HOME VISITE
OLEH :
PEMBIMBING :
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
MEDAN
2022
1
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
2
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
Beberapa pasien dengan diabetes tipe ini akan tetap tidak terdiagnosis
selama bertahun-tahun karena gejala jenis ini dapat berkembang sedikit
demi sedikit dan itu tergantung pada pasien . Diabetes tipe-2 sering terjadi
pada usia pertengahan dan orang tua, tetapi lebih umum untuk beberapa
orang obesitas yang memiliki aktivitas fisik yang kurang.1
c. Diabetes Mellitus Gestasional
Definisi diabetes mellitus gestational adalah intoleransi glukosa pada
waktu kehamilan, pada wanita normal atau yang mempunyai gangguan
toleransi glukosa setelah terminasi kehamilan.Diabetes melitus gestational
terjadi di sekitar 5–7% dari semua kasus pada kehamilan.1
d. Diabetes Mellitus Tipe Lain
Diabetes tipe lain ini disebabkan oleh karena kelainan genetic pada kerja
insulin, kelainan pada sel- β, penyakit pancreas, endocrinopathies, infeksi,
dan karena obat atau zat kimia dan juga sindroma penyakit lain.
4
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
1) Pemeriksaan glukosa darah puasa ≥126 mg/dl. Puasa adalah kondisi tidak
ada asupan kalori minimal 8 jam. Dilakukan pengambilan sampel darah
untuk Tes gula darah puasa setelah pasien melakukan puasa minimal 8
jam.
2) Pemeriksaan glukosa darah ≥200mg/dl 2 jam setelah Tes Toleransi
Glukosa Oral (TTGO) dengan beban glukosa 75 gram. Pada tes TTGO
pasien melakukan puasa terlebih dahulu minimal 8 jam, setelah itu diminta
makan dan minum seperti biasanya. Selang waktu 2 jam setelah itu
dilakukan pengecekan kadar gula darah.
5
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
6
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
7
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
8
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
1. Non farmakologi.
Penatalaksanaan DM tipe 2 secara non-farmakologi meliputi:
a. Edukasi
Pemberian edukasi meliputi antara lain pemahaman tentang penyakit,
pengendalian penyakit, komplikasi yang ditimbulkan penyakit, pemantauan
gula darah dan kemampuan merawat diri sendiri bagi penderita DM. Edukasi
dapat dilakukan melalui penyuluhan kesehatan di berbagai pelayanan
kesehatan. Pemberian edukasi tentang pencegahan DM terdiri dari: pencegahan
secara primer yang diberikan kepada kelompok masyarakat yang beresiko DM
dimana belum menderita DM, pencegahan sekunder yang diberikan kepada
kelompok masyarakat untuk mencegah dan mengobati DM secara dini dan
pencegahan tersier diberikan kepada kelompok masyarakat yang sudah
mengidap DM menahun.
b. Terapi nutrisi
Pengaturan pola makan yang baik, sehat dan seimbang akan menurunkan
berat badan, sehingga asupan glukosa ke dalam tubuh terkontrol dan
mengurangi beban kerja insulin. Pengaturan pola makan meliputi 3J (jadwal,
jenis dan jumlah). Standart yang dianjurkan adalah makanan dengan komposisi
yang seimbang dalam hal karbohidrat 60-70% total asupan energi, lemak 20-
25% total asupan energi, protein 10-15% total asupan energi, natrium <2300
mg / hari dan serat 20-35 gram / hari. Untuk menentukan status gizi
menggunakan rumus perhitungan Indeks Massa Tubuh (IMT). Rumus yang
dipergunakan adalah:
9
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
c. Aktifitas fisik
Aktifitas fisik meliputi kegiatan jasmani dan latihan jasmani.Pada
kegiatan jasmani sehari-hari, misalnya mengerjakan pekerjaan rumah tangga
dan melakukan aktifitas saat bekerja, yang intinya adalah menghindari
kebiasaan hidup yang kurang gerak.Sedangkan latihan jasmani, misalnya jalan
kaki cepat, bersepeda santai dan berenang. Kegiatan berolah raga dilakukan 3-5
kali selama 30 menit dalam seminggu atau sesuai dengan umur dan
kemampuan pasien DM. Pada latihan jasmasi dianjurkan terlebih dahulu
pemeriksaan cek kadar gula darah. Latihan jasmani selain untuk menjaga
kebugaran tubuh juga untuk menurunkan berat badan dan memperbaiki
sensitifitas insulin, sehingga dapat mengendalikan glukosa dalam darah.
