Anda di halaman 1dari 21

Lampiran1: PWDT (Pharmacist Workup of Drug Therapy)

TINJAUAN KASUS

1. Identitas Pasien
Nama Pasien : Ny.A
Alamat : Rimbo Tarok Gunung Sarik Kuranji
Umur : 55 Tahun
Ruangan : bangsal Syaraf
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Kawin/Tidak : Kawin
Pendidikan/Pekerjaan : Sekolah menengah Umum/ibu Rumah Tangga
Pembayaran/Status : BPJS
Mulai Perawatan : 16 Maret 2019

2. Riwayat Penyakit
a. Keluhan Utama
Kejang seluruh tubuh, frekuensi 1 kali. Saat kejang pasien tidak sadar,
seyelah kejang pasien gelisah dan merasa sakit kepala dan mengalami batuk
sejak satu minggu lalu dan muntah.
b. Riwayat Penyakit Terdahulu
Hipertensi > 10 tahun

3. Data Penunjang
a. Data Pemeriksa Fisik
 Berat badan : 82 kg
 Nadi : 94x permenit
 Pernafasan : 22 kali/menit
 Mata : popil isokor,  3mm/3mm, RC +/+
 Thorax (cor) : Ronki (-), Wheezing(-)
Pulmo : - inspeksi (gerakan dinding dada simetris)
- palpasi ( fremitas kiri),
- perkusi ( sonor),

1 | Logbook Praktek Kerja Rumah Sakit, Program Studi Magister Farmasi,


Fakultas Farmasi Universitas Andalas
- Aukultasi (vesikuler, Ronkh, Whezzing)
 Abdomen : distensi (-) hepar dan lien tidak teraba
 OA : …………………………………………………………………………………

b. Data pemeriksaan laboratorium

Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Keterangan

Hb 12,4 13-16 g/dl

Leukosit 13000 5000-10000/uL >bts normal

43 40-48% (laki-laki)
Hematokrit
37-43% (perempuan)
Trombosit 308.000 150-400 . 103 /uL

Gula darah 134 < 200 mg/dL


sewaktu

Gula darah puasa 100 < 126 mg/dL

Gula darah PP 69 < 200 mg/dL

Kolesterol Total 278 < 200 mg/dL >batas normal


66 35-55 mg/dL (laki-laki)
HDL
45-65 mg/dL (perempuan)
188
LDL < 100 mg/dL

Trigliserida 119 < 150 mg/dL

Ureum 39 mg/dl 13-43 mg/dL

0,9 0,8-1,3 mg/dL(laki-laki)


Kreatinin
0,6-1,2 mg/dL (perempuan
5,4 3,5-7,2 mg/dL(laki-laki)
Asam Urat
2,6-6 mg/dL (perempuan)
SGOT 25 < 40 U/L

SGPT 20 < 40 U/L

4. Diagnosis
- Diagnosis Utama : Epilepsi Post Stroke
-Diagnosis Sekunder : Hipertensi Stage 1 + Sus. Bronkopneumoni + Dispepsia

2 | Logbook Praktek Kerja Rumah Sakit, Program Studi Magister Farmasi,


Fakultas Farmasi Universitas Andalas
5. Data Organ Vital

Tanggal Nadi Suhu Tekanan Darah

16/3/19 94kali/ 37oC 140/90mmHg


menit
17/3/19 82x /menit 36,7oC 120/100mmHg
18/3/19 90x/menit 36,6oC 150/90mmHg
19/3/19 80x/menit 36,5oc 150/90mmHg
20/3/19 81x/menit 36,4oc 120/90mmHg

6. Monitoring Kondisi Pasien


Tanggal Pasien Pulang
Kondisi Pasien
16/3 17/3 18/3 19/3 20/3 21/3

Sesak Nafas - - - - √ -

Nyeri Dada - - - - - -

Lemas √ - - √ - -

Istirahat - - - - - -

Nafsu Makan - - √ √ √ √

7. Terapi Farmakologi
a. Ketika Pasien di IGD
Diazepam 1g (1ampul)

3 | Logbook Praktek Kerja Rumah Sakit, Program Studi Magister Farmasi,


Fakultas Farmasi Universitas Andalas
b. Ketika pasien di bangsal
Tanggal
No Nama Obat
frek 16/3 17/3 18/3 19/3 20/3 21/3
1. N.Asetil Sistein 200 mg 3x √ √ √ √ √ √
2. Aspilet 80 mg 1x √ √ √ √ √ √
3. Asam Folat 5 mg 2x √ √ √ √ √ √
4. Parasetamol 750 mg 3x √ √ √ √ √ √
5. Amlodipin 5 mg 1x √ √ √ √ √ √
6. Candesartan 5 mg 1x √ √ √ √ √ √
7. Lactulac 5 ml 3x √ √ √ √ √ √
8. Sucralfat 25 mg 3x √ √ √ √ √ √
9. Fenitoin 100 mg 3x - - - √ √ √
10. Simvastatin 20 mg 1x - - - √ √ √
11. NaCL 0.9% IV 2x √ √ √ √ √ √
12. Ceftriaxone 2g IV 1x √ √ √ √ √ √
13. Ranitidine IV 50 mg 2x √ √ √ √ √ √
14. Fenitoin IV 3x √ √ √ √ √ -

