Anda di halaman 1dari 9

TUGAS FARMAKOTERAPI SISTEM RENAL

,KARDIOVASKULER,DAN SISTEM SYARAF

KASUS EPILEPSI

DOSEN PENGAMPU :

DWI NINGSIH M.Farm .,Apt

Kelompok : 4

Anggota :

1. Katya Hayyu Listya Dayani (22164985A)

2. Melia Eka Sariyanto (22164994A)

3. Ayu Lifia Nur Kartikasari (22165007A)

4. Yupita Ratri Wisdyawati (22165026A)

5. Adinda Verdiany Lestari (22165033A)

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SETIA BUDI

SURAKARTA

2019
Kasus :

Seorang pasien remaja putri berusia 14 tahun mengalami seizure pada anggota badan dan
tubuh, saat serangan penderita jatuh pingsan, serangan berlangsung selama 2-3 menit.
Sesaat setelah serangan penderita sadarkan diri, kelelahan dan kemudian tertidur.

IdentitasPasien
Nama :Nn. M
Umur : 14 tahun
JenisKelamin :Perempuan
Alamat :Surakarta
TglMRS : 11 Desember 2018
Keluhan masuk RS :Penurunan kesadaran setelah kejang. Pasien kaku seluruh badan dan tidak
sadar kandiri.
Tanda umum :
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 80 x/menit
RR : 20 x/menit
Suhu : 36,7 C
TB/BB : 48 kg/ 136 cm

Diagnosa : Grand mal epileptic

Riwayat penggunaan obat :

penderita lahir normal namun sempat dilakukan bantuan vakum untuk mengeluarkannya,
kedua orang tuanya dan kakak-kakaknya tidak ada yang memiliki kelainan/gangguan SSP.
Pada usia 11 tahun, saat memasuki usia pubertas, terjadi serangan untuk pertama kali, saat
itu pasien mendapat obat fenitoin dosis 100 mg/hari hingga 3 bulan, pengobatan
dihentikan karena beberapa lama setelah terapi masih memunculkan kejang, dosis sempat
dinaikkan menjadi 200 mg/hari tetapi kejang masih muncul. Obat diganti dengan asam
valproat 500 mg/hari bertahap dinaikkan menjadi 1000 mg/hari, kemudian tidak pernah
terjadi lagi serangan, namun saat menstruasi tiba-tiba serangan muncul kembali. Penderita
dicek EEG dan CT scan lagi dan mendapatkan tambahan terapi dengan karbamazepin
dosis 200 mg TID dan 400 mg menjelang tidur. Namun setelah beberapa lama terapi,
kejang kembali muncul, bahkan lebih sering dari sebelumnya sehingga terapi kembali ke
asam valproat tetapi dengan dosis 2000 mg/hari.

Frekuensi serangan sudah sangat berkurang rata-rata per bulan kurang dari 1 serangan,
saat dicek kadar asam valproat dalam darah ternyata menunjukkan adanya penurunan, yang
dikhawatirkan dapat mencetuskan adanya peningkatan frekuensi serangan epilepsi.
Penderita saat menstruasi biasanya menggunakan Ibuprofen tablet 400 mg.

Data Lab

PemeriksaanLaboratorim
Parameter Nilai Normal Hasil
Hematologi
Hb 14-18 12.5
Leukosit 4800-10800 9300
HCT 42-52 32
Eritrosit 4,7-6,1 3,3
Trombosit 150000-450000 250.000
MCV 79,0-99,0 97,1
MCH 27,0-31,0 29,1
MCHC 33,0-37,0 33,4
RDW 11,5-14,5 12,1
MPV 7,2-11,1 9,0
HitungJenis
Basofil 0,0-1,0 0,2
Eosinofil 2,0-4,0 0,8
Batang 2,00-5,00 0,3
Segmen 40,0-70,0 71,8
Limfosit 25,0-40,0 18,7
Monosit 2,0-8,0 8,2

Tugas :

1. Apa jenis epilepsi yang diderita pasien, berikan deskripsi yang jelas.
2. Adakah problem terapi pada penderita epilepsi tersebut dari awal sampai akhir
terapi?
3. Sesuaikah pilihan antikonvulsan yang sudah diberikan pada pasien? Bila tidak
sesuai, apa obat yang anda rekomendasikan? Cari dan tunjukkan guidance terapi
epilepsi yang baru
4. Adakah terapi non farmakologi yang dapat mengurangi resiko frekuensi serangan?
5. Informasi apa yang bisa anda sampaikan kepada pasien, terkait obat mengingat
terapi jangka panjang dan adanya efek-efek samping, faktor pencetus, pantangan
makanan, yang dapat mengurangi resiko serangan?
Kasus : Epilepsi
Epilepsi merupakan suatu gangguan fungsi otak yang ditandai dengan terjadinya
seizure secara berkala dan tidak dapat diperkirakan.
Patofisiologi :
Kejang disebabkan karena ada ketidakseimbangan antara pengaruh inhibisi dan
eksitatori pada otak. Hal ini dapat terjadi karena :
• Kurangnya transmisi inhibitori
– Contoh: setelah pemberian antagonis GABA, atau selama penghentian
pemberian agonis GABA (alkohol, benzodiazepin)
• Meningkatnya aksi eksitatori  meningkatnya aksi glutamat atau aspartat