2. Farmakologi
Penatalaksanaan DM tipe 2 secara farmakologi dilakukan dengan penggunaan
obat antidiabetes oral, meliputi:10
1) Golongan Sulfonilurea
Mekanisme kerja golongan ini adalah merangsang sekresi insulin di sel
beta di pankreas dengan menutup kanal K ATP yang ada di membran sel-
sel beta, sehingga memberikan efek merangsang untuk meningkatkan
sekresi insulin.Generasi pertama dari sulfonilurea adalah tolbutamide dan
klorpropamide.Generasi kedua dari sulfonilurea yang umummya
digunakan adalah gliburid atau glibenklamid, glimepirid, glipizid, glikazid
dan glikuidon.Efek samping yang umumnya terjadi dari golongan ini
adalah hipoglikemia, penambahan berat badan, sedangkan efek samping
lainnya adalah ruam kulit, pusing, gastrointestinal dan fotosensifitas. Perlu
diperhatikan pada penggunaan obat ini pada penderita ginjal, gangguan
faal hati dan usia lansia.
10
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
2) Golongan Meglitinid
3) Golongan Biguanid
11
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
4) Golongan Tiazolidinedion
12
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
13
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
14
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
a. Komplikasi akut
b. Komplikasi Kronis
15
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
Berikut ini adalah daftar anggota keluarga yang tinggal serumah dengan
pasien (Kasmiati)
2. BENTUK KELUARGA
Dari tabel diatas terlihat bahwa bentuk keluarga pasien adalah Nuclear
Family. Hal ini sesuai dengan kepustakaan yang menyatakan bahwa nuclear
family adalah keluarga inti atau keluarga dasar yang terdiri dari ayah, ibu, dan
anak- anaknya.
16
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
3. GENOGRAM KELUARGA
Keterangan :
: Perempuan Sehat
: Penderita
17
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
STATUS PENDERITA
Identitas Pasien :
Nama : Suriani
Umur : 53 Tahun
Jenis Kelamin: Perempuan
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Suku/Bangsa : Jawa, Indonesia
Alamat : Jl. Karya jaya
Status : menikah
1. Kecacatan/Gangguan
- Activities of daily living (ADL) YA ( ) TIDAK (V)
- Penggunaan alat bantu YA ( ) TIDAK (V)
- Gangguan keseimbangan YA ( ) TIDAK (V)
- Gangguan sensoris YA ( ) TIDAK (V)
2. Nutrisi
Pasien makan 3x sehari dengan lauk pauk berupa ikan, telur, konsumsi
sayur dan buah jarang. Diantara makan besar kadang disisipi dengan
makan snack atau cemilan lain.
18
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
Status Nutrisi
a. Berat badan : 58 kg
b. Tinggi badan : 150 cm
c. IMT : 25,7
d. Kesan : Overweight
3. Lingkungan Rumah
Lingkungan sekitar : baik
Eksterior rumah
a. Atap : Seng
b. Pintu Rumah : Kayu
c. Dinding Rumah : Tembok
d. Jendela : Kaca + kayu. Jendela ditutup dengan gorden
e. Ventilasi : Hanya dari jendela dan pintu
f. Halaman : (-)
Interior Rumah
a. Kepadatan : sedang
b. Kebersihan : baik
c. Kenyamanan : baik
d. Privasi : baik
e. Hewan peliharaan: tidak terdapat hewan peliharaan
f. Buku-buku : tidak ada
19
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
g. Televisi : ada
h. Pernak-pernik : tidak ada
4. Orang Lain
5. Medikasi
20
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
6. Pemeriksaan
Berat Badan : 65kg
Tinggi Badan : 158cm
Tekanan Darah : 150/90 mmHg (17 November 2021)
140/80 mmHg (19 November 2021)
KGD : 214 mg/dL (17 November 2021)
226 mg/dL (19 November 2021)
21
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
Nama : Suriani
Umur : 53 Tahun
Jenis Kelamin: Perempuan
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Suku/Bangsa : Jawa, Indonesia
Alamat : Jl. Karya jaya
Status : menikah
1. Anamnesis Penyakit
a. Keluhan Utama : Tangan kebas-kebas
b. Telaah : Hal ini dirasakan oleh pasien kurang lebih 1 bulan ini. Tangan
kebas dirasakan hilang-timbul, memberat saat beraktivitas dan berkurang saat
beristirahat. Tangan kebas-kebas yang dirasakan pasien tidak mengganggu
aktivitasnya karena pasien masih bisa menahannya. Selain itu pasien juga
mengeluhkan sering buang air kecil terutama saat malam hari dan sering merasa
haus. Pasien juga merasa bahwa dirinya semakin kurus namun pasien tidak ingat
berat badannya berkurang berapa kilogram.
