Anda di halaman 1dari 17

TUGAS DISKUSI DOSEN

PRAKTIKUM FARMASI PRAKTIS 3


MATERI 2: ANTIHIPERTENSI

KELOMPOK C5
ANGGOTA:
1. ADILIA TRI HIDAYATI (13613182)
2. HARDIYANI PRESTICASARI (13613183)
3. NOVITA DWI KURNIASIH (13613186)
4. AMALINDA VIA SABILIANI (13613188)
5. REZA BAGUS FIRMANSYAH (13613189)

LABORATORIUM FARMASI PRAKTIS


PRODI FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
1. Lisinopril
Nama Generik Lisinopril
Nama Kimia (IUPAC) N-{N-[(S)-1-Carboxy-3-phenylpropyl]-L-lysyl}-L-proline;
N~2~-[(1S)-1-carboxy-3-phenylpropyl]-L-lysyl-L-proline[1].
Nama Dagang di cenopril, inhitril, interpil, linoxal, lisinopril, noperten, nopril,
Indonesia odace, prinivil, tensiphar, Zestril[2].
Rumus Struktur

[1]
Golongan ACE inhibitor
Profil Farmakokinetik  Onset aksi: 1 jam.
 Durasi: 24 jam.
 Absorpsi: baik diabsorbsi dan tidak berefek dengan
makanan.
 Ikatan dengan protein: 25%.
 Waktu paruh eliminasi: 11-12 jam.
 Eksresi: utama melalui urin (bentuk tetap)[4].
Bentuk dan Kekuatan Tablet 5mg, 10mg, 20 mg.
Sediaan
Mekanisme Aksi Mencegah konversi angiotensin I menjadi angiotensin II.
Vasokonstriktor yang poten, menghasilkan angiotensin II yang
rendah dengan peningkatan aktivitas renin plasma dan
penurunan sekresi aldosteron. Mekanisme CNS juga mungkin
terlibat dalam efek hipotensi[4].
Indikasi Semua tingkat hipertensi; gagal jantung kongestif (tambahan);
setelah infark miokard pada pasien yang secara hemodinamik
stabil[2].
Keamanan Pregnancy Risk Factor: C, pada trimester pertama[4].
Kontraindikasi  Jangan menggunakan obat ini pada pasien yang memiliki
riwayat hipersensitif terhadap Lisinopril atau obat-obat yang
termasuk ACE inhibitor lain[3].
 Jangan menggunakan Lisinopril jika sedang hamil karena
obat ini bisa membahayakan bayi yang belum lahir. Segera
hentikan penggunaan obat[3].
 Pengobatan dengan Lisinopril tidak boleh dilakukan
terhadap orang-orang yang memiliki riwayat angioedema
(herediter atau idiopatik) [3].
 Penderita diabetes melitus dan sedang menggunakan obat-
obatan yang mengandung aliskiren [3].
Efek Samping  Efek samping yang paling umum adalah batuk, yang terjadi
karena peningkatan kadar bradikinin[3].
 Efek samping lainnya adalah kemungkinan terjadinya
hipotensi dan gagal ginjal akut. Hentikan pemakaian obat
ini bila tekanan darah sistolik turun menjadi < 90 mm Hg,
atau kalium meningkat > 6 mmol/l, atau kreatinin
meningkat 50% atau > 3 mg/dl[3].
 Obat ini juga bisa menyebabkan hiperkalemia yang terjadi
terjadi karena penurunan kadar aldosteron,  hormon steroid
yang berfungsi menahan natrium dan mengekskresi
kalium[3].
Interaksi Penggunaan NSAID seharusnya dihindari jika pasien
mengonsumsi lisinopril. Pasien dengan gagal jantung, dapat
berhubungan dengan meningkatnya resiko akumulasi cairan
dan edema[4].
Dosis  Hipertensi, monoterapi, awalnya 12,5 mg 2 kali sehari; jika
digunakan bersama diuretika, atau pada usia lanjut; awalnya
6,25 mg 2 kali sehari (dosis pertama sebelum tidur); dosis
penunjang lazim 25 mg 2 kali sehari; maksimal 50 mg 2
kali sehari (jarang 3 kali sehari pada hipertensi berat) [2].
 Gagal jantung (tambahan), awalnya 6,25 - 12,5 mg di
bawah pengawasan medis yang ketat; dosis penunjang lazim
25 mg 2 - 3 kali sehari; maksimal 150 mg sehari [2].
 Profilaksis setelah infark miokard pada pasien dengan
disfungsi ventrikel kiri (asimtomatik atau simptomatik)
yang stabil secara klinis, awalnya 6,25 mg, dimulai 3 hari
setelah infark, kemudian ditingkatkan dalam beberapa
minggu sampai 150 mg sehari (jika dapat ditolerir dalam
dosis terbagi) [2].
 Nefropati diabetik, 75-100 mg sehari dalam dosis terbagi;
pada gangguan ginjal yang berat, awalnya 12,5 mg 2 kali
sehari (jika diperlukan terapi bersama diuretika, sebaiknya
dipilih diuretika kuat daripada tiazid) [2].
Referensi [1]http://www.chemnet.com/cas/id/76547-98-3/lisinopril.html
[2] http://pionas.pom.go.id/monografi/lisinopril
[3] http://www.farmasiana.com/lisinopril/nopril-tablet/
[4] Anonim, Drug Information Handbook, 17th Edition

2. Propranolol
Nama Generik Propranolol
Nama Kimia (IUPAC) 1-((1-Methylethyl)amino)-3-(1-naphthalenyloxy)-2-propanol ;
1-(isopropylamino)-3-(1-naphthyloxy)propan-2-ol
Nama Dagang di Blocard, farmadral, inderal, liblok, pronolol
Indonesia
Rumus Struktur

Golongan Agen Beta-Adrenergik Bloker


Profil Farmakokinetik  Onset kerja: Oral: 1-2 jam
Durasi: Segera Rilis: 6-12 jam; formulasi extended-release: ~
24-27 jam
 Distribusi: Vd: 4 L/kg pada orang dewasa; melintasi plasenta;
jumlah kecil masuk ke ASI
 Protein binding: Bayi baru lahir: 68%; Dewasa: 90%
Metabolisme: Hati untuk senyawa aktif dan tidak aktif, first
pass effect yang luas
 Bioavailabilitas: 30% sampai 40%
Paruh eliminasi: Neonatus dan Bayi: Kemungkinan waktu
paruh meningkat; Anak-anak: 3,9-6,4 jam; Dewasa: formulasi
Segera Rilis: 3-6 jam; formulasi extended-release: 8-10 jam
 Waktu untuk puncak: Segera Rilis: 1-4 jam; formulasi
extended-release: ~ 6-14 jam
 Ekskresi: Urin (96% sampai 99%)
Bentuk dan Kekuatan Kapsul extended release (sebagai hidroklorida): 60, 80, 120,
Sediaan 160 mg.
Kapsul sustained release (sebagai hidroklorida): 60, 80, 120,
160mg.
Injeksi, larutan sebagai hidroklorida: 1mg/ml.
Larutan, oral, sebagai hidroklorida: 4mg/ml, 8mg/ml.
Tablet, sebagai hidroklorida: 10 mg, 20 mg, 40 mg, 60 mg, 80
mg.
Mekanisme Aksi Beta bloker adrenergik non selektif (antiaritmia kelas II),
memblok secara kompetitif respon terhadap stimulasi alfa
bloker dan beta bloker adrenergik  yang akan menghasilkan
penurunan denyut jantung, kontraktilitas jantung, tekanan darah
dan kebutuhan oksigen pada jantung.
Propranolol bersaing dengan neurotransmiter simpatomimetik
seperti katekolamin untuk mengikat pada beta reseptor
adrenergik dalam hati, menghambat stimulasi simpatis. Hal ini
menyebabkan penurunan denyut jantung, curah jantung,
tekanan darah sistolik dan diastolik, dan refleks hipotensi
ortostatik.
Menghambat respon terhadap rangsangan adrenergik dengan
secara kompetitif memblokir reseptor β-adrenergik dalam
miokardium dan dalam bronkus dan otot polos pembuluh darah;
ada aktivitas simpatomimetik intrinsik
Indikasi Hipertensi, Angina, Takiaritmia Supraventrikular, Aritmia
Ventrikel, Hypertrophic Subaorta Stenosis,
Pheochromocytoma, Tirotoksikosis, Vascular Headache, Acute
Miokaard Infark (AMI), dan Tremor Esensial
Keamanan Risiko kehamilan Factor C; D (trimester 2 dan 3)
Propranolol diekskresikan dalam ASI
Pediatrics: keamanan dan kemanjuran belum ditetapkan pada
anak-anak
Pertimbangan Geriatric: bioavailabilitas meningkat sekitar dua
kali lipat pada pasien usia lanjut, geriatri mungkin memerlukan
dosis pemeliharaan yang lebih rendah
Kontraindikasi Asma, gagal jantung yang tak terkendali, bradikardi yang nyata,
hipotensi, sindrom penyakit sinus, blok AV derajat dua atau
tiga, syok kardiogenik; feokromositoma.
Efek Samping Bradikardi, gagal jantung, hipotensi, gangguan konduksi,
bronkospasme, vasokonstriksi perifer, gangguan saluran cerna,
fatigue, gangguan tidur, jarang ruam kulit dan mata kering
(reversibel bila obat dihentikan), eksaserbasi psoriasis.
Interaksi  Acetylcholinesterase Inhibitors: Dapat meningkatkan efek
bradikardi dari Beta-Blockers. Risiko C: Terapi dipantau
 Alkohol (Ethyl): Dapat menurunkan konsentrasi serum
Propranolol. Alkohol (Ethyl) dapat meningkatkan konsentrasi
serum Propranolol. Risiko C: Terapi dipantau
 Alpha / Beta-Agonis (Direct-Acting): Beta-Blockers dapat
meningkatkan efek vasopressor dari alpha / Beta-Agonis
(Direct-Acting). Epinefrin digunakan sebagai anestesi lokal
untuk prosedur gigi mungkin tidak akan menimbulkan
masalah klinis yang relevan. Pengecualian: dipivefrin. Risiko
D: Pertimbangkan modifikasi terapi
 Alpha1-Blockers: Beta-Blockers dapat meningkatkan efek
ortostatik dari alpha1-Blockers. Risiko yang terkait dengan
produk ophthalmic mungkin kurang dari produk sistemik.
Risiko D: Pertimbangkan modifikasi terapi
Dosis Dewasa
Akatisia Oral: 30-120 mg / hari dalam 2-3 dosis terbagi
Tremor esensial: Oral: 40 mg dua kali sehari pada awalnya;
dosis pemeliharaan: Biasanya 120-320 mg / hari
Hipertensi: Awal: Oral: 40 mg dua kali sehari; meningkatkan
dosis setiap 3-7 hari; Dosis umum: 120-240 mg dibagi dalam 2-
3 dosis / hari; maksimum dosis harian: 640 mg; Dosis range
(JNC 7): 40-160 mg / hari dalam 2 dosis terbagi
Hypertrophic stenosis subaorta: Oral: 20-40 mg 3-4 kali / hari
Migrain profilaksis: Oral: Awal: 80 mg / hari dibagi setiap 6-8
jam; meningkat 20-40 mg / dosis setiap 3-4 minggu untuk
maksimal 160-240 mg / hari diberikan dalam dosis terbagi
setiap 6-8 jam;
Pheochromocytoma: Oral: 30-60 mg / hari dalam dosis terbagi
Post-MI mortality reduction: Oral: 180-240 mg / hari dalam 3-4
dosis terbagi
Stable Angina: Oral: 80-320 mg / hari dalam dosis terbagi 2-4
kali / hari
Takiaritmia:
Oral: 10-30 mg / dosis setiap 6-8 jam
I.V .: 1-3 mg / dosis lambat IVP; ulangi setiap 2-5 menit sampai
total 5 mg; titrasi dosis awal untuk respon yang diinginkan
atau
0,1 mg / kg dibagi menjadi 3 dosis yang sama diberikan pada 2-
3 menit interval. Mungkin mengulangi dosis total dalam 2
menit jika perlu (pedoman ACLS, 2005)
Thyrotoxicosis:
Oral: 10-40 mg / dosis setiap 6 jam
I.V .: 1-3 mg / dosis lambat IVP sebagai dosis tunggal
Varises perdarahan profilaksis:
Oral:
Profilaksis primer: Awal: 20 mg dua kali sehari; menyesuaikan
diri dengan maksimal dosis ditoleransi.
Profilaksis sekunder: Awal: 20 mg dua kali sehari;
menyesuaikan diri dengan maksimal dosis ditoleransi
Referensi 1. Lacy CF, Armstrong LL, Goldman MP, and Lance LL.
Drug Information Handbook 17th edition. Ohio: Lexi-
Comp; 2009.
2. http://www.drugbank.ca/drugs/DB00571
3. http://pionas.pom.go.id/monografi/propranolol-hidroklorida

