1
BAB I
PENDAHULUAN
Sekitar 230 juta penduduk dunia menderita Diabetes Melitus. Angka ini akan
mengalami kenaikan sebanyak 3% atau bertambah 7 juta setiap tahun. Pada tahun 2025
diperkirakan akan ada 350 juta orang yang terkena Diabetes Melitus. Diabetes Melitus
telah menjadi penyebab kematian terbesar keempat di dunia. Setiap tahun ada 3,2 juta
kematian yang disebabkan langsung oleh Diabetes Melitus (Tandra, 2009).
Diabetes Mellitus disebut dengan the silent killer karena penyakit ini dapat
mengenai semua organ tubuh dan menimbulkan berbagai macam keluhan. Penyakit
yang akan ditimbulkan antara lain gangguan penglihatan mata, katarak, penyakit
2
jantung, sakit ginjal, impotensi seksual, luka sulit sembuh dan membusuk/gangren,
infeksi paru-paru, gangguan pembuluh darah, stroke dan sebagainya. Tidak jarang,
penderita DM yang sudah parah menjalani amputasi anggota tubuh karena terjadi
pembusukan.Untuk menurunkan kejadian dan keparahan dari Diabetes Melitus tipe 2
maka dilakukan pencegahan seperti modifikasi gaya hidup dan pengobatan seperti obat
oral hiperglikemik dan insulin (Depked, 2005).
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
meningkat.
glukosa dalam darah secara kronis lebih tinggi daripada nilai normal
4
(hiperglikemia) akibat tubuh kekurangan insulin atau fungsi insulin tidak
efektif. Penyakit ini dikenal sebagai penyakit akibat dari pola hidup
dalam sel β, tetapi stimulus yang paling kuat adalah peningkatan glukosa
sel dan memulai sejumlah aksi termasuk peningkatan ambilan glukosa oleh otot,
hati dan jaringan adiposa. Pada DM terdapat kekurangan relatif atau absolut
serius.
vena. Penggunaan bahan darah utuh (whole blood), vena ataupun kapiler
5
Kriteria diagnosis diabetes mellitus :
mata kabur.
insulin akibat penyakit autoimun atau idiopatik. Tipe ini sering disebut
membutuhkan insulin.
insulin.
6
DM tipe 2 ini disebut NIDDM (Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus)
disebabkan kegagalan relatif sel β dan resistensi insulin. Bervariasi,
mulai yang predominan resistensi insulin disertai defisiensi insulin relatif
sampai yang predominan gangguan sekresi insulin bersama resistensi
insulin. Akibat resistensi insulin atau gangguan sekresi insulin. Pada tipe
2 ini tidak selalu dibutuhkan insulin, kadang – kadang cukup dengan
diet dan antidiabetik oral. Karenanya tipe ini jugadisebut Non Insulin
Dependent Diabetes Mellitus atau NIDDM.
genetic lain.
7
Faktor risiko terjadinya GDM adalah usia tua, etnik, obesitas, riwayat
e. Pra-Diabetes
berada diantara kadar normal dan diabetes, lebih tinggi dari pada
namun diperkirakan cukup tinggi, jauh lebih tinggi dari pada penderita
diabetes.
diabetes.
8
Gaya hidup merupakan perilaku seseorang yang ditunjukkan
dalam aktivitas sehari-hari. Makanan cepat saji, olahraga tidak teratur dan
minuman bersoda adalah salah satu gaya hidup yang dapat memicu
terjadinya DM tipe 2.
c) Obesitas
Obesitas merupakan salah satu faktor risiko utama untuk
terjadinya penyakit DM. Obesitas dapat membuat sel tidak sensitif
terhadap insulin (resisten insulin). Semakin banyak jaringan lemak pada
tubuh, maka tubuh semakin resisten terhadap kerja insulin, terutama bila
lemak tubuh terkumpul didaerah sentral atau perut (central obesity).
