 

82
MEMBERIKAN OKSIGEN

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3716/1.9.4/ 02 1/4


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

pertama,  lapor dokter  bila  ronchi atau


bunyi nafas hilang.
7. Lakukan hygiene oral dan nasal 2 kali perhari.
8. Bantu dan ajarkan pasien nafas dalam, dan batuk
efektif tiap  4 jam sekali.
9. Hindarkan kecepatan aliran dan konsentrasi
O2 yang tinggi  untuk pasien PPOM
PROSEDUR 10. Hindarkan kecepatan yang tidak
bermanfaat bagi pasien.
11. Pantau gas darah arteri (Arteri Blood  Gas) 
sesuai instruksi.

1. Instalasi Rawat Inap
2. Instalasi Rawat Jalan
UNIT TERKAIT 3. Instalasi Gawat Darurat
4. Instalasi Hemodialisa
5. Intstalasi Anesthesi dan Terapi Intensif
6. Instalasi Kamar Operasi

MENGANGKAT JAHITAN LUKA

83
Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

065/3717/1.9.4/ 02 1/3
102.6/2019

RUMAH SAKIT UMUM


KARSA HUSADA BATU
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

Tanggal Terbit DIREKTUR


RUMAH SAKIT UMUM
KARSA HUSADA BATU

Standar Prosedur 1 Juni 2019


Operasional

dr.TRIES ANGGRAINI, M.Kes


Pembina Tk. I
NIP. 19640620 199002 2 001
Mengangkat  atau  membuka  jahitan pada luka yang 
PENGERTIAN
dijahit.
1.   Mencegah timbulnya infeksi dari benang jahitan.
2.   Mencegah tertinggalnya benang.
TUJUAN
3.   Membuka    luka    jahitan    yang  terinfeksi  guna   
mempermudah perawatan.
Bekerja sesuai standar profesi, standar prosedur
operasional yang berlaku, dan etik profesi ( Surat
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Karsa Husada
Batu Nomor : 188/06/101.18/2016 ) tentang kebijakan
pelayanan Rumah Sakit Umum Karsa Husada Batu
1.    Persiapan alat :
a.   Alat on steril :
−    Baki dan alas (perlak).
−    Bengkok.
−    Gunting + plester 
−    Kapas alkohol/alkohol swab
−    Kapas on steril 
PROSEDUR −    Sarung tangan on steril  2/3
b.  Alat steril :
−    1 arteri klem / hemostat.
−    1 gunting angkat jahitan.
−    1 pincet chirugi.
−    Gauze (kasa steril).
−    Kapas steril.

2.    Persiapan pasien :
84
a. Perawat memperkenalkan diri
b. Menjelaskan pada pasien tentang tindakan yang
akan dilakukan.
c. Memasang tirai/sketsel

3. Pelaksanaan oleh perawat :


a. Cuci tangan ( sesuai SPO cuci tangan ).
b. Identifikasi pasien ( sesuai SPO identifikasi pasien).
c. Bawa peralatan ke samping tempat tidur pasien.
d. Atur   posisi   pasien   sesuai   lokasi   luka
senyaman  mungkin   dan pasang  alas di bawahnya.
e. Buka   fiksasi  balutan  dengan  kapas  alkohol  lalu 
membuang  balutan  ke dalam bengkok.
f. Bersihkan  luka  dengan kapas desinfektan dari
atas ke bawah / satu  arah  dengan  hemostat
steril  dan  buang  kapas  desinfektan ke  dalam
bengkok.
PROSEDUR g. Pastikan jahitan luka bisa diangkat
h. Gunakan  alat  lepas  jahitan  ( gunting  dan  pinset
chirugi ) untuk mengangkat   jahitan.   
i. Potong   /  menggunting     benang   pada bawah
simpul  lalu  tarik perlahan – lahan  dan  letakkan  ke
dalam  gauze steril  yang  sudah diletakkan
di samping luka
j. Angkat  jahitan  selang  –  seling angkat   dari nomor
2  dan kelipatan genap.
3/3
k. Bersihkan luka dengan kapas desinfektan.
l. Telliti   kembali  apakah  benang  sudah  terangkat
semua  dan  tidak  ada   yang tertinggal.
m. Tutup luka dengan kasa steril / gauze.
n. Fiksasi balutan dengan plester 
o. Rapikan pasien dan bereskan alat – alat.
p. Cuci tangan
q. Dokumentasikan   tindakan   angkat  jahitan  luka  
pada  catatan perawat.
Perhatian :
1. Perhatikan  tehnik  aseptik  dalam
PROSEDUR mengangkat jahitan  luka.
2. Usahakan  agar  tidak  menambah  rasa sakit 
pada klien.
3. Mengangkat  jahitan  tergantung  jenis  jahitan
pada luka.

1. Instalasi Gawat Darurat


UNIT TERKAIT 2. Instalasi Rawat Inap
3. Instalasi Rawat Jalan

85
MEMBERIKAN PERAWATAN KEPADA
KLIEN YANG BARU MENINGGAL

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3718 /1.9.4/ 02 1/2


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

Tanggal Terbit DIREKTUR


RUMAH SAKIT UMUM
KARSA HUSADA BATU

Standar Prosedur 1 Juni 2019


Operasional

dr. TRIES ANGGRAINI, M.Kes


Pembina Tk. I
NIP. 19640620 199002 2 001
Memberi pelayanan khusus kepada klien yang baru
PENGERTIAN saja meninggal.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk:
1. Membersihkan dan merapikan jenazah.
TUJUAN 2. Memberi penghormatan terakhir kepada sesama
manusia.
3. Memberi rasa puas kepada keluarga klien.
KEBIJAKAN Pelayanan di setiap instalasi selalu berorentasi pada mutu
dan keselamatan pasien ( Surat Keputusan Direktur Rumah
Sakit Umum Karsa Husada Batu Nomor :
188.4/732/102.6/2019 ) tentang kebijakan pelayanan
86
MEMBERIKAN PERAWATAN KEPADA
KLIEN YANG BARU MENINGGAL

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3718 /1.9.4/ 02 1/2


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

Rumah Sakit Umum Karsa Husada Batu.


1. Persiapan alat :
a. Skort.
b. Verban / pembalut.
c. Bengkok.
d. Pinset.
e. Kapas lembab dan kain kasa secukupnya.
PROSEDUR f. Alat – alat untuk memandikan jenazah.
g. Sprei.
h. Tempat pakaian kotor.
i. Formulir untuk jenazah / surat kematian.
2. Memberitahu keluarga pasien dengan seksama bahwa
jenazah akan dibersihkan.
3. Membawa alat – alat ke dekat jenazah
PROSEDUR 4. Memakai celemek / schort. 2/2
5. Memakai sarung tangan
6. Membersihkan jenazah, pakaikan pakaian bersih/ kain
jenazah.
7. Meletakkan tangan ditempatkan menurut agama klien.
8. Merapatkan kelopak mata dan lobang – lobang pada
tubuh ditutup dengan kapas lembab (hidung, telinga,
dll).
9. Merapatkan mulut dengan cara mengikat dagu ke
kepala dengan verban.
10. Merapatkan kedua kaki, pergelangan kaki diikat dengan
verban.
11. Jenazah ditutup rapih dengan kain penutup mayat
dan kartu identitas.
12. Mengirim jenazah ke kamar mayat oleh
petugas/sekuriti.
13. Membersihkan dan kembalikan alat ke tempatnya.
14. Mencuci tangan.
15. Mencatat pada dokumentasi perawatan :
a. Tanggal, jam, eadaan klien meninggal,
perlengkapan yang dipergunakan klien.
b. Isi formulir jenazah (harus diisi lengkap untuk
87
MEMBERIKAN PERAWATAN KEPADA
KLIEN YANG BARU MENINGGAL

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3718 /1.9.4/ 02 1/2


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

keperluan visum).
1. Instalasi Rawat Inap
2. Instalasi Rawat Jalan
3. Instalasi Gawat Darurat
UNIT TERKAIT
4. Instalasi Anesthesi dan Terapi Intensif
5. Instalasi Hemodialisa
6. Instalasi Kamar Operasi

MENOLONG PASIEN B.A.K (BUANG AIR KECIL)

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3719/1.9.4/ 02 1/3


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

Tanggal Terbit DIREKTUR


Standar Prosedur RUMAH SAKIT UMUM
Operasional KARSA HUSADA BATU

1 Juni 2019

dr.TRIES ANGGRAINI, M.Kes


Pembina Tk. I

88
MENOLONG PASIEN B.A.K (BUANG AIR KECIL)

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3719/1.9.4/ 02 1/3


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

NIP. 19640620 199002 2 001


Menolong pasien buang air kecil dengan memasang bed
PENGERTIAN pan/ urinal pada pasien yang tidak dapat melakukan sendiri
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk:
1. Menampung air kemih.
TUJUAN 2. Menjaga kebersihan.
3. Mengetahui kelaianan pada urine.
4. Mengurangi gerakan pasien
Pelayanan di setiap instalasi selalu berorentasi pada mutu dan
keselamatan pasien ( Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit
KEBIJAKAN Umum Karsa Husada Batu Nomor : 188.4/732/102.6/2019 )
tentang kebijakan pelayanan Rumah Sakit Umum Karsa
Husada Batu
1. Persiapan alat :
a. Bed pan / urinal.
b. Botol berisi air cebok.
c. Bengkok.
d. Selimut.
e. Pengalas.
PROSEDUR
f. Tissue.
g. Sarung tangan.
2. Persiapan pasien :
a. Perawat memperkenalkan diri
b. Menjelaskan tentang tindakan yang akan dilakukan
c. Memasang sketsel/tirai
3. Pelaksanaan oleh perawat : 2/3
a. Identifikasi pasien ( sesuai SPO identifikasi pasien ).
b. Bawa peralatan kedekat pasien.
c. Pakai sarung tangan.
d. Pasang perlak dan pengalas dibawah pantat
Pada pasien laki-laki :
1) Bila pasien tidak dapat melakukan sendiri, bantu
membuka pakaian bawah pasien.
2) Masukkan penis ke dalam mulut urinal dengan
tangan kiri yang diberi alas selimut pasien.

89
MENOLONG PASIEN B.A.K (BUANG AIR KECIL)

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3719/1.9.4/ 02 1/3


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

3) Anjurkan pasien untuk berkemih.


Pada pasien wanita :
1) Tanggalkan pakaian bawah dan pasang selimut
2) Atur posisi semi fowler dengan meninggikan
kepala 30ºdan tekuk kedua lutut dan letakkan
kedua telapak tangan di sisi samping dan
anjurkan pasien menekuk siku untuk
3) menyangga tubuh.
4) Anjurkan pasien untuk mengangkat pantat /
PROSEDUR
miringkan badannya ke salah sisi membelakangi
perawat (khusus pasien imobilisasi), kemudian
pasang bed pan
5) tepat di bawah pantat yang sudah diberi alas.
6) Anjurkan pasien untuk berkemih.
7) Apabila pasien sudah selesai, regangkan kaki
pasien, buka selimut, buka vulva lalu bersihkan.
8) Bila pasien menginginkan cebok sendiri, bantu
menyiram dan bila telah selesai cuci tangan
3/3 pasie
dengan sabun sampai bersih.
9) Keringkan kemaluan dengan pengalas.
e. Rapikan pasien.
f. Bersihkan alas dan kembalikan ke tempatnya.
g. Cuci tangan
h. Catat pada status pasien:
1) Warna.
PROSEDUR
2) Banyaknya.
3) Bau.
4) Keluhan lainnya
1. Instalasi Rawat Inap
2. Instalasi Rawat Jalan
3. Instalasi Gawat Darurat 
UNIT TERKAIT
4. Instalasi Kamar Operasi
5. Instalasi Anesthesi dan Terapi Intensif
6. Instalasi Hemodialisa

90
MELEPAS KATHETER MENETAP

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3720/1.9.4/ 02 1/2


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

Tanggal Terbit DIREKTUR


RUMAH SAKIT UMUM
KARSA HUSADA BATU

Standar Prosedur 01 Juni 2019


Operasional

dr.TRIES ANGGRAINI, M.Kes


Pembina Tk. I
NIP. 19640620 199002 2 001
Suatu   tindakan  untuk  melepas  katheter  dari
PENGERTIAN
kandung  kemih
91
MELEPAS KATHETER MENETAP

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3720/1.9.4/ 02 1/2


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

1.  Pasien  yang  telah  mengakhiri  terapi  pemasangan


katheter menetap.
TUJUAN 2. Pasien  yang   masih  memerlukan  terapi 
menetap dan dilakukan penggantian
tiap 1 minggu sekali.
Bekerja sesuai standar profesi, standar prosedur
operasional yang berlaku, dan etik profesi ( Surat
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Karsa Husada Batu
Nomor : 188.4/732/102.6/2019 ) tentang kebijakan
pelayanan Rumah Sakit Umum Karsa Husada Batu
1.  Persiapan Alat :
a. Bengkok.
b. Kantong plastik.
c. Spuit on steril
d. Kapas alkohol/alkohol swab.
PROSEDUR e. Perlak / pengalas.
f. Sarung tangan 2/2
2.   Persiapan pasien :
a. Perawat memperkenalkan diri.
b. Jelaskan pada pasien tentang tindakan yang akan
dilakukan
c. Pasang sketsel/tirai
3. Pelaksanaan oleh perawat :
a. Cuci tangan ( sesuai SPO cuci tangan ).
b. Identifikasi pasien ( sesuai SPO identifikasi
pasien ).
c. Pakai sarung tangan
d. Siapkan posisi pasien :
⮚ Wanita : dorsal recumbent
⮚ Laki-laki : Supinasi
e. Pasang perlak atau alas di bawah  pantat
pasien
f. Letakkan  bengkok  di  antara  kedua  kaki 
PROSEDUR pasien
g. Hisap  balon kateter dengan spuit sampai
habis
92
MELEPAS KATHETER MENETAP

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3720/1.9.4/ 02 1/2


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

h. Letakkan   bengkok   di   bawah  kateter,   tarik 


katheter  keluar sambil  diputar  perlahan-
lahan.
i. Anjurkan pasien nafas panjang.
j. Masukkan katheter ke dalam bengkok.
k. Lepas  katheter  dari  urine  bag dan  alirkan 
urine sisa ke  dalam urine bag.
l. Bersihkan bekas plester yang ada di kulit 
pasien.
m. Atur posisi pasien dan merapikan pasien
n. Bersihkan  dan  kembalikan  alat  ditempatnya.
o. Cuci tangan
p. Catat  jumlah  urine  ke  dalam  out  put
dalam  catatan perawat

1. Instalasi Rawat Inap
2. Instalasi Anesthesi dan Terapi Intensif
UNIT TERKAIT
3. Instalasi Gawat Darurat
4. Instalasi Rawat Jalan

93
MERAWAT KATHETER MENETAP

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3721/1.9.4/ 02 1/2


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

Tanggal Terbit DIREKTUR


RUMAH SAKIT UMUM
KARSA HUSADA BATU

Standar Prosedur 01 Juni 2019


Operasional

dr.TRIES ANGGRAINI, M.Kes


Pembina Tk. I
NIP. 19640620 199002 2 001
Suatu tindakan dalam perawatan terhadap katheter menetap
PENGERTIAN

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk:


TUJUAN 1. Menjaga kesterilan.
2. Mencegah terjadinya komplikasi.
Pelayanan di setiap instalasi selalu berorentasi pada mutu
dan keselamatan pasien ( Surat Keputusan Direktur Rumah
KEBIJAKAN Sakit Umum Karsa Husada Batu Nomor :
188.4/732/102.6/2019 ) tentang kebijakan pelayanan Rumah
Sakit Umum Karsa Husada Batu
1. Persiapan alat :
a. Sarung tangan steril.
b. Kapas steril.
c. Bethadine cair.
d. Bengkok / plastik.
e. Perlak / pengalas.
2. Persiapan pasien :
PROSEDUR a. Perawat memperkenalkan diri dan penjelaskan
kepada pasien tentang prosedur yang akan
dilakukan.
b. Memasang sketsel/tirai
3. Pelaksanaan oleh perawat:
a. Cuci tangan ( sesuai SPO cuci tangan ).
b. Identifikasi pasien (sesuai SPO identifikasi pasien).
c. Pasang perlak / alas di bawah pantat pasien.

94
MERAWAT KATHETER MENETAP

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3721/1.9.4/ 02 1/2


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

d. Siapkan dan membuka alat-alat steril. 2/2


e. Atur posisi pasien, wanita: dorsal recumbent, laki-
laki: supinasi.
f. Pakai sarung tangan steril.
g. Bersihkan genetalia.
Pada wanita :
1) Buka labia dengan jari telunjuk dan ibu tangan
kiri, lalu sedikit di tarik ke atas.
2) Bersihkan daerah labia luar dan dalam dari atas
ke bawah terakhir bagian meatus ( kapas
dipergunakan hanya satu kali pakai ).
3) Bersihkan ujung katheter dekat meatus
sepanjang 10 cm dengan arah melingkar ke
PROSEDUR kanan.
Pada pria :
1) Pegang daerah bawah gland penis dengan ibu
jari dan jari telunjuk, tarik preputium ke bawah.
2) Bersihkan dengan arah melingkar dari sebelah
dalam keluar minimal 3x.
3) Bersihkan ujung katheter dekat meatus
sepanjang 10 cm dengan arah melingkar keluar.
h. Atur posisi dan merapikan pasien.
i. Bersihkan dan kembalikan alat-alat ditempatnya.
j. Cuci tangan.
k. Catat kondisi meatus, keluhan–keluhan pasien, dan
tindakan yang telah dilakukan pada status rekam
medis
1. Instalasi Rawat Inap
UNIT TERKAIT 2. Instalasi Anesthesi dan Terapi Intensif

95
MERAWAT LUKA BERSIH

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3722/1.9.4/ 02 1/2


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

Tanggal Terbit DIREKTUR


RUMAH SAKIT UMUM
KARSA HUSADA BATU

Standar Prosedur 1 Juni 2019


Operasional

dr.TRIES ANGGRAINI, M.Kes


Pembina Tk. I
NIP. 19640620 199002 2 001
Merawat luka bersih adalah melakukan perawatan luka
bedah tak terinfeksi atau tidak terjadi proses peradangan
PENGERTIAN
(inflamasi). Luka bersih biasanya menghasilkan luka yang
tertutup.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk:
TUJUAN 1. Meningkatkan proses penyembuhan jaringan
2. Mencegah terjadinya infeksi
Pelayanan di setiap instalasi selalu berorentasi pada mutu
dan keselamatan pasien ( Surat Keputusan Direktur Rumah
KEBIJAKAN Sakit Umum Karsa Husada Batu Nomor :
188.4/732/102.6/2019 ) tentang kebijakan pelayanan
Rumah Sakit Umum Karsa Husada Batu
1. Persiapan alat dan bahan :
i. Alat steril
1) Pinset anatomis (2 buah)
2) Pinset chirurgis (2 buah)
3) Handscoon steril
4) Kom steril (2 buah)
5) Kassa dan kapas steril secukupnya
PROSEDUR 6) Gunting jaringan/ Gunting Up Hecting
(jika diperlukan)
2. Persiapan pasien :
a. Perawat mengucapkan salam dan
memperkenalkan diri
b. Menjelaskan    kepada    pasien    tentang   
prosedur   yang    akan dilakukan.
96
MERAWAT LUKA BERSIH

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3722/1.9.4/ 02 1/2


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

2/2
3. Pelaksanaan oleh perawat :
a. Cuci tangan (sesuai SPO cuci tangan ).
b. Identifikasi pasien ( sesuai SPO identifikasi
pasien )
c. Tempatkan alat-alat ke dekat pasien
d. Pembalut dibuka dengan pincet dan dibuang
pada tempatnya
e. Bekas plester dibersihkan dengan kapas basah
dari arah dalam keluar
f. Kapas kotor dibuang pada tempatnya, pincet
PROSEDUR yang sudah tidak steril diletakkan pada bengkok
yang berisi larutan desinfektan
g. Luka diolesi betadin mempergunakan lidi water
ditutup dengan kassa steril lalu dibalut/diplester
dengan rapi
h. Pasien dirapikan
i. Alat-alat dibereskan
1. Instalasi Rawat Inap
2. Instalasi Rawat Jalan
UNIT TERKAIT
3. Instalasi Gawat Darurat
4. Instalasi Kamar Operasi

97
KREDENSIAL

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

065/3723/1.9.4/ 01 1/2
½
RUMAH SAKIT UMUM
KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu
Tanggal Terbit DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM
KARSA HUSADA BATU

Standar Prosedur 02 Januari 2019


Operasional

dr.TRIES ANGGRAINI, M.Kes


Pembina Tk. I
NIP. 19640620 199002 2 001
Kredensial adalah proses evaluasi terhadap tenaga
keperawatan untuk menentukan kelayakan pemberian
PENGERTIAN
kewenangan klinis.

1. Komite Keperawatan melakukan proses kredensial


dengan baik.
TUJUAN
2. Perawat mendapatkan surat penugasan klinis dari
Direktur Rumah Sakit.
o Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
49 tahun 2013 tentang Komite Keperawatan di Rumah
Sakit
KEBIJAKAN
o Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
40 tahun 2017 tentang Pengembangan Jenjang Karir
Keperawatan
1. Perawat mengajukan permohonan kepada Ketua Komite
Keperawatan untuk dikredensial dengan menyertakan
dokumen:
a) Portofolio pemohon dilengkapi bukti pendukung berupa
sertifikat
b) Daftar rincian kewenangan klinis yang diajukan sesuai
PROSEDUR level kompetensi dan area kerja pemohon
c) STR (Surat Tanda Registrasi) yang masih berlaku
d) SIPP (Surat Ijin Praktek Perawat) yang masih berlaku
e) Sertifikat level kompetensi terakhir (kalau ada)
f) Log Book yang berisi capaian kinerja dengan mengetahui
kepala ruang
2. Ketua Komite Keperawatan menugaskan Sub Komite
Kredensial untuk melakukan kredensial kepada perawat yang

98
KREDENSIAL

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

065/3723/1.9.4/ 01 1/2
½
RUMAH SAKIT UMUM
KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu
bersangkutan 2/2
3. Ketua Sub Komite Kredensial memberikan Form Kredensial
Perawat untuk diisi oleh perawat yang bersangkutan
4. Perawat mengisi Form Kredensial Perawat
Sub Komite Kredensial membentuk tim ad-hoc Kredensial.
5. Tim ad-hoc Kredensial melakukan proses kredensial kepada
perawat yang bersangkutan dengan melakukan asesmen,
verifikasi dan evaluasi terhadap dokumen untuk menetapkan
kewenangan klinis yang diminta pemohon berdasarkan buku
putih (White Paper)
6. Tim ad-hoc Kredensial memberikan rekomendasi hasil
kredensial kepada Ketua Komite Keperawatan.
7. Hasil Kredensial berisi rekomendasi kompeten, perlu
supervisi dan tidak kompeten.
8. Apabila dalam rekomendasi tim Kredensial disetujui,
maka Ketua Komite Keperawatan mengajukan surat
rekomendasi kepada Direktur RSU Karsa Husada Batu
untuk dibuatkan Surat Penugasan Klinis.
9. Apabila dalam rekomendasi Sub Komite Kredensial
PROSEDUR
tidak menyetujui atau menyetujui sebagian, Tim
Kredensial memberikan feedback kepada perawat yang
bersangkutan tentang hal-hal apa yang menjadikan
tidak disetujui dan boleh mengajukan banding.
10. Tim Kredensial melakukan kredensial ulang enam
bulan setelah pengajuan pertama.
Direktur RSU Karsa Husada Batu mengeluarkan Surat
Penugasan Klinis untuk perawat yang bersangkutan
1. Koordinator Pelayanan Keperawatan
2. Bagian Kepegawaian
UNIT TERKAIT 3. Komite Keperawatan
4. Unit Pelayanan Keperawatan

99
RE-KREDENSIAL

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

065/3724/1.9.4/ 01 1/3
½
102.6/2019
RUMAH SAKIT UMUM
KARSA HUSADA BATU
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu
Tanggal Terbit DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM
KARSA HUSADA BATU

Standar Prosedur 02 Januari 2019


Operasional

dr.TRIES ANGGRAINI, M.Kes


Pembina Tk. I
NIP. 19640620 199002 2 001
Re-kredensial adalah proses re-evaluasi terhadap tenaga
PENGERTIAN keperawatan yang telah memiliki kewenangan klinis untuk
menentukan kelayakan pemberian kewenangan klinis.

1. Komite Keperawatan melakukan proses re-kredensial


dengan baik
TUJUAN
2. Perawat mendapatkan surat penugasan klinis dari
Direktur Rumah Sakit
o Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 49 tahun 2013 tentang Komite Keperawatan di
Rumah Sakit
KEBIJAKAN
o Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 40 tahun 2017 tentang Pengembangan Jenjang
Karir Keperawatan
1. Perawat mengajukan permohonan kepada Ketua Komite
Keperawatan untuk dire-kredensial dengan menyertakan
dokumen:
g) Portofolio pemohon dilengkapi bukti pendukung
berupa sertifikat 2/3
PROSEDUR h) Daftar rincian kewenangan klinis yang diajukan
sesuai level kompetensi dan area kerja pemohon
i) STR (Surat Tanda Registrasi) yang masih berlaku
j) SIPP (Surat Ijin Praktek Perawat) yang masih
berlaku
k) Sertifikat level kompetensi terakhir (kalau ada)
l) Log Book yang berisi capaian kinerja dengan
mengetahui kepala ruang
2. Ketua Komite Keperawatan menugaskan Sub Komite
100
RE-KREDENSIAL

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

065/3724/1.9.4/ 01 1/3
½
102.6/2019
RUMAH SAKIT UMUM
KARSA HUSADA BATU
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu Kredensial untuk melakukan re-kredensial kepada
perawat yang bersangkutan
3. Ketua Sub Komite Kredensial memberikan Form re-
kredensial Perawat untuk diisi oleh perawat yang
bersangkutan
4. Perawat mengisi Form Re-kredensial Perawat
Sub Komite Kredensial membentuk tim ad-hoc
Kredensial.
5. Tim ad-hoc Kredensial/Rekredensial melakukan proses
PROSEDUR kredensial kepada perawat yang bersangkutan dengan
melakukan asesmen, verifikasi dan evaluasi terhadap
dokumen untuk menetapkan kewenangan klinis yang
diminta pemohon berdasarkan buku putih (White Paper)
6. Tim ad-hoc Kredensial memberikan rekomendasi hasil
kredensial kepada Ketua Komite Keperawatan
Hasil Kredensial berisi rekomendasi kompeten, perlu
supervisi dan tidak kompeten.
7. Apabila dalam rekomendasi tim Kredensial disetujui,
maka Ketua Komite Keperawatan mengajukan surat
rekomendasi kepada Direktur RSU Karsa Husada Batu
untuk dibuatkan Surat Penugasan Klinis.
8. Apabila dalam rekomendasi Sub Komite Kredensial
tidak menyetujui atau menyetujui sebagian, 3/3 Tim
Kredensial memberikan feedback kepada perawat yang
bersangkutan tentang hal-hal apa yang menjadikan
tidak disetujui dan boleh mengajukan banding.
9. Tim Kredensial/Re-kredensial melakukan kredensial
ulang enam bulan setelah pengajuan pertama.
10. Direktur RSU Karsa Husada Batu mengeluarkan Surat
Penugasan Klinis untuk perawat yang bersangkutan
PROSEDUR
1. Koordinator Pelayanan Keperawatan
2. Bagian Kepegawaian
UNIT TERKAIT
3. Komite Keperawatan
4. Unit Pelayanan Keperawatan

101
JADWAL DINAS

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

065/3725 /1.9.4/ 01 1/2


RUMAH SAKIT UMUM 102.6/2019
KARSA HUSADA BATU
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu
Tanggal Terbit DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM
KARSA HUSADA BATU

Standar Prosedur 02 Januari 2019


Operasional

dr.TRIES ANGGRAINI, M.Kes


Pembina Tk. I
NIP. 19640620 199002 2 001

102
JADWAL DINAS

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

065/3725 /1.9.4/ 01 1/2


RUMAH SAKIT UMUM 102.6/2019
KARSA HUSADA BATU
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu
Tata cara dan ketentuan pengaturan jadwal jaga perawat di
PENGERTIAN ruang unit keperawatan untuk tiga shift
Efisiensi tenaga keperawatan dengan memperhatikan
TUJUAN kemampuan perawat dan tingkat ketergantungan pasien
pada tiap shift.
Pelayanan di setiap instalasi selalu berorientasi pada mutu
dan keselamatan pasien ( Surat Keputusan Direktur Rumah
KEBIJAKAN sakit Umum Karsa Husada Batu
Nomor:188.4/732/102.6/2019 tentang kebijakan pelayanan
Rumah Sakit Umum Karsa Husada Batu.

