Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN

( SAP )

Pokok bahasan : Pengaturan Diet pada Pasien dengan Diabetes Mellitus

Sasaran : Pasien dan Keluarga Pasien pada Poli Penyakit Dalam

Hari/Tanggal : Rabu, 27 September 2022

Waktu : 09.00 – 10.00 WIB

Pukul : 60 menit

Tempat : Poli Penyakit Dalam

Pemateri : Mahasiswa Gizi Undip

I. LATAR BELAKANG
Diabetes melitus (DM) adalah penyakit gangguan metabolik yang ditandai
oleh peningkatan kadar gula darah akibat berkurangnya produksi insulin oleh sel beta
di pankreas dan/atau resistensi terhadap insulin. Rusdi, M. S. (2020). Hipoglikemia
Pada Pasien Diabetes Melitus. Journal Syifa Sciences and Clinical Research, 2(2), 83-
90. Diabetes Melitus dapat dibagi menjadi dua jenis utama, yaitu Diabetes Melitus
tipe 1 dan Diabetes Melitus tipe 2. Diabetes Melitus tipe 1, yang juga dikenal sebagai
diabetes awal pada masa anak-anak ditandai oleh produksi insulin yang kurang oleh
tubuh. Sementara itu, Diabetes Melitus tipe 2 yang juga dikenal sebagai diabetes yang
umumnya muncul pada orang dewasa disebabkan oleh ketidakmampuan tubuh untuk
menggunakan insulin dengan efektif.
Faktor risiko diabetes melitus mencakup berbagai komponen yang cukup
kompleks. Beberapa faktor risiko utama termasuk riwayat keluarga, yaitu ketika ada
anggota keluarga dengan diabetes, karena faktor genetik dapat berperan dalam
peningkatan risiko. Gaya hidup juga memainkan peran besar, seperti konsumsi
makanan tinggi gula dan lemak, serta kurangnya aktivitas fisik. Selain itu, kondisi
obesitas juga masuk ke dalam faktor risiko utama untuk diabetes tipe 2, karena lemak
tubuh yang berlebihan dapat mengganggu fungsi insulin. Usia, tekanan darah tinggi,
kolesterol tinggi juga dapat meningkatkan risiko diabetes serta kondisi medis lain
seperti sindrom metabolik. Faktor-faktor ini, baik secara individu maupun bersama-
sama dapat berkontribusi pada perkembangan diabetes melitus yang menekankan
pentingnya upaya pencegahan dan manajemen faktor risiko ini.
Hasil dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) menunjukkan bahwa prevalensi
diabetes mellitus pada tahun 2018 mengalami peningkatan sebesar 2,6% jika
dibandingkan dengan data tahun 2013. Berdasarkan Riskesdas 2018, diperkirakan
sekitar 8,5% dari populasi Indonesia yang berusia di atas 15 tahun menderita DM,
yang setara dengan jumlah sekitar 14 juta orang. Jumlah dan tingkat prevalensi
diabetes melitus terus mengalami peningkatan selama sepuluh tahun terakhir. Arania,
R., Triwahyuni, T., Esfandiari, F., & Nugraha, F. R. (2021). Hubungan antara usia,
jenis kelamin, dan tingkat pendidikan dengan kejadian diabetes mellitus di Klinik
Mardi Waluyo Lampung Tengah. Jurnal Medika Malahayati, 5(3), 146-153.
Sesuai dengan 5 pilar penatalaksanaan diabetes, edukasi untuk pasien dengan
DM sangat penting sebagai upaya pencegahan dan bagian pengelolaan glukosa darah
pada kasus DM. Untuk memberi pengertian bagi orang dengan DM diperlukan waktu
cukup lama dan berulang-ulang. Hal ini tidak mungkin tercapai apabila penjelasan
tersebut hanya dilakukan oleh dokter spesialis dalam saja yang jumlahnya masih
sangat terbatas. Dibutuhkan “pendamping dan penggerak/motivator” khusus dengan
keahlian di bidang DM, dan mempunyai waktu yang cukup untuk memberikan ilmu
kepada pasien dengan DM. PERKENI, 2015, Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes
Melitus Tipe 2 di Indonesia, PERKENI, Jakarta:13
II. TUJUAN
A. Tujuan Umum
1. Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan pasien dan keluarga pasien poli
penyakit dalam dapat lebih memahami dan menerapkan pengaturan diet
dengan Diabetes Mellitus.
B. Tujuan Khusus
1. Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan pasien dan keluarga pasien dapat
memahami pengertian Diabetes Mellitus.
2. Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan pasien dan keluarga pasien dapat
memahami pentingnya memperhatikan prinsip pengaturan makan pada
Diabetes Mellitus.
3. Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan pasien dan keluarga pasien dapat
memahami ciri-ciri atau tanda kadar gula darah diatas batas normal.
4. Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan pasien dan keluarga pasien dapat
memahami contoh makanan yang diperbolehkan dan dibatasi pada penderita
Diabetes Mellitus.
5. Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan pasien dan keluarga pasien dapat
memahami cara mempertahankan gula darah normal pada Diabetes Mellitus.
MATERI
- definisi
Diabetes melitus (DM) adalah penyakit gangguan metabolik yang ditandai
oleh peningkatan kadar gula darah akibat berkurangnya produksi insulin oleh
sel beta di pankreas dan/atau resistensi terhadap insulin
- klasifikasi dm
Terdapat dua kategori DM yaitu DM tipe 1 dan DM tipe 2.
- Diabetes tipe 1 atau yang disebut Diabetes Insulin-Dependent
merupakan penyakit autoimun yang disebabkan oleh adanya gangguan
pada sistem imun atau kekebalan tubuh yang mengakibatkan rusaknya
pankreas.
- Diabetes tipe 2 atau yang sering disebut Diabetes Non Insulin-
Dependent merupakan Diabetes yang resistensi terhadap insulin.
Insulin dalam jumlah yang cukup tetapi tidak dapat bekerja secara
optimal sehingga menyebabkan kadar glukosa darah tinggi di dalam
tubuh.
- nilai biokimia GDS, GDP cewe cowo sama
Nilai normal Glukosa Darah Puasa (GDP) adalah kurang dari 126 miligram
per desiliter (mg/dL). Pasien yang menjalani tes GDP harus dalam kondisi
puasa (tanpa makan atau minum selama minimal 8 jam sebelum tes.
Sedangkan nilai normal Glukosa Darah Sewaktu (GDS) pada umumnya
adalah kurang dari 200 miligram per desiliter (mg/dL). GDS adalah tes yang
dilakukan tanpa puasa, pasien tidak perlu berpuasa sebelum menjalani tes ini.
Tes GDS biasanya dilakukan untuk mengevaluasi kadar glukosa darah saat itu.
Kemenkes RI. Yuk, mengenal apa itu penyakit Diabetes Melitus (DM).
[Internet]. 2020 [dikutip 25 September 2023]. Tersedia dari:
https://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/penyakit-diabetes-melitus/
page/5/yuk-mengenal-apa-itu-penyakit-diabetes-melitus-dm
- faktor risiko
Faktor-faktor risiko yang dapat berkontribusi pada pengembangan
Diabetes Melitus (DM) sangat beragam.
- Kegemukan (Berat badan lebih /IMT > 23 kg/m2) dan Lingkar Perut
(Pria > 90 cm dan Perempuan > 80cm)
- Kurang aktivitas fisik
- Dislipidemia(Kolesterol HDL ≤ 35 mg/dl, trigliserida ≥250 mg/dl
- Riwayat penyakit jantung.
- Hipertensi dengan tekanan darah tinggi (≥ 140/90 mmHg)
- Terakhir, pola makan yang tidak seimbang (tinggi gula, garam, lemak,
rendah serat)
- gejala
Tanda dan gejala Diabetes Melitus (DM) dapat bervariasi antara
individu, terutama pada DM tipe 2 yang mungkin tidak memiliki gejala yang
jelas pada awalnya. Namun, berikut adalah tanda dan gejala umum yang
sering terkait dengan DM:

1. Sering Merasa Haus (Polidipsia)


Orang dengan DM sering merasa haus secara berlebihan dan minum
air dalam jumlah yang lebih banyak dari biasanya.
2. Sering Buang Air Seni (Poliuria)
Penyakit ini dapat menyebabkan produksi urin yang lebih banyak dari
normal, yang dapat mengakibatkan seringnya buang air kecil, terutama
di malam hari.
3. Sering Merasa Lapar (Polifagia)
Meskipun kadar glukosa darah tinggi, sel-sel tubuh tidak dapat
menggunakan gula sebagai sumber energi, sehingga seseorang dengan
DM bisa merasa lapar terus-menerus.
4. Penurunan Berat Badan yang Tidak Disengaja
Meskipun terus makan, banyak orang dengan DM mengalami
penurunan berat badan yang tidak diinginkan karena tubuh kehilangan
gula sebagai sumber energi.
5. Kelelahan Berlebihan (Fatigue)
Kelelahan yang berlebihan adalah gejala umum DM, terutama saat
kadar gula darah tidak terkontrol dengan baik.
6. Luka yang Sulit Sembuh
Kadar gula darah yang tinggi dapat mengganggu proses penyembuhan
luka, sehingga luka atau lecet yang tidak sembuh dengan cepat bisa
menjadi tanda DM.
7. Kesemutan dan Mati Rasa (Neuropati)
Diabetes bisa merusak saraf, yang dapat mengakibatkan kesemutan,
mati rasa, atau nyeri di kaki atau tangan.
8. Penglihatan Kabur
Kadar gula darah yang tidak terkontrol bisa merusak mata dan
menyebabkan penglihatan kabur atau gangguan penglihatan.
9. Infeksi yang Sering Kambuh
Kadar gula darah yang tinggi dapat melemahkan sistem kekebalan
tubuh, sehingga seseorang dengan DM bisa lebih rentan terhadap
infeksi seperti infeksi kulit atau saluran kemih yang sering kambuh.
Kemenkes RI. Tanda dan Gejala Diabetes Melitus (DM). [Internet]. 2019.
[dikutip 25 September 2023]. Tersedia dari:
https://p2ptm.kemkes.go.id/tag/tanda-dan-gejala-diabetes
- komplikasi
Diabetes melitus merupakan salah satu penyakit yang dapat menimbulkan
berbagai macam komplikasi, antara lain :
a. Komplikasi metabolik akut
Komplikasi metabolik akut pada penyakit diabetes melitus terdapat
tiga macam yang berhubungan dengan gangguan keseimbangan kadar
glukosa darah jangka pendek, diantaranya :
- Hipoglikemia
Hipoglikemia (kekurangan glukosa dalam darah) timbul
sebagai komplikasi diabetes yang disebabkan karena
pengobatan yang kurang tepat
- Ketoasidosis Diabetik
Ketoasidosis diabetik (KAD) disebabkan karena kelebihan
kadar glukosa dalam darah sedangkan kadar insulin dalam
tubuh sangat menurun sehingga mengakibatkan kekacauan
metabolik yang ditandai oleh trias hiperglikemia, asidosis dan
ketosis
- Sindrom HHNK (hiperglikemia hiperosmoler nonketotik)
Sindrom HHNK adalah komplikasi diabetes melitus yang
ditandai dengan hiperglikemia berat dengan kadar glukosa
serum lebih dari 600 mg/dl
b. Komplikasi metabolik kronis
Komplikasi metabolik kronik pada pasien DM dapat berupa kerusakan
pada pembuluh darah kecil (mikrovaskuler) dan komplikasi pada
pembuluh darah besar (makrovaskuler).
- Kerusakan ginjal (Nefropati diabetic)
Kerusakan ginjal pada pasien DM ditandai dengan albuminuria
menetap (>300 mg/24jam atau >200 ih/menit) minimal 2 kali
pemeriksaan dalam kurun waktu 3-6 bulan. Nefropati diabetik
merupakan penyebab utama terjadinya gagal ginjal terminal.
- Kerusakan syaraf (Neuropati diabetik)
Neuropati diabetik merupakan komplikasi yang paling sering
ditemukan pada pasien DM. Neuropati pada DM mengacau
pada sekelompok penyakit yang menyerang semua tipe saraf.
- Penyakit jantung koroner
Komplikasi penyakit jantung koroner pada pasien DM
disebabkan karena adanya iskemia atau infark miokard yang
terkadang tidak disertai dengan nyeri dada atau disebut dengan
SMI (Silent Myocardial Infarction).
- Hipertensi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi jarang memberikan
keluhan yang dramatis seperti kerusakan mata atau kerusakan