9
DM. Apabila kedua orangtua menderita DM, maka akan memiliki risiko
terkena DM sebesar 6,1 kali lipat lebih tinggi.
2.4 Patofisiologi DM
10
Kondisi ini disebabkan oleh kekurangan insulin namun tidak
mutlak. Ini berarti bahwa tubuh tidak mampu memproduksi insulin yang
cukup untuk memenuhi kebutuhan yang ditandai dengan kurangnya
sel beta atau defisiensi insulin resistensi insulin perifer. Resistensi insulin
perifer berarti terjadi kerusakan pada reseptor-reseptor insulin sehingga
menyebabkan insulin menjadi kurang efektif mengantar pesan-pesan
biokimia menuju sel-sel. Dalam kebanyakan kasus diabetes tipe 2 ini,
ketika obat oral gagal untuk merangsang pelepasan insulin yang memadai,
maka pemberian obat melalui suntikan dapat menjadi alternatif.
11
Kompikasi metabolik akut pada penyakit diabetes melitus
terdapat tiga macam yang berhubungan dengan gangguan keseimbangan
kadar glukosa darah jangka pendek,diantaranya:
a) Hipoglikemia
Hipoglikemia (kekurangan glukosa dalam darah) timbul sebagai
komplikasi diabetes yang disebabkan karena pengobatan yang
kurang tepat.
b) Ketoasidosis diabetik
Ketoasidosis diabetik (KAD) disebabkan karena kelebihan kadar
glukosa dalam darah sedangkan kadar insulin dalam tubuh
sangat menurun sehingga mengakibatkan kekacauan metabolik
yang ditandai oleh trias hiperglikemia, asidosis dan ketosis.
12
3-6 bulan. Nefropati diabetik merupakan penyebab utama
terjadinya gagal ginjal terminal.
Ada 5 golongan antidiabetik oral yang dapat digunakan untuk DM dan telah
dipasarkan di Indonesia yakni golongan: sulfonilurea, meglitinid, biguanid,
penghambat a-glikosidase dan tiazolidinedion. Kelima golongan ini dapat
diberikan pada DM tipe 2 yang tidak dapat dikontrol hanya dengan diet dan
latihan fisik saja.
a. Golongan Sulfonilurea
13
Golongan obat ini sering disebut sebagai insulin secretagogues, kerjanya
merangsang sekresi insulin dari granul sel–sel ß Langerhans pankreas.
Rangsangannya melalui interaksinya dengan ATP–sensitive K channel pada
membran sel–sel ß yang menimbulkan depolarisasi membran dan keadaan ini
akan membuka kanal Ca. Dengan terbukanya kanal Ca maka ion Ca akan masuk sel
ß, merangsang granula yang berisi insulin dan akan terjadi sekresi insulin dengan
jumlah yang ekuivalen dengan peptida-C. Sulfonilurea dapat mengurangi klirens
insulin di hepar. Pada penggunaan jangka panjang atau dosis yang besar dapat
menyebabkan hipoglikemia.
Efek sampingnya hipoglikemia, bahwa sampai koma tentu dapat timbul. Reaksi ini
lebih lebih sering terjadi pada pasien usia lanjut dengan gangguan fungsi hepar
atau ginjal, terutama yang menggunakan sediaan dengan masa kejang panjang.
Reaksi alergi jarang sekali terjadi, mual, muntah, diare, gejala hematologik,
susunan saraf pusat, mata.
b. Golongan Meglitinid
Repaglinid dan nateglinid merupakan golongan meglitinid, mekanisme
kerjanya sama dengan Sulfonilurea tetapi struktur kimianya sangat berbeda.
Golongan ini merangsang insulin dengan menutup kanal K yang ATP-independent
di sel ß pankreas.
c. Golongan Biguanid
Biguanid merupakan suatu antihiperglikemik, tidak menyebabkan
rangsangan sekresi insulin dan umumnya tidak menyebabkan hipoglikemia.
Metformin menurunkan produksi glukosa di hepar dan meningkatkan sensitifitas
jaringan otot dan adipose terhadap insulin.
