Anda di halaman 1dari 10

Penatalaksanaan

Tujuan utama tata laksana epilepsi adalah tercapainya kualitas hidup


optimal untuk pasien dengan upaya menghentikan bangkitan, mengurangi
frekuensi bangkitan, mencegah timbulnya komplikasi dan mencegah timbulnya
efek samping obat.3,4
Keberhasilan pengobatan epilepsi ditentukan oleh ketepatan diagnosis, jenis
obat anti epilepsi (OAE), kepatuhan, sikap dan pengetahuan pasien dan keluarga
tentang epilepsi.3,4

Pertolongan Pertama Saat Kejang

Setiap orang yang menyaksikan terjadinya kejang bertanggungjawab untuk


mencegah luka fisik, memastikan keamanan, dan mengawasi dengan baik.
Penderita tidak boleh ditinggalkan sendirian.5

Gambar 3. Pertolongan Epilepsi

Tetap tenang, tetap didekat dengan orang tersebut, lindungi


kepala,tempatkan sesuatu yang lembut di bawah kepala, dan melonggarkan setiap
pakaian ketat.5,6
Letakkan pasien pada posisi lateral dekubitus untuk menjamin drainase
sekret dan mencegah aspirasi, dorong sudut rahang ke depan untuk membantu
pernapasan.5
Dampingi orang itu sampai kejang berakhir secara alami dan penderita
sampai tenang. Yakinkan bahwa mereka aman dan tetap bersama mereka saat
mereka pulih.4,6
Perlu diperhatikan, untuk tidak; menahan gerakan (kejang) tersebut atau
memasukan apapun ke dalam mulut sampai penderita kejang tersebut benar-benar
sadar. Dampingi penderita sampai benar-benarpulih (5 sampai 20 menit).4,6

Medikamentosa
Jenis obat-obat Anti Epilepsi yang mencegah rekuerensi bangkitan dan
mengakhiri aktivitas bangkitan elektris dan klinis, yaitu:3,4,8
1) Valproate
Dianggap sebagai pilihan utama epilepsi general primer,
mempunyai spectrum yang sangat luas dan efektif pada kebanyakan tipe
kejang, termasuk kejang mioklonik. Mempunyai mekanisme kerja
multipel termasuk meningkatkan kadar GABA dalam otak dan aktivitas
saluran kalsium tipe-T.
Untuk dewasa, dosis inisial valproat injeksi (100mg/ml vial) 10-15
mg/kgBB/hari, tingkatkan 5-20 mg/kgBB/minggu sampai maksimum
dosis 60 mg/kgBB/hari atau sampai batas dosis yang ditoleransi;
kecepatan pemberian iv 20 mg/menit. Sementara dosis oral sama dengan
dosis injeksi. Sementara, untuk anak-anak, dosis inisial adalah 20
mg/kgBB/hari i.v, dan dosis pemeliharaan 30-60 mg/kg/hari iv.v.

2) Fenitoin
Fenitoin adalah suatu antikonvulsan hidantoin yang efektif
mengurangi frekuensi dan keparahan kejang, tanpa menyebabkan depresi
SSP. Mekanisme kerja fenitoin mempengaruhi perubahan fungsi
membrane saraf, misalnya dalam pengaturan perubahan voltase yang
diatur melalui canal ion. Fenitoin dan karbamazepin memblok kanal Na
pada saraf sehingga dapat mereduksi perulangan potensial aksi yang
sangat berguna untuk mengontrol serangan tonik-klonik.
Efektif pada kejang tonik-klonik dan sering digunakan. Untuk
dewasa, loading dose adalah 15-20 mg/kg/hari per oral atau i.v. Dosis
pemeliharaan 5 mg/kg/hari per oral atau i.v, dengan kecepatan pemberian
tidak melebihi 50 mg/kgBB. Sementara dosis inisial pediatrik adalah 5-7
mg/kgBB/hari per oral atau i.v, dengan dosis pemeliharaan 5-7
mg/kgBB/hari per oral atau i.v.