3. Nifedipin
Nama Generik Nifedipine[1]
Nama Kimia (IUPAC) 3,5-dimethyl 2,6-dimethyl-4-(2-nitrophenyl)-1,4-
dihydropyridine-3,5-dicarboxylate[1].
Nama Dagang di Nifedipine, Adalat, Adalat ORO, Calcianta, Cordalat,
Indonesia Coronipin, Farmalat, Ficor, Nifedin, Vasdalat/V, Xepalat[2].
Rumus Struktur[1]

Golongan Calcium Channel Blocker (CCB)/antagonis kalsium, tipe


dihidropiridin[3].
Profil Farmakokinetik  Absorpsi: Cepat dan hampir sepenuhnya diserap dari
saluran pencernaan. Absorbsi dapat dipengaruhi oleh
makanan, tetapi hasil bervariasi tergantung pada preparasi.
Bioavailabilitas 45-56% (kapsul isi cairan); 65-89% (tablet
lepas lambat). Waktu untuk mencapai konsentrasi plasma
puncak: 30-60 menit (kapsul isi cairan).
 Distribusi: Memasuki ASI. Ikatan protein sekitar 92-98%.
 Metabolisme: Secara luas dioksidasi dalam hati melalui
isoenzim CYP3A4. Mengalami metabolisme lintas pertama
(first-pass metabolism) hepatik yang ekstensif.
 Ekskresi: Urin (80-95% sebagai metabolit tidak aktif) dan
feses. T1/2 eliminasi: Kira-kira 2 jam (kapsul isi cairan)[1].
Bentuk dan Kekuatan  Tablet 5 mg, 10 mg.
Sediaan[2]  Tablet lepas lambat 10 mg, 20 mg, 30 mg, 60 mg.
Mekanisme Aksi Nifedipin mencegah ion Ca masuk ke kanal perlambatan otot
jantung dan otot polos selama depolarisasi, menghasilkan
vasodilatasi perifer dan koroner sehingga mengurangi
afterload, resistensi perifer, dan tekanan darah; meningkatkan
aliran darah koroner dan menyebabkan terjadinya takikardia
refleks. Obat ini memiliki sedikit atau tidak ada efek pada
konduksi jantung dan jarang memiliki aktivitas inotropik
negatif. Onset: Kira-kira 20 menit (immediate-release)[2].
Indikasi Antihipertensi, profilaksis angina pektoris, dan migrain[3].
Keamanan[1]  Pregnancy: Golongan C; uji pra klinis menunjukkan bukti
teratogenik dan toksisitas pada embrio, plasenta serta fetus.
 Laktasi: Diekskresikan pada ASI, namun hanya
memberikan risiko yang kecil pada bayi. Menunda
pemberian ASI 3-4 jam setelah minum obat secara
signifikan mengurangi jumlah nifedipin yang dapat terpapar
ke bayi.
Kontraindikasi Hipersensitivitas terhadap nifedipin atau komponen lain dalam
formulasi; syok kardiogenik; unstable angina akut; penggunaan
selama 1 bulan pada pasien infark miokard; pengobatan
serangan angina pada angina stabil kronis atau penurunan akut
tekanan darah pada orang dewasa; penggunaan bersamaan
dengan agen penginduksi CYP3A4 yang kuat[2].
Efek Samping Sakit kepala (7-35%), weakness (10-12%), dizziness (3-27%),
edema periferal (7-29%), infark miokard (4%), Congestive
Heart Failure (2%), mual (2-11%), heartburn (11%), mood
changes (7%), kelelahan (4-5.9%)[3].
Interaksi[4] Obat:
 Antibiotik makrolida dapat menurunkan metabolisme CCB;
pengecualian bagi azitromisin, spiramisin. Risiko D:
Pertimbangkan modifikasi terapi.
 Barbiturat dapat meningkatkan metabolisme CCB. Risiko
D: Pertimbangkan modifikasi terapi.
 CCB dapat mengurangi efek terapi clopidogrel. Risiko C:
Monitor terapi.
 dsb.
Makanan/minuman:
 Kadar nifedipin dalam serum dapat menurun jika
dikonsumsi bersama makanan.
 Jus grapefruit meningkatkan efek dan kadar nifedipin dalam
darah. Risiko C: Monitor terapi.
 Multivitamin dengan mineral menurunkan efek.
 Alkohol dapat meningkatkan depresi sistem saraf pusat dan
efek nifedipin. Risiko C: Monitor terapi.
Herbal:
 St John’s wort dapat menurunkan kadar nifedipin.
 Ephedra, yohimbe, ginseng dapat memperburuk hipertensi.
 Bawang putih mungkin bisa meningkatkan efek
antihipertensi.
Dosis[2] Hipertensi:
Tablet lepas lambat 30-60 mg 1x sehari, dosis dapat
ditingkatkan secara bertahap setiap 7-14 hari.
Migrain:
Dosis awal: 10 mg 3x sehari p.o; tab lepas lambat 30 mg 1x
sehari.
Angina pektoris:
Dosis awal: 10 mg 3x sehari p.o; tab lepas lambat 30-60 mg 1x
sehari, dosis dapat ditingkatkan secara bertahap setiap 7-14
hari; dosis pemeliharaan: 10-30 mg 3-4x sehari p.o.
Referensi 1. Lacy CF, Armstrong LL, Goldman MP, and Lance LL.
Drug Information Handbook, 17th edition. Ohio: Lexi-
Comp; 2009.
2. http://www.mims.com/indonesia/drug/info/nifedipine/
3. https://www.drugs.com/nifedipine.html
4. Baxter K, Stockley's Drug Interaction Pocket Companion
2009, Pharmaceutical Press, London; 2009.