Efek sampingnya hampir 20% pasien dengan metformin mengalami mual, muntah,
diare. Tetapi dengan menurunkan dosis keluhan-keluhan tersebut segera hilang.
Biguanid meningkatkan kepekaan reseptor insulin, sehingga absorbsi glukosa di
14
jaringan perifer meningkat dan menghambat glukoneogenesis dalam hati dan
meningkatan penyerapan glukosa di jaringan perifer.
e. Golongan Tiazolidinedion
Efek samping antara lain, peningkatan berat badan, edema, menambah volume
plasma dan memperburuk gagal jantung kongestif. Edema sering terjadi pada
penggunaannya bersama insulin. Kecuali penyakit hepar, tidak dianjurkan pada
gagal jantung kelas 3 dan 4 menurut klasifikasi New York Heart Association.
Hipoglikemia pada penggunaan monoterapi jarang terjadi.
15
Gambar 1. Penggunaan obat hipoglikemi oral menurut PERKENI, 2006
16
Gambar 2. Pendekatan terapi antihiperglikemik pada Diabetes Melitus tipe 2 oleh
American Diabetes Association (Dipiro, 2016)
17
Gambar 3. Algoritma pengobatan oral pasien Diabetes Melitus oleh American
Association of Clinical Endocrinologists (Dipiro, 2016)
18
Gambar 4. Inisiasi dan penyesuain regimen insulin (Dipiro, 2016)
a. Tepat Diagnosis
diagnosis yang tepat. Jika diagnosis tidak ditegakkan secara tepat maka pemilihan
yang diindikasikan untuk infeksi bakteri, dengan demikian pemberian obat ini
19
tidak dianjurkan untuk pasien yang tidak menunjukkan adanya gejala infeksi
bakteri.
c. Tepat Pemilihan
ditegakkan dengan benar, dengan demikian obat yang dipilih haruslah yang
d. Tepat Dosis
Agar suatu obat dapat memberikan efek terapi yang maksimal diperlukan
penentuan dosis, cara dan lama pemberian yang tepat. Besar dosis, cara dan
pasien.
f. Tepat Pasien
menyertai. Hal ini lebih jelas terlihat pada beberapa jenis obat seperti teofilin dan
g. Tepat Informasi
20
Kejelasan informasi tentang obat yang harus diminum atau digunakan
Informasi yang diberikan meliputi nama obat, aturan pakai, lama pemakaian, efek
samping yang ditimbulkan oleh obat tertentu, dan interaksi obat tertentu dengan
makanan.
bersangkutan.
Pemberian obat kurang dari yang seharusnya diperlukan, baik dalam hal
dosis, jumlah maupun lama pemberian. Tidak diresepkannya obat yang diperlukan
Pemberian beberapa obat untuk satu indikasi penyakit yang sama. Dalam
kelompok ini juga termasuk pemberian lebih dari satu obat untuk penyakit yang
21
Pemberian obat yang tidak sesuai dengan indikasi penyakit, pemberian
pemberian obat yang memberikan kemungkinan risiko efek samping yang lebih
besar.
Obat esensial adalah obat terpilih yang paling dibutuhkan untuk pelayanan
diupayakan tersedia pada unit pelayanan kesehatan sesuai dengan fungsi dan
secara rasional.
Obat generik adalah obat dengan nama resmi International Non Propietary
Names (INN) yang ditetapkan dalam Farmakope Indonesia atau buku standar
lainnya untuk zat berkhasiat yang dikandungnya. Obat generik merupakan obat
yang telah terjamin mutu, keamanan dan khasiat serta harga yang terjangkau oleh
secara rasional.
