Kelompok 6 :
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat yang telah di
limpahkan-Nya kepada kelompok kami sampai detik ini kami dapat menyelesaikan tugas
makalah yang telah diberikan oleh ibu Apt.S.ch. Ari widiastuti ,S.Si.,M.Farm, dari mata kuliah
farmasetika 1 dengan judul (resep, copy resep, dan pelayanan kefarmasian).
Terima kasih untuk anggota kelompok telah membantu penyusunan makalah ini. Kepada
ibu dosen yang telah membantu kami dalam bimbingan materi yang harus kami tuangkan dalam
makalah ini serta dukungan nya untuk kami menyelesaikan makalah ini dengan materi yang
seharusnya.
Kami menyadari banyak kesalahan dalam pembuatan makalah ini tapi kami berharap
dengan kemampuan dan keterbatasan yang kami punya dapat memberikan banyak pelajaran bagi
kita semua.
Jika dalam makalah ini banyak kesalahan dalam penulisan kata dan penulisan gelar kami
mohon maaf. Sekian dari kami terima kasih.
Yogyakarta
Penyusun
Daftar isi
Kata pengantar.............................................................................................................................................
Daftar isi........................................................................................................................................................
Resep 2.2
Copy resep 2.3
Pelayanan kefarmasian 2.4
Kesimpulan 3.2
Bab 1
Pendahuluan
Pembahasan
2.1 Resep
Pengertian resep
Resep adalah permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi, dokter hewan kepada apoteker
untuk membuat obat dalam bentuk sediaan tertentu dan menyerahkannya pada penderita.
Resep yang baik juga harus memuat cukup informasi supaya jika terjadi kesalahan dapat
diketahui oleh ahli farmasi sebelum obat disiapkan dan diberikan pada pasien.
Bagian-bagian resep
1. Inscription
a) Nama dan alamat dokter serta nomor surat izin praktek, dan dapat pula dilengkapi
dengan nomor telepon, jam dan hari praktek.
b) Nama kota serta tanggal resep itu ditulis oleh dokter.
c) Tanda R/, singkatan dari recipie berarti harap diambil.
2. Praescriptio
a) Nama setiap jenis atau bahan obat yang diberikan serta jumlahnya. Jenis atau
bahan obat dalam resep terdiri dari:
Remedium cardinale atau obat pokok yang mutlak harus ada, obat pokok ini dapat
berupa bahan tunggal, tetapi juga dapat terdiri dari beberapa bahan.
Remedium adjuvants yaitu bahan yang membantu kerja obat pokok. Adjuvants
tidak mutlak perlu ada dalam tiap resep.
Corrigens, hanya diperlukan untuk memperbaiki rasa, warna atau bau obat
(corrigens saporis, coloris, odoris).
Constituens atau vehikulum, sering kali perlu terutama kalua resep berubah
komposisi dokter sendiri dan bukan obat jadi misalnya constituens obat minum
umumnya air.
b) Cara pembuatan atau bentuk sediaan yang dikehendaki, misalnya f.l.a. pulv (fac
lege artis pulveres): buatlah sesuai aturan, obat berupa puyer.
3. Signatura
a) Aturan pemakaian obat umumnya ditulis dengan sibgkatan Bahasa latin.
Aturan pakai ditandai dengan signa, biasa disingkat “S”.
b) Nama penderita dibelakang kata Pro: merupakan identifikasi penderita, dan
sebaiknya dilengkapi dengan alamatnya yang akan memudahkan penelusuran
bila terjadi sesuatu dengan obat pada penderita.
4. Subcriptio
Tanda tangan atau paraf dari dokter / dokter gigi / dokter hewan yang menuliskan resep
tersebut yang menjadikan suatu resep itu otentik. Masing-masing bagian dari resep
tersebut mempunyai fungsi penting, sehingga jika resep tidak lengkap akan mengganggu
kelancaran penyediaan obat.
Skrinning resep
1. Persyaratan administrasi
Nama, SIP, dan alamat dokter; tanggal penulisan resep; tanda tangan/paraf dokter penulis
resep; nama, alamat, umur, jenis kelamin, dan berat badan pasien; nama obat, potensi,
dosis, jumlah yang diminta; cara pemakaian yang jelas.
2. Kesesuaian Farmasetis
Bentuk sediaan, dosis, potensi, stabilitas, inkompatibilitas, cara dan lama pemberian.
3. Pertimbangan Klinis
Adanya alergi, efek samping, interaksi, kesesuaian (dosis, durasi, jumlah obat). Jika ada
keraguan terhadap resep hendaknya dikonsultasikan kepada dokter penulis resep dengan
memberikan pertimbangan dan alternatif seperlunya bila perlu menggunakan persetujuan
setelah pemberitahuan.
Kelengkapan Resep
Copy resep adalah salinan tertulis dari suatu resep yang ditulis oleh seorang apoteker untuk
diberikan kepada pasien. Istilah lain dari copy resep adalah apograph, exemplum dan afscrift.
Salinan resep harus memuat beberapa keterangan dari resep asli yaitu :
1. Terdapat tanda “iter” dan “Rep”, hal ini dilakukan oleh dokter dengan pertimbangan
pasien masih memerlukan pengulangan terapi. Iter merupakan kependekan dari iterator,
sementara Rep merupakan kependekan dari Reperature. Keduanya dalam Bahasa
Indonesia diartikan sebagai dapat diulang.