3) Fenobarbital

Salah satu oabt anti epilepsi utama yang digunakan sejak awal
1900-an. Dosis dewasa adalah 90 mg per oral terbagi dalam 4 dosis,
ditingkatkan 30 mg/hari sampai dosis pemeliharaan biasanya adalah 90-
120 mg/hari. Sementara itu, dosis inisial pediatric adalah 3-5
mg/kgBB/hari per oral, dengan dosis pemeliharaan 3-5 mg/kgBB/hari per
oral.

4) Karbamazepin

Obat antiepilesi generasi lama yang digunakan sebagai lini kedua


bersama fenitoin, dan merupakan obat pilihan pertama pada epilepsy
karena memiliki efek samping yang rendah dan tidak banyak
mempengaruhi fungsi kognitif dan prilaku. Efek samping adalah
osteopenia. Dosis dewasa adalah 400-1200 mg/hari per oral, terbagi dalam
3 kali sehari. Dosis awal 5 mg/kgBB/hari per oral, dengan dosis
pemeliharaan 15-20 mg/kgBB/hari per oral.
5) Zonisamide

Salah satu dari obat generasi baru yang memblok saluran kalsium
tipe T, memperpanjang inaktivasi saluran natrium dan merupakan suatu
inhibitor karbonik anhidrase. Dosis inisial dewasa adalah 100 mg/kg/hari
per oral terbagai dalam 2 dosis, tingkatkan 100mg/hari/minggu sampai ke
dosis pemeliharaan 100-300 mg dua kali sehari per oral.

6) Felbamat

Obat ini diakui oleh FDA untuk terapi kejang parsial refreakter.
Mempunyai banyak mekanisme kerja, termasuk (1) inhibisi NMDA-
associated sodium channels, (2) potensiasi aktivitas GABA-ergic, dan (3)
inhibisi voltage-sensitive sodium channel.
Dosis inisial dewasa adalah 600 mg tiga kali sehari per oral,
tingkatkan 600-1200 mg/hari tiap minggu sampai dosis maksimum 1200-
1600 mg tiga kali per hari per oral.

7) Topiramat
Obat anti epilepsi spektrumluas yang diakui untuk kejang tonik-
klonik umum primer. Mekanisme kerjanya meliputi blok kerja state-
dependent sodium channel, potensiasi aktivitas inhibitorik dari
neurotransmitter GABA, dapat memblok aktivitas glutamate, dan sebagai
inhibitor karbonik anhidrase. Dosis dewasa adalah 50 mg/hari per oral,
titrasi 50 mg/hari tiap interval 1 minggu sampai dosis target 200 mg 2 kali
per hari. Sementara itu, dosis inisial pediatrik adalah 25 mg atau 50
mg/hari per oral; lakukan titrasi sampai dosis 6 mg/kg/hari.
8) Levetiracetam

Diindikasikan untuk kejang tonik-klonik primer pada dewasa dan


anak usia 6 tahun atau lebih. Diindikasikan untuk kejang umum tonik
klonik primer pada dewasa dan dan anak usia lebih dari 6 tahun.
Dosis inisial dewasa adalah 500 mg 2 kali per hari per oral, dapat
ditingkatkan 1000 mg/hari 4 kali dalam 2 minggu, tidak melebihi 1500 mg
dua kali per hari. Dosis anak kurang dari 6 tahun belum dapat ditentukan.
Untuk anak usia 6-15 tahun, dosis 10 mg/kg per oral 2 kali sehari; dapat
ditingkatkan dosis harian 20 mg/kg 4 kali dlaam 2 minggu, tidak melebihi
30 mg/kg dua kali sehari. Untuk anak usia > tahun, dosis sama seperti
pada dewasa.

