Anda di halaman 1dari 37

PENATALAKSANAAN DIET PADA KLIEN DENGAN DIABETES MELLITUS

A. Definisi Diabetes Mellitus


Diabetes Mellitus (DM) adalah kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang
mengalami peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat kekurangan hormon insulin.

B. Patofisiologi
Badan manusia seperti halnya mesin memerlukan bahan bakar (energi) agar badan
dapat bekerja dengan baik. Sumber energi tubuh berasal dari bahan makanan yang terdiri
dari 3 komponen zat gizi penghasil energi yaitu :
1. Karbohidrat (gula dan tepung-tepungan).
2. Protein (asam amino).
3. Lemak (asam lemak).
Bahan makanan tersebut dalam tubuh akan diproses melalui suatu mekanisme
pencernaan dan penyerapan makanan (metabolisme). Pada orang normal, karbohidrat
sederhana langsung masuk ke pembuluh darah. Kadar gula darah meningkat, maka
hormone insulin yang dikeluarkan oleh sel-sel beta pankreas mengikat glukosa tersebut dan
memasukkan ke dalam sel, maka akan dicapai 2 tujuan yakni kadar glukosa turun dan
tersedianya cadangan energi di dalam sel. Pada akhirnya insulin dalam darah kembali pada
keadaan normal dan kadar gula darah juga turun.
Pada penderita diabetes, kadar gula meningkat karena adanya makanan tetapi insulin
yang dikeluarkan oleh kelenjar pankreas tidak direspon oleh sel. Akibatnya kadar gula darah
tetap tinggi, gula keluar melalui urin. Selanjutnya sel kekurangan energi untuk memenuhi
energi, cadangan lemak dipecah yang berakibat kadar lemak dalam darah meningkat di
mana pasien diabetes mudah mengalami gangguan kardiovasculer.

C. Etiologi
Pentalaksanaan Diet Pada Klien Dengan Diabetes Melitus / By : Dian Widawati, SKM, MSi Page 1
Sampai saat ini etiologi Diabetes belum jelas. Beberapa faktor yang digunakan sebagai
etiologi adalah :
1. Faktor lingkungan (obat-obatan, virus, toksisitas,dll)
2. Faktor genetik (keturunan)
3. Faktor pencetus
- Kelebihan makan
- Kekurangan makan
- Kegemukan
- Situasi tegang/stress
- Serangan jantung,dsb

Pentalaksanaan Diet Pada Klien Dengan Diabetes Melitus / By : Dian Widawati, SKM, MSi Page 2
- Keturunan – Orang yang bertalian darah dengan orang yang mengidap diabetes melitus
lebih cenderung mengidap penyakit tersebut ketimbang dengan mereka yang tidak
memilikinya di dalam keluarga. Resikonya tergantung pada jumlah anggota keluarga
yang memiliki diabetes. Semakin banyak jumlah sanak saudara yang mengidap diabetes,
semakin tinggi resikonya. Ada resiko 5% bagi Anda untuk mengidap diabates jika orang
tua atau sodara kandung Anda mengidap diabetes. Resikonya bisa meningkat menjadi
50% jika Anda kelebihan berat badan.
- Pola makan tidak sehat – yang disebut pola makan yang tidak sehat banyak sekali
macamnya. Dan berkenaan dengan diabetes melitus hal ini sangat menjadi penyebab
dari diabetes. Makan-makanan yang terlalu banyak mengandung gula dan juga makanan
dengan indeks glikemik tinggi dapat memicu Anda terkena diabetes nantinya. Makan-
makanan mengandung lemak tinggi dan kolesterol tinggi juga memicu diabetes. Karena
makanan jenis ini dapat memicu kegemukan atau obesitas terjadi pada diri Anda.
- Kegemukan – Hampir 80% orang yang terjangkit diabetes pada usia lanjut biasanya
kelebihan berat badan. Kelebihan berat badan meningkatkan kebutuhan insulin pada
tubuh. Orang dewasa yang kegemukan memiliki sel-sel lemak yang lebih besar pada
tubuh mereka. Diyakini bahwa sel-sel lemak yang lebih besar tidak merespons insulin
dengan baik. Gejala-gejala diabetes mungkin bisa menghilang seiring menurunnya berat
badan.
- Usia – Resiko diabetes meningkat sejalan dengan bertambahnya usia, terutama setelah
usia 40 tahun, karena jumlah sel-sel beta di dalam pankreas yang memproduksi insulin
menurun seiring bertambahnya umur.
- Jenis Kelamin – Baik pria maupun wanita memiliki resiko yang sama besar untuk
mengidap diabetes sampai usia dewasa awal. Setelah usia 30 tahun, wanita memiliki
resiko yang lebih tinggi dibandingkan pria. Wanita yang terkena diabets selama
kehamilan memiliki resiko lebih tinggi untuk terjangkit diabetes Tipe II pada usia lanjut.
- Infeksi pada kelenjar pankreas – Hormon insulin untuk mengatur kadar gula dalam
darah dihasilkan oleh kelenjar pankreas. Apabila sampai terjadi infeksi dalam tubuh dan
kebetulan menyerang pankreas Anda sehingga pankreas tidak bisa memproduksi
hormon insulin dengan baik, maka tanda-tanda diabetes akan muncul. Jaga kesehatan

Pentalaksanaan Diet Pada Klien Dengan Diabetes Melitus / By : Dian Widawati, SKM, MSi Page 3
Anda agar tidak terkena infeksi oleh kuman atau bakteri. Kecelakaan atau cedera yang
merusak pankreas juga bisa merusak sel-sel beta, dan karenanya menyebabkan diabetes
- Kurang aktivitas fisik seperti olahraga – Kebanyakan orang di zaman medern ini tidak
sempat sama sekali melakukan olahraga. Padahal demi tubuh yang sehat seseorang
dianjurkan untuk melakukan olah raga setiap harinya. Bila tidak olahraga akan
mengakibatkan efek lanjutan berupa obesitas. Sudah dijelaskan diatas, bahwa obesitas
itu sendiri menjadi penyebab dari diabetes melitus.

D. Gejala
Gejala klasik Diabetes Mellitus adalah poliuria (banyak kencing), polidipsia (merasa haus,
sehingga banyak minum) dan polifagia (banyak makan). Selain itu sering ada gejala lain
seperti lemah dan otot badan lemas, mual dan muntah, berat badan dapat menurun atau
meningkat, gatal-gatal, mata kabur, kesemutan (baal) dan luka yang tidak sembuh-sembuh.

Bagaimana kita dapat mengetahui kemungkinan terkena diabetes seawal mungkin ?


Cara satu-satunya adalah hanya dengan memperhatikan
1. Gejala-gejala awalnya, berupa beberapa atau seluruhnya :
 Kehausan dan mulut kering
 Sering kencing
 Kelelahan yang berat/kehilangan tenaga
 Banyak berkeringat
 Selalu lapar
 Kehilangan berat badan yang mendadak dan cepat
 Luka-luka lambat sembuhnya
 Infeksi berulang
 Penurunan tajam penglihatan
2. Serta melakukan pemeriksaan gula darah (puasa > 100 mg/dl dan sewaktu / 2 jam
setelah berbuka > 140 mg/dl)

Pentalaksanaan Diet Pada Klien Dengan Diabetes Melitus / By : Dian Widawati, SKM, MSi Page 4
E. Klasifikasi Diabetes Mellitus
Klasifikasi Diabetes Mellitus menurut WHO tahun 1985 :
1. Type I “Insulin Dependent Diabetes Mellitus” (IDDM)/Juvenile Diabetes
Pengobatannya tergantung insulin. Type ini umumnya penderitanya tidak obes, cenderung
kurus dan mudah menjadi koma. Penderitanya umumnya anak-anak dan dewasa muda.
Jumlah penderita sekitar 5-10% dari seluruh penderita DM.

Pada Diabetes type I pankreas sedikit sekali, atau bahkan tidak bisa memproduksi insulin.
Karena penyandang Diabetes type I, tidak mampu memproduksi insulin, maka mereka
memerlukan suntikan setiap hari untuk mengendalikan kadar gula darahnya, serta
mempertahankan kehidupannya. Oleh sebab itu Diabetes type ini disebut diabetes
“tergantung insulin”.

Tanda utama Diabetes type I adalah :


Sering buang air kecil, haus, gatal dan infeksi jamur pada kemaluan, luka sulit sembuh,
pandangan kabur, rasa lelah dan penurunan berat badan. Gejala-gejala ini biasanya cepat
(sering dalam beberapa minggu). Gejala ini dapat segera dipulihkan, begitu menerima
terapi insulin.