1. Kepala ruangan menyusun jadwal dinas untuk satu bulan


dimulai dari tanggal 1 pada tiap bulannya dan sesuai
jumlah tenaga yang ada di ruangan.
2. Daftar jaga harian mempertimbangkan tersedianya
penanggungjawab shift dan tingkat ketergantungan
PROSEDUR pasien pada setiap shift jaga.
3. Kepala ruangan menentukan perawat penanggungjawab
shift dengan ketentuan :
o Telah dianggap mampu melaksanakan tugas teknis
keperawatan.
o Mempunyai rasa tanggungjawab yang tinggi. 2/2
o Disiplin dan mempunyai kemampuan komunikasi
yang baik.
4. Jumlah jam kerja maksimal dalam 1 minggu untuk tiap
staf adalah 40 jam, bila ada kelebihan jam dihitung
sebagai jam kerja lembur.

5. Waktu dinas perawat terdiri dari :


o Shift pagi jam 07.00 – 14.00 WIB
o Shift sore jam 14.00 – 21.00 WIB
o Shift malam jam 21.00 – 07.00 WIB
6. Tidak diperbolehkan dinas pada dua shift yang
berurutan, kecuali ada peningkatan ketergantungan
PROSEDUR
pasien (beban kerja) perawat yang tersedia tidak
mencukupi kebutuhan, misalnya karena sakit dan lain-
lain dengan kompensasi penggantian libur.
7. Perawat jaga tidak diperbolehkan tukar dinas, kecuali
103
JADWAL DINAS

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

065/3725 /1.9.4/ 01 1/2


RUMAH SAKIT UMUM 102.6/2019
KARSA HUSADA BATU
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu
ada kepentingan incidental dan harus sepengetahuan
kepala ruangan.
8. Dalam satu periode dinas malam maksimal diberikan tiga
hari berturut-turut, shift pagi dan sore diberikan dengan
mempertimbangkan ketergantungan pasien.
9. Penanggungjawab shift jaga pada unit khusus harus
mempertimbangkan adanya perawat yang mempunyai
sertifikat keahlian khusus di ruang tersebut pada setiap
shift jaga.
5. Koordinator Pelayanan Keperawatan
6. Bagian Kepegawaian
UNIT TERKAIT
7. Komite Keperawatan
8. Unit Pelayanan Keperawatan

104
IMUNISASI

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

065/3726/1.9.4/ 01 1/3
RUMAH SAKIT UMUM 102.6/2019
KARSA HUSADA BATU
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu
Tanggal Terbit DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM
KARSA HUSADA BATU

Standar Prosedur 01 Juni 2019


Operasional

dr.TRIES ANGGRAINI, M.Kes


Pembina Tk. I
NIP. 19640620 199002 2 001
Suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan
seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga
PENGERTIAN
bila suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut tidak
akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan
Imunisasi BCG
Sebagai acuan dalam pemberian imunisasi Bacillus
Calmette Guerin (BCG) agar anak mempunyai daya tahan
terhadap penyakit Tuberkulosis
Imunisasi Polio
Sebagai acuan dalam pemberian imunisasi polio agar anak
mempunyai daya tahan terhadap penyakit polio
TUJUAN
Imunisasi Pentabio
Agar anak mempunyai daya tahan terhadap penyakit
Dipteri, Pertusis, Tetanus, Hepatitis B dan Haemophilus
influenza tipe B
Imunisasi Campak
Agar anak mempunyai daya tahan terhadap penyakit
campak.
Pelayanan di setiap instalasi selalu berorientasi pada mutu
dan keselamatan pasien ( Surat Keputusan Direktur Rumah
KEBIJAKAN sakit Umum Karsa Husada Batu
Nomor:188.4/732/102.6/2019 tentang kebijakan pelayanan
Rumah Sakit Umum Karsa Husada Batu.

Imunisasi BCG 2/3


1) Petugas mencuci tangan
2) Pakai hanscoon
3) Pastikan vaksin dan spuit yang akan digunakan
105
IMUNISASI

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

065/3726/1.9.4/ 01 1/3
RUMAH SAKIT UMUM 102.6/2019
KARSA HUSADA BATU
Jl. A. Yani No. 10 – 13
4) Larutkan vaksin BCG kering dengan pelarutnya
5) Gunakan spuit disposible 5 cc
6) Ambil vaksin dan hisap kedalam spuit disposable
sebanyak 0,05 cc
7) Atur posisi dan membasahi dengan kapas air steril,
jangan menggunakan alcohol /desinfektan sebab akan
merusak vaksin tersebut
8) Suntikkan vaksin secara perlahan di area penyuntikan
yaitu di lengan kanan atas ( tepatnya pada insertion
musculus deltoideus) secara intrakutan / dibawah kulit,
membentuk gelembung berwarna terang seperti gigitan
nyamuk, tidak perlu di aspirasi
9) Cabut jarum dari lokasi penyuntikan, jangan lakukan
masase pada area penyuntikan
10)Rapikan pasien dan alat-alat
PROSEDUR 11)Petugas mencuci tangan
12)Catat dalam buku
Imunisasi Polio
1) Petugas mencuci tangan
2) Pakai hanscoon bersih
3) Pastikan vaksin polio dalam keadaan baik, perhatikan
nomor bacth, kadaluarsa dan VVM
4) Buka tutup vaksin dengan menggunakan pinset/gunting
kecil
5) Pasang pipet diatas botol vaksin
3/3
6) Letakkan anak pada posisi yang senyaman mungkin
7) Buka mulut anak dan teteskan vaksin polio sebanyak 2
tetes
8) Pastikan vaksin yang telah diberikan ditelan oleh anak
yang di imunisasi
9) Jika langsung dimuntahkan atau dikeluarkan oleh anak,
ulangi lagi penetesan
10)Saat meneteskan vaksin ke mulut, pastikan agar vaksin
tetap dalam kondisi steril
11)Rapikan alat
12)Petugas mencuci tangan
Imunisasi DPT Pentabio
1) Petugas mencuci tangan
2) Pakai hanscoon
3) Pastikan vaksin yang akan digunakan
106
IMUNISASI

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

065/3726/1.9.4/ 01 1/3
RUMAH SAKIT UMUM 102.6/2019
KARSA HUSADA BATU
Jl. A. Yani No. 10 – 13
4) Ambil vaksin DPT Pentabio 0,5 cc ke dalam spuit
5) Atur posisi pasien dan desinfeksi area penyuntikan
yaitu di 1/3 paha atas antero lateral
6) Suntikkan vaksin secara intra muskular
7) Anjurkan memberi antipiretik kepada ibu pasien, bila
terjadi badan panas akibat vaksinasi DPT
8) Anjurkan kompres hangat pada lokasi penyuntikan
9) Rapikan alat
10)Petugas mencuci tangan
11)Mencatat dalam buku
Imunisasi Campak
PROSEDUR 1. Petugas mencuci tangan
2. pakai hands scoone
3. Pastikan vaksin yang akan digunakan
4. Ambil vaksin campak 0,5cc kedalam spuit
5. Atur posisi pasien dan disinfeksi area penyuntikan
dianjurkan secara sub kutan, walaupun demikian saat
diberikan dapat diberikan secara intra muskular
6. Anjurkan kompres hangat pada lokasi penyuntikan
7. Rapikan alat
8. Petugas mencuci tangan
9. Catat dalam buku
UNIT TERKAIT Instalasi Rawat Jalan

107
PEMAKAIAN RESPIRATOR

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

065/3727/1.9.4/ 01 1/2
RUMAH SAKIT UMUM 102.6/2019
KARSA HUSADA BATU
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu
Tanggal Terbit DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM
KARSA HUSADA BATU

Standar Prosedur 1 Juni 2019


Operasional

dr.TRIES ANGGRAINI, M.Kes


Pembina Tk. I
NIP. 19640620 199002 2 001
Untuk mencegah penularan secara langsung dari pasien
PENGERTIAN ke petugas
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
menurunkan resiko terpajan, sebab kadar percik renik tidak
TUJUAN
dapat dihilangkan dengan upaya administratif dan
lingkungan
Pelayanan di setiap instalasi selalu berorientasi pada mutu
dan keselamatan pasien ( Surat Keputusan Direktur
KEBIJAKAN Rumah Sakit Umum Karsa Husada Batu Nomor :
188.4/732/102.6/2019 ) tentang kebijakan pelayanan
Rumah Sakit Umum Karsa Husada Batu
Respirator partikulat pelayanan kesehatan N95 atau FFP2
( Health care paricular respirator )
1. Gemgamlah respirator dengan satu tangan, posisikan
sisi depan bagian hidung pada ujung jari-jari anda,
biarkan tali pengikat respirator menjuntai bebas
dibawah tangan anda
2. Posisikan respirator dibawah dagu anda dan sisi untuk
PROSEDUR hidung berada diatas
3. Tariklah tali pengikat respirator yang atas dan
posisikan tali agak tinggi dibelakang kepala anda diatas
telinga. Tariklah tali pengikat respirator yang bawah
posisikan tali pada kepala bagian atas (posisikan tali
menyilang)
4. Letakkan jari-jari kedua tangan anda diatas bagian
hidung yang terbuat dari logam.
PROSEDUR Tekan sisi logam tersebut ( gunakan dua jari dari

108
PEMAKAIAN RESPIRATOR

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

065/3727/1.9.4/ 01 1/2
RUMAH SAKIT UMUM 102.6/2019
KARSA HUSADA BATU
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu
masing-masing tangan ) mengikuti bentuk jari anda`
5. Jangan menekan respirator dengan satu tangan karena
dapat mengakibatkan respirator bekerja kurang efektif
6. Tutup bagian depan respirator dengan kedua tangan,
dan hati-hati agar posisi respirator tidak berubah
1. Instalasi Gawat Darurat
2. Instalasi Rawat Jalan
3. Instalasi Rawat Inap
UNIT TERKAIT
4. Instalasi Kamar Operasi
5. Instalasi Hemodialisa
6. Instalasi Anesthesi dan Terapi Intensif

109
PEMANTAUAN EKG KONTINUE

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

065/3728/1.9.4/ 01 1/2
RUMAH SAKIT UMUM 102.6/2019
KARSA HUSADA BATU
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

Tanggal Terbit DIREKTUR


RUMAH SAKIT UMUM
KARSA HUSADA BATU

Standar Prosedur 1 Juni 2019


Operasional

dr.TRIES ANGGRAINI, M.Kes


Pembina Tk. I
NIP. 19640620 199002 2 001
Pemantauan (monitor) jantung merupakan suatu alat
pemantauan irama jantung yang dapat digunakan secara
PENGERTIAN
terus menerus selama pasien di rawat atau selama
dilakukan pemantauan
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
TUJUAN mengidentifikasi disritmia agar dapat menentukan
intervensi dini
Pelayanan di setiap instalasi selalu berorientasi pada mutu
dan keselamatan pasien ( Surat Keputusan Direktur Rumah
KEBIJAKAN sakit Umum Karsa Husada Batu
Nomor:188.4/732/102.6/2019 tentang kebijakan pelayanan
Rumah Sakit Umum Karsa Husada Batu.

A. Persiapan Alat
1. kapas alcohol
2. alat cukur
3. 3 buah chest lead
4. Monitor EKG
5. Kabel electrode lengkap dengan monitor
B. Persiapan pasien
PROSEDUR
1. Pasien/ keluarga diberitahu tentang tindakan yang
akan dilakukan
2. Atur posisi pasien suoine, semi fowler
C. Tindakan
1. Cuci tangan
2. Jelaskantentang tujuan pemasangan monitor
jantung pada pasien/ keluarga

110
PEMANTAUAN EKG KONTINUE

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

065/3728/1.9.4/ 01 1/2
RUMAH SAKIT UMUM 102.6/2019
KARSA HUSADA BATU
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

3. Bersihkan/ cukur area lokasi electrode di 2/2


dada atau
di rambut (segitiga Einthoven)
4. Pasang electrode/ chest lead pada posisi
gelombang R tertinggi setelah electrode diberi jelly
5. Sambungkan electrode pada monitor dengan kabel
(merah-kanan, kuning-kiri, hitam-kiri bawah)
PROSEDUR
6. Setting alarm, suara monitor dan tampilan gambar
EKG
7. Rapikan kembali alat-alat
8. Nilai kembali kondisi pasieN.
9. Dokumentasikan prosedur dan respon pasien
10. Cuci tangan
1. Instalasi Anesthesi dan Terapi Intensif
UNIT TERKAIT 2. Instalasi Gawat Darurat

111
ASISTENSI/PENDAMPINGAN TINDAKAN
LIGASI VARICES ESOFAGUS (LVE )

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3729/1.9.4/ 01 1/4


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

Tanggal Terbit DIREKTUR


RUMAH SAKIT UMUM
KARSA HUSADA BATU

Standar Prosedur 1 Juni 2019


Operasional

dr.TRIES ANGGRAINI, M.Kes


Pembina Tk. I
NIP. 19640620 199002 2 001
Asisstensi / pendampingan oleh perawat pada suatu
tindakan pengikatan pada varises esophagus dengan
PENGERTIAN menggunakan karet bundar kecil dan elastis yang akan
menghalangi aliran darah sehingga menjadi fibrosis melalui
alat endoskopi
− - Untuk mencegah pecahnya varises esophagus
TUJUAN - - Untuk memperlambat proses timbulnya varises yang lebih
besar.
Pelayanan di setiap instalasi selalu berorientasi pada mutu
dan keselamatan pasien ( Surat Keputusan Direktur
KEBIJAKAN Rumah Sakit Umum Karsa Husada Batu Nomor :
188.4/732/102.6/2019 ) tentang kebijakan pelayanan
Rumah Sakit Umum Karsa Husada Batu
1. Persiapan Tindakan
a. Persiapan Alat
- Light Soerce (sumber cahaya)
- Gastrointestinal Fiberskop ( Instrumen
Chanel 3,2 mm)
- Mouth piece
- 1 set Saeed shooter
- Oksigen set 2/4
PROSEDUR - Bengkok
- Kasa dan tissue
- Handuk kecil
- Spuit 20 cc (2 buah), Sepuit 2,5 cc (2 buah)
- Karet Ligasi 6 buah
112
ASISTENSI/PENDAMPINGAN TINDAKAN
LIGASI VARICES ESOFAGUS (LVE )

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3729/1.9.4/ 01 1/4


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

b. Persiapan Obat-obatan
- Sulfas atrupin 0,25 mg ( 1 amp )
- Buscopan 20 mg ( 1 amp )
- Aquadest
- Xylocain spray 10 %
c. Persiapan Pasien
1) Persiapan mental/Psikologis
Menjelaskan tentang maksud dan tujuan dari
pemeriksaan sekaligus meminta
persetujuan/izin tindakan ( Inform Consent )
2) Persiapan Fisik
- Menilai faal haemostasis (Hb, PCV,
trombo, PPT, APTT, Masa perdarahan
dan masa pembekuan) sebagai bahan
pertimbangan dan untuk tindakan lanjutan
- Memastikan pasien dalam keadaan puasa
PROSEDUR
(puasa 6 – 8 Jam sebelum pemeriksaan )
kecuali perdarahan akut
- Menilai tanda tanda vital dan tingkat
kesadaran pasien
- Memasnag infuse bila perlu
2. Pelaksanaan.
a. Berikan penjelasan kepada pasien dan keluarga
tentang tindakan yang akan dilakukan.
b. Dokter dan perawat memakai APD 3/4 ( Masker ,
handschoon, Scort )
c. Siapkan 6 buah karet ligasi pada Saeed shooter.
d. Pasang Multi Bland Ligator pada channel biopsy.
e. Insersi Grasping Snare ke dalam MBL sampai
keluar di ujung skop.
f. Tarik snare dengan Grasping sampai keluar
MBL.
g. Yakinkan Opti – Vu Barrel pada tip endoskopi
( dapat dilihat pada monitor ).
h. Kendorkan ikat pinggang, menanggalkan gigi
palsu, jilbab dan kaca mata bila ada
i. Semprokan Xilocain Seppray 10 % ke dalam
113
ASISTENSI/PENDAMPINGAN TINDAKAN
LIGASI VARICES ESOFAGUS (LVE )

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3729/1.9.4/ 01 1/4


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

Orofaring
j. Atur posisi pasien tidur miring ke kiri tangan kiri
dibawah bantal, tangan kanan lurus diatas paha
kanan. Kepala sedikit menunduk
k. Beri suntikan premedikasi (Buscopan 20 mg,
Valium 10 mg atau sesuai dengan program
dokter).
l. Pasang penyangga mulut (mouthpiece)
m. Perawat dan dokter memakai skort , masker dan
sarung tangan
n. Hubungkan skop dengan sumber cahaya dan
suction kemudian menghidupkan alat
o. Ujung skop diberi Jelly kira – kira sepanjang 10
cm
PROSEDUR p. Skop dimasukkan melalui mulut sampai
esophagus untuk melihat lokasi varises.
q. Ujung skop ditempelkan pada varises , kemudian
di suction sampai terhisap setengah sampai
dalam ring, MBL diputar, maka varises akan
terikat oleh ring karet.Hal tersebut diulang
sampai maksimal 6 kali ikatan. 4/4
r. Perawat selalu mengobservasi keadaan pasien.
s. Skop dikeluarkan perlahan sambil
mengobservasi perdarahan.
t. Mouth piece dilepas, pasien dan alat dibersihkan
dan dirapikan

Pasca Tindakan
a. Pindahkan pasien ke ruang pulih (RR)
b. Observasi tanda-tanda vital, perdarahan, muntah
dan tingkat kesadaran, setiap 15 menit pada satu
jam pertama.
c. Klien puasa 6 jam post tindakan.
d. Kemudian diet cair selama 2 hari, diet bubur halus
2 hari, dan bubur kasar 2 hari, selanjutnya boleh
nasi tim.
- Observasi perdarahan 1 kali 24 jam.
114
ASISTENSI/PENDAMPINGAN TINDAKAN
LIGASI VARICES ESOFAGUS (LVE )

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3729/1.9.4/ 01 1/4


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

PROSEDUR
Unit/Ruang Endoscopy
UNIT TERKAIT

ASISSTENSI COLONOSCOPY

115
Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

065/3730/1.9.4/ 02 1/5
102.6/2019

RUMAH SAKIT UMUM


KARSA HUSADA BATU
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu
Tanggal Terbit

Standar Prosedur
Operasional 1 Juni 2019

Asisstensi kolonoskopi adalah pendam[pingan suatu


pemeriksaan kolon atau usus besar (rectum, sigmoid, kolon
PENGERTIAN desendens, kolon transversum dan kolon asendens) dengan
memasukkan alat kolonoskop ke dalam usus besar melalui
anus
1. Diagnostik :
● Untuk mengevaluasi kelainan saluran cerna bagian
bawah, bilamana hasil pemeriksaan radiology
meragukan atau tidak di dapatkan kelainan ,
sedangkan gejala-gajala penyakit ada
● Untuk meneliti lebih lanjut penyakit kolon pada
pasien anemia dengan penurunan berat badan yang
tidak jalas penyebabnya
● Untuk menegakkan diagnosa keganasan pada kolon
TUJUAN
● Biopsy terminalis
● Follow up sesudah pengangkatan polip atau kanker
2. Terapiutik :
● Tindakan Polipektomi
● Skleroterapi pada haemoroid

KEBIJAKAN

116
Persiapan Pasien 2/5

a. Persiapan mental/psikologis
Mejelaskan tujuan dan manfaat pemeriksaan, dimana
pemeriksaan ini dilakukan dalam keadaan usus bersih
dari tinja sehingga perlu ditekankan pentingnya
mematuhi persiapan, sekaligus mendapatkan
persetujuan/izin tindakan (inform consent)

b. Persiapan Fisik
Meyakinkan bahwa kolon dalam keadaan bersih .
o Cara Pertama
Cara ini dilaksanakan pada pasien yang akan
melaksanakan kolonoskopi pada umumnya :
- Sehari sebelum pemeriksaan pasien diet cair
( susu, air kacang hijau, tajin ) dan tidak boleh makan
makanan yang sifatnya padat ( nasi, bubur, roti dll.)
− Pasien dianjurkan minum air putih sebanyak 3 – 4 liter
PROSEDUR sehari
− Jam 19.00 minum fleet phosposoda 45 ml dicampur
dengan air hangat hingga menjadi satu gelas ( boleh
ditambah gula ) dan harus habis dalam waktu setengah
jam
− Setelah itu Diet cair stop dan pasien hanya boleh
meneruskan minum air putih saja sebanyak – banyaknya
sampai jam 06.00 pagi ( boleh ditambah gula )
− Jam 05.00 Fleet Enema dimasukkan melalui 3/5 dubur
sambil menungging dan ditahan selama kurang lebih
setengah jam.
− Jam 07.00 Minum air gula 1 gelas
− Jam 08.00 dilakukan tindakan Kolonoskopi
o Cara Kedua dilaksanakan pada pasien dengan kolostomi
:
− Sehari sebelum pemeriksaan pasien diet cair
( susu, air kacang hijau, tajin ) dan tidak boleh makan
makanan yang sifatnya padat ( nasi, bubur, roti dll.)
− Pasien dianjurkan minum air putih sebanyak 3 – 4 liter
sehari
− Jam 19.00 minum fleet phosposoda 45 ml dicampur
dengan air hangat hingga menjadi satu gelas ( boleh
ditambah gula ) dan harus habis dalam waktu setengah
jam
− Setelah itu Diet cair stop dan pasien hanya boleh
meneruskan minum air putih saja sebanyak – banyaknya
sampai jam 06.00 pagi ( boleh ditambah gula )
− Jam 05.00 dilaksanakan Lavement ( bila pasien rawat
inap ) , atau bias menggunakan Fleet Enema
dimasukkan melalui dubur sambil menungging dan
ditahan selama kurang lebih setengah jam
117
− Jam 07.00 Minum air gula 1 gelas
− Jam 08.00 dilakukan tindakan Kolonoskopi
o Cara Ketiga dengan menggunkan garam Inggris
- Sehari sebelum pemeriksaan pasien diet cair
PROSEDUR ( susu, air kacang hijau, tajin ) dan tidak boleh makan
makanan yang sifatnya padat ( nasi, bubur, roti dll.)
− Pasien dianjurkan minum air putih sebanyak 3 – 4 liter
sehari
− Jam 19.00 minum garam inggris 30 gram 4/5
dicampur
dengan air hangat hingga menjadi satu gelas ( boleh
ditambah gula ) dan harus habis dalam waktu setengah
jam
− Setelah itu Diet cair stop dan pasien hanya boleh
meneruskan minum air putih saja sebanyak – banyaknya
sampai jam 06.00 pagi ( boleh ditambah gula )
− Jam 05.00 garam inggris 30 mg dicampur dengan air
hangat hingga menjadi satu gelas ( boleh ditambah gula
).
− Jam 07.00 Minum air gula 1 gelas
− Jam 08.00 dilakukan tindakan Kolonoskopi
o Cara ke empat dilaksanakan pada pasien dengan
keluhan sulit BAB
Sehari sebelum pemeriksaan pasien diet cair ( susu, air
kacang hijau, tajin ) dan tidak boleh makan makanan
yang sifatnya padat ( nasi, bubur, roti dll.)
− Pasien dianjurkan minum air putih sebanyak 3 – 4 liter
sehari
− Jam 19.00 minum Fleet enema lewat anus dalam posisi
menungging
− Setelah itu Diet cair stop dan pasien hanya boleh
meneruskan minum air putih saja sebanyak – banyaknya
sampai jam 06.00 pagi ( boleh ditambah gula )
− Jam 05.00 minum Fleet phosposoda 45 ml dicampur
dengan air hangat hingga menjadi satu gelas ( boleh
ditambah gula ).
− Jam 07.00 Minum air gula satu gelas
- Jam 08.00 dilakukan tindakan Kolonoskopi

a) Pelaksanaan
1) Jelaskan ulang kepada pasien/keluarga tentang
kegiatan/tindakan yang akan dilakukan
2) Siapkan pasien mengenakan celana khusus 5/5 kolonoskopi
(celana lubang/bagian lubang ditempatkan di belakang)
PROSEDUR 3) Atur posisi pasien berbaring miring kekiri
4) Beri prmedikasi (sesuai program dokter)
5) Hubungkan skop dengan sumber cahaya dan suction,
kemudian alat dihidupkan
6) Olesi KY jelly pada ujung fiberskop dan lobang anus
7) Dokter mengarahkan fiberskop, sementara Perawat
menginsersi fiberskop dan mengobservasi tanda-tanda

118
vital, tingkat kesadaran pasien, melaporkan pada dokter
dbila ada tanda-tanda yang mencurigakan dan
memperthankan posisi fiberskop pada posisi yang di
perlukan
8) Sementara dokter melakukan pemeriksaan perawat
merubah posisi berbaring, berbaring pasien sesuai
dengan kebutuhan bila di temukan hal-hal yang
mencurigakan dokter melakukan biopsy dan Foto
9) Perawat mengeluarkan fiberskop sambil mengobservasi
pasien
10) Rapikan pasien dan alat.

Pasca Tindakan
− Pindakan Pasien ke ruang pulih
− Observasi dan menilai tanda-tanda vital,kembung dan
tingkat kesadaran

PROSEDUR

UNIT TERKAIT Ruang Endoscopy

119
ASISTENSI/PENDAMPINGAN
TINDAKAN POLIPEKTOMI

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

065/3731/1.9.4/ 01 1/3
102.6/2019
RUMAH SAKIT UMUM
KARSA HUSADA BATU
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

Tanggal Terbit DIREKTUR


RUMAH SAKIT UMUM
KARSA HUSADA BATU

Standar Prosedur 1 Juni 2019


Operasional

dr.TRIES ANGGRAINI, M.Kes


Pembina Tk. I
NIP. 19640620 199002 2 001
Asisstensi / pendampingan oleh perawat pada suatu
PENGERTIAN tindakan untuk mengangkat polip di dalam colon/ usus
besar
− - Untuk menghindari perdarahan rectum
TUJUAN − - Untuk pemeriksaan patologi anatomi
− - Untuk mencegah keganasan
KEBIJAKAN
1. Persiapan Tindakan
a. Persiapan Alat
- Light Source
- Colonoskopi fiberscope
- ESU (Elektro Surgical Unit)
- Oksigen set
- Bengkok
- Kassa
PROSEDUR
- KY Jelly
- Snare polipektomi
b. Persiapan Obat-obatan
- Buscopan 20mg (1 Ampul)
- Sulfas Atrupin 0,25mh (1 Ampul )
c. Persiapan Pasien
- Persiapan mental/psikologi
Menjelaskan tentang maksud dan
tujuan dari pemeriksaan sekaligus

120
ASISTENSI/PENDAMPINGAN
TINDAKAN POLIPEKTOMI

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

065/3731/1.9.4/ 01 1/3
102.6/2019
RUMAH SAKIT UMUM
KARSA HUSADA BATU
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu meminta persetujuan/izin tindakan
(inform consent)
- Persiapan Fisik
Persiapan fisik pada pasien tindakan
polipektomi sama Seperti pada
persiapan fisik pasien yang akan
dilakukan tindakan colonoskopi
2. Pelaksanaan
a. Beri penjelasan kepada pasien dan keluarga
tentang tindakan yang akan dilakukan
b. Dokter dan perawat memakai APD
( Masker, handscoon, skort/apron)
c. Siapkan Colonoskopi fiberscope
d. Posisikan pasien miring kekiri, tangan kiri
dibawah bantal, tangan kanan lurus diatas
paha kanan.
e. Siapkan snare yang telah terhubung ke ESU
PROSEDUR f. Perawat Memberi Jelly pada ujung skope dan
pada anus
g. Masukkan skope melewati anus hingga
menemukan polip yang hendak di potong
h. Masukkan snare ke dalam chanel biopsy,
hingga ujung snare Nampak
i. Keluarkan kawat snare dari ujung plastic
yang tampak pada monitor hingga leher polip
tampak terikat dan tarik kawat kembali ked
3/3
lm plastic snare
j. Dokter akan mengaktifkan ESU hingga polip
terlepas
k. Perawat selalu mengobservasi keadaan
pasien
l. Keluarkan skope perlahan sambil
mengobservasi perdarahan
m. Pasien dan alat dibersihkan dan dirapikan
3. Pasca tindakan
a. Pindahkan pasien keruang pulih (RR)
b. Observasi tanda vital, perdarahan dan tingkat

121
ASISTENSI/PENDAMPINGAN
TINDAKAN POLIPEKTOMI

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

065/3731/1.9.4/ 01 1/3
102.6/2019
RUMAH SAKIT UMUM
KARSA HUSADA BATU
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu
PROSEDUR kesadaran
c. Observasi keluhan nyeri

Unit/Ruang Endoscopy
UNIT TERKAIT

122
ASISSTENSI/PENDAMPINGAN TINDAKAN
PROEF PLEURA ( THORACENTESIS )

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

065/3732/1.9.4/ 01 1/3
102.6/2019
RUMAH SAKIT UMUM
KARSA HUSADA BATU
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

Tanggal Terbit DIREKTUR


RUMAH SAKIT UMUM
KARSA HUSADA BATU

Standar Prosedur 1 Juni 2019


Operasional

dr.TRIES ANGGRAINI, M.Kes


Pembina Tk. I
NIP. 19640620 199002 2 001
Adalah pendampingan ( asisstensi ) suatu tindakan baik
PENGERTIAN dignostik maupun terapeutik dengan cara memasukkan
jarum ke rongga pleura untuk menemukan cairan pleura.
TUJUAN Menemukan ada tidaknya cairan di rongga pleura.
KEBIJAKAN
Indikasi: Pasien dengan effusi pleura
Kontraindikasi (relatif):
● Pasien dengan terapi antikoagulan
● Koagulapathy
● Thrombositopenia
Persiapan
Pasien :
● Persetujuan tindakan proef cairan pleura dari
PROSEDUR penderita yang diketahui keluarga terdekat
2/3 dengan
saksi petugas medis, setelah pasien diberi
penjelasan tentang tindakan dan tujuan
pemeriksaan serta komplikasinya (informed
consent).
▪ Penerangan prosedur tindakan.
▪ Pemeriksaan faktor pembekuan darah bila perlu.
Alat dan Bahan :
▪ Foto thoraks, kalau bisa pada dua lapang pandang
▪ Spuit 5 cc,10 cc,
▪ Kontainer, duk steril
123
ASISSTENSI/PENDAMPINGAN TINDAKAN
PROEF PLEURA ( THORACENTESIS )

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

065/3732/1.9.4/ 01 1/3
102.6/2019
RUMAH SAKIT UMUM
KARSA HUSADA BATU
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu ▪ Handscoen steril
▪ Lidocaine 1% / 2%
▪ Kapas, alkohol 70% dan povidon iodin.
❖ Lokasi Aspirasi Pleura
Posisi penderita duduk dengan lengan ke depan.
Tempat proef: prinsip proef dilakukan pada tempat yang
paling rendah dari cavum pleura dengan
memperhatikan foto foto thoraks dan pemeriksaan fisik,
yaitu pada ICS: 6–7 atau 7–8 (ada yang 8–9) linea
aksilaris posterior atau ditempat ditemukannya cairan
PROSEDUR pleura.
Pasien yang tidak bisa dalam posisi duduk proef pleura
bisa dilakukan dengan posisi pasien miring pada sisi
effusi pleura dengan posisi lateral dekubitus. Pungsi
pleura dilakukan pada garis mid axillary.
❖ Desinfeksi
Kulit dibersihkan dengan povidon iodin dan sisanya
dibersihkan dengan alkohol, dipasang duk steril, pada
lapang operasi.
❖ Punksi Percobaan ( Aspirasi untuk dignosa )
Pada tempat yang telah ditentukan diaspirasi dengan
spuit 5/10 cc, apakah ada cairan atau tidak. Apabila
ada cairan dilakukan anestesi.
❖ Anestesia 3/3
Dengan lidocain 1% atau 2% sebanyak 2–4 cc, infiltrasi
mulai dari kulit, subcutan diteruskan kedalam secara
perlahan sampai cavum pleura.
❖ Tehnik Aspirasi Proef Pleura
1. Mencuci tangan sebelum tindakan dan menggunakan
handscoen selama tindakan.
2. Tangan kiri memegang/ memfiksir intercosta (tempat
yang telah ditentukan) dan tangan kanan memegang
jarum lidocain yang telah dimasukkan dan
mengaspirasi secara perlahan dan bila dianggap
cukup jarum dilepas.
3. Aspirasi dihentikan apabila ada tanda-tanda batuk,
sesak nafas, nyeri dada, presyok/ syok.