4. Valsartan
Nama Generik Valsartan
Nama Kimia N-[p-(o-1HTetrazol-5-ylphenyl)benzyl]-N-valeryl-L-valine;N-
(IUPAC) Pentanoyl-N-[2-(1H-tetrazol-5-yl)biphenyl-4-ylmethyl]-L-valine
Nama Dagang di Diovan, Valsartan NI
Indonesia
Rumus Struktur

Golongan Penghambat reseptor angiotensin II


Profil Valsartan dengan cepat diserap setelah pemberian oral, dengan
Farmakokinetik bioavailabilitas sekitar 23 %. Kosentrasi plasma puncak tercapai
setelah 2-4 jam. 94 - 97 % terikat dengan protein plasma. Waktu
paruh eliminasi 5 - 9 %.
83 % diekskresi di feses dan 13 % di urin
Bentuk dan Tablet salut selaput 80 mg ; 160 mg
Kekuatan Sediaan
Mekanisme Aksi Valsartan memberikan efek langsung sebagai antagonisme pada
reseptor angiotensin II (AT2), berbeda dengan ACE
inhibitor.Valsartan menggeser angiotensin II dari reseptor AT1
dan menghasilkan efek penurunan tekanan darah melalui
mengantagonis vasokonstriksi yang diinduksi AT1, pembebasan
aldosteron, katekolamin, vasopresin arginin, pengambilan air dan
respon hipertropik.
Mekanisme ini menghasilkan blokade yang lebih efisien terhadap
efek angiotensin II jantung dengan efek samping lebih sedikit
dibandingkan inhibitor ACE.
 Valsartan blok AKSI fisiologis angiotensin II, termasuk
vasokonstriktor dan efek sekresi aldosterone.
 Valsartan tidak mengganggu respon terhadap bradikinin dan
substansi P.
 Valsartan tidak memberikan efek yang umum merugikan dari
ACE inhibitor yaitu batuk kering.
Indikasi  Hipertensi (dapat digunakan tunggal maupun dikombinasi
dengan obat antihipertensi lain);
 Gagal jantung pada pasien yang tidak dapat mentoleransi obat
penghambat ACE (penghambat enzim pengubah angiotensin).
Keamanan kategori kehamilan: D
Hentikan segera kehamilan terdeteksi; selama trimester kedua
dan ketiga kehamilan, sehingga oligohidramnion dapat
menyebabkan cedera janin (misalnya, hipotensi, neonatal
hipoplasia
tengkorak, anuria, gagal ginjal reversibel dan ireversibel) dan
kematian neonatus dengan riwayat paparan rahim: perhatian
langsung terhadap dukungan dari tekanan darah dan perfusi
ginjal; transfusi tukar atau dialisis mungkin diperlukan
Laktasi: tidak ada data manusia; digunakan dengan hati-hati
Kontraindikasi Hipersensitif, wanita hamil, kerusakan hati berat, sirosis,
abstruksi biliar dan kolestasis,gangguan ginjal berat,
hipokalemia, hiponatremia, hiperkalemia, hiperurisemia,
simptomatik, dialisis, menyusui.
Efek Samping Merasa pusing atau sakit kepala, penurunan tekanan darah saat
berdiri atau berusaha duduk, gangguan pencernaan, merasa
kelelahan, sinusitis, faringitis, infeksi saluran nafas akut, nyeri
dada, mual, rhinitis, nyeri lengan, bronkitis nyeri tungkai,
keseleo, kram tungkai
Interaksi  Warfarin: dalam 12 subyek sehat, warfarin (10 mg setiap hari
selama 3 hari) dan valsartan (160 mg setiap hari selama 3 hari)
masing-masing diberi saja kemudian valsartan 160 mg setiap
hari diberikan selama 7 hari dengan warfarin 10 mg setiap hari
selama 3 pertama ini. warfarin tidak berpengaruh terhadap
farmakokinetika valsartan. valsartan menyebabkan
peningkatan kecil dalam waktu protrombin sekitar 12%, yang
tidak dianggap penting secara klinis. warfarin farmakokinetik
yang tidak dinilai
 Aliskiren: dapat meningkatkan toksisitas yang lain dengan
sinergisme farmakodinamik. penggunaan aliskiren
kontraindikasi dengan ARB pada pasien dengan diabetes,
hindari pemberian bersamaan dengan ARB jika GFR <60 ml /
dl, blokade ganda sistem renin-angiotensin meningkatkan
risiko hipotensi, hiperkalemia, dan gangguan ginjal
Dosis Sebagai awalan, gunakan valsartan dosis efektif rendah, dan
meningkatkan dosisnya sesuai reaksi terhadap obat ini. Untuk
menangani hipertensi, dosis umumnya adalah 80-160 mg per
hari. Untuk penderita gagal jantung, 80-320 mg per hari. Dan
untuk yang pernah mengalami serangan jantung, 40-320 mg
perhari. Dosis akan disesuaikan dengan kondisi pasien.
Umumnya dosis tidak akan melebihi 320 mg. Dalam pemakaian
obat ini, dosis akan ditingkatkan secara bertahap untuk mencegah
efek samping pada tubuh, terutama jantung.
Referensi 1. Sweetman SC. Et.al. Martindale:The complete drug
reference, 36th ed., Pharmaceutical Press 2009
2. British National Formulary 66, Royal Pharmaceutical
Society, September 2013 - March 2014
3. Lexi-comp, Drug Information Handbook, American
Pharmacist Association, 17th ed, 2008-2009

