( SAP )
Pukul : 60 menit
I. LATAR BELAKANG
Diabetes melitus (DM) adalah penyakit gangguan metabolik yang ditandai
oleh peningkatan kadar gula darah akibat berkurangnya produksi insulin oleh sel beta
di pankreas dan/atau resistensi terhadap insulin. Rusdi, M. S. (2020). Hipoglikemia
Pada Pasien Diabetes Melitus. Journal Syifa Sciences and Clinical Research, 2(2), 83-
90. Diabetes Melitus dapat dibagi menjadi dua jenis utama, yaitu Diabetes Melitus
tipe 1 dan Diabetes Melitus tipe 2. Diabetes Melitus tipe 1, yang juga dikenal sebagai
diabetes awal pada masa anak-anak ditandai oleh produksi insulin yang kurang oleh
tubuh. Sementara itu, Diabetes Melitus tipe 2 yang juga dikenal sebagai diabetes yang
umumnya muncul pada orang dewasa disebabkan oleh ketidakmampuan tubuh untuk
menggunakan insulin dengan efektif.
Faktor risiko diabetes melitus mencakup berbagai komponen yang cukup
kompleks. Beberapa faktor risiko utama termasuk riwayat keluarga, yaitu ketika ada
anggota keluarga dengan diabetes, karena faktor genetik dapat berperan dalam
peningkatan risiko. Gaya hidup juga memainkan peran besar, seperti konsumsi
makanan tinggi gula dan lemak, serta kurangnya aktivitas fisik. Selain itu, kondisi
obesitas juga masuk ke dalam faktor risiko utama untuk diabetes tipe 2, karena lemak
tubuh yang berlebihan dapat mengganggu fungsi insulin. Usia, tekanan darah tinggi,
kolesterol tinggi juga dapat meningkatkan risiko diabetes serta kondisi medis lain
seperti sindrom metabolik. Faktor-faktor ini, baik secara individu maupun bersama-
sama dapat berkontribusi pada perkembangan diabetes melitus yang menekankan
pentingnya upaya pencegahan dan manajemen faktor risiko ini.
Hasil dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) menunjukkan bahwa prevalensi
diabetes mellitus pada tahun 2018 mengalami peningkatan sebesar 2,6% jika
dibandingkan dengan data tahun 2013. Berdasarkan Riskesdas 2018, diperkirakan
sekitar 8,5% dari populasi Indonesia yang berusia di atas 15 tahun menderita DM,
yang setara dengan jumlah sekitar 14 juta orang. Jumlah dan tingkat prevalensi
diabetes melitus terus mengalami peningkatan selama sepuluh tahun terakhir. Arania,
R., Triwahyuni, T., Esfandiari, F., & Nugraha, F. R. (2021). Hubungan antara usia,
jenis kelamin, dan tingkat pendidikan dengan kejadian diabetes mellitus di Klinik
Mardi Waluyo Lampung Tengah. Jurnal Medika Malahayati, 5(3), 146-153.
Sesuai dengan 5 pilar penatalaksanaan diabetes, edukasi untuk pasien dengan
DM sangat penting sebagai upaya pencegahan dan bagian pengelolaan glukosa darah
pada kasus DM. Untuk memberi pengertian bagi orang dengan DM diperlukan waktu
cukup lama dan berulang-ulang. Hal ini tidak mungkin tercapai apabila penjelasan
tersebut hanya dilakukan oleh dokter spesialis dalam saja yang jumlahnya masih
sangat terbatas. Dibutuhkan “pendamping dan penggerak/motivator” khusus dengan
keahlian di bidang DM, dan mempunyai waktu yang cukup untuk memberikan ilmu
kepada pasien dengan DM. PERKENI, 2015, Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes
Melitus Tipe 2 di Indonesia, PERKENI, Jakarta:13
II. TUJUAN
A. Tujuan Umum
1. Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan pasien dan keluarga pasien poli
penyakit dalam dapat lebih memahami dan menerapkan pengaturan diet
dengan Diabetes Mellitus.
