Assalamu’alaikum Wr.Wb
Dari sanalah semua kesuksesan ini berawal, semoga semua ini bisa
memberikan sedikit kebahagiaan dan menuntun pada langkah yang lebih baik lagi.
Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah ini dapat
lebih baik lagi. Semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Pendahuluan...................................................................................................1
1.3 Tujuan:............................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
3.1 Kesimpulan...................................................................................................17
3.2 Saran.............................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................18
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan
Resep dapat diartikan sbagai permintaan tertulis dari seorang dokter,
dokter gigi, dokter hewan yang diberi izin berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku kepada Apoteker Pengelola Apotek (APA) untuk
menyiapkan dan atau membuat, meracik serta menyerahkan obat kepada pasien.
Dokter hewan diberi izin untuk menulis resep dari segala macam obat
yang digunakan khusus untuk hewan.
Copy resep ialah salinan resep yang dibuat oleh apoteker atau apotek dan
memuat semua keterangan obat sesuai dengan resep yang asli.
1.3 Tujuan:
1. Agar mengetahui deskripsi umum resep
2. Agar mengetahui kelengkapan dalam resep
3. Agar mengetahui bahasa latin apa yang sering digunakan
4. Agar mengetahui mengerjakan resep
5. Agar mengetahui apa itu copy resep
1.4 Manfaat :
1. Untuk mahasiswa:
1. Salah satu tugas mata kuliah Farmasetika Dasar mahasiswa tingkat 1
Poltekkes Kemenkes Jakarta 2 terselesaikan
1
2. Mendapatkan pengetahuan/ wawasan mendalam tentang ‘Pemgenalan
Resep” sebagai langkah awal untuk mempelajari materi selanjutnya.
2. Untuk masyarakat:
Makalah yang kami buat ini diharapkan dapat memberikan informasi
kepada masyarakat mengenai resep-resep yang diberikan oleh apoteker dan
dokter agar masyarakat dapat lebih mengenal dan memahami resep.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
berwenang menurut perundang-undangan yang berlaku. (contohnya petugas
pengadilan bila diperlukan untuk suatu perkara).
4
Tanda tangan atau paraf APA
Tanda det atau detur untuk obat yang sudah diserahkan; tanda nedet
atau nedetur untuk obat yang belum diserahkan
Nomor resep dan tanggal peresepan
5
menyatakannya secara tertulis atau membubuhkan tanda tangan yang
lazim di atas resep).
Apabila apoteker menganggap pada resep terdapat kekeliruan yang
berbahaya dan tidak dapat menghubungi dokter penulis resep, penyerahan
obat dapat ditunda.
Resep dokter hewan hanya ditujukan untuk penggunaan pada hewan.
Dokter gigi diberi izin untuk menulis segala macam obat dengan cara
parenteral (injeksi) atau cara-cara pemakaian lain, khusus untuk mengobati
penyakit gigi dan mulut.
Untuk penderita yang memerlukan pengobatan segera, dokter dapat
memberikan tanda ” cito/statim/urgent (segera), P I M/periculum in mora
(berbahaya bila ditunda)” pada bagian kanan resep, dan harus didahulukan
dalam pelayanannya.
Resep p.p /pro paupere (resep untuk orang miskin), dimaksud agar apotek
dapat meringankan harga obat atau bila dapat diberi gratis.
Pada resep asli yang diberi tanda ”n.i”/ne iteratur (tidak boleh diulang),
maka apotek tidak boleh mengulangi penyerahan obat atas resep yang
sama
Resep yang mengandung narkotika :
harus ditulis tersendiri
tidak boleh ada iterasi (ulangan)
dituliskan nama pasien, tidak boleh m.i/mihi ipsi atau u.p/usus propius
(untuk pemakaian sendiri)
alamat pasien ditulis dengan jelas
aturan pakai (signa) ditulis dengan jelas, tidak boleh ditulis s.u.c /signa
usus cognitus (sudah tahu aturan pakai)
6
Resep/salinan resep harus dirahasiakan.