4 | Logbook Praktek Kerja Rumah Sakit, Program Studi Magister Farmasi,


Fakultas Farmasi Universitas Andalas
Nama: Arlis No. RM: Dokter: dr. Restu, SP.P
Umur: 55 Tahun BB : 82 kg Ruangan: Bangsal Saraf Apoteker: Winda Lestari, S. Farm., Apt

DATA KLINIK TANGGAL


NO. NILAI 16/3 17/8 18/3 19/3 20/3
PARAMETER
NORMAL
Suhu 36-37 0C 37oC 36,7oC 36,6oC 36,5oc 36,4oc
Nadi 70-80 x per menit 94x 82x 90x 80x 81x
RR 16-18 x per menit 21x 20x 16x 20x 20x
TD 120/80 mmHg 135/74 120/100 150/90 150/90 120/90
GCS 465 252 465 465 465 465

Kejang/ MS - - - - - -
Mual/Muntah/
- - - - -
diare
PU - - - - -
KU - - - - -
Skala Nyeri - - - - -
- - - - -
DATA LABORAORIUM
Darah Lengkap
MCV (86.7-102.3) fl - - - - -
MCH (27.1-32.4) pg - - - - -
MCHC (29.7-33.1) g/dl - - - - -
(14-18)-(12-16)
Hb 12,4 13,7 - - -
g/dl
(5000-
Leukosit 13000 6650 - - -
10000) /mm3
(150-
Trombosit 308.000 317.000 - - -
400).103/mm3
(0-10)-(0- - - - - -
LED
15)mm

5 | Logbook Praktek Kerja Rumah Sakit, Program Studi Magister Farmasi,


Fakultas Farmasi Universitas Andalas
INR <1,2 - - - - -
PPT 9,1-12,3 - - - - -
APTT 26,8-36,2 Detik 26,4 - - -
(3.6-5.46) 106
RBC - - - - -
/ul
(40-48)-(37-43)
HCT 43 42 - - -
%
RBC - - - - -
Ferritin - - - - -
Ion Serum - - - - -
IBC Total - - - - -
DATA KLINIK
(3.05-5.01)
K 3,2 - - - -
mmol/l
(136-144)
Na 146 - - - -
mmol/l
Cl (97-103) mmol/l 110 - - - -
2,2-2,62
Ca - - - - -
mmol/L
RFT
BUN (10-20) mg/dl - - - - -
SCr (0.5-1.2) mg/dl - - - - -
- - - - -
PEMERIKSAAN URINE LENGKAP
Warna - - - - - -
Bilirubin - - - - - -
Glukosa - - - - - -
Albumin <30 mg/g - - - - -
pH 6-8 - - - - -
Reduksi - - - - -
Urobilin <1.0 mg/dl - - - - -
Eritrosit - - - - - -
Leukosit -

6 | Logbook Praktek Kerja Rumah Sakit, Program Studi Magister Farmasi,


Fakultas Farmasi Universitas Andalas
Epitel
BGA
PH 7,35-7,45 7,37 - - - -
PCO2 35-45 mmHg 43,0 - - - -
PO2 80-100 mmHg 107,4 - - - -
HCO3 22,0-26,0mmHg 25,0 - - - -
- - - - -
SGOT - - - - -
SGPT - - - - -
Lain-lain
Total protein 6,6-8,7 g/dl - 6,7 - - -
Albumin 3,8-5,0 g/dl - 4,3 - - -
Globulin 1,3-2,7 - 2,4 - - -
Hba1C 4,8-6,839% - 5,5 - - -
GDA <200 mg/dl 134 mg/dl - - - -
GDP 70-125 mg/dl 100 mg/dl - - - -
GD2PP <200 mg/dl 69 mg/dl - - - -
CRP

