Anda di halaman 1dari 11

ANTIPLATELET

Nama Obat : Aspirin


Mekanisme Kerja : Secara ireversibel, menghambat enzim COX-1 dan COX-2
yang menyebabkan penurunan pembentukan prostaglandin,
berefek menghambat agregasi platelet.
Dosis dan indikasi : Stroke iskemik akut: oral: 150-325 mg sekali sehari,
diinisiasi dalam 48 jam (pada pasien yang tidak mendapatkan
terapi alteplase dan antikoagulan sistemik).
Atrial fibrilasi (pasien yang tidak mendapatkan warfarin
atau dengan risiko rendah stroke iskemik): Oral: 75-325
mg sekali sehari.
Mitral annular calcification (dengan riwayat stroke, TIA,
atau emboli sistemik): Oral: 50-100 mg sekali sehari; dosis
sehari-hari: 81 mg sekali sehari.
Mitral valve Prolapse (dengan riwayat stroke atau
TIA):Oral: 50-100 mg sekali sehari; dosis sehari-hari: 81 mg
sekali sehari.
Stroke (kardioemboli; kontraindikasi terhadap
antikoagulan): Oral: 75-325 mg sekali sehari.
Stroke/TIA (nonkardioemboli; pencegahan sekunder):
Oral: 50-325 mg sekali sehari atau 50-100 mg sekali sehari;
dosis sehari-hari: 81 mg sekali sehari.
Dosis Antiplatelet anak-anak: 3-5 mg/kg/hari sampai 5-
10mg/kg/hari diberikan sebagai dosis sekali dalam sehari.
Dosis: Gangguan ginjal
ClCr <10 mL/menit: hindari penggunaan
Terdialisa (50%-100%)
Dosis: Gangguan Liver: hindari penggunaan pada penyakit
liver berat.
Kontraindikasi : Hipersensitivitas terhadap salisilat, atau NSAIDs lainnya,
atau komponen dari formulasi; asma; rhinitis; nasal polip;
gangguan faktor pembekuan darah (termasuk defisiensi
faktor VII dan faktor IX); tidak digunakan pada anak usia<16

Pelayanan Informasi Obat (PIO) RUMKITAL Dr. RAMELAN SURABAYA |1


tahun dengan infeksi virus (chickenpox atau gejala flu)
dengan atau tanpa demam; kehamilan (terutama trimester
ketiga).
Efek Samping : Tinnitus (hentikan penggunaan jika terjadi tinnitus atau
gangguan pendengaran); bleeding disorders; dehidrasi;
gangguaan gastrointestinal (mual, dispepsia, dada terasa
terbakar, perdarahan); anemia; penurunan konsentrasi zat
besi; urtikaria; ruam kulit; angiodema dan shock anafilaktik.
Interaksi Obat : ACE Inhibitors: aspirin (dosis lebih dari 300 mg sehari)
dapat mengurangi efek antihipertensi dari ACE inhibitors
(terjadi pada 50% pasien dalam beberapa studi). Risiko C:
Monitor ketat tekanan darah.
Antiplatelet (Clopidogrel, Dypiridamol): dapat
meningkatkan risiko perdarahan. Risiko C: Monitor terapi
(kondisi perdarahan, INR, bleeding time)
NSAIDs: aspirin dapat meningkatkan risiko perdarahan
gastrointestinal, non selektif NSAIDs dapat menurunkan efek
cardioprotective dari aspirin . Hindari kombinasi keduanya,
jika harus digunakan maka dipilih selektif NSAIDs seperti
golongan coxib dan monitor risiko perdarahan
gastrointestinal.
Antagonis Vitamin K (seperti warfarin): Aspirin dosis
rendah (75-325 mg perhari) dapat meningkatkan risiko
perdarahan 1,5-2,5 kali lipat. Risiko D: disarankan
modifikasi terapi.
Profil Farmakokinetika : Durasi: 4-6 jam, Volume distribusi: 10 L
Bioavailabilitas: 50%-75% mencapai sirkulasi sistemik
T1/2 : parent drug: 15-20 menit; salisilat: 3 jam pada dosis
rendah (300-600 mg), 5-6 jam (setelah 1 g), 10 jam dengan
dosis yang lebih tinggi.
Tmax: 1-2 jam
Ekskresi: urin (75% sebagai asam salisilurat, 10% sebagai
asam salisilat).

Pelayanan Informasi Obat (PIO) RUMKITAL Dr. RAMELAN SURABAYA |2


Nama Obat : Dypiridamole
Mekanisme Kerja : Menghambat aktivitas adenosin deaminase dan
fosfodiesterase, dimana menyebabkan akumulasi adenosin,
adenin nukleotida, dan c-AMP; yang berakibat pada
penghambatan agregasi platelet dan vasodilatasi koroner.
Dosis dan indikasi : Adjuntive theraphy for prophylaxis of thromboembolism
with cardiac valve replacement:
Oral: Dewasa 75-100 mg 4 kali sehari.
Oral: Anak-anak: sama dengan dosis dewasa.
Kontraindikasi : Hipersensitivitas terhadap dypiridamole atau komponen yang
terdapat pada formulasi.
Efek Samping : Oral:
>10%: dizzines (14%)
1-10%:
Sistem saraf pusat: sakit kepala (2%)
Dermatologik: ruam kulit (2%)
Gastrointestinal: Distress abdominal (6%)
Frekuensi tidak diketahui: diare, muntah, pruritus, angina
pektoris, disfungsi liver.

IV:
>10%:
Kardiovaskular: eksaserbasi dari angina pektoris (20%)
Sistem saraf pusat: dizziness (12%), sakit kepala (12%)
1-10%:
Kardiovaskular: hipotensi (5%), hipertensi(2%),
abnormalitas ECG (5-8%), nyeri (3%), takikardia (3%)
Sistem saraf pusat: kemerahan (3%), kelelahan (1%)
Gastrointestinal: mual (5%)
Respiratori: dyspnea (3%)

Interaksi Obat : Warfarin: kombinasi dipyridamole dan warfarin dapat

Pelayanan Informasi Obat (PIO) RUMKITAL Dr. RAMELAN SURABAYA |3


meningkatkan risiko perdarahan serius. Risiko C: Monitor
kondisi perdarahan, INR dan bleeding time.
Beta Blocker: dipyridamole dapat memperpanjang efek
bradikardia dari beta blocker. Pengecualian: Levobunolol;
Metipranolol. Risiko C: Monitor tanda vital yaitu nadi.
Adenosine: kombinasi dipyridamole dan adenosine dapat
menyebabkan takikardia supraventikular. Hindari kombinasi,
tetapi jika harus dikombinasi maka disarankan untuk
menurunkan dosis awal adenosine 2-4 kali dari dosis
seharusnya.
Obat meningkatkan pH (seperti H2RA dan PPI):
disintegrasi, disolusi, dan absorbsi tablet dipyridamole terjadi
pada kondisi pH rendah sehingga obat-obatan peningkat pH
dapat menurunkan bioavailabilitas dari dipyridamole.
Pemberian diberikan jeda waktu dua jam.
Profil Farmakokinetika : Volume distribusi: dewasa: 2-3 L/kg
Ikatan Protein: 91%-99%
T1/2 : terminal: 10-12 jam
Tmax: 2-2,5 jam
Ekskresi: feses (sebagai konjugat glukuronida dan obat tidak
berubah).

Pelayanan Informasi Obat (PIO) RUMKITAL Dr. RAMELAN SURABAYA |4


Nama Obat : Ticlopidine
Mekanisme Kerja : Merupakan prodrug. Metabolit aktif dari ticlopidine secara
ireversibel memblok komponen P2Y12 dari reseptor ADP,
dimana menghambat aktivasi kompleks reseptor GPIIb/IIIa,
yang berakibat pada penurunan agregasi platelet.
Dosis dan indikasi : Pencegahan Stroke: Oral: 250 mg dua kali sehari.
Dosis Gangguan Ginjal : tidak diperlukan penyesuaian
dosis
Dosis Gangguan Liver : Dapat digunakan dengan perhatian.
Kontraindikasi : Hipersensitivitas terhadap ticlopidine atau komponen yang
terdapat pada formulasi; pasien dengan peptic ulcer disease
(PUD) atau perdarahan intrakranial; disfungsi liver berat;
hematopoietic disorders (neutropenia, trombositopenia,
riwayat TTP atau anemia aplastik)
Efek Samping : >10%:
Endokrin dan metabolik: peningkatan kadar kolesterol total
dan trigliserida
Gastrointestinal: diare (13%)
1-10%:
Sistem saraf pusat: dizziness (1%)
Dermatologik: ruam (5%), purpura (2%), pruritus (1%)
Gastrointestinal: mual (7%), dispepsia (7%), muntah (2%),
kembung (2%), anoreksia (1%)
Hematologik: Neutropenia (2%)
Interaksi Obat : Warfarin: ticlopidine dapat memperpanjang efek warfarin
dengan menghambat metabolisme warfarin. Kombinasi
keduanya dapat meningkatkan risiko perdarahan. Risiko C:
Monitor terapi (kondisi perdarahan dan INR).
Antiplatelet: dapat memperpanjang efek antikoagulan dari
antiplatelet lainnya dan risiko perdarahan. Risiko C: Monitor
terapi (kondisi perdarahan).
Phenytoin: Ticlopidine dapat menurunkan metabolisme dari
phentoin sehingga dapat meningkatkan toksisitas phenytoin.

Pelayanan Informasi Obat (PIO) RUMKITAL Dr. RAMELAN SURABAYA |5


Monitor ketat serum phenytoin dan tanda tanda toksisitas
phenytoin.
Profil Farmakokinetika : Onset : 6 jam
Volume distribusi: 10 L
Ikatan Protein: parent drug: 98%; <15% berikatan pada
alfa1-acid glycoprotein
Metabolisme: di hati secara ekstensif
T1/2 : 13 jam
Tmax: 2 jam
Ekskresi: urin (60%); feses (23%)

Pelayanan Informasi Obat (PIO) RUMKITAL Dr. RAMELAN SURABAYA |6


Nama Obat : CLOPIDOGREL
Mekanisme Kerja : Mengeblok komponen P2Y12 reseptor ADP pada permukaan
platelet, yang mencegah aktivasi kompleks reseptor GPIIb /
IIIa, sehingga mengurangi agregasi platelet. Trombosit
diblokir oleh clopidogrel sehingga tidak terbentuk trombus
Indikasi : Sebagai antiplatelet pasien Stroke
Dosis : dosis antiplatelet yang digunakan untuk Stroke → 75mg per
hari.
Efek Samping :  >10% pada gastrointestinal → secara keselurahan dapat
menimbulkan gangguan pada gastrointestinal (seperti:
nyeri perut, muntah, gastritis dan konstipasi).
 Cardiovascular → nyeri dada (8%), edema (4%),
 Sistem saraf pusat → sakit kepala (3% - 8%), pusing (2%
- 6%)
Interaksi Obat : (interaksi yang dapat meningkatkan efek / toksisitas):
 Clopidogrel dapat meningkatkan efek / toksisitas dari →
Warfarin, sehngga dapat meningkatkan efek pendarahan.
Monitoring: Kondisi pendarhan dan INR
NSAID juga dapat menghambat agregasi platelet,
sehingga resiko pendarahan bila clopidogrel dikombinasi
dengan NSAID juga semakin tinggi.
Monitoring: keadaan pendarahan
 Efek / toksisitas Clopidogrel dapat ditingkatkan oleh →
glucosamine, vitamin E (oral), multivitamin / minerals
(with ADEK, Folate, Iron)
(interaksi yang dapat menurunkan efek):
Efek Clopidogrel dapat diturunkan oleh → golongan Proton
Pump Inhibitor
Monitoring: mengatur jadwal minum antara clopidogrel
dengan PPI
Profil Farmakokinetika : onset of action → 2jam, t ½ → ~8jam, Bioavailability: >
50%, peak serum time: 0,75%, ekskresi: urine (50%) feces
(46%).

Pelayanan Informasi Obat (PIO) RUMKITAL Dr. RAMELAN SURABAYA |7


NEUROPROTECTAN
Nama Obat : PIRACETAM
Mekanisme Kerja : Piracetam sebagai nootropik agent yang mempunyai efek
vasodilatasi dengan cara memodulasi neurotransmisi
serebral. Piracetam merupakan derivat dari GABA
mempunyai potenis sebagai antiiskemik, dan dapat
mengembalikan perfusi yang abnormal pada pasien stroke
Dosis dan indikasi : Sebagai neuroprotectan pasien Stroke.
Dosis = 1,6-9,6 gram/ hari (oral)
Efek Samping : diare, rash, insomnia, menaikkan berat badan.
Interaksi Obat : Antiplatelet: Piracetam dapat menaikkaan efek dari
antiplatelet, sehingga dapat memicu efek bleding.
Monitoring: kondisi pendarahan.
Warfarin: piracetam menikkan efek warfarin, seta dapat
menaikkan angka INR, sehingga menimbulkan resiko
pendaran.
Monitoring: kondisi pendarahan dan INR
Profil Farmakokinetika : Peak Plasma Time → 1,5jam, t ½ → 5jam,
bioavailability: ~100,
Excretion: Urine (50%); feces (32%)

