Anda di halaman 1dari 19

SISTEM KARDIOVASKULER

1. Obat Inotropic Positif


2. Aritmia
3. Antihipertensi

 Pengertian

Hipertensi merupakan adanya peningkatan tekanandarah di arteri secara abnormal.


Tekanan darah tinggi bukanlah penyakit tetapi hanya kelainan atau gejala yang
disebabkan oleh penyakit ginjal, penciutan aorta, atau tumor pada ginjal
(menyebabkan produksi hormon berlebihan) yang mempunyai efek gangguan pada
sistem regulasi tekanan darah. Hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya disebut
dengan hipertensi esensial. Hipertensi mengakibatkan resiko besar seperti kerusakan
jantung (infark jantung), kerusakan pembuluh darah (bila pembuluh darah di otak
pecah dapat menyebabkan infark otak sehingga badan menjadi lumpuh separuh),
kerusakan ginjal, selaput mata, dan komplikasi lain.

 Penggolongan Obat Antihipertensi

Menurut zat khasiat farmakologi ya, antihipertensi dibagi ke dalam 6 kelompok sbg :

1. Zat penekan SSP


Mekanisme Kerja :
Golongan Obat ini bekerja dengan menghambat aktivitas saraf simpatis(saraf yang
bekerja pada saat kita beraktivitas)
 Clonidin (catapres,Dixarit)

Indikasi : hipertensi, migren.

Kontraindikasi : hipersensitif. penderita bradikardia parah. penderita sick sinus


syndrom.

Efek samping : mulut kering, sedasi, depresi, retensi cairan, bradikardia,


fenomena Raynaud, sakit kepala, pusing, eforia, tidak bisa
tidur, ruam kulit, mual, konstipasi, impotensi (jarang)

Dosis : Oral, 50-100 mcg 3 kali sehari dinaikkan setiap hari kedua atau
ketiga; dosis maksimum sehari biasanya 1,2 mg.
Kategori untuk :C

ibu hamil

Interaksi Obat :

 Bila dikonsumsi dengan obat beta blocker, ACE inhibitor atau diuretik dapat
meningkatkan risiko tekanan darah rendah.
 Bila dikonsumsi dengan obat antidepresan trisiklik atau obat penghambat
reseptor alfa dapat menimbulkan hipotensi ortostatik.
 Bila dikonsumsi dengan obat beta blocker dapat menimbulkan risiko
bradikardia.
 Obat ini dapat meningkatkan efek samping obat penenang

Farmakokinetik :

A = Diserap dengan baik dari saluran pencernaan. Ketersediaan hayati: 70-80%


(pelepasan segera); sekitar 89% (rilis diperpanjang); sekitar 60% (transdermal).
Waktu untuk mencapai konsentrasi plasma puncak: 1-3 jam (pelepasan segera); 7-
8 jam (rilis diperpanjang).

D = Melewati plasenta, memasuki ASI dan mudah didistribusikan ke sekitar 2,9


L/kg. Ikatan protein plasma: Situs ekstravaskular. Volume distribusi: 20-40%

M = Dimetabolisme di hati menjadi metabolit tidak aktif; mengalami resirkulasi


enterohepatik.

E = Melalui urin (40-60% sebagai obat yang tidak berubah); kotoran (sekitar
20%). Waktu paruh eliminasi: 12-16 jam; 22 +15 jam (epidural); sekitar 20 jam
(transdermal).

 Reserpin
Indikasi : hipertensi ringan sampai sedang.
Kontraindikasi : depresi; gagal ginjal berat.
Efek Samping : infeksi saluran cerna dan infeksi saluran nafas.
Dosis : 0,05-0,10 mg sebagai obat lini kedua yang ditambahkan 1-2
minggu setelah pemberian tiazid/diuretika sebagai obat lini
pertama. Sebagai dosis awal dapat digunakan 0,25 mg
selama 1 minggu.
Kategori untuk : C
ibu hamil
Interaksi Obat :
Ada beberapa efek interaksi obat yang dapat terjadi jika reserpine digunakan
bersama obat-obatan lain, di antaranya: Peningkatan risiko terjadinya efek
samping yang fatal jika digunakan bersama dengan obat esketaminintranasal,
lamborexant, deutetrabenazine, atau tetrabenazine Perubahan efek dari
iobenguaneI-131. Peningkatan risiko terjadinya hipotensi (tekanan darah
rendah) jika digunakan bersama obat golongan diuretik, tizanidine, atau obat
antihipertensilain. Peningkatan risiko terjadinya aritmia jika digunakan dengan
quinidine. Penurunan efektivitas obat reserpinesebagain obat antihipertensi
jika digunakan dengan antidepresan trisiklik (TCAs)
Farmakokinetik :
A = Diserap dari saluran GI.

D =  Melintasi plasenta dan sawar darah-otak dan memasuki ASI.

M = Dimetabolisme secara ekstensif di hati

E = Melalui feses (sekitar 60% sebagai obat tidak berubah) dan urin (sekitar
8% sebagai metabolit).

2. Zat Penekan sistem Adrenergik Perifer


 Beta Bloker

Mekanisme kerja : menempati reseptor beta adrenergik. Blokade reseptor ini


menyebabkan penurunan aktifitas adrenalin dan noradrenalin, cth : propnolol

Propanolol Hidroklorida

Indikasi : mengobati berbagai gangguan yang berkaitan dengan


jantung dan pembuluh darah

Kontraindikasi : asma, gagal jantung yang tak terkendali, bradikardi


yang nyata, hipotensi, sindrom penyakit sinus, blok
AV derajat dua atau tiga, syok kardiogenik;
feokromositoma.
Efek samping : pusing, tubuh terasa sangat lelah, mual dan muntah,
kram perut, sembelit atau justru diare, gangguan
penglihatan, gangguan tidur, dll

Dosis : dewasa: 40–80, 2 kali sehari. Dosis perawatan 160–320


mg per hari. Dosis maksimal 640 mg per hari.

Kategori untuk ibu : C

hamil

Interaksi obat :

 Peningkatan risiko terjadinya efek samping berupa hipotensi dan denyut


jantung lambat jika dikonsumsi dengan amiodarone, quinidine,
propafenon, atau antagonis kalsium
 Peningkatan risiko terjadinya hipotensi berat jika dikonsumsi secara
berkelanjutan dengan reserpine, antidepresan trisiklik, atau MAOI
 Penurunan efek antihipertensi jika dikonsumsi dengan OAINS, seperti
ibuprofen atau indomethacin Peningkatan risiko terjadinya penyempitan
pembuluh darah jika digunakan dengan obat golongan alkaloid ergot,
seperti ergotamine
 Peningkatan risiko terjadinya perdarahan jika digunakan bersama
warfarin
 Peningkatan risiko terjadinya hipoglikemia jika digunakan dengan
insulin
 Peningkatan risiko terjadinya hipotensi dan takikardia jika digunakan
dengan obat bius
 Peningkatan risiko terjadinya efek samping dari lidocaine jika digunakan
bersamaan

Farmakokinetik :

A = Hampir sepenuhnya diserap dari saluran pencernaan. Ketersediaan hayati:


Sekitar 25%. Saatnya mencapai puncak.Konsentrasi plasma: Kira-kira 1-2 jam.

D = Didistribusikan secara luas, melintasi sawar darah otak dan plasenta,


memasuki ASI. Volume distribusi: 4 L/kg. Ikatan protein plasma: Sekitar 90%.
M = Mengalami metabolisme hati melalui isoenzim CYP2D6, (aktif secara
biologis).Dan CYP1A2 menjadi 4-hidroksipropranolol

E = Terutama melalui urin (96-99%, <1% sebagai obat yang tidak berubah).
Waktu paruh eliminasi:Sekitar 3-6 jam.

 Alfa Bloker

Mekanisme kerja : memblok reseptor alfa adrenergik yang ada pada oto polos
pembuluh, cth : prazosin

Prazosin

Indikasi : hipertensi,gagal jantung kongestif.

Kontraindikasi : tidak disarankan untuk gagal jantung kongestif akibat


obstruksi mekanik (misal stenosisaortik)

Efek Samping : sakit kepala,hipotensipostural,gangguan, saluran


pencernaan,gatal-gatal,mulut kering.

Dosis : 0,5 mg 2 kali sehari.selanjutnya dosis di tingkatkan 1 mg


2 kali sehari.

Kategori untuk ibu :C

hamil

Interaksi Obat : Dapat menyebabkan hipotensi simtomatik dengan inhibitor


phosphodiesterase tipe-5 (PDE-5) (misalnya sildenafil,
tadalafil, vardenafil). Efek hipotensi aditif dengan diuretik
atau agen antihipertensi lainnya.

Farmakokinetik :

A = Mudah diserap darisaluran pencernaan. Ketersediaan hhayati43-82%.


Waktu untuk mencapai puncak plasmakonsentrasi: 1-3 jam.

D = Melewati plasenta, memasuki ASI. Volume distribusi: 0,5 L/kg. Ikatan


protein plasma: 97%.

M = Dimetabolisme secara ekstensif di hati melalui demetilasi dan konjugasi.


E = Terutama melalui feses (5-11% sebagai obat yang tidak berubah); urin
(<10%).Waktu paruh eliminasi: 2-3 jam.

3. Golongan Diuresis
Mekanisme kerja : Menghambat absorbsi garam dan air sehingga volume darah
dapat menurun akibatnya tekanan darah ikut turun.
Furosemid
Indikasi : edema paru akut, edema yang disebabkan penyakit jantung
kongesti, sirosis hepatis, nefrotik sindrom, hipertensi.
Kontraindikasi : gagal ginjal dengan anuria, prekoma dan koma hepatik,
defisiensi elektrolit, hipovolemia, hipersensitivitas.
Efek samping : pusing. Lesu, kaku otot, hipotensi, mual, diare.
Dosis : dewasa 40 mg/hr Anak 2 – 6 mg/kgBB/hr
Kategori untuk ibu : C
hamil
Interaksi Obat :
 Peningkatan risiko terjadinya kerusakan ginjal jika digunakan bersama antibiotik
golongan sefalosporin
 Peningkatan risiko terjadinya kerusakan telinga jika digunakan bersama antibiotik
golongan aminoglikosida, polymyxin, vancomycin, cisplatin, atau ethacrynicacid
 Peningkatan risiko terjadinya hiperkalemia jika digunakan bersama dengan obat
diuretik hemat kalium, seperti spironolactone
 Peningkatan risiko terjadinya kerusakan jantung jika digunakan bersama dengan
antihistamin, antipsikotik, atau obat glikosida jantung, seperti digoxin
 Peningkatan risiko terjadinya hiponatremia jika digunakan bersama carbamazepine
 Peningkatan risiko terjadinya tekanan darah terlalu rendah jika digunakan dengan
obat antihipertensi ACE inhibitor dan ARB atau antidepresan MAOI
 Penurunan efektivitas furosemide jika digunakan dengan obat golongan NSAID,
seperti ibuprofen dan asam mefenamat
 Penurunan efektivitas obat antidiabetes

Farmakokinetik :
A = Tidak lengkap tetapi cepat. Diserap dari saluran pencernaan. Ketersediaan
hayati: 47-64% (tab oral); 50% (larutan oral). Waktu untuk mencapai konsentrasi
plasma puncak: 1-2 jam (oral); 30 menit (IV).

D = Melewati plasenta dan memasuki ASI. Volume distribusi: 0,1-0,2 L/kg; mungkin
lebih tinggi berdasarkan penyakitnya. Ikatan protein plasma: 91- 99%, terutama
dengan albumin.

M = Mengalami hepatik minimal

E = Terutama melalui urin (oral: 50%, IV: 80%) dalam 24 jam; feses (sebagai obat
yang tidak berubah). Waktu paruh eliminasi: 0,5-2 jam (fungsi ginjal normal); 9 jam
(ESRD).

4. Golongan Vasodilator

Mekanisme kerja : berkhasiat vasodilatasi langsung terhadap pembuluh darah


sehingga tekanan darah turun.

Hidralazin

Indikasi : hipertensi, gagal jantung.

Kontraindikasi : lupus eritematosussistemikidiopatik, takikardia berat, gagal


jantung curah tinggi, insufisiensimiokard akibat obstruksi
mekanik, cor pulmonale, aneurism aorta, porfiria.

Efek Samping : sakit kepala, takikardia, gangguan saluran cerna, muka


merah, kulit kemerahan.

Dosis : 50 mg/hr, dibagi 2 – 3 dosis.

Kategori untuk ibu :C

hamil

Interaksi Obat : Peningkatan efek hipotensi dengan agen antihipertensi lain


(misalnya vasodilator, penghambat saluran Ca, inhibitor
ACE, diuretik), anestesi, TCA (misalnya imipramine,
clomipramine), obat penenang utama, nitrat atau depresan
SSP. Dapat menyebabkan hipotensi berat dengan
diazoksida. Dapat meningkatkan bioavailabilitas B-blocker
(misalnya propranolol). Efek hipotensi antagonis dengan
estrogen dan NSAID (misalnya ibuprofen, diklofenak).

Farmakokietik :

A = Cepat diserap dari saluran pencernaan. Ketersediaan hayati:Kira-kira 22-69%,


tergantung pada status asetilator. Waktu untuk mencapai konsentrasi plasma puncak:
1-2 jam (oral).

D = Melewati plasenta, memasuki ASI (dalam jumlah kecil). Ikatan protein plasma:
87%.