Ureum darah 10,0-50,0 39 mg/dl - - - -


Kreatinin darah (0,8-1,3)-(0,6- 0,9 mg/dl - - - -
1,2)
Asam urat (3-7)-(2,4-5,7) - 5,4 - - -
Kolesterol total <200 mg/dl - 278 - - -
HDL (>55)-(>66) - 66 - - -
mg/dl
LDL <150 mg/dl - 188 - - -
TG <150 mg/dl 119 - - -

7 | Logbook Praktek Kerja Rumah Sakit, Program Studi Magister Farmasi,


Fakultas Farmasi Universitas Andalas
Lampiran 2 : Dokumen Farmasi Pasien
DFP 1 – LEMBAR PENGOBATAN

No. RM : Diagnosa : Epilepsi post Stroke Tgl. MRS : 16 Maret 2019


Nama/ Umur : Arlis/55 tahun Alasan MRS : Kejang Ket KRS : sembuh/Pulang paksa / Meninggal
BB/TB/LPT : 82kg/-/- Riwayat penyakit : HT> 10 tahun Pindah Ruangan tgl : 16 maret 2019
Alamat : Rimbo tarok gunung sarok Nama Dokter : dr. Restu, SP.S
kuranji Nama Apoteker : Winda Lestari, S. Farm., Apt
Riwayat Alergi : tidak ada

Tanggal Pemberian Obat


No. Nama Obat dan Dosis Regimen 16/3 17/3 18/3 19/3 20/3 21/3
1 N.Asetil Sistein 200 mg √ √ √ √ √ √
2 Aspilet 80 mg √ √ √ √ √ √
3 Asam Folat 5 mg √ √ √ √ √ √
4 Parasetamol 750 mg √ √ √ √ √ -
5 Amlodipin 5 mg √ √ √ √ √ √
6 Candesartan 8 mg √ √ √ √ √ √
7 Lactulac 1 cth √ √ √ √ √ -
8 Sucralfat 1 cth √ √ √ √ √ -
9 Fenitoin 100 mg - - - √ √ √
10 Simvastatin 20 mg - - - √ √ √
11 NaCL 0.9% 500 cc √ √ √ √ √ -
12 Ceftriaxone 2 g √ √ √ √ √ -
13 Ranitidine 50 mg √ √ √ √ √ √
14 Fenitoin IV 100mg √ √ √ √ - -
15 Cefixime - - - - - √

CATATAN:
Status Pasien : a. Umum b. Askes c. Inhealth d. Jamkesmas f. PKS g. JPKTH h. SKTM i. Lain-lain :..........

8 | Logbook Praktek Kerja Rumah Sakit, Program Studi Magister Farmasi,


Fakultas Farmasi Universitas Andalas
DFP – 2 LEMBAR PENGKAJIAN OBAT

No. RM: Dokter: dr. Restu, SP.P


Nama: Arlis
Ruangan: Bangsal Saraf Apoteker: Winda Lestari, S.
Umur: 55 Tahun BB : 82 kg
Farm., Apt
Hari/ Kode
No. Uraian Masalah Rekomendasi/ Saran Tindak Lanjut
tanggal Masalah
1. 16/3/19/19 8.a (Interaksi obat S: pasien buka mata spontan, P : Monitoring Fungsi renal I: komunikasi kepada dokter yang
dengan obat ) kontak adekuat, pusing, mual, dengan melihat fungsinya bertanggung jawab
nyeri kepala, batuk. yang menurun. .(Stockley,
O: T= 37˚C, TD= 140/90 2010)
Kolesterol Total =278 mg/dl
A: interaksi Obat- Monitoring
Aspirin dan Candesartan, Aspirin
menurunkan efektivitas
candesartan, meningkatkan
serum potasium, meningkatkan
toksisitas.
2. 18/3/19 8.a (Interaksi obat S: Pasien sadar penuh, kontak P: Rekomendasikan untuk I: Rekomendasi diterima/tidak
dengan obat ) adekuat, Epilepsi post Stroke menganti Simvastatin
O: T= 37˚C, TD= 160/90 Nadi = golongan statin lain seperti
90x/menit, Kolesterol Total Fluvastatin.(Stockley,
=278 mg/dl 2010)
A: interaksi serius – Alternatif
Phenytoin dan simvastatin,
Phenytoin menurunkan
efektifitas simvastatin
menurunkan kadar kolesterol.
3. 18/3/19 8.a (Interaksi obat S: Pasien sadar penuh, kontak P: Alternatif monitoring I: komunikasi kepada dokter yang
dengan obat ) adekuat, Epilepsi post Stroke. kondisi pasien ysng bertanggung jawab
O: T= 37˚C, TD= 160/90 berkaitan dengan
Kolesterol Total =278 mg/dl rhabdomyolisis/ myopaty.
A : Interaksi Serius –Alternatif (Stockley, 2010)