Subyektif
 seizure pada anggota badan dan tubuh
 saat serangan penderita jatuh pingsan
 serangan berlangsung selama 2-3 menit
 Penurunan kesadaran setelah kejang
 Pasien kaku seluruh badan dan tidak sadar kandiri, setelah mengalami kejang
 Serangan muncul terjadi saat masa menstruasi

Obyektif
PemeriksaanLaboratorim
Parameter Nilai Normal Hasil
Hematologi
Hb 14-18 12.5 (tidak normal)
Leukosit 4800-10800 9300
HCT 42-52 32 (tidak normal)
Eritrosit 4,7-6,1 3,3 (tidak normal)
Trombosit 150000-450000 250.000 (normal)
MCV 79,0-99,0 97,1 (normal)
MCH 27,0-31,0 29,1 (normal)
MCHC 33,0-37,0 33,4 (normal)
RDW 11,5-14,5 12,1 (normal)
MPV 7,2-11,1 9,0 (normal)
HitungJenis
Basofil 0,0-1,0 0,2 (normal)
Eosinofil 2,0-4,0 0,8 (tidak normal)
Batang 2,00-5,00 0,3 (tidak normal)
Segmen 40,0-70,0 71,8 (tidak normal)
Limfosit 25,0-40,0 18,7 (tidak normal)
Monosit 2,0-8,0 8,2 (tidak normal)
Tekanan darah 120/80 120/80 (normal)
Nadi 60-100x/menit 80x/menit (normal)
RR 12-20x/menit 20x/menit (normal)
Suhu 36,5-37,5 36,7 C (normal)
TB/BB 48kg/136cm (berat
badan berlebih)
Medikasi Pasien
Obat Dosis Waktu pemberian
Fenitoin 100mg/hari 3 bulan STOP - - -
Fenitoin 200mg/hari - √ STOP - -
Valproat 500mg/hari - - √ - -
Valproat 1000mg/hari - - - √ -
Karbamazepin 200mg - - - √ -
Karbamazepin 400mg - - - √ -
Valproat 2000mg/hari - - - - √
Ibuprofen 400mg - - - - √

Profil Penggunaan Obat


Fenitoin
 Indikasi : Mengatasi kejang akibat epilepsi, terutama untuk kejang jenis
tonik-klonik dan kejang parsial.
 Dosis : dewasa: 3-4 mg/kg per hari
 Rute pemberian : oral, injeksi
 Interaksi : amiodaron, ketoconazole, asam valproat, sukralfat
 Efek samping : mual, muntah, konstipasi, kurang nafsu makan, sakit kepala,
tremor, gelisah, nyeri dan pendarahan pada gusi, penggunaan
jangka panjang pada anak-anak dapat memberikan
efek perubahan mental dan kognitisnya
 Outcome terapi : mengatasi kejang

Valproat
 Indikasi : antikonvulsan
 Dosis : 10-15mg/kgBB per hari, dibagi menjadi 2-4 kali konsumsi.
 Rute pemberian : oral
 Interaksi : carbapenem, salisilat, aspirin, carbamazepine, clozapine,
clonazepam, olanzapin, penobarbital, rifampisin, topiramate
 Efek samping : mengantuk, sakit kepala, konstipasi, diare, nyeri punggung,
gangguan penglihatan, tinitus, perubahan berat badan, rambut rontok
 Outcome terapi : mengatasi kejang

Karbamazepine
 Indikasi : mengatasi kejang pada epilepsi
 Dosis : 0,6-1 gram per hari. Dosis maksimal adalah 1 gram per hari.
 Rute pemberian : oral
 Interaksi : simetidine, cisplatin, aripiprazole, pil KBm litium, tacralimus,
lapanitib,
 Efek samping : mengantuk, ataksia, pusing, mual, muntah, mulut kering,
gagal hati, sindrom steven-johnson, serangan jantung
 Outcome terapi : mengatasi kejang

Ibuprofen
 Indikasi : analgetik dan antipiretik
 Dosis : dewasa: 3 - 4 kali sehari 400mg
 Rute pemberian : oral, injeksi
 Interaksi : amiodaron, ketoconazole, asam valproat, sukralfat
 Efek samping : mual, muntah, konstipasi, kurang nafsu makan, sakit kepala,
tremor, gelisah, nyeri dan pendarahan pada gusi, penggunaan
jangka panjang pada anak-anak dapat memberikan
efek perubahan mental dan kognitisnya
 Outcome terapi : mengatasi kejang
Problem medik Terapi DRP Assesment Planing
Grandmall Carbamazepin Terapi tidak Menggunakan Obat
e tepat karena carbamazepin carbamazepin
Fenitoin ada e e tetap di
Valproaat pemberhentia Dosis : 0,6-1 lanjutkan
Ibuprofen n obat secara gram per hari dengan
tiba-tiba yang penurunan
seharusnya Lamotrigine dosis dari
diturunkan Dosis awal 25 dosis awalnya
dosisnya mg per hari (dipiro hal
terlebih dengan 534)
dahulu untuk memonitoring
carbamazepin dari keadaan
kadar serum
darah.