M = Mengalami ekstensif . Metabolisme lintas pertama di hati melalui asetilasi.

E = Melalui urin sebagai metabolit. Waktu paruh eliminasi: 3-7 jam.

5. Golongan Antagonis Kalsium

Mekanisme kerja : menghambat pemasukan ion Ca ke dalam sel sehingga


penyaluran impuls dan kontraksi dinding pembuluh darah.

Nifedipin

Indikasi : hipertensi, angina yang disebabkan vasospasmecoroner, gagal


jantung refrakter.

Kontraindikasi : syok kardiogenik; stenosis aorta lanjut; kehamilan (toksisitas


pada studi hewan); porfiria.

Efek samping : sakit kepala, takikardia, hipotensi, edema kaki.

Dosis : 3 x 10 mg/hr.

Kategori untuk ibu : C

hamil

Interaksi : Dapat menyebabkan efek hipotensi aditif dengan IV Mg sulfat


dan agen antihipertensi lainnya (misalnya -blocker, ACE
inhibitor, diuretik). Peningkatan paparan dan konsentrasi
plasma dengan eritromisin, ritonavir, ketoconazole, fluoxetine,
nefazodone, quinupristin/dalfopristin, cisapride, asam
valproat, simetidin, diltiazem. Dapat meningkatkan kadar
plasma digoxin dan tacrolimus. Penurunan paparan dengan
fenitoin, karbamazepin, fenobarbital. Dapat mengurangi
konsentrasi plasma quinidine. Berpotensi Fatal: Penurunan
bioavailabilitas dan kemanjuran dengan rifampisin.

Farmakokinetik :

A = Cepat dan hampir sepenuhnya diserap dari saluran pencernaan. Dapat


menurunkan kecepatan tetapi tidak pada tingkat penyerapan dengan makanan.
Ketersediaan hayati: 40-77% (pelepasan segera); 65-89% (rilis diperpanjang).
Waktu untuk mencapai konsentrasi plasma puncak: 30-60 menit (pelepasan segera).

D = Melewati plasenta dan memasuki ASI. Protein plasma mengikat: Sekitar 92-
98%.

M = Metabolisme: Dioksidasi secara ekstensif di hati oleh isoenzim CYP3A4


menjadi metabolit tidak aktif. Mengalami hepatikluas. Metabolisme lintas pertama.

E = Melalui urin (60-80% sebagai metabolit tidak aktif); kotoran. Waktu paruh
eliminasi:Sekitar 2-5 jam.

6. Golongan Penghambat ACE dan Angiotensin II

Mekanisme kerja : mencegah pengubahan angiotensin I menjadi angiotensin II yang


berdaya vasokonstriksi kuat. Selain itu menghambat pembentukan aldosteron yang
bersifat retensi garam dan air.

 Losartan
Indikasi : Hipertensi
Kontraindikasi : Kerusakan hati yang parah. Kehamilan. Penggunaan
bersamaan dengan produk yang mengandung aliskiren
pada pasien dengan diabetes mellitus atau gangguan
ginjal (GFR <60 mL/min/1,73 m2).
Efek Samping : Kantuk Sakit kepala, pusing, atau migrain Sakit perut
atau diare Sembelit Gejala pilek atau flu, seperti
hidung tersumbat, bersin, sakit tenggorokan, atau
demam
Dosis : Dewasa: 50 mg sekali sehari, dapat ditingkatkan
menjadi 100 mg sekali sehari sesuai dengan respons
klinis. Pasien dengan penurunan volume intravaskular:
Awalnya, 25 mg sekali sehari.
Anak: 26 tahun dengan berat 20-50 kg: Awalnya, 0,7
mg/kg sekali sehari, dapat disesuaikan seperlunya
hingga Maksimal 50 mg setiap hari; >50 kg: Sama
seperti dosis dewasa.
Kategori untuk ibu hamil :D
Interaksi Obat :
 Peningkatan risiko terjadinya hipotensi, hiperkalemia, dan gangguan fungsi ginjal
jika digunakan dengan ACE inhibitor atau aliskiren
 Peningkatan risiko terjadinya hipotensi jika digunakan obat antipsikotik, seperti
haloperidol
 Penurunan efektivitas losartan jika digunakan dengan rifampicin dan fluconazole
 Peningkatan kadar kalium di dalam tubuh (hiperkalemia) jika digunakan dengan
obat diuretik hemat kalium, suplemen kalium, atau heparin
 Peningkatan risiko terjadinya keracunan lithium
 Peningkatan risiko terjadinya gangguan ginjal dan penurunan efektivitas losartan
jika digunakan dengan obat antiinflamasinonsteroid (OAINS)
 Peningkatan efek penurunan tekanan darah jika digunakan dengan obat
antihipertensi lainnya

Farmakokinetik :

A = Diserap dengan baik dari saluran pencernaan.

Ketersediaan hayati: Sekitar 33%. Waktu untuk mencapai konsentrasi plasma puncak:
1 jam (losartan); 3-4 jam (metabolit aktif).

D = Volume distribusi: 34 L. Ikatan protein plasma: >98%, terutama ke albumin.


M = Dimetabolisme di hati oleh isoenzim CYP2C9 dan CYP3A4 menjadi E-3174
(metabolit aktif; metabolisme lintas pertama yang lebih kuat daripada losartan),
mengalami ekstensif

E = Melalui urin (35%; sekitar 4% sebagai obat yang tidak berubah, sekitar 6%
sebagai metabolit aktif); kotoran (sekitar 60%). Waktu paruh eliminasi: 2,1 ± 0,7 jam
(losartan); 7,4 ± 2,4 jam (metabolit aktif).

 Kaptropril
Indikasi : hipertensi, gagal jantung.
Kontraindikasi : riwayat angioedema yang berhubungan dengan pengobatan
ACE, edema angioneurotic herediter atau idiopatik.
Penggunaan bersamaan dengan aliskirenesp pada pasien
dengan diabetes mellitus atau gangguan ginjal (GFR <60
mL/min/1.73m2) dan inhibitor neprilysin (misalnya
sacubitril), Kehamilan.
Efek samping : batuk, kulit kemerahan, konstipasi, hipotensi, dyspepsia,
pandangan kabur, myalgia.

Dosis : Dewasa: Awalnya, 25-75 mg setiap hari dalam 2-3 dosis


terbagi. Dosis bersifat individual sesuai dengan respons klinis
dan dapat ditingkatkan setelah setidaknya 2 minggu, menjadi
100-150 mg setiap hari dalam 2-3 dosis terbagi sesuai
kebutuhan untuk mencapai target tekanan darah. Pasien
dengan diuretik atau dengan dekompensasi jantung: Awalnya,
6,25 mg atau 12,5 mg dua kali sehari. Anak: Neonatus dan
bayi: 0,15 mg/kg. Anak-anak dan remaja: 0,3 mg/kg. Semua
dosis diberikan tidak sesuai dengan respon atau berdasarkan
respon pasien. Lansia: Awalnya, 6,25 mgbid.

Kategori : D
Interaksi obat : Peningkatan risiko terjadinya hipotensi, hiperkalemia, dan
gangguan fungsi ginjal jika digunakan dengan aliskiren
Peningkatan risiko terjadinya angioedema jika digunakan
dengan sacubitril, temsirolimus, atau everolimus
Peningkatan risiko terjadinya syok anafilaktik jika digunakan
dengan dextransulfate Peningkatan kadar lithium dalam
darah yang bisa menyebabkan keracunan obat Peningkatan
risiko terjadinya kadar gula darah terlalu rendah
(hipoglikemia) jika digunakan glibenclamide atau
glimepiride Peningkatan risiko terjadinya leukopenia
(rendahnya kadar sel darah putih) jika digunakan dengan
procainamide atau obat imunosupresan Peningkatan risiko
munculnya efek samping, seperti tekanan darah rendah, jika
digunakan dengan antidepresan trisiklik (TCA), antipsikotik,
atau obat golongan diuretik Penurunan efektivitas captopril
dan peningkatan risiko terjadinya gangguan ginjal jika
digunakan bersama obat golongan NSAID
Farmakokinetik :
A = Cepat diserap dari saluran pencernaan (sekitar 60-75%). Penurunan konsentrasi
serum dengan makanan. Ketersediaan hayati: Sekitar 60-75%. Waktu untuk mencapai
konsentrasi plasma puncak: Dalam 1-2 jam.
D = Melintasi plasenta dan memasuki ASI (dalam jumlah sedikit). VolumeDistribusi
pada kondisi tunak: 0,7 L/kg.Ikatan protein plasma: 25% -30%.
E = Melalui urin (>95%; 40-50% sebagaiObat yang tidak berubah). Waktu paruh
eliminasi: 2-3Jam.
4. Anti Angina
 Gliseril Trinitrat (Golongan Nitrat)
Indikasi : profilaksis dan pengobatan angina; gagal jantung kiri.

Kontraindikasi : hipersensitivitas terhadap nitrat; hipotensi atau hipovolemia;


kardiopati obstruktif hipertrofik, stenosis aorta, tamponade
jantung, perikarditis konstruktif, stenosis mitral; anemia berat,
trauma kepala, perdarahan otak glaukoma sudut sempit.

Efek Samping : sakit kepala berdenyut, muka merah, pusing, hipotensi


postural, takikardi (dapat terjadi bradikardi paradoksikal).
Injeksi. Efek samping yang khas setelah injeksi (terutama jika
diberikan terlalu cepat) meliputi hipotensi berat, mual dan
muntah, diaforesis, kuatir, gelisah, kedutan otot, palpitasi,
nyeri perut, sinkop; pemberian jangka panjang disertai dengan
methemoglobinemia.

Dosis : sublingual, 0,3-1 mg, bila perlu diulang. Oral profilaksis


angina, 2,6-2,8 mg 3 kali sehari atau 10 mg 2-3 kali sehari.
Infus intravena, 10-200 mcg/menit.
Kategori untuk ibu hamil: C

Interaksi Obat : Glyceryl trinitrate termasuk obat resep sehingga jika Anda
diberikan obat tersebut oleh dokter maka sebaiknya Anda
harus memberitahu obat-obatan apa saja yang tengah
dikonsumsi guna menghindari resiko interaksi antar obat.
Interaksi antara obat tidak hanya mengurangi efek dari
Glyceryl trinitrate tapi juga meningkatkan resiko gangguan
kesehatan. Menurut beberapa sumber, Glyceryl trinitrate
sebaiknya tidak dikonsumsi bersamaan dengan obat heparin,
sapropterin, dihydroergotamine, antipsychotics, obat-obatan
yang digunakan untuk mengobati tekanan darah serta yang
lainnya. untuk memperoleh informasi yang lebih lengkap
sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter.
Farmakokinetik :
A = Cepat diserap dari mukosa sublingual. Diserap dengan baik dari saluran pencernaan
dan melalui kulit. Bioavailabilitas absolut: Sekitar 40% (sublingual).
D = Didistribusikan secara luas ke dalam tubuh. Melintasi plasenta. Volume distribusi:
Kira-kira 3 L/kg. Ikatan protein plasma: 60%.
M = Dimetabolisme dengan cepat di hati oleh enzim reduktase menjadi metabolit
gliserol di dan mononitrat, selanjutnya dimetabolisme menjadi gliserol dan nitrat
organik; mengalami efek lintas pertama yang luas dan metabolisme nonhepatik melalui
sel darah merah dan dinding pembuluh darah.
E = Melalui urin (sebagai metabolit tidak aktif). Waktu paruh eliminasi: Kira-kira 1-4
menit.
 Lerkanidipin (Gol. Antagonis Kalsium)
Indikasi : pengobatan hipertensi essensial ringan sampai sedang.
Kontraindikasi : hipersensitif, kehamilan dan menyusui.
Efek Samping : Umum: kemerahan, edema perifer, palpitasi, takikardia, sakit
kepala, pusing, asthenia;
Tidak umum: fatigue, gangguan pencernaan seperti dispepsia,
mual, muntah, sakit perut dan diare, poliuria, ruam,
somnolence, mialgia;
Jarang: hipotensi dan gingival hiperplasia.Beberapa
dihidropiridin dapat menyebabkan sakit precordial dan angina
pektoris.

Dosis : Dosis yang dianjurkan 10 mg secara oral sekali sehari minimal


15 menit sebelum makan. Dosis dapat ditingkatkan hingga 20
mg tergantung respon tiap individu.
Kategori untuk ibu hamil: belum diketahui
Interaksi Obat :
ketokonazol, itrakonazol, ritonavir, eritromisin, troleandomisin dan siklosporin dapat
meningkatkan kadar plasma lerkanidipin sehingga harus dihindari. Pemberian bersamaan
dengan midazolam 20 mg dapat meningkatkan absorpsi lerkanidipin. Harus diperhatikan
pemberian bersamaan dengan terfenadin, astemizol, amiodaron dan kuinidin. Pemberian
dengan fenitoin, karbamazepin, rifampisin dapat mengurangi efek antihipertensi dan
tekanan darah harus dimonitor lebih sering. Interaksi dengan makanan: tidak boleh
diberikan bersamaan dengan sari buah grapefruit karena dapat meningkatkan efek
hipotensif.
Famakokinetik :
A = Cepat dan sepenuhnya diserap dari saluran pencernaan. Ketersediaan hayati: Sekitar
10%. Saatnya mencapai puncak konsentrasi plasma: Kira-kira 1,5-3 jam.
D = Didistribusikan secara cepat dan luas ke jaringan dan organ. Volume distribusi: 2
hingga 2,5 L/kg. Protein plasma mengikat: >98%.
M = Dimetabolisme secara ekstensif oleh CYP3A4 menjadi metabolit tidak aktif;
mengalami first-pass yang ekstensif metabolisme.
E = Melalui urin (kira-kira 50% sebagai metabolit). Waktu paruh eliminasi: 8-10 jam.

