Oleh kelompok :
Cut Izanny
Indah Dewi Anggriani Bersah
Lidya Rizky Damayani
Apa itu Diabetes Mellitus ?
Diabetes atau penyakit gula adalah penyakit kronis atau yang berlangsung jangka
panjang. Penyakit ini ditandai dengan meningkatnya kadar gula darah (glukosa)
hingga di atas nilai normal. Diabetes terjadi ketika tubuh pengidapnya tidak lagi
mampu mengambil gula (glukosa) ke dalam sel dan menggunakannya sebagai
energi. Kondisi ini pada akhirnya menghasilkan penumpukan gula ekstra dalam
aliran darah tubuh.
Oleh karena terjadinya resistensi insulin (reseptor insulin sudah tidak aktif sebab
dianggap kadarnya masih tinggi dalam darah) akan mengakibatkan defisiensi
relatif insulin. Hal tersebut dapat mengakibatkan berkurangnya sekresi insulin
pada adanya glukosa bersama bahan sekresi insulin lain sehingga sel beta
pankreas akan mengalami desensitisasi terhadap adanya glukosa.
Apa Etiologi/Penyebab DM?
a. Diabetes Tipe I
Penyebab diabetes ini adalah ketidakmampuan pankreas untuk memproduksi
cukup insulin, sehingga glukosa di dalam darah tidak dapat masuk ke dalam sel.
Gangguan pada pankreas ini diduga karena proses autoimun, yaitu ketika sistem
kekebalan tubuh seseorang menyerang sel-sel tubuh yang sehat.
Pada diabetes tipe 1, sistem kekebalan tubuh tersebut menyerang dan merusak sel
beta pada pankreas, sehingga tidak dapat memproduksi cukup insulin. Beberapa hal
yang bisa menjadi penyebab kerusakan sel beta pankreas, antara lain infeksi virus
(enterovirus, virus Epstein-Barr, virus rubella, rotavirus, serta virus gondongan),
konsumsi obat-obatan tertentu, serta pengaruh gluten.
a. Diabetes Tipe II
Diabetes tipe 2 terjadi akibat resistensi insulin, yaitu ketika sel tubuh menjadi
kebal atau tidak responsif terhadap insulin. Insulin membantu sel menyerap dan
mengubah gula (glukosa) menjadi energi. Resistensi insulin menyebabkan glukosa
tidak dapat masuk ke dalam sel.
Akibat kondisi tersebut, pankreas harus bekerja lebih keras untuk memproduksi
insulin agar glukosa dapat masuk ke sel. Namun, seiring waktu, sel pankreas akan
mengalami kerusakan akibat bekerja terlalu keras sehingga tidak dapat menghasilkan
insulin. Hal ini menyebabkan glukosa menumpuk dalam darah.
Apa Saja Gejala DM?
Jika gula darah tidak terkontrol, Diabetes Tipe I dan II bisa menimbulkan gejala yang
hampir sama, yaitu:
• Sering buang air kecil.
• Merasa haus dan banyak minum air.
• Sering merasa kelaparan.
• Sering merasa lelah.
• Pandangan kabur.
• Jika luka, sulit sembuh.
• Adanya gangguan penglihatan, seperti pandangan yang kabur.
• Terjadinya infeksi pada tubuh terus-menerus, yang umum terjadi pada bagian gusi,
kulit, maupun area vagina (pada wanita).
• Penurunan berat badan yang tidak jelas apa penyebabnya.
Perbedaan gejala diabetes tipe 1 dan 2 terletak pada rentang waktu kemunculan
gejala. Gejala diabetes tipe 1 biasanya muncul seketika dan berkembang dengan cepat
dalam waktu beberapa minggu. Sedangkan pada diabetes tipe 2, awalnya gejala tidak
tampak jelas, tapi secara perlahan gejala akan memburuk. Tidak jarang penderita
diabetes tipe 2 baru menyadari penyakitnya setelah mengalami komplikasi yang
serius.
Penderita diabetes tipe 1 juga biasanya menjadi mudah marah dan mengalami
perubahan suasana hati. Sementara itu, penderita diabetes tipe 2 juga dapat
mengalami gangguan saraf yang ditandai dengan kebas dan kesemutan di tangan atau
kaki.
Apa Saja Patofisiologi DM?
a. Diabetes Tipe I
Patofisiologi diabetes mellitus tipe 1 berupa penurunan sekresi insulin akibat
autoantibodi yang merusak sel-sel pulau Langerhans pada pankreas. Kerusakan
sel pulau Langerhans pankreas pada diabetes mellitus tipe 1 terjadi akibat
terbentuknya autoantibodi.
b. Diabetes Tipe II
Patofisiologi Diabetes Melitus Tipe-2 (DMT2) terjadi sebagai akibat
kombinasi beberapa aspek yang berlangsung lama, dapat bertahun-tahun secara
subklinis. Aspek-aspek tersebut adalah penurunan sekresi insulin, resistensi insulin,
dan ominous octet.
Apa Saja Faktor Risiko Diabetes Melitus
Untuk memastikan apakah pasien menderita diabetes tipe 1 atau tipe 2, dokter akan
menganjurkan pemeriksaan antibodi untuk mendeteksi kadar antibodi yang
menyerang sel-sel beta di dalam pankreas. Pemeriksaan antibodi ini dapat
membedakan diabetes tipe 1 dan tipe 2.
Selain tes antibodi, tes urine juga dapat membantu menentukan jenis diabetes. Dokter
dapat menduga pasien terkena diabetes tipe 1, jika kandungan keton terdeteksi di
dalam urine.
Bagaimana Pengobatan DM?
a. Diabetes Tipe I
- Insulin : Dibutuhkan suntik insulin untuk menggantikan hormon insulin yang
hilang. Pemberian dilakukan melalui suntikan, karena insulin akan dicerna oleh
lambung dan tidak bisa masuk ke aliran darah bila diberikan dalam bentuk pil.
- Sistem pankreas buatan : adalah serangkaian alat yang dirancang untuk meniru
fungsi pankreas dalam mengatur kadar gula darah. Sistem pankreas buatan dapat
mengukur kadar glukosa secara rutin dan menyesuaikan kadar insulin yang
disuntikkan, layaknya pankreas asli.
- Obat – obatan
b. Diabetes Tipe II
- Diet dan Olahraga : Menerapkan pola hidup sehat dengan rutin berolahraga dan
mengonsumsi makanan bergizi seimbang tidak hanya dapat menurunkan kadar gula
dalam darah, tetapi juga bisa menurunkan risiko terjadinya komplikasi. Dokter akan
menganjurkan pasien untuk mengonsumsi makanan yang kaya akan serat dan rendah
lemak.
- Pemeriksaan kesehatan rutin : Kadar gula darah pasien perlu diperiksa secara
rutin agar kadarnya sesuai dengan yang telah ditentukan oleh dokter. Pemeriksaan
juga bertujuan untuk mengetahui keberhasilan pengobatan yang sedang dilakukan.
Bagaimana Cara Mencegah DM?
Untuk mengurangi risiko penyakit diabetes, baik itu tipe 1 atau 2, ada beberapa cara yang
dapat dilakukan, yaitu: