Anda di halaman 1dari 11

CONTOH MAKALAH PELAYANAN KEFARMASIAN :

RESEP DAN COPY RESEP


Emilio Riwananto 1 year ago Makalah

MAKALAH
PELAYANAN KEFARMASIAN
“RESEP DAN COPY RESEP”

Disusun Oleh:

Kelompok 2

1. Kurniasih (XI Farmasi 2)


2. Berliyana (XI Farmasi 2)
3. Ariza Ayu (XI Farmasi 2)
4. Pradistia Gil ang (XI Farmasi 2)
5. Dwi Aris S. (XI Farmasi 2)
SMK AL MANAAR PEMALANG
Jl. Markisa No. 2 Kebondalem Pemalang
2017/2018

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis mengucapkan kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunianya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas
Bahasa Indonesia dengan judul “RESEP”.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu terwujudnya makalah ini. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan
tugas ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan kritikan dan saran
yang membangun dari pembaca demi penyempurnaan tugas ini, semoga tugas ini dapat
dimanfaatkan sebagaimana mestinya.

Pemalang, Juli 2017

Penyusun
,

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Resep merupakan perwujudan cara terapi dokter kepada penderita yang memerlukan
pengobatan. Menurut peraturan resep harus ditulis dengan jelas dan lengkap, dan apotek
harus menyerahkan obat kepada pasien sesuai dengan yang tertulis dalam resep.
Banyak dari kesalahan penulisan resep, salah membacaresep karena tulisan tidak
jelas, salah penyiapan dan penyerahan resep oleh petugas farmasi, sampai kesalahan
dalam mengonsumsi obatbisa menyebabkan kematian. Hal ini disebabkan karena pada
umumnya di Indonesia, resep obat masih dibuat dengan tulisan tangan dokter, tidak seperti
halnya di negara barat yang sudah menggunakan alat elektronika. Karena masih dengan
tilisan tangan inilah sering kali terjadi salah baca oleh apoteker. Contohnya, antara nama
obat yang diresepkan dan yang diberikan kepada pasien sering tertukar. Lebih parahnya
lagi jika alamat dan nomor kontak diresep juga tidak jelas terbaca. Kesalahan tersebut juga
bisa terjadi karena tidak adanya salah satu syarat yang harus dimuat dalam resep.
Kesalahan-kesalahan seperti itu seharusnya bisa dicegah. Oleh karena itu
kamimembuat makalah yang berjudul”resep” untuk bisa menjadi acuan dalam penulisan
resep yang benar sehingga kesalahan-kasalahan dalam penulisan resep bisa dicegah.

B. Rumasan Masalah

Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam proses penyusunan makalah ini
adalah “Resep”
Untuk memberikan kejelasan makna serta menghindari meluasnya pembahasan ,
maka dalam makalah ini masalahnya dibatasi pada :
1. Apakah yang dimadsud dengan resep ?
2. Apa saja bagian-bagian dari resep ?
3. Komponen resep menurut fungsinya terdiri dari apa saja?
4. Bagaimana kaidah-kaidah penulisan resep ?
5. Apa yang dimaksud dengan copie resep ?
6. Bagaimana cara penulisan copie resep ?
C. Tujuan
Siswa dapat mengetahui, pengertian apa itu resep dan dapat membuat copy resep.
Selain itu siswa juga dapat mengetahui bagian-bagian ataupun hal-hal yang berkaitan
dengan resep maupun copy resep.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Resep
Resep adalah permintaan tertulias dari seorang dokter kepada apoteker menyerahkan
obat kepada pasien. Menurut keputusan Menteri Kesehatan Nomer
1027/MENKES/SK/IX/2004, resep adalah permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi, dokter
hewan kepada apoteker untut menyediakan dan menyerahkan obat kepada pasien sesuai
peraturan perundangan yang berlaku.
Resep harus mudah dibaca dan mengungkap dengan jelasapa yang harus diberikan.
Idealnya resep obat yang diberikan kepada pasien tidak mengandung kesalahan dan berisi
seluruh komponen yang diperlukan pasien. Apabila apoteker menganggap pada resep tidak
dapat dibaca dengan jelas atau tidak lengkap, apoteker hanyamenanyakan kepada penulis
resep.
Resep disebut juga formulae medica, terdiri dari :
1. Formulae officinalis, yaitu resep yang tercantum dalam buku farmakope atau buku lainnya
yang merupakan standar.
2. Formulae megistralis, yaitu resp yang ditulis oleh Dokter.
B. Penulisan Resep
Dalam resep harus memuat:
1. Nama, alamat dan nomor izin praktek Dokter, Dokter gigi, dan Dokter hewan,
2. Tanggal penulisan resep (inscription),
3. Tanda R/pada bagian kiri setiap penulisan resep. Nama setiap obat atau komposisi obat
(invocation),
4. Aturan pemakaian obat yang tertulis (signatura),
5. Tanda tangan atau paraf Dokter penulis resep, sesuai dengan perundang-undangan yang
berlaku (subcriptio),
6. Jenis hewan dan nama serta alamat pemiliknya untuk resep Dokter hewan,
7. Tanda seru dan paraf Dokter untuk resep yang mengandung obat yang jumlahnya melebihi
dosis maksimal.
8. Resep Dokter hewan hanya ditujukan untuk pengguna pada hewan.
9. Resep yang mengandung narkotika harus ditulis tersendiri
yaitu tidak boleh ada iterasie (ulangan); ditulis
nama pasien tidak boleh m.i = mihi ipsi ( untuk di pakai sendiri); alamat pasien dan aturan
pakai (signa) yang jelas, tidak boleh di tulis sudah tahu pakainya (usus cognitus).
10. Bila Dokter tidak ingin resepnya yang mengandung obat keras tanpa sepengetahuannya
diulang, Dokter akan menulis tanda N.I = Ne iteratur ( tidak boleh diulang).

Jadi resep yang tidak boleh diulang ialah :


Resep yang mengandung obat narkotika atau obat lain yang di tetapkan oleh Menkes c.q
Dirjen. POM. Harus dengan resep baru.
Contoh Resep :

Resep untuk pengobatan segera :


Untuk penderita yang memerlukan pengobatan segera dokter dapat memberi tanda :
a. cito : segera
b. urgent / statim : penting
c. P.I.M : Pariculum In Mora = berbahaya bila di tunda

Yang berhak menulis resep yaitu:


1). Dokter
2). Dokter gigi, terbatas pengobatan gigi dan mulut.
3). Dokter hewan terbatas pengobatan hewan.

C. Komponen Resep Menurut Fungsi

Menurut fungsi bahan obat resep terbagi atas :


1. Remidium Cardinal, obat yang berkhasiat utama
2. Remidium Ajuvans, obat yang menunjang bekerjanya bahan obat utama
3. Corrigens, zat tambahan guna memperbaiki warna, rasa, dan bau dari obat utama.
Dapat kita bedakan sebagai berikut :
a. Corrigens Actionis : untuk memperbaiki kerja zat berkhasiat utama. Contoh : polvis
doveri terdiri dari kali sulfas, ipecacuanhae radix, dan opii pulvis. Opii pulvis sebagai zat
berkhasiat utama menyebabkan orang sukar buang air besar, karena itu di beri kalii sulfas
sebagai pencahar sekaligus memperbaiki kerja dalam opii pulfis tersebut.
b. Corrigens Odoris : untuk memperbaiki bau dari obat. Contoh : Oleum Cinnamommi
dalam emulsi minyak ikan.
c. Corrigens Saporis : untuk memperbaiki rasa dalam obat. Contoh : saccharosa atau
sirupus simplex untuk obat-obatan yang rasanya pahit.
d. Corrigens Coloris : untuk memperbaiki warna obat. Contoh : obat untuk anak di beri
warna merah agar menarik untuk diminum.
e. Corrigens Solubilis : untuk memperbaiki kelarutan dari obat utama. Contoh : Iodium
dapat mudah larut dalam larutan pekat KI/Nal.

4. Constituens/Vehiculum/Exipens, merupakan zat tambahan, bahan obat bersifat netral


dan dipakai sebagai obat bersifat netral dan dipakai sebagai bahan pengisi dan pemberi
bentuk, sehingga menjadi obat yang cocok. Contoh: lactosa pada serbuk, amylum dan
talcum pada bedak tabur.

D. Kaidah-kaidah Penulisan Resep


1. Suatu obat dalam resep sebaiknya tidak menuliskan gr, yang bilamana dimaksud ialah
satuan gram. Suatu angka di belakang nama obat dalam resep otomatis berarti
gramsedangkan gr. adalah granum yang beratnya hanya 65 mg.
2. Titik desimal untuk dosis obat harus ditempatkan dengan tepat. Kesalahan penempatan
titik desimal dapat menyebabkan dosis/kekuatan obat menjadi 10 kali dari dosis/kekuatan
yang dimaksud.
3. Nama obat ditulis dengan jelas. Penulisan nama obat yang tidak jelas dapat
menyebabkan kekeliruan dalam pengambilan obat yang akan diberikan kepada pasien
4. Kekuatan dan jumlah obat ditulis dalam resep dengan jelas. Kekuatan obat adalah jumlah
obat yang terkandung dalam tiap tablet dan supositoria (miligram) atau dalam larutan
mililiter. Singkatan yang berlaku internasional adalah mg untuk miligram dan ml
untukmililiter.
5. Harus hati-hati bila memberikan beberapa obat secara bersamaan yaitu beberapa bahan
obat yang dicampurkan dalam satu R/ (recipe) dan beberapa bentuk sediaan diberikan
dalam beberapa R/ (recipe) dalam satu kertas resep, setiap sediaan itu oleh penderita
harus diminum pada waktu bersamaan.
6. Dosis tiap obat yang diberikan seharusnya diperhitungkan dengan tepat serta
diperhitungkan juga semua factor individual penderita, terutama umur dan berat badannya.
7. Harus diketahui dulu kondisi penderita secara akurat sebelum menentukan pengobatan.
8. Terapi dengan obat diberikan hanya bila ada indikasi yang jelas dan tidak karena penderita
mendesak meminta suatu obat tertentu.
9. Ketentuan mengenai obat dituliskan dengan jelas di atas resep, sehingga nanti akan tertera
pada etiket yang dipasang pada wadah obat.
10. Pemberian obat yang terlalu banyak sebaiknya dihindari karena bisa bahaya.
11. Pemberian obat dalam jangka waktu yang terlalu lama sebaiknya dihindari.
12. Tata cara penggunaan obat diterangkan kepada pasien dengan jelas.
13). Kemungkinan bahaya bila meminum obat lain disamping obat yang diberikan dokter
diberitaukan kepada pasien.
14). Efek samping atau kelainan tertentu akibat dari obat yang diberikan, diberitahukan kepada
pasien.

Penulisan jumlah obat dalam resep mutlak diperlukan untuk menentukan lama terapi
pasien. Jika jumlah obat tidak dituliskan, maka berapa banyak obat yang harus diberikan
kepada pasien tidak dapat ditentukan, akibatnya resep tidak dapat dilayani. Keadaan ini
berpotensi menghambat pelayanan.

E. Definisi Copie Resep


Copie resep ialah salinan tertulis dari suatu resep yang dibuat oleh apotek. Istilah
laindari resep ialah apograph, exemplum, atau afschrift.

F. Penulisan Copie Resep


Dalam copie resep, selain memuat semua keterangan yang termuat dalam resep asli
harus memuat pula:
1. nama dan alamatapotek
2. nama dan nomor S.I.K. Apoteker Pengelola Apotek
3. tanda tangan atau paraf Apoteker Pengelola Apotek
4. tanda det.=detur untuk obat yang sudah diserahkan atau tanda ne det nedetur
untuk obat yang belum diserahkan
5. nomor resep dan tanggal pembuatan.

1) Copie resep harus ditandatangani apoteker, mencantumkan nama terang dan status yang
bersangkutan.
2) Resep harus dirahasiakan dan disimpan di apotek selama 3 tahun. Apabila Apoteker
Pengelola Apotek berhalangan, penandatanganan atau paraf pada copie resep dapat
dilakukan oleh apoteker pendamping atau apoteker pengganti dengan mencantumkan
nama terang dan status yang bersangkutan.
3) Resep atau copie resep hanya boleh diperlihatkan kepada dokter penulis resep, petugas
kesehatan atau petugas lain yang berwenang menurut peraturan perundang undanganyang
berlaku.
4) Apoteker Pengelola Apotek, apoteker pendamping, atau pengganti diizinkan untuk
menjual obat keras yang disebut Daftar Obat Wajib Apotek tanpa resep dari dokter.

Contoh Copy Resep :

G. Pelayanan Resep Obat


Cara apoteker memproses suatu resep merupakan hal penting dalam rangka
pemenuhan tanggung jawab profesional mereka.
Dalam pelayanan resep ini, resep yang sudah diterima apoteker harus dibaca secara
lengkap dan hati-hati, sehingga tidak ada keraguan dalam resep tersebut. Apoteker harus
melakukan skrining resep yang meliputi:
1. Persyaratan administratif yaitu: nama, nomor Surat Izin Praktek dan alamat dokter, tanggal
penulisan resep, paraf dokter penulis resep, nama, alamat, umur, jenis kelamin,berat badan
pasien, nama obat, dosis, dan jumlah yang diminta, dan cara pemakaian yang jelas.
2. Kesesuaian farmasetis yaitu: bentuk sediaan, dosis, stabilitas, incompatibilitas, cara dan
lama pemberian.
3. Pertimbangan klinis: efek samping, alergi, interaksi dan kesesuaian dosis.

Jika terdapat sesuatu yang kurang jelas atau jika nampak telah terjadi kesalahan,
apoteker harus mengkonsultasikan kepada penulis resep. Hendaknya apoteker tidak
mengartikan maksud dari kata yang tidak jelas atau singkatan yang tidak diketahui.

H. Pengelolaan Resep Yang Telah Dikerjakan


1. Resep yang telah dibuat disimpan menurut urutan tanggal dan
nomorpenerimaan/pembuatan resep.
2. Resep yang mengandung narkotika harus dipisah dari resep lainnya, tandai garis merah di
bawah nama obatnya.
3. Resep yang telah disimpan melebihi 3 tahun dapat dimusnahkan dan cara
pemusnahannya adalah dengan cara dibakar atau dengan cara lainnya yang memadai.
4. Pemusnahan resep dilakukan oleh apoteker pengelola bersama dengan sekurang-
kurangnya seorang petugas apotik.
5. Pemusnahan resep harus dibuat berita acara pemusnahan sesuai dengan bentuk yang
telah di tentukan, rangkap 4 dan ditanda tangani oleh APA.

I. Kesalahan dalam Resep Obat


Kesalahan merupakan suatu kekeliruan dalam penulisan, dispensing atau pemberian
obat yang direncanakan, dideteksi dan diperbaiki sebelum obat diberikan kepada
pasien.Kesalahan dapat terjadi pada semua tahap dari proses perawatan, mulai dari
diagnosis sampai pemberian obat.
Penulisan resep obat dan penyerahan obat yang tidak tepat dapat mengakibatkan
pengobatan tidak berhasil. Termasuk penulisan yang kurang tepat yaitu: pengobatan yang
kurang tepat (pemilihan obat, bentuk sediaan dan lama pemakaian) dan pemberian obat
yang tidak diperlukan. Selain itu juga penyerahan obat yang tidak tepat seperti halnya obat
yang tidak tersedia pada saat dibutuhkan dan kesalahan dispensing.
Beberapa jenis kesalahan memang cukup banyak dijumpai dalam penulisan resep,
misalnya masih banyak resep obat yang ditulis tanpa ada penulisan signa atau aturan
pakai, kadang kata signa yang dituliskan kurang jelas atau kurang lengkap.
Beberapa jenis kesalahan yang terjadi pada resep:
1) Aturan pakai tidak ditulis lengkap, tidak sesuai atau tidak ditulis sebagai aturan pakai
/”signa”.
2) Tidak menyebutkan nama obat yang diminta dengan jelas, misalnya obat ditulis dengan
kode-kode tertentu (biasanya untuk obat dengan resep yang diulang atau copieresep).
3) Resep tidak menyebutkan kekuatan obat yang diminta padahal obat tersedia dalam
bermacam- macam kekuatan.
4) Tidak ada umur pasien terutama untuk pasien anak.
5) Tidak ada tanda tangan dokter/prescriber.
6) Obat yang diresepkan telah dicontinued lebih dari 3 bulan (tidak diproduksi lagi)
dan stock obat tidak ada.
7) Bentuk sediaan yang diresepkan tidak sesuai atau berbeda dengan yang diminta pasien.
8) Nama obat tidak jelas karena tulisan yang sulit dibaca.
9) Tanggal resep tidak ditulis.
10) Penulisan obat dengan khasiat sama lebih dari 1 kali dalam 1 lembar resep, baik dengan
nama sama atau merk berbeda.
11) Pasien tidak cocok atau mengalami efek samping selama pemberian obat.
12) Tidak menyebutkan bentuk sediaan yang diminta padahal obat tersebut tersedia dalam
bermacam macam bentuk.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa Resep merupakan permintaan
tertulis dari Dokter kepada Apoteker untuk menyediakan dan menyerahkan obat kepada
pasien sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

B. Saran
Dalam penulisan Resep harus jelas dan lengkap agar mudah dibaca oleh petugas
kefarmasian dalam pelayanan Resep.

DAFTAR PUSTAKA

http://my.opera.com/muhlis3/blog/2009/03/27/ilmu-resep
http://bataviase.co.id/node/403129
http://cintalestari.wordpress.com/2010/II/14/mengenal-profesi-apoteker/
http://jowo.jw.It/books/Ilmu/Pengantar % 20 Ilmu 20% farmasi.txt.txt

Share This:
Facebook Twitter Google+ Pinterest Linkedin


LAPORAN STUDY TOUR DI PALAWI BATURADEN, JAVA HERITAGE HOT,
SANGGALURI PARKEL, DAN OWABONG

MAKALAH PELANGGARAN HAM LENGKAP

MAKALAH : PENYAKIT REPRODUKSI DAN UPAYA PENCEGAHANNYA
 NextOperasi Hitung Bilangan Bulat
 PreviousCONTOH PROPOSAL RENOVASI MASJID ATAU MUSHOLA
No Comments:

Anda mungkin juga menyukai