Anda di halaman 1dari 11

Hydrocortisone adalah salah satu obat kortikosteroid oles yang

termasuk ringan. Obat ini bekerja dengan mengurangi inflamasi,


kemerahan, serta gatal-gatal pada kulit. Kortikosteroid oles ini biasanya
digunakan bersamaan dengan pelembap emolien saat serangan eksim
dan dermatitis terjadi
Obat Hydrocortisone 2.5 cetate Krim ini Sebenarnya Untuk
Mengobati Apa Sih ? Temukan Penjelasan Medis Tentang Pengertian Apa
itu Obat Kimiawi ini , Fungsi, Khasiat, manfaat, Kandungan, Komposisi dan
Efek Sampingnya Bagi Kesehatan Pria wanita Bersama
Kulit merupakan lapisan paling luar dari tubuh kita dan sangat
sering mengalami gangguan seperti gatal, kemerahan dan juga inflamasi.
Hal tersebut bisa disebabkan oleh beberapa hal misalnya gigitan serangga
atau alergi terhadap sesuatu. Ada sebuah obat yang dapat digunakan
untuk menangani gangguan pada kulit yakni Hydrocortisone.
Hydrocortisone merupakan obat yang berasal dari jenis kortikosteroid.
Hydrocortisone tidak dijual secara bebas, jadi jika Anda ingin membelinya
di apotek, Anda harus membawa resep yang diberikan oleh dokter Anda.
Hydrocortisone dapat digunakan untuk mengatasi gigitan serangga dan
meredakan inflamasi kulit dengan tingkat ringan yang disebabkan oleh
dermatitis dan eksim.
Catatan penting yang perlu diingat adalah, Hydrocortisone tidak
dapat mengatasi penyebab inflamasi tersebut, namun hanya
meringankan inflamasi yang terjadi. Obat oles Hydrocortisone hanya
boleh digunakan oleh orang dengan usia di atas 10 tahun.
Peringatan sebelum menggunakan Obat Hydrocortisone
1. Hydrocortisone dapat berakibat buruk bagi bayi di dalam kandungan,
oleh karena itu hindari pemakaian Hydrocortisone pada wanita hamil.
2. Patuhi anjuran dokter dalam pemakaian Hydrocortisone terutama bagi
Anda yang sedang dalam masa menyusui.
3. Jika tidak dianjurkan oleh dokter, jangan menggunakan Hydrocortisone
pada anak dibawah 10 tahun.
4. Jika kulit Anda sedang mengalami infeksi atau mengalami luka terbuka,
sebaiknya tidak mengoleskan Hydrocortisone pada kulit tersebut.
5. Untuk bagian bagian tubuh seperti organ genital, anus dan wajah
sebaiknya tidak diolesi Hydrocortisone.
6. Jika tidak dalam pengawasan dokter, jangan gunakan Hydrocortisone
dengan waktu lebih lama dari 7 hari.

7. Jika kulit Anda telah diolesi Hydrocortisone, jangan membalutnya


dengan kain.
8. Segera hubungi dokter jika Anda mengalami over dosis atau alergi
terhadap Hydrocortisone.
Dosis Obat Hydrocortisone yang diberikan kepada pasien
Biasanya dokter akan menyarankan dosis Hydrocortisone untuk
pemakaian dalam sehari paling banyak 2 kali. Cara pemakaiannya adalah
dengan
mengoleskan
Hydrocortisone
dengan
tipis.
Dosis Hydrocortisone yang diberikan oleh dokter bisa berbeda beda tiap
pasien disesuaikan dengan tingkat keparahan gangguan yang diderita.
Cara menggunakan Hydrocortisone dengan benar
1. Baca keterangan pada kemasan sebelum Anda menggunakan
Hydrocortisone dan jangan lupa untuk mematuhi anjuran dokter.
2. Sebelum menggunakan Hydrocortisone, cuci tangan Anda terlebih
dahulu, begitu pula setelah menggunakan Hydrocortisone juga jangan
lupa untuk mencuci tangan.
3. Jika Anda telah menggunakan Hydrocortisone selama satu minggu
namun tidak menunjukkan gejala mulai membaik, segera hubungi dokter.
Jika gangguan yang Anda alami telah sembuh, segera hentikan pemakaian
Hydrocortisone.
4. Efek samping akan lebih berpotensi terjadi jika Anda membalut kulit
yang telah diolesi Hydrocortisone karena kulit akan lebih banyak
menyerap Hydrocortisone. Oleh karena itu, hindari pembalutan setelah
kulit Anda diolesi Hydrocortisone.
5. Konsultasikan kepada dokter jika Anda menggunakan lebih dari satu
jenis obat oles, sehingga tidak terjadi hal hal yang tidak diinginkan.
6. Setelah menggunakan Hydrocortisone, gunakan amolien bagi Anda
yang mengalami eksimatau dermatitis.
Efek samping yang ditimbulkan oleh Hydrocortisone
Jika dalam jangka pemakaian normal, efek samping yang terjadi tidak
akan begitu terlihat atau terasa, namun efek samping akan muncul
dengan jelas saat pemakaian lebih lama dari satu bulan. Efek samping
yang ditimbulkan oleh Hydrocortisone antara lain.
1. Pembuluh darah halus terlihat di permukaan kulit.
2. Warna kulit berubah

3. Lebam
4. Stretch mark

Hydrocortisone adalah salah satu obat kortikosteroid oles yang termasuk ringan.
Obat ini bekerja dengan mengurangi inflamasi, kemerahan, serta gatal-gatal pada kulit.
Kortikosteroid oles ini biasanya digunakan bersamaan dengan pelembap emolien saat
serangan eksim dan dermatitis terjadi. Tetapi hydrocortisone hanya dapat meredakan gejala
inflamasi dan bukan untuk menyembuhkan atau menangani penyebab dasarnya.
Selain eksim dan dermatitis, obat ini juga dapat mengatasi iritasi pada kulit akibat gigitan
serangga atau alergi.
Tentang Hydrocortisone
Jenis obat
Kortikosteroid
Golongan

Obat resep

Meredakan inflamasi ringan pada kulit akibat eksim


dan dermatitis

Mengatasi gigitan serangga

Manfaat

Digunakan oleh

Dewasa dan anak-anak berusia 10 tahun ke atas

Bentuk

Obat oles

Hydrocortisone tersedia dalam berbagai merek dan harus digunakan dengan


resep dokter.

Peringatan:

Wanita hamil dilarang menggunakan hydrocortisone karena dapat


membahayakan bayi dalam kandungan. Jika harus digunakan, pastikan
dilakukan di bawah pengawasan dokter.

Bagi wanita yang sedang menyusui, sesuaikan dengan anjuran dokter.

Anak-anak di bawah 10 tahun dilarang menggunakan hydrocortisone


kecuali atas resep dokter.

Jangan dioleskan pada luka terbuka dan kulit yang terinfeksi.

Hindari penggunaan pada wajah (khususnya di sekitar mata) serta bagian


anus dan genital.

Jangan digunakan lebih dari satu minggu, kecuali di bawah pengawasan


dokter.

Jangan membungkus bagian kulit yang sudah diolesi hydrocortisone.

Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis, segera temui dokter.

Dosis Hydrocortisone:

Takaran penggunaan hydrocortisone tergantung pada jenis penyakit dan tingkat keparahan
gejala.
Oleskan krim atau salep hydrocortisone secukupnya lalu ratakan. Jangan mengoleskan terlalu
banyak atau tebal karena akan menyebabkan efek samping seperti penipisan kulit. Lakukan
sebanyak 1-2 kali sehari pada kulit yang mengalami inflamasi. Frekuensi maksimal
penggunaannya adalah dua kali sehari.
Menggunakan Hydrocortisone dengan Benar
Gunakanlah hydrocortisone sesuai anjuran dokter dan jangan lupa untuk
membaca keterangan pada kemasan.

Oleskan hydrocortisone secukupnya sampai rata dengan kulit. Jangan lupa untuk selalu
mencuci tangan dengan air dan sabun sebelum dan sesudah menggunakan obat ini.
Hentikan pemakaian hydrocortisone saat gejala sudah hilang sepenuhnya. Batas waktu
maksimal penggunaan obat oles ini adalah satu minggu.Hubungi dokter jika gejala tidak
kunjung berkurang setelah satu minggu.
Hindari menutup bagian yang sudah diolesi hydrocortisone dengan kain, plester, atau kain
kasa. Hal ini dapat meningkatkan penyerapan obat oleh kulit sehingga dapat mempertinggi
potensi efek samping.
Jika Anda menggunakan lebih dari satu obat oles, tanyakanlah pada dokter cara
mengombinasikannya. Contohnya, gunakan pelembap emolien terlebih dulu dan tunggulah
sekitar 15 menit sebelum mengoleskan hydrocortisone.
Bagi Anda yang mengalami dermatitis atau eksim, pastikan untuk menggunakan amolien
setiap hari setelah selesai menggunakan hydrocortisone.
Hydrocortisone sebaiknya tidak digunakan pada bagian wajah, kecuali jika dianjurkan oleh
dokter. Berhati-hatilah agar tidak tertelan atau terkena mata.
Jika Anda menggunakan obat ini untuk mengatasi psoriasis, ikuti petunjuk pemakaian dari
dokter. Kortikosteroid ini tidak dianjurkan untuk ruam-ruam psoriasis yang berukuran besar
karena dapat memicu kambuhnya gejala.

Kenali Efek Samping dan Bahaya Hydrocortisone


Semua obat berpotensi menyebabkan efek samping, termasuk hydrocortisone.
Penggunaan hydrocortisone terutama yang jangka panjang (lebih dari empat
minggu) dapat menyebabkan efek samping yang permanen pada kulit, seperti
stretch mark, lebam, perubahan warna kulit, atau munculnya pembuluh darah
halus di permukaan kulit.

Segera hentikan pemakaian obat dan temui dokter jika Anda mengalami efek samping, seperti
ruam, kulit kemerahan dan gatal-gatal, serta gejala yang bertambah parah.
Lihat lebih lanjut mengenai:

Alergi

Eksim Atopik

Ruam Kulit

Hydrocortisone adalah salah satu obat kortikosteroid oles yang termasuk ringan. Obat ini
bekerja dengan mengurangi inflamasi, kemerahan, serta gatal-gatal pada kulit.

Kortikosteroid oles ini biasanya digunakan bersamaan dengan pelembap emolien saat
serangan eksim dan dermatitis terjadi. Tetapi hydrocortisone hanya dapat meredakan gejala
inflamasi dan bukan untuk menyembuhkan atau menangani penyebab dasarnya.
Selain eksim dan dermatitis, obat ini juga dapat mengatasi iritasi pada kulit akibat gigitan
serangga atau alergi.
Tentang Hydrocortisone
Jenis obat
Kortikosteroid
Golongan

Obat resep

Meredakan inflamasi ringan pada kulit akibat eksim


dan dermatitis

Mengatasi gigitan serangga

Manfaat

Digunakan oleh

Dewasa dan anak-anak berusia 10 tahun ke atas

Bentuk

Obat oles

Hydrocortisone tersedia dalam berbagai merek dan harus digunakan dengan


resep dokter.

Peringatan:

Wanita hamil dilarang menggunakan hydrocortisone karena dapat


membahayakan bayi dalam kandungan. Jika harus digunakan, pastikan
dilakukan di bawah pengawasan dokter.

Bagi wanita yang sedang menyusui, sesuaikan dengan anjuran dokter.

Anak-anak di bawah 10 tahun dilarang menggunakan hydrocortisone


kecuali atas resep dokter.

Jangan dioleskan pada luka terbuka dan kulit yang terinfeksi.

Hindari penggunaan pada wajah (khususnya di sekitar mata) serta bagian


anus dan genital.

Jangan digunakan lebih dari satu minggu, kecuali di bawah pengawasan


dokter.

Jangan membungkus bagian kulit yang sudah diolesi hydrocortisone.

Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis, segera temui dokter.

Dosis Hydrocortisone:

Takaran penggunaan hydrocortisone tergantung pada jenis penyakit dan tingkat keparahan
gejala.
Oleskan krim atau salep hydrocortisone secukupnya lalu ratakan. Jangan mengoleskan terlalu
banyak atau tebal karena akan menyebabkan efek samping seperti penipisan kulit. Lakukan
sebanyak 1-2 kali sehari pada kulit yang mengalami inflamasi. Frekuensi maksimal
penggunaannya adalah dua kali sehari.
Menggunakan Hydrocortisone dengan Benar
Gunakanlah hydrocortisone sesuai anjuran dokter dan jangan lupa untuk
membaca keterangan pada kemasan.

Oleskan hydrocortisone secukupnya sampai rata dengan kulit. Jangan lupa untuk selalu
mencuci tangan dengan air dan sabun sebelum dan sesudah menggunakan obat ini.
Hentikan pemakaian hydrocortisone saat gejala sudah hilang sepenuhnya. Batas waktu
maksimal penggunaan obat oles ini adalah satu minggu.Hubungi dokter jika gejala tidak
kunjung berkurang setelah satu minggu.
Hindari menutup bagian yang sudah diolesi hydrocortisone dengan kain, plester, atau kain
kasa. Hal ini dapat meningkatkan penyerapan obat oleh kulit sehingga dapat mempertinggi
potensi efek samping.