ginjal. Orang diabetes cenderung terkena hipertensi dua kali
lipat dibandingkan dengan yang tanpa diabetes. Diabetes
mellitus merusak pembuluh darah, antara 35 sampai 75 persen
komplikasi diabetes adalah disebabkan hipertensi
- pemilihan diet (syarat, tujuan, 3J)
a. Tujuan Diet1:
- Memberikan makanan sesuai kebutuhan
- Mempertahankan kadar gula darah sampai normal/mendekati
normal
- Mempertahankan BB normal Mencegah terjadinya kadar gula
darah terlalu rendah
- Mengurangi/mencegah komplikasi
- Meningkatkan derajat kesehatan
b. Syarat Diet:
- Energi cukup, 30 kkal/kg BB ideal (pria) dan 25 kal/kgBB ideal
(wanita)
- Protein dibatasi untuk nefropati diabetik, 0,8 g/kg BB ideal.
- Karbohidrat cukup, 45-65% energi
- Lemak 20-25% energi
- Serat 20-35 gr/hari
- Natrium (garam) dibatasi 1-3 gr/hari
- Vitamin cukup
- Kalium dibatasi
c. Prinsip 3J
- Jadwal makan (3x makan utama dan 3x selingan)
- Jumlah porsi sesuai dengan yang ditentukan
- Jenis makanan yang dianjurkan dan dibatasi
- pemilihan makanan
a) Bahan Makanan yang Dianjurkan1 :
- Sumber protein : ikan, daging ayam tanpa kulit, telur, tempe, tahu,
oncom, kacang-kacangan (kacang hijau, kacang merah, kedelai).
- Sayuran : kangkung, oyong, timun, tomat, labu air, kembang kol,
lobak, sawi, seledri, terong.
- Buah-buahan : sari buah murni, jeruk, apel, pepaya, pir, jambu,
belimbing.
- Susu skim atau rendah lemak.
- Sumber lemak dalam jumlah terbatas yaitu bentuk makanan yang
mudah dicerna. Makanan terutama diolah dengan cara dipanggang,
dikukus, disetup, direbus, dan dibakar.
b) Bahan Makanan yang Dibatasi :
- Sumber hidrat arang : nasi, nasi tim, bubur, roti, gandum, pasta,
jagung, kentang, ubi dan talas, hevermout, sereal, mie, ketan,
macaroni.
- Sumber protein hewani tinggi lemak jenuh : kornet, sosis, sarden.
- Sayuran : bayam, buncis, daun melinjo, daun singkong, daun ketela,
jagung muda, kapri, kacang panjang.
- Buah-buahan : nanas, anggur, mangga, sirsak, pisang, alpukat, sawo.
- Makanan yang digoreng dan yang menggunakan santan kental.
c) Bahan Makanan yang Dihindari :
- Gula pasir, gula merah, gula batu, madu.
- Makanan / minuman manis : abon, dendeng, cake, kue-kue manis,
dodol, tarcis, sirup, selai manis, coklat, permen, susu kental manis, es
krim.
- Bumbu : kecap, saus tiram.
- Buah-buahan yang manis dan diawetkan : durian, nangka, manisan
buah, tape.
- Minuman yang mengandung alkohol.
POLA HIDUP SEHAT
1. Minum obat secara teratur sesuai anjuran Dokter/petugas kesehatan.
2. Jaga kadar gula darah (Tes rutin kadar gula darah) dan check-up
3. Makan sehat - memperbanyak konsumsi sayur dan buah, kurangi
lemak, gula, dan makanan asin
4. Beraktivitas fisik secara teratur
5. Waspada infeksi kulit dan gangguan kulit
6. Periksa mata secara teratur.
7. Waspada jika ada kesemutan, rasa terbakar, hilangnya sensasi, dan
luka pada bagian bawah kaki.
Kemenkes RI. Bagaimana mencegah komplikasi Diabetes?. [Internet]. 2019.
[dikutip 25 September 2023]. Tersedia dari:
https://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/penyakit-diabetes-melitus/
bagaimana-mencegah-komplikasi-diabetes
III. METODE
Metode yang dilakukan dalam kegiatan PKMRS adalah ceramah dan tanya
jawab. Ceramah merupakan salah satu metode promosi kesehatan, dimana pembicara
berdiri di depan sekelompok pengunjung untuk menyampaikan materi. Ceramah pada
hakikatnya adalah proses transfer informasi dari pengajar kepada sasaran belajar.
Dalam proses transfer informasi ada tiga elemen penting, yaitu pengajar, materi dan
sasaran belajar. Metode ceramah efektif digunakan untuk meningkatkan pengetahuan
seseorang. Setelah penyampaian ceramah, dilanjutkan dengan sesi tanya jawab agar
pendengar materi bisa bertanya terkait materi yang telah disampaikan sehingga
pendengar bisa lebih memahami materi.