Tabel 1. Dosis OAE untuk orang dewasa (Perdossi, 2007)8


Dosis Awal Dosis Jumlah Dosis Waktu Waktu
(Mg/Hari) Rumatan(M Per Hari Paruh Tercapainyaste
Obat g/Hari) Plasma ady State (Hari)
(Jam)

Carbamazepine 400-600 mg 400-1600 2-3x(untuk yg 15-35 2-7


mg CR 2x)

Phenytoin 200-300 mg 200-400 mg 1-2x 10-80 3-5

Asam valproat 500-1000 mg 500-2500 2-3x (untuk 12-18 20-4


mg yg CR 1-2x)

Phenobarbital 50-100 mg 50-200 mg 1 50-170

Clonazepam 1 mg 4 mg 1 atau 2 20-60 2-10

Clobazam 10 mg 10-30 mg 2-3x (untuk 10-30 2-6


yg CR 2x)

Oxcarbazepine 600-900 mg 600-3000 2-3x 8-15


mg

Levetiracetam 1000-2000 1000-3000 2x 6-8 2


mg mg

Topiramate 100 mg 100-400 mg 2x 20-30 2-5

Gabapentin 900-1800 mg 900-3600 2-3x 5-7 2


mg

Lamotrigine 50-100 mg 20-200 1-2x 15-35 2-6


Komplikasi

Komplikasi yang dapat timbul saat terjadinya kejang tonik klonik adalah:3,8

1) Trauma oral
Dapat terjadi terputusnya lidah, akibat tergigit karena spasme
rahang
2) Trauma kepala
Fraktur tengkorak, kontusio, hematoma subdural atau epidural
dapat disebabkan oleh jatuh atau karena aktivitas klonik.
3) Fraktur vertebra
Fraktur kompresi vertebra thorakal atau lumbar dapat terjadi
asimptomatik, dan lebih sering pada orang tua.
4) Aspirasi
Aspirasi bahan sekresi atau muntahan dapat terjadi saat refleks-
refleks protektif normal jalan napas mengalami inhibisi post-iktal.

Diagnosis banding
Diagnosis banding dari grand mal epilepsi yaitu :4,5,8
1. Epilepsi Umum
a) Epilepsi Petit Mal
Epilepsi petit mal adalah epilepsi yang menyebabkan gangguan
kesadaran secara tiba-tiba, di mana seseorang menjadi seperti bengong
tidak sadar tanpa reaksi apa-apa, dan setelah beberapa saat bisa kembali
normal melakukan aktivitas semula. Serangan singkat sekali antara
beberapa detik sampai setengah menit dengan penurunan kesadaran
ringan tanpa kejang-kejang. Keadaan termangu-mangu (pikiran
kososng, kehilangan kesadaran dan respons sasaat), muka pucat,
pembicaraan terpotong-potong atau mendadak berhenti bergerak
terutama anak - anak. Setelah serangan anak kemudian melanjutkan
aktivitasnya seolah - olah tidak terjadi apa apa. Serangan petit mal
pada anak dapat berkembang menjadi gran mal pada usia pubertas.

b) Epilepsi Myoklonik Juvenil


Epilepsi myoklonik Juvenil adalah epilepsi yang mengakibatkan
terjadinya kontraksi singkat pada satu atau beberapa otot mulai dari
yang ringan tidak terlihat sampai yang menyentak hebat seperti jatuh
tiba-tiba, melemparkan benda yang dipegang tiba-tiba, dan lain
sebagainya.

2. Epilepsi Parsial (Sebagian)


a) Epilepsi Parsial Sederhana
Epilepsi parsial sederhana adalah epilepsi yang tidak disertai hilang
kesadaran dengan gejala kejang-kejang, rasa kesemutan atau rasa kebal di
suatu tempat yang berlangsung dalam hitungan menit atau jam.

b) Epilepsi Parsial Kompleks


Epilepsi parsial komplek adalah epilepsi yang disertai gangguan kesadaran
yang dimulai dengan gejala parsialis sederhana namun ditambah dengan
halusinasi, terganggunya daya ingat, seperti bermimpi, kosong pikiran, dan
lain sebagainya. Epilepsi jenis ini bisa menyebabkan penderita melamun,
lari tanpa tujuan, berkata-kata sesuatu yang diulang-ulang. Penderita
memperlihatkan kelakuan otomatis tertentu seperti gerakan mengunyam
dan / menelan dan berjalan dalam lingkaran.4,5

Prognosis

Pada sekitar 70 % kasus epilepsi serangan dapat dicegah dengan obat anti
epilepsi, sedangkan pada 30-50 % pada suatu saat pengobatan dapat dihentikan.
Namun prognose tergantung dari jenis serangan, usia waktu serangan pertama
terjadi, saat dimulai pengobatan, ada tidaknya kelainan neurologik atau mental
dan faktor etiologik. Prognosis terbaik adalah untuk serangan umum primer
seperti kejang tonik klonik dan serangan petit mal, sedangkan serangan parsial
dengan simtomatologi kompleks kurang baik prognosenya. Juga serangan epilepsi
yang mulai pada waktu bayidan usia dibawah tiga tahun prognosenya relatih
buruk.4,8
Morbiditas untuk tonik-klonik kejang bisa tinggi karena pasien tersebut
tidak mengalami aura dan dengan demikian kejang menyerang tanpa peringatan;
luka ringan sering terjadi. Pasien dapat memiliki dislokasi bahu posterior dan
patah tulang.4,5
Tingkat mortalitas untuk kejang rendah, namun, di antara jenis epilepsi
angka morbiditas pada kejang tonik-klonik tinggi. Beberapa faktor risiko
kematian mendadak pada epilepsi / sudden death in epilepsy (SUDEP) meliputi
frekuensi tinggi kejang pada usia yang lebih muda dan keterbelakangan mental.4,5
BAB IV
PENUTUP

Kesimpulan

Epilepsi grand mal merupakan kejang yang di awali dengan kehilangan


kesadaran, kemudian timbul gerakan tonik-klonik yang berlangsung sekitar 1-2
menit. Epilepsi grand mal terjadi akibat bangkitan yang idiopatik dimana terjadi
ketidakseimbangan antara eksitasi dan inhibisi.
Peemeriksaan dilakukan menggunakan Electroencephalography yang
menampilkan aktivits listrik di otak. Penagangan pada pasien epilepsi grand mal
adalah untuk mengurangi frekuensi bangkitan, menghentikan bangkitan,
mencegah timbulnya komplikasi dengan cara penanganan yang tepat pada
pertolongan pertama saat kejang dan pemberian obat anti epilepsi (OAE).
DAFTAR PUSTAKA

1. Smith, P. E. 2008. Epilepsy. Neurology In Practice. University Of Wales<


Heath Park Cardiff. Wales.
2. Price, Slvia Anderson, 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit, Edisi 6, Vol.2. Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta.
3. Sidharya, Priguna. 2012. Nuerologi Klinis Dalam Praktek Umum, Penerbit
Dian Rakyat, Jakarta.
4. Rich Klasco, May 2, 2011 Grand Mal Seizures. Diakses pada 02-06-2016.
(http://www.localhealth.com/article/grand-mal-seizures)
5. Epilepsy Fundation. 2010. Types Of Seazure. Types And Different Stages Of
Seazure
6. Parko R. Karen. 2008. Seizures And Epilepsy Diagnosis And Treatment.
National Director VA Epilepsy Centersof Excellence San Francisco VA
Medical Center
7. Mayo Clinic Staff, 2011. Diseases And Conditions Grand Mal Seazure.
Diakses pada 02-06-2016 (http://www.mayoclinic.org/diseases-
conditions/grand-mal-seizure/basics/definition/con-20021356)
8. Widjaja, D. 2004. Pathophysiology And Neuropathology Of Epilepsy.
Pertemuan Nasional I Epilepsi PERDOSSI, Badan Penerbit Universitas
Diponegoro. Semarang.
9. Leach JP et all. 2013. Modern Management Of Epilepsy. CME Neurology
Clinical Medicine, Sauthern General Hospital.

Anda mungkin juga menyukai