2. Type II “Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM)/ Adult Onset Diabetes
Pengobatannya tidak tergantung pada insulin. Type ini umumnya penderitanya orang
dewasa gemuk dan tidak mudah menjadi koma. Jumlah penderita 90-95% sangat khas pada
usia pertengahan.
Pada Diabetes type II, pasien-pasien tetap masih dapat memproduksi insulin, namun
karena satu dan lain hal, relative tidak mencukupi untuk kebutuhan-kebutuhan tubuhnya.
Karena biasanya penyandang Diabetes type II tidak memerlukan suntikan insulin, maka
Diabetes type ini disebut sebagai diabetes “tidak tergantung insulin”.

Penyebab Diabetes type II sangat kompleks, karena lebih banyak proses yang terlibat. Bisa
disebabkan karena produksi insulin kurang, atau produksi insulin cukup, namun tidak

Pentalaksanaan Diet Pada Klien Dengan Diabetes Melitus / By : Dian Widawati, SKM, MSi Page 5
bekerja dengan baik. Hal ini bisa disebabkan oleh obesitas, karena penumpukan lemak
dapat menghambat kerja insulin, walaupun kadang bisa juga terjadi pada orang dengan
berat badan normal.

Gejala diabetes type II antara lain : sering buang air kecil, haus, infeksi jamur dan gatal pada
kemaluan, luka lambat sembuh, pandangan kabur, lelah dan penurunan berat badan (pada
sebagian penderita). Gejala-gejala ini lambat munculnya, bahkan pada beberapa orang
tidak muncul sama sekali, sehingga kadang baru 10 tahun kemudian penderita sadar kalau
terkena Diabetes type II.

Diabetes type II, bisa diatasi dengan berbagai cara, pada tahap awal, perubahan diet dan
olah raga kadang sudah cukup, atau bahkan harus menurunkan berat badan bila
berlebihan, tentu saja hal ini berarti harus merubah gaya hidup.

Faktor risiko untuk DM Type II :

Faktor risiko Keterangan


Riwayat pasien Diabetes dalam keluarga
Diabetes gestasional
Melahirkan bayi dengan berat badan lahir > 4 kg
Kista ovarium (polycystic ovary syndrome)
IFG (impared fasting glucose)
IGT (impaired glucose tolerance)

Obesitas ≥ 120% berat badan ideal

Umur 20-59 tahun : 8,7%


≥ 65 tahun : 18%

Tekanan darah ≥ 140/90 mmHg

Profil lipid darah Kadar HDL rendah < 35 mg/dl


Kadar LDL tinggi ≥ 250 mg/dl

Faktor lain Kurang aktivitas fisik/olahraga


Pola makan tidak sehat

Pentalaksanaan Diet Pada Klien Dengan Diabetes Melitus / By : Dian Widawati, SKM, MSi Page 6
3. Malnutrition Related Diabetes Mellitus (MRDM)
Diabetes yang berkaitan dengan kekurangan makanan.

4. Diabetes Mellitus Kehamilan / Gestasional. Baru diketahui pada waktu hamil.


Diabetes gestational adalah diabetes tipe sementara, dan merupakan salah satu
kesehatan yang umum pada wanita hamil. Intoleransi glukosa menandai tahap awal
penyakit ini. Diabetes gestational bukan kesalahan anda, ini terjadi karena perubahan
hormone dan terjadi pada 5-7% dari kehamilan.

Saat hamil, ada organ yang disebut plasenta berkembang di uterus. Plasenta
menghubungkan ibu dan janin, dan memastikan janin mendapat supply nutrisi dan air
yang cukup. Plasenta menghasilkan beberapa hormone, di mana beberapa hormone ini
efeknya menghambat kerja insulin pada homeostasis glukosa. Diabetes gestational
terjadi bila produksi insulin pancreas tidak mampu mengimbangi kondisi kehamilan,
padahal tanpa insulin yang cukup glukosa tidak bisa masuk sel untuk diubah jadi energi,
sehingga gula menumpuk di dalam darah.

Kebanyakan wanita dengan diabetes gestational, akan mempunyai bayi yang sehat. Jika
control gula darahnya bagus, maka hasilnya bagi ibu dan bayi, sama saja seperti pada
yang tidak memiliki diabetes gestational. Tetapi jika tidak ditangani dengan baik,
diabetes gestational akan menimbulkan masalah bagi anda dan bayi anda. Karena itu
penting bekerja sama dengan tenaga kesehatan untuk menjaga kadar gula darah tetap
aman. Salah satu cara terpenting untuk mencapainya, adalah dengan pola makan yang
sehat.

Sekitar 4 % wanita saat kehamilan, mengalami diabetes gestational. Apabila hal ini
terjadi anda sangat membutuhkan : diet sehat, olahraga rutin tiap hari, monitoring kadar
gula darah, serta check-up setelah melahirkan.

Pentalaksanaan Diet Pada Klien Dengan Diabetes Melitus / By : Dian Widawati, SKM, MSi Page 7
Langkah 1 : kenali diabetes gestational saat kehamilan. Ada beberapa hormon yang
meningkat yang menyebabkan produksi insulin naik, guna menjaga kadar gula darah.
Apabila pancreasnya tidak cukup untuk memproduksi insulin, dia kena diabetes
gestational.

Langkah 2 : ikuti diet yang disarankan tenaga kesehatan. Biasanya terdiri atas porsi
besar makanan serat tinggi, sayuran, whole grain dan kacang-kacangan, karbohidrat
sederhana akan dibatasi. Tujuan diet ini menjaga kadar gula darah tetap normal, makan
3 x sehari plus kudapan dengan jarak waktu yang baik.

Langkah 3 : Berolah ragalah sesuai petunjuk tenaga kesehatan, seperti jalan dan
berenang tiap hari, sangat bagus untuk wanita hamil.

Langkah 4 : jika diet dan olahraga tidak cukuo menurunkan gula darah, anda mungkin
akan diberi insulin atau obat oral.

Langkah 5 : monitoring kadar gula darah beberapa kali sehari, saat bangun, sebelum
makan, 1-2 jam setelah makan. Hubungi dokter bila gula darah anda tinggi. Kadar gula
darah yang disarankan 95 mg/dl atau kurang saat bangun, 140 mg/dl atau kurang pada 1
jam setelah makan, dan 120 mg/dl atau kurang pada 2 jam setelah makan.

Langkah 6 : konsul dokter 6-12 minggu setelah melahirkan untuk cek ulang gula
darah. Pada sebagian besar wanita gula darah akan kembali normal setelah melahirkan.

Langkah 7 : tetap diet dan olah raga seperti sebelumnya, untuk mencegah diabetes
(505 wanita kena Diabetes 2 dalam 5 tahun dari diabetes gestational).

Pentalaksanaan Diet Pada Klien Dengan Diabetes Melitus / By : Dian Widawati, SKM, MSi Page 8
Diabetes ini umumnya menghikang setelah bayi dilahirkan. Namun 25-50% dari wanita-
wanita dengan diabetes gestational kemungkinan dalam hidupnya akan
mengembangkan Diabetes Tipe 2.

Hal ini dapat terjadi, terutama pada mereka,


 Yang memerlukan insulin selama kehamilan dan
 Yang tetap kegemukan/obesitas setelah melahirkan.
Pasien-pasien dengan diabetes gestational, umumnya diminta menjalani suatu tes
toleransi gula secara oral kira-kira 6 minggu setelah melahirkan.

5. Type Lain, termasuk Diabetes Mellitus dengan sindroma tertentu (Diabetes Sekunder)
Diabetes sekunder (secondary diabetes), merujuk pada peningkatan tingkat-tingkat gula
darah yang ditimbulkan oleh kondisi medis lainnya.
Diabetes sekunder dapat berkembang, ketika jaringan pancreas yang bertanggung jawab
pada produksi insulin dirusak oleh penyakit, seperti pankreastitis kronis (peradangan dari
pancreas, disebabkan oleh racun-racun seperti alcohol yang berlebihan), luka (trauma),
atau karena operasi pembuangan pancreas.
Diabetes sekunder dapat juga berasal dari gangguan-gangguan hormone lainnya, seperti
produksi hormone pertumbuhan yang berlebihan (acromegaly) dan Cushing’s
syndrome.
Sebagai tambahan, obat-obatan tertentu dapat memperburuk control diabetes. Ini
terlihat paling umum ketika obat-obat steroid (seperti prednisone) diminum dan juga
dengan obat-obat yang digunakan pada perawatan infeksi HIV (AIDS).

F. Komplikasi
Gagal ginjal (Nephrophaty), gangguan pada mata (Retinophaty, Katarak), penyakit
kardiovasculer seperti aterosklerosis dan hipertensi serta gangguan pada saraf
(Neurophaty).

G. Manajemen Diabetes Mellitus

Pentalaksanaan Diet Pada Klien Dengan Diabetes Melitus / By : Dian Widawati, SKM, MSi Page 9
Dasar pengobatan Diabetes Mellitus berupa TRIAS, yaitu Diet, Olahraga dan Obat. Di sini
terlihat bahwa Diet memegang peranan penting dalam terapi Diabetes Mellitus.

1. Tujuan Diet
a. Mempertahankan kadar glukosa darah supaya mendekati normal dengan
keseimbangan asupan makanan dengan insulin (endogen atau eksogen) atau obat
hipoglikemik oral dan tingkat aktivitas.
b. Mencapai kadar serum lipid yang optimal.
c. Memberi cukup energi untuk mempertahankan atau mencapai berat badan yang
memadai bagi orang dewasa, mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang
normal pada anak dan remaja, untuk meningkatkan kebutuhan metabolik selama
kehamilan dan laktasi penyembuhan dari penyakit katabolik. Berat badan memadai
diartikan sebagai berat badan yang dianggap dapat dicapai dan dipertahankan, baik
jangka pendek maupun jangka panjang oleh penderita DM itu sendiri maupun oleh
petugas kesehatan.
d. Mencegah atau memperlambat terjadinya komplikasi akut penderita DM yang
menggunakan insulin seperti hipoglikemia, penyakit jangka pendek, masalah yang
berhubungan dengan kelainan jasmani dan komplikasi kronis diabetes seperti
penyakit ginjal, neuropati automik, hipertensi dan penyakit jantung.
e. Meningkatkan derajat kesehatan secara keseluruhan melalui gizi yang optimal.

2. Syarat Diet
a. Energi cukup untuk mencapai dan mempertahankan berat badan normal.
Faktor-faktor yang menentukan kebutuhan kalori :
1. Jenis kelamin
Kebutuhan kalori pada wanita lebih kecil daripada pria, untuk ini dapat dipakai
angka 25 kkal/kgBB untuk wanita dan angka 30 kkal/kg BB untuk pria.
2. Umur

Pentalaksanaan Diet Pada Klien Dengan Diabetes Melitus / By : Dian Widawati, SKM, MSi Page 10
 Pada bayi dan anak-anak kebutuhan kalori adalah jauh lebih tinggi
daripada orang dewasa, dalam tahun pertama bisa mencapai 112 kkal/kg
BB.
 Umur 1 tahun membutuhkan lebih kurang 1.000 kalori dan selanjutnya
pada anak-anak lebih dari 1 tahun mendapat tambahan 100 kalori untuk
tiap tahunnya.
 Penurunan kebutuhan di atas 40 tahun harus dikurangi 5% untuk tiap
decade antara 40 dan 59 tahun, sedangkan antara 60 dan 69 tahun
dikurangi 10%, di atas 70 tahun dikurangi 20%.
3. Aktifitas fisik atau pekerjaan
Jenis aktifitas yang berbeda membutuhkan kalori yang berbeda pula. Jenis aktifitas
dikelompokkan sebagai berikut :
 Keadaan istirahat : kebutuhan kalori basal ditambah 10%
 Ringan : pegawai kantor, pegawai took, guru, ahli hukum, ibu rumah tangga,
dan lain-lain kebutuhan harus ditambah 20% dari kebutuhan basal
 Sedang : pegawai di industri ringan, mahasiswa, militer yang sedang tidak
perang, kebutuhan dinaikkan menjadi 30% dari basal
 Berat : petani, buruh, militer dalam keadaan latihan, penari, atlit, kebutuhan
ditambah 40% dari basal
 Sangat berat : tukang becak, tukang gali, pandai besi, kebutuhan harus
ditambah 50% dari basal
4. Kehamilan / laktasi
Pada permulaan kehamilan diperlukan tambahan 150 kalori/hari dan trimester II
dan III 350 kalori/hari. Pada waktu laktasi diperlukan tambahan sebanyak 550
kalori/hari
5. Adanya komplikasi
Infeksi, trauma atau operasi yang menyebabkan kenaikan suhu memerlukan
tambahan kalori sebesar 13% untuk tiap kenaikan 1 derajat celcius
6. Berat badan

Pentalaksanaan Diet Pada Klien Dengan Diabetes Melitus / By : Dian Widawati, SKM, MSi Page 11
Bila kegemukan/terlalu kurus, dikurangi/ditambah sekitar 20-30% bergantung
kepada tingkat kegemukan/kekurusannya

b. Kebutuhan karbohidrat antara 60-70% dari total energi sehari, diutamakan jenis
karbohidrat kompleks
c. Kebutuhan protein normal, yaitu 10-15 % dari kebutuhan energi total (1gr/kg
BB/hari)
d. Kebutuhan lemak sedang, yaitu 20-25 % dari kebutuhan energi total, hendaknya
jenis lemak diberikan dalam bentuk lemak tidak jenuh, seperti minyak jagung,
minyak kacang, minyak zaitun, dll.
e. Asupan kolesterol makanan dibatasi, yaitu ≤ 300 mg/hari.
f. Penggunaan gula murni dalam makanan dan minuman tidak diperbolehkan, kecuali
jumlahnya sedikit sebagai bumbu. Bila kadar glukosa darah sudah terkendali,
diperbolehkan mengkonsumsi gula murni sampai 5 % dari kebutuhan total energi.
g. Penggunaan gula alternatif dalam jumlah terbatas.
h. Asupan serat dianjurkan 25 gr/hari dengan mengutamakan serat larut air yang
terdapat dalam sayur dan buah.
i. Pasien DM dengan tekanan darah normal diperbolehkan mengkonsumsi natrium
dalam bentuk garam seperti orang sehat, yaitu 3000 mg/hari. Apabila mengalami
hipertensi, asupan garam harus dikurangi.
j. Cukup vitamin dan mineral. Apabila asupan dari makanan cukup, penambahan
vitamin dan mineral dalam bentuk suplemen tidak diperlukan.

H. Penyediaan makanan dan zat gizi


Penderita DM tipe I perlu memperhatikan bahwa asupan makan merupakan dasar
untuk mengintegrasikan terapi insulin dengan pola makan dan aktivitas fisik yang biasa
dilakukan. Penderita dianjurkan makan sesuai dengan waktu yang konsisten dan sinkron
dengan waktu kerja insulin yang digunakan. Penderita perlu terus memantau kadar gula
sesuai dengan dosis insulin dan jumlah makanan yang biasa dimakan.

Pentalaksanaan Diet Pada Klien Dengan Diabetes Melitus / By : Dian Widawati, SKM, MSi Page 12
Bagi penderita DM tipe 2, penyediaan makanan bertujuan untuk mengendalikan gula
darah, lipida darah, dan hipertensi. Penurunan berat badan dan diet rendah kalori (pada
penderita gemuk) biasanya hanya memperbaiki control glikemik jangka pendek dan
berpotensi meningkatkan kontrol metabolik jangka lama. Penurunan berat badan ringan
atau sedang (5-10 kg), sudah terbukti meningkatkan control diabetes, walaupun berat
badan ideal belum tercapai.
Prinsip pengaturan makan pada penderita DM tidak berbeda dengan prinsip
pengaturan pada orang sehat yaitu makanan yang beragam, bergizi, seimbang, aman dan
halal menurut agama dan kepercayaan masing-masing, dengan memperhatikan jumlah
kalori dan zat gizi yang dibutuhkan, jenis bahan makanan dan atau makanan yang
dikonsumsi serta keteraturan jadwal makan. Istilah yang sering digunakan adalah “Prinsip
Tepat 3 J” yaitu Tepat Jumlah Kalori dan Zat Gizi, Tepat Jenis Bahan Makanan dan atau
Makanan, Tepat Jadwal Makan.

