Anda di halaman 1dari 22

BY :

R. Nova Apriani., S.Farm., Apt.


Antikonvulsi merupakan obat yang
digunakan untuk menghentikan kejang /
antikejang.
mekanisme kerja :
1. Mencegah dan menurunkan lepasnya
muatan listrik yang berlebihan.
2. Mengurangi penyebaran pacuan dari focus
serangan dan mencegah cetusan listrik
serta putusnya fungsi agregasi normal
neuron
Epilepsi ialah penyakit kambuhan kronis yang
ditandai dengan datangnya serangan yang
disebabkan oleh naiknya keterangsangan
neuron pusat sehingga terjadi penurunan
nilai ambang rangsang pada sistem motorik
korteks maupun subkorteks, yang dapat
menimbulkan hilangnya kesadaran, gerakan
badan yang tidak terduga, kenaikan aktivitas
otonom reaksi motorik abnormal dan
berbagai gangguan psikis.
Yang mempengaruhi konvulsi :
1. Blokade asam glutamat dan
asam aspartat.
2. Inhibisi GABA, glisin, taurin,
prolin dan beta-alanin.
Beberapa obat bahkan dikaitkan langsung
dengan serangan atau bangkitan kejang,
seperti misalnya:
1. Amantadin, mempunyai efek pada
susunan syaraf pusat yang merugikan,
yang mungkin berpengaruh jelek pd
epilepsi.
2. Kontrasepsi oral, menyebabkan juga
retensi air yang dapat menyebabkan
serangan epilepsi.
3. Antidepresan trisiklik dapat menimbulkan
serangan epilepsi pada dosis besar.
4. Reserpin merendahkan nilai ambang batas
kejang.
I. Fenobarbital antikonvulsan barbiturat.
Mekanisme obat : membatasi penyebaran aktivitas
serangan dan juga menaikkan nilai ambang
serangan.
ADME :
 Absorpsi lambat, tapi sempurna (sec oral).
 Terikat pada protein plasma 40-60 % dan terikat
pada jaringan otak.
 Waktu paruh pada orang dewasa 90 jam dan u anak2
lebih kecil.
 Konsentrasi dalam plasma 10 µg/ml pada dosis 1
mg/kg BB.
Efek samping:
- Sedasi lama-lama toleransi.
- Ataksia
- Pada anak hiperaktivitas.

Interaksi obat.
- Interaksi juga menyangkut induksi sistem
enzim mikrosomal hepar oleh feno.
- Konsentrasi naik 40% bila diberi bersama
asam valproat.
Yang termasuk golongan ini adalah
mefobarbital dan metarbital.
Dosis ; 1,1 -3,4mg/kgBB,
100-200mg/hari(dewasa)
II.Primidon (Deoxybarbiturat).
ADME:
1. Absorpsi cepat dan hampir sempurna pada
pemberian oral.
2. Kadar plasma puncak 3 jam.
3. Waktu paruh 5-15 jam.
4. Metabolit aktif pirimidon adalah
fenobarbital dan feniletilmalonamid terikat
protein plasma ½ nya. Waktu paruh 16 jam
dan terakumulasi selama jangka panjang.
Interaksi obat :
- Fenitoin menaikkan konversi primidon ke

fenobarbital.
- Isdn sebaliknya.

Dosis : 50 mg, 3kali/hari sampai 250-350 mg,


3 kali/hari.
III. Hidantoin.
Mekanisme aksi:
- Menurunakan masuknya ion Na, Ca dan

menunda keluarnya ion K


ADME :
Larut dalam air secara terbatas dan diekresikan
sesuai dengan dosis, 90% terikata dalam
protein plasma.
Pemakaian kronis menimbulkan :
1. Gangguan fungsi serebral.
2. Perubahan perilaku.
3. Gejala gangguan gastoinstetinal.
4. Anemia megaloblastis.

Dosis:
Dewasa : dosis awal 3-4mg/kgBB/hari
Anak : 4-7 mg/BB/hari.
Pemberian intra vena tidak boleh lebih dari 50
mg/menit
Interaksi obat :
- Chlorampenicol, klopromazid, diazepam,

disulfiram, estrogen, ISDN, fenilbutazon, dan


feniramidon menghambat metabolisme dari
fenitoin.
- Amfetamin mengganggu absorpsi dari

fenitoin.
- Salisilat mendesak lepasnya ikatan protein

plasma sehingga fenitoin bebas menjadi


banyak.
IV. Karbamazepin.
Mekanisme kerja :
- Menaikkan nilai ambang batas serangan .
- Menghambat serangan shock.
- Menghilangkan lepas muatan listrik otak.
ADME :
Cepat diabsorpsi, 80% terikat protein
plasma, konsentrasi puncak 2-6 jam.
Waktu paruh 13-17 jam.
Efek samping :
- mengantuk,
- Bingung
- Gangguan keseimbangan.
- Ataksia.
- Anemia aplastik
- Nausea.
- Dizzines, fotosensitif.
- Depresi sum-sum tulbel
Dosis :
Dewasa : 200 mg, 2kali sehari 600-1200 mg.
dosis terbagi 4 bila perlu.
Anak : 20-30 mg/kgBB
V. Asam valproat.
Mekanisme obat :
Memblokir efek konvulsi ari antagonis GABA.
ADME :
Diabsorpsi cepat dan sempurna setelah
diabsorpsi oral, konsentrasi puncak 1-4
jam, terikakat dalam protein plasma 90%,
waktu paruh 15 jam.
Efek samping :anoreksia , mual muntah,
sedasi, tremor, agregasi platelet dan
ataksia.
Interaksi obat : apabila diberikan dengan
fenobarbital kadar fenobarbital meningkat.
Dosis :
- dewasa ;1000-3000 mg/hari (dss terbagi)
- Anak ; 30-60 mg/kg hari ( dss terbagi)
VI. Benzodiazepin.
Mekanisme kerja : mencegah bangkitan
kejang.
ADME :
Absorpsi cepat, konsentrasi max tercapai
dalam 2-4 jam, 50% terikat protein plasma,
diekresikan melalui urin.
Efek samping :
Sec intravena depresi pernafasan, mengangtuk
alergi, lesu dan gangguan psikis.
Dosis :
Klonazepam
- Dosis awal pada dewasa tidak lebih dari

1,5 mg/hari, pada anak 0,01-0,03


mg/kg/hari.
- Dosis dapat dinaikkan dengan kenaikan
0,25-0,5 mg/hari dan pada anak-anak 0,5-1
mg/hari
- Dosis maksimal yg direkom 20 mg/hari
untuk dewasa dan 0,2 mg/kg/hari pada
anak-anak.
Diazepam
- dewasa/ anak yang sudah besar 5-10 mg

(0.2-0,4 mg/ kg berat badan, oral)


- Intravena ; 0,2-0,3 mg/kgBB, intravena pelan

2mg/menit pada dosis awal anak dan


dewasa.
1. Clobazam.
2. Felbamat.
3. Gabapentin.
4. Lamotrigin.
5. Oksarbazepin.
6. Topiramat.
7. Progabid.
8. Vigabatrin.
9. Tiagabin.
10. Zonisamid.

Anda mungkin juga menyukai