22
2.6.3 Penggunaan Obat yang Tidak Rasional
negatif yang diterima oleh pasien lebih besar dibanding manfaatnya. Dampak
23
BAB III
TINJAUAN KASUS
1. Identitas Pasien
Umur : 60 Tahun
Ruangan : HCU - IW
Agama : Islam
Kawin/Tidak : Kawin
Pendidikan/Pekerjaan : PNS
Pembayaran/Status : BPJS
2. Riwayat Penyakit
a. Keluhan Utama
Sesak nafas meningkat sejak 1 hari yll, sesak tidak berbunyi, tidak
dipengaruhi oleh suhu, aktivitas dan makanan.
Demam sejak 1 hari yll, tidak menggigil. BAK sering dan berbusa sejak 1
hari yll. Hari ini mual (+), muntah (+)
24
DM sejak 2 tahun yll, terkontrol dengan insulin. Riwayat hipertensi (-),
riwayat sakit jantung (-)
3. Data Penunjang
Berat badan : 40 Kg
Nadi : 128x/menit
Pernafasan : 20x/menit
Mata : CA (-) SI (-)
Thorax (cor) : Bronkovaskular, bhronki (+/+)
Abdomen : Tidak Membuncit
c. Data Laboratoium
25
45-65 mg/dL
(perempuan)
3,5-7,2 mg/dL(laki-laki)
Asam Urat -
2,6-6 mg/dL
(perempuan)
4. Diagnosis
26
6. Monitoring Kondisi Pasien
Sesak Nafas √ √ √ - - -
Nyeri Dada - - √ √ √ -
Lemas √ √ √ √ √ √
Istirahat √ √ √ √ √ √
Nafsu - - - - - -
Makan
7. Terapi Farmakologi
1. Nacl 0,9 % √ √ √
27
4. Inj.Ceftriaxon √ √ √ √ √ √
5. Infus Ciprofloxac √ √ √ √ √ √
in
6. Paracetamol √ √ √ √ √ √
7. Domperidon √ √ √ √ √ √
8. Clopidogrel √ √ √ √
9. Bisoprolol √ √ √ √
10. Simvastatin √ √ √ √
11. Inj.Novorapid √ √ √
12. Inj.Levemir √ √ √
28
DFP 1 – LEMBAR PENGOBATAN
No. RM : 00.46.19.49 Ruang asal: IGD Diagnosa : KAD DM tipe 2, CAP, ISK, Tgl. MRS/ KRS : 23 Maret 2019
Nama/ Umur : Ny. WR / 60 tahun hiperglikemia Ket KRS :
BB/ TB/ LPT : 42 kg/ 155 cm Alasan MRS : Sesak Nafas, Demam, BAK Pindah ruangan/ tgl : -
Alamat : Mutiara putih blok I no 7 sering dan Berbusa, Mual Nama Dokter : dr. Rohayat
Riwayat Alergi Padang dan Muntah Bilmahdi, SpPD
: Tidak Ada Nama Apoteker : Apt. Juni Fitrah,
Riwayat Penyakit : DM Tipe 2 M.Farm
Tanggal
No. Nama Obat dan Dosis Regimen
23/3 24/3 25/3 26/3 27/3 28/3
Nacl 0,9 % √ √ √
1
IVFD NaCl 0,9% √ √ √ √
2
Drip Insulin (50 UI insulin dalam 48 cc NaCl 0,9%) √ √ √ AFF
3
Inj.Ceftriaxon √ √ √ √ √ √
4
Infus Ciprofloxacin √ √ √ √ √ √
5
29
Paracetamol √ √ √ √ √ √
6
Domperidon √ √ √ √ √ √
7
Clopidogrel √ √ √ √
8
Bisoprolol √ √ √ √
9
Simvastatin √ √ √ √
10
Inj.Novorapid √ √ √
11
Inj.Levemir √ √ √
12
Drip KCL √ √ √ √ √
13
Arixtra (Fondaparinux Na) √ √ √
14
30
DATA KLINIK (yang penting)
No.