9 | Logbook Praktek Kerja Rumah Sakit, Program Studi Magister Farmasi,


Fakultas Farmasi Universitas Andalas
Amlodipin + Simvastatin,
meningkatkan level serum
simvastatin sehingga
meningkatkan resiko efek
samping rhabdomyolisis/
Myopaty.
4. 16/3 3.b Dosis Sub terapi S : pasien kejang P : Monitoring kondisi pasien I: komunikasi kepada dokter yang
O : T= 37˚C, TD= 150/90 apakah kejang kambuh. bertanggung jawab
A : Dosis Phenytoin
dipertimbangkan untuk dihitung
berdasarkan BB pasien dosis
15-20 mg/kg (Marie, dkk,
2016).

Kode Masalah:
1. Indikasi : 3. Dosis obat 7. Lama pemberian 10. Ketidak sesuaian RM 14. Kompatibilitas obat
a. Tidak ada indikasi a. Kelebihan (over 8. Interaksi obat dengan: 15. Ketersediaan obat /
b. Ada indikasi, tidak dosis) a. Obat a. Resep kegagalan mendapat obat
ada terapi b. Kurang (under b. Makanan / b. Buku injeksi 16. Kepatuhan
c. Kontra indikasi dosis) minuman 11. Kesalahan penulisan 17. Duplikasi terapi
2. Pemilihan obat 4. Interval pemberian c. Hasil resep 18. Lain-lain ....
5. Cara / waktu pemberian laboratorium 12. Stabilitas sediaan injeksi
6. Rute pemberian 9. Efek samping obat 13. Sterilitas sediaan injeksi

10 | Logbook Praktek Kerja Rumah Sakit, Program Studi Magister Farmasi,


Fakultas Farmasi Universitas Andalas
DFP – 3 LEMBAR MONITORING EFEK SAMPING OBAT (AKTUAL)

Nama: Arlis No. RM: Dokter: dr. Restu, SP.S


Umur: 52 Tahun BB: 82 kg Ruangan: Bangsal Saraf Apoteker: Winda Lestari, S. Farm., Apt
Hari/ Evaluasi
No. Manifestasi ESO Nama Obat Regimen Dosis Cara Mengatasi ESO
Tanggal Tgl Uraian
1. 16/3/19 Pemberian oral: Mual, muntah, N.Asetil Sistein 200 mg Penggunaan setelah - -
gejala GI lainnya, ruam dengan makan atau dengan
atau tanpa demam (AHFS, 2011). penggunaan
ranitidine.
2. 16/3/19 Gejala GI ringan minor (dispepsia) Aspilet Aspirin 80 mg Penggunaan setelah - -
(AHFS, 2011). makan atau dengan
penggunaan
ranitidine.
16/3/19 Relatively nontoxic (AHFS, Asam Folat 5 mg - - -
2011).
16/3/19 Relatif aman pada penggunaan Parasetamol 750 mg Pemantauan kondisi - -
jangka pendek. Pada pasien setiap hari
penggunaan (AHFS, 2011).
16/3/19 Sakit kepala, edema (AHFS, Amlodipin 5 mg Pemantauan kondisi - -
2011). pasien setiap hari
16/3/19 Nyeri punggung, pusing, infeksi Candesartan 8 mg Pemantauan kondisi - -
saluran pernapasan atas, faringitis, pasien setiap hari
rinitis (AHFS, 2011).
16/3/19 Distensi gas, sendawa, perut Lactulac Lactulose Pemantauan kondisi - -
kembung, borborygmi, pasien setiap hari
ketidaknyamanan perut (mis.
Kram). Dehidrasi dan
hiponatremia pada bayi. (AHFS,
2011).
16/3/19 Constipation (AHFS, 2011). Sucralfat 500mg/5 ml Pantau BAB apakah
lancar atau sembelit
19/3/19 Efek GI, termasuk mual dan Fenitoin 100 mg Penggunaan setelah
muntah, sembelit, nyeri makan atau dengan
epigastrium, disfagia, kehilangan