124
ASISSTENSI/PENDAMPINGAN TINDAKAN
PROEF PLEURA ( THORACENTESIS )

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

065/3732/1.9.4/ 01 1/3
102.6/2019
RUMAH SAKIT UMUM
KARSA HUSADA BATU
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu 4. Bekas luka jarum diberi alkohol/ povidon iodine dan
kemudian ditutup kain kassa steril dan diplester.
5. Spesimen cairan pleura diperiksakan :
PROSEDUR a. Mikrobiologi (ditampung steril).
b. Sitologi (cairan pleura dicampur dengan
alkohol 70%).
Analisa ( PH, Protein, Rivalta, LDH, Glukosa, Sel PMN
dan MN).

Ruang OK Paru
UNIT TERKAIT

125
ASISSTENSI/PENDAMPINGAN TINDAKAN
PUNGSI CAIRAN PLEURA ( THORACENTESIS )

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

065/3733/1.9.4/ 01 1/3
102.6/2019
RUMAH SAKIT UMUM
KARSA HUSADA BATU
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

Tanggal Terbit DIREKTUR


RUMAH SAKIT UMUM
KARSA HUSADA BATU

Standar Prosedur 1 Juni 2019


Operasional

dr.TRIES ANGGRAINI, M.Kes


Pembina Tk. I
NIP. 19640620 199002 2 001
Adalah pendampingan oleh perawat pada suatu tindakan
baik dignostik maupun terapeutik dengan cara
PENGERTIAN
memasukkan jarum ke rongga pleura untuk menemukan
dan mengeluarkan cairan pleura.
TUJUAN Mengeluarkan cairan dari rongga pleura.
KEBIJAKAN
Indikasi: Pasien dengan effusi pleura
Kontraindikasi (relatif):
● Pasien dengan terapi antikoagulan
● Koagulapathy
● Thrombositopenia
Persiapan
Pasien :
● Persetujuan tindakan pungsi cairan pleura dari
PROSEDUR penderita yang diketahui keluarga terdekat
2/3dengan
saksi petugas medis, setelah pasien diberi
penjelasan tentang tindakan dan tujuan
pemeriksaan serta komplikasinya (informed
consent).
▪ Penerangan prosedur tindakan.
▪ Pemeriksaan faktor pembekuan darah bila perlu.
Alat dan Bahan :
▪ Foto thoraks, kalau bisa pada dua lapang pandang
▪ Spuit 5 cc,10 cc, 50 cc lubang pinggir
126
ASISSTENSI/PENDAMPINGAN TINDAKAN
PUNGSI CAIRAN PLEURA ( THORACENTESIS )

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

065/3733/1.9.4/ 01 1/3
102.6/2019
RUMAH SAKIT UMUM
KARSA HUSADA BATU
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu ▪ Jarum catheter no 18
▪ Three way stopcock
▪ Transfusion set yang sudah dimodifikasi
▪ Kontainer, duk steril
▪ Handscoen steril
▪ Lidocaine 1% / 2%
▪ Kapas, alkohol 70% dan povidon iodin.
❖ Lokasi Aspirasi Pleura
Posisi penderita duduk dengan lengan ke depan.
Tempat punksi: prinsip punksi dilakukan pada tempat
yang paling rendah dari cavum pleura dengan
memperhatikan foto foto thoraks dan pemeriksaan fisik,
yaitu pada ICS: 6–7 atau 7–8 (ada yang 8–9) linea
aksilaris posterior atau ditempat ditemukannya cairan
PROSEDUR pleura.
Pasien yang tidak bisa dalam posisi duduk pungsi
pleura bisa dilakukan dengan posisi pasien miring pada
sisi effusi pleura dengan posisi lateral dekubitus. Pungsi
pleura dilakukan pada garis mid axillary.
❖ Desinfeksi
Kulit dibersihkan dengan povidon iodin dan sisanya
dibersihkan dengan alkohol, dipasang duk steril, pada
lapang operasi.
❖ Punksi Percobaan ( Aspirasi untuk dignosa )
Pada tempat yang telah ditentukan diaspirasi dengan
spuit 5/10 cc, apakah ada cairan atau tidak. 3/3 Apabila
ada cairan dilakukan anestesi.
❖ Anestesia
Dengan lidocain 1% atau 2% sebanyak 2–4 cc, infiltrasi
mulai dari kulit, subcutan diteruskan kedalam secara
perlahan sampai cavum pleura.
❖ Tehnik Aspirasi Pleura
6. Mencuci tangan sebelum tindakan dan menggunakan
handscoen selama tindakan.
7. Tangan kiri memegang/ memfiksir intercosta (tempat
yang telah ditentukan) dan tangan kanan memegang
jarum yang tersambung dengan three waystopcok

127
ASISSTENSI/PENDAMPINGAN TINDAKAN
PUNGSI CAIRAN PLEURA ( THORACENTESIS )

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

065/3733/1.9.4/ 01 1/3
102.6/2019
RUMAH SAKIT UMUM
KARSA HUSADA BATU
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu dengan selang infusnya.
8. Jarum ditusukan pada tempat yang telah dianestesi.
9. Spuit 50 cc dhubungkan dengan three waystopcok
dan dilakukan penyedotan secara perlahan, bila spuit
terisi penuh, cairan dibuang dst.
10. Bila dianggap cukup, jarum dilepas. Jumlah cairan
diambil sebanyak mungkin/ sampai habis, selama
keadaan umum penderita baik ( 1000 – 1500 cc
dihentikan ).
11. Aspirasi dihentikan apabila ada tanda-tanda batuk,
sesak nafas, nyeri dada, presyok/ syok.
12. Bekas luka jarum diberi alkohol/ povidon iodine dan
PROSEDUR kemudian ditutup kain kassa steril dan diplester.
13. Spesimen cairan pleura diperiksakan :
c. Mikrobiologi (ditampung steril).
d. Sitologi (cairan pleura dicampur dengan
alkohol 70%).
Analisa ( PH, Protein, Rivalta, LDH, Glukosa, Sel PMN
dan MN).

Ruang OK Paru
UNIT TERKAIT

128
PENYIMPANAN DAN PENGGUNAAN
ELEKTROLIT PEKAT

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

065/3734/1.9.4/ 01 1/4
102.6/2019
RUMAH SAKIT UMUM
KARSA HUSADA BATU
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

Tanggal Terbit

Standar Prosedur 1 Juni 2019


Operasional

Elektrolit pekat adalah larutan elektrolit dengan kadar


PENGERTIAN diatas normal atau yang umum

Prosedur ini dibuat untuk mencegah bahaya pada pasien


TUJUAN karena kesalahan obat

KEBIJAKAN
1. Elektrolit pekat meliputi sediaan Kalsium glukonas
inj, Kalium Klorida (KCL) 25 meq, Magnesium sulfat
> 40 mg/ml dalam larutn 100 ml (4 g dalam 100 ml
larutan isotonic/ normal salin)
2. Penyimpanan elektrolit pekat hanya di instalasi
farmasi, ruang perawatan tidak diperbolehkan
adanya buffer stock elektrolit pekat, kecuali ICU dan
kamar operasi. Penggunaan elektrolit pekat 2/4 harus
PROSEDUR menggunakan resep.
3. Kalsium glukonat,
● Tidak boleh diberikan melalui IM, karena
bersifat sangat iritatif terhadap jaringan
● Factor yang sangat mempengaruhi
konsentrasi kalsium dalam darah adalah
kadar fosfor serum dan serum albumin.
● Efek samping dapat terjadi :
✔ Interaksi obat dengan digoksin (injeksi
cepat kalsium dapat menyebabkan
129
PENYIMPANAN DAN PENGGUNAAN
ELEKTROLIT PEKAT

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

065/3734/1.9.4/ 01 1/4
102.6/2019
RUMAH SAKIT UMUM
KARSA HUSADA BATU
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu bradiaritmia, terutama pada pasien
yang mengkonsumsi digoksin
✔ Antagonis terhadap Calcium Channel
Blocker dan peningkatan tekanan
darah
✔ Hipokalsemia atau hiperkalsemia
akibat pementauan kadar kalsium
yang tidak akurat
✔ Ratio Kalsium – fosfor yang tidak tepat
dalam larutan IV dan menyebabkan
presipitasi dan kerusakan organ
✔ Nekroris jaringan akibat ekstravakasi
kalsium klorida
● Instruksikan pemberian kalsium dalam 1 mg
● Lakukan pengecekan ganda
4. Konsentrat elektrolit: injeksi NaCl > 0,9% dan injeksi
Kalium Klorida > 0,4 meq/ml
PROSEDUR ● Jika KCl di injeksi terlalu cepat (missal pada
kecepatan melebihi 10 mEq/ jam) atau
dengan dosis yang terlalu tinggi dapat
menyebabkan jantung terhenti
● KCl tidak boleh diberikan sebagai IV bolus
● Hanya dsimpan di Instalasi farmasi. 3/4 ICU,
ICCU dan kamar operasi
● Standar konsentrasi pemberian infuse NaCl
maksimal 3% dalam 500 ml
● Berika labelpada bortol infus : “Larutan
natrium hipertonik 3% “ (tulisan berwarna
merah)
● Protokol untuk KCl;
✔ Indikasi infuse KCl
✔ Kecepatan maksimal infuse
✔ Konsentrasi maksimal yang masih
diperbolehkan
✔ Panduan mengenai kapan
diperlukannya monitor kardiovaskuler
✔ Penentuan bahwa semua infuse KCl

130
PENYIMPANAN DAN PENGGUNAAN
ELEKTROLIT PEKAT

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

065/3734/1.9.4/ 01 1/4
102.6/2019
RUMAH SAKIT UMUM
KARSA HUSADA BATU
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu harus diberikan melalui pompa
✔ Larangan untuk memberikan KCl
multiple secara berbarengan (misal:
tidak boleh memberikan KCl i.v
sementara pasien sedang
mendapatkan infuse KCl di jalur i.v
lainnya)
✔ Diperbolehkan untuk melakukan
substitusi dari KCl oral menjadi KCl
i.v., jika diperlukan
✔ Lakukan pengecekan ganda.
5. Infus Magnesium sulfat
● Tergolong sebagai high alert medications
pada pemberian konsentrasi melebihi
PROSEDUR standar, yaitu > 40 mg/ml dalam larutan 100
ml (4 g dalam 100 ml larutan isotonic/ normal
salin)
● Perlu pengecekan ganda (perhitungan dosis,
persiapan dosis, pengaturan pompa 4/4
infuse)
6. Infus Magnesium Sulfat
● Tergolong sebagai high alert medications
pada pemberian konsentrasi melebihi
standar, yaitu > 40 mg/ml dalam larutan 100
ml (4 g dalam 100 ml larutan isotonic/ normal
salin)
● Perlu pengecekan ganda (perhitungan dosis,
persiapan dosis, pengaturan pompa infuse)

PROSEDUR
UNIT TERKAIT 1. Instalasi farmasi
2. Komite Medic

131
PENYIMPANAN DAN PENGGUNAAN
ELEKTROLIT PEKAT

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

065/3734/1.9.4/ 01 1/4
102.6/2019
RUMAH SAKIT UMUM
KARSA HUSADA BATU
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu 3. Instalasi Rawat Inap
4. Instalasi Anesthesi dan Terapi Intensif

132
MEMERIKSA GULA DARAH DENGAN STICK

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

065/3735/1.9.4/ 01 1/2
102.6/2019
RUMAH SAKIT UMUM
KARSA HUSADA BATU
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

Tanggal Terbit DIREKTUR


RUMAH SAKIT UMUM
KARSA HUSADA BATU

Standar Prosedur 1 Juni 2019


Operasional

dr.TRIES ANGGRAINI, M.Kes


Pembina Tk. I
NIP. 19640620 199002 2 001
Pemeriksaan gula darah digunakan untuk mengetahui
kadar gula darah seseorang.Kriteria diagnostik WHO
untuk diabetes mellitus pada sedikitnya 2 kali
pemeriksaan :
PENGERTIAN
1. Glukosa darah sewakt ≤ 200 mg/dl.
2. Glukosa darah puasa ≤ 140 mg/dl
3. Glukosa darah dari sampel yang diambil 2 jam kemudian
mengkonsumsi 75 kg karbohidrat ≤ 200 mg/dl.
1. Untuk mengetahui kadar gula pada pasien
TUJUAN 2. Mengungkapkan tentang prosedur penyakit dan
pengobatan.
KEBIJAKAN
1. Persiapan alat :
a. Glukometer
b. alkohol swep
c. hand scoon 2/2
d. stik gda
PROSEDUR e. lanset
f. bengkok
2. Persiapan lingkungan :
a. Menjaga privasi klien
3. Prosedur tindakan :
a. Ucapkan salam.
b. Jelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan
pada pasien
133
MEMERIKSA GULA DARAH DENGAN STICK

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

065/3735/1.9.4/ 01 1/2
102.6/2019
RUMAH SAKIT UMUM
KARSA HUSADA BATU
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu c. Petugas cuci tangan
d. Pasang skatsel
e. pakai hand scoon
f. Atur posisi pasien senyaman mungkin
g. Dekatkan alat di samping pasien
h. Pasang stik GDA pada alat glukomater
i. Usap ujung jari pasien yang akan ditusuk lanset
PROSEDUR
dengan menggunakan alcohol swep
j. Tusukkan lanset di jari tangan pasien.
k. Letakkan GDA dijari pasien
l. Tutup bekas tusukan lanset menggunakan kapas
alkohol
m. Bersihkan alat.
n. Petugas cuci tangan

1. Instalasi Rawat Inap
2. Instalasi Rawat Jalan
3. Instalasi Gawat Darurat
UNIT TERKAIT
4. Instalasi Kamar Operasi
5. Instalasi Anesthesi dan Terapi Intensif
6. Instalasi Hemodialisa

KRITERIA PEMINDAHAN PASIEN OPERASI DARI


RUANG PULIH SADAR KE RUANG PERAWATAN
INTENSIF ATAU RUANG PERAWATAN

134
Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

065/3736/1.9.4/ 01 1/6
102.6/2019

RUMAH SAKIT UMUM


KARSA HUSADA BATU
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

Tanggal Terbit DIREKTUR


RUMAH SAKIT UMUM
KARSA HUSADA BATU

Standar Prosedur 1 Juni 2019


Operasional

dr.TRIES ANGGRAINI, M.Kes


Pembina Tk. I
NIP. 19640620 199002 2 001
Merupakan prosedur pemindahan pasien setelah operasi
dengan pembiusan regional maupun general anestesi dari
PENGERTIAN
RR ke ruang perawatan intensif atau ke ruang perawatan

1. Sebagai acuan dalam kegiatan untuk memindahakan


pasien post operasi dari RR ke ruang perawatan atau
ruang perawatan intensif.
2. Agar kegiatan terlaksana dengan efisien, efektif,
TUJUAN
konsisten, seragam dan aman.
3. Terselenggaranya kegiatan perawatan pada pasien
setelah menjalani tindakan operasi dengan pemberian
anestesi umum maupun regional anestesi di RR.
Pelayanan di setiap instalasi selalu berorientasi pada mutu
dan keselamatan pasien ( Surat Keputusan Direktur
KEBIJAKAN Rumah Sakit Umum Karsa Husada Batu Nomor :
188.4/732/102.6/2019 ) tentang kebijakan pelayanan
Rumah Sakit Umum Karsa Husada Batu
1. Persiapan alat :
a. Alat monitor pasien.
2/6
b. Alat pemberian terapi oksigen : nasal kanul,
masker NRBM
c. Obat-obatan emergency
PROSEDUR d. Bed pasien dengan pengaman
e. Tali restrain
f. Selimut wool hangat
135
g. Lembar Observasi pasien di Recovery Room(RR)
h. Alat tulis
2. Persiapan Pasien
a. Jelaskan pada pasien tentang tujuan dan tindakan
yang akan dilakukan.
b. Atur posisi pasien tidur terlentang.
c. Pastikan sudah ada instruksi dokter untuk pindah
ruangan.
3. Persiapan petugas
a. Lepaskan perhiasan.
b. Pakai masker dan tutup kepala.
4. Pelaksanaan
a. Lakukan cuci tangan dengan 6 langkah.
b. Gunakan modifikasi Aldrete Score untuk
menentukan pasien diijinkan keluar dari RR untuk
pasien dengan general anestesi.
Pastikan kemampuan aktifitas otot. Nilai apakah
ada pergerakan tubuh spontan atau dengan
PROSEDUR perintah.Bila:
1) Ada pergerakan spontan pada ke semua
ekstremitas, score :

Aktifitas otot Score


Ada aktifitas pada semua 2
ekstremitas
Ada aktifitas pada 2 ekstremitas 1
Tidak ada aktifitas otot 0

2) Pastikan pola nafas adequate,score :

Kemampuan bernafas Score


Mampu bernafas adequate dan 2
mampu batuk efektif
Keterbatasan pernafasan 1
3/6
(sesak)
Tidak ada pernafasan spontan 0

3) Pastikan hemodinamik stabil dengan


memantau tekanan darah, score :
Blood Pressure Score
BP ± 20% dari preanestesi 2
BP ± 20% - 49% dari 1
preanestesi
BP ± 50% dari preanestesi 0

4) Pastikan kesadaran pasien sudah pulih total


dari pengaruh obat anestesi, orientasi orang,
waktu dan tempat baik, score :

Kesadaran Score
Sadar penuh 2
Perlu dibangunkan 1
136
Tidak ada respon 0

PROSEDUR 5) Pastikan saturasi oksigen sudah normal,


score :

Saturasi oksigen Score


Nafas spontan dengan udara 2
ruang, saturasi O2 > 92%
Perlu tambahan terapi oksigen 1
4/6
untuk mempertahankan saturasi
> 92%
Saturasi oksigen < 90% walau 0
dengan alat terapi oksigen

c. Gunakan Steward Score (untuk pasien neonatus


dan pediatric) untuk menentukan apakah pasien
diperbolehkan dipindahkan dari RR. Pastikan
kemapuan pergerakan, pernafasan dan
kesadaran., aspek yang dinilai yaitu :
1) Adanya pergerakan yang bertujuan,
score :

Pergerakan Score
Gerakan bertujuan 2
Gerakan tidak bertujuan 1
Tidak bergerak sama sekali 0
2) Adanya pernafasan yang adequate, pasien
mampu batuk dan menangis, score :

Pernafasan Score
Mampu batuk dan menangis 2
Mampu pertahankan jalan nafas 1
Perlu bantuan 0

3) Status kesadaran pasien, score :

Kesadaran Score
PROSEDUR
Menangis 2
Bereaksi terhadap rangsangan 1
Tidak bereaksi 0

d. Gunakan Bromage Score untuk menentukan


pasien diperbolehkan dipindahkan dari RR untuk
pasien-pasien dengan pembiusan Regional
Anestesi. Penilaian ini focus pada kemampuan
pergerakan kaki setelah pembiusan regional
anestesi, score :

Kemampuan kaki Score


5/6
Gerakan penuh dari tungkai 3
Tidak mampu ekstensi tungkai 2
Tidak mampu fleksi lutut 1

137
Tidak mapu fleksi pergelangan kaki 0

e. Hitung total score :


1) Untuk Alderete Score, bila didapat score ≥ 8,
pasien boleh pindah ke ruang biasa. Bila score ≤ 8
pertahankan di RR sampai target score tercapai
atau pindahkan ke ruang intensif (jika ada indikasi
khusus).
2) Untuk Steward score. Bila didapat score ≥ 5,
maka pasien dapat dipindahkan ke ruang
perawatan. Bila score ≤ 5, maka pertahankan
pasien di RR sampai target score tercapai atau
dipindahkan ke ruang intensif (jika ada indikasi
khusus).
3) Untuk Bromage Score, bila dicapai score 2,
maka pasien dapat dipindahkan dari RR ke
ruang perawatan. Bila skore < 2, maka pasien
tetap diobservasi di RR sampai target score
terpenuhi, kecuali pasien pindah ke Intensif
Care Unit (ICU), observasi dilanjutkan di ICU.
PROSEDUR f. Pastikan instruksi dokter untuk keluar dari RR
sudah terdokumentasikan.
g. Siapkan dokumen, alat medis, sisa obat, produk
darah, serta bahan biopsi/operasi yang harus
diserahterimakan kepada petugas ruangan. 6/6
h. Lepaskan semua tali restrain.
i. Pastikan tidak ada drain,selang infuse ataupun
kabel monitor yang tersangkut pada brancard /
bed.
j. Pindahkan pasien ke brancard dari / untuk
ruangan.
k. Pertahankan pasien tetap hangat dengan
memberikan selimut wool.
l. Lakukan serah terima dengan petugas ruangan.
m. Laporkan kondisi pasien, tindakan / terapi yang
telah dialakukan pada petugas ruangan.
Dokumentasikan bukti serah terima di status
pasien dan mengisi format timbang terima.

PROSEDUR

138
1. Instalasi Rawat Ina
p
2. Instalasi Gawat Dar
urat
UNIT TERKAIT
3. Instalasi Kamar
Operasi
4. Instalasi Anesthesi
dan Terapi Intensif

139
LATIHAN NAFAS DALAM

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3737/1.9.4/ 01 1/2


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

Tanggal Terbit DIREKTUR


RUMAH SAKIT UMUM
KARSA HUSADA BATU

Standar Prosedur 1 Juni 2019


Operasional

dr.TRIES ANGGRAINI, M.Kes


Pembina Tk. I
NIP. 19640620 199002 2 001

PENGERTIAN Melatih pasien melakukan nafas dalam


1.   Meningkatkan kapasitas paru
TUJUAN
2. Mencegah atelektasis
Pelayanan di setiap instalasi selalu berorientasi pada mutu
dan keselamatan pasien ( Surat Keputusan Direktur
KEBIJAKAN Rumah Sakit Umum Karsa Husada Batu Nomor :
188.4/732/102.6/2019 ) tentang kebijakan pelayanan
Rumah Sakit Umum Karsa Husada Batu
Prosedur :
1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
2. Cuci tangan ( sesuai SPO cuci tangan )
3. Identifikasi pasien ( sesuai identifikasi pasien )
4. Letakkan satu tangan di dada dan satu tangan di
abdomen.
5. Latih pasien melakukan nafas perut (menarik nafas
dalam melalui hidung hingga 3 hitungan, jaga
PROSEDUR mulut tetap tertutup)
6. Minta pasien merasakan mengembangnya
2/2
abdomen (cegah lengkung pada punggung)
7. Minta pasien menahan nafas hingga 3 hitungan
8. Minta menghembuskan nafas perlahan dalam 3
hitungan (lewat mulut, bibir seperti meniup)
9. Minta pasien merasakan mengempisnya abdomen
dan kontraksi dari otot
10. Rapikan pasien
140
LATIHAN NAFAS DALAM

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3737/1.9.4/ 01 1/2


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

11. Cuci tangan


PROSEDUR

1. Instalasi Rawat Inap
UNIT TERKAIT 2. Instalasi Rawat Jalan
3. Instalasi Gawat Darurat

141
MANTOUX TEST

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3738/1.9.4/ 01 1/2


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

Tanggal Terbit DIREKTUR


RUMAH SAKIT UMUM
KARSA HUSADA BATU

Standar Prosedur 1 Juni 2019


Operasional

dr.TRIES ANGGRAINI, M.Kes


Pembina Tk. I
NIP. 19640620 199002 2 001
Pemeriksaan diagnostik dengan menyuntikkan PPD
( Purified Protein Derivative ) RT 23 secara intradermal
PENGERTIAN
/intrakutan untuk mengetahui adanya pemajanan terhadap
microbacterium tuberkulosis.
1. Mendeteksi / mengidentifikasi adanya infeksi
tuberkulosis
TUJUAN
2. Membantu dalam menegakkan diagnose
Tuberculosis
Pelayanan di setiap instalasi selalu berorientasi pada mutu
dan keselamatan pasien ( Surat Keputusan Direktur
KEBIJAKAN Rumah Sakit Umum Karsa Husada Batu Nomor :
188.4/732/102.6/2019 ) tentang kebijakan pelayanan
Rumah Sakit Umum Karsa Husada Batu
1. Persiapan alat :
Baki berisi :
a. Alkohol swab.
b. Handscoon
c. PPD
d. Spuit tuberculin
PROSEDUR
2. Persiapan pasien :
2/3
f. Perawat memperkenalkan diri
g. Menjelaskan kepada pasien tentang tindakan yang
akan dilakukan
3. Pelaksanaan oleh perawat :
1. Cuci tangan ( sesuai SPO cuci tangan )
2. Identifikasi pasien ( sesuai SPO identifikasi pasien )
142
MANTOUX TEST

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3738/1.9.4/ 01 1/2


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

3. Pakai handscoon ( sesuai SPO memakai sarung


tangan )
4. Pilih lokasi yang akan dilakukan penyuntikan ; 1/3
lengan bawah bagian atas / tengah ( 3-4 jari
dibawah antekubit iatau 5 jari di atas pergelangan
tangan )
5. Ambil PPD dan hisap ke dalam spuit tuberculin
sebanyak 0,1 cc
6. Atur posisi yang nyaman dengan lengan
diregangkan dan disanggah pada permukaan yang
datar
7. Bersihkan kulit (bagian dalam lengan) dengan
kapas alkohol, dimulai dari tengah dengan gerakan
melingkar kearah luar sirkular, biarkan sampai
kering
8. Regangkan kulit, dekatkan spuit injeksi tuberkulin
kearah kulit dan suntikkan dengan hati-hati dengan
PROSEDUR sudut 5 – 15 derajat (teknik injeksi intrakutan).
Masukkan jarum ke epidermis sampai dengan
kurang lebih 3mm dibawah permukaan kulit. Ujung
jarum dapat dilihat melalui permukaan kulit
9. Masukkan obat 0,1 cc secara perlahan sehingga
membentuk gelembung berwarna terang seperti
gigitan nyamuk, tidak perlu di aspirasi karena
dermis relatif avaskuler
10. Cabut jarum dari lokasi penyuntikan, jangan lakukan
masase pada area penyuntikan
11. Beritanda dengan spidol/pulpen pada lokasi
3/3
penyuntikan
12. Perhatikan waktu penyuntikan
13. Rapikan pasien dan alat-alat
14. Buka hanscoon dan cuci tangan

EVALUASI
1) Mengevaluasi respon serta toleransi pasien
selama dan sesudah prosedur
2) Membaca hasil tes 48 – 72 jam setelah

143
MANTOUX TEST

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3738/1.9.4/ 01 1/2


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

penyuntikan dilakukan Tes mantoux positif


menandakan infeksi basil tuberkel masa lalu
atau saat ini dan mengindikasikan perlunya
pemeriksaan lebih lanjut sebelum
menegakkan diagnose TBC. Reaksi positif
terjadi bila terdapat indurasi 10, atau lebih,
reaksi meragukan bila indurasi 5 – 9 mm, dan
PROSEDUR reaksi negatif bila indurasi kurang dari 5 mm,
kecuali pada penderita gizi buruk atau status
imunokompromised maka dinyatakan positif

1. Instalasi Rawat Inap
UNIT TERKAIT
2. Instalasi Rawat Jalan

144
MELEPAS NASO GASTRIC TUBE (NGT)

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3739/1.9.4/ 01 1/2


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

Tanggal Terbit DIREKTUR


RUMAH SAKIT UMUM
KARSA HUSADA BATU

Standar Prosedur 1 Juni 2019


Operasional

dr.TRIES ANGGRAINI, M.Kes


Pembina Tk. I
NIP. 19640620 199002 2 001
Melepas selang plastik lunak (NGT) yang telah dimasukkan
PENGERTIAN ke dalam lambung melalui nasofaring.

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk :


TUJUAN Melepas selang lambung karena sudah tidak diperlukan
lagi / perlu diganti slang baru.

Pelayanan di setiap instalasi selalu berorientasi pada mutu


dan keselamatan pasien ( Surat Keputusan Direktur
KEBIJAKAN Rumah Sakit Umum Karsa Husada Batu Nomor :
188.4/732/102.6/2019 ) tentang kebijakan pelayanan
Rumah Sakit Umum Karsa Husada Batu
1. Persiapan Alat :
a. Sarung tangan on steril.
b. Kapas alkohol /alkohol swab
c. Kapas on steril.
d. Bengkok.
e. Tissue.
2. Persiapan Pasien :
PROSEDUR a. Identifikasi pasien (sesuai SPO).
b. Jelaskan kepada pasien tentang prosedur yang
dilakukan.
c. Atur posisi pasien telentang.
3. Cara Kerja :
a. Cuci tangan (sesuai SPO).
b. Bawa alat-alat kedekat pasien.

145
MELEPAS NASO GASTRIC TUBE (NGT)

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3739/1.9.4/ 01 1/2


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

c. Pasang tabir / korden. 2/2


d. Pakai sarung tangan on steril.
e. Lepas plester slang dengan kapas alkohol.
f. Tarik slang lambung dengan perlahan sambil
anjurkan pasien untuk nafas dalam dan kemudian
buang slang lambung ke bengkok.
PROSEDUR g. Bersihkan hidung dengan tissue.
h. Bersihkan bekas plester dengan aceton.
i. Lepas sarung tangan.
j. Beritahu bahwa prosedur sudah selesai.
k. Rapikan Alat.
l. Cuci tangan
m. Dokumentasikan pada status pasien.
1. Instalasi Rawat Inap
2. Instalasi Rawat Jalan
3. Instalasi Gawat Darurat
UNIT TERKAIT
4. Instalasi Kamar Operasi
5. Instalasi Anesthesi dan Terapi Intensif
6. Instalasi Hemodialisa

146
MEMASANG ALAT TENUN TANPA PASIEN DI TEMPAT
TIDUR

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3740/1.9.4/ 01 1/2


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

Tanggal Terbit DIREKTUR


RUMAH SAKIT UMUM
KARSA HUSADA BATU

Standar Prosedur 1 Juni 2019


Operasional

dr.TRIES ANGGRAINI, M.Kes


Pembina Tk. I
NIP. 19640620 199002 2 001
Adalah tindakan memasang alat tenun bersih pada
PENGERTIAN tempat tidur pasien dalam keadaan tempat tidur kosong.

Untuk memberikan lingkungan yang bersih dan nyaman


bagi pasien di atas tempat tidur, serta bebas dari kotoran
TUJUAN
dan mikroorganisme.

Pelayanan di setiap instalasi selalu berorientasi pada mutu


dan keselamatan pasien ( Surat Keputusan Direktur
KEBIJAKAN Rumah Sakit Umum Karsa Husada Batu Nomor :
188.4/732/102.6/2019 ) tentang kebijakan pelayanan
Rumah Sakit Umum Karsa Husada Batu
Peralatan :
1. Bed/ tempat tidur
2. Sprei
3. Alas/ perlak
4. Selimut
5. Sarung bantal
PROSEDUR
Pelaksanaan oleh perawat/pekarya : 2/2
1. Cuci tangan ( sesuai SPO cuci tangan )
2. Siapkan alat tenun bersih
3. Letakkan sprei dengan lipatan memanjang yang
menentukan garis tengahnya ditengah-tengah
tempat tidur
4. Rapikan sudut-sudutnya

147
MEMASANG ALAT TENUN TANPA PASIEN DI TEMPAT
TIDUR

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3740/1.9.4/ 01 1/2


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

5. Letakkan perlak melintang ditengah-tengah sprei


dan masukkan ke bawah kasur.
6. Letakkan selimut kurang lebih 25 cm dari garis
bagian kepala dan masukkan bagian kaki ke bawah
PROSEDUR
kasur
7. Masukkan bantal kedalam sarungnya dan
meletakkan bantal dengan bagian tertutup.
1. Instalasi Rawat Inap
UNIT TERKAIT
2. Instalasi Hemodialisa

148
RUMPLE LEED TEST

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3741/1.9.4/ 01 1/2


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

Tanggal Terbit DIREKTUR


RUMAH SAKIT UMUM
KARSA HUSADA BATU

Standar Prosedur 1 Juni 2019


Operasional

dr.TRIES ANGGRAINI, M.Kes


Pembina Tk. I
NIP. 19640620 199002 2 001
Rumple Leed Test adalah Pemeriksaan penunjang untuk
PENGERTIAN klien dengan DHF (Dengue Hemoragic Fever) dengan
cara menetapkan Tekanan Darah klien sebelumnya
1. Sebagai acuan untuk penerapan langkah- langkah
untuk mendiagnosis DHF secara dini
TUJUAN
2. Mengetahui tanda-tanda perdarahan yang sering
terjadi seperti : petekie
Pelayanan di setiap instalasi selalu berorientasi pada mutu
dan keselamatan pasien ( Surat Keputusan Direktur
KEBIJAKAN Rumah Sakit Umum Karsa Husada Batu Nomor :
188.4/732/102.6/2019 ) tentang kebijakan pelayanan
Rumah Sakit Umum Karsa Husada Batu
1. Persiapan Alat :
a. Tensimeter
b. Buku catatan
c. Jam tangan

2. Cara kerja :
a. Cuci tangan (sesuai SPO cuci tangan).
2/2
b. Identifikasi pasien (sesuai SPO identifikasi pasien).
PROSEDUR c. Berikan kesempatan klien atau keluarga untuk
bertanya sebelum kegiatan dimulai
d. Pasangan manset 2 jari diatas fossa kubiti.
e. Buat lingkaran pd volar lengan bawah diameter 2,5
– 2,8 cm.
f. Ukuran tekanan darah, jumlahkan kemudian hasil
penjumlahan di bagi
149
RUMPLE LEED TEST

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3741/1.9.4/ 01 1/2


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

g. Pertahankan tekanan pada hasil pembagian selama


5 – 10 menit.
h. Interprestasi bila : < 10 ptechie : rumple leed
negative.
i. Interprestasi bila : > 10 ptechie : rumple leed positif.
j. Evaluasi kegiatan yang dilakukan sesuai dengan
PROSEDUR tujuan yang diharapkan (subjektif dan objektif)
k. Simpulkan hasil kegiatan
l. Rapikan klien
m. Rapikan alat
n. Cuci tangan
o. Catat hasil pemeriksaan pada buku catatan

1. Instalasi Rawat InaP
UNIT TERKAIT 2. Instalasi Rawat Jalan
3. Instalasi Gawat Darurat

150
MEMBERIKAN OBAT NEBULAIZER

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3742/1.9.4/ 02 1/2


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

Tanggal Terbit DIREKTUR


RUMAH SAKIT UMUM
KARSA HUSADA BATU

Standar Prosedur 1 Juni 2019


Operasional

dr.TRIES ANGGRAINI, M.Kes


Pembina Tk. I
NIP. 19640620 199002 2 001
Pemberian inhalasi uap dengan obat/tanpa obat
PENGERTIAN menggunakan Nebulator

1. Mengencerkan sekret agar mudah dikeluarkan


TUJUAN
2. Melonggarkan jalan nafas
Pelayanan di setiap instalasi selalu berorientasi pada
mutu dan keselamatan pasien ( Surat Keputusan
KEBIJAKAN Direktur Rumah Sakit Umum Karsa Husada Batu Nomor :
188.4/732/102.6/2019 ) tentang kebijakan pelayanan
Rumah Sakit Umum Karsa Husada Batu

1.   Persiapan Alat :
a.   Set nebulizer
b. Obat bronkodilator sesuai order legal dokter
c. Bengkok 1 buah
d. Tissue
e. Spuit 5 cc
2.   Persiapan pasien :
a. Perawat memberi salam dan memperkenalkan
PROSEDUR diri
2/2
b. Menjelaskan tujuan dan langkah/prosedur yang
akan dilakukan
c. Menanyakan persetujuan pasien untuk diberikan
tindakan

3. Pelaksanaan oleh perawat:


a. Cuci tangan ( sesuai SPO cuci tangan )

151
MEMBERIKAN OBAT NEBULAIZER

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3742/1.9.4/ 02 1/2


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

b. Identifikasi pasien ( sesuai  SPO  identifikasi


pasien )
c. Atur pasien dalam posisi duduk atau semifowler
d. Dekatkan peralatan yang berisi set nebulizer ke
bed pasien
e. Masukkan obat sesuai dosis (sesuai SPO
memberikan obat )
f. Pasang masker pada pasien
g. Hidupkan nebulizer dan meminta pasien nafas
dalam sampai obat habis
h. Matikan nebulizer
i. Bersihkan mulut dan hidung dengan tissue
PROSEDUR j. Rapikan alat
k. Cuci tangan
l. Dokumentasikan prosedur serta hasil observasi
pasien

1. Instalasi Rawat Inap
2. Instalasi Rawat Jalan
UNIT TERKAIT 3. Instalasi Gawat Darurat
4. Instalasi Anesthesi dan Terapi Intensif

152
MEMBERIKAN OBAT ( BOLUS INTRAVENA )
MELALUI SELANG INFUS

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3743/1.9.4/ 02 1/3


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

Tanggal Terbit DIREKTUR


RUMAH SAKIT UMUM
KARSA HUSADA BATU

Standar Prosedur 1 Juni 2019


Operasional

dr.TRIES ANGGRAINI, M.Kes


Pembina Tk. I
NIP. 19640620 199002 2 001
Penyuntikan obat dengan cara memasukan obat yang
kental atau pekat langsung ke dalam sirkulasi sistemik
PENGERTIAN
melalui port pada selang infus.

1. Untuk memperoleh reaksi obat yang cepat diabsorbsi


daripada dengan injeksi parenteral lain.
2. Untuk menghindari terjadinya kerusakan jaringan
TUJUAN 3. Untuk memasukkan obat dalam jumlah yang lebih
besar
4. Untuk menghindari percampuran medikasi yang tidak
cocok.
Pelayanan di setiap instalasi selalu berorientasi pada
mutu dan keselamatan pasien ( Surat Keputusan Direktur
KEBIJAKAN Rumah Sakit Umum Karsa Husada Batu Nomor :
188.4/732/102.6/2019 ) tentang kebijakan pelayanan
Rumah Sakit Umum Karsa Husada Batu

1.  Persiapan alat :
2/3
a.   Baki atau bak spuit
PROSEDUR b.   Obat vial atau ampul yang akan diberikan
c.   Spuit disposible sesuai kebutuhan
d. Pelarut yang tepat sesuai indikasi (seperti :
aquades, water for injections, atau normal salin)
e.   Selang IV dengan port injection
f. Perlak pengalas
g.   Jarum steril.
h.   Kapas alkohol 70%./ alkohol swab.
153
MEMBERIKAN OBAT ( BOLUS INTRAVENA )
MELALUI SELANG INFUS

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3743/1.9.4/ 02 1/3


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

i. handscoen nonsteril
j. Bengkok
k. Catatan pemberian obat
2.   Persiapan pasien:
a. Perawat memperkenalkan diri
b. Menjelaskan pada pasien tindakan yang akan
dilakukan dan jenis obat yang akan diterima
pasien.

3. Pelaksanaan oleh perawat :


a. Cocokkan  nama obat sesuai dengan
pesanan  dokter   dan catatan perawat.
b. Cuci tangan ( sesuai SPO cuci tangan ).
c. Gunakan sarung tangan
d. Identifikasi pasien ( sesuai SPO identifikasi
PROSEDUR pasien )
e. Siapkan  obat  sesuai  pesanan  dokter,
perhatikan tehnik  aseptik.
f. Atur klien pada posisi yang nyaman
g. Kaji kepatenan selang IV dengan memastikan
bahwa cairan infus berjalan dengan kecepatan
yang tepat
h. Pasang perlak pengalas
i. Pilih port injeksi selang IV yang paling dekat
dengan pembuluh darah pasien. Lingkaran
berwarna pada port menunjukkan tempat insersi
jarum
j. Bersihkan area port injeksi dengan
menggunakan kapas alkohol, dengan gerakan
3/3
sirkuler dari arah dalam keluar, tunggu sampai
kering. Metode ini dilakukan untuk membuang
sekresi dari port yang mengandung
mikroorganisme.
k. Hubungkan spuit dengan selang IV :
1. Sistem jarum : masukkan jarum ukuran kecil
pada spuit yang berisi obat melalui karet
yang tersedia pada selang IV

154
MEMBERIKAN OBAT ( BOLUS INTRAVENA )
MELALUI SELANG INFUS

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3743/1.9.4/ 02 1/3


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

2. Sistem tanpa jarum : lepas penutup port


injeksi, hubungkan ujung spuit dan port
injeksi secara langsung
l. Sumbat aliran IV dengan menekuk selang
dibagian depan pangkal injeksi, tarik pluger
perlahan untuk aspirasi aliran balik darah dan
membuang gelembung udara
m. Setelah darah teraspirasi, lanjutkan
penyumbatan selang dan menyuntikkan obat
secara perlahan selama beberapa menit.
Gunakan jam tangan untuk memperhitungkan
waktu pemberian
n. Setelah menyuntikkan obat, lepas selang, tarik
spuit dan periksa kembali kecepatan aliran infus
o. Bersihkan lagi area port injeksi dengan
menggunakan kapas alkohol, dengan gerakan
sirkuler dari arah dalam keluar
p. Buang spuit pada tempat khusus tanpa harus
menutup jarum dengan kapnya, jarumnya pada
PROSEDUR safety box, tabung spuit pada sampah medis,
atau letakkan spuit pada bengkok sebelum
dibuang di tempat sampah khusus
q. Kembalikan posisi klien.
r. Lepas sarung tangan dan mencuci tangan
s. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan
1. Instalasi Rawat Inap
2. Instalasi Gawat Darurat
UNIT TERKAIT 3. Instalasi Kamar Operasi
4. Instalasi Anesthesi dan Terapi Intensif
5. Instalasi Hemodialisa

PERAWATAN IV LINE

155
MEMBERIKAN OBAT ( BOLUS INTRAVENA )
MELALUI SELANG INFUS

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3743/1.9.4/ 02 1/3


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

065/3744/1.9.4/ 01 1/2
102.6/2019

RUMAH SAKIT UMUM


KARSA HUSADA BATU
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu
Tanggal Terbit DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM
KARSA HUSADA BATU

Standar Prosedur 1 Juni 2019


Operasional

dr.TRIES ANGGRAINI, M.Kes


Pembina Tk. I
NIP. 19640620 199002 2 001
Perawatan pada area pemasangan infus
PENGERTIAN
Mencegah terjadinya infeksi.
TUJUAN
Pelayanan di setiap instalasi selalu berorientasi pada
mutu dan keselamatan pasien ( Surat Keputusan
KEBIJAKAN Direktur Rumah Sakit Umum Karsa Husada Batu Nomor :
188.4/732/102.6/2019 ) tentang kebijakan pelayanan
Rumah Sakit Umum Karsa Husada Batu

A. PERALATAN
1. Sarung tangan
2. Gunting plester
3. Plester / hypafix
4. Transparan Dressing

156
MEMBERIKAN OBAT ( BOLUS INTRAVENA )
MELALUI SELANG INFUS

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3743/1.9.4/ 02 1/3


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

5. Alkohol swab
6. Bengkok
7. Perlak
8. Spalk bila diperlukan
B. PROSUDUR PELAKSANAAN
a. Cuci tangan ( sesuai SPO cuci tangan )
PROSEDUR b. Identifikasi pasien ( sesuai SPO identifikasi
pasien) 2/2
c. Tempatkan alat di dekat pasien
d. Berikan salam dan perkenalkan diri
e. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan
kepada pasien atau keluarga
f. Atur posisi pasien
g. Pakai sarung tangan
h. Basahi dengan alkohol swab dan buka
transparan dressing
i. Bersihkan bekas plester
j. Bersihkan daerah tusukan dan sekitarnya
dengan alkohol swab dan tunggu hingga
kering
k. Pasang transparan dressing dan fiksasi
menggunakan plester/ hypafix
l. Posisikan pasien dengan nyaman
PROSEDUR m. Atur tetesan infus
n. Rapikan alat, lepas sarung tangan dan cuci
tangan

1. Instalasi Rawat Inap
UNIT TERKAIT 2. Instalasi Anesthesi dan Terapi Intensif

157
PERAWATAN CATHETER DOUBEL LUMEN

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

065/3745/1.9.4/ 01 1/3
RUMAH SAKIT UMUM 102.6/2019
KARSA HUSADA BATU
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu
Tanggal Terbit DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM
KARSA HUSADA BATU

Standar Prosedur 1 Juni 2019


Operasional

dr.TRIES ANGGRAINI, M.Kes


Pembina Tk. I
NIP. 19640620 199002 2 001
Perawatan sebuah alat yang terbuat dari bahan plastic
PVC mempunyai 2 cabang, selang merah (arteri) untuk
PENGERTIAN keluarnya darah dari tubuh ke mesin dan selang biru
(vena) untuk masuknya darah dari mesin ke tubuh

1. Mencegah terjadinya infeksi.


2. Mencegah adanya bekuan darah diselang catheter
double lumen.
TUJUAN
3. Catheter dapat digunakan dalam waktu tertentu.
4. Aliran darah menjadi lancar sehingga proses
dialysis dapat berlangsung
Pelayanan di setiap instalasi selalu berorientasi pada
mutu dan keselamatan pasien ( Surat Keputusan
KEBIJAKAN Direktur Rumah Sakit Umum Karsa Husada Batu Nomor :
188.4/732/102.6/2019 ) tentang kebijakan pelayanan
Rumah Sakit Umum Karsa Husada Batu

158
PERAWATAN CATHETER DOUBEL LUMEN

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

065/3745/1.9.4/ 01 1/3
RUMAH SAKIT UMUM 102.6/2019
KARSA HUSADA BATU
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu A. PERALATAN
1. Set ganti balutan.
2. Sarung tangan steril. 2/3
3. Masker, Apron, Kacamata google
4. 70% ethyil alcohol + 2% elorhexidine
PROSEDUR gluconate
5. Micropore, transparant dressing.
6. Perlak.
7. Trolley dan plastik alat kotor
B. PROSUDUR
PELAKSANAAN
1. Cuci tangan ( sesuai SPO cuci tangan )
2. Identifikasi pasien ( sesuai SPO identifikasi
pasien)
3. Tempatkan alat di dekat pasien
4. Letakkan alas ( perlak ) dibawah catheter
double lumen.
5. Berikan salam dan perkenalkan diri
6. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan
kepada pasien atau keluarga
7. Atur posisi pasien
8. Pakai sarung tangan, apron dan masker
PROSEDUR 9. Lepaskan balutan kotor dari badan pasien
dan masukan kedalam plastik kotor.
10. Lakukan pengkajian pada exit site
11. Lakukan skoring exit site sesuai standar PPI
12. Bukalah set steril.
13. Pakailah sarung tangan steril.
14. Lakukan Disinfeksi :
⮚ Permukaan exit site dan kulit,
caranya ;
Bersihkan sekitar exit site dan
permukaan kulit dengan etyl alcohol
70%+ clorhexidine gluconate 2%
dengan cara pembersihan memutar
dari arah dalam ke luar
Lakukan seperti diatas sampai kulit
bebas dari kotoran ( lepas keropeng )
= kotoran mengering.
159
PERAWATAN CATHETER DOUBEL LUMEN

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

065/3745/1.9.4/ 01 1/3
RUMAH SAKIT UMUM 102.6/2019
KARSA HUSADA BATU
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu ⮚ Sekitar catheter double
3/3 lumen,
caranya :
Tangan kanan memegang klem
menggunakan kassa, bersihkan
sekitar catheter dengan etyl alcohol
70% + clorhexydine gluconate 2%
mulai dari exit site menuju tutup
catheter lakukan searah sampai
benar-benar bersih,
15. Sekitar exit site berikan Gentamicin salep
dan ditutup dengan kassa steril.
16. Setelah tindakan Hemodialisa selesai,
Catheter double lumen diberi heparin pekat
sesuai anjuran yang tertera dalam selang.
17. Kencangkan tutup catheter double lumen
dan klem dalam posisi terkunci
18. Fixaxi catheter double lumen .
19. Tutuplah seluruh catheter dengan kassa
steril dan transparan dressing.
20. Bawalah alat-alat kotor ke ruang disposal,
pisahkan dengan alat yang terkontaminasi.
21. Bersihkan alat dari darah, bungkuslah
PROSEDUR
dengan plastik .
22. Perawat mencuci tangan.
23. Catat dalam catatan keperawatan dialysis :
⮚ Keadaan exit site (bersih / kotor,
adakah kemerahan, nanah dll)
⮚ Kelancaran Catheter

1. Instalasi Rawat Inap
UNIT TERKAIT 2. Instalasi Anesthesi dan Terapi Intensif
3. Instalasi Rawat Jalan

160
TIMBANG TERIMA

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

065/3746/1.9.4/ 01 1/2
RUMAH SAKIT UMUM 102.6/2019
KARSA HUSADA BATU
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu
Tanggal Terbit DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM
KARSA HUSADA BATU

Standar Prosedur 02 Januari 2019


Operasional

dr.TRIES ANGGRAINI, M.Kes


Pembina Tk. I
NIP. 19640620 199002 2 001
Suatu kegiatan yang dilakukan oleh perawat saat
pergantian shift/memulai jaga sebelum memulai pemberian
perawatan yang berisi informasi yang relevan tentang
PENGERTIAN
tindakan yang sudah dilaksanakan atau akan
dilaksanakan, serta respon yang terjadi pada pasien.

1. Menyampaikan kondisi atau keadaan secara umum


pasien
2. Menyampaikan hal penting yang perlu ditindak
TUJUAN
lanjuti oleh dinas berikutnya.
3. Menyampaikan hal yang sudah /belum dilakukan
dalam asuhan keperawatan kepada pasien.
Pelayanan di setiap instalasi selalu berorientasi pada
mutu dan keselamatan pasien ( Surat Keputusan
KEBIJAKAN Direktur Rumah Sakit Umum Karsa Husada Batu Nomor :
188.4/732/102.6/2019 ) tentang kebijakan pelayanan
Rumah Sakit Umum Karsa Husada Batu

Nurse station 2/2


1. Kedua kelompok perawat sudah siap (shift jaga)
2. Perawat yang akan bertugas menyiapkan buku catatan
PROSEDUR 3. Kepala ruang / PJ shift membuka acara timbang terima
4. Kemudian menyampaikan :
o Aspek umum M1 s.d M5
o Jumlah pasien ( minimal/parsial/total )
o Pembagian perawat dan pasien
5. Penyampaian yang jelas, singkat dan padat oleh
perawat jaga
161
TIMBANG TERIMA

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

065/3746/1.9.4/ 01 1/2
RUMAH SAKIT UMUM 102.6/2019
KARSA HUSADA BATU
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu 6. Perawat jaga shift selanjutnya dapat melakukan
klarifikasi, tanya jawab dan melakukan validasi
terhadap hal-hal yang telah ditimbang terimakan dan
berhak menanyakan mengenai hal yang kurang jelas.
Bed pasien
7. Kepala ruang/perawat menyampaikan salam, setelah
itu menyampaikan kondisi pasien:
a. Identitas pasien dan diagnosa medis
b. Data ( keluhan/subjektif/objektif)
c. Masalah keperawatan yang masih muncul
d. Intervensi yang sudah dan belum dilaksanakan
e. Intervensi kolaborasi dan dependen
8. Hal-hal yang sifatnya khusus dan memerlukan
PROSEDUR perincian yang detail sebaiknya dicatat kemudian
diserah terimakan kepada shift berikutnya.
9. Timbang terima diakhiri dengan diskusi dan ditutup oleh
karu/PJ shift.

1. Instalasi Rawat Inap
2. Instalasi Anesthesi dan Terapi Intensif
UNIT TERKAIT
3. Instalasi Gawat Darurat
4. Instalasi Hemodialisa

162
MENGUKUR CAIRAN YANG MASUK DAN KELUAR

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3747/1.9.4/ 01 1/2


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

Tanggal Terbit DIREKTUR


RUMAH SAKIT UMUM
KARSA HUSADA BATU

Standar Prosedur 1 Juni 2019


Operasional

dr.TRIES ANGGRAINI, M.Kes


Pembina Tk. I
NIP. 19640620 199002 2 001
Mengukur cairan yang masuk ke dalam tubuh  dan  yang 
PENGERTIAN keluar dari tubuh dalam waktu 24 jam

1. Untuk mengetahui balance cairan tubuh pasien.
TUJUAN
2. Untuk mengetahui kebutuhan cairan pasien.
Pelayanan di setiap instalasi selalu berorientasi pada mutu
dan keselamatan pasien ( Surat Keputusan Direktur
KEBIJAKAN Rumah Sakit Umum Karsa Husada Batu Nomor :
188.4/732/102.6/2019 ) tentang kebijakan pelayanan
Rumah Sakit Umum Karsa Husada Batu
1. Persiapan alat :
a. Formulir  observasi  pemasukkan  dan pengeluaran 
cairan.
b. Gelas ukuran.
2. Persiapan pasien :
a. Perawat memperkenalkan diri
b. Menjelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan
3. Pelaksanaan : 2/2
PROSEDUR a. Cuci tangan (sesuai SPO cuci tangan).
b. Identifikasi pasien (sesuai SPO identifikasi pasien ).
c. Hitung  cairan  yang  masuk baik enteral 
maupun par enteral ( sesuai cairan  standar
perhitungan cairan)
d. Ukur yang keluar.
e. Cuci tangan
f. Catat hasil tindakan pada status rekam medis
pasien
163
MENGUKUR CAIRAN YANG MASUK DAN KELUAR

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3747/1.9.4/ 01 1/2


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

1. Instalasi Rawat Inap
UNIT TERKAIT 2. Instalasi Gawat Darurat
3. Instalasi Anesthesi dan Terapi Intensif

164
MENGUKUR SUHU BADAN DENGAN
TERMOMETER DIGITAL

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3748/1.9.4/ 01 1/2


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

Tanggal Terbit DIREKTUR


RUMAH SAKIT UMUM
KARSA HUSADA BATU

Standar Prosedur 1 Juni 2019


Operasional

dr.TRIES ANGGRAINI, M.Kes


Pembina Tk. I
NIP. 19640620 199002 2 001
Mengukur suhu  badan  klien  dengan  mempergunakan ter
PENGERTIAN mometer suhu.

