KELOMPOK B
Di susun oleh :
NABILA FAUZIAH ( 1343050130 )
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945
JAKARTA
1. CHLORPROMAZINE :
Anak 6 bulan :
Skizofrenia/psikosis :
Mual muntah :
Dewasa :
Shcizoprenia/psikosis
- Oral : 30-2000 mg/hari dibagi dalam 1-4 dosis, mulai dengan dosis rendah,
kemudian sesuaikan dengan kebutuhan
Dosis lazim : 400-600 mg/hari, beberapa pasien membutuhkan 1-2 g/hari.
- im,iv : awal: 25 mg, dapt diulang 25-50 mg , dalam 1-4 jam, naikkan bertahap
sampai maksimum 400 mg/dosis setiap 4-6 jam sampai pasien terkendaliDosis
lazim : 300-800 mg/hari.Cegukan tidak terkendali : Oral, im.: 25-50 mg sehari
3-4 kali.
Mual muntah :
- Oral : 10-25 mg setiap 4-6 jam, im.,iv., : 25-50 mg setiap 4-6 jam.
- Orang tua : gejala-gejala perilaku yang berkaitan dengan demensia : awal : 10-
25 mg sehari 1-2 kali, naikkan pada interval 4-7 hari dengan 10-25 mg/hari,
naikkan interval dosis, sehari 2x, sehari 3 kali dst Bila perlu untuk mengontrol
respons dan efek samping; dosis maksimum : 800 mg.
Aksi kerja obat :
Karakteristik obat :
Sufxes Penulisan tall Tidak boleh Resiko tinggi Nama-nama Kriteria beers
man digerus mirip / LASA
cepezet tidak tidak tidak Tidak
Interaksi obat :
Sering ( > 10% ) Kurang ( 1-10% ) Jarang tapi bisa berbahaya ( <1% )
Kardiovaskuler : hipotensi Metabolik &endokrin : Hematologi : agranulositosis,
postural, takikardia, pusing, laktasi, amenore, eosinofilia, leukopenia, anemia
perubahan interval QT tidak ginekomastia, pembesaran hemolisis, anemia aplastik,
spesifik. payudara, hiperglisemia, purpura trombositopenia.
SSP : mengantuk, distonia, hipoglisemia, test Hati : jaundice.
akathisia, kehamilan positif Mata : penglihatan kabur,
pseudoparkinsonism, palsu.Saluran cerna : mual, perubahan kornea dan
diskinesia tardif, sindroma konstipasi xerostomia. lentikuler, keratopati epitel,
neurolepsi malignan, kejang. Agenitourinari : retensi retinopati pigmen.
Kulit : fotosensitivitas, urin, gangguan ejakulasi,
dermatitis, pigmentasi (abu- impotensi.
abu-biru).
- Hati-hati penggunaan pada pasien dengan depresi SSP, penyakit hati dan jantung
berat.
- Hipotensi mungkin terjadi terutama pada pemberian parenteral. Diskinesia tardif :
prevalensi pada orang tua mungkin 40%.
- Reaksi ekstrapiramidal lebih umum pada orang tua dan akathisia adalah gejala yang
paling sering muncul. Bingung, lupa, perilaku psikosis, agitasi sering muncul akibat
efek antikholinergik.
- Ortostatik hipotensi karena blokade reseptor alfa pada orang tua lebih berisiko.
Konseling pasien :
Chlorpromazine boleh diminum sebelum atau sesudah makan. Jika menggunakan obat ini,
hindarilah konsumsi minuman keras, merokok, dan konsumsi antasida. Kandungan alkohol
dalam minuman keras akan meningkatkan risiko efek samping. Sedangkan rokok berpotensi
memengaruhi kadar chlorpromazine dalam tubuh pasien dan antasida akan menurunkan
kadar chlorpromazine yang diserap oleh tubuh.