Tepat jumlah kalori dan zat gizi yang dibutuhkan

Kebutuhan kalori sesuai untuk mencapai dan mempertahankan berat badan ideal yaitu
berat badan sesuai dengan tinggi badan. Berat badan ideal dapat dihitung berdasarkan
Rumus Broca yang dimodifikasi sebagai berikut :
Berat Badan Ideal = 90% (Tinggi badan dalam cm) – 100) x 100%

Bagi pria dengan Tinggi Badan <160 cm dan wanita dengan Tinggi Badan < 150 cm, rumus
yang digunakan adalah :
Berat badan Ideal – (Tinggi Badan cm – 100) x 1 kg

Perhitungan Berat Badan menurut Perkeni adalah sebagai berikut :


Berat Badan Ideal Laki-laki = (Tinggi Badan dalam meter)2 x 22,5 kg
Berat Badan Ideal Perempuan = (Tinggi Badan dalam meter)2 x 21 kg

Faktor-faktor yang menentukan kebutuhan energi :

Pentalaksanaan Diet Pada Klien Dengan Diabetes Melitus / By : Dian Widawati, SKM, MSi Page 13
1. Jenis kelamin, untuk wanita lebih kecil dibandingkan pria, energi basal pada wanita
dapat dipakai 25 kkal/kg BB/hari dan pada pria 30 kkal/kg BB/hari.
2. Umur
a. Kebutuhan bayi dan anak-anak lebih tinggi daripada orang dewasa, dalam tahun
pertama mencapai 112 kkal/kg BB/hari.
b. Umur 1 tahun membutuhkan lebih kurang 1.000 kkal dan pada umur > 1 tahun
mendapat tambahan 100 kkal tiap tahunnya.
c. Penurunan kebutuhan kalori di atas 40 tahun harus dikurangi 5% untuk tiap dekade
antara 50-59 tahun, dan seterusnya.
3. Aktivitas fisik/pekerjaan
a. Keadaan istirahat/bedrest; kebutuhan kalori basal + 10%
b. Ringan (pegawai kantor, pegawai took, guru, ahli hukum, IRT, dll) kebutuhan kalori
basal + 20%
c. Sedang (pegawai di industri ringan, mahasiswa, militer yang sedang tidak perang)
kebutuhan kalori basal +30%
d. Berat (petani, buruh, militer dalam keadaan latihan, penari, atlet) kebutuhan kalori
basal + 40%
e. Sangat berat (tukang becak, tukang gali, pandai besi) kebutuhan basal + 50%
4. Kehamilan/laktasi : Trimester I diperlukan tambahan 150 kalori/hari dan pada
Trimester II dan III diperlukan tambahan 350 kkal/hari, pada waktu laktasi diperlukan
tambahan sebanyak 550 kkal.
5. Adanya komplikasi : Infeksi, trauma atau operasi yang menyebabkan kenaikan suhu
memerlukan tambahan kalori sebesar 13% untuk tiap kenaikan 1 derajat C.
6. Berat Badan : bila kegemukan/kurus, dikurangi/ditambah sekitar 20-30% bergantung
pada tingkat kegemukan/kekurusannya.

Cara yang lebih mudah adalah dengan pegangan kasar, yaitu untuk penderita kurus 2300-
2500 kalori, normal 1700-2100 kalori dan gemuk 1300-1500 kalori.

Komposisi energi sebagai berikut :

Pentalaksanaan Diet Pada Klien Dengan Diabetes Melitus / By : Dian Widawati, SKM, MSi Page 14
1. 45-65% dari karbohidrat, pembatasan karbohidrat total < 130 gr/hari tidak dianjurkan,
sukrosa <5% total energi dan serat dianjurkan 25 gram/1.000 kalori per hari
2. 10-20% dari protein, pada penderita DM dengan nefropati perlu penurunan protein
menjadi 0,8 gr/kg BB/hari (65% dari protein bernilai biologis tinggi)
3. 20-25% dari lemak, dengan asam lemak jenuh <7%, dan kandungan kolesterol <300
mg/hari

Langkah-langkah perhitungan kebutuhan energi :

1. Hitung berat Lk : BBI = (TB dalam m)2 x 22,5 BBI = a


badan ideal Pr : BBI = (TB dalamm)2 x 21
2. Hitung energi Lk : 30 kkal/kg BB (b) Energi basal = a x b = c
basai Pr : 25 kkal/kg BB (b) (c)
3. Hitung energi Faktor aktivitas (d) Energi untuk d x c = e
untuk aktivitas Bedrest (10%) aktivitas = (e)
Ringan (20%)
Sedang (30%)
Berat (40%)
Sangat berat (50%)
4. Hitung energi Faktor stress (f) Energi untuk f x c
untuk kondisi 10% : DM murni stress = (g)
stress 13% : Febris, kenaikan suhu 10C
50% : Sirosis, kanker
10-25% : luka bakar 10%
25-50% : luka bakar 25%
50-100% : luka bakar 50%
10-20% : CHF, bedah minor, CVA
20-40% : Infeksi
50-80% : sepsis, post-operasi
elektif
5. Hitung energi Faktor koreksi umur (h) Koreksi umur = h x c
untuk koreksi 40-50 tahun : - 5% (i)
umur 50-60 tahun : - 10%
Dst setiap kenaikan 10 tahun (-5%)
6. Hitung kebutuhan Energi basal + aktivitas + stress –
energi total koreksi umur
c+e+g-i

Pentalaksanaan Diet Pada Klien Dengan Diabetes Melitus / By : Dian Widawati, SKM, MSi Page 15
Kebutuhan kalori penderita diabetes :

Kalori / kg Berat Badan Ideal


Status Gizi Kerja santai Sedang Berat
Gemuk 25 30 35
Normal 30 35 40
Kurus 35 40 40-50
Kriteria indeks glikemik

Kategori Rentang Indeks Glikemik


IG rendah < 55
IG sedang (intermediate) 55-70
IG tinggi > 70

Tepat jenis bahan makanan atau makanan


Penderita DM dianjurkan memilih jenis bahan makanan maupun makanan yang
tidak cepat meningkatkan kadar glukosa darah. Bahan makanan atau makanan yang cepat
meningkatkan kadar glukosa darah dikatakan memiliki indeks glikemik (IG) tinggi. Di
samping indeks glikemik pangan, perlu pula diperhatikan kandungan karbohidrat dari
makanan, karena akan mempengaruhi beban glikemik.
Gula dan produk-produk lain dari gula dikurangi, kecuali pada keadaan tertentu.
Peggunaan gula sedikit dalam bumbu diperbolehkan. Anjuran penggunaan gula tidak lebih
dari 5% total kebutuhan kalori. Penggunaan pemanis alternative pada diabetesi, aman
digunakan asal tidak melebihi batas aman (accepted dialy intake). Misalnya, fruktosa < 50
gr/hari, jika berlebih menyebabkan diare; sorbitol < 30 gr/hari, jika berlebih menyebabkan
kembung, diare; manitol < 20 gr/hari; sakarin 1 gr/hari; asesulfame K 15 mg/kg BB/hari;
siklamat 11 mg/kg BB/hari.
Bahan makanan tinggi asam lemak tidak jenuh tunggal seperti nuts, alpukat dan
minyak zaitun, baik digunakan dalam pencernaan makan bagi penderita DM dengan kadar
trigliserida dan LDL yang meningkat.
Tambahan suplemen vitamin dan mineral pada penderita DM yang asupan
gizinya cukup tidak diperlukan.

Pentalaksanaan Diet Pada Klien Dengan Diabetes Melitus / By : Dian Widawati, SKM, MSi Page 16
Tepat atau teratur jadwal/waktu makan
Salah satu tujuan khusus pengaturan makan untuk penderita DM adalah
menghindari kadar glukosa dan kadar lemak yang tinggi, atau dengan kata lain
mengendalikan diabetesnya. Apa, kapan, dan berapa banyak yang dimakan penderita perlu
diperhatikan. Makan dengan porsi kecil dalam waktu tertentu membantu memperbaiki
kadar glukosa darah. Makan teratur (makan pagi, makan siang dan makan malam serta
snack antar-makan) akan memungkinkan glukosa darah turun sebelum makan berikutnya.
Porsi yang besar akan mengakibatkan lebih banyak glukosa dalam tubuh sehingga tubuh
tidak dapat memberikan cukup insulin yang efektif untuk menurunkan kadar glukosa
darah.
Tepat jumlah lebih utama dibandingkan dengan tepat jenis. Oleh sebab itu,
dalam menu makanan sehari-hari, penderita DM dapat makan sesuai dengan menu
keluarga. Dalam susunan menu sehari harus seimbang, terdiri dari sumber karbohidrat,
protein hewani, protein nabati, sayur dan buah-buahan.

I. Jenis Diet dan Indikaasi Pemberian


Diet yang digunakan sebagai bagian dari penatalaksanaan Diabetes Mellitus dikontrol
berdasarkan kandungan energi, protein, lemak dan karbohidrat. Sebagai pedoman dipakai 8
jenis Diabetes Mellitus, yaitu :
Jenis Diet Energi (kkal) Protein (gr) Lemak (gr) KH (gr)
I 1100 43 30 172
II 1300 45 35 192
III 1500 51.5 36.5 235
IV 1700 55.5 36.5 275
V 1900 60 48 299
VI 2100 62 53 319
VII 2300 73 59 369
VIII 2500 80 62 396

Pentalaksanaan Diet Pada Klien Dengan Diabetes Melitus / By : Dian Widawati, SKM, MSi Page 17
J. Bahan Makanan yang Baik Diberikan
Semua bahan makanan boleh diberikan dalam jumlah yang telah ditentukan, kecuali gula
murni (5% dari total kalori) dan makanan yang diolah dengan gula murni, seperti gula pasir,
gula jawa, sirop, gula-gula, jam, jelly, buah-buahan yang diawetkan dengan gula, susu kental
manis, minuman botol ringan, es krim, kue-kue manis, dodol, cake, tarcis, dendeng, abon,
sarden.