Mengetahui suhu badan klien untuk membantu :

TUJUAN 1. Menentukan derajat panas tubuh


2. Menentukan  diagnosa.
3. Menentukan langkah – langkah perawatan
Pelayanan di setiap instalasi selalu berorientasi pada mutu
dan keselamatan pasien ( Surat Keputusan Direktur
KEBIJAKAN Rumah Sakit Umum Karsa Husada Batu Nomor :
188.4/732/102.6/2019 ) tentang kebijakan pelayanan
Rumah Sakit Umum Karsa Husada Batu
1.   Persiapan alat
a.   Baki berisi :
● Thermometer bersih dan tempatnya
● Alkohol Swab
● tissue
b.   Bengkok.
c.   Vaselin dalam tempatnya.
d.   Buku catatan. 2/2
PROSEDUR 2.   Klien diberitahu supaya istirahat.
3.   Cara kerja.
Pengukuran suhu pada ketiak :
a. Perkenalkan diri dan menjelaskan tindakan yang akan
dilakukan
b. Bawa alat-alat ke dekat klien.
165
MENGUKUR SUHU BADAN DENGAN
TERMOMETER DIGITAL

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3748/1.9.4/ 01 1/2


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

c. Cuci tangan ( sesuai SPO cuci tangan )


d. Identifikasi pasien ( sesuai SPO identifikasi pasien )
e. Bila   perlu   buka   lengan  baju   klien  ,  ketiak  di
keringkan   ( menggunakan tissue )
f. Ambil  thermometer  dari  tempat  penyimpanannya.
g. Pasang tepat pada ujung bawah,  jepitkan  di tengah
– tengah ketiak.
PROSEDUR

1. Instalasi Rawat Inap
2. Instalasi Gawat Darurat
UNIT TERKAIT 3. Instalasi Anesthesi dan Terapi Intensif
4. Instalasi Hemodialisa
5. Instalasi Rawat Jalan

166
MENGUKUR TEKANAN DARAH
DENGAN TENSIMETER DIGITAL

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3749/1.9.4/ 01 1/2


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

Tanggal Terbit DIREKTUR


RUMAH SAKIT UMUM
KARSA HUSADA BATU

Standar Prosedur 1 Juni 2019


Operasional

dr.TRIES ANGGRAINI, M.Kes


Pembina Tk. I
NIP. 19640620 199002 2 001
Mengukur tekanan darah pada dinding arteri.
PENGERTIAN
1.   Untuk mengetahui kerja jantung.
TUJUAN 2.   Untuk menentukan diagnosa.
3.   Untuk  menentukan  langkah  –  langkah keperawatan
Pelayanan di setiap instalasi selalu berorientasi pada mutu
dan keselamatan pasien ( Surat Keputusan Direktur
KEBIJAKAN Rumah Sakit Umum Karsa Husada Batu Nomor :
188.4/732/102.6/2019 ) tentang kebijakan pelayanan
Rumah Sakit Umum Karsa Husada Batu
1.   Persiapan Alat :
a.   Tensimeter digital.
b.   Alat tulis.

2.   Pelaksanaan oleh perawat :


a. Perkenalkan diri
b. Jelaskan kepada pasien tentang tindakan yang
akan dilakukan
PROSEDUR c. Cuci tangan ( sesuai SPO cuci tangan ).
d. Identifikasi pasien ( sesuai  SPO  identifikasi
pasien ).
e. Jelaskan pada pasien tindakan yang akan 
dilakukan.
f. Atur posisi pasien sesuai kebutuhan.
g. Buka lengan  baju  bila  perlu gulung ke atas.
h. Pasang manometer pada lengan kanan atau kiri
atas sekitar 3 cm dia atas fossa cubiti ( siku
167
MENGUKUR TEKANAN DARAH
DENGAN TENSIMETER DIGITAL

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3749/1.9.4/ 01 1/2


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

lengan bagian dalam ). Jangan terlalu ketat atau


terlalu longgar
i. Tekan tombol START/STOP
j. Apabila prosesnya berjalan benar, maka secara
perlahan manset akan mengembang serta ketika
sudah mencapai tekanan yang ditentukan secara
perlahan manset akan mengempis antara2
sampai 5 mmHg/ detik.
k. Lihat hasil pengukuran pada layar tensimeter
PROSEDUR
( tekanan darah berupa sistole dan diastole,
nadi/heart rate )
l. Tekan tombol START/STOP untuk mematikan
m. Rapikan  pasien dan alat.
n. Cuci tangan.
o. Catat  hasil  pengukuran  dan  respon  pasien
pada  status   pasien

1. Instalasi Rawat Inap
2. Instalasi Gawat Darurat
UNIT TERKAIT 3. Instalasi Anesthesi dan Terapi Intensif
4. Instalasi Hemodialisa
5. Instalasi Rawat Jalan

168
MENJAHIT LUKA

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3750/1.9.4/ 01 1/3


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

Tanggal Terbit DIREKTUR


RUMAH SAKIT UMUM
KARSA HUSADA BATU

Standar Prosedur 1 Juni 2019


Operasional

dr.TRIES ANGGRAINI, M.Kes


Pembina Tk. I
NIP. 19640620 199002 2 001
Merupakan   penangan   pasien   bedah   dengan   luka   
PENGERTIAN robek   yang   biasa ditangani di IGD.

Upaya   untuk   menutup   luka   robek   dengan   


tindakan   aseptic   di   ruang Minor  IGD  sehingga 
TUJUAN perdarahan  pada  luka  robek  dapat  dihentikan dan
mencegah  terjadinya  infeksi  pada luka.

Pelayanan di setiap instalasi selalu berorientasi pada mutu


dan keselamatan pasien ( Surat Keputusan Direktur
KEBIJAKAN Rumah Sakit Umum Karsa Husada Batu Nomor :
188.4/732/102.6/2019 ) tentang kebijakan pelayanan
Rumah Sakit Umum Karsa Husada Batu
1. Alat dan Bahan yang digunakan :
a.   Ring Forcep
b.   Pick Up Bergigi
c.   Tangkai Jarum ( Nald Folder )
d.   Gunting Cromik
e.   Hemostat
PROSEDUR f.   Gunting Metz ( jika diperlukan )
g.   Benang Jahit
i.    Gouse(kasa steril secukupnya)
j.  Cairan antiseptic (savlon, bethadine, H2O2, NaCL 0,
9%)
k.   Obat anestesi local (lidokain injeksi)
l.   Sarung tangan steril
169
MENJAHIT LUKA

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3750/1.9.4/ 01 1/3


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

m.Sprong lubang dan duk steril sesuai keperluan
2/3
n. Hypavix / plester verban / kasa gulung

2. Persiapan pasien :
a. Perawat Memperkenalkan diri
b. Menjelaskan tentang tindakan yang akan dilakukan
3. Prosedur pelaksanan.
a. Cuci tangan ( sesuai SPO cuci tangan )
b. Identifikasi pasien( sesuai SPO identifikasi
pasien )
c. Bersihkan  rambut  di sekitar luka
( misalkan  luka  pada  kepala atau luka pada
daerah yang ada rambutnya)
d. Oleskan    cairan    antiseptic    pada  sekitar    
luka,   tidak   boleh mengenai
luka dan tunggu 3 sampai 4 menit.
PROSEDUR e. Berikan anestasi local pada sekeliling luka.
f. Cuci luka dengan menggunakan normal  saline
g. Pakai sarung tangan
h. Tutup luka dengan sprong/doek lubang
i. Lakukan   jahit   pada   luka   dengan   
menggunakan   silk,  cotton, prolene  untuk
kulit dan cat gut,  chromic
cat gut untuk jaringan di bawah kulit.
j. Setelah selesai tutup dengan tulle dan kassa
steril.
k. Pesan – pesan pada pasien rawat jalan:
a)   Luka tidak boleh kena air.
b)  Jika  terjadi  perdarahan  ganti  kasa   
steril  dengan  yang baru dan
tekan       daerah  luka  beberapa saat
sampai perdarahan berhenti.
c)   Jika  perdarahan  terus  berlangsung  cari  
pertolongan dokter terdekat.
d)  Jika beberapa hari timbul rasa nyeri, 
warna kemerahan sekitar luka,  demam 

170
MENJAHIT LUKA

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3750/1.9.4/ 01 1/3


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

atau  keluar  nanah,  segera3/3 kembali


periksa ke dokter terdekat.
PROSEDUR
e) Buka jahitan sesuai daerah luka:
i. Daerah wajah 3 hari
ii. Daerah badan 7-8 hari
iii. Daerah esktremitas
1. Instalasi Gawat Darurat
UNIT TERKAIT
2. Instalasi Kamar Operasi

171
PERAWATAN ETT ATAU TRAKEOSTOMI TUBE

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3751/1.9.4/ 01 1/2


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

Tanggal Terbit DIREKTUR


RUMAH SAKIT UMUM
KARSA HUSADA BATU

Standar Prosedur 1 Juni 2019


Operasional

dr.TRIES ANGGRAINI, M.Kes


Pembina Tk. I
NIP. 19640620 199002 2 001
Perawatan ETT/TT adalah perawatan rutin yang
membutuhkan perawatan posisi dari selang yang benar
PENGERTIAN dan memelihara hygiene dengan baik pada pasien yang
terpasang endo trachealtube maupun trakeostomi tube.

1. Jalan udara klien bersih


2. Oksigenasi adekuat dipertahankan seperti yang
ditunjukkan pada hasil AGD
3. Tidak terjadi infeksi pernafasan atau terjadi
TUJUAN perbaikan setelah pipa dipasang
4. Kulit dan mukosa oral sekitar pipa endotracheal
bersih dan utuh
5. Tidak terjadi kerusakan / nekrosis akibat pipa atau
cuff.

Pelayanan di setiap instalasi selalu berorientasi pada mutu


dan keselamatan pasien ( Surat Keputusan Direktur
KEBIJAKAN Rumah Sakit Umum Karsa Husada Batu Nomor :
188.4/732/102.6/2019 ) tentang kebijakan pelayanan
Rumah Sakit Umum Karsa Husada Batu
1. Persiapan alat : 2/2
Baki berisi :
PROSEDUR a. Hipafix ukuran 2x 15 kotak
b. Kassa steril
c. Obat kumur
d. Gunting
172
PERAWATAN ETT ATAU TRAKEOSTOMI TUBE

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3751/1.9.4/ 01 1/2


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

2. Persiapan pasien :
a. Perawat memperkenalkan diri
b. Menjelaskan kepada pasien tentang tindakan yang
akan dilakukan

3. Pelaksanaan oleh perawat :


a. Cuci tangan (sesuai SPO cuci tangan).
b. Identifikasi pasien (sesuai SPO identifikasi
pasien)
c. Bawa peralatan ke dekat pasien
d. Atur posisi pasien
e. Lakukan perawatan oral pada sisi rongga
mulut yang tidak terhalang oleh pipa
f. Perhatikan tanda panjang pipa dalam
sentimeter dengan acuan bibir pasien
PROSEDUR
g. Pegang pipa dalam tanda tersebut dan
dengan hati-hati dan cermat gerakkan pipa
h. Kurangi Cuff pada pipa, pindahkan ke sisi
lain dari mulut pasien.
i. Pastikan bahwa tanda batas bibir tetap
sama.
j. Fiksasi pipa menggunakan hipafix yang
telah disiapkan
k. Gunakan penghisap oral sesuai kebutuhan

1. Instalasi Rawat Inap
UNIT TERKAIT
2. Instalasi Anesthesi dan Terapi Intensif

173
PERAWATAN PASIEN DENGAN VENTILATOR

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3752/1.9.4/ 01 1/4


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

Tanggal Terbit DIREKTUR


RUMAH SAKIT UMUM
KARSA HUSADA BATU

Standar Prosedur 1 Juni 2019


Operasional

dr.TRIES ANGGRAINI, M.Kes


Pembina Tk. I
NIP. 19640620 199002 2 001
Ventilator adalah suatu alat system bantuan nafas secara
mekanik yang di desain untuk menggantikan/menunjang fungsi
PENGERTIAN
pernafasan.

1. Memberikan kekuatan mekanis pada sistem paru untuk


mempertahankan ventilasi yang fisiologis.
2. Memanipulasi “air way pressure” dan corak ventilasi untuk
TUJUAN
memperbaiki efisiensi ventilasi dan oksigenasi.
3. Mengurangi kerja miokard dengan jalan mengurangi kerja
nafas.
Pelayanan di setiap instalasi selalu berorientasi pada mutu dan
keselamatan pasien ( Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit
KEBIJAKAN Umum Karsa Husada Batu Nomor : 188.4/732/102.6/2019 )
tentang kebijakan pelayanan Rumah Sakit Umum Karsa
Husada Batu
1. Persiapan alat :
Baki berisi :
a. Hipafix
b. Spuit BGA
c. Alkohol swab
PROSEDUR d. Gunting
e. Ventilator
f. Spirometer
g. Ambu bag
h. Oksigen
i. Perlengkapan untuk mengisap sekresi

174
PERAWATAN PASIEN DENGAN VENTILATOR

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3752/1.9.4/ 01 1/4


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

2. Persiapan pasien : 2/4


a. Perawat memperkenalkan diri
b. Menjelaskan kepada pasien tentang tindakan yang
akan dilakukan
3. Pelaksanaan oleh perawat :
Pemantauan

1. Cuci tangan (sesuai SPO cuci tangan).
2. Identifikasi pasien  ( sesuai  SPO  identifikasi  pasien)
3. Bawa peralatan ke dekat pasien
4. Periksa analisa gas darah tiap 6 jam, kecuali ada
perubahan seting, analisa gas darah diperiksa 20 menit
setelah ada perubahan seting.
o Nilai standar : PCO2 = 35 – 45 mmHg
o Saturasi O2 = 96 – 97 %
o PaO2 = 80 – 100 mmHg
o Bila PaO2 lebih dari 100 mmHg, maka FiO2
diturunkan bertahap 10 %.
− Bila PCO2 lebih besar dari 45 mmHg, maka M.V
dinaikkan.
− Bila PCO2 lebih kecil dari 35 mmHg, maka M.V
diturunkan.
5. Buat foto torax setiap hari untuk melihat perkembangan
PROSEDUR klinis, letak ETT dan komplikasi yang terjadi akibat
pemasangan Ventilator.
6. Observasi keadaan kardiovaskuler pasien : denyut
jantung, tekanan darah, sianosis, temperatur.
7. Auskultasi paru untuk mengetahui :
- letak tube
- perkembangan paru-paru yang simetris 3/4
- panjang tube
8. Periksa keseimbangan cairan setiap hari
9. Periksa elektrolit setiap hari
10. “Air Way Pressure” tidak boleh lebih dari 40 mmHg
11. “Expired Minute Volume” diperiksa tiap 2 jam
12. Usahakan selang nasogastrik tetap berfungsi.
Perhatikan ada tidaknya “tension pneumothorax”
175
PERAWATAN PASIEN DENGAN VENTILATOR

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3752/1.9.4/ 01 1/4


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

dengan melihat tanda-tanda sebagai berikut :


- gelisah, kesadaran menurun
- sianosis
- distensi vena leher
- trachea terdorong menjauh lokasi “tension
pneumothorax”
- salah satu dinding torak jadi mengembang
- pada perkusi terdapat timpani.
Perawatan :
1. Terangkan tujuan pemakaian ventilator pada pasien dan
atau pada keluarganya bagi pasien yang tidak sadar.
2. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan ,
untuk mencegah infeksi.
3. “Breathing circuit” sebaiknya tidak lebih tinggi dari ETT,
agar pengembunan air yang terjadi tidak masuk ke paru
pasien.
4. Perhatikan permukaan air di “humidifier”, jaga jangan
sampai habis, air diganti tiap 24 jam.
5. Fiksasi ETT dengan plester dan harus diganti tiap hari,
PROSEDUR perhatikan jangan sampai letak dan panjang tube
berubah.
Tulis ukuran dan panjang tube pada “flow sheet”

6. Cegah terjadinya kerusakan trachea dengan cara :


Tempatkan tubing yang dihubungkan ke ETT
sedemikian rupa sehingga posisinya berada diatas
4/4
pasien. Tubing harus cukup panjang untuk
memungkinkan pasien dapat menggerakkan kepala.

7. Berikan posisi yang menyenangkan bagi pasien,


dengan merubah posisi tiap 2 jam. Selain itu perubahan
posisi berguna untuk mencegah terjadinya dekubitus.
8. Beri rasa aman dengan tidak meninggalkan pasien
sendirian.
9. Teknik mengembangkan “cuff” :
- kembangkan “cuff” dengan udara sampai tidak
terdengar suara bocor.
176
PERAWATAN PASIEN DENGAN VENTILATOR

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3752/1.9.4/ 01 1/4


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

- “cuff” dibuka tiap 2 jam selama 15 menit .

PROSEDUR

1. Instalasi Gawat Darurat
UNIT TERKAIT
2. Instalasi Anesthesi dan Terapi Intensif

177
PERAWATAN TRACHEO CANNULE

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3753/1.9.4/ 01 1/4


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

Tanggal Terbit DIREKTUR


RUMAH SAKIT UMUM
KARSA HUSADA BATU

Standar Prosedur 1 Juni 2019


Operasional

dr.TRIES ANGGRAINI, M.Kes


Pembina Tk. I
NIP. 19640620 199002 2 001
Perawatan rutin pada pasien yang terpasang tracheo
canule plastik dengan cuff maupun tanpa cuff untuk
memperlancar jalan nafas pasien.
PENGERTIAN Tindakan perawatan tracheo canule meliputi perawatan
pada luka insisi, membersihkan anak canule dan
mengganti tali fiksasi pada tracheo canule

1. Sebagai acun dalam melaksanakan tindakan perawatan


tracheo cannule
2. Mencegah terjadinya infeksi pada daerah insisi
tracheostomy dan saluran nafas
3. Memperlancar jalan nafas
TUJUAN 4. Melindungi jalan nafas dari aspirasi
5. Mencegah cidera pada dinding saluran nafas
6. Agar proses kerja terlaksana dengan efisien, efektif,
konsisten, seragam dan aman dalam rangka
meningkatkan mutu pelayanan melalui pemenuhan
standar yang berlaku.
Pelayanan di setiap instalasi selalu berorientasi pada mutu
dan keselamatan pasien ( Surat Keputusan Direktur
KEBIJAKAN Rumah Sakit Umum Karsa Husada Batu Nomor :
188.4/732/102.6/2019 ) tentang kebijakan pelayanan
Rumah Sakit Umum Karsa Husada Batu
Persiapan Alat 2/4
1. Sarung tangan steril 1 buah

178
PERAWATAN TRACHEO CANNULE

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3753/1.9.4/ 01 1/4


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

2. Seperangkat mesin penghisap sputum dan selang


penghubungnya
3. Kateter suction
4. Kasa steril
5. Pinset Anatomis
6. Pinset cirrugis
7. Cucing
8. Gunting steril
9. Tali popok
10. Bengkok
11. Normal salin steril
12. Stetoskop
Persiapan Pasien
1. Pasien diberitahu jika pasien sadar
2. Posisi tidur pasien diatur sesuai dengan kondisinya
Persiapan Petugas
PROSEDUR
1. Petugas melepas semua perhiasan yang digunakan
2. Petugas memakai APD
Pelaksanaan Prosedur
1. Pakai satu sarung tangan steril pada tangan yang
dominant( Tangan kanan), tangan yang lain
menyiapkan com kecil dan menuangkan 3/4 normal
salin steril ke dalamnya.
2. Pakai sarung tangan steril peda tangan yang tidak
dominant ( Tangan kiri)
3. Dengan mnegunakan tangan kiri tahan tracheo
canule bagian luar, buka kunci anak kanule dangan
memutar katup ke kiri sekitar 90 derajat
4. Dengan gerakan halus tarik ke atas anak kanule
5. Letakan anak kanule ke dalam bengkok yang berisi
normal salin untuk memudahkan melepas sekret
yang melempel
6. Dengan mengunakan sikat kecil dan normal salin
179
PERAWATAN TRACHEO CANNULE

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3753/1.9.4/ 01 1/4


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

steril ,bersihkan lumen dan bagian luar anak kanule


dari sekret yang menempel dan kering.
7. Bilas sampai bersih anak kanule dengan normal
saline steril
8. Keringkan bagian luar dan dalam anak kanule
dengan kasa steril
9. Pasang kembali anak kanule, tahan bagian tracheo
canule dengan tangan kiri
10. Kunci anak kanule dengan memutar katup ke arah
kanan
11. Bersihkan luka inssisi tracheostomy dengan
kasa/kapas yang telah diberi normal salin steril
12. Rawat bagian luar canule dengan pinset dan
kasa/kapas steril yang telah diberi normal salin steril
13. Tutup luka insisi dengan cairan atau obat antibiotik,
kemudian tutup memakai kassa steril dengan cara
melingkarkan ditracheo canul (serabut kassa tidak
boleh sampai mengenai luka).
PROSEDUR
14. Bila perlu ganti tali fiksasi tracheo canule
15. Bersihkan alat alat yang telah dipakai
16. Lepas sarung tangan
17. Cuci tangan
18. Pastikan suara nafas adekuat dan jalan nafas lancar

1. Instalasi Rawat Inap 4/4
UNIT TERKAIT
2. Instalasi Anesthesi dan Terapi Intensif

180
MEMASANG BIDAI

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

065/3754/1.9.4/ 01 1/3
102.6/2019
RUMAH SAKIT UMUM
KARSA HUSADA BATU
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

Tanggal Terbit DIREKTUR


RUMAH SAKIT UMUM
KARSA HUSADA BATU

Standar Prosedur
1 Juni 2019
Operasional

dr.TRIES ANGGRAINI, M.Kes


Pembina Tk. I
NIP. 19640620 199002 2 001
Pemasangan alat yang digunakan untuk mempertahankan
PENGERTIAN kedudukan atau letak tulang yang patah.

181
MEMASANG BIDAI

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

065/3754/1.9.4/ 01 1/3
102.6/2019
RUMAH SAKIT UMUM
KARSA HUSADA BATU
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu 1.   Untuk mengimobilisasikan tulang yang patah.
2. Untuk mencegah kerusakan jaringan lebih lanjut.
TUJUAN
3. Untuk mengurangi rasa nyeri dan meningkatkan rasa
nyaman
Pelayanan di setiap instalasi selalu berorientasi pada
mutu dan keselamatan pasien ( Surat Keputusan Direktur
KEBIJAKAN Rumah Sakit Umum Karsa Husada Batu Nomor :
188.4/732/102.6/2019) tentang kebijakan pelayanan
Rumah Sakit Umum Karsa Husada Batu
1. Persiapan Alat :
a. Baki.
b. Bidai.
Syarat-syarat bidai :
- Terbuat dari bahan kuat dan rata
PROSEDUR - Panjang dan lebar bidai disesuaikan2/3dengan
bagian tubuh yang dibidai, panjang bidai
harus melampaui 2 sendi diantara tulang
yang patah.
c. Kain pembalut.
d. Gunting + plester.

2. Cara kerja :
a. Cuci tangan (sesuai SPO cuci tangan).
b. Identifikasi pasien (sesuai SPO identifikasi pasien).
c. Jelaskan pada pasien tindakan yang akan
dilakukan.
d. Atur posisi pasien dan bebaskan bagian yang akan
dibidai dari pakaian.
e. Siapkan alat-alat pemasangan bidai secara lengkap.
f. Letakkan bidai di bagian bawah ekstremitas yang
akan dibidai, atur posisi bagian tubuh keposisi
seanatomis mungkin dan perhatikan respon nyeri
pasien (bila diperlukan pemasangan bidai dapat
dikerjakan lebih dari satu orang, khususnya
ekstremitas bawah).
g. Balut bidai dan bagian tubuh yang dibidai di
beberapa bagian dan fiksasi dengan simpul hidup
atau diplester.
h. Observasi respon pasien terhadap nyeri dan
182
MEMASANG BIDAI

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

065/3754/1.9.4/ 01 1/3
102.6/2019
RUMAH SAKIT UMUM
KARSA HUSADA BATU
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu sirkulasi perifer pada bagian distal bagian tubuh
yang dibidai, pastikan sirkulasi benar-benar adekuat.
PROSEDUR i. Rapikan pasien dan berikan posisi istirahat yang
nyaman.
j. Rapikan alat-alat.
k. Cuci tangan.

3. Perhatian : 3/3
1. Ikatan jangan terlalu kuat atau longgar.
2. Bila ada respon nyeri yang berlebihan dan
pengisian kapiler pada area distal bagian
tubuh yang dibidai tidak adekuat, pembalutan
dapat dilonggarkan.
3. Bila ada luka pada bagian tubuh yang
dibidai, dilakukan pembalutan tersendiri terpisah
dengan balutan bidai, sehingga untuk
observasi dan perawatan tidak
mengganggu pembidaian.
4. Bagian tubuh yang dibidai jangan ditutupi
selimut agar memudahkan observasi

PROSEDUR

1. Instalasi Rawat Inap
2. Instalasi Rawat Jalan
3. Instalasi Gawat Darurat
UNIT TERKAIT
4. Instalasi Kamar Operasi
5. Instalasi Hemodialisa
6. Instalasi Anesthesi dan Terapi Intensif

183
MENGHITUNG NADI DAN PERNAFASAN

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3755/1.9.4/ 02 1/2


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

Tanggal Terbit DIREKTUR


RUMAH SAKIT UMUM
KARSA HUSADA BATU

Standar Prosedur 1 Juni 2019


Operasional

dr.TRIES ANGGRAINI, M.Kes


Pembina Tk. I
NIP. 19640620 199002 2 001
Menghitung   nadi   dan   jumlah   pernafasan  
PENGERTIAN ( inspirasi diikuti   ekspirasi ) dalam satu  menit.

1.    Untuk mengetahui jumlah nadi dan pernafasan


dalam 1 menit.
TUJUAN 2.    Untuk mengetahui kerja jantung dan paru
3.    Untuk mengetahui keadaan umum pasien.
4.    Untuk menentukan diagnosa
KEBIJAKAN Bekerja sesuai standar profesi, standar prosedur
operasional yang berlaku, dan etik profesi ( Surat
Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Karsa Husada
Batu Nomor : 188.4/732/102.6/2019 ) tentang kebijakan
184
MENGHITUNG NADI DAN PERNAFASAN

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3755/1.9.4/ 02 1/2


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

pelayanan Rumah Sakit Umum Karsa Husada Batu

1.    Persiapan Alat :
a.   Jam tangan dengan petunjuk detik.
b.   Buku catatan nadi dan pernafasan pasien
2.    Pelaksanaan oleh perawat :
a. Perawat memperkenalkan diri
b. Cuci tangan ( sesuai SPO cuci tangan ).
2/2
c. Identifikasi pasien ( sesuai  SPO identifikasi 
pasien).
d. Jelaskan  pada  pasien  tindakan  yang akan
PROSEDUR
dilakukan, menganjurkan pasien  supaya  tenang
dan  rileks,  boleh sambil  berbaring atau duduk.
e. Hitung denyut nadi dengan cara meletakkan tiga jari
di atas arteri radialis selama satu menit.
f. Observasi  frekuensi,  irama,  kekuatan dan volume.
g. Hitung pernafasan dengan cara melihat pergerakan
naik turunnya dada selam satu menit.
h. Cuci tangan
i. Catat hasil tindakan dan respon pasien pada status
pasien
PROSEDUR
1. Instalasi Rawat Inap
2. Instalasi Rawat Jalan
UNIT TERKAIT
3. Instalasi Gawat Darurat
4. Instalasi Anesthesi dan Terapi Intensif

185
MENGATUR POSISI KLIEN

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3756/1.9.4/ 02 1/2


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

Tanggal Terbit DIREKTUR


RUMAH SAKIT UMUM
KARSA HUSADA BATU

Standar Prosedur 1 Juni 2019


Operasional

dr.TRIES ANGGRAINI, M.Kes


Pembina Tk. I
NIP. 19640620 199002 2 001
1. Penggantian  posisi  secara  teratur  dan sering
merupakan salah satu tindakan  keperawatan yang
perlu     dilakukan    untuk   mencegah
komplikasi akibat berbaring.
2. Posisi   klien   sebaiknya   dirubah tiap 2  jam 
bila  tidak  ada  kontra indikasi.
PENGERTIAN
3. Bila  hendak  memindahkan  klien  mengalami
cidera / nyeri bekerja harus hati – hati  agar  klien
tidak gelisah.
4. Sebelum  memindahkan  klien  perlu  memeriksa 
peralatan yang akan dipakai, misal :  kursi  roda, 
brankart.
1.    Mencegah komplikasi akibat berbaring.
TUJUAN
2.    Memberi kenyamanan kepada pasien.
KEBIJAKAN Pelayanan di setiap instalasi selalu berorientasi pada
mutu dan keselamatan pasien ( Surat Keputusan Direktur
Rumah Sakit Umum Karsa Husada Batu Nomor :

186
MENGATUR POSISI KLIEN

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3756/1.9.4/ 02 1/2


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

188.4/732/102.6/2019 ) tentang kebijakan pelayanan


Rumah Sakit Umum Karsa Husada Batu

Persiapan   Umum   yang   Perlu   Dalam   Mengatur   
Posisi   / Memindahkan  Pasien :
1. Perawat memperkenalkan diri dan menjelaskan 2/2
tentang tindakan yang akan dilakukan.
PROSEDUR 2. Cuci tangan (sesuai SPO  cuci tangan).
3. Identifikasi pasien ( sesuai SPO identifikasi pasien )
4. Siapkan semua peralatan yang diperlukan.
5. Pastikan cahaya ruangan cukup terang.
6. Angkat  bantal  dan  barang – barang  lain  yang
menyokong  klien.
7. Atur  ketinggian  tempat tidur (bila dapat)  untuk 
memudahkan bekerja.
8. Kaji kebutuhan klien.
PROSEDUR 9. Jaga privacy klien.
10. Minta  bantuan  pada  perawat  lain  bila 
diperlukan.
11. Beritahu klien tentang tindakan yang akan
dilakukan.
12. Atur posisi klien sesuai yang diperlukan.
13. Cuci tangan.
14. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan
pada rekam medis pasien

1. Instalasi Rawat Inap
2. Instalasi Rawat Jalan
3. Instalasi Gawat Darurat
UNIT TERKAIT
4. Instalasi Kamar Operasi
5. Instalasi Anesthesi dan Terapi Intensif
6. Instalasi Hemodialisa

187
MEMINDAHKAN PASIEN DARI BRANKAR
KE TEMPAT TIDUR

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3757/1.9.4/ 01 1/2


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

Tanggal Terbit DIREKTUR


RUMAH SAKIT UMUM
KARSA HUSADA BATU

Standar Prosedur 1 Juni 2019


Operasional

dr.TRIES ANGGRAINI, M.Kes


Pembina Tk. I
NIP. 19640620 199002 2 001
Memindahkan pasien yang mengalami ketidakmampuan,
keterbatasan, tidak boleh melakukan sendiri, atau tidak
PENGERTIAN sadar dari brankard ke tempat tidur yang dilakukan oleh dua
atau tiga orang perawat.