Valproat
digunaan
dengan tetap
karena tidak
terjadi
interaksi obat

Ibuprofen
digunakan
dengan dosis
tetao karena
tidak terjadi
interaksi obat
yang
merugikan.
Hb,HCTdan - Penambahan Menggunakan Menambah
eritrosit rendah Terapi sangobion 2x1 terapi
sehari untuk sangobion
menambah
darah karena
terjadi
dismonore
pada saat
datang bulan
atau haid
Eosinofil - Penambahan Sudah cukup
,Segmen,Monosi terapi teratasi
t tinggi dengan
pemberian
sangobion
karena pada
pasien ini
dilihat dari
riwayat dan
data labnya
lebih
dikarenakan
inflamasi dan
pendarahan
selama masa
menstruasi ,
sehingga tidak
perlu
diberikan
antibiotik
MONITORING
Memantau kadar obat Lamotrigine dalam darah
Mengecek secara berkala EEG untuk mengetahui keadaan saraf
Memonitoring kadar Hb,HCT, eritrosit ,Eosinofil ,Segmen,Monosit tinggi sampai menjadi
normal kembali
KIE
1. Fenitoin
 Indikasi : Mengatasi kejang akibat epilepsi, terutama untuk kejang jenis
tonik-klonik dan kejang parsial.
 Dosis : dewasa: 3-4 mg/kg per hari
 Diminum sesudah makan
2. Valproat
 Indikasi : antikonvulsan
 Dosis : 10-15mg/kgBB per hari, dibagi menjadi 2-4 kali konsumsi.
 Diminum sesudah makan telan langsung seluruh kapsul .jangan menggerus
atau mengunyah kapsul.
3. Karbamazepine
 Indikasi : mengatasi kejang pada epilepsi
 Dosis : 0,6-1 gram per hari. Dosis maksimal adalah 1 gram per hari.
 Diminum bersama makanan untuk mengurangi risiko mual, muntah ,dan
efek samping
 Disimpan pada suhu ruang,jauhkan dari cahaya langsung,dan tempat yang
lembap.jauhkan dari jangkauan anak-anak.
4. Ibuprofen
 Indikasi : analgetik dan antipiretik
 Dosis : dewasa: 3 - 4 kali sehari 400mg
 Diminum sesudah makan

JAWABAN PERTANYAAN
1. Jenis epilepsi yang diderita pasien, berikan deskripsi yang jelas.
Jawaban :
Jenis epilepsi yang diderita pasien yaitu tonic-clonic convulsion (grand mal).
Hal ini dimungkinkan karena pasien mengalami seizure pada anggota badan dan
tubuhnya ,pada saat serangan pasien jatuh pingsan, serangan berlangsung selama 2-
3 menit. Sesaat setelah serangan penderita sadarkan diri, kelelahan dan kemudian
tertidur.
2. Problem terapi pada penderita epilepsi
Penghentisn Carbamazepine secara tiba-tiba sehingga menimbulkan penurunan
efek terapi carbamazepine sebagai konvulsan. Jika ingin menggati obat maka harus
dilakukan penurunan dosis secara berkala terlebih dahulu skemudian
mengkombinasikan dengan antikonvulsan yang lain .
3. Sesuaikah pilihan antikonvulsan yang sudah diberikan pada pasien? Bila tidak
sesuai, apa obat yang anda rekomendasikan? Cari dan tunjukkan guidance
terapi epilepsi yang baru
Sesuai ,dijelaskan dengan bagan sebagai berikut

4. Terapi non farmakologi yang dapat mengurangi resiko frekuensi serangan


Diet ketogenik yaitu diet dengan tinggi lemak ,cukup protein ,dan rendah
karbohedrat .
Stimulasi nervus vagus yaitu dengan perawatan medis yang melibatkan pemberian
impuls listrik ke saraf vagus
5. Informasi apa yang bisa anda sampaikan kepada pasien, terkait obat
mengingat terapi jangka panjang dan adanya efek-efek samping, faktor
pencetus, pantangan makanan, yang dapat mengurangi resiko serangan.
1.diet ketogenik dengan tinggi lemak ,cukup protein ,dan rendah karbohedrat .
2.mengurangi konsumsi garam
3.menginformasikan kepada pasien jika pasien kelak hamil maka harus
dikonsultasikan kepada dokter atau apoteker untuk mengganti obat atau
memonitoring secara selektif efek samping obat terhadap perkembangan janin
(teratogenitas)

Anda mungkin juga menyukai