K. Tips Pola Makan Bagi Diabetesi


1. Makanlah aneka ragam makanan, dengan komposisi Karbohidrat (60-70%), Protein (10-
15%) dan Lemak (20-25%).
2. Makanlah secukupnya saja. Jangan berlebihan, karena akan meningkatkan kadar gula
darah.
3. Patuhi kebutuhan kalori yang disarankan Dokter/Ahli Gizi.
4. Kebutuhan serat (sekurang-kurangnya 20 gr/hari), vitamin dan mineral tetap harus
dipenuhi.
5. Kurangi Karbohidrat sederhana.
6. Batasi hanya 1 lauk saja yang digoreng setipa kali makan. Lebih baik makan lauk yang
dikukus, dipanggang atau direbus.
7. Dicari sumber protein rendah lemak, seperti ikan, ayam tanpa kulit, tempe, tahu.
8. Kurangi konsumsi makanan tinggi kolesterol dan lemak jenuh (otak, jeroan, kuning
telur, keju, daging berlemak, mentega).
9. Jika mengalami hipertensi, konsumsi garam cukup 1 sdt/hari.

L. Tips Cegah Diabetes


1. Pertahankan Berat Badan yang normal. Pilih makanan yang banyak mengandung
Karbohidrat Kompleks, seperti padi-padian utuh, serealia dan umbi-umbian.
2. Pola hidup sehat dengan makan makanan berserat seperti buah dan sayuran yang
sangat baik untuk memperlambat penyerapan glukosa dan menurunkan kadar lemak
darah.

Pentalaksanaan Diet Pada Klien Dengan Diabetes Melitus / By : Dian Widawati, SKM, MSi Page 18
3. Mulailah mengatakan TIDAK untuk makanan yang mengandung Karbohidrat sederhana
seperti gula, madu, sirop, selai secara berlebihan.
4. Mengkonsumsi gula maksimal 2 sdm/hari. Sedangkan asupan garam maksimal 1 sd/hari
(6 gr).
5. Batasi konsumsi lemak, minyak ataupun santan, maksimal 25% dari kebutuhan energi.
6. Waspada dengan makanan cepat saji yang banyak mengandung vetsin dan soda.
7. Olahraga secara teratur guna memperlancar sirkulasi peredaran darah serta baik untuk
menekan kadar gula darah agar tidak meningkat.

M. Mengapa Olahraga Perlu Bagi Diabetesi ?


1. Badan menjadi lebih fit.
2. Membantu menjaga berat badan.
3. Membantu kerja insulin sehingga memudahkan pengendalian gula darah.
4. Menurunkan kadar gula darah, tekanan darah dan kolesterol.
5. Memperbaiki peredaran darah.
6. Mengurangi kemungkinan terjadinya komplikasi pengapuran pembuluh darah,
gangguan lemak (kolesterol dan trigliserida) darah, peningkatan tekanan darah,
pembekuan darah yang berlebihan, dll.

N. Bahaya atau Risiko Olahraga pada Diabetesi


Pada diabetes yang mendapat terapi insulin, keadaan hipoglikemi disertai dengan
kadar insulin yang berlebihan merupakan keadaan yang perlu mendapat perhatian ketika
berolahraga terutama pada waktu pemulihan. Kemungkinan terjadinya hal ini lebih besar
bila insulin disuntikkan pada lengan atau kaki sebelum berolahraga, sebagai akibat
meningkatnya hantaran insulin melalui darah karena efek pemompaan otot pada waktu
berkontraksi. Oleh karena itu dianjurkan agar penyuntikan insulin sebelum olahraga
dilakukan setelah makan ketika kadar glukosa darah pada puncaknya.

Pentalaksanaan Diet Pada Klien Dengan Diabetes Melitus / By : Dian Widawati, SKM, MSi Page 19
Bahaya akibat berolahraga dan pencegahannya :

Bahaya Pencegahan
1. Dapat memperburuk gangguan  Hindari olahraga berat, latihan berat dan
metabolik diabetes olahraga kontak (tinju, yudo) terutama bila
terdapat retinopati proliferat akut
 Usahakan agar intake cairan cukup

2. Hipoglikemi akibat olahraga  Monitor kadar glukosa darah


pada diabetes type I  Hindari pemberian insulin pada bagian
tubuh yang aktif (dapat diberikan di
abdomen)
 Kurangi dosis insulin dan/atau tingkatkan
intake makanan pada waktu berolhraga
 Hindari olahraga pada saat kadar insulin
berada pada puncaknya
 Perlu diberikan snack karbohidrat sebelum,
sedang dan sesudah melakukan olahraga
 Lakukan olahraga teratur
 Cepat tanggap pada gejala yang timbul

 Kenakan sepatu yang sesuai


3. Gangguan pada kaki  Kaki diusahakan agar selalu bersih dan
kering

 Diperlukan pemeriksaan medis sebelum


4. Komplikasi kardiovaskuler berolahraga
 Lakukan pemeriksaan EKG kerja
 Program olahraga individual
 Pemeriksaan laboratorium secara rutin

 Pilihlah olahraga yang sesuai/tepat


5. Cedera muskuloskeletal
 Tingkatkan intensitas latihan sedikit demi
sedikit dan bertahap
 Jangan lupa melakukan pemanasan dan
pendinginan
 Hindari olahraga berat dan berlebihan

Pentalaksanaan Diet Pada Klien Dengan Diabetes Melitus / By : Dian Widawati, SKM, MSi Page 20
O. Beberapa tip yang perlu diperhatikan Diabetesi sebelum berolahraga
1. Untuk menghindari hipoglikemia lakukan olahraga yang teratur, intake makanan dan
cairan yang cukup serta pemakaian obat-obatan yang tepat sesuai
2. Bila kadar glukosa darah sebelum berolahraga 100-250 mg/dl dan akan berolahraga
selama lebih dari 1 jam maka dianjurkan untuk mengonsumsi makanan kecil setiap 30-
60 menit, makanan kecil 10-15 gr, dikonsumsi 15-30 menit sebelum berolahraga
3. Bila kadar glukosa darah < 100 mg/dl, dibutuhkan makanan ekstra (25 gr), sedangkan
bila kadar glukosa darah 100-250 mg/dl, dan hanya akan berolahraga selama kurang
dari 1 jam, tidak diperlukan makanan ekstra
4. Akibat efek olahraga terhadap penggunaan insulin oleh sel tubuh, sebaiknya diabetesi
type I mengurangi dosis insulin dan meningkatkan asipan makan mengawali olahrag
5. Olahraga harus segera dihentikan pada awal ada gejala hipoglikemia
6. Kenakan sepatu yang sesuai, perhatikan perawatan dan kebersihan kaki
7. Lakukan pemeriksaan medis dan EKG kerja sebelum memulai olahraga
8. Program olahraga disusun sesuai beratnya penyakit dan tingkat kebugaran diabetes
9. Rencanakan pemeriksaan berkala untuk evaluasi program latihan

P. Pengaturan Makan Diabetesi Pada Saat Tidak Puasa dan Puasa


Jadwal makan Tidak Puasa Puasa
Pagi/Sahur 15-20% 40%
10.00 ± 5% -
Siang ± 35% -
16.00 ± 5% -
Malam/Buka ±35% 50%
21.00 ±5% 10%

Pentalaksanaan Diet Pada Klien Dengan Diabetes Melitus / By : Dian Widawati, SKM, MSi Page 21
Tips Makan Diabetesi Saat Puasa
1. Makan sahur 15 menit sebelum imsak.
2. Segera buka puasa dengan makanan ringan/segar.
3. Setelah sholat Maghrib makan makanan utama.
4. Snack setelah tarawih.
5. Banyak minum, 6-8 gelas/hari.

Q. Profile
Gula darah sewaktu, Gula darah 2 jam PP, Gula darah puasa, Kolesterol Total, LDL, BUN,
BMI, Trigliserida

Pentalaksanaan Diet Pada Klien Dengan Diabetes Melitus / By : Dian Widawati, SKM, MSi Page 22
KARBOHIDRAT

Bahan makanan sumber karbohidrat kompleks


Makanan sumber karbohidrat kompleks adalah padi-padian (beras, jagung, gandum), umbi-
umbian (singkong, ubi jalar, kentang), sagu, dll.
Makanan tersebut selain mengandung karbohidrat juga mengandung zat gizi lain.
Proses pencernaan dan penyerapan karbohidrat kompleks di dalam tubuh berlangsung lebih
lama dari pada karbohidrat sederhana, sehingga dengan mengkonsumsi karbohidrat kompleks,
orang tidak cepat merasa lapar.