5. Reserpin
Nama Generik Reserpin
Nama Kimia Methyl (3β,16β,17α,18β,20α)-11,17-dimethoxy-18-[(3,4,5
(IUPAC) trimethoxybenzoyl)oxy]yohimban-16-carboxylate
Nama Dagang di Serpasil, Ser Ap Es
Indonesia
Rumus Struktur

Golongan Penghambat saraf adrenergik


Profil  Onset: antihipertensi : 3-6 hari
Farmakokinetik  durasi: 2-6 minggu
 Absorpsi: ~40%
 Ikatan protein: 96%
 Metabolisme: secara luas di hepar (>90% )
 t½ eliminasi : 50-100 jam
 ekskresi: Feces (30% - 60%); urin (10%)
Bentuk dan Tablet 0.1 mg, 0.25mg
Kekuatan Sediaan
Mekanisme Aksi Reserpin merupakan obat antihipertensi yang bekerja dengan
mendeplesi simpanan katekolamin dan 5-hidroksitriptamin pada
berbagai organ, seperti otak dan medulla adrenal. Sebagian efek
farmakologinya disebabkan mekanisme ini. Efek sedative dan
penenang akibat reserpine diduga berhubungan dengan proses
deplesi dalam otak. Reserpin mengosongkan katekolamin dan 5-
HT diberbagai organ termasuk medulla adrenal dan otak. Deplesi
dimedula adrenal lebih lambat dan kurang lengkap dibandingkan
dengan dijaringan lain. Reserpin terikat dengan kuat pada
membrane vesikel dalam ujung saraf adrenergic perifer maupun
sentral. Ikatan ini menyebabkan hambatan mekanisme transport
aktif NE dana min lain dari sitoplasma dalam vesikel adrenergic.
Indikasi Hipertensi esensial ringan, juga digunakan sebagai terapi
tambahan dengan obat hipertensi lain pada kasus hipertensi yang
lebih berat.
Keamanan  Menurut FDA Pregnancy Risk Factor C
 penelitian pada hewan telah menunjukkan bukti teratogenicity
setelah dosis 125-250 kali maksimum yang disarankan dosis
manusia (MRHD, pada basis per kg) diberikan kepada tikus.
Kelainan termasuk anophthalmia, tidak adanya kerangka
aksial, dan hidronefrosis. Kehamilan pada kelinci terputus
ketika dosis 10 kali MRHD diberi awal atau akhir kehamilan.
Tidak ada data dikendalikan dalam kehamilan manusia.
Reserpin seharusnya hanya digunakan selama kehamilan jika
tidak ada alternatif dan manfaat melebihi risiko.
 Reserpin diekskresikan ke dalam susu manusia. Tidak ada
laporan efek samping pada bayi. Ada laporan dari galaktorea
terkait dengan reserpin.
Kontraindikasi Riwayat depresi mental; ulkus peptikum aktif, colitis ulseratif,
wanita hamil dan menyusui, gagal ginjal berat.
Efek Samping depresi (sampai bunuh diri) akibat dosis yang terlalu tinggi; atau
akibat akumulasi dari penggunaan setiap hari untuk jangka waktu
lama (waktu paruhnya 1-2 minggu); bronkospasme; eksaserbasi
gagal jantung kongestif atau tercetusnya gagal jantung yang
laten; gejala-gejala ekstrapiramidal (parkinsonisme, diskinesia,
distonia); memburuknya ulkus peptikum; mengantuk di siang
hari, gangguan tidur di malam hari, mimpi buruk; berat badan
naik (nafsu makan bertambah, retensi cairan); kongesti nasal;
dispepsia; kehilangan libido dan impotensi; menstruasi tidak
teratur, amenorea, galaktorea.
Interaksi Obat penghambat MAO harus dihindarkan atau digunakan
dengan sangat hati-hati. Reserpin harus digunakan dengan hati-
hati jika diberikan bersama dengan digitalis dan kuinidin. Karena
dapat ditimbulkan artimia jantung dengan preparat rauwolfia.
Pemberian reserpine bersama – sama dengan obat antihipertensi
lain memerlukan penyesuaian dosis masing- masing obat.
Penggunaan bersama – sama dengan antidepresi trisiklik dapat
menurunkan efek antihipertensi reserpine. Penggunaan bersama
– sama obat simpatomimetik langsung atau tidak langsung harus
dipantau secara ketat. Efek obat simpatomimetik langsung atau
tidak langsung harus dipantau secara ketat. Efek obat obat
simpatomimetik langsung (epinefrin, isoproterenol, fenilefrin,
metaraminol) dapat memanjang sedangkan efek obat
simpatomimetik tidak langsung (efedrin, tiramin, amfetamin)
akan terlambat.
Dosis Dosis awal: 0,5 mg per oral sekali sehari selama 1 sampai 2
minggu. Dosis pemeliharaan: 0,1-0,25 mg oral sekali sehari.
Referensi 1. American Pharmacist Association.2008. Drug Information
Handbook 17th Edition
2. Badan Pengawas Obat dan Makanan,
www.pionas.pom.go.id/monografi/reserpin
3. Drug.com
4. Sweetman, S.C., 2009, Martindale 36 The Complete Drug
reference, London : The Pharmaceutical Press