Memindahkan pasien dari kursi roda/brankard ke tempat tidur


TUJUAN dengan tujuan untuk perawatan atau tindakan medis lainnya .

Pelayanan di setiap instalasi selalu berorientasi pada mutu


dan keselamatan pasien ( Surat Keputusan Direktur Rumah
Sakit Umum Karsa Husada Batu Nomor :
KEBIJAKAN
188.4/732/102.6/2019 ) tentang kebijakan pelayanan Rumah
Sakit Umum Karsa Husada Batu

2. Persiapan Alat :
a. Tempat tidur pasien dan brankar
b. Sarung tangan jika perlu
PROSEDUR 3. Persiapan pasien :
a. Pasien berada di brankar
188
MEMINDAHKAN PASIEN DARI BRANKAR
KE TEMPAT TIDUR

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3757/1.9.4/ 01 1/2


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

b. Jelaskan prosedur pada pasien 2/2


4. Pelaksanaan :
a. Cuci tangan ( sesuai SPO cuci tangan )
b. Identifikasi Pasien (sesuai SPO identifikasi pasien)
c. Atur brankar dalam posisi terkunci dengan sudut
90 derajat terhadap tempat tidur
d. Dua atau tiga orang perawat menghadap ke
brankar/pasien
e. Silangkan tangan pasien ke depan dada
f. Tekuk lutut anda , kemudian masukkan tangan
anda ke bawah tubuh pasien
g. Perawat pertama meletakkan tangan dibawah
leher/bahu dan bawah pinggang, perawat kedua
meletakkan tangan di bawah pinggang dan
panggul pasien, sedangkan perawat ketiga
PROSEDUR meletakkan tangan dibawah pinggul dan kaki.
h. Pada hitungan ketiga, angkat pasien bersama-
sama dan pindahkan ke tempat tidur pasien.
i. Lakukan gerakan mengangkat pasien dengan
gerakan yang anatomis, tidak membungkuk
secara berlebihan
j. Posisikan pasien pada posisi yang nyaman.
k. Rapikan pasien dan bereskan alat-alat.
l. Cuci tangan

1. Instalasi Rawat Inap
2. Instalasi Rawat Jalan
3. Instalasi Gawat Darurat
UNIT TERKAIT
4. Instalasi Kamar Operasi
5. Instalasi Anesthesi dan Terapi Intensif
6. Instalasi Hemodialisa

189
MEMINDAHKAN PASIEN DARI KURSI RODA
KE TEMPAT TIDUR

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3758/1.9.4/ 01 1/2


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

Tanggal Terbit DIREKTUR


RUMAH SAKIT UMUM
KARSA HUSADA BATU

Standar Prosedur 1 Juni 2019


Operasional

dr.TRIES ANGGRAINI, M.Kes


Pembina Tk. I
NIP. 19640620 199002 2 001
Memindahkan pasien yang tidak dapat/tidak bolehberjalan,
PENGERTIAN dilakukan dari tempat yang satu ke tempat yang lain.

1. Mengurangi/menghindarkan pergerakan pasien sesuai


TUJUAN dengan keadaan fisiknya
2. Memenuhi kebutuhan konsultasi atau pindah ruangan
Pelayanan di setiap instalasi selalu berorientasi pada mutu
dan keselamatan pasien ( Surat Keputusan Direktur Rumah
Sakit Umum Karsa Husada Batu Nomor :
KEBIJAKAN
188.4/732/102.6/2019 ) tentang kebijakan pelayanan Rumah
Sakit Umum Karsa Husada Batu

5. Persiapan Alat :
c. Kursi roda
2/2
d. Handscun atau sarung tangan (jika perlu)
6. Persiapan pasien :
a. Pasien berada di tempat tidur
b. Jelaskan prosedur pada pasien
PROSEDUR c. Atur posisi tempat tidur pasien pada posisi paling
rendah, sampai kaki pasien bisa menyentuh lantai.
d. Letakkan kursi roda sejajar atau sedekat mungkin
dengan tempat tidur, kunci semua roda kursi
7. Pelaksanaan :
a. Cuci tangan ( sesuai SPO cuci tangan )
b. Identifikasi pasien ( sesuai SPO identifikasi pasien
)

190
MEMINDAHKAN PASIEN DARI KURSI RODA
KE TEMPAT TIDUR

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3758/1.9.4/ 01 1/2


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

c. Bantu posisi klien duduk ditepi tempat tidur


d. Letakkan tangan klien diatas permukaan tempat
tidur atau diatas kedua bahu perawat sehingga
klien dapat mendorong tubuhnya sambil berdiri ,
lingkari tubuh klien dengan kedua tangan perawat
e. Bantu klien berdiri dan bergerak bersama – sama
f. Bantu posisi klien tegak pada beberapa saat
g. Bantu klien untuk duduk
h. Pastikan keselamatan pasien
PROSEDUR i. Turunkan sandaran kaki dan letakkan kedua kaki
klien diatasnya
j. Lepas sarung tangan
k. Cuci tangan

1. Instalasi Rawat Inap
2. Instalasi Rawat Jalan
3. Instalasi Gawat Darurat
UNIT TERKAIT
4. Instalasi Kamar Operasi
5. Instalasi Anesthesi dan Terapi Intensif
6. Instalasi Hemodialisa

191
MELAKSANAKAN PROGRAM ORIENTASI
KEPADA PASIEN

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

065/3759/1.9.4/ 02 1/1
102.6/2019
RUMAH SAKIT UMUM
KARSA HUSADA BATU
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu
Tanggal Terbit DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM
KARSA HUSADA BATU

Standar Prosedur 1 Juni 2019


Operasional

dr.TRIES ANGGRAINI, M.Kes


Pembina Tk. I
NIP. 19640620 199002 2 001
PENGERTIAN Melaksanakan program orientasi kepada pasien.
Agar  pasien  dan  keluarga  mengetahui  denah  ruang
TUJUAN perawatan,  fasilitas yang  tersedia,  peraturan  /tata  tertib
rumah sakit.
Pelayanan di setiap instalasi selalu berorientasi pada mutu
dan keselamatan pasien ( Surat Keputusan Direktur Rumah
KEBIJAKAN Sakit Umum Karsa Husada Batu Nomor :
188.4/732/102.6/2019 ) tentang kebijakan pelayanan Rumah
Sakit Umum Karsa Husada Batu.
1.  Persiapan Alat :
a. Denah ruang perawatan.
b. Peraturan/tata tertib tertulis.
2. Pelaksanaan :
a. Identifikasi  pasien  ( sesuai SPO identifikasi  pasien).
PROSEDUR b. Perawat memperkenalkan diri.
c. Perawat  memberitahu   tentang  letak  kamar  
mandi/WC,  ruangperawat, dll.
d. Perawat  memberitahu  tentang  fasilitas yang 
tersedia di rumah sakit  dan  cara  penggunaanya.
e. Perawat  memberitahu  tentang  jadwal  kegiatan
rutin diruangan antara  lain,  waktu mandi,
waktu makan,  waktu  kunjungan  dokter dan  waktu
kunjungan tamu atau keluarga.

UNIT TERKAIT Instalasi Rawat Inap

192
PEMASANGAN DAN PEMANTAUAN TANDA-TANDA
RUMAH SAKIT UMUM
VITAL DENGAN BED SIDE MONITOR
KARSA HUSADA BATU
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

065/3760/1.9.4/ 02 1/2
102.6/2019

Tanggal Terbit DIREKTUR


RUMAH SAKIT UMUM
KARSA HUSADA BATU

Standar Prosedur 1 Juni 2019


Operasional

dr.TRIES ANGGRAINI, M.Kes


Pembina Tk. I
NIP. 19640620 199002 2 001
Pemasangan bed side monitor adalah tindakan
pemasangan alat berupa kabel kabel yang terhubung
langsung dengan monitor untuk memantau tanda-tanda vital
yang terdiri dari tekanan darah, nadi, suhu, g

PENGERTIAN

ambaran irama jantung, pernafasan, dan


saturasi O2.
1. Sebagai acuan dalam pelaksanaan pemasangan dan
pemantauan tanda tanda vital dengan bedside monitor
2. Monitor tanda-tanda vital secara periodik.
TUJUAN 3. Agar prosedur terlaksana dengan efisien, efektif,
konsisten / seragam dan aman dalam rangka
meningkatkan mutu pelayanan melalui pemenuhan
standart yang berlaku.
Pelayanan di setiap instalasi selalu berorientasi pada mutu
dan keselamatan pasien ( Surat Keputusan Direktur Rumah
Sakit Umum Karsa Husada Batu Nomor :
KEBIJAKAN
188.4/732/102.6/2019 ) tentang kebijakan pelayanan Rumah
Sakit Umum Karsa Husada Batu

193
PEMASANGAN DAN PEMANTAUAN TANDA-TANDA
RUMAH SAKIT UMUM
VITAL DENGAN BED SIDE MONITOR
KARSA HUSADA BATU
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

065/3760/1.9.4/ 02 1/2
102.6/2019

1. Lakukan indentifikasi pasien/klien 2/2


1.1 Cucilah tangan dengan 6 langkah.
1.2 Jelaskan pada keluarga tentang tindakan yang akan
PROSEDUR
dilakukan dan minta persetujuan pada lembar inform
Consent.
1.3 Aturlah posisi pasien tidur terlentang.
2. Siapkan alat
a. Persiapan alat:
a. Bed side monitor lengkap dengan asesorisnya
b. Chest lead
b. Dekatkan alat di samping pasien
3. Siapkan lingkungan
a. Jaga privasi pasien dengan memasang sketsel.
b. Ciptakan lingkungan yang nyaman dan aman.
4. Pasang elektroda LA pada ICS 1 MCL sinistra, RL pada
ICS 1 MCL dextra, Central pada tengah sternum, dan LL
pada perut kiri bawah
5. Pasang tidak terlalu kencang dan tidak terlalu Longga
manset pada 1/3 lengan tangan atas kanan/kiri dan bila
tidak memungkinkan dapat dipasang di kaki kanan atau
kiri.
8. Atur setting tensi pada bed side monitor
9. Pasanglah pulse oxymetri pada jari tangan tengah.
PROSEDUR
10. Pasang temperatur probe pada axilla atau kabel
pengukur suhu pada rectum.
11. Evaluasi hasil tindakan dan respon pasien.
12. Sampaikanlah bahwa tindakan telah selesai dilakukan
dan pesankan apa yang boleh dan tidak boleh
dilakukan pasien.
13. Dokumentasikan hasil pemeriksaan pada lembar
observasi.
14. Rapikan pasien dengan posisi yang nyaman .
15. Bereskan alat-alat yang tidak digunakan.
16. Cuci tangan 6 langkah setelah tindakan

UNIT TERKAIT 1. Instalasi Rawat Inap


2. Instalasi Gawat Darurat

194
PEMASANGAN DAN PEMANTAUAN TANDA-TANDA
RUMAH SAKIT UMUM
VITAL DENGAN BED SIDE MONITOR
KARSA HUSADA BATU
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

065/3760/1.9.4/ 02 1/2
102.6/2019

3. Instalasi Anesthesi dan Terapi Intensif

195
PEMBERIAN OBAT PRE MEDIKASI

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3761/1.9.4/ 02 1/3


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

Tanggal Terbit DIREKTUR


RUMAH SAKIT UMUM
KARSA HUSADA BATU

Standar Prosedur 1 Juni 2019


Operasional

dr.TRIES ANGGRAINI, M.Kes


Pembina Tk. I
NIP. 19640620 199002 2 001
Memberikan obat-obatan premedikasi sebelum dilakukan
PENGERTIAN tindakan induksi anestesi
1. Sebagai acuan dalam kegiatan memperhatikan,
mengawasi, dan memeriksa untuk mengetahui keadaan
dan reaksi fisiologis pasien terhadap tindakan anestesi
dan operasi
2. Agar kegiatan terlaksana dengan efisien, efektif,
konsisten, seragam dan aman
3. Menimbulkan rasa nyaman
TUJUAN
4. Menghilangkan rasa khawatir / takut atau mengurangi
nyeri
5. Memberikan ketenangan
6. Mencegah muntah dan resiko aspirasi
7. Mengurangi dosis obat induksi anestesi yang akan dipakai
8. Mengurangi sekresi air liur
9. Membantu melancarkan induksi
Pelayanan di setiap instalasi selalu berorientasi pada mutu
dan keselamatan pasien ( Surat Keputusan Direktur Rumah
Sakit Umum Karsa Husada Batu Nomor :
KEBIJAKAN
188.4/732/102.6/2019 ) tentang kebijakan pelayanan Rumah
Sakit Umum Karsa Husada Batu

1. Persiapan Alat 2/3


a. Obat pre medikasi yang dibutuhkan
b. Spuit 2,5 cc dan 5 cc masing-masing 1 buah
c. Alat monitor pasien
196
PEMBERIAN OBAT PRE MEDIKASI

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3761/1.9.4/ 02 1/3


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

d. Kapas alcohol dalam kemasan


e. Obat-obatan emergency (SA, Ephedrin, Ephinefrine,
Aminophilin, Dexamethasone)
f. Aquades 1 fial
g. Sarung tangan 1 pasang

2. Persiapan Pasien
a. Jelaskan pada pasien tentang tujuan dan tindakan
yang akan dilakukan
b. Atur posisi pasien tidur terlentang

PROSEDUR 3. Persiapan Petugas


a. Lepas perhiasan
b. Pakai masker dan tutup kepala

4. Pelaksanaan
a. Lakukan cuci tangan ( sesuai SPO cuci tangan )
b. Pakai sarung tangan
c. Berikan obat premedikasi sedasi dan analgesic
golongan opiate atau benzodiazepine intra muskuler
atau intravenous 15-30 menit sebelum induksi
anestesi sesuai perintah dokter ahli anestesi
d. Berikan obat pemedikasi golongan antiemetic dan
antihistamin intra vena 1 jam sebelum induksi
anestesi sesuai perintah dokter ahli anestesi
e. Perhatikan reaksi obat dan reaksi alergi jika ada
f. Rapikan pasien
g. Catat jam pemberian, jenis obat premedikasi yang
diberikan dan reaksi pasien
h. Rapikan alat dan obat
i. Lakukan cuci tangan

PROSEDUR

UNIT TERKAIT 1. Instalasi Rawat Inap


2. Instalasi Gawat Darurat

197
PEMBERIAN OBAT PRE MEDIKASI

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3761/1.9.4/ 02 1/3


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

3. Instalasi Kamar Operasi


4. Instalasi Anesthesi dan Terapi Intensif
5. Instalasi Hemodialisa

198
MONITORING ANESTESI DURANTE OPERASI

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3762/1.9.4/ 02 1/3


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

Tanggal Terbit DIREKTUR


RUMAH SAKIT UMUM
KARSA HUSADA BATU

Standar Prosedur 1 Juni 2019


Operasional

dr.TRIES ANGGRAINI, M.Kes


Pembina Tk. I
NIP. 19640620 199002 2 001
Adalah kegiatan memperhatikan, mengawasi, dan
PENGERTIAN memeriksa untuk mengetahui keadaan dan reaksi
fisiologis pasien selama tindakan Anestesi dan Operasi

1. Sebagai acuan dalam kegiatan memperhatikan,


mengawasi, dan memeriksa untuk mengetahui keadaan
dan reaksi fisiologis pasien terhadap tindakan Anestesi
dan operasi
2. Agar kegiatan terlaksana dengan efisien, efektif,
konsisten, seragam dan aman
TUJUAN
3. Untuk mengkaji dan mengatasi adanya penyulit dalam
tindakan operasi dan Anestesia yang mungkin
mengarah pada kegawatan
4. Mengevaluasi hasil suatu tindakan pengobatan.
5. Mengevaluasi dan memenuhi kebutuhan fisiologis tubuh
pasien selama periode intra operasi
Pelayanan di setiap instalasi selalu berorientasi pada
mutu dan keselamatan pasien ( Surat Keputusan Direktur
Rumah Sakit Umum Karsa Husada Batu Nomor :
KEBIJAKAN
188.4/732/102.6/2019 ) tentang kebijakan pelayanan
Rumah Sakit Umum Karsa Husada Batu

1. . Persiapan alat dan obat : 2/3


a. Alat monitor anestesi : Saturasi oksigen, ECG,
NIBP, alat pengukur End Tidal CO2 dan suhu
b. Mesin Anestesi
c. Mesin suction.
199
MONITORING ANESTESI DURANTE OPERASI

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3762/1.9.4/ 02 1/3


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

d. Sarung tangan
e. Obat-obatan anestesi dan emergensi (SA,
Ephineprine, Epedrine, Aminophilin, Lidocain)
2. PersiapanPasien.
a. Cuci tangan
b.Jelaskan pada pasien tentang tindakan yang akan
dilakukan.
c. Atur posisi pasien tidur terlentang

3. Persiapan Petugas
a. Lepas Perhiasan
b. Pakai Masker & Tutup Kepala

4. Pelaksanaan
a. Cuci tangan( sesuai SPO cuci tangan )
PROSEDUR b.Pakai sarung tangan ( sesuai SPO memakai sarung
tangan )
c.Berikan penjelasan pasien bahwa akan dilakukan
tindakan Anestesi.
d.Pasang Monitor Saturasi Oksigen, Nadi dan
tekanan darah
e.Lakukan pre-oksigenasi selama minimal 3 menit
dengan oksigen masker 8-10 liter per menit.
3/3
f. Berikan obat induksi Anestesi sesuai dengan
instruksi dokter ahli Anestesi.
g.Perhatikan reaksi obat dan reaksi alergi jika ada.
h. Lanjutkan dengan teknik manajemen airway sesuai
yang direncanakan (Face mask, Laryngeal Mask
Airway, Intubasi).
i. Catatlah jam pemberian dan jenis obat yang
diberikan.
j. Perhatikan tanda tahapan Anestesia dan respon
hemodinamik pasien
k. Pertahankan tahapan Anestesi dengan mengatur
vaporizer gas Anestesi inhalasi atau mengatur
tetesan infus intra vena.
l. Pertahankan saturasi oksigen lebih dari 95%

200
MONITORING ANESTESI DURANTE OPERASI

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3762/1.9.4/ 02 1/3


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

m. Pertahankan tekanan darah agar tidak berfluktuasi


lebih dari 25% atau 15-20 mmHg dari nilai awal.
n. Pertahankan perfusi tetap hangat, kering dan
merah.
o. Pertahankan ventilasi terjaga dengan baik.
p. Cek manipulasi bedah dan perdarahan yang terjadi.
q. Hitung kebutuhan cairan rumatan dan pengganti
perdarahan.
r. Awasi produksi urine (0,5-1 cc per kilogram berat
PROSEDUR badan per jam
s. Monitor tanda vital berjalan tiap 3-5 menit sesuai
kebutuhan.
t. Hentikan obat Anestesia tepat waktu pengakhiran
Anestesia, cek ulang tanda vital, Oksigenasi
diberikan sampai pasien bangun
u. Cuci tangan

Instalasi Kamar Operasi


UNIT TERKAIT

201
MONITORING PASCA PEMBERIAN SEDASI DI RUANG PULIH
SADAR

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3763/1.9.4/ 02 1/2


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

Tanggal Terbit DIREKTUR


RUMAH SAKIT UMUM
KARSA HUSADA BATU

Standar Prosedur 1 Juni 2019


Operasional

dr.TRIES ANGGRAINI, M.Kes


Pembina Tk. I
NIP. 19640620 199002 2 001
Adalah perawatan di ruang pulih sadar pada pasien setelah
PENGERTIAN menjalani pemberian sedasi

1. Sebagai acuan dalam kegiatan perawatan di ruang pulih


sadar pada pasien setelah menjalani prosedur sedasi
2. Agar kegiatan terlaksana dengan efisien, efektif,
TUJUAN konsisten, seragam dan aman.
3. Terselenggaranya kegiatan perawatan di ruang pulih
sadar pada pasien setelah menjalani prosedur anestesi
dari ruang tindakan diagnostik.
Pelayanan di setiap instalasi selalu berorientasi pada mutu
dan keselamatan pasien ( Surat Keputusan Direktur Rumah
Sakit Umum Karsa Husada Batu Nomor :
KEBIJAKAN
188.4/732/102.6/2019 ) tentang kebijakan pelayanan Rumah
Sakit Umum Karsa Husada Batu

1. Persiapan alat dan obat :


a. Alat Monitor Pasien. 2/2
b. Alat pemberian terapi oksigen: nasal kanul,
masker NRBM
PROSEDUR c. Bed pasien dengan pengaman
d. Tali restrain
e. Bantal pengganjal bahu
f. Jarum infus no 18 atau sesuai kebutuhan
g. Standar infus
h. Cairan Infus: RL,NS, HAES 130

202
MONITORING PASCA PEMBERIAN SEDASI DI RUANG PULIH
SADAR

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3763/1.9.4/ 02 1/2


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

i. Obat Emergensi (Sulfas Atropin, Ephedrin,


Epineprin,Dexamethasone)

2. Persiapan Pasien
a. Jelaskan pada pasien tentang tujuan dan tindakan
yang akan dilakukan.
b. Atur posisi pasien tidur terlentang

3. Persiapan Petugas
a. Lepas Perhiasan
b. Pakai Masker dan Tutup Kepala

4. Pelaksanaan
a. Cuci tangan ( sesuai SPO cuci tangan )
b. Pasien diatur tidur terlentang dengan bahu diganjal
bantal, kepala ekstensi ringan
c. Berikan oksigen dengan nasal kanul 2 LPM
PROSEDUR d. Pasang monitor pasien: NBP, ECG, Saturasi O2
e. Lakukan pemasangan tali restrain pada keempat
ekstremitas
f. Selimuti pasien agar tidak hipotermi
g. Observasi adanya mual muntah, shiverring,
penurunan tekanan darah < 20% tekanan
darah awal
h. Catat tanda vital pasien pada lembar Monitoring
Pasca Anestesi/sedasi (FRM 5.11)
i. Cuci tangan

Instalasi Kamar Operasi


UNIT TERKAIT

203
PENDELEGASIAN WEWENANG PERAWAT KEPADA
PERAWAT LAINNYA

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3764/1.9.4/ 02 1/1


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

Tanggal Terbit DIREKTUR


RUMAH SAKIT UMUM
KARSA HUSADA BATU

Standar Prosedur 1 Juni 2019


Operasional

dr.TRIES ANGGRAINI, M.Kes


Pembina Tk. I
NIP. 19640620 199002 2 001
Pelimpahan wewenang perawat kepada perawat lainnya
adalah proses pengalihan tugas kepada orang lain yang sah
PENGERTIAN
dalam melakukan aktifitas sesuai dengan wewenang yang
diberikan.
Untuk keberlangsungan pelayanan klinis perawat apabila
TUJUAN
meninggalkan tugas didalam bekerja
Pelayanan di setiap instalasi selalu berorientasi pada mutu
dan keselamatan pasien ( Surat Keputusan Direktur Rumah
KEBIJAKAN Sakit Umum Karsa Husada Batu Nomor :
188.4/732/102.6/2019 ) tentang kebijakan pelayanan Rumah
Sakit Umum Karsa Husada Batu
1. Menentukan hal-hal yang dapat didelegasikan
2. Menentukan orang yang layak untuk menerima
PROSEDUR delegasi
3. Melimpahkan tugas yang akan diberikan dalam
bentuk surat tugas
4. Memberikan surat tugas
1. Instalasi Rawat Inap
2. Instalasi Rawat Jalan
3. Instalasi Gawat Darurat
UNIT TERKAIT
4. Instalasi Anesthesi dan Terapi Intensif
5. Instalasi Hemodialisa
6. Instalasi Kamar Operasi

204
PENGHISAPAN LENDIR
( SUCTION )

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3765/1.9.4/ 02 1/3


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

Tanggal Terbit DIREKTUR


RUMAH SAKIT UMUM
KARSA HUSADA BATU

Standar Prosedur 1 Juni 2019


Operasional

dr.TRIES ANGGRAINI, M.Kes


Pembina Tk. I
NIP. 19640620 199002 2 001
PENGERTIAN Melakukan tindakan penghisapan lender di jalan nafas

1. Mengeluarkan secret/cairan pada jalan nafas


TUJUAN
2. Melancarkan jalan nafas
Pelayanan di setiap instalasi selalu berorientasi pada
mutu dan keselamatan pasien ( Surat Keputusan Direktur
Rumah Sakit Umum Karsa Husada Batu Nomor :
KEBIJAKAN
188.4/732/102.6/2019 ) tentang kebijakan pelayanan
Rumah Sakit Umum Karsa Husada Batu

1. Persiapan alat :
a. Bak instrument berisi: pinset anatomi 2, kasa
secukupnya
b. NaCl 0,9%
c. Canule suction
d. Perlak untuk pengalas
e. Mesin suction dan botol penampung berisi
cairan desinfektan
f. Kertas tissue 2/3
PROSEDUR g. Sarung tangan steril
2. Persiapan pasien :
a. Perawat memperkenalkan diri
b. Menjelaskan kepada pasien tentang tindakan
yang akan dilakukan dan tujuannya
c. Meminta persetujuan pasien / keluarga
d. Memposisikan pasien sesuai dengan kondisi
3. Pelaksanaan oleh perawat :
205
PENGHISAPAN LENDIR
( SUCTION )

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3765/1.9.4/ 02 1/3


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

a. Cuci tangan ( sesuai SPO cuci tangan )


b. Identifikasi pasien ( sesuai SPO identifikasi
pasien )
c. Dekatkan alat-alat dengan pasien
d. Letakkan perlak pengalas di bawah dagu
pasien
e. Pakai sarung tangan ( sesuai SPO memasang
sarung tangan )
f. Hidupkan mesin, mengecek tekanan, hisapan
dan botol penampung.
g. Masukkan kanul section dengan hati-hati
(hidung ± 5 cm, mulut ±10 cm)
h. Hisap lendir dengan menutup lubang kanul,
menarik keluar perlahan sambil memutar
(maksimal 5 detik untuk anak, maksimal 10
detik untuk dewasa)
PROSEDUR
i. Bilas kanul dengan NaCl, berikan kesempatan
pasien bernafas
j. Ulangi prosedur tersebut 3-5 kali suctioning
k. Observasi keadaan umum pasien dan status
pernafasannya
l. Observasi secret tentang warna, bau dan
volumenya
m. Evaluasi tindakan yang baru dilakukan
n. Rapikan pasien dan mengembalikan alat-alat
ke tempat semula
o. Cuci tangan
p. Catat kegiatan dalam lembar catatan perawat

1. Instalasi Kamar Operasi 3/3


2. Instalasi Gawat Darurat
UNIT TERKAIT
3. Instalasi Rawat Inap
4. Instalasi Anestesi dan Terapi Intensif

206
207
PENGUKURAN CVP

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3766/1.9.4/ 02 1/2


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

Tanggal Terbit DIREKTUR


RUMAH SAKIT UMUM
KARSA HUSADA BATU

Standar Prosedur 1 Juni 2019


Operasional

dr.TRIES ANGGRAINI, M.Kes


Pembina Tk. I
NIP. 19640620 199002 2 001
Pemantauan hemodinamik , status volume cairan penderita
PENGERTIAN
melalui cateter vena central
1. Untuk menilai status volume cairan penderita
TUJUAN
2. Mengetahui hemodinamik pasien secara infasif
Pelayanan di setiap instalasi selalu berorientasi pada mutu
dan keselamatan pasien ( Surat Keputusan Direktur Rumah
Sakit Umum Karsa Husada Batu Nomor :
KEBIJAKAN
188.4/732/102.6/2019 ) tentang kebijakan pelayanan Rumah
Sakit Umum Karsa Husada Batu

1. Persiapan alat :
Secara manual
- waterpass
- manometer
2.    Persiapan pasien :
a. Perawat memperkenalkan diri
b. Jelaskan pada pasien tindakan yang akan
dilakukan.
c. Pasang tabir/korden. 2/2
PROSEDUR 3. Pelaksanaan oleh perawat :
a. Cuci tangan ( sesuai SPO cuci tangan ).
b.  Identifikasi pasien ( sesuai SPO identifikasi pasien ).
c. Bila pasien sadar pasien diberitahu tindakan yang
akan dilakukan
d. Dengan waterpass untuk menentukan titik” nol”
(pada intercosta II-III mid axilaris line)

208
PENGUKURAN CVP

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3766/1.9.4/ 02 1/2


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

e. Percepat aliran infus (cairan isotonik) untuk


melihat kelancaran aliran cairan
f. Hentikan cairan infus ke arah pasien dengan cara
memutar tree way stopkok
g. Alirkan cairan infus ke arah manometer sampai
setinggi 20 cmH2O diatas titik nol
h. Hentikan cairan yang mengalir ke arah manometer
dengan mengunci/memutar treeway ke arah infus
PROSEDUR i. Buka treeway dari manometer ke arah CVC
tunggu sampai aliran berhenti sambil
memperhatikan irama nafas
j. Angka yang ditunjukkan manometer adalah nilai
CVP dan catat nilai CVP di lembar observasi
k. Alat-alat dikembalikan pada tempatnya
Cuci tangan.