Resep/salinan resep hanya boleh diperlihatkan kepada dokter penulis resep
atau yang merawat penderita, penderita yang bersangkutan, petugas
kesehatan atau petugas lain yang berwenang menurut peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
3. Ketentuan apoteker
Apoteker = sarjana farmasi yang telah lulus dan telah mengucapkan
sumpah jabatan apoteker, mereka yang berdasarkan peraturan per-UU
yang berlaku berhak melakukan pekerjaan kefarmasian di Indonesia
sebagai apoteker.
Apoteker pengelola apotek (APA) = apoteker yang telah diberi Surat Izin
Apotek (SIA=surat izin yang diberikan oleh Menteri kepada apoteker atau
apoteker bekerja sama dengan pemilik sarana untuk menyelenggarakan
apotek di suatu tempat tertentu).
Apoteker pendamping = apoteker yang bekerja di apotek disamping APA
dan/atau menggantikannya pada jam-jam tertentu pada hari buka apotek.
Apoteker supervisor = apoteker yang menggantikan APA selama APA
tersebut tidak berada di tempat lebih dari satu hari sampai tiga bulan
secara terus-menerus, telah memiliki surat ijin pengelola apotek dan dapat
berupa APA pada salah satu apotek lain.
Apoteker pengganti = apoteker yang menggantikan APA selama APA
tersebut tidak berada di tempat lebih dari tiga bulan secara terus-menerus,
telah memiliki Surat Iin Kerja dan tidak bertindak sebagai APA di apotek
lain.
7
Corrigens dapat kita bedakan sebagai berikut :
a. Corrigens digunakan untuk memperbaiki kerja zat
Actionis, berkhasiat utama.
Contohnya pulvis doveri terdiri dari kalii sulfas,
ipecacuanhae radix, dan opii pulvis. Opii pulvis
sebagai zat berkhasiat utama menyebabkan
orang sukar buang air besar, karena itu diberi
kalii sulfas sebagai pencahar sekaligus
memperbaiki kerja opii pulvis tsb.
b. Corrigens Odoris, digunakan untuk memperbaiki bau dari obat.
Contohnya oleum Cinnamommi dalam emulsi
minyak ikan.
c. Corrigens digunakan untuk memperbaiki rasa obat.
Saporis, Contohnya saccharosa atau sirupus simplex
untuk obat - obatan yang pahit rasanya.
d. Corrigens digunakan untuk memperbaiki warna obat .
Coloris, Contohnya obat untuk anak diberi warna merah
agar menarik untuk diminum.
e. Corrigens digunakan untuk memperbaiki kelarutan dari
Solubilis, obat utama. Contohnya Iodium dapat mudah
larut dalam larutan pekat KI / NaI
4. Constituens / Vehiculum / Exipiens, merupakan zat tambahan atau bahan
obat yang bersifat netral dan dipakai sebagai bahan pengisi dan pemberi
bentuk, sehingga menjadi obat yang cocok.
8
3. Obat yang berlainan warna diaduk bersamaan agar tampak bahwa
serbuk sudah merata
4. Obat yang jumlahnya sedikit dimasukkan terlebih dahulu (setelah
dilapisi bahan tambahan)
5. Obat yang volumenya kecil dimasukka terlebih dahulu.
b) Kapsul
Dengan tangan
Dengan alat bukan mesin
Dengan mesin
Sediaan setengah padat
9
Penggunaan Etiket atau Label sesuai dengan bentuk yang diminta
Etiket putih
Etiket biru
Kocok dahulu
Tidak boleh diulang tanpa resep dokter
10
(khususnya Dir Jen. POM) yang ditetapkan sebagai obat yang tidak boleh
diulang tanpa resep baru dari dokter.
11
- penyakit yang diderita tidak jelas atau tidak sesuai dengan
indikasi obat.
- dokter penulis resep bukan dokter yang terutama menangani
penyakit yang disebutkan.
- Isi/obat dalam resep tidak rasional (ex. untuk psikotropika tertentu
ditulis dalam jumlah sangat banyak)
- Resep yang dibawa berupa salinan resep, sedangkan resep aslinya
tidak disimpan oleh apotek yang bersangkutan.
Perlu diwaspadai juga jenis obat lain yang sering disalahgunakan, ex.
CTM, DMP.
2. Pelayanan resep oleh bidan
Menurut Permenkes No.922 th 1993, Kepmenkes No. 1332 th 2002
(Ketentuan dan tata cara pemberian izin apotek) dan Kepmenkes
No.1027 th 2004 (Standar pelayanan kefarmasian di apotek), resep
adalah permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi, dan dokter hewan
kepada apoteker (APA) untuk menyediakan dan menyerahkan obat
bagi penderita/pasien sesuai per-UU yang berlaku.
Menurut Kepmenkes No.900 th 2000 (Registrasi dan praktek bidan),
bidan boleh menuliskan permintaan kepada apoteker tentang
kebutuhan obat tertentu untuk pasien dengan menggunakan lembaran
permintaan obat.
3. Keterangan gambar :
1. Sebuah Resep yang Lengkap diantaranya Harus Mencantumkan
Nama Dokter dan Alamat Prakteknya, seperti terlihat dibagian atas
Resep ini.
2. Harus menyertakan Tanda R/ di resepnya. Tanda R/ ini singkatan
dari Bahasa Latin yakni Recipe artinya Ambilah.
3. Di bagian R/ yang pertama terlihat ada beberapa obat dalam satu R/.
Sudah bisa ditebak, bahwa Obat ini akan diracik. Obat yang terdapat
didalam R/ yang pertama terdiri dari : CTM, Efedrin, Aminophyline,
Laktas Calsium, Glyceril guaicolate. Jumlah Miligram (mg) atau
Tablet (tab) disamping obat, adalah jumlah obat yang dibutuhkan.
12
4. Masih diresep R/ pertama, ada perintah Cara Pembuatan dengan
kata-kata seperti ini : ” m.f. pulv. dtd No. XC da in caps”. Ini adalah
singkatan dalam Bahasa Latin yakni “Misce Fac Pulvis Da Tales
Dosis Numero XC, Da In Capsule”.
m.f = Misce Fac = Buatlah
pulv = Pulvis = Serbuk
dtd = Da Tales Dosis = Sesuai Dosis
No. XC = Nomero XC = Banyaknya 90
da in caps = Da In Capsule = Buat dalam bentuk Kapsul
5. Masih di R/ yang pertama. Tertulis “S. 3 dd caps I”. Ini dapat
diartikan : Signa Tre De Die Capsule Uno. Artinya : Tandailah 3
Kali Sehari Satu Kapsul.
6. Beralih di R/ yang kedua. Tertulis “Salbutamol 2mg tab No VL”.
Artinya : Obat Salbutamol 2mg Berbentuk Tablet Sebanyak 45
Tablet. Setelah itu tertulis juga : “S. 3 dd ½”, artinya “Pakailah
Salbutamol 2mg itu, 3 kali sehari 1/2 Tablet sekali minumnya”
7. Beralih ke R/ yang ke tiga. Tertulis “Interhistin tab No XXX”. Sama
dengan R/ yang kedua, Obat Interhistin diminta sejumlah 30 tablet.
Dan dibawahnya tertulis aturan pakainya : “S. 2 dd 1″, artinya
Minumlah 2 Kali sehari masing-masing 1 tablet.
8. Masuk ke R/ ke empat. Disana tertulis “OBH Syr fl. I”. Bahasa
latinnya : “OBH Sirup Flesh Uno”. Artinya : “OBH Sirup sebanyak
1 Botol. Dibawahnya tertulis aturan pakai nya “S. 3 dd C I”. Bahasa
Latinnya : “Signa Thre De Die Cochlear Uno”. Artinya : “Minum
OBH Sirup 3 Kali Sehari Satu Sendok Makan”.
9. Setelah pembahasan semua jumlah obat, tidak kalah pentingnya,
bahwa Nama Pasien, Umur dan Alamat. Jangan terima jika resep
bila Nama Pasien Anda tidak jelas atau lengkap (Bagi Petugas
Apotek).
10. No. RM = Nomer Rekam Medik. Artinya Pasien Tn Sodikin sedang
menjalani Rawat Inap di RSAL Mintohardjo.
*Resep untuk pengobat segera*
13
Untuk penderita yang memerlukan pengobatan segera dokter
dapat memberi tanda :
- Cito : segera
- Urgent : penting
- Statim : penting
- P.I.M : Periculum In Mora = berbahaya bila ditunda.
Pada bagian atas kanan resep, apoteker harus mendahulukan
pelayanan resep ini termasuk resep antidotum. Bila dokter ingin agar
resepnya dapat diulang, maka dalam resep ditulis Iteratie. Dan ditulis
berapa kali resep boleh diulang. Misalkan iteratie 3 X, artinya resep
dapat dilayani 1 + 3 kali ulangan = 4 X . Untuk resep yang
mengandung narkotika, tidak dapat ditulis iteratie tetapi selalu
dengan resep baru.
14
c.) Resep atau salinan resep hanya boleh diperlihatkan kepada dokter
penulis resep atau merawat penderita, penderita bersangkutan, petugas
kesehatan atau petugas lain yang berwenang menurut undang-undang
yang berlaku.
15
o Dokternya menghendaki obatnya boleh diulang (iter = iteratur).
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Resep adalah permintaan tertulis kepada Apoteker Pengelola Apotek
(APA) untuk menyediakan dan menyerahkan obat bagi penderita dari dokter,
dokter gigi, atau dokter hewan yang diberi izin berdasarkan peraturan perundang-
undangan. Resep harus memiliki komponen Inscriptio,Invocatio,Praescriptio/
Ordinatio ,Signatura, Subscriptio. Copy resep atau turunan resep adalah salinan
resep yang dibuat oleh apoteker atau apotek. Salinan resep hanya boleh
diperlihatkan kepada dokter penulis atau yang merawat penderita-penderita
sendiri dan petugas kesehatan atau petugas lain yang berwenang menurut
perundang-undangan.
Didalam resep, seorang calon apoteker tidak hanya mampu membuat obat
sesuai prosedur namun juga harus mampu menjelaskan obat kepada pasien serta
menyimpan resep tersebut dengan aman agar tidak disalahgunakan oleh orang
yang tidak bertanggung jawab.
3.2 Saran
Setelah kita tahu pengenalan resep maka kita harus bijak dalam menelaah
serta memahami resep. Jika resep disalahgunkan oleh oknum tidak
bertanggungjawab akan merugikan diri sendiri dan orang-orang sekitar.
17
DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.com/search?q=ressp+dokter&oq=ressp+dokter&aqs=chrome..69i5
7.3796j0j7&client=ms-android-asus-tpin&sourceid=chrome-mobile&ie=UTF-8
(Diakses tanggal 28 Agustus 2019)
https://www.google.com/search?safe=strict&client=ms-android-asus-
tpin&ei=6g9xXcz7Ipb-9QP-zrXwAw&q=memahami+resep+dokter(Diakses
tanggal 28 Agustus 2019)
http://ayofarmasiayofarmasi.blogspot.com/2015/11/singkatan-latin-dan-pengertian-
resep.html?m=1 (Diakses tanggal 28 Agustus 2019)
Buku kelas X SMK ILMU RESEP DI CETAK OLEH CV. KARYA AGUNG
18