Usahakan untuk mengonsumsi chlorpromazine pada jam yang sama tiap hari untuk
memaksimalisasi efeknya. Bagi pasien yang lupa mengonsumsi chlorpromazine, disarankan
segera meminumnya begitu teringat jika jadwal dosis berikutnya tidak terlalu dekat. Jangan
menggandakan dosis chlorpromazine pada jadwal berikutnya untuk mengganti dosis yang
terlewat.
Gambaran vital : profil lipid, glukosa darah puasa/Hgb A1c, indeks berat badan, status
mental, skala normal gerakan yang tidak disadari, gejala ekstrapiramidal.
Asuhan klinik :
Jika pasien ingin berhenti menggunakan chlorpromazine, jangan melakukannya secara tiba-
tiba tanpa petunjuk dokter karena gejala-gejala gangguan psikosis dapat kambuh. Proses ini
harus dilakukan secara bertahap.
Konsumsi chlorpromazine berpotensi membuat kulit pasien menjadi lebih sensitif terhadap
sinar matahari. Karena itu, hindarilah pajanan matahari sebisa mungkin dan jangan lupa
untuk menggunakan tabir surya atau pakaian tertutup saat bepergian.
Literatur :
1. Sweetman SC. Et.al. Martindale:The complete drug reference, 36th ed., Pharmaceuticall
Press 2005.
2. LacyCF. Et.al. drug Information handbook international, Lexicomp 2005.
3. The United States Pharmacopeial Convention,Inc. Advice for the patient Drug Information
in Lay Language ;USPDI 17th ed. Rand McNally, Tauton, Massachusetts 1997.
4. ISO Indonesia Volume 47
2. DEXAMETHASONE
Nama dagang :
Bentuk sediaan :
Sufxes Penulisan tall Tidak boleh Resiko tinggi Nama-nama Kriteria beers
man digerus mirip / LASA
Cortidex Tidak Tidak tidak Tidak
Interaksi obat :
Sering ( > 10% ) Kurang ( 1-10% ) Jarang tapi bisa berbahaya ( <1% )
Kardiovaskuler : Aritmia, Susunan saraf pusat : Dermatologis : Akne, dermatitis
bradikardia, henti jantung, Depresi, instabilitas alergi, alopecia, angioedema,
kardiomiopati, CHF, kolaps emosional, euforia, sakit kulit kering, erythema, kulit
sirkulasi, edema, hipertens, kepala, peningkatan pecah-pecah, hirsutism, hiper-
ruptur miokardial (post-MI), tekanan intracranial, /hipopigmentasi, hypertrichosis,
syncope, tromboembolisme, insomnia, malaise, perianal pruritus (pemberian
vasculitis. neuritis, pseudotumor IV), petechiae, rash, atrofi kulit,
cerebri, perubahan psikis, striae, urticaria, luka lama
kejang, vertigo. sembuh
Gunakan hati-hati pasien hipotiroid, sirosis, hipertensi, gagal jantung atau gangguan
tromboemboli, pasien diabetes, glaukoma, katarak, TBC atau pasien berisiko osteoporosis.
Konseling pasien :
Oral: Minum sewaktu atau sesudah makan. Hindari alkohol dan batasi minum kopi atau
obat-obat stimulan. Dokter mungkin akan menyarankan untuk minum lebih banyak vitamin,
mineral atau besi.
Penderita gangguan pencernaan seperti tukak lambung dan kolitis ulceratif sebaiknya
hati-hati jika menggunakan cortidex (dexamethasone), karena beresiko terjadinya
perdarahan pada saluran pencernaan.
Pasien yang memiliki gangguan fungsi hati dan ginjal misalnya pasien usia lanjut,
cortidex (dexamethasone) diberikan dengan dosis terendah dan durasi sesingkat
mungkin.
Jangan menghentikan pemakaian obat ini secara tiba-tiba tanpa sepengetahuan dokter
terutama pada penggunaan jangka panjang karena dapat mengakibatkan gejala-gejala
seperti mialgia, artralgia dan malaise.
Sistem kekebalan tubuh yang menurun menyebabkan pasien lebih rentan terkena
penyakit cacar dan campak.
Obat-obat sistemik kortikosteroid diketahui ikut keluar bersama air susu ibu (ASI).
Karena efek obat ini bisa menggangu pertumbuhan, mengganggu produksi
kortikosteroid endogen, atau efek yang tak diinginkan lainnya, ibu menyusui
sebaiknya tidak menggunakan cortidex (dexamethasone).
Referensi :
Nama dagang :
Komix DT tube, actifed plus cough suppresant, Alco/Alco Plus, Alco Plus DMP, Alpara,
Anadex, Bantif Child, Benacol DTM, Codecon, Cough EN Plus, Decolsin, Dexmolex,
Dextral/Dextral Forte, Farapon, Fludane/Fludane forte/ Fludane Plus, Fludexin, Flurin DMP,
Flutamol/Flutamol-P , Ikadryl DMP, Lacoldin, Lapifed DM, Lapisiv, Lodecon/Lodecon
Forte, Mersidryl, Mixadin, Mixaflu, Neladryl DMP, Panadol Cold & Flu, Poncodryl DMP,
Poncolin D, Pro Inz, Promedex, Pyridryl Plus, Sanadryl DMP, romilar, Sanaflu plus batuk,
Tuzalos, Tussigon, Triaminic Batuk, Woods Peppermint antitusif.
Dekstrometorfan HBr bekerja antara setengah jam dosis oral dan mengerahkan efek hingga 6
jam.
Dosis dewasa: Obat ini diberikan secara oral 10-20 mg tiap 4 jam atau 30 mg tiap 6 sampai 8
jam, dosis maksimum 120 mg sehari.
Dosis anak: Usia 6-12 tahun, 5-10 mg secara oral setiap 4 jam atau 15 mg secara oral setiap
6-8 jam, dosis maksimum 60 mg/hari.
Usia 2-6 tahun : 2.5-5 mg secara oral setiap 4 jam atau 7.5 mg secara oral setiap 6-8 jam,
dosis maksimum 30 mg/hari.
Sufxes Penulisan tall Tidak boleh Resiko tinggi Nama-nama Kriteria beers
man digerus mirip / LASA
Romilar Tidak Tidak tidak Tidak
Interaksi obat :
Sering ( > 10% ) Kurang ( 1-10% ) Jarang tapi bisa berbahaya ( <1% )
Pening, disturbansi Eksitasi, konvulsi, dan Hipersensitivitas (urtikaria,
saluran pencernaan depresi respirasi dapat terjadi angioedema dan nafas pendek).
pada keadaan overdosis
meredakan gejala batuk kering karena besifat menekan batuk (antitusif). DMP merupakan
turunan dari kodein, namun tidak memiliki efek penghilang nyeri atau potensi
ketergantungan.
Perhatian pada pasien dengan bronkitis, emfisema, atau kondisi lain dimana terjadi batuk
persisten atau kronik yang banyak menghasilkan sputum. Terapi dekstromethrofan untuk
batuk yang disertai dengan gejala lain (demam, kulit kemerahan, sakit kepala, mual dan
muntah) harus dibawah supervisi dokter.
Konseling pasien :
Asuhan klinik :
- Jangan digunakan pada batuk kronik akibat rokok, asma, atau emfisema, karena akan
menekan batuk dan berakibat penghambatan pengeluaran dahak.
- Penderita penyakit hati sebaiknya tidak menggunakan obat ini.
- Jangan menggunakan obat ini bersama obat-obat penekan susunan saraf pusat.
literatur :
1. Martindale 36 p 1555.
2. MIMS ed 121 2012 p.89-103
4. ASAM VALPROAT
Bentuk sediaan :
-
Tablet salut enterik 125 mg; 150 mg; 250 mg; 300 mg; 500 mg.
-
Tablet lepas lambat 250 mg; 500 mg.
- Sirup 250 mg/5 ml.
Dosis awal 750 mg per hari dalam 2 -3 dosis terbagi, naikkan dosis berdasarkan respon, dosis
lazim 1-2 gram per hari; anak - anak dan remaja dibawah 18 tahun tidak direkomendasikan
Karakteristik obat :
Sufxes Penulisan tall Tidak boleh Resiko tinggi Nama-nama Kriteria beers
man digerus mirip / LASA
depakene Tidak Tidak tidak Tidak
Interaksi obat :
Sering ( > 10% ) Kurang ( 1-10% ) Jarang tapi bisa berbahaya ( <1% )
'Mual, iritasi lambung, kebingungan, pingsan, demensia, ensefalopati, koma,
diare, penambahan berat halusinasi, gangguan darah ginekomastia, sindrom Fanconi,
badan , (termasuk anemia, hirsutisme, jerawat, enuresis,
hyperammonaemia, leukopenia, pansitopenia), hiponatremia, nekrolisis
trombositopenia, rambut gangguan pendengaran, dan epidermal toksik, dan sindrom
rontok sementara ruam; sangat jarang Stevens-Johnson, keinginan
(pertumbuhan kembali pankreatitis, edema perifer, bunuh diri, kepadatan mineral
mungkin keriting); peningkatan waktu tulang berkurang, gangguan
hiperaktif, gangguan perdarahan, gejala menstruasi juga melaporkan.
perilaku, ataksia, tremor, ekstrapiramidal,
dan vaskulitis, disfungsi
hati (Perhatian ; hentikan
pengobatan segera jika
muntah terus menerus dan
nyeri perut, anoreksia,
sakit kuning, edema,
malaise, mengantuk, atau
hilangnya kontrol kejang),
kelesuan, mengantuk,
Asam valproat menyebabkan efek samping yang umumnya terjadi saat mengonsumsi
antikonvulsan ini meliputi:
Tremor.
Sakit kepala.
Mengantuk.
Pusing.
Segera hentikan konsumsi obat dan hubungi dokter jika Anda mengalami efek samping
seperti pendarahan atau memar tanpa sebab yang jelas, demam, kelelahan, muntah, serta
sendi yang lemah.
Konseling pasien :
Lab Tes: enzim hati (pada awal dan selama terapi), CBC dengan platelet (awal dan interval
periodik), PT / PTT (terutama sebelum operasi), serum amonia (dengan gejala kelesuan,
perubahan status mental), kadar serum valproat.
Asuhan klinik :
Memantau fungsi hati sebelum terapi dan selama 6 bulan pertama terutama pada pasien yang
paling berisiko; mengukur darah lengkap dan memastikan tidak ada potensi yang tidak
semestinya untuk perdarahan sebelum memulai dan sebelum operasi, lupus eritematosus
sistemik, tes urine positif palsu untuk keton, mempertimbangkan suplemen vitamin D pada
pasien yang bergerak untuk waktu yang lama atau yang memiliki paparan sinar matahari
yang tidak memadai atau diet asupan kalsium.
Pemantauan ketat jika dosis lebih besar dari 45mg/kg bb per hari.
literatur :
Nama dagang :
Actifed expectorant, allerin, bisolvon extra, brodrexin, codipront cum expectorant, cohistan
expectoran,collerin expectorant, combi flu, comtusi, coredryl, corexin,decolsin,
dextral/dextral forte, dextrosin, fartolin ekspektoran, flutamol/flutamol p, glyceryl guaiacolate
bertico, ikadryl DMP, lapifed expektoran, lapisiv, lasal ekspektoran, oroxin, paratusin,
salbuven ekspektoran, silex, stop cold, transpulmin, triaminic ekspektotan, tussigon, woods
peppermint ekspektoran.
Bentuk sediaan :
Guaifenesin 100 mg/5 ml syr, 50 mg/5 ml syr, 33.33 mg/5 ml syr, 150 mg per tablet, 75 mg/5
ml syr, 37.5/5 ml syr, 25 mg/5 ml syr.
Diberikan secara dosis oral 200-400 mg tiap 4 jam dan maksimum 2.4 gr/hari. Preparat
pelepasan modifikasi, diberikan tiap 12 jam.
Guaifenesin dapat diberikan pada anak dan secara umum dihindari pada anak dibawah umur
2 tahun.
Dosis oral dapat diberikan tiap 4 jam :
6 bulan - 2 tahun, 25-50 mg tiap 4 jam dan tidak lebih dari 300 mg/hari.
2 tahun - 6 tahun, 50-100 mg tiap 4 jam dan tidak lebih dari 600 mg/hari.
6 tahun - 11 tahun, 100-200 mg tiap 4 jam dan tidak lebih dari 1.2 gram/hari.
Karakteristik obat :
Sufxes Penulisan tall Tidak boleh Resiko tinggi Nama-nama Kriteria beers
man digerus mirip / LASA
Cohistan Tidak Tidak Tidak Tidak
Interaksi obat :
Sering ( > 10% ) Kurang ( 1-10% ) Jarang tapi bisa berbahaya ( <1% )
Pening, mengantuk, sakit Penyalahgunaan obat Guaifenesin tidak pada pasien
kepala, kulit kemerahan, menyebabkan urinary calcii. dengan porphyria karena
level asam urat menurun, menunjukkan porphyrinogenik
mual, muntah, nyeri perut. pada hewan.
Guafenesin meningkatkan volum dan mengurangi kekentalan sputum yang kuat dan
digunakan sebagai ekspektoran untuk batuk produktif.
Guaifenesin tidak pada pasien dengan porphyria karena menunjukkan porphyrinogenik pada
hewan.
Konseling pasien :
Penggunaan obat dengan swamedikasi, jika gejala tidak membaik dalam 7 hari, segera
hubungi dokter.
Asuhan klinik :
literatur :
1. Martindale 36 p.1561.
2. Mims edisi 121 2012 115,116, 117, 119, 120-125, 127, 128, 129.
3. Drug information Hanbook edisi 21 p. 809.
6. KETOCONAZOLE
Nama dagang :
Anfuhex, Dermaral, Dexazol, Fexazol, Formyco, Funet, Fungasol, Fungoral, Grazol, Interzol,
Ketoconazole, Ketomed, Muzoral, Mycoderm, Mycoral, Mycozid, Nizol, Nizoral, Picamic,
Profungal, Solinfec, Sporex, Thicazol, Tokasid, Wizol, Zoloral, Zoralin
Bentuk sediaan :
- Tablet 200 mg
- Krim 2 % (5 g, 10 g)
Dosis oral :
Infeksi jamur :
Anak > 2 th : 3,3 - 6,6 mg /kg BB/hari sebagai dosis tunggal selama 1-2 minggu untuk
candidiasis, minimal 4 minggu pada infeksi recalcitrant dermatophyte, dan sampai 6 bulan
untuk infeksi jamur yang lain.
Dewasa : 200-400 mg/hari sebagai dosis tunggal lama pemberian sama dengan di atas (sama
dengan pemberian pada anak )
mengubah permeabilitas dinding sel dengan memblok sitokrom P450 pada jamur;
menghambat biosintesis trigliserida dan fosfolipid oleh jamur; menghambat beberapa enzym
pada jamur yang menghasilkan hidrogen peroksida pada konsentrasi toksik; juga
menghambat sintesis androgen.
Karakteristik obat :
Sufxes Penulisan tall Tidak boleh Resiko tinggi Nama-nama Kriteria beers
man digerus mirip / LASA
Nizoral Tidak Tidak Tidak Tidak
Interaksi obat :
Sering ( > 10% ) Kurang ( 1-10% ) Jarang tapi bisa berbahaya ( <1% )
Gastrointestinal : Dermatologi : pruritus < 1 % : (penting atau
mual/muntah ,nyeri perut. mengancam jiwa) : bulging
fontanelles, menggigil, depresi,
diare, pusing, demam,
gynecomastia, sakit kepala,
anemi hemolitik,
hepatotoksisitas, impotensi,
leukopenia, fotofobia,
somnolen, trombositopenia
bulging fontanelles, menggigil, depresi, diare, pusing, demam, gynecomastia, sakit kepala,
anemi hemolitik, hepatotoksisitas, impotensi, leukopenia, fotofobia, somnolen,
trombositopenia.
Konseling pasien :
- Cara Pemakaian : Dapat diberikan bersama dengan makanan atau susu untuk
mengurangi efek samping pada saluran pencernaan.
- Berikan table oral ketoconazole 2 jam sebelum pemberian antasid untuk mencegah
penurunan absorpsi karena peningkatan pH lambung.
- Tes fungsi hati
Asuhan klinik :
Ketoconazole dapat menyebabkan hepatotoksisitas yang fatal; hati-hati jika digunakan pada
pasien dengan kegagalan fungsi hepar dan fungsi liver harus diperiksa secara periodik.
- Penggunaan bersamaan dengan cisapride adalah kontra indikasi karena dapat
menyebabkan terjadinya aritmia ventricular.'- Penggunaan dosis tinggi ketoconazole dapat
menekan fungsi adrenocortical.
- Pengunaan pada anak (pediatrik) usia < 2 th : hanya digunakan jika keuntungannya lebih
besar dari pada resiko yang mungkin terjadi.
- Pada ibu hamil : Faktor resiko C
- Pada Ibu menyusui : dapat menembus ASI / tidak direkomendasikan.
literatur :
Nama dagang :
Kalnex, Asamnex, Clonex, Ditranex, Intermic, Klanex, Lunex, Pytramic, Ronex, Theranex,
Tranexid, Transamin, Tranxa.
Bentuk sediaan :
- Dosis oral: 1-1.5 gram (atau 15-25 mg/kg) 2 sampai 4 kali sehari.
- Dosis injeksi intravena perlahan: 0.5-1 g (atau 10 mg/kg) 3 kali sehari.
- Dosis infus kontinyu: 25-50 mg/kg setiap hari.
- Dosis anak: 25 kg/mg melalui oral atau 10 mg/kg melalui intravena setiap 2 atau 3
kali sehari
Karakteristik obat :
Sufxes Penulisan tall Tidak boleh Resiko tinggi Nama-nama Kriteria beers
man digerus mirip / LASA
Transamin Tidak Tidak Tidak Tidak
Interaksi obat :
Sering ( > 10% ) Kurang ( 1-10% ) Jarang tapi bisa berbahaya ( <1% )
Mual, muntah, diare, Rash -
pusing
Asam traneksamat adalah obat antifibrinolitik yang menghambat pemutusan benang fibrin.
Asam traneksamat digunakan untuk profilaksis dan pengobatan pendarahan yang disebabkan
fibrinolisis yang berlebihan dan angiodemahereditas
asam traneksamat juga berpotensi menyebabkan efek samping. Beberapa efek samping yang
umum terjadi setelah mengonsumsi obat anti-fibrinolitik ini adalah:
Diare
Mual
Asuhan klinik :
- Kurangi dosis pada gangguan ginjal pada pengobatan jangka panjang secara teratur
lakukan pemeriksaan mata regular dan uji fungsi hati.
- Pada ibu hamil : Faktor resiko C
- Pada Ibu menyusui : dapat menembus ASI / tidak direkomendasikan.
literatur :
Nama dagang :
Bentuk sediaan :
- Tablet 20 mg
- Ampul 2 mg/ml
Isoksuprin peroral:
Dewasa: 10-20 mg diberikan 3 s.d. 4 kali setiap hari
Karakteristik obat :
Sufxes Penulisan tall Tidak boleh Resiko tinggi Nama-nama Kriteria beers
man digerus mirip / LASA
Duvadilan Tidak Tidak Tidak Tidak
Interaksi obat :
Sering ( > 10% ) Kurang ( 1-10% ) Jarang tapi bisa berbahaya ( <1% )
Kardiovaskuler: Palpitasi, timbul ruam kulit, mual dan -Dapat timbul keadaan
tremor ringan, mual, muntah. hipotensi, dada berdebar dan
muntah, nyeri kepala, kemerahan, pada kulit yang
konstipasi menyertai pemberian secara
Janin: takikardi, hipotensi intra vena. Jarang menimbulkan
sedangkan isoksuprin HCl keadaan yang berat, sehingga
dapat menyebabkan memerlukan penghentian
kematian janin. pengobatan.
-Pemberian isoksuprin dapat
meningkatkan asam lemak
bebas dalam darah
Terjadinya proses relaksasi uterus, karena kurangnya kadar kalsium intraseluler. Gejala
kelahiran prematur.
- Dapat timbul keadaan hipotensi, dada berdebar dan kemerahan, pada kulit yang
menyertai pemberian secara intra vena. Jarang menimbulkan keadaan yang berat,
sehingga memerlukan penghentian pengobatan.
- Pemberian isoksuprin dapat meningkatkan asam lemak bebas dalam darah
- Kematian janin
-
Konseling pasien :
Pada penderita usia tua pemeriksaan tekanan darah harus rutin dilakukan pada pemberian
secara infus, dimana keadaan hipotensi sering terjadi pada penderita ini.
Asuhan klinik :
literatur :
Nama dagang :
Biolergy, Cellahist, Gabiten, Histapan, Incitin, Interhistin, Omecidal, Tralgi, Zoline, Incidal,
Bufalergy.
Bentuk sediaan :
Tablet 50 mg / tablet
Sirup 50 mg / 5 ml
menghambat efek dari histamin sehingga berbagai reaksi alergi itu dapat dikurangi.
Karakteristik obat :
Sufxes Penulisan tall Tidak boleh Resiko tinggi Nama-nama Kriteria beers
man digerus mirip / LASA
Interhistin Tidak Tidak Tidak Tidak
Interaksi obat :
Sering ( > 10% ) Kurang ( 1-10% ) Jarang tapi bisa berbahaya ( <1% )
Nyeri kepala, reaksi alergi, Sedasi, efek antimuskarinik, Euforia, simulasi SSP
pusing, gangguan saluran hipotensi, kelemahan otot,
cerna. tinnitus, kelainan darah,
parestesi.
Gejala alergi seperti hay fever, urtikaria, rinitis alergi, gigitan serangga
Sedasi, gangguan saluran cerna, efek antimuskarinik, hipotensi, kelemahan otot, tinnitus,
euforia, nyeri kepala, stimulasi SSP, reaksi alergi, kelainan darah, parestesi, pusing
Konseling pasien :
Keamaan interhistin untuk ibu hamil dan menyusui belum jelas sehingga sebaiknya pilih obat
antihistamin yang sudah terbukti aman.
Asuhan klinik :
Hindari mengemudi dan menjalankan mesin; lesi fokal di korteks serebrum, sensitivitas
silang dengan obat sejenis, hamil.
literatur :
Nama dagang :
Oral:
Awalnya, 25 mg 3 kali sehari pada awal setiap makan besar. Pada pasien dengan efek
samping GI (Gastrointestinal) memulai pada 25 mg sekali sehari dan meningkatkan dosis
secara bertahap yang diperlukan untuk 25 mg 3 kali sehari.
Setelah dosis 25 mg 3 kali sehari telah tercapai, meningkatkan dosis dengan interval 4-8
minggu sebagai ditoleransi untuk mencapai konsentrasi glukosa postprandial 1 jam yang
diinginkan (yaitu, <180 mg / dL) Pemeliharaan dosis berkisar 50-100 mg 3 kali sehari.
Dosis yang lebih tinggi dari 100 mg 3 kali sehari tidak dianjurkan karena dosis tersebut telah
dikaitkan dengan peningkatan risiko konsentrasi serum aminotransferase. Jika tidak ada
manfaat terapeutik lanjut terjadi pada dosis maksimum yang dianjurkan, mempertimbangkan
untuk menurunkan dosis.
Oral:
Absorpsi Bioavailabilitas
Bioavailabilitas senyawa induk
sistemik rendah; <2% dari dosis yang
diserap sebagai obat aktif (senyawa
induk dan metabolit aktif) konsentrasi
plasma puncak dari obat aktif mencapai
sekitar 1 jam. Sekitar 34% dari dosis
diserap sebagai banyak metabolit.
Penyesuaian gangguan ginjal berat (ClCr <25 Distribusi Waktu Paruh: Sekitar 2 jam.
dosis pada mL / menit),
gangguan
ginjal
Dapat di tidak dapat didialisis Metabolisme Dimetabolisme secara eksklusif di
dialisis saluran pencernaan, terutama oleh
bakteri usus, tetapi juga oleh enzim
pencernaan ke berbagai metabolit, salah
satunya adalah aktif.
Sufxes Penulisan tall Tidak boleh Resiko tinggi Nama-nama Kriteria beers
man digerus mirip / LASA
Glucobay Tidak Tidak Tidak Tidak
Interaksi obat :
Sering ( > 10% ) Kurang ( 1-10% ) Jarang tapi bisa berbahaya ( <1% )
Perut kembung, sakit perut kembung , nyeri, mual. reaksi pada kulit dan fungsi hati
perut / nyeri,flatulensi, yang tidak normal. Ada laporan
tinja lunak, diare ileus, udema, ikterus, dan
(mungkin perlu hepatitis
pengurangan dosis atau
penghentian),
Sebagai tambahan pada terapi OHO sulfonilurea atau biguanida pada Diabetes mellitus yang
tak dapat dikendalikan dengan diet dan obat-obat tersebut. Acarbose terutama sangat
bermanfaat bagi pasien DM yang cenderung meningkat
Acarbose tidak diserap ke dalam darah, oleh sebab itu efek samping sistemiknya
minimal.Efek samping yg sering terjadi, terutama gangguan lambung, lebih banyak gas, lebih
sering flatus dan kadang-kadang diare, yg akan berkurang setelah pengobatan berlangsung
lebih lama. Efek samping ini dapat berkurang dgn mengurangi konsumsi
karbohidrat.Kadang-kadang dapat terjadi gatal-gatal dan bintik-bintik merah pada kulit, sesak
nafas, tenggorokan serasa tersumbat, pembengkakan pada bibir, lidah atau wajah.Bila
diminum bersama-sama obat golongan sulfonilurea atau dengan insulin, dapat terjadi
hipoglikemia yang hanya dapat diatasi dengan glukosa murni, jadi tidak dapat diatasi dengan
pemberian sukrosa (gula pasir)
Konseling pasien :
- Tablet dikunyah bersama satu suapan pertama makanan atau ditelan utuh dengan
sedikit air segera sebelum makan. Untuk mengantisipasi kemungkinan efek
hipoglikemia, pasien yang mendapat insulin atau suatu sulfonilurea atau akarbosa
harus selalu membawa glukosa (bukan sukrosa karena akarbosa mempengaruhi
absorpsi sukrosa).
- Jangan konsumsi obat lain tanpa seizin dokter atau apoteker.
- Obat ini hanya berperan sebagai pengendali diabetes, bukan penyembuh.
- Obat ini hanya faktor pendukung dalam pengelolaan diabetes, faktor utamanya adalah
pengendalian diet (pola makan) dan olah raga
- Konsumsi obat sesuai dosis dan aturan pakai yang diberikan dokter
- Jika Anda merasakan gejala-gejala hipoglikemia (pusing, lemas, gemetar, pandangan
berkunang-kunang), pitam (pandangan menjadi gelap), keluar keringat dingin, detak
jantung meningkat, segera hubungi dokter.
- Obat ini tidak boleh dikonsumsi semasa hamil atau menyusui, kecuali sudah diizinkan
oleh dokter
Asuhan klinik :
Geriatric
Hati Penurunan
- Kontraindikasi pada pasien dengan cirrhosis. Tidak belajar dalam kondisi lain yang
terkait dengan kerusakan hati,
Penurunan Ginjal