c. Riwayat Penyakit Terdahulu : DM tipe 2, hipertensi
d. Riwayat pemakaian obat : Glibenclamide, Metformin, Amlodipin
e. Riwayat penyakit keluarga :-
f. Riwayat Kebiasaan : Merokok (-) Minum beralkohol (-)
g. Riwayat Gizi : Pasien makan 3 kali sehari dengan porsi normal
dan lauk pauk bervariasi.
h. Riwayat Lingkungan : Lingkungan pasien tergolong bersih
22
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
2. Pemeriksaan Fisik
a. Vital sign
1. Tekanan Darah : 150/90 mmHg (17-11-2021) ; 140/80 mmHg (19-11-2021)
2. Frek Nadi : 84x/i (17-11-2021) ; 90x/i (19-11-2021)
3. Frek Napas : 18x/i (17-11-2021) ; 20x/i (19-11-2021)
4. Suhu : 37,1 (17-11-2021) ; 36,8 (19-11-2021)
b. Status Generalisata
1. KU/KP/KG : Sedang/Sedang/Sedang
2. Kesadaran : Compos Mentis
3. Mata : Konjungtiva anemis (-), sclera icterus (-), pupil iosokor,
diameter 3mm/3mm, Refleks Cahaya (+).
4. Leher : Pembesaran KGB (-).
5. Thoraks
o Inspeksi : Simetris,
o Palpasi : Sterm fremitus kanan dan kiri sama,
o Perkusi : Sonor pada kedua lapangan paru,
o Auskultasi : Versikuler pada kedua lapangan paru
6. Abdomen
o Inspeksi : Simetris,
o Palpasi : Soepel, nyeri tekan (-)
o Perkusi : Timpani
o Auskultasi : Peristaltik (+) normal
7. Ekstremitas : Akral hangat, edema (-)
3. Pemeriksaan Penunjang
KGD : 214 mg/dL (17-11-2021); 226 mg/dL (03-11-2021)
4. Tatalaksana dan Edukasi
23
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
Terapi Medikamentosa
R/ Amlodipine Tab mg 5 No.X
S 1 dd Tab 1
R/ Glibenclamide Tab mg 5 No. X
S 1 dd Tab 1
R/ Metformin Tab mg 500 No. XX
S 2 dd Tab 1
Edukasi:
5. Pembahasan Kasus
DM tipe 2 merupakan kelompok penyakit metabolic kronis yang terjadi
akibat dari insensitivitas sel terhadap insulin (resistensi insulin) serta defisiensi
insulin relative yang menyebabkan hiperglikemia.
Faktor risiko DM tipe 2 berkaitan dengan factor risiko yang tidak dapat
diubah dan yang dapat diubah. Faktor risiko yang tidak dapat diubah meliputi usia
dan jenis kelamin. Sedangkan factor risiko yang dapat diubah diantaranya berat
badan, obesitas, kurangnya aktivitas fisik, hipertensi, dislipidemia, serta diet tidak
sehat dan seimbang.
Gejala DM tipe 2 terdiri dari gejala klasik yaitu polifagia, polidipsi,
polyuria, serta penurunan berat badan. DM tipe 2 ditegakkan berdasarkann hasil
pemeriksaan kadar glukosa darah meliputi kadar glukosa darah puasa ≥126 mg/dl
atau kadar glukosa darah 2 jam setelah TTGO (Tes Toleransi Glukosa Oral) ≥200
mg/dl atau kadar glukosa darah sewaktu ≥200 mg/dl atau pemeriksaan HbA1c
≥6,5%.
24
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
DOKUMENTASI
25
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
26
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
DAFTAR PUSTAKA
27