Bahan makanan sumber karbohidrat sederhana


Karbohidrat sederhana yang diproses seperti gula pasir, gula jawa, gula batu, madu, sirup,
cakes, permen, minuman ringan, selai, dll lagsung dapat diserap dan dipergunakan tubuh
sebagai energi, sehingga cepat menimbulkan rasa lapar.
Gula sederhana tidak mengandung zat gizi lain, hanya karbohidrat saja.
Konsumsi karbohidrat sederhana yang berlebih dapat mengurangi peluang terpenuhinya zat gizi
lain.
Karbohidrat sederhana yang terdapat secara alamiah seperti yang ada pada buah, sayuran dan
susu.

Pentalaksanaan Diet Pada Klien Dengan Diabetes Melitus / By : Dian Widawati, SKM, MSi Page 23
I. PENATALAKSANAAN DIET PADA KLIEN DIABETES MELITUS DENGAN INSULIN
(PENDEKATAN BASIC CARBOHYDRATE COUNTING)
A. Gambaran umum
Pasien Diabetes Melitus (DM) dengan insulin artinya adalah pasien DM yang
memerlukan pengobatan insulin. Pemberian insulin ini bertujuan untuk mengontrol
glukosa darah pasien. pemberian insulin ini biasanya disebabkan karena kondisi pasien
yang tidak dapat memproduksi insulin ataupun yang mengalami penurunan produksi
insulin.

B. Etiologi
DM dengan insulin dapat terjadi pada pasien DM tipe 1 maupun DM tipe 2. DM tipe 1
pada awalnya dikenal dengan diabetes bergantung insulin/insulin dependent diabetes
(IDDM). DM tipe 1 ini diakibatkan oleh kekurangan produksi insulin oleh sel ß pancreas.
DM tipe 2 yang telah menderita DM dalam jangka waktu lama dan fungsi sel ß
pankreasnya telah banyak berkurang juga memerlukan insulin untuk kendali
hiperglikemiknya. DM tipe 2 adalah DM yang muncul setelah usi 40 tahun dan
merupakan kondisi penyakit yang disebabkan karena intensitivitas sel terhadap insulin.
Pada DM tipe 2 ini insulin nya sedikit menurun atau kadang masih dalam rentang
normal.

C. Insulin untuk pasen DM dengan insulin


Insulin masih merupakan terapi yang utama pada DM tipe 1 maupun DM tipe 2 yang
telah mengalami gangguan produksi sel ß pancreas. Insulin dapat dikatakan sebagai
satu-satunya obat hipoglikemia yang efektif. Pemahaman tentang fisiologis insulin dan
farmakokinetik insulin harus dipahami dengan baik pada terapi DM dengan insulin ini.
Ada 3 kelompok insulin yang digunakan pada pasien DM dengan insulin :
1. Insulin basal : insulin basal ini bekerja untuk mengendalikan glikemia basal yang
dihasilkan oleh glukosa produksi hati dan diperlukan oleh jaringan tubuh yang
mutlak memerlukan glukosa misalnya otak.

Pentalaksanaan Diet Pada Klien Dengan Diabetes Melitus / By : Dian Widawati, SKM, MSi Page 24
2. Insulin prandial : insulin prandial ini dibutuhkan untuk mengendalikan glikemia
setelah mengonsumsi makanan – meal related (prandial) dengan cara
memanfaatkan glukosa hasil metabolisme dari makanan, menyimpan glukosa, dan
menghambat produksi glukosa dari hati. Insulin prandial ini terdiri dari dua macam,
yaitu :
a. Insulin regular : insulin jenis ini diabsopsi secara lambat sehingga perlu
disuntikkan 30 – 60 menit sebelum makan agar sesuai dengan puncak absopsi
karbohidrat
b. Insulin analog (raping acting) : insulin ini bekerja secara cepat dan disuntikkan
segera sebelum makan. Jenis insulin ini dosisnya dapat disesuaikan dengan
kandungan karbohidrat dalam makanan
3. Insulin campuran (premix) : insulin premix adalah insulin campuran antar short
acting dan intermediate acting. Insulin ini biasanya digunakan untuk pasien lanjut
usia, mengalami gangguan visual dan dengan gangguan motoric halus

D. Komplikasi pemberian insulin


Terapi insulin ini harus benar-benar di bawah pengawasan dokter, mengingat insulin
dapat menimbulkan komplikasi yang akan membahayakan pasien apabila tidak
digunakan dengan tepat. Berikut ini adalah beberapa komplikasi akibat pemberian
insulin yang mungkin akan terjadi
Hipoglikemia
Hipoglikemia dapat terjadi apabila pemberian insulin tidak diikuti dengan pemberian
jumlah asupan makanan yang tepat atau menunda waktu makan di waktu yang tidak
tepat setelah pemberian insulin. Ciri-ciri hipoglikemia adalah :
1. Berkeringat dingin
2. Gemetar dan lemah
3. Kering di sekitar mulut
4. Merasa lapar
5. Pandangan berkunang-kunang
6. Merasa gelisah dan ingin marah

Pentalaksanaan Diet Pada Klien Dengan Diabetes Melitus / By : Dian Widawati, SKM, MSi Page 25
7. Tidak bisa berkonsentrasi
8. Merasa mengantuk

Hal penting yang harus dilakukan untuk mencegah terjadinya hipoglikemia adalah :
1. Lakukan edukasi tentang tanda dan gejala hipoglikemia, penanganan sementara
dan hal lain yang harus dilakukan
2. Anjurkan melakukan Pemantauan Glukosa Darah Mandiri (PGDM) khususnya bagi
pengguna insulin atau obat oral golongan insulin sekretagog
3. Lakukan edukasi tentang obat-obatan atau insulin yang dikonsumsi : dosis, waktu
mengonsumsi, efek samping
4. Bagi dokter yang menghadapi penyandang DM dengan kejadian hipoglikemia perlu
melakukan :
a. Evaluasi secara menyeluruh tentang status kesehatan pasien
b. Evaluasi program pengobatan yang diberikan dan bila diperlukan melakukan
program ulang dengan memperhatikan berbagai aspek seperti : jadwal makan,
kegiatan olahraga, atau adanya penyakit penyerta yang memerlukan obat lain
yang mungkin berpengaruh terhadap glukosa darah
c. Bila diperlukan mengganti obat-obatan yang lebih kecil kemungkinan
menimbulkan hipoglikemia.

Selanjutnya dilakukan pemeriksaan glukosa darah dengan glucometer harus


dilakukan setelah 15 menit pemberian upaya terapi. Jika pada monitoring glukosa
darah 15 menit setelah pengobatan hipoglikemia masih tetap ada, pengobatan dapat
diulang kembali.
Jika hasil pemeriksaan glukosa darah kadarnya sudah mencapai normal, pasien
diminta untuk makan atau mengonsumsi snack untuk mencegah berulangnya
hipoglikemia.

Pentalaksanaan Diet Pada Klien Dengan Diabetes Melitus / By : Dian Widawati, SKM, MSi Page 26
Hal penting yang harus dilakukan saat mengalami hipoglikemia :
Segera mengonsumsi 15 gram karbohidrat yang setara dengan
100 ml soft drink
1 sdm madu
1 sdm gula pasir
100 ml jus buah kemasan
3 buah permen
Mengonsumsi tablet gula

Peningkatan berat badan


Pemberian insulin akan memperbaiki masa otot karena efek anabolic pada insulin.
Selain karena efek insulin tersebut, asupan makan pada pasien DM dengan insulin yang
melebihi kebutuhannya akan berakibat terjadinya positif energi balance. Timbunan
asupan energi yang berlebihan ini akan menyebabkan terjadinya peningkatan berat
badan. Memperhatikan hal tersebut, sangat penting kolaborasi dengan dokter terkait
penatalaksanaan pasien ini. Ahli gizi berperan menghitungkan kebutuhan asupan
energy dengan gizi seimbang dan sesuai kebutuhan agar tercapai berat badan ideal.

Edema insulin
Edema insulin terjadi pada pasien DM dengan insulin yang memiliki kendali glukosa
darah yang buruk dan berakibat terjadinya retensi garam dan air yang akut. Pada
kondisi edema berat dapat diberikan diet pembatasan natrium.

Reaksi lokal
Reaksi lokal yang dapat terjadi adalah lipohipotrofi, yaitu pertumbuhan jaringan lemak
yang berlebihan akibat pengaruh lipogenik dan growth promoting insulin yang tinggi di
tempat penyuntikan ataupun lipoatrofi, yaitu hilangnya jaringan lemak pada tempat
penyuntikan.

Pentalaksanaan Diet Pada Klien Dengan Diabetes Melitus / By : Dian Widawati, SKM, MSi Page 27
E. Carbohydrate Counting
Carbohydrate Counting atau disingkat dengan Carbing adalah suatu teknik perencanaan
makan pada pasien DM yang telah menggunakan insulin bolus dan prandial dalam
mengontrol kadar glukosa darahnya.

Tujuan dari digunakannya metode carbing ini adalah :


1. Pengaturan glukosa darah dengan menyeimbangkan asupan karbohidrat dengan
pengobatan dan aktivitas fisik
2. Mencapai dan mempertahankan konsistensi konsumsi karbohidrat saat makan dan
snack dalam jumlah yang sama setiap waktu

Untuk mencapai tujuan tersebut harus ada koordinasi yang baik antara pasien dan ahli
gizi dalam perhitungan carbing mengingat kebutuhan karbohidrat seseorang
dipengaruhi oleh :
1. Berat badan tinggi badan
2. Pola makan (jenis dan waktu makan)
3. Makanan kesukaan
4. Aktivitas fisik
5. Status kesehatan
6. Pengobatan DM yang sedang dijalankan
7. Hasil monitoring glukosa darah
8. Kadar plasma lemak

F. Cara mengaplikasikan Carbing


Sebelum memulai merencanakan makan pasien DM dengan metode carbing berikut ini
adalah beberapa hal yang harus dipahami terkait penggunaan metode carbing.
Memastikan pasien DM untuk :
1. Memahami tujuan perencanaan makanan sehat bagi pasien
2. Memahami kaitan jam makan, dosis insulin, dan jumlah makanan yang harus
dikonsumsi

Pentalaksanaan Diet Pada Klien Dengan Diabetes Melitus / By : Dian Widawati, SKM, MSi Page 28
3. Memahami target glukosa darah yang harus dicapai
4. Memahami zat gizi apa saja yang dapat menghasilkan glukosa
5. Memahami pengelompokkan bahan makanan sesuai dengan kelompok bahan
makanan penukar
6. Memahami kandungan karbohidrat pada makanan.

Apabila pasien sudah memahami pengetahuan dasar tersebut maka perencanaan


makan dengan metode Carbing dapat dijalankan. Metode perhitungan Carbing ada dua
macam, yaitu :
Basic carbing
Basic carbing adalah perhitungan sederhana dengan menerapkan 15 gram karbohidrat
diperlukan 1 unit insulin. Pada dasarnya angka 15 ini merupakan hasil analisis para
pakar yang mengidentifikasi bahwa setiap 1 unit insulin dapat menurunkan kadar
glukosa darah ke nilai normal setelah mengonsumsi 15 gram karbohidrat (penurunan
mencapai 50 mg/dl).

Advance carbing
Pengaturan makan pada pasien DM dengan metode carbing, baik basic maupun
advance carbing tetap harus memperhatikan proporsi makan sehat dan bergizi
seimbang. Banyak bukti menunjukkan bahwa makanan yang sehat dan seimbang zat
gizinya bagi pasien DM sangat berperan dalam meperbaiki kualitas hidup pasien.
tahapan penentuan makanan sehat dan seimbang dikombinasikan dengan pendekatan
metode carbing adalah sebagai berikut :
1. Menentukan kebutuhan energi : menentukan kebutuhan energi pada DM tipe 1
dapat menggunakan pendekatan perhitungan konsensus Perkeni ataupun
menggunakan rumus Harris Benedict dan faktor koreksi
2. Membuat pilihan makanan sehat : makanan sehat dan seimbang merupakan kunci
penting bagi pasien DM tipe 1
3. Fokus pada jumlah karbohidrat : perencanaan makanan menggunakan perhitungan
karbohidrat dengan penyesuaian dosis insulin masih menunjukkan bukti terbaik

Pentalaksanaan Diet Pada Klien Dengan Diabetes Melitus / By : Dian Widawati, SKM, MSi Page 29
pengatur glukosa darah. Hasil penelitian juga menunjukkan penggunaan metode
carbing merupakan strategi yang baik dalam kendali glukosa
4. Menentukan jumlah karbohidrat yang diinginkan
5. Mengatur kandungan karbohidrat pada makanan
6. Lakukan monitor dan evaluasi

Pentalaksanaan Diet Pada Klien Dengan Diabetes Melitus / By : Dian Widawati, SKM, MSi Page 30
II. PENATALAKSANAAN DIET PADA KLIEN DIABETES MELITUS TIPE 2

A. Gambaran Umum
Diabetes Melitus Tipe 2 merupakan salah satu jenis penyakit diabetes dengan karakteristik
hiperglikemia yang terjadi karena sebab yang bervariasi, mulai dari yang karena dominan
resistensi insulin disertai defisiensi insulin relatif sampai dominan defek sekresi insulin
disertai resistensi insulin

B. Etiologi
DM tipe 2 merupakan tipe diabetes yang lebih umum, dan juga lebih banyak jumlah
penderitanya dibandingkan dengan DM tipe 1. Etiologi DM tipe 2 melibatkan banyak faktor
yang belum sepenuhnya jelas. Faktor genetic dan pengaruh lingkungan merupakan faktor
yang berkontribusi cukup besar dalam menyebabkan terjadiya DM tipe 2. Adapun yang
termasuk di dalamnya antara lain obesitas, diet tinggi lemak, tinggi natrium dan rendah
serat, serta kurang aktivitas fisik. Obesitas atau kegemukan merupakan salah satu faktor
pradisposisi utama.

C. Tujuan Diet
1. Menyediakan energy yang cukup sesuai kebutuhan yang digunakan untuk mencapai
atau mempertahankan berat badan ideal bagi orang dewasa, untuk mencapai
pertumbuhan dan perkembangan normal pada anak dan remaja, serta untuk
memenuhi kebutuhan yang meningkat akibat kebutuhan metabolik selama kehamilan
dan laktasi serta penyembuhan dari penyakit katabolik
2. Mencegah dan atau menangani komplikasi akut yang terjadi, penyakit jangka pendek,
serta masalah yang berhubungan dengan gangguan jasmani dan komplikasi kronis pada
DM, seperti penyakit ginjal, neuropati, hipertensi dan penyakit jantung
3. Meningkatkan status kesehatan secara keseluruhan melalui gizi yang optimal

Pentalaksanaan Diet Pada Klien Dengan Diabetes Melitus / By : Dian Widawati, SKM, MSi Page 31
D. “Prinsip Tepat 3J”
1. Tepat jumlah energi dan zat gizi yang dibutuhkan
a. Kebutuhan energi
Energi yang diberikan disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing individu
penderita DM. beberapa faktor yang mempengaruhi besarnya kebutuhan energi
antara lain berat badan, tinggi badan, usia, aktivitas fisik, adanya penyakit
lain/komplikasi (faktor stress), kehamilan dan laktasi. Penyediaan energi yang sesuai
dengan kebutuhan ditujukan untuk mencapai atau mempertahankan berat badan
ideal (berat badan sesuai dengan tinggi badan). Berat badan ideal dapat dihitung
berdasarkan rumus Brocca yang dimodifikasi sebagai berikut :

Berat badan ideal = 90 % (tinggi badan dalam cm – 100) x 100 %

Bagi pria dengan tinggi badan < 160 cm dan wanita dengan tinggi badan < 150 cm,
rumus yang dugunakan adalah :

Berat badan ideal = (tinggi badan dalam cm – 100) x 1 kg

Perhitungan berat badan menurut Perkeni adalah sebagai berikut :

Berat badan ideal laki-laki = (tinggi badan dalam m) 2 x 22,5 kg

Berat badan ideal perempuan = (tinggi badan dalam m) 2 x 21 kg

b. Kebutuhan karbohidrat, protein dan lemak


 Karbohidrat sehari yang dianjurkan adalah 45 - 60 % dari total asupan energi.
Karbohidrat total <130 g/hari tidak dianjurkan. Makanan diutamakan
mengandung karbohidrat dengan kandungan serat tinggi, sukrosa (gula pasir,
gula merah) tidak lebih dari 5% total energy dan diutamakan digunakan dalam
bumbu. Dianjurkan konsumsi serat 25 gram / 1.000 kalori dari kacang-kacangan,

