3. Lebam
4. Stretch mark
Hydrocortisone adalah salah satu obat kortikosteroid oles yang termasuk ringan.
Obat ini bekerja dengan mengurangi inflamasi, kemerahan, serta gatal-gatal pada kulit.
Kortikosteroid oles ini biasanya digunakan bersamaan dengan pelembap emolien saat
serangan eksim dan dermatitis terjadi. Tetapi hydrocortisone hanya dapat meredakan gejala
inflamasi dan bukan untuk menyembuhkan atau menangani penyebab dasarnya.
Selain eksim dan dermatitis, obat ini juga dapat mengatasi iritasi pada kulit akibat gigitan
serangga atau alergi.
Tentang Hydrocortisone
Jenis obat
Kortikosteroid
Golongan
Obat resep
Manfaat
Digunakan oleh
Bentuk
Obat oles
Peringatan:
Dosis Hydrocortisone:
Takaran penggunaan hydrocortisone tergantung pada jenis penyakit dan tingkat keparahan
gejala.
Oleskan krim atau salep hydrocortisone secukupnya lalu ratakan. Jangan mengoleskan terlalu
banyak atau tebal karena akan menyebabkan efek samping seperti penipisan kulit. Lakukan
sebanyak 1-2 kali sehari pada kulit yang mengalami inflamasi. Frekuensi maksimal
penggunaannya adalah dua kali sehari.
Menggunakan Hydrocortisone dengan Benar
Gunakanlah hydrocortisone sesuai anjuran dokter dan jangan lupa untuk
membaca keterangan pada kemasan.
Oleskan hydrocortisone secukupnya sampai rata dengan kulit. Jangan lupa untuk selalu
mencuci tangan dengan air dan sabun sebelum dan sesudah menggunakan obat ini.
Hentikan pemakaian hydrocortisone saat gejala sudah hilang sepenuhnya. Batas waktu
maksimal penggunaan obat oles ini adalah satu minggu.Hubungi dokter jika gejala tidak
kunjung berkurang setelah satu minggu.
Hindari menutup bagian yang sudah diolesi hydrocortisone dengan kain, plester, atau kain
kasa. Hal ini dapat meningkatkan penyerapan obat oleh kulit sehingga dapat mempertinggi
potensi efek samping.
Jika Anda menggunakan lebih dari satu obat oles, tanyakanlah pada dokter cara
mengombinasikannya. Contohnya, gunakan pelembap emolien terlebih dulu dan tunggulah
sekitar 15 menit sebelum mengoleskan hydrocortisone.
Bagi Anda yang mengalami dermatitis atau eksim, pastikan untuk menggunakan amolien
setiap hari setelah selesai menggunakan hydrocortisone.
Hydrocortisone sebaiknya tidak digunakan pada bagian wajah, kecuali jika dianjurkan oleh
dokter. Berhati-hatilah agar tidak tertelan atau terkena mata.
Jika Anda menggunakan obat ini untuk mengatasi psoriasis, ikuti petunjuk pemakaian dari
dokter. Kortikosteroid ini tidak dianjurkan untuk ruam-ruam psoriasis yang berukuran besar
karena dapat memicu kambuhnya gejala.
Segera hentikan pemakaian obat dan temui dokter jika Anda mengalami efek samping, seperti
ruam, kulit kemerahan dan gatal-gatal, serta gejala yang bertambah parah.
Lihat lebih lanjut mengenai:
Alergi
Eksim Atopik
Ruam Kulit
Hydrocortisone adalah salah satu obat kortikosteroid oles yang termasuk ringan. Obat ini
bekerja dengan mengurangi inflamasi, kemerahan, serta gatal-gatal pada kulit.
Kortikosteroid oles ini biasanya digunakan bersamaan dengan pelembap emolien saat
serangan eksim dan dermatitis terjadi. Tetapi hydrocortisone hanya dapat meredakan gejala
inflamasi dan bukan untuk menyembuhkan atau menangani penyebab dasarnya.
Selain eksim dan dermatitis, obat ini juga dapat mengatasi iritasi pada kulit akibat gigitan
serangga atau alergi.
Tentang Hydrocortisone
Jenis obat
Kortikosteroid
Golongan
Obat resep
Manfaat
Digunakan oleh
Bentuk
Obat oles
Peringatan:
Dosis Hydrocortisone:
Takaran penggunaan hydrocortisone tergantung pada jenis penyakit dan tingkat keparahan
gejala.
Oleskan krim atau salep hydrocortisone secukupnya lalu ratakan. Jangan mengoleskan terlalu
banyak atau tebal karena akan menyebabkan efek samping seperti penipisan kulit. Lakukan
sebanyak 1-2 kali sehari pada kulit yang mengalami inflamasi. Frekuensi maksimal
penggunaannya adalah dua kali sehari.
Menggunakan Hydrocortisone dengan Benar
Gunakanlah hydrocortisone sesuai anjuran dokter dan jangan lupa untuk
membaca keterangan pada kemasan.