B. Tujuan Khusus
1. Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan pasien dan keluarga pasien dapat
memahami pengertian Diabetes Mellitus.
2. Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan pasien dan keluarga pasien dapat
memahami pentingnya memperhatikan prinsip pengaturan makan pada
Diabetes Mellitus.
3. Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan pasien dan keluarga pasien dapat
memahami ciri-ciri atau tanda kadar gula darah diatas batas normal.
4. Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan pasien dan keluarga pasien dapat
memahami contoh makanan yang diperbolehkan dan dibatasi pada penderita
Diabetes Mellitus.
5. Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan pasien dan keluarga pasien dapat
memahami cara mempertahankan gula darah normal pada Diabetes Mellitus.
MATERI
- definisi
Diabetes melitus (DM) adalah penyakit gangguan metabolik yang ditandai
oleh peningkatan kadar gula darah akibat berkurangnya produksi insulin oleh
sel beta di pankreas dan/atau resistensi terhadap insulin
- klasifikasi dm
Terdapat dua kategori DM yaitu DM tipe 1 dan DM tipe 2.
- Diabetes tipe 1 atau yang disebut Diabetes Insulin-Dependent
merupakan penyakit autoimun yang disebabkan oleh adanya gangguan
pada sistem imun atau kekebalan tubuh yang mengakibatkan rusaknya
pankreas.
- Diabetes tipe 2 atau yang sering disebut Diabetes Non Insulin-
Dependent merupakan Diabetes yang resistensi terhadap insulin.
Insulin dalam jumlah yang cukup tetapi tidak dapat bekerja secara
optimal sehingga menyebabkan kadar glukosa darah tinggi di dalam
tubuh.
- nilai biokimia GDS, GDP cewe cowo sama
Nilai normal Glukosa Darah Puasa (GDP) adalah kurang dari 126 miligram
per desiliter (mg/dL). Pasien yang menjalani tes GDP harus dalam kondisi
puasa (tanpa makan atau minum selama minimal 8 jam sebelum tes.
Sedangkan nilai normal Glukosa Darah Sewaktu (GDS) pada umumnya
adalah kurang dari 200 miligram per desiliter (mg/dL). GDS adalah tes yang
dilakukan tanpa puasa, pasien tidak perlu berpuasa sebelum menjalani tes ini.
Tes GDS biasanya dilakukan untuk mengevaluasi kadar glukosa darah saat itu.
Kemenkes RI. Yuk, mengenal apa itu penyakit Diabetes Melitus (DM).
[Internet]. 2020 [dikutip 25 September 2023]. Tersedia dari:
https://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/penyakit-diabetes-melitus/
page/5/yuk-mengenal-apa-itu-penyakit-diabetes-melitus-dm
- faktor risiko
Faktor-faktor risiko yang dapat berkontribusi pada pengembangan
Diabetes Melitus (DM) sangat beragam.
- Kegemukan (Berat badan lebih /IMT > 23 kg/m2) dan Lingkar Perut
(Pria > 90 cm dan Perempuan > 80cm)
- Kurang aktivitas fisik
- Dislipidemia(Kolesterol HDL ≤ 35 mg/dl, trigliserida ≥250 mg/dl
- Riwayat penyakit jantung.
- Hipertensi dengan tekanan darah tinggi (≥ 140/90 mmHg)
- Terakhir, pola makan yang tidak seimbang (tinggi gula, garam, lemak,
rendah serat)
- gejala
Tanda dan gejala Diabetes Melitus (DM) dapat bervariasi antara
individu, terutama pada DM tipe 2 yang mungkin tidak memiliki gejala yang
jelas pada awalnya. Namun, berikut adalah tanda dan gejala umum yang
sering terkait dengan DM:
III. Penyaji
- XX