11 | Logbook Praktek Kerja Rumah Sakit, Program Studi Magister Farmasi,


Fakultas Farmasi Universitas Andalas
rasa, anoreksia, dan penurunan penggunaan
berat badan. Efek CNS yang ranitidine.
merugikan termasuk kebingungan
mental, nystagmus, ataksia,
penglihatan kabur, diplopia,
amblyopia toksik, pusing,
insomnia, kegelisahan sementara,
kedutan motor, dan sakit kepala
(AHFS, 2011).
19/3/19 Infeksi saluran pernapasan atas, Simvastatin 20 mg Penggunaan setelah
sakit kepala, sakit perut, makan atau dengan
sembelit, mual. (AHFS, 2011). penggunaan
ranitidine.
16/3/19 Reaksi lokal di lokasi pemberian Ceftriaxone 1g Pemantauan
(kehangatan, sesak, indurasi, kemungkinan alergi,
flebitis); efek hematologis ganti antibiotik.
(eosinofilia, trombositosis,
leukopenia); reaksi
hipersensitivitas. (AHFS, 2011).
16/3/19 Efek GI yang merugikan termasuk Ranitidine 50 mg Pemantauan kondisi
mual dan muntah, sembelit, nyeri pasien setiap hari
epigastrium, disfagia, kehilangan
rasa, anoreksia, dan penurunan
berat badan. Efek CNS yang
merugikan termasuk kebingungan
mental, nystagmus, ataksia,
penglihatan kabur, diplopia,
amblyopia toksik, pusing,
insomnia, kegelisahan sementara,
kedutan motor, dan sakit kepala
(AHFS, 2011).

12 | Logbook Praktek Kerja Rumah Sakit, Program Studi Magister Farmasi,


Fakultas Farmasi Universitas Andalas
DFP – 4 FORM RENCANA KERJA FARMASI DAN LEMBAR PEMANTAUAN

Nama: Arlis No. RM: Dokter: dr. Restu, SP.S


Umur: 52 Tahun BB: 82 kg Ruangan: Bangsal Saraf Apoteker: Winda Lestari, S. Farm., Apt
17/3 18/3 19/3 20/3 21/3
Tujuan Rekomendasi Parameter yg Hasil Akhir Frekuensi
Farmakoterapi Terapi dipantau yg diinginkan Pemantauan
Mengencerkan N.Asetil Mucus/ dahak Mucus/ dahak Setiap hari. Batuk Batuk Batuk(+) Batuk(+), Batuk
dahak Sistein sulit dikeluarkan. mudah (+), (+), , Sputum (+),Sputu
dikeluarkan. Sputum Sputum Sputum encer m encer
kental kental encer
Profilaksis Aspilet Stroke/ terjadi Tidak terjadi Setiap hari Tidak Tidak Tidak Tidak ada Tidak ada
stroke sumbatan pada sumbatan pada ada ada ada tanda tanda
pembuluh darah. pembuluh darah. tanda tanda tanda stroke stroke
stroke stroke stroke
Neuro protektor Asam Folat - - - - - - - -
Analgesik Parasetamol Nyeri kepala, Tidak nyeri. Setiap hari. Pusing(- Pusing(- Pusing(- Pusing(-), Pusing(-),
pusing ), nyeri ), nyeri ), nyeri nyeri nyeri
kepala kepala kepala kepala (-) kepala (-)
(-) (-) (-)
Menurunkan Amlodipin TD TD normal Setiap hari 120/100 150/90 150/90 120/90 120/90
tekanandarah
Menurunkan Candesartan TD TD normal Setiap hari 120/100 150/90 150/90 120/90 120/90
tekanandarah
Melunakan Lactulac BAB BAB Lancar Setiap hari - - √ - -
feses
Melapisi Sucralfat Nyeri perut Tidak Nyeri pada Setiap hari - - - - -
mukosa lambung/perut
lambung
Epilepsi Fenitoin Kejang Tidak terjadi Setiap hari - - - Kejang (-) Kejang (-)
kejang
Menurunkan Simvastatin Kolesterol total Kolesterol total < - - - - - -
kadar kolesterol 200 mg/dl

13 | Logbook Praktek Kerja Rumah Sakit, Program Studi Magister Farmasi,


Fakultas Farmasi Universitas Andalas
Cairan NaCL 0.9% Tanda dehidrasi Tidak dehidrasi Setiap hari - - - - -
fisioologis
CAP Ceftriaxone Batuk Batuk sembuh Setiap hari - Leukosit - - -
normal
Menghambat Ranitidine Nyeri Tidak Nyeri pada Setiap hari Mual(+)
sekresi asam lambung/perut lambung/perut
lambung
Epilepsi Fenitoin IV kejang Tidak terjadi Setiap hari Kejang Kejang Kejang Kejang (-) Kejang (-)
kejang (-) (-)
(-)

14 | Logbook Praktek Kerja Rumah Sakit, Program Studi Magister Farmasi,


Fakultas Farmasi Universitas Andalas
DFP – 5 LEMBAR KONSELING
No. RM: Dokter: dr. Restu, SP.S
Nama: Arlis
Ruangan: Bangsal Saraf Apoteker: Winda Lestari, S.
Umur: 52 Tahun BB: 82 kg
Farm., Apt
Hari/
No. Uraian Rekomendasi/ Saran Evaluasi
tanggal