6. Triamteren
Nama Generik Triamterene
Nama Kimia Dyrenium; Dytac; Jatropur. It is an ingredient of Dyazide,
(IUPAC) Dytenzide, Dytide, Frusene, Kalspare, Maxzide, Triamaxco and
Triamco.6-Phenyl–2,4,7–pteridinetriamine
Nama Dagang di Dyrenium
Indonesia
Rumus Struktur

Golongan Diuretic, Potassium Sparing


Profil Onset kerja: Diuresis: 2-4 jam
Farmakokinetik Durasi: 7-9 jam
Absorbsi: Tidak terlalu baik
Bentuk dan Kapsul dan 50 mg; 100 mg
Kekuatan Sediaan
Mekanisme Aksi Mengganggu pertukaran ion kalium / natrium (transport aktif) di
tubulus distal, tubulus kortikal, dan tubulus kolektivus dengan
menghambat Na+/K+-ATPase; menurun ekskresi kalsium;
meningkatkan ekskresi magnesium.
Indikasi Tunggal maupun kombinasi dengan diuretik lain, bisa untuk
pengobatan edema dan hipertensi.
Keamanan faktor risiko kehamilan: B (produsen); D (ahli).
Umumnya, penggunaan diuretik selama kehamilan dihindari
karena terdapat risiko penurunan perfusi plasenta.
Kontraindikasi Hipersensitivitas terhadap triamteren; pasien yang menerima
diuretik hemat kalium lainnya; anuria; Penyakit hati yang berat;
hiperkalemia atau riwayat hiperkalemia; penyakit ginjal berat;
kehamilan
Efek Samping Gangguan saluran cerna, mulut kering, ruam kulit; sedikit
penurunan tekanan darah, hiperkalemia, hiponatremi; juga
dilaporkan fotosensitivitas dan gangguan darah; triamteren
ditemukan pada batu ginjal.
Interaksi  ACE Inhibitor: Potassium-Sparing Diuretik mungkin
meningkatkan efek hiperkalemia dari ACE Inhibitor.
Risiko C: Monitor terapi.
 amifostine: Antihipertensi dapat meningkatkan efek
hipotensi dari amifostine. Pengelolaan: Ketika amifostine
digunakan pada dosis kemoterapi, obat antihipertensi
harus dihentikan selama 24 jam sebelum pemberian
amifostine. Jika Terapi antihipertensi tidak dapat
dihentikan sementara, amifostine sebaiknya tidak
diberikan. Risiko D: Pertimbangkan modifikasi terapi
 Ammonium Chloride: Kalium-Sparing Diuretik dapat
meningkatkan efek toksik yang merugikan dari
Ammonium Khlorida. Khusus risiko asidosis sistemik.
Risiko D: Pertimbangkan modifikasi terapi
 Angiotensin II Receptor Blockers: Dapat meningkatkan
Efek hyperkalemic Kalium-Sparing Diuretik. Risiko C:
Monitor terapi.
 Glikosida Jantung: Potassium-Sparing Diuretik dapat
mengurangi efek terapeutik Glikosida Jantung. Secara
khusus, efek inotropik.
 Drospirenone: Dapat meningkatkan efek hyperkalemic
Kalium-Sparing Diuretik. Risiko C: Monitor terapi.
 Eplerenone: Dapat meningkatkan efek hyperkalemic dari
Kalium-Sparing Diuretik. Risiko D: Pertimbangkan
modifikasi terapi
 Herbal (untuk indikasi hipertensi): Dapat mengurangi
efek antihipertensi dari obat antihipertensi. Risiko C:
Monitor terapi.
 Indometasin: Dapat meningkatkan efek nefrotoksik dari
Triamterene. Risiko C: Monitor terapi.
 Methylphenidate: Dapat mengurangi efek antihipertensi.
Risiko C: Monitor terapi.
 Mitotane: Potassium-Sparing Diuretik dapat mengurangi
efek terapi dari Mitotane. Risiko D: Pertimbangkan
modifikasi terapi
 Garam Kalium: Dapat meningkatkan efek hyperkalemic
dari Kalium-Sparing Diuretik. Risiko D: Pertimbangkan
modifikasi terapi
 Prostasiklin Analoginya: Dapat meningkatkan efek
hipotensi dari Antihipertensi. Risiko C: Monitor terapi.
 quinidine: Potassium-Sparing Diuretik mungkin
mengurangi efek terapi dari quinidine. Risiko C: Monitor
terapi.
 rituximab: Antihipertensi dapat meningkatkan efek
hipotensi rituximab. Risiko D: Pertimbangkan modifikasi
terapi
 Yohimbine: Dapat mengurangi efek dari antihipertensi.
Risiko C: Monitor terapi.
Dosis  Dewasa
- Edema, hipertensi; Oral : 100-300mg/hari dalam 1-2 dosis
terbagi. Dosis maksimum 300 mg/hari. Dosis range (JNC) : 50-
100 mg/hari
 Lansia; mengacu pada dosis dewasa
 Anak-anak
- Hipertensi. Oral : awal 1-2 mg/kg/hari dalam 2 dosis terbagi.
Dosis maksimum 3-4 mg/kg/hari
 Hindari penggunan untuk pasien gangguan ginjal dengan Clcr
<10/menit
 Pengurangan dosis dianjurkan untuk pasien sirosis
ADR 1% sampai 10%:
 Kardiovaskular: Hipotensi, edema, CHF, bradikardia
 Sistem saraf pusat: Pusing, sakit kepala, kelelahan
 Gastrointestinal: Sembelit, mual
 Pernafasan: Dispnea
1%:
Ketidakmampuan untuk mencapai atau mempertahankan ereksi,
agranulositosis, trombositopenia

