Medikamentosa
Jenis obat-obat Anti Epilepsi yang mencegah rekuerensi bangkitan dan
mengakhiri aktivitas bangkitan elektris dan klinis, yaitu:3,4,8
1) Valproate
Dianggap sebagai pilihan utama epilepsi general primer,
mempunyai spectrum yang sangat luas dan efektif pada kebanyakan tipe
kejang, termasuk kejang mioklonik. Mempunyai mekanisme kerja
multipel termasuk meningkatkan kadar GABA dalam otak dan aktivitas
saluran kalsium tipe-T.
Untuk dewasa, dosis inisial valproat injeksi (100mg/ml vial) 10-15
mg/kgBB/hari, tingkatkan 5-20 mg/kgBB/minggu sampai maksimum
dosis 60 mg/kgBB/hari atau sampai batas dosis yang ditoleransi;
kecepatan pemberian iv 20 mg/menit. Sementara dosis oral sama dengan
dosis injeksi. Sementara, untuk anak-anak, dosis inisial adalah 20
mg/kgBB/hari i.v, dan dosis pemeliharaan 30-60 mg/kg/hari iv.v.
2) Fenitoin
Fenitoin adalah suatu antikonvulsan hidantoin yang efektif
mengurangi frekuensi dan keparahan kejang, tanpa menyebabkan depresi
SSP. Mekanisme kerja fenitoin mempengaruhi perubahan fungsi
membrane saraf, misalnya dalam pengaturan perubahan voltase yang
diatur melalui canal ion. Fenitoin dan karbamazepin memblok kanal Na
pada saraf sehingga dapat mereduksi perulangan potensial aksi yang
sangat berguna untuk mengontrol serangan tonik-klonik.
Efektif pada kejang tonik-klonik dan sering digunakan. Untuk
dewasa, loading dose adalah 15-20 mg/kg/hari per oral atau i.v. Dosis
pemeliharaan 5 mg/kg/hari per oral atau i.v, dengan kecepatan pemberian
tidak melebihi 50 mg/kgBB. Sementara dosis inisial pediatrik adalah 5-7
mg/kgBB/hari per oral atau i.v, dengan dosis pemeliharaan 5-7
mg/kgBB/hari per oral atau i.v.
3) Fenobarbital
Salah satu oabt anti epilepsi utama yang digunakan sejak awal
1900-an. Dosis dewasa adalah 90 mg per oral terbagi dalam 4 dosis,
ditingkatkan 30 mg/hari sampai dosis pemeliharaan biasanya adalah 90-
120 mg/hari. Sementara itu, dosis inisial pediatric adalah 3-5
mg/kgBB/hari per oral, dengan dosis pemeliharaan 3-5 mg/kgBB/hari per
oral.
4) Karbamazepin
Salah satu dari obat generasi baru yang memblok saluran kalsium
tipe T, memperpanjang inaktivasi saluran natrium dan merupakan suatu
inhibitor karbonik anhidrase. Dosis inisial dewasa adalah 100 mg/kg/hari
per oral terbagai dalam 2 dosis, tingkatkan 100mg/hari/minggu sampai ke
dosis pemeliharaan 100-300 mg dua kali sehari per oral.
6) Felbamat
Obat ini diakui oleh FDA untuk terapi kejang parsial refreakter.
Mempunyai banyak mekanisme kerja, termasuk (1) inhibisi NMDA-
associated sodium channels, (2) potensiasi aktivitas GABA-ergic, dan (3)
inhibisi voltage-sensitive sodium channel.
Dosis inisial dewasa adalah 600 mg tiga kali sehari per oral,
tingkatkan 600-1200 mg/hari tiap minggu sampai dosis maksimum 1200-
1600 mg tiga kali per hari per oral.
7) Topiramat
Obat anti epilepsi spektrumluas yang diakui untuk kejang tonik-
klonik umum primer. Mekanisme kerjanya meliputi blok kerja state-
dependent sodium channel, potensiasi aktivitas inhibitorik dari
neurotransmitter GABA, dapat memblok aktivitas glutamate, dan sebagai
inhibitor karbonik anhidrase. Dosis dewasa adalah 50 mg/hari per oral,
titrasi 50 mg/hari tiap interval 1 minggu sampai dosis target 200 mg 2 kali
per hari. Sementara itu, dosis inisial pediatrik adalah 25 mg atau 50
mg/hari per oral; lakukan titrasi sampai dosis 6 mg/kg/hari.
8) Levetiracetam
Komplikasi yang dapat timbul saat terjadinya kejang tonik klonik adalah:3,8
1) Trauma oral
Dapat terjadi terputusnya lidah, akibat tergigit karena spasme
rahang
2) Trauma kepala
Fraktur tengkorak, kontusio, hematoma subdural atau epidural
dapat disebabkan oleh jatuh atau karena aktivitas klonik.
3) Fraktur vertebra
Fraktur kompresi vertebra thorakal atau lumbar dapat terjadi
asimptomatik, dan lebih sering pada orang tua.
4) Aspirasi
Aspirasi bahan sekresi atau muntahan dapat terjadi saat refleks-
refleks protektif normal jalan napas mengalami inhibisi post-iktal.
Diagnosis banding
Diagnosis banding dari grand mal epilepsi yaitu :4,5,8
1. Epilepsi Umum
a) Epilepsi Petit Mal
Epilepsi petit mal adalah epilepsi yang menyebabkan gangguan
kesadaran secara tiba-tiba, di mana seseorang menjadi seperti bengong
tidak sadar tanpa reaksi apa-apa, dan setelah beberapa saat bisa kembali
normal melakukan aktivitas semula. Serangan singkat sekali antara
beberapa detik sampai setengah menit dengan penurunan kesadaran
ringan tanpa kejang-kejang. Keadaan termangu-mangu (pikiran
kososng, kehilangan kesadaran dan respons sasaat), muka pucat,
pembicaraan terpotong-potong atau mendadak berhenti bergerak
terutama anak - anak. Setelah serangan anak kemudian melanjutkan
aktivitasnya seolah - olah tidak terjadi apa apa. Serangan petit mal
pada anak dapat berkembang menjadi gran mal pada usia pubertas.
Prognosis
Pada sekitar 70 % kasus epilepsi serangan dapat dicegah dengan obat anti
epilepsi, sedangkan pada 30-50 % pada suatu saat pengobatan dapat dihentikan.
Namun prognose tergantung dari jenis serangan, usia waktu serangan pertama
terjadi, saat dimulai pengobatan, ada tidaknya kelainan neurologik atau mental
dan faktor etiologik. Prognosis terbaik adalah untuk serangan umum primer
seperti kejang tonik klonik dan serangan petit mal, sedangkan serangan parsial
dengan simtomatologi kompleks kurang baik prognosenya. Juga serangan epilepsi
yang mulai pada waktu bayidan usia dibawah tiga tahun prognosenya relatih
buruk.4,8
Morbiditas untuk tonik-klonik kejang bisa tinggi karena pasien tersebut
tidak mengalami aura dan dengan demikian kejang menyerang tanpa peringatan;
luka ringan sering terjadi. Pasien dapat memiliki dislokasi bahu posterior dan
patah tulang.4,5
Tingkat mortalitas untuk kejang rendah, namun, di antara jenis epilepsi
angka morbiditas pada kejang tonik-klonik tinggi. Beberapa faktor risiko
kematian mendadak pada epilepsi / sudden death in epilepsy (SUDEP) meliputi
frekuensi tinggi kejang pada usia yang lebih muda dan keterbelakangan mental.4,5
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan