Anda di halaman 1dari 2

DIAZEPAM & ASAM VALPROAT

Diazepam ( Golongan Benzodiazepin ) Merupakan ansiolitik kerja lama ( 1-3 hari ) Indikasi : Pemakaian jangka pendek pada ansietas atau insomnia, tambahan pada putus alcohol akut, status epileptikus, kejang demam, spasme otot. Kontraindikasi : Depresi pernapasan, gangguan hepar berat, miastenia gravis, insufisiensi pulmoner akut, kondisi fobia dan obsesi, psikosis kronik, trimester pertama kehamilan, bayi premature, tidak boleh digunakan sendirian pada depresi atau ansietas dengan depresi. Peringatan : dapat mengganggu kemampuan mengemudi, hamil, menyusui, bayi, usia lanjut, penyakit hepar dan ginjal, penyakit pernapasan, kelemahan, riwayat

penyalahgunaan obat atau alcohol, kelainan kepribadian yang nyata, kurangi dosis pada usia lanjut, hindari pemakain jangka panjang Interaksi : kadar plasma sebagian benzodiazepine dinaikkan oleh fluvoksamin Efek samping : mengantuk , kelemahan otot, ataksia, gangguan mental, amnesia, ketergantungan, depresi pernapasan, bingung. Farmakodinamik : Pengikatan GABA ( asam gama aminobutirat ) ke reseptornya pada membrane sel akan membuka saluran klorida, meningkatkan efek konduksi klorida. Aliran ion klorida yang masuk menyebabkan hiperpolarisasi lemah menurunkan potensi postsinaptik dari ambang letup dan meniadakan pembentukan kerja-potensial. Benzodiazepine terikat pada sisi spesifik dan berafinitas tinggi dari membrane sel, yang terpisah tetapi dekat reseptor GABA : reseptor benzodiazepine terdapat hanya pada SSP dan lokasinya sejajar dengan neuron GABA. Pengikatan benzodiazepine memacu afinitas reseptor GABA untuk neurotransmitter yang bersangkutan, sehingga saluran klorida yang berdekatan lebih sering terbuka. Keadaan tersebut akan memacu hiperpolarisasi dan menghambat letupan neuron. Efek klinis berbagai benzodiazepine tergantung pada afinitas ikatan obat masingmasing pada kompleks saluran ion, yaitu kompleks GABA reseptor dan klorida. Farmakokinetik : 1. Absorbsi dan distribusi : benzodiazepine bersifat lipofilik dan diabsorbsi secara cepat dan sempurna setelah pemberian secara oral dan didistribusikan keseluruh tubuh. 2. Lama kerja : Waktuh paruh benzodiazepine penting secara klinis karena lama kerja dapat menentukan penggunaan dalam terapi.

DIAZEPAM & ASAM VALPROAT


Asam Valproat Valproat (dipropilasetat, atau 2 propilpentanoat) terutama untuk terapi epilepsy umum dan kurang efektif terhadap epilepsy fokal. Valproat menyebabkan hiperpolarisasi potensial istirahat membrane neuron, akibat peningkatan daya konduksi membrane untuk kalium. Efek antikonvulsi valproat didasarkan meningkatnya kadar asam gama aminobutirat (GABA) di dalam otak. Pemberian valproat per oral cepat diabsorbsi dan kadar maksimal serum tercapai setelah 1-3 jam. Dengan masa paruh 8-10 jam. Kadar darah stabil setelah 48 jam terapi. Kira-kira 70% dari dosis valproat diekskresikan di urin dalam 24 jam. Toksisitas valproat berupa gangguan saluran cerna, system saraf, hati, ruam kulit, dan alopesia. Gangguan cerna berupa anoreksia, mual dan muntah terjadi pada 16 % kasus. Efek terhadap SSP berupa kantuk , ataksia dan tremor, menghilang dengan penurunan dosis. Gangguan pada hati berupa peninggian aktifitas enzim-enzim hati dan sesekali terjadi nekrosis hati yang sering berakibat fatal. Valproat efektif terhadap epilepsy umum yakni bangkitan lena yang disertai bangkitan tonik klonik. Sedangkan terhadap epilepsy fokal lain efektifitasnya kurang memuaskan. Terapi dimulai dengan dosis 3 kali 200 mg/hari , jika perlu setelah 3 hari dosis dinaikkan menjadi 3 kali 400 mg/hari . dosis harian lazim berkisar 0,8-1,4 g. dosis anak yang disarankan berkisar 20-30mg/kgBB sehari. Valproat telah diakui efektifitasnya sebagai obat untuk bangkitan lena, tetapi bukan merupakan obat terpilih karena efek toksiknya terhadap hati. Valproat juga efektif untuk bangkitan mioklonik dan bangkitan tonik-klonik. Asam valproat akan meningkatkan kadar fenobarbital 40% karena terjadi penghambatab hidrosilasi fenobarbital. Sedangkan interaksinya dengan fenitoin terjadi melalui mekanisme yang lebih kompleks. Fenitoin total dalam plasma akan turun, karena biotransformasi yang meningkat dan pergeseran fenitoin darin ikatan protein plasma. Sedangkan fenitoin bebas dalam darah mungkin tidak dipengaruhi.

Anda mungkin juga menyukai