7. Nifedipin
Nama Generik Nifedipine[1]
Nama Kimia 3,5-dimethyl 2,6-dimethyl-4-(2-nitrophenyl)-1,4-
(IUPAC) dihydropyridine-3,5-dicarboxylate[1].
Nama Dagang di Nifedipine, Adalat, Adalat ORO, Calcianta, Cordalat, Coronipin,
Indonesia Farmalat, Ficor, Nifedin, Vasdalat/V, Xepalat[2].
Rumus Struktur[1]

Golongan Calcium Channel Blocker (CCB)/antagonis kalsium, tipe


dihidropiridin[3].
Profil  Absorpsi: Cepat dan hampir sepenuhnya diserap dari saluran
Farmakokinetik pencernaan. Absorbsi dapat dipengaruhi oleh makanan, tetapi
hasil bervariasi tergantung pada preparasi. Bioavailabilitas 45-
56% (kapsul isi cairan); 65-89% (tablet lepas lambat). Waktu
untuk mencapai konsentrasi plasma puncak: 30-60 menit
(kapsul isi cairan).
 Distribusi: Memasuki ASI. Ikatan protein sekitar 92-98%.
 Metabolisme: Secara luas dioksidasi dalam hati melalui
isoenzim CYP3A4. Mengalami metabolisme lintas pertama
(first-pass metabolism) hepatik yang ekstensif.
 Ekskresi: Urin (80-95% sebagai metabolit tidak aktif) dan
feses. T1/2 eliminasi: Kira-kira 2 jam (kapsul isi cairan)[1].
Bentuk dan  Tablet 5 mg, 10 mg.
Kekuatan Sediaan[2]  Tablet lepas lambat 10 mg, 20 mg, 30 mg, 60 mg.
Mekanisme Aksi Nifedipin mencegah ion Ca masuk ke kanal perlambatan otot
jantung dan otot polos selama depolarisasi, menghasilkan
vasodilatasi perifer dan koroner sehingga mengurangi afterload,
resistensi perifer, dan tekanan darah; meningkatkan aliran darah
koroner dan menyebabkan terjadinya takikardia refleks. Obat ini
memiliki sedikit atau tidak ada efek pada konduksi jantung dan
jarang memiliki aktivitas inotropik negatif. Onset: Kira-kira 20
menit (immediate-release)[2].
Indikasi Antihipertensi, profilaksis angina pektoris, dan migrain[3].
Keamanan [1]
 Pregnancy: Golongan C; uji pra klinis menunjukkan bukti
teratogenik dan toksisitas pada embrio, plasenta serta fetus.
 Laktasi: Diekskresikan pada ASI, namun hanya memberikan
risiko yang kecil pada bayi. Menunda pemberian ASI 3-4 jam
setelah minum obat secara signifikan mengurangi jumlah
nifedipin yang dapat terpapar ke bayi.
Kontraindikasi Hipersensitivitas terhadap nifedipin atau komponen lain dalam
formulasi; syok kardiogenik; unstable angina akut; penggunaan
selama 1 bulan pada pasien infark miokard; pengobatan serangan
angina pada angina stabil kronis atau penurunan akut tekanan
darah pada orang dewasa; penggunaan bersamaan dengan agen
penginduksi CYP3A4 yang kuat[2].
Efek Samping Sakit kepala (7-35%), weakness (10-12%), dizziness (3-27%),
edema periferal (7-29%), infark miokard (4%), Congestive Heart
Failure (2%), mual (2-11%), heartburn (11%), mood changes
(7%), kelelahan (4-5.9%)[3].
Interaksi[4] Obat:
 Antibiotik makrolida dapat menurunkan metabolisme CCB;
pengecualian bagi azitromisin, spiramisin. Risiko D:
Pertimbangkan modifikasi terapi.
 Barbiturat dapat meningkatkan metabolisme CCB. Risiko D:
Pertimbangkan modifikasi terapi.
 CCB dapat mengurangi efek terapi clopidogrel. Risiko C:
Monitor terapi.
 dsb.
Makanan/minuman:
 Kadar nifedipin dalam serum dapat menurun jika dikonsumsi
bersama makanan.
 Jus grapefruit meningkatkan efek dan kadar nifedipin dalam
darah. Risiko C: Monitor terapi.
 Multivitamin dengan mineral menurunkan efek.
 Alkohol dapat meningkatkan depresi sistem saraf pusat dan
efek nifedipin. Risiko C: Monitor terapi.
Herbal:
 St John’s wort dapat menurunkan kadar nifedipin.
 Ephedra, yohimbe, ginseng dapat memperburuk hipertensi.
 Bawang putih mungkin bisa meningkatkan efek antihipertensi.
Dosis[2] Hipertensi:
 Tablet lepas lambat 30-60 mg 1x sehari, dosis dapat
ditingkatkan secara bertahap setiap 7-14 hari.
Migrain:
 Dosis awal: 10 mg 3x sehari p.o; tab lepas lambat 30 mg 1x
sehari.
Angina pektoris:
 Dosis awal: 10 mg 3x sehari p.o; tab lepas lambat 30-60 mg 1x
sehari, dosis dapat ditingkatkan secara bertahap setiap 7-14
hari; dosis pemeliharaan: 10-30 mg 3-4x sehari p.o.
Referensi 5. Lacy CF, Armstrong LL, Goldman MP, and Lance LL. Drug
Information Handbook, 17th edition. Ohio: Lexi-Comp;
2009.
6. http://www.mims.com/indonesia/drug/info/nifedipine/
7. https://www.drugs.com/nifedipine.html
8. Baxter K, Stockley's Drug Interaction Pocket Companion
2009, Pharmaceutical Press, London; 2009.