Oleskan hydrocortisone secukupnya sampai rata dengan kulit. Jangan lupa untuk selalu
mencuci tangan dengan air dan sabun sebelum dan sesudah menggunakan obat ini.
Hentikan pemakaian hydrocortisone saat gejala sudah hilang sepenuhnya. Batas waktu
maksimal penggunaan obat oles ini adalah satu minggu.Hubungi dokter jika gejala tidak
kunjung berkurang setelah satu minggu.
Hindari menutup bagian yang sudah diolesi hydrocortisone dengan kain, plester, atau kain
kasa. Hal ini dapat meningkatkan penyerapan obat oleh kulit sehingga dapat mempertinggi
potensi efek samping.
Jika Anda menggunakan lebih dari satu obat oles, tanyakanlah pada dokter cara
mengombinasikannya. Contohnya, gunakan pelembap emolien terlebih dulu dan tunggulah
sekitar 15 menit sebelum mengoleskan hydrocortisone.
Bagi Anda yang mengalami dermatitis atau eksim, pastikan untuk menggunakan amolien
setiap hari setelah selesai menggunakan hydrocortisone.
Hydrocortisone sebaiknya tidak digunakan pada bagian wajah, kecuali jika dianjurkan oleh
dokter. Berhati-hatilah agar tidak tertelan atau terkena mata.
Jika Anda menggunakan obat ini untuk mengatasi psoriasis, ikuti petunjuk pemakaian dari
dokter. Kortikosteroid ini tidak dianjurkan untuk ruam-ruam psoriasis yang berukuran besar
karena dapat memicu kambuhnya gejala.
Kenali Efek Samping dan Bahaya Hydrocortisone
Semua obat berpotensi menyebabkan efek samping, termasuk hydrocortisone.
Penggunaan hydrocortisone terutama yang jangka panjang (lebih dari empat
minggu) dapat menyebabkan efek samping yang permanen pada kulit, seperti
stretch mark, lebam, perubahan warna kulit, atau munculnya pembuluh darah
halus di permukaan kulit.
Segera hentikan pemakaian obat dan temui dokter jika Anda mengalami efek samping, seperti
ruam, kulit kemerahan dan gatal-gatal, serta gejala yang bertambah parah.
Lihat lebih lanjut mengenai:
Alergi
Eksim Atopik
Ruam Kulit
Hidrokortison
Deskripsi
- Nama & Struktur
Kimia:
11,17,21-trihydroxy-,(11beta)-pregn-4-ene-3,20-dione
- Sifat Fisikokimia
:
Hidrokortison merupakan serbuk kristalin berwarna putih. BM
362,47
- Keterangan : Golongan/Kelas Terapi
Hormon, obat Endokrin Lain dan Kontraseptik
Nama Dagang
- Solu Cortef - Silacort
Indikasi
Insufisiensi adrenokortikoid, Reaksi hipersensitifitas, seperti syok anafilaktik dan
angioudema, Radang usus, Hemoroid, Reumatik, Penyakit mata, Penyakit kulit.
Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian
Oral:
untuk terapi pengganti (replacement therapy) 20-30 mg/hari dalam dosis terbagi untuk
orang dewasa, anak-anak 10-30 mg/hari dalam dosis terbagi, Injeksi im atau iv lambat atau
infus: 100-500 mg, 3-4 kali sehari.
Anak sampai usia 1 tahun, 25 mg.
Anak 1-5 tahun, 50 mg.
Anak 6-12 tahun, 100 mg,
Hidrokortison topikal (salep atau krim) digunakan sebagai anti radang dan antipruritis.
Farmakologi
Hidrokortison memiliki efek imunosupresan, efek anti radang yang kuat,serta
meningkatkan tekanan darah dan kadar gula darah. Hidrokortison bekerja sebagai antagonis
fisiologis untuk insulin dengan meningkatkan glikogenolisis (penguraian glikogen),
lipolisis (penguraian lipid),dan proteinolisis (penguraian protein), menurunkan pembentukan
glikogen di hati, meningkatkan mobilisasi, asam amino dan badan keton
ekstrahepatik. Ini akan meningkatkan kadar glukosa di dalam darah. Oleh karena itu,
pemberian hidrokortison yang berlebihan dapat menyebabkan hiperglikemia. Hidrokortison
meningkatkan tekanan darah dengan jalan meningkatkan kepekaan pembuluh darah
terhadap epinefrin dan norepinefrin.Pemberian hidrokortison topikal menyebabkan
vasokonstriksi. Apabila kekurangan kortisol di dalam darah, maka terjadi vasodilatasi
secara meluas.Hidrokortison menekan sistem imun dengan jalan menghambat proliferasi
sel T. Hidrokortison menurunkan pembentukan tulang,oleh sebab itu pemakaian jangka
panjang dapat menyebabkan osteoporosis. Hidrokortison dapat diserap dengan baik pada
pemberian per oral. Hidrokortison juga dapat diserap melalui kulit. Tingkat absorpsi
melalui kulit dipengaruhi oleh berbagai faktor,antara lain jenis zat pembawa, integritas
sawar epidermal, dan penggunaan pembalut. Pembalut umumnya akan meningkatkan
absorpsi. Kortikosteroid topikal dapat diserap melalui kulit utuh normal.Adanya radang
atau penyakit lain di kulit dapat meningkatkan absorpsi melalui kulit. Pada pemberian per
rektal,hidrokortison diserap hanya sebagian, sekitar 30-50%. Setelah diserap, hidrokortison
yang diberikan secara topikal akan mengalami nasib sama seperti hidrokortison per oral
atau per parenteral. Di dalam darah, sebagian besar(lebih kurang 95%) hidrokortison terikat
pada protein antara lain CBG (corticosteroid binding globulin) dan albumin serum. Hanya
hidrokortison dalam bentuk bebas yang dapat berikatan dengan reseptor dan menimbulkan
efek. Senyawa-senyawa kortikosteroid terutama dimetabolisme di hati, merupakan substrat
dari enzim CYP450: 3A4. Ekskresi terutama melalui ginjal, namun sebagian kortikosteroid
yang diberikan secara topikal dan metabolitnya juga diekskresikan ke dalam empedu.