 Propanolol Hidroklorida (Gol. Beta Bloker)

Indikasi : mengobati berbagai gangguan yang berkaitan dengan


jantung dan pembuluh darah

Kontraindikasi : asma, gagal jantung yang tak terkendali, bradikardi


yang nyata, hipotensi, sindrom penyakit sinus, blok
AV derajat dua atau tiga, syok kardiogenik;
feokromositoma.

Efek samping : pusing, tubuh terasa sangat lelah, mual dan muntah,
kram perut, sembelit atau justru diare, gangguan
penglihatan, gangguan tidur, dll

Dosis : dewasa: 40–80, 2 kali sehari. Dosis perawatan 160–320


mg per hari. Dosis maksimal 640 mg per hari.

Kategori untuk ibu hamil : C

Interaksi obat :
 Peningkatan risiko terjadinya efek samping berupa hipotensi dan denyut jantung
lambat jika dikonsumsi dengan amiodarone, quinidine, propafenon, atau antagonis
kalsium
 Peningkatan risiko terjadinya hipotensi berat jika dikonsumsi secara berkelanjutan
dengan reserpine, antidepresan trisiklik, atau MAOI
 Penurunan efek antihipertensi jika dikonsumsi dengan OAINS, seperti ibuprofen atau
indomethacin Peningkatan risiko terjadinya penyempitan pembuluh darah jika digunakan
dengan obat golongan alkaloid ergot, seperti ergotamine
 Peningkatan risiko terjadinya perdarahan jika digunakan bersama warfarin
 Peningkatan risiko terjadinya hipoglikemia jika digunakan dengan insulin
 Peningkatan risiko terjadinya hipotensi dan takikardia jika digunakan dengan obat
bius
 Peningkatan risiko terjadinya efek samping dari lidocaine jika digunakan bersamaan

Farmakokinetik :

A = Hampir sepenuhnya diserap dari saluran pencernaan. Ketersediaan hayati: Sekitar


25%. Saatnya mencapai puncak.Konsentrasi plasma: Kira-kira 1-2 jam.

D = Didistribusikan secara luas, melintasi sawar darah otak dan plasenta, memasuki ASI.
Volume distribusi: 4 L/kg. Ikatan protein plasma: Sekitar 90%.

M = Mengalami metabolisme hati melalui isoenzim CYP2D6, (aktif secara biologis).Dan


CYP1A2 menjadi 4-hidroksipropranolol

E = Terutama melalui urin (96-99%, <1% sebagai obat yang tidak berubah). Waktu
paruh eliminasi:Sekitar 3-6 jam.

 Ivabradin

Indikasi : arteri koroner, pengobatan simtomatik angina pektoris stabil


kronik pada pasien dengan ritme sinus normal yang tidak
dapat mentoleransi penggunaan beta bloker, gagal jantung
kronis (gagal jantung kronis kategori NYHA II sampai IV
dengan disfungsi sistolik, ritme sinus dan denyut jantung ≥ 75
detak/menit) dikombinasikan dengan terapi standar termasuk
terapi yang menggunakan beta bloker atau tidak dapat
mentoleransi penggunaan beta bloker.

Kontraindikasi : hipersensitivitas terhadap ivabradin, bradikardi (denyut


jantung kurang dari 60 detak/menit), syok kardiogenik, infark
miokard akut, sesaat setelah stroke, sick-sinus syndrome, sino-
atrial block, gagal jantung sedang sampai berat, pasien dengan
pacemaker, angina tidak stabil, blokade jantung derajat dua
dan tiga, congenital QT syndrome, gangguan fungsi hari berat,
hipotensi berat (tekanan darah < 90/50 mmHg), pemberian
bersama inhibitor CYP3A4 seperti ketokonazol, itrakonazol,
antibiotik makrolida (klaritromisin, eritromisin, josamisin,
telitromisin), inhibitor protease HIV (nelfinavir, ritonavir) dan
nefazodon, kehamilan, menyusui.