8. Prazosin
Nama Generik Prazosin
Nama Kimia Furazosin; [4-(4-amino-6,7-dimethoxyquinazolin-2-yl)piperazin-
(IUPAC) 1-yl](furan-2-yl)methanone
Nama Dagang di Prozosin, Hyperal (Pharmac Apex ), Minipress (Pfizer Indonesia)
Indonesia
Rumus Struktur

Golongan alpha-adrenergic blockers


Profil Onset Kerja : Pengurangan BP: jam â¼2
Farmakokinetik Penurunan Maksimum: 2-4 jam
Durasi: 10-24 jam
Distribusi: Hipertensi pada dewasa : Vd: 0.5 L / kg
Ikatan protein : 92% sampai 97%
Metabolisme : Secara luas di hepar
Bioavailabilitas : 43% sampai 82%
t1/2 eliminasi : 2-4 jam; berkepanjangan dengan gagal jantung
kongestif
Ekskresi: Urin (6% sampai 10% dalam bentuk utuh)
Bentuk dan Tablet : 1 mg, 2 mg
Kekuatan Sediaan Kapsul, dalam bentuk hidroklorida : 1 mg, 2 mg, 5 mg
Mekanisme Aksi Prazosin bekerja dengan mengendurkan pembuluh darah dan otot
di sekitar uretra. Hal ini menurunkan tekanan darah dan
meningkatkan gejala urinari yang dihubungkan dengan
pembesaran prostat (BPH).
Untuk mengobati tekanan darah tinggi (hipertensi) atau BPH
(benign prostatic hyperplasia). Antagonis adrenergik alfa-1
perifer. Mendilatasi arteri maupun vena.
Indikasi Hipertensi; sindrom Raynaud; gagal jantung kongestif,
hyperplasia prostat jinak
Keamanan  Pediatrik: Keamanan dan kemanjuran belum didirikan pada
anak-anak.
 Geriatric : seperti mulut kering dan masalah kencing dapat
sangat mengganggu pada usia lanjut.
 Kehamilan : Faktor Resiko C
 Laktasi : dalam ASI tidak diketahui / digunakan hati-hati
Kontraindikasi Tidak disarankan untuk gagal jantung kongestif akibat obsturksi
mekanik (misal stenosis aortic)
Efek Samping  Hipotensi postural yang mungkin menjadi parah setelah dosis
pertama dan bisa menyebabkan syncope (penyingkatan
ucapan) yang mungkin didahului oleh tachycardia.
 Pengaruh yang mungkin berkurang setelah melanjutkan
terapi: Efek CNS (kepeningan, sakit kepala, kekurangan
energi); Efek GI (mabuk); Efek CV (palpitasi).
 Efek CV lainnya (edema, nyeri dada, dyspnea); Efek GI
(konstipasi, diare, muntah); mulut kering); Efek CNS
(depresi, kegelisahan, gangguan tidur, vertigo, halusinasi,
paresthesia); Efek urinari (frekuensi buang air kecil,
incontinence); Efek ophthalmic (pengaburan penglihatan);
Efek hepatik (LFTs yang tidak normal, pankreatitis); Efek
lainnya (arthralgia, ruam kulit, impotensi, priapism)
Interaksi  Beta-Blockers: dapat meningkatkan efek ortostatik dari Alpha
1-Blockers. Risiko yang terkait dengan produk ophthalmic
mungkin kurang dari produk sistemik.
 Golongan CCB : Alpha 1-Blockers dapat meningkatkan efek
hipotensi dari CCB.
 Dabigatran Etexilate: P-Glycoprotein Reagen dapat
menurunkan konsentrasi serum Dabigatran Etexilate.
Dosis  Hipertensi, 0,5 mg 2- 3 kali sehari selama 3 – 7 hari dosis awal
diberikan sebelum tidur; tingkatkan sampai 1 mg 2 -3 kali
sehari setelah 3 – 7 hari; bila perlu tingkatkan lebih lanjut sapai
dosis maksimal 20 mg sehari.
 Gagal jantung kongestif, 0,5 mg 2 - 4 kali sehari (sodis awal
sebelum tidur), tingkatkan sampai 4 mg sehari dalam dosis
terbagi.
 Sindrom Raynaud, dosis awal 0,5mg 2 kali sehari (Dosis awal
sebelum tidur); bila perlu setelah 3 – 7 hari ditingkatkan
hingga dosis penunjang lazim 1 -2 mg 2 kali sehari.
 PTSD (berlabel penggunaan): Awal: 2 mg sebelum tidur;
titrasi sebagai ditoleransi untuk 10-15 mg pada waktu tidur
 Hiperplasia jinak prostatic (berlabel penggunaan): Oral: 2 mg
dua kali sehari
Referensi 1. American Pharmacist Association.2008. Drug Information
Handbook 17th Edition
2. http://www.chemnet.com/

Anda mungkin juga menyukai