Anda di halaman 1dari 6

MODUL/BAHAN AJAR I

MAPEL DASAR-DASAR KEFARMASIAN 3/PRAKTIKUM RESEP


BELAJAR DI RUMAH (BDR)
PERIODE SEPTEMBER 2020
SMK RISE KEDAWUNG
TAHUN PELAJARAN 2020/2021

Mata pelajaran : Dasar- Dasar Kefarmasian 3 (DDK 3)/ PRAKTIKUM RESEP


Kelas /Semester : X/ I (Ganjil)
Program : Farmasi Klinis dan Komunitas /FKK
Materi : Pendahuluan Praktikum
Waktu pelaksanaan : 21 SEPTEMBER 2020
Nama guru : Roseu Sartika Dewi, S. Farm. Apt

KEGIATAN PRAKTIKUM III


RESEP DAN SALINAN RESEP
A. RESEP
Resep adalah permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi, atau dokter hewan, yang diberi izin berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku kepada apoteker pengelola apotek untuk menyediakan dan
menyerahkan obat-obatan bagi pasien. Berdasarkan definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa yang berhak menulis
resep adalah dokter (dokter umum atau dokter specialis), dokter gigi, dan dokter hewan yang memiliki izin praktek
sesuai dengan aturan yang berlaku. Dokter gigi terbatas menuliskan resep untuk obat-obatan yang bekerja pada daerah
gigi dan rongga mulut, sedangkan dokter hewan hanya boleh meresepkan obat untuk penggunaan kepada hewan.
Resep disebut juga formulae medicae, terdiri atas formulae officinalis (resep yang tercantum pada buku farmakope
atau buku lainnya dan merupakan standar, seperti Formularium Nasional) dan formulae magistralis (resep yang ditulis
oleh dokter). Dalam penulisan resep, dokter penulis resep banyak menggunakan singkatan-singkatan dari bahasa latin,
karena bahasa latin adalah bahasa universal dan merupakan tulisan mati yang artinya tidak berubah.
BAGIAN-BAGIAN RESEP
Untuk dapat memahami dan melayani permintaan sesuai dengan resep, kita harus terlebih dahulu memahami bagian-
bagian dari suatu resep. Bagian-bagian suatu resep adalah:
1. Tanggal dan tempat ditulisnya resep (inscriptio);
2. Tanda buka penulisan resep dengan R/ (invocatio);
3. Nama obat, jumlah, dan cara membuatnya (praescriptio atau ordinatio);
4. Aturan pakai obat yang tertulis (signatura);
5. Paraf/tanda tangan dokter yang menulis resep (subscriptio).
KELENGKAPAN RESEP
Satu prosedur standar yang harus dilakukan pertama kali saat akan melayani suatu resep adalah memeriksa
kelengkapan resep yang diterima. Resep tersebut dapat disiapkan atau tidak bergantung pada kelengkapan informasi-
informasi (atau disebut kelengkapan resep) yang diperlukan untuk menyiapkan obat atau perbekalan farmasi lainnya
sesuai yang diminta di resep.
Kelengkapan resep mencakup :
1. Nama, alamat, dan nomor izin praktik dokter penulis resep (dokter, dokter gigi atau dokter hewan)
2. Tempat dan tanggal penulisan resep
3. Tanda R/ pada bagian kiri awal setiap penulisan resep (invocatio)
4. Nama obat dan jumlahnya
5. Aturan pakai obat
6. Tanda tangan atau praf dokter penulis resep
7. Nama, umur dan alamat pasien (untuk resep dari dokter hewan, harus tercantum juga jenis hewan dan alamat
pemilik hewan)
8. Tanda seru dan paraf dokter untuk resep dengan kandungan obat yang jumlahnya melebihi dosis maksimum
GAMBAR CONTOH RESEP
KOMPONEN RESEP
Menurut fungsi bahan obatnya , obat dalam resep terbagi atas beberapa komponen, yaitu :
1. Remidium cardinal : obat yang berkhasiat utama
2. Remidium adjuvans : obat yang menunjang bekerjanya bahan obat utama
3. Corrigens : zat tambahan yang digunakan untuk memperbaiki rasa, bau dan warna obat utama. Jenis-jenis corigens
dapat dilihat sebagai berikut :
Jenis Corrigens Keterangan
Corrigens actionis Digunakan untuk memperbaiki kerja zat berkhasiat utama.
Contoh : Pulvis Doveri terdiri dari kalium sulfat, ipecacuanahae radix,dan opii pulvis.
Opii pulvis sebgai zat berkhasiat utama menyebabkab kesulutan buang air besar
sehingga kalium sulfat diberikan sebagai pencahar sekaligus memperbaiki kerja opii
pulvis.
Corrigen odoris Digunakan untuk memperbaiki bau obat.
Contoh : oleum cinnamommi dalam emulsi minyak ikan.
Corrigen saporis Digunakan untuk memperbaiki rasa obat.
Contoh : sakarosa atau sirupus simpleks pada obat-obatan yang pahit rasanya.
Corrigen coloris Untuk memperbaiki warna obat.
Contoh : obat untuk anak diberi warna merah agar menarik untuk diminum.
Corrigen solubilis Digunakan untuk memperbaiki kelarutan obat utama.
Contoh : Iodium mudah larut dalam larutan pekat KI atau NaI.
4. Constituens/vehiculum/eksipiens/zat tambahan : bahan obat yang bersifat netral serta dipakai sebagai bahan
pengisi dan pemberi bentuk agar membentuk obat yang sesuai. Contohnya adalah laktosa pada pada serbuk bagi,
serta amilum dan talcum pada bedak tabur.

R/ Sulfadiazin 0,600 → Remidium cardinale


Bic Natric 0,360 → Remidium adjuvans
Saccharum 0,120 → Corrigens saporis
Lact 0,300 → Constituens
Mf pulv dtd No. XII
S t dd p. I
Pro : Tn. Irvan
RESEP UNTUK PENGOBATAN SEGERA
Apabila kita menerima resep dengan kata-kata atau singkatan seperti di bawah ini, resep tersebut harus didahulukan
pengerjaannya dan harus segera diberikan kepada pasien demi keselamatan pasien.
Cito : segera
Urgent : penting
Statim : penting
P.I.M : Periculum In Mora = berbahaya bila ditunda
ITERATIE dan NI ITERATIE
Iteratie artinya dapat diulang. Dokter penulis resep dapat menuliskan kata iteratie tersebut apabila resep yang
ditulisnya boleh diulang oleh pasien. Artinya pasien boleh mendapatkan obat yang diminta dalam resep yang sama
tanpa datang terlebih dahulu ke dokter. Pada saat menerima resep yang bertuliskan iteratie tersebut, selain
menyiapkan obat sesuai resep, kita juga harus membuatkan salinan resep tersebut. Apabila terdapat tulisan ” iteratie
3xI” maka pasie berhak mendapatkan pelayanan resep tersebut sebanyak 4x, yaitu 1x dari lembar resep asli dan 3x dari
pengulangan resep yang dibuatkan salinan resepnya.
Kebalikan dari iteratie, Ni iteratie artinya tidak boleh diulang. Apabila dokter penulis resep menuliskan Ni iteratie
dalam resepnya, berarti untuk mendapatkan resep tersebut, pasien harus berkonsultai kembali ke dokter, dan kita
tidak boleh membuatkan salinan resepnya ketika diminta pasien. Perlu diingat bahwa resep-resep yang mengandung
narkotika tidak boleh diulang dan harus selalu dengan resep dokter.
SALINAN RESEP
Salinan resep adalah salinan yang dibuat oleh apoteker yang memuat semua keterangan resep asli dan keterangan
sebagai salinan. Istilah lain dari salinan resep (Copy Resep) adalah apograph, exemplum, atau afschrif. Apabila apoteker
pengelola apotek (APA) berhalangan melakukan tugasnya, penandatanganan atau pencantuman paraf pada salinan
resep dapat dilakukan oleh apoteker pendamping atau apoteker pengganti dengan mencantumkan nama jelas dan
status yang bersangkutan. Berikut adalah contoh salinan resep :

APOTEK SAMIRA FARMA


JL. IR. H. DJUANDA NO. 62 G
Cirebon –Telp : 320114
APA : Apt Nadya Tri Wilena, S. Si
SIK :…………………………………………………..
SALINAN RESEP
No. : 210
Dari dokter : Dhea Fitria
Ditulis Tanggal : 10 November 2014
Pro : Nn. Eizy Septiani

R/ Amoxycillin 250 No. XII


S 3 dd I …………………..det
R/ Ponstan FCT No. X
S prn I …………………..ne det

Cirebon, 10 November 2014


Cap apotek
P.C.C

Tanda tangan APA

Salinan resep dibuat apabila :


1. Ada keterangan atau tulisan “iteratie” pada resep.
2. Pasien tidak membeli semua obat yang tertera pada resep.
3. Obat yang diminta dalam resep tidak tersedia lengkap di apotek atau instalasi farmasi (jika di rumah sakit).
PENGELOLAAN RESEP DAN SALINAN RESEP
Resep dan salinan resep hanya boleh diperlihatkan kepada dokter penulis resep atau yang merawat pasien, pasien itu
sendiri, dan petugas kesehatan atau petugas lain yang berwenang menurut perundang-undangan yang berlaku
(contohnya petugas pengadilan jika diperlukan dalam suatu perkara).
Apoteker penanggung jawab mengatur resep/salinan resep yang telah dikerjakan menurut urutan tanggal dan
nomor urut penerimaan resep. Resep harus disimpan sekurang-kurangnya selama 3 tahun. Resep yang mengandung
narkotika harus dipisahkan dari resep lainnya. Resep yang disimpan melebihi jangka waktu 3 tahun dapat
dimusnahkan.
Pemusnahan resep dapat dilakukan dengan cara dibakar atau dengan cara lain yang memadai oleh apoteker
pengelola apotek (APA) bersama denagn sekurang-kurangnya seorang petugas apotek. Berita acara pemusnahan harus
dibuat saat resep dimusnahkan sesuai dengan bentuk yang telah ditentukan, rangkap 4 dan ditanda tangani oleh APA
bersama dengan sekurang-kurangnga seorang petugas apotek.
SINGKATAN LATIN DALAM RESEP DAN SALINAN RESEP
Berikut adalah beberapa contoh singkatan latin yang sering ditemukan dalam resep atau salinan resep
1. Tentang waktu
a. Ohc = omni hora cochlear = tiap 1 jam, 1 sendok makan
b. Obhc = omni bihorio cochlear = tiap 2 jam, 1 sendok makan
c. O3hc = omni trihorio cochlear = tiap 3 jam, 1 sendok makan
d. Pc (post coenam) = setelah makan
e. Ac (ante coenam) = sebelum makan
f. M (mane)= pagi
g. V (vespere) = sore
h. N=noct. = nocte = malam= noctum
i. Dd = de die = sehari/tiap hari
2. Tentang pemberian obat
a. Imm (in manu medici) : diserahkan ke dokter
b. Dcf (da cum formula) : diberikan dengan formula (tulis dalam etiket)
c. Ni (Ni iteratur) : tidak boleh diulang
d. Iter 3x (iteratur ter) : diulang 3x
e. Did (da in dimidio) : berikan setengahnya
f. D. in.2plo (da in duplo) : berikan dua kalinya
KEGIATAN PRAKTIKUM IV
DOSIS
A. DOSIS
Dosis suatu obat adalah jumah atau takaran obat yang diharapkan memberi efek terapi sesuai yang diinginkan
kepada pasien. Kecuali dinyatakan lain, dosis adalah dosis maksimum dewasa untuk pemakaian melalui mulut, injeksi
subkutan dan rektal.

B. JENIS DOSIS
Berikut jenis-jenis dosis dan pengertiannya :
1. Dosis Maksimum (DM) atau Takaran Maksimum (TM) adalah jumlah atau takaran obat terbesar yang masih dapat
diberikan kepada pasien tanpa membahayakan pasien. Dosis maksimum dapat dilihat di buku Farmakope Indonesia
III. DM yang tercantum dalam buku tersebut adalah dosis maksimum untuk dewasa (usia 20-60 tahun).
2. Dosis lazim (usual dose) yaitu petunjuk yang tidak mengikat, tetapi digunakan sebagai pedoman umum (dosis yang
biasa/umum digunakan).
3. Dosis inisiasi (dosis awal) yaitu dosis awal yang diberikan untuk mencapai dosis yang tepat sesuai dengan
penyakitnya.
4. Dosis terapi yaitu dosis atau takaran obat yang diberikan dalam keadaan biasa dan dapat menyembuhkan pasien.
5. Dosis minimum yaitu dosis terkecil yang diberikan dan masih dapat memberikan efek terapi/dapat menyembuhkan.
6. Dosis toksik yaitu dosis obat dalam keadaan biasa yang dapat menyebabkan keracunan pada pasien.
7. Dosis letal (Lethalis dose, LD) yaitu dosis atau takaran obat yang dalam keadaan biasa dapat menyebabkan kematian
kepada pasien. LD50 artinya dosis yang dapat mneyebabkan kematian pada 50% hewan percobaan. LD100 artinya
dosis yang dapat menyebabkan kematian pada 100% hewan percobaan.
Pemilihan dan penetapan dosis memang tidak mudah karena harus memperhitungkan beberapa faktor, antara lain
umur, berat badan, jenis kelamin, sifat penyakit, daya serap obat, dan eksresi obat. Faktor lain yang juga harus
diperhatikan adalah kondisi pasien, kasus penyakit, jenis obatnya dan faktor toleransi, habituasi, adiksi, dan sensitifitas.
Pemberian dosis obat kepada pasien-pasien tertentu harus sangat diperhatikan dengan mempertimbangkan kondisi
dari pasiennya. Pasien tertentu ini antara lain :
1. Bayi dan anak-anak
2. Lansia, usia lebih dari 60 tahun
3. Ibu hamil dan menyusui
4. Pasien yang memiliki sensitivitas berlebih terhadap obat-obat tertentu
5. Pasien dengan alergi obat

C. MENGHITUNG DOSIS MAKSIMUM


Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, dosis maksimum (DM) yang tercantum dalam buku Farmakope
Indonesia adalah dosis maksimum untuk orang dewasa (usia 20-60 tahun), untuk sekali pakai dan sehari pemakaian.
Jadi, untuk pasien kategori anak atau pasien yang berusia kurang dari 20 tahun dosisnya harus dihitung terlebih dahulu.
Dosis maksimum hanya ditujukan untuk obat dalam. Namun demikian, terdapat tiga jenis bahan yang memiliki
dosis maksimum sebagai obat luar, yaitu :
1. Naftol,guaiakol, dan kreosot (untuk kulit)
2. Sublimat (untuk mata)
3. Iodoform (untuk obat pompa)

D. PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM BERDASARKAN UMUR


n
1. Rumus YOUNG : x dosis maksimal dewasa
n  12
( n adalah umur dari anak 8 tahun ke bawah)
n
2. Rumus DILLING : x dosis maksimal dewasa
20
(n adalah umur dari anak 8 tahun ke atas)
n
3. Rumus FRIED : x dosis maksimal dewasa
150
( n adalah umur bayi dalam bulan)

E. PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM BERDASARKAN BERAT BADAN


1. Rumus CLARK (Amerika) :
Berat badan anak dalam pound x dosis maksimal dewasa
150
atau
Berat Badan Anak dalam kg x dosis maksimal dewasa
68

2. Rumus Thermich ( Jerman ) :


Berat Badan Anak dalam kg x dosis maksimal dewasa
70
3. Rumus Black (Belanda)
Berat badan anak dalam kg x dosis maksimal dewasa
62
F. PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM BERDASARKAN WAKTU
Apabila signa atau aturan pakai obat yang ditulis dalam resep berdasarkan waktu (o.h = omni hora, setiap …..jam),
perlu diperiksa jumlah total dosis obat yang harus diminum oleh pasien dalam sehari dan tidak boleh melebihi dosis
maksimumnya.
Untuk memeriksa jumlah dosis sehari yang diminum oleh pasien, perlu dihitung terlebih dahulu jumlah total
pemakaian obat tersebut dalam satu hari. Untuk menghitung jumlah pemakaian dalam waktu satu hari tersebut, dapat
digunakan rumus menurut FI II atau menurut Van duin.
1. Menurut FI edisi II untuk pemakaian sehari dihitung :
Contohnya obat s. o. 4. H (setiap 4 jam)

24 24
X = X = 6 kali minum dalam sehari semalam
n 4
2. Menurut Van Duin :
Contohnya obat s. o. 4. h (setiap 4 jam)
16 16
+1 X = + 1 = 5 kali minum obat untuk sehari semalam
n 4
kecuali untuk antibiotika dan sulfonamida dihitung 24 jam (seperti rumus dari FI. II)

G. DOSIS MAKSIMUM GABUNGAN


Apabila dalam resep terdapat dua jenis atau lebih obat yang memiliki cara kerja sama/searah (sinergis), dosis
maksimum gabungan kedua jenis atau lebih obat tersebut harus diperiksa. Persentase dosis maksimum gabungan
tersebut tidak boleh lebih dari 100%. Dosis maksimum gabungan sekali minum obat A dan B dapat dihitung dengan
cara menjumlahkan dosis maksimum pemakaian sekali obat A dan obat B. demikian juga, dosis maksimum gabungan
sehari dapat dihitung dengan cara menjumlahkan dosis maksimum sehari obat A dan obat B.
Contoh obat yang memiliki cara kerja farmakologi yang sama dan harus dihitung dosis maksimum gabungannya
antara lain atropine sulfat dengan ekstrak belladonna, pulvis opii dengan pulvis doveri serta kofein dengan aminofilin.

Anda mungkin juga menyukai