UNIT TERKAIT Instalasi Anestesi dan Terapi Intensif

209
PERAWATAN PASIEN PASCA PEMBERIAN ANESTESI
REGIONAL DI RUANG PULIH SADAR

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3767/1.9.4/ 02 1/2


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

Tanggal Terbit DIREKTUR


RUMAH SAKIT UMUM
KARSA HUSADA BATU

Standar Prosedur 1 Juni 2019


Operasional

dr.TRIES ANGGRAINI, M.Kes


Pembina Tk. I
NIP. 19640620 199002 2 001
Adalah perawatan pada pasien setelah menjalani tindakan
operasi dengan pemberian Anestesi Regional di ruang pulih
PENGERTIAN
sadar

Melakukan perawatan pada pasien setelah menjalani


TUJUAN tindakan operasi dengan pemberian Anestesi Regional

Pelayanan di setiap instalasi selalu berorientasi pada mutu


dan keselamatan pasien ( Surat Keputusan Direktur Rumah
Sakit Umum Karsa Husada Batu Nomor :
KEBIJAKAN
188.4/732/102.6/2019 ) tentang kebijakan pelayanan Rumah
Sakit Umum Karsa Husada Batu

1. Persiapan alat dan obat :


a. Alat Monitor Pasien.
b. Alat pemberian terapi oksigen: nasal kanul,
masker
c. NRBM sesuai kebutuhan
d. Bed pasien dengan pengaman
PROSEDUR e. Tali restrain
2/2
f. Bantal pengganjal bahu
g. Jarum infus no 18 atau sesuai kebutuhan
h. Standar infus
i. Obat-obatan Emergensi (Sulfas Atropin,
Ephedrin,
j. Epineprin, Dexamethasone )
210
PERAWATAN PASIEN PASCA PEMBERIAN ANESTESI
REGIONAL DI RUANG PULIH SADAR

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3767/1.9.4/ 02 1/2


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

k. Cairan Infus: RL,NS, HAES 130

2. Persiapan Pasien.
a. Jelaskan pada pasien tentang tindakan yang akan
dilakukan.
b. Atur posisi pasien tidur terlentang.
3. Pelaksanaan
a. Cuci tangan ( sesuai SPO cuci tangan )
b. Pasien diberi penjelasan tentang tindakan yang akan
dilakukan.
c. Pasien di atur posisi tidur terlentang dengan bantal
kepala
PROSEDUR d. Berikan oksigen dengan nasal kanul 2 LPM
e. Pasang monitor pasien: NBP, ECG, Saturasi O2
f. Selimuti pasien agar tidak hipotermi
g. Observasi adanya mual muntah, shiverring,
penurunan tekanan darah < 20% tekanan darah
awal
h. Observasi produksi urine, ½ - 1 cc/kgBB
i. Catat tanda vital pasien pada lembar observasi
j. Pindahkan pasien ke ruang perawatan bila Aldrette
Score > 8
k. Cuci tangan

UNIT TERKAIT Instalasi Anestesi dan Terapi Intensif

211
PERAWATAN PASIEN PASCA PEMBERIAN ANESTESI
UMUM DI RUANG PULIH SADAR

Nomor Nomor Revisi Halaman


Dokumen

RUMAH SAKIT UMUM 02 1/2


KARSA HUSADA BATU 065/3768/1.9.4/
Jl. A. Yani No. 10 – 13 102.6/2019
Kota Batu

Tanggal Terbit DIREKTUR


RUMAH SAKIT UMUM
KARSA HUSADA BATU

Standar Prosedur 1 Juni 2019


Operasional

dr.TRIES ANGGRAINI, M.Kes


Pembina Tk. I
NIP. 19640620 199002 2 001
Adalah perawatan pada pasien setelah menjalani
PENGERTIAN tindakan operasi dengan pemberian Anestesi umum di
ruang pulih sadar.
4. Sebagai acuan dalam kegiatan untuk perawatan pada
pasien setelah menjalani tindakan operasi dengan
pemberian Anestesi umum di ruang pulih sadar.
5. Agar kegiatan terlaksana dengan efisien, efektif,
TUJUAN
konsisten, seragam dan aman.
6. Terselenggaranya kegiatan perawatan pada pasien
setelah menjalani tindakan operasi dengan pemberian
Anestesi umum di ruang pulih sadar.
Pelayanan di setiap instalasi selalu berorientasi pada
mutu dan keselamatan pasien ( Surat Keputusan
Direktur Rumah Sakit Umum Karsa Husada Batu Nomor :
KEBIJAKAN
188.4/732/102.6/2019 ) tentang kebijakan pelayanan
Rumah Sakit Umum Karsa Husada Batu

1. Persiapan alat dan obat :


a. Alat Monitor Pasien. 2/2
b. Alat pemberian terapi oksigen: nasal kanul,
PROSEDUR masker NRBM
c. Bed pasien dengan pengaman
d. Tali restrain
e. Bantal pengganjal bahu
f. Cairan Infus: kristaloid, koloid
g. Jarum infus no 18 atau sesuai kebutuhan
h. Standar infus
212
PERAWATAN PASIEN PASCA PEMBERIAN ANESTESI
UMUM DI RUANG PULIH SADAR

Nomor Nomor Revisi Halaman


Dokumen

RUMAH SAKIT UMUM 02 1/2


KARSA HUSADA BATU 065/3768/1.9.4/
Jl. A. Yani No. 10 – 13 102.6/2019
Kota Batu

i. Obat-obatan Emergensi (Sulfas Atropin,


Ephedrin, Epineprin, Dexamethasone,
Aminophyline)
2. Persiapan Petugas
a. Lepas Perhiasan
b. Pakai Masker dan Tutup Kepala
3. Pelaksanaan
a. Cuci tangan ( sesuai SPO cuci tangan )
b. Pasien di atur posisi tidur terlentang dengan
bahu diganjal bantal, kepala ekstensi ringan
c. Pasang monitor pasien: NBP, ECG, Saturasi O2
d. Berikan oksigen dengan nasal kanul 2 LPM
PROSEDUR e. Pasang monitor pasien: NBP, ECG, Saturasi O2
f. Lakukan pemasangan tali restrain pada keempat
ekstremitas bila pasien belum sadar
g. Selimuti pasien agar tidak hipotermia
h. Observasi adanya mual muntah, shiverring,
penurunan tekanan darah < 20% tekanan
darah awal
i. Catat tanda vital pasien pada lembar observasi
j. Pindahkan pasien ke ruang perawatan bila
Aldrette Score > 8 dan dipulangkan bila tidak
ada mual muntah untuk pasien One Day Care
k. Cuci tangan.
UNIT TERKAIT Instalasi Anestesi dan Terapi Intensif

213
PERAWATAN POST ODC DENGAN LA

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3766/1.9.4/ 02 1/2


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

Tanggal Terbit DIREKTUR


RUMAH SAKIT UMUM
KARSA HUSADA BATU

Standar Prosedur 1 Juni 2019


Operasional

dr.TRIES ANGGRAINI, M.Kes


Pembina Tk. I
NIP. 19640620 199002 2 001
Suatu tata cara tindakan asuhan perawatan yang
dilakukan oleh perawat kamar operasi kepada pasien
PENGERTIAN pasca operasi dengan perawatan sehari atau one day care
(ODC) dengan lokal anestesi.

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah perawatan


pasien ODC, sehingga pasien bisa pulang dalam kondisi
TUJUAN
stabil, dan memahami perawatan lanjutan di rumah.

Pelayanan di setiap instalasi selalu berorientasi pada mutu


dan keselamatan pasien ( Surat Keputusan Direktur
Rumah Sakit Umum Karsa Husada Batu Nomor :
KEBIJAKAN
188.4/732/102.6/2019 ) tentang kebijakan pelayanan
Rumah Sakit Umum Karsa Husada Batu

1. Petugas kamar operasi menjelaskan pada pasien dan


keluarga tentang :
⮚ Perawatan dirumah (luka tidak boleh basah,tidak
boleh ditekan atau digaruk ).
⮚ Menjaga kebersihan sekitar verban/pembungkus
PROSEDUR luka operasi.
⮚ Kontrol sesuai instruksi dokter.
⮚ Minum obat antibiotik sesuai resep dokter ( cara
minum obat antibiotik harus kontinju tidak boleh
berhenti sebelum habis) minum dengan air biasa.
⮚ Bila ada reaksi terhadap obat antibiotik, berhenti
minum obat, hubungi dokter, atau bila tidak bisa
214
PERAWATAN POST ODC DENGAN LA

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3766/1.9.4/ 02 1/2


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

mengatasi datang ke IGD RSU Karsa Husada Batu


atau klinik terdekat.
⮚ Untuk obat anti nyeri diminim bila nyeri.
PROSEDUR Konfirmasi apakah pasien, sudah memahami
tentang penjelasan yang diberikan.

1. Instalasi Rawat Jalan


UNIT TERKAIT 2. Instalasi Gawat Darurat
3. Instalasi Kamar Operasi

215
PEREKAMAN EKG

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3770/1.9.4/ 02 1/3


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

Tanggal Terbit DIREKTUR


RUMAH SAKIT UMUM
KARSA HUSADA BATU

Standar Prosedur 1 Juni 2019


Operasional

dr.TRIES ANGGRAINI, M.Kes


Pembina Tk. I
NIP. 19640620 199002 2 001
Merekam perubahan potensial listrik jantung dengan
PENGERTIAN
menggunakan alat elektrokardiogram ( EKG )
1. Untuk mengetahui adanya kelainan irama jantung
2. Untuk mengetahui adanya kelainan miokardium
3. Untuk mengetahui pengaruh/efek obat jantung
TUJUAN
terutama digitalis
4. Untuk mengetahui adanya gangguan elektrolit
5. Untuk mengetahui adanya kelainan pericarditis
Pelayanan di setiap instalasi selalu berorientasi pada mutu
dan keselamatan pasien ( Surat Keputusan Direktur Rumah
Sakit Umum Karsa Husada Batu Nomor :
KEBIJAKAN
188.4/732/102.6/2019 ) tentang kebijakan pelayanan Rumah
Sakit Umum Karsa Husada Batu

1. Persiapan alat :
a. Set mesin EKG
b. Kabel untuk sumber listrik
c. Kabel elektrode extremitas dan dada
d. Plat elektrode
e. Balon elektrode dada 2/3
PROSEDUR f. Jelly atau kapas basah
g. Bengkok
h. Kapas alkohol
i. Tissue
j. Kertas EKG
2. Persiapan pasien :
a. Perawat memperkenalkan diri
216
PEREKAMAN EKG

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3770/1.9.4/ 02 1/3


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

b. Menjelaskan kepada pasien tentang tindakan yang


akan dilakukan dan tujuannya
c. Meminta persetujuan pasien
d. Memasang sketsel / tirai
3. Pelaksanaan oleh perawat :
a. Cuci tangan ( sesuai SPO cuci tangan )
b. Identifikasi pasien ( sesuai SPO identifikasi
pasien )
c. Dekatkan alat-alat dengan pasien
d. Buka dan melonggarkan pakaian bagian atas
pasien serta melepas jam tangan, gelang dan
logam lain.
e. Bersihkan kotoran dan lemak menggunakan kapas
alkohol pada daerah dada, kedua pergelangan
tangan dan kedua tungkai di lokasi pemasangan
manset electrode
f. Oleskan Jelly EKG pada permukaan electrode.
Bila tidak ada jelly, gunakan kapas basah
g. Pasang elektrode ekstremitas atas pada
PROSEDUR pergelangan tangan kanan (merah) dan kiri
(kuning) searah dengan telapak tangan
h. Pasang elektrode ekstremitas bawah pada
pergelangan kaki kanan (hitam) dan kiri (hijau)
sebelah dalam
i. Pasang elektrode pada daerah dada sebagai
berikut :

V1 : sela iga ke 4 pada garis sternal kanan


3/3
V2 : sela iga ke 4 pada garis sternal kiri
V3 : diantara V2 dan V4
V4 : sela iga ke 5 pada midclavicula kiri
V5 : garis axila anterior (diantara V4 dan V6)
V6 : mid axila sejajar dengan V4

j. Hidupkan mesin EKG


k. Periksa kembali standarisasi dari EKG meliputi kalibrasi
dan kecepatan

217
PEREKAMAN EKG

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3770/1.9.4/ 02 1/3


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

l. Lakukan pencatatan identitas klien ( nama, no. MR,


tanggal lahir ) melalui mesin EKG bila mesin EKG ada
fasilitas
m. Lakukan perekaman sesuai dengan permintaan
PROSEDUR n. Matikan mesin EKG
o. Rapikan pasien dan alat-alat yang telah digunakan
p. Cuci tangan
q. Komunikasikan hasil rekaman ke dokter
1. Instalasi Rawat Jalan
2. Instalasi Rawat Inap
UNIT TERKAIT 3. Instalasi Gawat Darurat
4. Instalasi Kamar Operasi
5. Instalasi Anesthesi dan Terapi Intensif

218
PERSIAPAN CHECK MESIN ANESTESI

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3771/1.9.4/ 02 1/3


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

Tanggal Terbit DIREKTUR


RUMAH SAKIT UMUM
KARSA HUSADA BATU

Standar Prosedur 1 Juni 2019


Operasional

dr.TRIES ANGGRAINI, M.Kes


Pembina Tk. I
NIP. 19640620 199002 2 001
Adalah suatu tindakan untuk mempersiapkan dan mengecek
mesin anestesi supaya siap digunakan dalam tindakan
PENGERTIAN
anestesi

1. Sebagai acuan dalam kegiatan mempersiapkan dan


mengecek mesin anestesi supaya siap digunakan dalam
tindakan anestesi
2. Agar kegiatan terlaksana dengan efisien, efektif
TUJUAN
konsisten, seragam dan aman
3. Terselenggaranya tindakan mempersiapkan dan
mengecek mesin anestesi supaya siap digunakan dalam
tindakan anestesi
Pelayanan di setiap instalasi selalu berorientasi pada mutu
dan keselamatan pasien ( Surat Keputusan Direktur Rumah
Sakit Umum Karsa Husada Batu Nomor :
KEBIJAKAN
188.4/732/102.6/2019 ) tentang kebijakan pelayanan Rumah
Sakit Umum Karsa Husada Batu

1. Persiapan Alat
a. Kabel rol
b. Sarung tangan non steril 2/3
2. Persiapan Mesin
a. Mesin ventilator
PROSEDUR b. Curogated
c. Tight Fitting Mask
d. Vaporiser
219
PERSIAPAN CHECK MESIN ANESTESI

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3771/1.9.4/ 02 1/3


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

e. Soda lime
f. Slang oksigen (O2) dan nitrogen (N2O)

3. Persiapan Petugas
a. Lepas perhiasan
b. Pakai masker dan tutup kepala

4. Pelaksanaan
a. Lakukan cuci tangan ( sesuai SPO cuci tangan )
b. Pakai sarung tangan
c. Pasang gas input ( oksigen dan nitrogen) dengan
mesin anestesi
d. Pasang curogated pada tempat yang sesuai di mesin
anestesi
e. Pasang vaporizer yang sesuai dengan volatile agen
yang diinginkan
f. Cek soda lime yang ada di mesin anestesi, segera
PROSEDUR lakukan penggantian jika warna sudah mengalami
perubahan sesuai dengan warna dari tiap produk
soda lima ( merah menjadi putih atau putih menjadi
abu-abu)
g. Lakukan test kebocoran mesin, putar knop mesin
anestesi pada posisi close, putar dial gas flow
oksigen secukupnya, pastikan turbin oksigen pada
tabung flow meter berputar, cek udara keluar pada
curogated respiratory circuit. Tutup ujung curogated
respiratory circuit dengan menggunakan telapak
tangan. Pastikan ada keocoran atau tidak dengan
melihat bag yang mengembang penuh dan tidak
terdengan suara adanya kebocoran udara
h. Lakukan test ”one gas test” dengan menilai saluran
oksigen dan nitrogen dengan cara :
1) Kedua turbin dalam posisi tertutup, jika oksigen
dialirkan turbin nitrogen tidak akan ikut terbuka.
Tetapi sebaliknya jika nitrogen yang dialirkan,
turbin oksigen harus ikut terbuka dan oksigen
mengalir

220
PERSIAPAN CHECK MESIN ANESTESI

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3771/1.9.4/ 02 1/3


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

2) Dalam kondisi kedua gas mengalir, 3/3


jika oksigen
dimatikan, nitrogen harus ikut mati. Tetapi
sebaliknya jika nitrogen yang dimatikan oksigen
tidak ikut mati.
i. Lakukan kaliberasi mesin anestesi sesuai petunjuk
mesin
PROSEDUR j. Lakukan seting ventilator sesuai dengan kebutuhan
pasien
k. Lakukan cuci tangan

UNIT TERKAIT Instalasi Kamar Operasi

221
PERSIAPAN PASIEN UNTUK TINDAKAN ANESTESI

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3772/1.9.4/ 02 1/2


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu
Tanggal Terbit DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM
KARSA HUSADA BATU

Standar Prosedur 1 Juni 2019


Operasional

dr.TRIES ANGGRAINI, M.Kes


Pembina Tk. I
NIP. 19640620 199002 2 001
Adalah kegiatan yang dilakukan untuk mempersiapkan
PENGERTIAN pasien secara optimal sebelum dilakukan tindakan anestesi
baik secara fifik, mental maupun spiritual
1. Sebagai acuan dalam kegiatan mempersiapkan pasien
secara optimal sebelum dilakukan tindakan anestesi baik
secara fisik, mental maupun spiritual
TUJUAN 2. Agar kegiatan terlaksana dengan efisien, efektif,
konsisten, seragam dan aman
3. Terselenggaranya tindakan mempersiapkan pasien
secara optimal sebelum dilakukan tindakan anestesi
Pelayanan di setiap instalasi selalu berorientasi pada mutu
dan keselamatan pasien ( Surat Keputusan Direktur Rumah
Sakit Umum Karsa Husada Batu Nomor :
KEBIJAKAN
188.4/732/102.6/2019 ) tentang kebijakan pelayanan Rumah
Sakit Umum Karsa Husada Batu

1. Persiapan Alat
a. Monitor vital sign
b. Lembar dokumentasi perawat
2. Persiapan Pasien
a. Jelaskan pada pasien tentang tujuan dan tindakan
2/2
PROSEDUR yang akan dilakukan
b. Atur posisi pasien tidur terlentang atau senyaman
mungkin
3. Persiapan Petugas
a. Lepas perhiasan
b. Pakai masker dan tutup kepala
222
PERSIAPAN PASIEN UNTUK TINDAKAN ANESTESI

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3772/1.9.4/ 02 1/2


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu
4. Status Hidrasi
5. Pelaksanaan
a. Lakukan cuci tangan ( sesuai SPO cuci tangan )
b. Pastikan sudah mendapatkan persetujuan pasien
atas tindakan medik
c. Lakukan cek ulang pemeriksaan fisik dan
laboratorium, minimal meliputi :
1) Lakukan evaluasi jalan nafas (foto rontgen
Cervikal AP dan Lateral jika diperlukan), paru
(foto rontgen Thorax PA atau AP jika diperlukan
atau sesuai indikasi)
2) Periksa sirkulasi (Nadi, Tekanan Darah< Perfusi)
dan ECG jika diperlukan atau sesuai indikasi
3) Lakukan evaluasi kesadaran termasuk
pemeriksaan penunjang seperti CT-Scan Skull
jika diperlukan atau sesuai indikasi
4) Lakukan evaluasi status Hidrasi (lama puasa,
jumlah cairan yang sudah masuk)
PROSEDUR
5) Periksa dan lepas jika ada gigi palsu, lensa
kontak, perhiasan, cat kuku, lipstick
6) Kumpulkan data antropometri pasien
7) Tentukan periode puas pasien sebelum operasi
8) Tentukan jenis obat premedikasi pasien dan
waktu pemberiannya
9) Lakukan konsultasi medis dengan departemen
lain bila diperlukan
a. Lakukan cuci tangan
b. Dokumentasikan semua tindakan pada
lembar perawat
1. Instalasi Gawat Darurat
2. Instalasi Rawat Jalan
UNIT TERKAIT
3. Instalasi Rawat Inap
4. Instalasi Kamar Operasi

223
PHLEBOTOMY DENGAN SPUIT

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3773/1.9.4/ 02 1/3


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

Tanggal Terbit DIREKTUR


RUMAH SAKIT UMUM
KARSA HUSADA BATU

Standar Prosedur 1 Juni 2019


Operasional

dr.TRIES ANGGRAINI, M.Kes


Pembina Tk. I
NIP. 19640620 199002 2 001
Proses pengambilan darah dengan tehnik yang benar
menggunakan spuit sehingga komponen analitnya bisa
PENGERTIAN
dipertahankan.

Untuk mendapatkan sampel darah dengan meminimalisir


TUJUAN kesalahan sehingga tidak mengganggu hasil pemeriksaan
laboratorium.

Pelayanan di setiap instalasi selalu berorientasi pada mutu


dan keselamatan pasien ( Surat Keputusan Direktur Rumah
Sakit Umum Karsa Husada Batu Nomor :
KEBIJAKAN
188.4/732/102.6/2019 ) tentang kebijakan pelayanan Rumah
Sakit Umum Karsa Husada Batu

1. Persiapan alat :
a. Sarung tangan steril.
b. Alkohol swab
c. Tourniquet
d. Tabung vacum sesuai permintaan pemeriksaan
e. Blood container
f. Spuit sesuai kebutuhan
PROSEDUR g. Wing Needle
h. Plester
2. Persiapan pasien :
a. Perawat mengucapkan salam dan memperkenalkan
diri
224
PHLEBOTOMY DENGAN SPUIT

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3773/1.9.4/ 02 1/3


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

b. Menjelaskan kepada pasien tentang2/3prosedur


yang akan dilakukan.
c. Mengatur posisi pasien :
▪ Pada posisi duduk, lengan diletakkan di atas
meja atau tempat tidur, dapat menggunakan
bantal untuk memberikan posisi nyaman
▪ Pada posisi berbaring, lengan diulurkan lurus
dari bahu sampai pergelangan tangan
d. Memasang sketsel/ menutup korden.
3. Pelaksanaan oleh perawat :
a. Cuci tangan (sesuai SPO cuci tangan ).
b. Identifikasi pasien ( sesuai  SPO identifikasi pasien ).
c. Pasang sarung tangan ( sesuai SPO memasang
sarung tangan )
d. Tentukan daerah punksi vena :
Vena yang tepat untuk pengambilan darah : vena
mediana cubiti ( terbaik ), vena cephalica atau vena
basilica ( besar, elastis, bentuk lurus dan rangsang
sakit kurang )
e. Pasang tourniquet 4-5 jari di atas vena yang akan
dipunksi.Pemasangan jangan terlalu kencang, tidak
lebih dari 1 menit dan apabila punksi vena tertunda,
PROSEDUR sebaiknya dilepas dulu dan dipasang kembali sebelum
dipunksi.
f. Desinfeksi daerah punksi.
g. Pegang spuit menggunakan tangan yang dominan
h. Periksa jarum dan pastikan lubang jarum 3/3 menghadap
ke atas, pegang spuit dengan tangan yang domina
i. Tegangkan kulit dengan jari telunjuk dan ibu jari di atas
pembuluh darah supaya pembuluh darah tidak
bergerak
j. Tusukkan ujung jarum ke dalam pembuluh darah vena
yang dikehendaki dengan sudut 15-30 derajat
k. Bila darah sudah tampak mengalir ke dalam spuit,
fiksasilah
l. Lepaskan tourniquet segera setelah darah mengalir,
lalu isi spuit sejumlah yang dikehendaki

225
PHLEBOTOMY DENGAN SPUIT

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3773/1.9.4/ 02 1/3


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

m. Letakkan alcohol swab pada tempat punksi, jarum


ditarik pelan-pelan
n. Lepaskan jarum dari sempritnya dan alirkan ke dalam
tabung yang tersedia melalui dindingnya
o. Buang jarum bekas ke dalam disposal container
( safety box ) khusus untuk jarum
p. Beri label identitas pada masing-masing tabung vakum
PROSEDUR q. Perhatikan petunjuk khusus specimen
r. Ucapkan terima kasih kepada pasien
s. Lepaskan sarung tangan
t. Cuci tangan
u. Distribusikan specimen sesuai dengan pemeriksaan
yang akan dilakukan

1. Instalasi Rawat Inap


UNIT TERKAIT 2. Instalasi Gawat Darurat
3. Instalasi Anestesi dan Terapi Intensif

226
PHLEBOTOMY DENGAN VACUNTAINER

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3774/1.9.4/ 02 1/3


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

Tanggal Terbit DIREKTUR


RUMAH SAKIT UMUM
KARSA HUSADA BATU

Standar Prosedur 1 Juni 2019


Operasional

dr.TRIES ANGGRAINI, M.Kes


Pembina Tk. I
NIP. 19640620 199002 2 001
Proses pengambilan darah dengan tehnik yang benar
menggunakan vacuntainer sehingga komponen analitnya
PENGERTIAN
bisa dipertahankan.

Untuk mendapatkan sampel darah dengan meminimalisir


TUJUAN kesalahan sehingga tidak mengganggu hasil pemeriksaan
laboratorium.