1. 19/03/19 N.Asetil Sistein digunakan sebagai agen untuk Dikonselingkan kepada pasien Pasien telah memahami
mengencerkan dahak agar lebih mudah untuk
dikeluarkan. Digunakan 3x sehari @200 mg .
2. Aspilet digunakan untuk pengencer darah, untuk Dikonselingkan kepada pasien Pasien telah memahami
profilaksis stroke. Digunakan 1x sehari 80 mg.
3. Asam Folat digunakan sebagai untuk melindungi Dikonselingkan kepada pasien Pasien telah memahami
saraf pasien. Digunakan ....@5 mg
4. Parasetamol digunakan untuk mengatasi sakit Dikonselingkan kepada pasien Pasien telah memahami
kepala pasien, untuk mengatasi nyeri pasien.
Digunakan 3x Sehari @750mg.
5. Amlodipin digunakan untuk menurunkan dan Dikonselingkan kepada pasien Pasien telah memahami
mengontrol tekanan darah pasien, digunakan 1x
sehari @5 mg.
- Amlodipin harus dikonsumsi rutin untuk
mengontrol tekanan darah, sarankan pasien
untuk cek rutin TD dan ketika obat akan habis.
Candesartan digunakan untuk menurunkan dan Dikonselingkan kepada pasien Pasien telah memahami
mengontrol tekanan darah pasien, digunakan 1x
sehari 8mg.
- Candesartan harus dikonsumsi rutin untuk
mengontrol tekanan darah, sarankan pasien
untuk cek rutin TD dan ketika obat akan habis.

15 | Logbook Praktek Kerja Rumah Sakit, Program Studi Magister Farmasi,


Fakultas Farmasi Universitas Andalas
Lactulac 1 cth digunakan untuk melancarkan buang Dikonselingkan kepada pasien Pasien telah memahami
air besar, digunakan 3x sehari @ 5 ml.
Sucralfat 1 cth digunakan untuk melapisi lambung, Dikonselingkan kepada pasien Pasien telah memahami
digunakan 3x sehari @ 5 ml.
Fenitoin 100 mg digunakan untuk mengatasi Dikonselingkan kepada pasien Pasien telah memahami
kejang, digunakan sehari 3x @100mg.
- Penggunaan fenitoin tidak boleh
dihentikan tiba-tiba, karena kejang
akan terjadi
- Sebelum fenitoin habis maksimal 2 hari
sebelum obat habis, kembali kontrol ke
dokter.
Simvastatin 20 mg digunakan untuk menurunkan Dikonselingkan kepada pasien Pasien telah memahami
dan mengontrol kadar kolesterol, digunkan sehari
1x malam hari @20mg.
Ceftriaxone 2 g adalah antibiotik digunakan untuk Dikonselingkan kepada Perawat telah memahami
kondisi batuk pasien (CAP), sehari 1x @2g. perawat.
Ranitidine 50 mg digunkan untuk mengatasi stress Dikonselingkan kepada Perawat telah memahami
ulcer pasien, sehari 2x @50 mg. perawat.
Cefixime adalah antibiotik untuk terapi lanjutan Dikonselingkan kepada pasien Pasien telah memahami
kondisi batuk pasien.

16 | Logbook Praktek Kerja Rumah Sakit, Program Studi Magister Farmasi,


Fakultas Farmasi Universitas Andalas
3. Pembahasan
Pasien Nyonya A datang ke Instalasi gawat Daurat dengan setelah mengalami kondisi kejang
seluruh tubuh frekuensi 1 kali 3 jam sebelum masuk rumah sakit. Riwayat penyakit terdahulu
kejang berulang sejak 1 tahun lalu, dirawat dibangsal saraf degan seizure post stroke +
Hipertensi stage 1 + Hipokalemia. Pasien mendapat terapi sebagai berikut :
 Fenitoin 100 mg 3 kali sehari,
 asam folat 5 mg 2 kali sehari,
 ranitidin 150 mg 2 kali sehari,
 parasetamol 500 mg 3 kali sehari
 KSR 600mg 2 kali sehari
 Candesartan 8 mg 1 kali sehari
 Aspilet 80 mg 1 kali sehari
 Amlodipin 10 mg 1 kali sehari
Pasien tidak rutin mengkonsumsi obat, obat hanya dikonsumsi selama 1 bulan dari Rumah
Sakit.