Rastini NK. Perbedaan Penggunaan Metode Ceramah Dengan Metode Ceramah


Kombinasi Media Video Terhadap Pengetahuan dan Tindakan Cuci Tangan Pakai
Sabun Siswa Studi dilakukan di Sekolah Dasar Negeri 1 Dawan Klod Kecamatan
Dawan Kabupaten Klungkung Tahun 2018. Denpasar: Poltekkes Kemenkes
Denpasar. 2018.
IV. MEDIA
Media edukasi dalam pendidikan gizi merupakan sarana yang digunakan
untuk memfasilitasi proses pembelajaran gizi. Media ini dapat berwujud bahan cetak,
gambar atau ilustrasi, serta konten audio. Pada pelaksanaan promosi kesehatan
masyarakat, media yang digunakan adalah leaflet dan PPT. Leaflet adalah bentuk
media yang menggunakan selembar kertas yang memuat teks tercetak mengenai topik
tertentu, ditujukan kepada mereka yang mampu membacanya, dan biasanya diberikan
dalam bentuk lipatan untuk menyampaikan informasi atau memperkuat pesan yang
disampaikan. Pemilihan leaflet dipandang efisien karena sederhana dalam
penyimpanan, hemat biaya, serta mampu berperan sebagai pengingat bagi
penerimanya.
V. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR

No. Tahap Waktu Kegiatan Media


1 Pembukaan 3 menit - Salam perkenalan

2 Pelaksanaan 10 menit Menjelaskan tentang : leaflet


- Menjelaskan
pengertian dan
klasifikasi tipe
diabetes mellitus.
- Menjelaskan faktor
resiko, gejala, dan
komplikasi diabetes
mellitus.
- Menjelaskan
pengaturan diet
dan pemilihan
makanan untuk
pasien diabetes
mellitus.
- Menjelaskan pola
hidup sehat untuk
pasien diabetes
mellitus.
3 Penutup 3 menit - Menutup
pembelajaran
dengan salam.
EVALUASI
I. Evaluasi struktur
- XXX

II. Evaluasi proses


- XXX

III. Penyaji
- XX

IV. Evaluasi hasil


- XXX

Anda mungkin juga menyukai