Parameter Nilai normal 23 24 25 26 27 28
1 Suhu 36,5 – 37oC 37,9 37 36,7 36,8 36,5 36,5
2 Nadi 60 – 90 x/menit 128 81 90 90 88 84
3 RR 18 – 20 x/menit 20 20 22 20 20 20
4 Tek. Darah 120/80 90/60 100/60 110/70 100/60 120/80 110/60
5 KU Normal CM CM CM CM CM CM
6 GCS -456
7 Kejang - -
8 Mual/Muntah + + - - - - -
9 Skala nyeri 0
1 MCV 86,7-102,3 fL
2 MCH 27,1-32,4 pg
3 MCHC 29,7-33,1 g/dL
4 Hb 11 – 14,7 g/dL 12,50
5 Leukosit 3,37 – 10 X 103/ µL 23.170/mm3
6 Trombosit 150 - 450 X 103/ µL 366.000/mm3
7 HCT 41,3-52,1 % 39
8 RBC 3,60-5,46 X 106 µL
DATA KLINIK
No.
Parameter Nilai normal 23 24 25 26 27 28
1 K 3,8 – 5,0 mmol/ L 4,60 3,70 3,20 3,20
31
2 Na 136 – 144 mmol/L 138 140 129 132
3 Cl 97 – 103 mmol /L 107 116 106 103
4 Ca 7,6-11,0 mg/dL 7,80 8,30
1 pH 7,35-7,45
2 PCO2 35-45 mmHg
3 PO2 80-100 mmHg
4 HCO3 22,0-26,0 mEq/L
1 SGOT 0-35 U/L 17
2 SGPT 0-35 U/L 18
1 Warna Kuning Kuning Kuning muda
2 pH 4,8-7,4 6 6,5
3 Albumin 3,4-4,8 g/dL
4 Leukosit 3,6-11 x 103/µL 0-1/LPB 0-1/LPB
5 Nitrit -
6 Bilirubin - - -
7 Urobilinogen - + +
8 Asam urat 2,6-7,2 mg/dL
Kreatinin
9 0,00 –0,00 mg/dL
darah
Glukosa + + -
Keton + + -
1 Albumin 3,40 – 5,00 g/dL 5 3,2
2 GDA 40 – 121 mg/ dL 607
3 CRP %
4 PPT 9 – 12 detik 19,1
32
Kontrol 10,5
23 – 33 detik
5 APTT 30,2
Kontrol 26,1
Kolesterol
< 200 mg/dl 163
total
HDL > 66 mg/dl 61
LDL < 150 mg/dl 106
Total Protein 6,6 - 8,7 g/dl 5,9
Globulin 1,3-2,7 g/dl 2,7
CK-MB < 24 u/i 45
Troponin I < 0.01 ng/l 27,2
33
DFP-2 LEMBAR MONITORING OBAT PENDERITA
No. RM : 00.46.19.49 Ruang asal: IGD Diagnosa : KAD DM Tipe 2, CAP, ISK, Tgl. MRS/ KRS : 23 Maret 2019
Nama/ Umur : Ny. WR / 60 tahun Hiperglikemia Ket KRS :
BB/ TB/ LPT :40 kg/ 155 cm Alasan MRS : Sesak Nafas, Demam, BAK Pindah ruangan/ tgl : -
Alamat : Mutiara putih blok I no. 7 sering dan Berbusa, Mual Nama Dokter : dr. Rohayat
Riwayat Alergi Padang dan Muntah Bilmahdi, SpPD
: Tidak Ada Riwayat Penyakit : DM Tipe 2 Nama Apoteker : Apt. Juni Fitrah,
M.Farm
Hari dan
No. Uraian Masalah Rekomendasi / Saran Tindak Lanjut
Tanggal
1 25/3 -2019 S = lemah, letih P = edukasi pasien
O=
TD: 130/70 mmhg
Leukosit : 4560
CKD stage V
A = saat ini tidak ada masalah
terkait obat
2 S= P=
O=
A=
3 S= P=
O=
A=
34
DFP – 3 LEMBAR MONITORING EFEK SAMPING OBAT (AKTUAL)
No. RM : Ruang asal: IGD Diagnosa : KAD DM Tipe 2, CAP, ISK, Tgl. MRS/ KRS : 23 Maret 2019