Pentalaksanaan Diet Pada Klien Dengan Diabetes Melitus / By : Dian Widawati, SKM, MSi Page 32
buah dan sayuran. Penggunaan pemanis alternatif sebagai pengganti gula
diperbolehkan dengan jumlah tidak melebihi batas aman konsumsi harian
Langkah-langkah perhitungan kebutuhan Energi
1 Hitung BBI Laki-laki : BBI = (TB dalam m)2 x 22,5 BBI a
Perempuan : BBI = (TB dalam m)2 x 21
2 Hitung energi basal Laki-laki : 30 kkal/kg BB (b) Energi basal = (c) axb=c
Perempuan : 25 kkal/kg BB (b)
3 Hitung untuk energi aktivitas Faktor aktivitas (d) * Energy untuk dxc=e
Bedrest (10%) aktivitas = (e)
Ringan (20%)
Sedang (30%)
Berat (40%)
Sangat berat (50%)
4 Hitung energi untuk kondisi stress Faktor stress (f) : Energi untuk stress fxc
10 % : DM murni = (g)
13 % : Febris, kenaikan suhu 10C
50 % : Sirosis, kanker
10-25 % : Luka bakar 10%
25-50 % : Luka bakar 25%
50-100 % : Luka bakar 50%
10-20 % : CHF, bedah minor, CVA
20-40 % : Infeksi
50-80 % : Sepsis, post-operasi elektif
5 Hitung energi untuk koreksi umur Faktor koreksi umur (h) : Koreksi umur = (i) hxc
40 – 50 tahun : - 5 %
50 – 60 tahun : - 10 %
Dan seterusnya setiap kenaikan tahun – 5
%
6 Kehamilan dan laktasi Tambahan energi untuk kehamilan, laktasi Tambahan energi j
Trimester I : 150 kkal kehamilan, laktasi =
Trimester II – III : 350 kkal (j)
Laktasi : 500 kkal
7 Hitung kebutuhan Energi Total Energi basal + Aktivitas + Stres – Koreksi umur + Kehamilan/Laktasi
c + e + g –i + j
Sumber : Perkeni, 2015
*) Keterangan :
 Ringan : pegawai kantor, pegawai took, guru, ahli hukum, ibu rumah tangga, dan lain-lain
 Sedang : pegawai di industri ringan, mahasiswa, militer yang sedang tidak perang
 Berat : petani, buruh, militer dalam keadaan latihan, penari, atlet
 Sangat berat : tukang becak, tukang gali, pandai besi

 Protein dibutuhkan sebesar 10 – 15 % total asupan energi. Protein diberikan


lebih rendah yaitu 0,8 g/kg BB per hari (65 % dari protein bernilai biologis tinggi)
untuk penderita nefropati (gangguan pada ginjal)
 Lemak dibutuhkan sekitar 20 – 25 % kebutuhan kalori dengan komposisi lemak
jenuh (saturated fat) : < 7 % dari total kalori, kolesterol : < 300 mg/hari dan
membatasi asupan trans-fatty acids
Pentalaksanaan Diet Pada Klien Dengan Diabetes Melitus / By : Dian Widawati, SKM, MSi Page 33
 Rekomendasi ADA untuk komposisi zat gizi makro terhadap total energi yang
dianjurkan adalah 45 – 65 % energi dari karbohidrat, 20 – 35 % energi berasal
dari lemak dan 10 – 20 % dari protein

c. Kebutuhan vitamin, mineral dan cairan


 Kebutuhan vitamin, mineral maupun cairan sesuai dengan kecukupan yang
dianjurkan (AKG/DRI), terutama apabila asupan gizi sudah sesuai dengan
kebutuhan
 Anjuran konsumsi natrium sama dengan orang sehat yang tidak menderita DM
yaitu < 3.000 mg/hari, dan jika penderita mengalami hipertensi ringan sampai
sedang, anjuran konsumsi natrium < 2.400 mg/hari
 Suplementasi kalium dapat dilakukan pada penderita DM yang kehilangan
kalium akibat penggunaan diuretic yang tidak hemat potassium. Pembatasan
kalium dilakukan pada penderita DM dengan insufisiensi ginjal
 Suplementasi kromium memberikan efek yang menguntungkan dalam
pengendalian kadar glukosa darah terutama bagi penderita DM dengan nutrisi
parenteral. Namun, jika untuk penderita DM dewasa yang selama ini
berdasarkan data tidak banyak menderita kekurangan kromium, maka
suplementasi kromium dianggap kurang bermanfaat
 Pada penderita DM yang mempunyai risiko tinggi kekurangan magnesium, perlu
dilakukan monitoring dan evaluasi serum magnesium. Defisiensi magnesium
berperan terhadap terjadinya dalam resistensi insulin, intoleransi karbohidrat
dan juga hipertensi

2. Tepat jenis bahan makanan dan makanan


Ketepatan pemilihan jenis bahan makanan atau makanan perlu diperhatikan dalam
penyusunan menu makanan untuk penderita DM. bukan bertujuan untuk menghindari
bahan makanan tertentu atau mengonsumsi lebih banyak makanan tertentu, tetapi
untuk menyusun menu yang seimbang sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan dan
memenuhi komposisi zat gizi yang dianjurkan sumber karbohidrat, protein maupun

Pentalaksanaan Diet Pada Klien Dengan Diabetes Melitus / By : Dian Widawati, SKM, MSi Page 34
lemak dan serat. Oleh sebab itu, supaya tidak membosankan, dalam menyusun menu
perlu memanfaatkan Daftar Bahan Makanan Penukar (DBMP) yaitu suatu daftar yang
berisi tentang nama bahan makanan dengan ukuran tertentu dan dikelompokkan
berdasarkan kandungan energi, protein, lemak dan karbohidrat. Setiap kelompok bahan
makanan dianggap mempunyai nilai gizi yang kurang lebih sama. Dengan menggunakan
daftar bahan makanan penukar,akan memudahkan di dalam penyusunan menu
khususnya variasi bahan makanan dengan tetap memperoleh nilai gizi yang kurang lebih
setara.
Selain dari komposisi zat gizi, penderita DM juga dianjurkan memilih jenis bahan
makanan atau pun makanan yang tidak cepat meningkatkan kadar glokosa darah. Bahan
makanan atau makanan yang cepat meningkatkan kadar glukosa darah dikatakan
memiliki indeks glikemik (IG) tinggi. Jika ingin mengonsumsi bahan makanan atau
makanan dengan indeks glikemik tinggi, maka jumlahnya yang harus dibatasi. Kriteria
indeks glikemik :
Kategori Rentang Indeks Glikemik
IG rendah <55
IG sedang 55 – 70
IG tinggi >70

Pentalaksanaan Diet Pada Klien Dengan Diabetes Melitus / By : Dian Widawati, SKM, MSi Page 35
Contoh kandungan indeks glikemik dari beberapa makanan dan bahan makanan :
Bahan Nilai Indeks Bahan Nilai Indeks
makanan/makanan Glikemik makanan/makanan Glikemik
Sumber karbohidrat : Makanan jajanan :
Beras ketan 87,06 Nasi soto ayam 47,57
Beras merah 70,20 Ketoprak ketupat 68,49
Beras pera 52,84 Mi bakso 50,05
Sumber karbohidrat : Makanan jajanan :
Beras pulen 51,80 Gado-gado lontong 52,63
Kentang 40 – 67,71 Nasi soto babat 30,69
Nasi cianjur 50,07
Roti 67,25
Singkong 94,46
Sumber protein : Makanan jadi :
Kacang tanah 8,46 Diabetasol 52,1
Kacang kedelai 17,53 Indomie rasa ayam 27,06
Kacang hijau 28,87 Indomie goreng 49,72
Kacang merah 4,34 – 9,46 Indomie bihun kuah 77,66
Kacang tolo 30,39 Indomie bihun goreng 81,46
Buah-buahan : Bubur ayam 95,56
Pisang raja 57,10 Jus alpukat 14
Papaya lokal 37 Kukis cokelat (Tropicana) 19,4
Sawo 43,86 Roti dan selai strawberry 46,4
Nangka 63,97 Ice cream 9,2
Nanas 61,61
Jeruk Pontianak 40,32
Fruktosa murni 22
Madu Sumbawa 77
Laktosa murni 10

Selain dari bahan makanan yang memiliki Indeks Glikemik Tinggi, perlu pula
diperhatikan cara pengolahan makanan,karena beberapa cara pengolahan dapat
meningkatkan nilai indeks glikemik, yaitu merebus/mengukus dan menghaluskan bahan
(bubur, jus, dan lain-lain).

Pentalaksanaan Diet Pada Klien Dengan Diabetes Melitus / By : Dian Widawati, SKM, MSi Page 36
3. Tepat/teratur jadwal makan
Makan makanan dengan porsi kecil dalam waktu tertentu dapat membantu
memperbaiki kadar glukosa darah. Makan secara teratur missal setiap hari makan
utama 3 kali dan makan selingan atau snack 2-3 kali sehari, lebih memungkinkan kadar
glukosa darah turun sebelum makan berikutnya. Porsi makanan yang cukup besar akan
mengakibatkan lebih banyak glukosa dalam tubuh sehingga tubuh akan mungkin tidak
dapat memberikan cukup insulin yang efektif untuk menurunkan kadar glukosa darah.

Pentalaksanaan Diet Pada Klien Dengan Diabetes Melitus / By : Dian Widawati, SKM, MSi Page 37

Anda mungkin juga menyukai