Pada saat pasien berada di Instalasi Gawat Darurat pasien diberikan Injeksi Diazepam 1 g untuk
mengatasi kejang dengan mekanisme kerja memodulasi efek pasca sinaps dar transmisi GABA-
A menghasilkan peningkatan penghambatan presinaptik. Tampak untuk bertindak pada bagian
darisistem limbik, serta pada thalamus dan hipotalamus, untuk menginduksi efek menenangkan.
Setelah mendapatkan penanganan di Instalasi Gawat Darurat, selanjutnya pasien di pindahkan
ke bangsal saraf untuk memperoleh perawatan lebih lanjut, terapi selanjutnya berdasarkan
diagnosa pasien dari dokter.

Diagnosa pasien adalah Epilepsi post stroke, Hipertensi stage 1, Sus. Pneumonia, dan

Dispepsia. Diagnosa epilepsi didasari oleh kondisi pasien masuk rumah sakit kejang seluruh

tubuh, dan penggalian data dari keluarga, pasien tidak memiliki riwayat epilepsi sejak kecil,

tetapi setahun lalu mengalami stroke dan setelah itu muncul kejang. Pasien diberikan terapi

Fenitoin intravena 100 mg 3 kali sehari mulai tanggal 16 Maret 2019. Kemudian dilakukan

pemantauan setiap hari apakah muncul gejala kejang pada pasien. Setelah dipastikan tidak

muncul gejala kejang maka pengobatan dilanjutkan sampai tanggal 19 maret dengan dosis
17 | Logbook Praktek Kerja Rumah Sakit, Program Studi Magister Farmasi,
Fakultas Farmasi Universitas Andalas
tappering off ditambanh dengan Fenitoin 100 mg oral untuk terapi lanjutan. Dalam penngunaan

obat epilepsi tidak diperbolehkan penghentian secara tiba-tiba, harus dengan titrasi obat baru

bersamaan dengan obat yang sedang akan diganti kemudian secara perlahan dikurangi dosis.

Diagnosa selanjutnya adalah Hipertensi stage 1, ditunjukkan dengan tekanan darah pasien

≥140/90 mmHg. Pasien diterapi kombinasi CCB (Amlodipin 5 mg 1 kali sehari) dan ARB

(Candesartan 8 mg 1 kali sehari). Amlodipin merupakan penghambat influks (masuknya) ion

kalsium (antagonis ion kalsium) melalui membran ke dalam otot polos pembuluh darah dan
jantung. Mekanisme aksi anti hipertensi amlodipine adalah efek langsung relaksasi pada
otot polos pembuluh darah. Sedangkan Candesartan bekerja dengan cara menghambat
pengikatan angiotensin II ke reseptor AT1 pada jaringan tubuh (misalnya pada otot polos

vascular, ataupun pada kelenjar adrenal), hal ini mengakibatkan blokade vasokonstriksi dan

pelepasan aldosterone, hal tersebut menyebabkan penurunan tekanan darah. Terapi yang

diberikan sesuai dengan guidline terapi hipertensi pada JNC 8. Pemantauan dilakukan setiap

hari untuk melihat target tekanan darah yaitu <140/90mmHg dan target terapi

Diagnosa selanjutnya adalah sus. Pneumonia ditandai dengan batuk dan leukosit meningkat
yang menandakan adanya infeksi, peningkatan frekuensi nafas dan nadi. Peningkatan frekuensi
nafas merupakan salah satu upaya dalam membuang panas melalui udara, semakin cepat
frekuensi nafas yang dilakukan maka semakin cepat panas tubuh berkurang. Denyut nadi yang
meningkat merupakan upaya dalam menjaga keseimbangan panas dengan cara mengalirkan
darah ke tepi kulit. Terapi yang diberikan adalah seftriaxon dan N. Asetilsisten, Seftriaxon
merupakan Antibiotik sefalosforin generasi ketiga yang merupakan derivat ꞵ laktam dan sering
digunakan sebagai antibiotik empiris di Rumah sakit dan masuk ke dalam Formularium
Nasional (Zainul, 2017). Seftriakson merupakan antibiotik yang memiliki aktivitas bakteri gram
positif dan gram negatif, Ceftriaxone bekerja dengan menghambat sintesis mucopeptide di
dinding sel bakteri sehingga pembentukan dinding sel yang rusak dan kematian sel. Namun
Seftriakson bukan merupakan terapi lini pertama untuk pneumonia. N.Asetilasistein adalah
derivat asam amino alamiah cystein. NAC mempunyai aktivitas fluidifikasi melalui gugus
sulfhidril bebas pada sekret mukoid atau mukopurulen dengan cara memutus jembatan disulfida
18 | Logbook Praktek Kerja Rumah Sakit, Program Studi Magister Farmasi,
Fakultas Farmasi Universitas Andalas
intra molekul dan intermolekul dalam agregat glikoprotein, sehingga membuat mucus menjadi
mudah dikeluarkan. Pemantauan pasien dilakukan pada hari kedua dan menunjukkan terdapat
perbaikan pada pasien dengan meihat leukosit yang kembali ke angka rentang normal.