Pelayanan Informasi Obat (PIO) RUMKITAL Dr. RAMELAN SURABAYA |8


Nama Obat : NIMODIPIN
Mekanisme Kerja : Penelitian pada hewan menunjukkan bahwa nimodipin
memiliki efek lebih besar pada arteri serebral dari arteri
lainnya; spesifisitas peningkatan ini mungkin disebabkan oleh
peningkatan lipofilisitasnya obat dan distribusi otak
dibandingkan dengan nifedipine; menghambat ion kalsium
dari masuk ke dalam " slow channels" atau daerah sensitif
tegangan otot polos pembuluh darah dan miokardium selama
depolarisasi.
Dosis dan indikasi : Perdarahan subarachnoid : 60 mg Per oral setiap 4 jam
selama 21 hari; mulai terapi dalam waktu 96 jam perdarahan
subarachnoid.
Kontraindikasi : Hipersensitivitas terhadap nimodipin
Efek Samping : 1. Kardiovaskular : bradikardi, tekanan darah menurun
2. Sistem syaraf pusat : sakit kepala
3. Gastrointestinal : mual
4. Jarang tetapi penting atau mengancam jiwa : anemia,
jaundice, thrombocytopenia, hepatitis, hematoma, edema.
Interaksi Obat : a. Peningkatan efek / toksisitas
1. Nimodipin dapat meningkatkan kadar / efek :
amitostin, antihipertensi, beta-bloker, calcium chanel
blocker (nondihidropiridin), levodopa, phenytoin,
RITUXImab, risperiDONE.
2. Efek nimodipin dapat ditingkatkan dengan : Alpha 1-
bloker, antifungal agent (derivate azole), barbiturate,
CCB (nondihidropiridin), cimetidin, cyclosporine,
fluconazole, magnesium salts, MAO inhibitor,
antibiotic makrolida, inhibitor protease.
b. Penurunan efek
1. Nimodipin dapat menurunkan kadar / efek :
clopidogrel
2. Efek nimodipin dapat menurun dengan : garam
calsium, melatonin, situximab, toclizumab,

Pelayanan Informasi Obat (PIO) RUMKITAL Dr. RAMELAN SURABAYA |9


carbamazepine, barbiturate.

Monitoring:
 Interaksi nimodipin + carbamazepin = monitoring tekanan
darah.
 Interaksi nimodipin + beta-bloker = monitoring tekanan
darah, denyut jantung.
 Interaksi nimodipin + golongan azole = monitoring
tekanan darah.
 Interaksi nimodipin + penytoin = monitoring dosis.
Profil Farmakokinetika : 1. Absorbsi
Bioavailabilitas: 13%
Peak Plasma Time: 1 hr
Peak Plasma Concentration: 80 ng/mL
2. Distribusi
Protein Bound: 95%
Vd: 0.43 L/kg
3. Metabolisme
Hepatic P450 enzyme CYP3A4
4. Eliminasi
Half-Life: 1-2 hr
Total Body Clearance: 0.84 L/kg (healthy); 1.18 L/kg
(SAH)
Excretion: Urine (50%); feces (32%)

Pelayanan Informasi Obat (PIO) RUMKITAL Dr. RAMELAN SURABAYA | 10


Nama Obat : CITICOLINE
Mekanisme Kerja : Meningkatkan pembentukan choline dan menghambat
pengrusakan phosphatydilcholine (menghambat
phospholipase).
Dosis dan indikasi : 1. Bisa diberikan dalam 24 jam sejak awal stroke.
2. Untuk strok iskemik : 250 - 1000 mg/hari, i.v. terbagi
dalam 2 - 3 kali/hari selama 2 - 14 hari.
3. Untuk stroke hemoragik : 150-200 mg/hari, i.v, terbagi
dalam 2-3 kali/hari selama 2 - 14 hari .
Kontraindikasi : Penderita yang hipersensitifitas terhadap citicholine.
Efek Samping :  Reaksi hipersensitif : ruam kulit.
 Insomnia, sakit kepala, pusing, kejang, mual, anoreksia,
nilai fungsi hati abnormal pada peme riksaan
laboratorium, diplopia, perubahan tekanan darah
sementara dan malaise.
Profil Farmakokinetika :  Absorbsi oral hampir 100%, diserap dalam cytidine dan
choline
 Bioavailabilitas oral clan i.v. sama.
 Brain up take 30 menit .
 T-max 6 jam.
 Hasil akhir metabolism citicdine adaiah glutation dan
phosphatidylchdine.

Pelayanan Informasi Obat (PIO) RUMKITAL Dr. RAMELAN SURABAYA | 11

Anda mungkin juga menyukai