Interaksi obat : tidak dianjurkan penggunaan bersama dengan diltiazem atau


verapamil, denyut jantung dimonitor pada penggunaan
bersama inhibitor CYP3A4 seperti flukonazol, pemberian
bersama amiodaron atau disopiramid meningkatkan risiko
aritmia ventrikular, pemberian bersama klaritromisin dan
telitromisin dapat meningkatkan kadar plasma ivabradin,
pemberian bersama eritromisin meningkatkan risiko aritmia
ventrikel, pemberian bersama ketokonazol meningkatkan
kadar plasma ivabradin, pemberian bersama flukonazol
meningkatkan kadar plasma ivabradin- dosis awal ivabradin
diturunkan, pemberian bersama itrakonazol kemungkinan
dapat meningkatkan kadar plasma ivabradin, pemberian
bersama meflokuin meningkatkan risiko aritmia ventrikel,
pemberian bersama pimozid atau sertindol meningkatkan
risiko aritmia ventrikel, pemberian bersama nelfinavir dan
ritonavir kemungkinan dapat meningkatkan kadar plasma
ivabradin, pemberian bersama sotalol meningkatkan risiko
aritmia ventrikel, pemberian bersama diltiazem dan verapamil
meningkatkan kadar plasma ivabradin, pemberian bersama
grapefruit juice meningkatkan kadar plasma ivabradin
sehingga harus dihindari, pemberian bersama pentamidin
isetionat meningkatkan risiko aritmia ventrikel.

Dosis : arteri koroner: dosis awal 5 mg dua kali sehari, apabila


diperlukan dosis dapat ditingkatkan setelah 3-4 minggu
pengobatan menjadi 7,5 mg dua kali sehari, apabila pasien
tidak dapat mentoleransi dosis ini (denyut jantung pada saat
istirahat kurang dari 50 detak/menit atau muncul gejala
bradikardi seperti pusing, kelelahan atau hipotensi) maka
dosis diturunkan menjadi 2,5 mg dua kali sehari, pengobatan
harus dihentikan apabila denyut jantung tetap di bawah 50
detak/menit atau gejala bradikardi muncul, lansia dosis awal
2,5 mg dua kali sehari; gagal jantung kronis: dosis awal 5 mg
dua kali sehari, setelah 2 minggu pengobatan apabila
diperlukan dosis dapat ditingkatkan menjadi 7,5 mg dua kali
sehari jika denyut jantung istirahat terus-menerus lebih dari
60 detak/menit atau diturunkan menjadi 2,5 mg dua kali
sehari jika denyut jantung istirahat terus-menerus kurang dari
50 detak/menit atau muncul gejala bradikardi seperti pusing,
kelelahan atau hipotensi, pengobatan harus dihentikan
apabila denyut jantung tetap di bawah 50 detak/menit atau
gejala bradikardi tetap muncul

Efek Samping : sangat umum: gangguan penglihatan termasuk phosphenes


umum: sakit kepala (bulan pertama pengobatan), pusing
(akibat bradikardi), pandangan kabur, bradikardi,
perpanjangan interval PQ pada EKG (AV 1st degree block),
ekstrasistol ventrikel; tidak umum: eosinofil, hiperurisemia,
sinkop (akibat bradikardi), vertigo, palpitasi, ekstrasistol
supraventrikel, hipotensi (akibat bradikardi), dispnea, mual,
konstipasi, diare, angioedema, ruam, kram otot, astenia
(akibat bradikardi), letih, peningkatan kreatinin darah;
jarang: eritema, pruritus, urtikaria, malaise (akibat
bradikardi); sangat jarang: fibrilasi atrial, sick-sinus
syndrome, AV 2nd degree block, AV 3rd degree block.

Kategori untuk ibu :-

hamil

Farmakokinetik :

A = Hampir sepenuhnya diserap dari saluran GI. Makanan menunda penyerapan


sekitar 1 jam dan meningkatkan paparan 20-30%. Bioavailabilitas absolut: Sekitar
40%. Waktu untuk mencapai konsentrasi plasma puncak: Sekitar 1 jam.

D = Volume distribusi: Sekitar 100 L. Pengikatan protein plasma: Sekitar 70%.

M = Dimetabolisme secara ekstensif di hati dan usus melalui oksidasi oleh isoenzim
CYP3A4 untuk membentuk metabolit aktif utama N-desmethyl-ivabradine (S-18982).

E = Sekitar 4% sebagai obat yang tidak berubah melalui urin; metabolit diekskresikan
pada tingkat yang sama melalui urin dan feses. Waktu paruh eliminasi plasma: 2 jam.

Anda mungkin juga menyukai