2. Pasien tidak bisa menebus resep secara penuh karena suatu hal.
3. Apotek tidak memiliki sebagian obat yang tertulis di resep.
4. Permintaan dari lembaga yang membiayai pengobatan pasien.
Salinan resep hanya boleh diperlihatkan kepada dokter penulis resep, penderita yang
bersangkutan, petugas kesehatan atau petugas lain yang berwenang menurut peraturan
perundang undangan yang berlaku.
Etiket obat
Etiket obat adalah label atau penanda obat yang diberikan oleh fasilitas kesehatan baik praktik
dokter, klinik, puskesmas, atau pun rumah sakit yang biasanya ditempel di depan
kemasan obat atau alat kesehatan yang berguna untuk memberikan informasi
penggunaan obat atau alat kesehatan tertentu pada penggunanya.
Etiket obat dibedakan menjadi dua warna yang memiliki tanda dan arti yang berbeda. Warna
putih memiliki arti obat dalam maksudnya adalah obat yang diminum lewat mulut. Sedangkan
warna biru memiliki arti obat luar. Yang dimaksud obat luar yaitu obat yang tidak diminum.
Contoh dari obat luar yaitu salep, cream, gel dan lain lain.
Etiket obat harus memuat beberapa informasi yaitu,
Pelayanan kefarmasian di klinik meliputi 2 (dua) kegiatan, yaitu kegiatan yang bersifat
manajerial berupa pengelolaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai dan kegiatan
pelayanan farmasi klinik. Kegiatan tersebut harus didukung oleh sumber daya
manusia dan sarana dan prasarana
Pelayanan Farmasi Klinik adalah pelayanan sediaan farmasi berpusat pada individu (person
centered-care) yang dilakukan oleh apoteker secara mandiri atau bersama tenaga medis
dan/atau tenaga kesehatan lainnya untuk mengoptimalkan keluaran farmakoterapi yang
diterima pasien.
Adapun kegiatan pelayanan farmasi klinik yang sering dilakukan, adalah sebagai berikut:
Pemantauan Terapi Obat (PTO) merupakan suatu proses yang mencakup kegiatan untuk
memastikan terapi Obat yang aman, efektif dan rasional bagi pasien.
Monitoring Efek Samping Obat (MESO) merupakan kegiatan pemantauan setiap respon
terhadap Obat yang tidak dikehendaki, yang terjadi pada dosis lazim yang digunakan pada
manusia untuk tujuan profilaksis, diagnosa dan terapi.
Rekonsiliasi obat
Konseling
Konseling Obat adalah suatu aktivitas pemberian nasihat atau saran terkait terapi Obat dari
Apoteker (konselor) kepada pasien dan/atau keluarganya. Konseling untuk pasien rawat jalan
maupun rawat inap di semua fasilitas kesehatan dapat dilakukan atas inisitatif Apoteker,
rujukan dokter, keinginan pasien atau keluarganya. Pemberian konseling yang efektif
memerlukan kepercayaan pasien dan/atau keluarga terhadap Apoteker.
Visite
Pelayanan Swamedikasi
Pengkajian Resep dilakukan untuk menganalisa adanya masalah terkait Obat, bila ditemukan
masalah terkait Obat harus dikonsultasikan kepada dokter penulis Resep.
Dispensing sediaan steril termasuk Pencampuran Obat Suntik, Penanganan Sediaan Sitostatik
dan Penyiapan Nutrisi Parenteral.
Dispensing sediaan steril harus dilakukan di Instalasi Farmasi dengan teknik aseptik untuk
menjamin sterilitas dan stabilitas produk dan melindungi petugas dari paparan zat berbahaya
serta menghindari terjadinya kesalahan pemberian Obat.
Ketiga kegiatan diatas pada umumnya dilakukan berdasarkan order/permintaan dari penulis
resep yaitu tenaga medis baik dokter maupun dokter gigi.
Sedangkan kegiatan Pelayanan Informasi Obat, sejak dulu mmg sdh merupakan jenis
pelayana kefarmasian yg berdiri sendiri (UU 36/2009 pasal 108). Pelayanan Informasi Obat
(PIO) merupakan kegiatan penyediaan dan pemberian informasi, rekomendasi Obat yang
independen, akurat, tidak bias, terkini dan komprehensif yang dilakukan oleh Apoteker
kepada dokter, Apoteker, perawat, profesi kesehatan lainnya serta pasien dan pihak lain di
luar fasilitas pelayanan kesehatan tempat apoteker tersebut berpraktik.
Jadi menurut hemat saya, saat ini pelayanan kefarmasian itu sebenarnya terdiri dari 3
kelompok besar pelayanan yaitu:
Penutup
3.1 kesimpulan
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa resep, copy resep dan pelayanan
kefarmasian merupakan permintaan tertulis dari dokter pada apoteker untuk di berikan
pada pasien, Salinan tertulis dari suatu resep yang di tulis seorang apoteker yang
diberikan kepada pasien dan kegiatan terpadu untuk mengidentifikasi, mencegah dan
menyelesaikan masalah obat dan masalah yang berhubungan dengan kesehatan
Daftar pustaka
Wikipedia
Majalah farmasetika
Upk.kemenkes.go.id
M.rifqirohman.staf.ugm.ac.id
http://eprints.ums.ac.id/5122/1/K100050019.pdf