Nama/ Umur : Ny. WR / 60 tahun Hiperglikemia Ket KRS :
BB/ TB/ LPT : 40 kg/ 155 cm Pindah ruangan/ tgl : -
Alamat : Mutiara putih blok I no. 7 Alasan MRS : Sesak Nafas, Demam, BAK Nama Dokter : dr. Rohayat
Riwayat Alergi Padang sering dan Berbusa, Mual Bilmahdi, SpPD
: Tidak Ada dan Muntah Nama Apoteker : Apt. Juni Fitrah,
Riwayat Penyakit : DM Tipe 2 M.Farm
Regimen Evaluasi
No. Hari/Tanggal Manifestasi ESO Nama Obat Cara Mengatasi ESO
Dosis Tanggal Uraian
Gangguan fungsi hati Paracetamol Konsumsi sesuai
jika dikonsumsi dengan dosis yang
dalam jangka waktu dianjurkan dan
1 lama dan dengan hentikan pemakaian
dosis tinggi jika efek analgesik
antipiretik sudah
didapatkan
35
Anemia (1-20%), Arixtra Asupan makanan
demam, mual penambah darah,
3 hentikan pemakaian
jika terjadi anemia
berat
dst
36
DFP – 4 FORM RENCANA KERJA FARMASI DAN LEMBAR PEMANTAUAN
37
Penanganan ASHD
Dada tidak
(Arteriosklerotic Heart Arixtra Nyeri dada Secara berkala
terasa nyeri
Disease)
Kadar
trombosit / Trombosit
Penanganan platelet Clopidogrel berkala
protombin normal
time
Bakteri Bakteri
Ceftriaxon,
Anti bakteri penyebab menjadi tidak
ciprofloxacin
infeksi ada
Kadar GD
Sewaktu
Kadar gula < 200
Penanganan Novorapid darah berada mg/dl
GD puasa 70 - Secara berkala
Hiperglikemia Levemir pada batas
normal 125 mg/dl
GD 2 jam PP
< 200
mg/dl
38
Frekwensi
Mengurangi mual dan Tidak lagi
Domperidon mual dan Secara berkala
muntah mual,muntah
muntah
39
PENGKAJIAN OBAT
NaCl 0,9 %
Penggunaan Mengganti cairan tubuh yang hilang
Mengatur keseimbangan cairan tubuh
Mengatur kerja dan fungsi otot jantung
Mendukung metabolisme tubuh dan
merangsang kerja syaraf
Ceftriaxone Inj
Mekanisme Bekerja dengan 1 atau lebih dari protein
kerja pengikat penisilin yang menghambat sintesis
transpeptidasi peptidoglikan di dinding sel
bakteri, sehingga menghambat biosintesis
dan menahan rantai dinding sel yang
mengakibatkan sel bakteri
40
Kadarnya meningkat bila digunakan bersama
dengan probenecid
Meningkatkan efek racun dari Aminoglikosida
terhadap ginjal
ESO Nyeri tenggorokan, nyeri perut, mual,
muntah ,diare, feses berwarna hitam
Ciprofloxacin Inf
Mekanisme Anti infeksi floroquinolone, menghambat
kerja sintesis DNA dan topoisomerase IV yang
berperan penting dalam replikasi DNA
41
Probenecid dapat meningkatkan kadar
ciprofloksasin dalam darah.