Pelayanan di setiap instalasi selalu berorientasi pada mutu


dan keselamatan pasien ( Surat Keputusan Direktur Rumah
Sakit Umum Karsa Husada Batu Nomor :
KEBIJAKAN
188.4/732/102.6/2019 ) tentang kebijakan pelayanan Rumah
Sakit Umum Karsa Husada Batu

1. Persiapan alat :
a. Sarung tangan steril.
b. Alkohol swab
c. Tourniquet
d. Tabung vacum sesuai permintaan pemeriksaan
2/3
e. Blood container
PROSEDUR f. Spuit sesuai kebutuhan
g. Wing Needle
h. Plester

2.    Persiapan pasien :
a. Perawat mengucapkan salam dan
227
PHLEBOTOMY DENGAN VACUNTAINER

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3774/1.9.4/ 02 1/3


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

memperkenalkan diri
b. Menjelaskan    kepada    pasien    tentang    
prosedur   yang    akan dilakukan.
c. Mengatur posisi pasien :
⮚ Pada posisi duduk, lengan diletakkan di
atas meja atau tempat tidur, dapat
menggunakan bantal untuk memberikan
posisi nyaman
⮚ Pada posisi berbaring, lengan diulurkan
lurus dari bahu sampai pergelangan
tangan
d. Memasang sketsel/ menutup korden.
3. Pelaksanaan oleh perawat :
a. Cuci tangan (sesuai SPO cuci tangan ).
b. Identifikasi pasien ( sesuai SPO identifikasi pasien ).
c. Pasang sarung tangan ( sesuai SPO memasang
sarung tangan
d. Tentukan daerah punksi vena :
Vena yang tepat untuk pengambilan darah : vena
mediana cubiti ( terbaik ), vena cephalica atau vena
PROSEDUR basilica ( besar, elastis, bentuk lurus dan rangsang
sakit kurang )
e. Pasang tourniquet 4-5 jari di atas vena yang akan
dipunksi.Pemasangan jangan terlalu kencang, tidak
lebih dari 1 menit dan apabila punksi vena tertunda,
sebaiknya dilepas dulu dan dipasang kembali
sebelum dipunksi.
f. Desinfeksi daerah punksi.
g. Pegang jarum pada bagian tutup yang 3/3 berwarna
dengan satu tangan, kemudian putar dan lepaskan
bagian berwarna putih dengan tangan lainnya
h. Pasangkan jarum pada holder, biarkan tutup yang
berwarna tetap pada jarum
i. Bila posisi pungsi telah siap, lepaskan tutup jarum
yang berwarna. Lakukanlah pungsi vena seperti
biasa
j. Masukkan tabung ke holder. Tempatkan jari telunjuk

228
PHLEBOTOMY DENGAN VACUNTAINER

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3774/1.9.4/ 02 1/3


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

dan tengah pada pinggiran holder dan ibu jari pada


dasar tabung mendorong tabung sampai ujung holder
k. Lepaskan tourniquet saat darah mulai mengalir ke
tabung
l. Bila kevakuman habis maka pengaliran darah akan
terhenti secara otomatis
m. Buang jarum bekas ke dalam disposal container
( safety box ) khusus untuk jarum
n. Beri label identitas pada masing-masing tabung
vakum
o. Perhatikan petunjuk khusus specimen
PROSEDUR p. Ucapkan terima kasih kepada pasien
q. Lepaskan sarung tangan
r. Cuci tangan
s. Distribusikan specimen sesuai dengan pemeriksaan
yang akan dilakukan

1. Instalasi Rawat Inap


UNIT TERKAIT 2. Instalasi Gawat Darurat
3. Instalasi Anesthesi dan Terapi Intensif

229
RE-USE HOLLOWFIBER HEMODIALISA

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3775/1.9.4/ 00 1/6


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

Tanggal Terbit DIREKTUR


RUMAH SAKIT UMUM
KARSA HUSADA BATU

Standar Prosedur 1 Juni 2019


Operasional

dr.TRIES ANGGRAINI, M.Kes


Pembina Tk. I
NIP. 19640620 199002 2 001
Suatu tindakan proses penggunaan dializer ulang, yang
PENGERTIAN dilakukan secara manual atau otomatis ( dengan mesin )

1. Mencegah terjadinya first use syndrome ( gejala yang


TUJUAN timbul karena pemakaian alat baru atau pertama kali).
2. Meringankan biaya
Pelayanan di setiap instalasi selalu berorientasi pada mutu
dan keselamatan pasien ( Surat Keputusan Direktur Rumah
Sakit Umum Karsa Husada Batu Nomor :
KEBIJAKAN
188.4/732/102.6/2019 ) tentang kebijakan pelayanan Rumah
Sakit Umum Karsa Husada Batu

A. PERALATAN
1.Fasilitas pembersih dializer antara lain:
⮚ Mesin pembersih dializer secara otomatiS.
⮚ Tempat pembersih dializer atau kran dializer yang
mana milik pasien dengan hepatitis positif harus
dipisahkan dengan pasien negative.
⮚ Disediakan exhaust fan dan ruangan pembersih
PROSEDUR dializer ber AC dengan penerangan yang
mencukupi.
⮚ Wastafel (tempat cuci tangan) yang tidak diputar
dengan tangan dan dilengkapi dengan cairan
desinfectan, sarung tangan non steril, handuk
kertas disposable, apron dan kacamata google.
⮚ Tempat sampah tertutup untuk bloodlines dan

230
RE-USE HOLLOWFIBER HEMODIALISA

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3775/1.9.4/ 00 1/6


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

dializer kotor.
⮚ Tersedia saluran pembuangan air di ruang
pembersih dializer agar tetap bersih, kering dan
tidak amis.
⮚ Air RO sesuai standart.
⮚ Renalin 100 konsentrasi 100% (10L) yang akan
digunakan untuk sterilisasi dialyzer dan
dihubungkan ke tubing/selang intake dari mesin
reuse otomatis.
⮚ Siapkan Renalin 1%( dicampur air RO )
untuksterilisasi Cap, RC connector dan untuk
membilas permukaan mesin reuse.
2. Kalibrasi Mesin Re-Use (sebelum memulai re-use)
⮚ Siapakan calibration cell, sambungkan calibration
cell ke tubing arteri dan venous dari mesin reuse
(merah diatas dan biru dibawah).
⮚ Perhatikan angka pada calibration cell (tertulis
70), artinya setelah proses kalibrasi mesin harus
menunjukkan angka 70, akurasi ±3 (67-73).
PROSEDUR ⮚ Check tekanan/pressure pada Pressure Gauge
Meter (static pressure 1.38-3.79 bar)
⮚ Tekan tombol ON pada mesin, maka lampu
3/6
indicator kuning akan menyala, dan dimonitor
bagian depan muncul bacaan SEL dan –
⮚ Tekan tombol MUTE dan RESET secara
bersamaan, sampai dimonitor program step
muncul angka 00
⮚ Tekan tombol Hold to Set, putar kea rah kanan
tombol SET hingga volume menunjukkan nilai
225 atau ataur tombol SET pada nilai 225.
⮚ Tekan tombol START PROCESS, maka kalibrasi
dimulai.
⮚ Perhatikan pada step 4 , maka tekanan pada
Pressure Gauge akan menunjukkan 30-35 psi
(2,07-2.41 bar).
⮚ Setelah proses kalibrasi selesai, alarm akan
bebrbunyi dan pada monitor program step

231
RE-USE HOLLOWFIBER HEMODIALISA

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3775/1.9.4/ 00 1/6


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

muncul angka “35”


⮚ Perhatikan dan baca nilai volume yang
ditunjukkan pada volume monitor, nilai yang
muncul pada display volume harus menunjukkan
70 ±3m (67ml-73ml)
⮚ Tekan tombol Mute Alarm untuk mematikan
alarm dan tekan tombol RESET, maka mesin
siap dipakai untuk melakukan reuse dialyzer
CATATAN :
1. Jika pada proses kalibrasi, nilai tidak menunjukkkan
70ml ±3 (dibawah 67ml atau diatas 73ml), maka ulangi
kembali proses kalibrasi menggunakan Calibration
Cell.
2. Jika volume tetap tidak menunjukkan nilai 70ml ±3,
harap menghubungi teknisi
3. Jika volume pada layar display volume menunjukkan
angka 67ml s/d 73ml, tetapi terjadi alarm “Volume Fail”
hal ini dikarenakan mesin diset pada nilai 70 dan nilai
actual yang kelaur dibawah nilai 70 ml (67ml-69ml)
4/6
4. Selama nilai actual masih mununjukkan rangen antar
67ml-73ml, maka mesin masih bekerja degan baik dan
PROSEDUR lanjutkan proses reuse dialyzer.

3. Sanitasi Mesin Re-Use (selesai melakukan re-use)


⮚ Dilakukan 1 hari sekali (shift terkahir setelah semua
proses reuse selesai)
⮚ Siapkan Renalin 100 konsentrasi 100%(10L) yang
akan digunakan untuk sterilisasi dialyzer
⮚ Sama seperti proses kalibrasi, sambungkan
Calibration Cell ke selang arteri dan venous mesin
(merah diatas & biru dibawah).
⮚ Lakukan Bypass selang dialysate inlet dan outlet dari
mesin ke sanitaze interlock
⮚ Bersihkan seluruh permukaan Mesin dengan lap
bersih yang sudah direndam dalam larutan Renalin
1%.
⮚ Pastikan bahwa pada monitor Volume menunjukkan

232
RE-USE HOLLOWFIBER HEMODIALISA

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3775/1.9.4/ 00 1/6


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

bacaan SEL, dan pilih program mode 00


⮚ Tekan tombol START SANITIZE, maka proses akan
berlangsung ±5 menit.
⮚ Setelah proses sanitasi selesai, alarm akan berbunyi
dan dimonitor muncul SANITIZE COMPLETE dan
pada monitor PROGRAM STEP menunjukkan angka
83
⮚ Tekan tombol RESET dan tekan tombol OFF untuk
mematikan mesin.
⮚ Diamkan mesin sekurang-kurangnya 6 jam sebelum
dipakai kembali.
B.PROSEDUR PELAKSANAAN
a. Cuci tangan ( sesuai SPO cuci tangan )
b. Identifikasi pasien ( sesuai SPO identifikasi5/6
pasien)
PROSEDUR c. Berikan salam dan perkenalkan diri
d. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan kepada pasien
atau keluarga
e. Atur posisi pasien
f. Pakai sarung tangan, apron, kaca mata dan masker
g. Bilas dialyzer dengan cara menyambungkan ruang
darah dan ruang dialisat pada kran RO, lakukan
dengan berlawanan arah secara bergantian.
h. Apabila terdapat bekuan darah, alirkan cairan H2O2
pada ruang darah dan diamkan selama 10 menit
setelah itu lakukan pembilasan ulang seperti prosedur
3.1.
i. Sambungkan dialyzer yang akan di-reuse ke mesin,
kompartemen arteri (warna merah) dari dilyzer
menghadap ke atas, dan kompartemen venous (warna
biru) ada di bawah
j. Sambungkan selang venous dari mesin ke
kompartemen ke kompartemen venous dari dialyzer.
k. Sambungkan selang dialysate inlet dari mesin (sanitize
interlock) ke kompartemen dilysat outlet pada dialyzer.
l. Sambungkan selang arteri dari mesin ke bagian arteri
dari dialyzer.
m. Tekan tombol Hold to set, putar ke arah kanan tombol

233
RE-USE HOLLOWFIBER HEMODIALISA

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3775/1.9.4/ 00 1/6


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

SET sesuai dengan 80% TCV atau priming volume


dari dialyzer yang akan direuse. misalnya dialyzer F6,
dengan KUF 5.5 dan 100% priming volume 82ml.
Maka 80% TCV nya adalah 66ml. Jadi putar tombol
set ke kanan sampai menunjukkan nilai/volume 66
n. Tekan tombol MUTE dan RESET secara bersamaan untuk
PROSEDUR memilih mode dialyzer ada 3 pilihan mode pada layar
PROGRAM STEP, yaitu : CH : untuk dilyzer Low dan
Intermediate Flux (KUF ≤ 15)HF : untuk High6/6Flux dialyzer
(KUF≤ 15)00 : untuk mode kalibrasi dan sanitasi
o. Kemudian tekan tombol START PROCESS, maka
proses sterilisasi dialyzer berlangsung (lamanya ± 10
menit)
p. Selama ± 10 menit proses tersebut ada 3 proses yang
dilakukan mesin, yaitu :
1. Cleaning Cycle ( Fase Cleaning) =
membersihkan kompartemen darah dan
dialysate
2. Testing cycle (fase test) = test priming volume
dan leak test.
3. Desinfectan Cycle ( fase desinfeksi) = disinfect
kompartemen darah dan dialisat dengan 3,5%
renalin
q. Setelah monitor PROGRAM STEP menunjukkan
step 57, maka dilayar monitor muncul PROCESS
COMPLETE dan alarm berbunyi
r. Tekan tombol Mute Alarm, dan selanjutnya tekan
tombol RESET.
PROSEDUR s. Keluarkan dialyzer dari Renatron (dari atas ke
bawah)
t. Bilas/seka dilayzer dengan 1% Renalin, check
apakah dilayzer telah terisi dengan renalin
( minimum terisi 2/3 renalin ).
u. Simpan dialyzer yang telah selesai di Re-use
dalam lemari/tempat yang terlindung dari cahaya
matahari (minimum 11 jam sebelum digunakan).
v. Perawat melepas APD dan cuci tangan 5 langkah

234
RE-USE HOLLOWFIBER HEMODIALISA

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3775/1.9.4/ 00 1/6


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

w. Dokumentasi pada lembar observasi Re-use


dialyzer

UNIT TERKAIT Instalasi Hemodialisa

SKIN TEST

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3776/1.9.4/ 02 1/3


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

Tanggal Terbit DIREKTUR


RUMAH SAKIT UMUM
KARSA HUSADA BATU

Standar Prosedur 1 Juni 2019


Operasional

dr.TRIES ANGGRAINI, M.Kes


Pembina Tk. I
NIP. 19640620 199002 2 001
PENGERTIAN Suatu pengujian yang dilakukan pada kulit untuk
mengidentifikasi substansi alergi ( allergen ) yang menjadi
235
SKIN TEST

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3776/1.9.4/ 02 1/3


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

pemicu timbulnya reaksi alergi

Mengetahui ada tidaknya reaksi alergi pada pasien dengan


TUJUAN jenis obat yang akan dimasukkan

Pelayanan di setiap instalasi selalu berorientasi pada mutu dan


keselamatan pasien ( Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit
Umum Karsa Husada Batu Nomor : 188.4/732/102.6/2019 )
KEBIJAKAN
tentang kebijakan pelayanan Rumah Sakit Umum Karsa
Husada Batu

2. Persiapan alat :
i. Sarung tangan steril.
j. Alkohol swab
k. Spuit 1 cc
l. Spuit 10 cc
m. Bengkok
n. Obat sesuai order dokter 2/3
o. Aquabidest
p. Alat ukur/penggaris
PROSEDUR q. Alat tulis untuk penanda
2. Persiapan pasien :

a. Perawat mengucapkan salam dan memperkenalkan diri


b. Menjelaskan    kepada    pasien    tentang
prosedur   yang    akan dilakukan.
c. Mengatur posisi pasien
d. Memasang sketsel/ menutup korden.
3. Pelaksanaan oleh perawat :

a. Cuci tangan (sesuai SPO cuci tangan ).


b. Identifikasi pasien( sesuai SPO identifikasi pasien )
c. Pasang sarung tangan (sesuai SPO memasang sarung
tangan)
d. Larutkan obat sesuai petunjuk
e. Ambil larutan obat sebanyak 0,1 cc kemudian dilarutkan
kembali menjadi 1 cc.
236
SKIN TEST

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3776/1.9.4/ 02 1/3


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

f. Tentukan daerah / lokasi injeksi yaitu 1/3 atas lengan


bawah bagian dalam.
g. Bersihkan lokasi tusukan dengan alkohol swab dan bila
perlu kulit diregangkan, tunggu sampai kering
h. Lubang jarum menghadap ke atas dan membuat sudut
antara 5 – 15 derajat dari permukaan kulit.
i. Masukkan obat secara perlahan-lahan sampai terbentuk
gelembung kecil dengan diameter berukuran kira-kira 3
PROSEDUR
mm.
j. Setelah penyuntikan, area penyuntikan tidak boleh
didesinfeksi.
k. Bila injeksi intra cutan dilakukan untuk test antibiotik,
lakukan penandaan pada area penyuntikan dengan
melingkari area penyuntikan dengan diameter 10 mm.
Penilaian reaksi dilakukan 15 menit setelah
penyuntikan. Nilai positif jika terdapat tanda-tanda alergi
seperti gatal, kemerahan dan benjolan melebihi3/3 daerah
yang sudah ditandai yang berarti pasien alergi dengan
antibiotik tersebut.
l. Bila injeksi dilakukan untuk test mantoux
( tuberkulin test ), penilaian reaksi dilakukan dalam 2
sampai 3 kali 24 jam. Positif bila terdapat gatal,
kemerahan dan benjolan melebihi diameter 10 mm pada
area penyuntikan.
m. Beri penjelasan pada pasien atau keluarga untuk
penilaian daerah penyuntikan dan anjurkan untuk tidak
menggaruk, memijat atau memberi apapun pada daerah
penyuntikan.
n. Lakukan observasi keadaan umum pasien.
o. Lepas sarung tangan.
PROSEDUR
p. Cuci tangan
q. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan

UNIT TERKAIT 1. Instalasi Rawat Inap


2. Instalasi Rawat Jalan
3. Instalasi Gawat Darurat

237
SKIN TEST

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3776/1.9.4/ 02 1/3


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

4. Instalasi Kamar Operasi


5. Instalasi Anesthesi dan Terapi Intensif

238
SPIROMETRI

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3777/1.9.4/ 02 1/2


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

Tanggal Terbit DIREKTUR


RUMAH SAKIT UMUM
KARSA HUSADA BATU

Standar Prosedur 1 Juni 2019


Operasional

dr.TRIES ANGGRAINI, M.Kes


Pembina Tk. I
NIP. 19640620 199002 2 001
Pemeriksaan yang dilakukan untuk mengukur secara obyektif
PENGERTIAN kapasitas / fungsi paru(ventilasi) pada pasien dengan indikasi
medis
1.   Mengukur volume paru secara statis dan dinamik
TUJUAN
2.   menilai perubahan atau gangguan pada faal paru
Pelayanan di setiap instalasi selalu berorientasi pada mutu dan
keselamatan pasien ( Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit
KEBIJAKAN Umum Karsa Husada Batu Nomor : 188.4/732/102.6/2019 )
tentang kebijakan pelayanan Rumah Sakit Umum Karsa Husada
Batu
1. Persiapan alat :
a. Alat Spirometri
b. Mouth piece.
c. Kertas Spirometri.
PROSEDUR d. Penjepit hidung.
e. Pengukur TB dan BB.
f. Saturasi Oksigen
2. Persiapan Pasien :
a. Perawat memperkenalkan diri
b. Menjelaskan kepada pasien tentang tujuan dan cara
pemeriksaan spirometri
c. Bebas merokok minimal 2 jam sebelum pemeriksaan
d. Berpakaian tidak ketat
e. Mengukur TB dan BB dan saturasi oksigen
3. Pelaksanaan oleh perawat :
a. Cuci tangan ( sesuai SPO cuci tangan).
b. Identifikasi pasien ( sesuai SPO identifikasi pasien )
239
SPIROMETRI

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3777/1.9.4/ 02 1/2


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

c. Bawa peralatan ke dekat pasien 2/2


d. Atur  posisi  pasien  dengan  posisi  duduk.
e. Nyalakan alat dengan memencet tombol ON
f. Masukkan data : umur, jenis kelamin, TB, BB, dan SPO2
g. Kemudian masukkan mouthpiece yang ada dalam
spirometri kedalam mulut pasien dan tutup hidung dengan
penjepit hidung.
h. Untuk mengukur pernapasan, bernapasalah terlebih
dahulu dengan tenang sebelum melakukan pemeriksaan.
i. Tekan tombol start jika sudah siap untuk memulai
pengukuran
PROSEDUR j. Mulai dengan pernapasan tenang sampai timbul perintah
dari alat untuk ekspirasi maksimal (tidak terputus). Bila
dilakukan dengan benar maka akan keluar data dan kurva
pada layar monitor spirometri.
k. Kemudian ulangi pengukuran dengan melanjutkan
inspirasi dalam dan ekspirasi maksimal
l. Setelah selesai lepaskan mouthpiece, periksa data dan
kurva kemudian dilanjutkan dengan mencetak hasil
rekaman (tekan tombol print pada alat spirometri).
Catatan Klasifikasi gangguan respirasi (% nilai
prediksi) :

1. Gangguan restriksi : Vital capacity (VC) < 80% nilai


prediksi, FVC < 80% nilai prediksi
2. Gangguan obstruksi : FEV < 80% nilai prediksi, FEV /
FVC < 70% nilai prediksi
3. Gangguan restriksi dan obstruksi : FCV < 80% nilai
prediksi, FEV / FVC < 75% nilai prediksi
Ruang OK Paru
UNIT TERKAIT

240
RESUSITASI JANTUNG PARU

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3778/1.9.4/ 02 1/6


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

Tanggal Terbit DIREKTUR


RUMAH SAKIT UMUM
KARSA HUSADA BATU

Standar Prosedur 1 Juni 2019


Operasional

dr.TRIES ANGGRAINI, M.Kes


Pembina Tk. I
NIP. 19640620 199002 2 001
1. Resusitasi  jantung  paru  suatu  sistem / metode
untuk mengatasi  henti jantung  dan /atau henti nafas.
2. Henti  jantung  adalah  berhentinya  kontraksi  jantung 
yang  ditandai tak  terabanya  denyut  jantung,  denyut
PENGERTIAN
nadi  dan/atau  denyut  arteri karotis.
3. Henti   nafas   adalah   berhentinya   gerakan 
pernafasan   dan   ditandai dengan  tak  terasanya  
hembusan  nafas  dari  kedua  lubang  hidung.
Agar  nyawa  penderita  henti  jantung  dan / atau  henti 
paru  segera  bisa diselamatkan dan  tidak  memberikan
TUJUAN
gejala sisa.

Pelayanan di setiap instalasi selalu berorientasi pada mutu


dan keselamatan pasien ( Surat Keputusan Direktur Rumah
Sakit Umum Karsa Husada Batu Nomor :
KEBIJAKAN
188.4/732/102.6/2019 ) tentang kebijakan pelayanan Rumah
Sakit Umum Karsa Husada Batu

1)   Periksa respon:
a)   Petugas / Perawat RSU Karsa Husada  Batu  segera
memeriksa  ada tidaknya cedera  dan  tentukan
PROSEDUR ada respon atau tidak.
b)   Tepuk  atau  guncangkan  secara  halus,  panggil atau
241
RESUSITASI JANTUNG PARU

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3778/1.9.4/ 02 1/6


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

tanya. 2/6
c)   Bila   diduga   ada   trauma   kepala   atau   leher,  
pasien   tak   boleh digerakkan  kecuali bila benar-
benar diperlukan.
2)   Aktifkan sistem pelayanan emergensi yang ada:
Bila terjadi di luar RSU Karsa Husada Batu:
a)    panggil bantuan,
b)   sebutkan jenis bantuan yang diperlukan,
c)    lokasi korban,
d)   nomor telpon yang digunakan,
e)   apa yang terjadi,
f)    jumlah orang yang memerlukan pertolongan
g)    kondisi korban, dan informasi lainnya.
3)  CIRCULATION (Sirkulasi)
a)  Letakkan  korban  pada  posisi  terlentang  dan 
jalan  nafas  terbuka.
b) Posisi korban:
i)    Tempatkan  korban  pada  posisi  terlentang, 
pada  tempat yang keras dan datar.
ii)   Bila  korban  telungkup,  balikkan  korban   dalam 
satu kesatuan sehingga  kepala,  bahu  dan  badan
bergerak serentak hingga tak ada yang  terputar. 
Kepala  dan  leher  harus  berada  pada
satu  bidang,  lengan berada di samping badan.
PROSEDUR c)  Periksa ada tidaknya tanda-tanda sirkulasi;
i)    Periksa ada tidaknya nadi karotis dalam waktu 5
- 10 detik.
ii)   Periksa     denyut     nadi         karotis  adalah    
dengan mempertahan posisi kepala ( 3/6head   tilt )
dengan    satu tangan. Raba  trakhea  dengan
2 atau  3 jari  tangan  yang lain, geser jari-jari
tersebut  tersebut  ke  lateral  sisi  penolong  hingga
celah antara trakhea dan otot.
iii)  Gunakan  tekanan  yang  lembut  saja  sehingga  
tidak  menekan arterinya. Bila denyut   arteri
karotis  tak  teraba  lakukan kompresi dada.
 b) Kompresi dada:

242
RESUSITASI JANTUNG PARU

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3778/1.9.4/ 02 1/6


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

i. Jari penolong mencari arkus kosta bagian


bawah.
ii. Ditelusuri ke atas hingga teraba bagian
terbawah sternum.
iii. Taruh salah satu pangkal tangan pada bagian
separuh bawah sternum, dan taruh tangan yang
satu lagi di atas punggung tangan yang pertama,
sehingga tangan dalam keadaan paralel.
Pastikan sumbu pangkal tangan tepat pada
sumbu sternumiv) Jari-jari tangan dapat
dibiarkan terbuka atau saling mengunci satu
sama lain tetapi jangan menekan dada
iv. Usahakan mendapatkan posisi yang tepat di
sternum dengan cara meletakkan pangkal
tangan penolong diantara ke dua papilla
mammaae.
v. Lakukan kompresi yang efektif dengan
memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
(1) Posisi siku tidak menekuk, posisi lengan
tegak lurus dengan dada korban.
(2) Tekan di tengah sternum.
PROSEDUR (3) Lepaskan tekanan hingga dada kembali ke
posisi normal agar darah masuk ke dada dan
jantung, posisi tangan tetap menempel di
sternum.
(4) Lakukan 30 kali kompresi dada, pastikan
4/6 dada
kembali ke posisi semula diantara dua
kompresi. Buka lagi jalan nafas dan berikan
lagi 2 kali bantuan nafas, masing-masing 1
detik. Bila sudah dilakukan intubasi kompresi
dada ventilasi dapat dilakukan kontinyu dan
tidak perlu sinkron.
4) AIRWAY (Jalan nafas):
Buka Jalan Nafas :
i. Bila korban tak berrespon/tak sadar lakukan
manuver ”head tilt-chin lift” untuk membuka
jalan nafas, dengan syarat pasien tak ada

243
RESUSITASI JANTUNG PARU

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3778/1.9.4/ 02 1/6


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

bukti trauma kepala atau leher.


ii. Bila dicurigai adanya trauma leher lakukan manuver
”jaw-thrust”.
iii. Bila ada benda asing yang terlihat atau
muntahan, segera keluarkan dari dalam mulut
dengan jari tangan yang memakai sarung
tangan. Benda yang keras dapat dikeluarkan
dengan jari telunjuk, sementara, sementara tangan
yang lain tetap mempertahankan lidah dan
rahang.
5) Manuver ”head tilt-chin lift”:
a) Letakkan satu tangan pada dahi korban, tekan dengan
telapak tangan hingga kepala menjungkit ke belakang.
Letakkan jari-jari tangan yang sebelah lagi di bawah
tulang rahang bawah dekat dagu. Angkat rahang dan
dagu ke depan.
PROSEDUR b) Jangan menekan bagian lunak di bawah dagu
dan jangan menggunakan ibu jari untuk
mengangkat dagu. Buka mulut sehingga
memungkinkan pernafasan spontan dan
memungkinkan bantuan nafas dari mulut ke mulut.
Bila gigi korban goyah atau ada gigi palsu, maka gigi
tsb harus lepaskan
6) Manuver ”jaw-thrust”: 5/6
Letakkan tangan penolong pada masing-masing sisi
kepala korban, letakkan siku penolong pada bidang
dimana korban berbaring. Raih sudut rahang bawah
korban dan angkat dengan kedua tangan. Bila bibir
korban terkatup, regangkan atau buka dengan ibu jari
ke dua tangan
7) BREATHING (Pernafasan):
a) Periksa ada tidaknya nafas:
i. Tempatkan telinga penolong dekat mulut
dan hidung korban sambil tetap membuka
jalan nafas. Sambil memperhatikan dada
korban lakukan:
(1) Look: lihat ada tidaknya pergerakan dada;

244
RESUSITASI JANTUNG PARU

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3778/1.9.4/ 02 1/6


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

(2) Listen: dengar ada tidaknya hembusan


nafas;
(3) Feel: rasakan adanya hembusan
ii. Prosedur pemeriksaan ini tak boleh lebih dari 10
detik
PROSEDUR b) Tentukan ada / tidaknya dan adekuat / tidaknya
pernafasan.
i) Bila korban tak berespon/tak sadar dengan nafas
normal, tak ada cedera tulang belakang ,
posisikan penderita pada posisi mantap,
jaga jalan nafas terbuka
ii) Bila korban tak berespon dan tak bernafas, lakukan
bantuan nafas 2 kali. Bila tak dapat dilakukan
pemberian bantuan nafas awal, atur ulang posisi
kepala dan ulang lagi usaha ventilasi.
iii) Bila tetap tak berhasil memberikan ventilasi
hingga dada mengembang, tenaga terlatih harus
melakukan manuver untuk mengatasi sumbatan
jalan karena benda asing (Heimlich manuver
atau abdominal thrust/back thrust) 6/6
iv) Pastikan dada korban turun naik pada tiap
bantuan nafas yang diberikan.
8) REASSESSMENT:
a) Evaluasi ulang korban, bila tetap tak ada tanda-tanda
sirkulasi ulangi RJP dengan dimulai dari kompresi
dada. Bila tanda-tanda sirkulasi sudah tampak,
periksa pernafasan.
b) Bila ada nafas, tempatkan dalam posisi mantap dan
awasi nafas dan sirkulasi.
c) Bila tak ada nafas tapi ada tanda-tnda sirkulasi,
berikan bantuan nafas 10 – 12 kali/menit dan awasi
adanya tanda-tanda sirkulasi tiap menit.
d) Bila tak ada tanda sirkulasi teruskan kompresi dada
dan ventilasi dengan rasio 30 kompresi 2 ventilasi.
e) Berhenti dan periksa tanda-tanda sirkulasi dan
adanya pernafasan spontan tiap menit.
f) Jangan berhenti RJP kecuali karena keadaan khusus.

245
RESUSITASI JANTUNG PARU

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM 065/3778/1.9.4/ 02 1/6


KARSA HUSADA BATU 102.6/2019
Jl. A. Yani No. 10 – 13
Kota Batu

g) Bila didapatkan adanya pernafasan yang adekuat


dan adanya tanda-tanda sirkulasi, pertahankan
jalan nafas tetap terbuka dan posisikan dalam
posisi mantap; dengan cara:
i) Satu lutut difleksikan.
ii) Satu lengan yang sepihak diletakkan dibawah
pantat, lengan yang lain difleksikan didepan dada.
PROSEDUR iii) Pelan pelan digulingkan kearah yang sepihak
dengan lutut yang fleksi.
iv) Kepala di ekstensikan, lengan yang fleksi
didepan dada diletakkan mengganjal rahang bewah
(agar tidak terguling ke depan )
1. Instalasi Gawat Darurat
2. Instalasi Rawat Inap
3. Instalasi Anesthesi dan Terapi Intensif
UNIT TERKAIT
4. Instalasi Rawat Jalan
5. Instalasi Kamar Operasi
6. Instalasi Hemodialisa

246

Anda mungkin juga menyukai