Stabilitas Penyimpanan
Simpan dalam wadah aslinya, dalam ruang dengan suhu kamar, jauhkan dari lembab,
panas, dan sinar matahari langsung.
Kontraindikasi
Infeksi jamur sistemik, ileocolostomi pasca operasi, serta hipersensitivitas terhadap
hidrokortison atau komponen-komponen obat lainnya.
Efek Samping
Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit : Retensi cairan, retensi natrium
Gangguan jantung kongestif : Kehilangan kalium, Alkalosis hipokalemia, Hipertensi.
Gangguan Muskuloskeletal : da ujung tulang paha dan tungkai,fraktur patologis dari tulang
panjang.
Lemah otot : miopati steroid, hilangnya masa otot, osteoporosis, putus tendon, terutama
tendon Achilles, fraktur vertebral, nekrosis aseptik pa
Gangguan Pencernaan : Iritasi dan rasa tidak enak di lambung, kembung, borok lambung
(peptic ulcer) kemungkinan disertai perforasi dan perdarahan, borok esophagus (Ulcerative
esophagitis), pankreatitis.
Gangguan dermatologis :
Gangguan penyembuhan luka : Kulit menjadi tipis dan rapuh.
Petechiae dan ecchymoses : Erythema pada wajah, Keringat berlebihan.
Gangguan Metabolisme : Keseimbangan nitrogen negatif, yang disebabkan oleh
katabolisme protein
Gangguan Neurologis : Tekanan intrakranial meningkat disertai papilledema (pseudotumor cerebri), biasanya setelah terapi, konvulsi, vertigo, sakit kepala, pusing, depresi, rasa
cemas berlebihan.
Gangguan Endokrin : Menstruasi tak teratur, Cushingoid, menurunnya respons kelenjar
hipofisis dan adrenal, terutama pada saat stress, misalnya pada trauma, pembedahan atau
sakit.
Hambatan pertumbuhan pada anak-anak menurunnya toleransi karbohidrat, manifestasi
diabetes mellitus laten.
Interaksi
- Dengan Obat Lain :
Obat-obat yang menginduksi enzim-enzim hepatik, seperti fenobarbital, fenitoin, dan
rifampisin dapat meningkatkan klirens kortikosteroid.
Oleh sebab itu jika terapi kortikosteroid diberikan bersama-sama obat-obat tersebut,maka
dosis kortikosteroid harus ditingkatkan untuk mendapatkan hasil sebagaimana yang
diharapkan. Obat-obat seperti troleandomisin danketokonazol dapat menghambat
metabolisme kortikosteroid, dan akibatnya akan menurunkan klirens atau ekskresi
kortikosteroid. Oleh sebab itu jika diberikan bersamaan, maka dosis kortikosteroid harus
disesuaikan untuk menghindari toksisitas steroid.
Kortikosteroid dapat meningkatkan klirens aspirin dosis tinggi yang diberikan secara
kronis. Hal ini dapat menurunkan kadar salisilat di dalam serum, dan apabila terapi
kortikosteroid dihentikan akan meningkatkan risiko toksisitas salisilat.
Aspirin harus digunakan secara berhati-hati apabila diberikan bersama-sama dengan
kortikosteroid pada pasien yang menderita hipoprotrombinemia.
Efek kortikosteroid pada terapi antikoagulan oral bervariasi. Beberapa laporan
menunjukkan adanya peningkatan dan laporan lainnya menunjukkan adanya penurunan
efek antikoagulan apabila diberikan bersama-sama dengan kortikosteroid.
Oleh sebab itu indeks koagulasi harus selalu dimonitor untuk mempertahankan efek
antikoagulan sebagaimana yang diharapkan.
- Dengan Makanan : Ketika dalam terapi dengan hidrokortison sistemik, sebaiknya
kurangi konsumsi garam, dan makan makanan yang banyak mengandung kalium dan tinggi
protein