Jika Anda menggunakan lebih dari satu obat oles, tanyakanlah pada dokter cara
mengombinasikannya. Contohnya, gunakan pelembap emolien terlebih dulu dan tunggulah
sekitar 15 menit sebelum mengoleskan hydrocortisone.
Bagi Anda yang mengalami dermatitis atau eksim, pastikan untuk menggunakan amolien
setiap hari setelah selesai menggunakan hydrocortisone.
Hydrocortisone sebaiknya tidak digunakan pada bagian wajah, kecuali jika dianjurkan oleh
dokter. Berhati-hatilah agar tidak tertelan atau terkena mata.
Jika Anda menggunakan obat ini untuk mengatasi psoriasis, ikuti petunjuk pemakaian dari
dokter. Kortikosteroid ini tidak dianjurkan untuk ruam-ruam psoriasis yang berukuran besar
karena dapat memicu kambuhnya gejala.
Kenali Efek Samping dan Bahaya Hydrocortisone
Semua obat berpotensi menyebabkan efek samping, termasuk hydrocortisone.
Penggunaan hydrocortisone terutama yang jangka panjang (lebih dari empat
minggu) dapat menyebabkan efek samping yang permanen pada kulit, seperti
stretch mark, lebam, perubahan warna kulit, atau munculnya pembuluh darah
halus di permukaan kulit.

Segera hentikan pemakaian obat dan temui dokter jika Anda mengalami efek samping, seperti
ruam, kulit kemerahan dan gatal-gatal, serta gejala yang bertambah parah.
Lihat lebih lanjut mengenai:

Alergi

Eksim Atopik

Ruam Kulit

Hidrokortison
Deskripsi
- Nama & Struktur
Kimia:
11,17,21-trihydroxy-,(11beta)-pregn-4-ene-3,20-dione
- Sifat Fisikokimia
:
Hidrokortison merupakan serbuk kristalin berwarna putih. BM
362,47
- Keterangan : Golongan/Kelas Terapi
Hormon, obat Endokrin Lain dan Kontraseptik
Nama Dagang
- Solu Cortef - Silacort
Indikasi
Insufisiensi adrenokortikoid, Reaksi hipersensitifitas, seperti syok anafilaktik dan
angioudema, Radang usus, Hemoroid, Reumatik, Penyakit mata, Penyakit kulit.
Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian
Oral:
untuk terapi pengganti (replacement therapy) 20-30 mg/hari dalam dosis terbagi untuk
orang dewasa, anak-anak 10-30 mg/hari dalam dosis terbagi, Injeksi im atau iv lambat atau
infus: 100-500 mg, 3-4 kali sehari.
Anak sampai usia 1 tahun, 25 mg.
Anak 1-5 tahun, 50 mg.
Anak 6-12 tahun, 100 mg,
Hidrokortison topikal (salep atau krim) digunakan sebagai anti radang dan antipruritis.
Farmakologi
Hidrokortison memiliki efek imunosupresan, efek anti radang yang kuat,serta
meningkatkan tekanan darah dan kadar gula darah. Hidrokortison bekerja sebagai antagonis
fisiologis untuk insulin dengan meningkatkan glikogenolisis (penguraian glikogen),
lipolisis (penguraian lipid),dan proteinolisis (penguraian protein), menurunkan pembentukan
glikogen di hati, meningkatkan mobilisasi, asam amino dan badan keton

ekstrahepatik. Ini akan meningkatkan kadar glukosa di dalam darah. Oleh karena itu,
pemberian hidrokortison yang berlebihan dapat menyebabkan hiperglikemia. Hidrokortison
meningkatkan tekanan darah dengan jalan meningkatkan kepekaan pembuluh darah
terhadap epinefrin dan norepinefrin.Pemberian hidrokortison topikal menyebabkan
vasokonstriksi. Apabila kekurangan kortisol di dalam darah, maka terjadi vasodilatasi
secara meluas.Hidrokortison menekan sistem imun dengan jalan menghambat proliferasi
sel T. Hidrokortison menurunkan pembentukan tulang,oleh sebab itu pemakaian jangka
panjang dapat menyebabkan osteoporosis. Hidrokortison dapat diserap dengan baik pada
pemberian per oral. Hidrokortison juga dapat diserap melalui kulit. Tingkat absorpsi
melalui kulit dipengaruhi oleh berbagai faktor,antara lain jenis zat pembawa, integritas
sawar epidermal, dan penggunaan pembalut. Pembalut umumnya akan meningkatkan
absorpsi. Kortikosteroid topikal dapat diserap melalui kulit utuh normal.Adanya radang
atau penyakit lain di kulit dapat meningkatkan absorpsi melalui kulit. Pada pemberian per
rektal,hidrokortison diserap hanya sebagian, sekitar 30-50%. Setelah diserap, hidrokortison
yang diberikan secara topikal akan mengalami nasib sama seperti hidrokortison per oral
atau per parenteral. Di dalam darah, sebagian besar(lebih kurang 95%) hidrokortison terikat
pada protein antara lain CBG (corticosteroid binding globulin) dan albumin serum. Hanya
hidrokortison dalam bentuk bebas yang dapat berikatan dengan reseptor dan menimbulkan
efek. Senyawa-senyawa kortikosteroid terutama dimetabolisme di hati, merupakan substrat
dari enzim CYP450: 3A4. Ekskresi terutama melalui ginjal, namun sebagian kortikosteroid
yang diberikan secara topikal dan metabolitnya juga diekskresikan ke dalam empedu.
Stabilitas Penyimpanan
Simpan dalam wadah aslinya, dalam ruang dengan suhu kamar, jauhkan dari lembab,
panas, dan sinar matahari langsung.
Kontraindikasi
Infeksi jamur sistemik, ileocolostomi pasca operasi, serta hipersensitivitas terhadap
hidrokortison atau komponen-komponen obat lainnya.
Efek Samping
Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit : Retensi cairan, retensi natrium
Gangguan jantung kongestif : Kehilangan kalium, Alkalosis hipokalemia, Hipertensi.
Gangguan Muskuloskeletal : da ujung tulang paha dan tungkai,fraktur patologis dari tulang
panjang.
Lemah otot : miopati steroid, hilangnya masa otot, osteoporosis, putus tendon, terutama
tendon Achilles, fraktur vertebral, nekrosis aseptik pa
Gangguan Pencernaan : Iritasi dan rasa tidak enak di lambung, kembung, borok lambung
(peptic ulcer) kemungkinan disertai perforasi dan perdarahan, borok esophagus (Ulcerative
esophagitis), pankreatitis.
Gangguan dermatologis :
Gangguan penyembuhan luka : Kulit menjadi tipis dan rapuh.
Petechiae dan ecchymoses : Erythema pada wajah, Keringat berlebihan.
Gangguan Metabolisme : Keseimbangan nitrogen negatif, yang disebabkan oleh
katabolisme protein
Gangguan Neurologis : Tekanan intrakranial meningkat disertai papilledema (pseudotumor cerebri), biasanya setelah terapi, konvulsi, vertigo, sakit kepala, pusing, depresi, rasa
cemas berlebihan.
Gangguan Endokrin : Menstruasi tak teratur, Cushingoid, menurunnya respons kelenjar
hipofisis dan adrenal, terutama pada saat stress, misalnya pada trauma, pembedahan atau
sakit.
Hambatan pertumbuhan pada anak-anak menurunnya toleransi karbohidrat, manifestasi
diabetes mellitus laten.

Interaksi
- Dengan Obat Lain :
Obat-obat yang menginduksi enzim-enzim hepatik, seperti fenobarbital, fenitoin, dan
rifampisin dapat meningkatkan klirens kortikosteroid.
Oleh sebab itu jika terapi kortikosteroid diberikan bersama-sama obat-obat tersebut,maka
dosis kortikosteroid harus ditingkatkan untuk mendapatkan hasil sebagaimana yang
diharapkan. Obat-obat seperti troleandomisin danketokonazol dapat menghambat
metabolisme kortikosteroid, dan akibatnya akan menurunkan klirens atau ekskresi
kortikosteroid. Oleh sebab itu jika diberikan bersamaan, maka dosis kortikosteroid harus
disesuaikan untuk menghindari toksisitas steroid.
Kortikosteroid dapat meningkatkan klirens aspirin dosis tinggi yang diberikan secara
kronis. Hal ini dapat menurunkan kadar salisilat di dalam serum, dan apabila terapi
kortikosteroid dihentikan akan meningkatkan risiko toksisitas salisilat.
Aspirin harus digunakan secara berhati-hati apabila diberikan bersama-sama dengan
kortikosteroid pada pasien yang menderita hipoprotrombinemia.
Efek kortikosteroid pada terapi antikoagulan oral bervariasi. Beberapa laporan
menunjukkan adanya peningkatan dan laporan lainnya menunjukkan adanya penurunan
efek antikoagulan apabila diberikan bersama-sama dengan kortikosteroid.
Oleh sebab itu indeks koagulasi harus selalu dimonitor untuk mempertahankan efek
antikoagulan sebagaimana yang diharapkan.
- Dengan Makanan : Ketika dalam terapi dengan hidrokortison sistemik, sebaiknya
kurangi konsumsi garam, dan makan makanan yang banyak mengandung kalium dan tinggi
protein

Anda mungkin juga menyukai