Diagnosa selanjutnya adalah dyspepsia, terapi yang diberikan ranitidin IV 50 mg 2 kali sehari
dan sucralfat 25 mg 3 kali sehari. Ranitidin merupakan golongan H2RAS yang menghambat
sekresi asam lambung karena ranitidin menduduki reseptor H2 yang berfungsi menstimulasi
sekresi asam lambung. Sucralfat digunakan untuk melapisi mukosa lambung sehingga
terlindungi dari pengikisan oleh asam lambung. Pada indikasi ini juga tidak mendapatkan lini
pertama dari dyspepsia yaitu golongan pompa proton inhibitor.

Setiap hari dilakukan pemantauan pada form CPPT (Catatan pemantauan dan perkembangan
pasien), pasien juga menggalami nyeri kepala, BAB (-) diberikan terapi tambahan parasetamol
dan Lactulose (lactulac). Parasetamol diberikan sebagai analgesik yang bekerja menghambat
pembentukan prostaglandin dengan hambatannya pada enzim (COX, cyclooxygenase).
Sedangkan laktulosa bekerja dengan meningkatkan tekanan osmotik pada lumen saluran
gastrointestinal, sehingga meningkatkan kadar cairan dalam usus dan membuat feses lebih
lunak dan meningkatkan peristaltik usus. Terapi tambahan lainnya adalah Asam folat 5 mg,
Aspilet 80 mg dan simvastatin 20 mg, pemberian simvastatin karena pada hari kedua diperoleh
kadar koleterol total 278 mg/dl melebihi batas kolesterol total normal < 200 mg/dl. Simvastatin
merupakan obat golongan HMGCoA reduktase yang menurunkan kolesterol dengan cara
mengambat langkah dari biosintesis (pembentukan) kolestrol dengan cara inhibisi kompetitif
enzim HMG-CoA reduktase.

Setiap hari dilakukan pemantauan terhadap pasien terkait kondisi yang dikeluhkan atau
perbaikan dari keluhan pasien. Pada hari kedua sudah menunjukkan perbaikan kondisi pasien
yang konfirmasi dengan melihat kondisi pasien. Pada hari ketiga pasien sudah dapat menelan
makanan, Pada hari keenam pasien diperblehkan pulang karena kondisi pasien sudah membaik
(kejang (-), TD terkontrol dengan baik, nyeri perut (-), batuk (+))

19 | Logbook Praktek Kerja Rumah Sakit, Program Studi Magister Farmasi,


Fakultas Farmasi Universitas Andalas
4. Kesimpulan
Berdasarkan kajian yang telah dilakukan terhadap terapi yang diperoleh Ny. A dapat
disimpulkan bahwa pasien telah mendapat terapi yang tepat berdasarkan diagnosa. Pasien
harus rutin digunakan dan kembali cek ke dokter untuk memperoleh kembali obat maksimal 2
hari sebelum obat habis dan diberikan edukasi terkait penggunaan obat epilepsi yang tidak
boleh berhenti atas kemauan sendiri untuk mencegah kekambuhan.

SARAN

20 | Logbook Praktek Kerja Rumah Sakit, Program Studi Magister Farmasi,


Fakultas Farmasi Universitas Andalas
DAFTAR PUSTAKA

AHFS, 2011, AHFS Drug Information, Bethesda: American Society of Health System Pharmacists

Marie A. Chisholm-Burns, dkk, 2016, Pharmacotherapy Principles & Practice FOURTH edition,
Mc Graw Hill Education.

Stockley, I.H., 2010, Statins + Phenytoin, Stockley’s Drug Interaction, Ninth Edition, hal 1031
Pharmaceutical Press, London

JNC-7. 2003. The Seventh Report of the Joint National Committee on Prevention, Detection,
Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure. JAMA.

JNC-8. 2014. The Eight Report of the Joint National Committee. Hypertension Guidelines: An In-
Depth Guide. Am J Manag Care.

Zainul Islam1. 2014. Penggunaan Antibiotik Pada Terapi Community Acquired Pneumonia di
RSUD Pasar Rebo dan RSUD Tarakan di Jakarta. UHAMKA.

21 | Logbook Praktek Kerja Rumah Sakit, Program Studi Magister Farmasi,


Fakultas Farmasi Universitas Andalas

Anda mungkin juga menyukai