Meningkatkan efek obat obat pengencer
darah Warfarin
Mempengaruhi kadar phenytoin dalam darah
Paracetamol 500 mg
Mekanisme Paracetamol mengurangi rasa sakit dengan
kerja cara mengurangi produksi zat dalam tubuh
yang disebut prostaglandin. Prostaglandin
adalah unsur yang dilepaskan tubuh sebagai
reaksi terhadap rasa sakit. Paracetamol
menghalangi produksi prostaglandin, sehingga
tubuh menjadi tidak terlalu fokus pada rasa
sakit. Paracetamol juga bekerja dengan
42
memengaruhi bagian otak yang berfungsi
mengendalikan suhu tubuh
Gol Analgetik-Antipiretika
43
maksimum 4 gram per hari, dewasa dan anak–
anak dengan berat badan 10 -50 kg, 15 mg/kg
bb setiap 4–6 jam, maksimum 60 mg/kg bb
per hari
Domperidone
Mekanisme Penghambat reseptor dopamine perifer.
kerja Meningkatkan peristaltic esophagus,
meningkatkan gastroduodenal dan
menurunkan tekanan sfingter esophagus,
motilitas lambung dan peristaltic sehingga
memfasilitasi pengosongan lambung dan
mengurangi waktu transit usus halus
44
Interaksi Domperidon dapat menghambat efek
hipoprolaktinemik dari bromocriptine
Efek pengosongan lambung domperidon akan
terhambat bila digunakan bersamaan dengan
obat analgesik jenis opioid dan anti
muskarinik
ESO Pusing, sakit kepala, mengantuk, cemas,
diare, denyut jantung meningkat
Clopidogrel
Mekanisme Menghambat secara selektif terjadinya
kerja ikatan antara Adenosin di fosfat (ADP)
dengan platelet reseptor P2Y12, kemudian
mengaktivasi glikoprotein sehingga
mengurangi agregasi trombosit. Sehingga
berkhasiat sebagai anti gumpalan darah dan
melancarkan aliran darah.
45
Indikasi Serangan jantung, stroke, jantung koroner,
arteri perifer
Bisoprolol
Mekanisme Secara selektif dan kompetitif memblokir
kerja reseptor B1, tetapi tidak mempengaruhi atau
sedikit mempengaruhi reseptor B2 kecuali
pada dosis tinggi
46
Gol Beta blocker
Simvastatin
Mekanisme Inhibitor reduktase HmG-CoA yang
kerja menghambat langkah dari biosintesa
(pembentukan) kolesterol dengan cara
inhibisi kompetitif enzim HmG-CoA reduktase
Gol Statin
47
Indikasi Hiperkolesterolemia
Novorapid
Mekanisme Membantu glukosa masuk ke dalam sel
kerja tubuh, sehingga tubuh bisa mengubahnya
menjadi energi.
Obat digunakan segera sebelum atau
sesudah makan
48
Gol Insulin aspart
Indikasi Diabetes mellitus
Interaksi
ESO Gatal, ruam kulit, cepat berkeringat,
kesulitan bernafas, denyut jantung cepat
Levemir
Mekanisme kerja Membantu glukosa masuk ke dalam sel
tubuh, sehingga tubuh bisa mengubahnya
menjadi energi.
Obat digunakan segera sebelum atau sesudah
makan
Gol Insulin long acting
Indikasi Diabetes mellitus
Kontra indikasi Hipoglikemia, penyakit ginjal,penyakit hati
Interaksi
49
ESO Gatal, ruam kulit, cepat berkeringat, kesulitan
bernafas, denyut jantung cepat
50
E : T1/2 eliminasi 17-21 jam, eksresi melalui
urin
51
DAFTAR PUSTAKA
Tandra H. Segala Sesuatu Yang Harus Anda Ketahui tentang Diabetes. Jakarta : PT.
Gramedia Pustaka Utama; 2009.
Harding, Anne Helen et al. Dietary Fat adn Risk of Clinic Type Diabetes. A,erican
Journal of Epidemiology.2003;15(1);150-9.
Dipiro, J.T., G.R., Wells, B.G., Schwinghammer, T.L., Dipiro, C.V. 2009.
Pharmacotherapy Handbook Seventh Edition, McGraw-Hill Companies,
Inc., New York.
Dipiro, Joseph. Dkk., 2016. Pharmacotherapy Principle and Practice Fourth Edition.
Mc Graw Hill Education. ISBN: 978-0-07-183503-9
52