mod=pubInformasiObat&idMenuKiri=45&idSelec
ted=1&idObat=92&page=
Pengobatan hipertensi ringan hingga sedang, bisa digunakan sebagai obat tunggal ataupun
kombinasi dengan obat antihipertensi lain.
Anak : Oral :
Hipertensi: Awal : 5-10 mcg/kg/hari dalam dosis terbagi setiap 8-12 jam, tingkatkan secara
perlahan pada interval hari ke 5 dan 7 menjadi 25 mcg/kg/hari dalam dosis terbagi setiap 6 jam,
maksimum 0.9 mg/hari.
Tes toleransi klonidin (tes pembebasan hormon pertumbuhan dari pituitari ) : 0.15 mg/m²
atau 4 mcg/kg sebagai dosis tunggal.
Dewasa : Oral :
hipertensi akut : dosis awal : 0.1-0.2 mg, dapat diikuti dengan penggunaan dosis 0.1 mg
setiap jam, jika diperlukan; dinaikkan sampai dosis maksimum 0.6 mg.
Sublingual klonidin : 0.1-0.2 mg dua kali sehari; efektif untuk pasien yang tidak bisa
menggunakan obat oral.
Hipertensi : dosis awal 0,1 mg dua kali sehari (rekomendasi dosis maksimum : 2.4
mg/hari), rentang dosis umum : 0.1-0.8 mg/hari.
Transdermal :
Hipertensi : berikan sekali setiap 7 hari; untuk dosis awal, mulai dengan 0.1 mg dan
tingkatkan dengan 0.1 mg pada interval 1-2 minggu.
Rentang dosis umum : 0.1-0.3 sekali dalam seminggu.Orang lanjut usia : 0.1 mg, sekali
sehari sebelum tidur, tingkatkan bertahap jika diperlukan.
Penyesuaian dosis pada gangguan ginjal : Clcr<10 mL/menit : gunakan 50-75% dosis awal
normal.
Farmakologi
Onset kerja : oral : 0.5-1 jam. Transdermal : aplikasi awal : 2-3 hari. Durasi : 6 -10 jam.
Distribusi : Vd : Dewasa : 2.1 L/kg, larut dalam lemak, didistribusi ke dalam cairan
ekstravaskular.
Ikatan protein : 20-40%. Metabolisme : melalui hati menjadi metabolit tidak aktif, melalui
sirkulasi enterohepatik.
Bioavailabilitas : 75-95%. T½ eliminasi : dewasa dengan fungsi ginjal normal : 6-20 jam,
gangguan ginjal : 18-24 jam.
Ekskresi : melalui urin (65% dan 32% dalam bentuk tidak berubah), feses (22%).
Stabilitas Penyimpanan
Simpan dalam suhu kamar 30°C. Hindari dari cahaya.Tutup kemasan rapat.
Kontraindikasi
Efek Samping
Lethargi, sedasi, konstipasi dab xerostomia.,sakit kepala, pusing, fatigue dan rasa lemah
selama terapi klonidin. Efek samping ini akan menurun dengan terapi kontinyu.Terapi
transdermal menyebabkan efek samping yg lebih ringan daripada penggunaan sistemik.Efek
samping kardiovaskular : hipotensi,hipotensi ortostatik,palpitasi,sinus trakikardia dan sinus
bradikardia. Efek samping non kardiovaskuler: ansietas, asthenia, sakit dada, konfusi, diaforesis,
pusing, mengantuk, dispnea, demam, mual, muntah. Hipertensi dapat kambuh kembali selama
penghentian terapi klonidin. Reaksi ini terjadi jika terapi klonidin dihentikan secara tiba-
tiba,tanpa memperhatikan rute pemberian. Gejala yg timbul: hipersalivasi,cemas,sakit
kepala,sinus takikardia,palpitasi,agitasi,ansietas,diaforesis,mual,sakit otot & sakit perut.Efek ini
ditimbulkan krn peningkatan level sirkulasi katekolamin setelah penghentian terapi klonidin
secara tiba-tiba. Penghentian terapi secara perlahan,dalam beberapa hari akan mencegah
terjadinya hal ini dan pengguanaan klonidin kembali akan mengurangi keparahan efek samping.
Terapi klonidin jangan dihentikan karena operasi, gunakan sediaan transdermal selama operasi.
Interaksi
Beta bloker : potensiasi bradikardia pada pasien yang menerimaklonidin dan dapat
memperparah kambuhnya hipertensi setelah penghentian terapi; penghentian beta bkoker
dilakukan beberapa hari sebelum penurunan dosis klonidin.
Depresan SSP : efek sedatif mungkin meningkat; monitor untuk kenaikan efek ini; yang
menyebabkan efek ini termasuk barbiturat, benzodiazepin,opiod, analgesik, etanol dan golongan
sedatif lainnya.
Anestesi lokal : klonidin epidural dapat memperpanjang blokade sensori dan motorik
anestesi lokal. Analgesik narkotik ; akan mempotensiasi efek hipotensif klonidin.
Pengaruh
- Terhadap Ibu Menyusui : Klonidin tidak boleh digunakan pada ibu menyusui karena
kemungkinan efek samping yang berat pada bayi. Konsentrasi klonidin dalam air susu ibu
diperkirakan dua kali lipat dibanding dalam plasma ibu.
Parameter Monitoring
Tekanan darah, berdiri dan atau duduk/berbaring, status mental, denyut jantung.
Bentuk Sediaan
Tablet, Injeksi
Peringatan
Perlu penurunan dosis bertahap pada waktu menghentikan pengobatan (1 minggu untuk
oral, 2-4 hari bila epidural). Pasien harus diberitahu tentang efek penghentian mendadak
(menyebabkan peningkatan tekanan darah secara cepat dan gejala over aktivitas
simpatetik). Pada pasien dengan beta-blocker dan klonidin, bila perlu penghentian klonidin,
hentikan beta-blocker lebih dulu beberapa hari sebelum klonidin. Kemudian pelan-pelan
hentikan klonidin. Gunakan hati-hati pada pasien dengan insufisiensi koroner berat, gangguan
konduksi, post infark miokard, CVA atau insufisiensi ginjal kronik.Hati-hati pada disfungsi sinus
node. Injeksi klonidin harus diberikan melalui infus epidural dan tidak digunakan pada kasus
perioperative, obstetrikl, atau nyeri postpartum. Juga tidak disarankan penggunaannya pada
pasien dengan penyakit kardiovaskuler berat atau instabilitas hemodinamik. Klonidin dapat
menyebabkan depresi SSP dan xerostomia. Hati-hati digunakan pada pasien gangguan SSP atau
depresi. Usila lebih peka terhadap depresi SSP.
Informasi Pasien
Minum obat sesuai anjuran, sebelum tidur. Jangan sampai lupa minum obat atau
menghentikan obat tanpa sepengetahuan dokter (penghentian obat ini melalui prosedur khusus
untuk mencegah efek samping yang serius). Ikuti perencanaan makan yang disarankan oleh
dokter. Obat ini dapat menyebabkan kantuk, pusing, menurunkan libido, hipotensi postural;
konstipasi (banyak makan serat); atau mulut kering atau mual. Laporkan bila sulit atau nyeri
atau rasa panas pada saat urinasi, depresi, pembengkakan lutut atau ekstremitas, batuk atau sulit
bernapas, nyeri dada atau palpitasi, lemah otot atau efek samping lainnya.
Mekanisme Aksi
Daftar Pustaka
Lexi-comp, AHFS