Anda di halaman 1dari 20

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Alhamdulillah hirabbil’alamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi


sedikit sekali yang kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru
sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada
terkira besarnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul
“PERNGERTIAN RESEP”.

Dalam penyusunannya, penulis memperoleh banyak bantuan dari berbagai


pihak karena itu penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada
kedua orang tua dan Bu Gloria selaku Dosen teori Farmasetika dasar tingkat 1
yang telah memberikan dukungan, dan kepercayaan yang begitu besar.

Dari sanalah semua kesuksesan ini berawal, semoga semua ini bisa
memberikan sedikit kebahagiaan dan menuntun pada langkah yang lebih baik lagi.
Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah ini dapat
lebih baik lagi. Semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.

Jakarta, 27 Agustus 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

1.1 Pendahuluan...................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah:.........................................................................................1

1.3 Tujuan:............................................................................................................1

1.4 Manfaat :.........................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3

2.1 Definisi resep dan copy resep.........................................................................3

2.2 Bagian-bagian dari resep dan copy resep.......................................................4

2.3 Ketentuan resep, copy resep, dan apoteker....................................................5

2.4 Komponen resep menurut fungsinya..............................................................7

2.5 Cara Mengerjakan Resep................................................................................8

2.6 Penyimpanan resep dan copy resep..............................................................10

2. 7 Pelayanan apotek terhadap resep.................................................................11

2.8 Permasalahan terkait dengan resep di apotek...............................................11

2.1 Aturan pengulangan copy resep..............................................................14

2.9 Bahaya pengulangan copy resep..................................................................15

BAB III PENUTUP................................................................................................17

3.1 Kesimpulan...................................................................................................17

3.2 Saran.............................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................18

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Pendahuluan
Resep dapat diartikan sbagai permintaan tertulis dari seorang dokter,
dokter gigi, dokter hewan yang diberi izin berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku kepada Apoteker Pengelola Apotek (APA) untuk
menyiapkan dan atau membuat, meracik serta menyerahkan obat kepada pasien.

Dokter hewan diberi izin untuk menulis resep dari segala macam obat
yang digunakan khusus untuk hewan.

Copy resep ialah salinan resep yang dibuat oleh apoteker atau apotek dan
memuat semua keterangan obat sesuai dengan resep yang asli.

1.2 Rumusan Masalah:


1. Apa yang dimaksud dengan resep?
2. Apa saja kelengkapan resep?
3. Apa saja bahasa latin yang biasa digunakan dalam resep?
4. Bagaimana cara mengerjakan resep ?
5. Apa itu copy resep?

1.3 Tujuan:
1. Agar mengetahui deskripsi umum resep
2. Agar mengetahui kelengkapan dalam resep
3. Agar mengetahui bahasa latin apa yang sering digunakan
4. Agar mengetahui mengerjakan resep
5. Agar mengetahui apa itu copy resep

1.4 Manfaat :
1. Untuk mahasiswa:
1. Salah satu tugas mata kuliah Farmasetika Dasar mahasiswa tingkat 1
Poltekkes Kemenkes Jakarta 2 terselesaikan

1
2. Mendapatkan pengetahuan/ wawasan mendalam tentang ‘Pemgenalan
Resep” sebagai langkah awal untuk mempelajari materi selanjutnya.

2. Untuk masyarakat:
Makalah yang kami buat ini diharapkan dapat memberikan informasi
kepada masyarakat mengenai resep-resep yang diberikan oleh apoteker dan
dokter agar masyarakat dapat lebih mengenal dan memahami resep.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Resep dan Copy Resep


Resep adalah permintaan tertulis kepada Apoteker Pengelola Apotek
(APA) untuk menyediakan dan menyerahkan obat bagi penderita dari dokter,
dokter gigi, atau dokter hewan yang diberi izin berdasarkan peraturan perundang-
undangan. Umumnya resep ditulis dalam bahasa latin. Jika tidak jelas atau tidak
lengkap, apoteker harus menanyakan kepada dokter penulis resep tersebut. Resep
ditulis dalam bahasa latin:
 Bahasa universal, bahasa mati, bahasa medical science
 Menjaga kerahasiaan
 Menyamakan persepsi (dokter dan apoteker)
Resep asli tidak boleh diberikan setelah obatnya diambil oleh pasien,
hanya dapat diberikan copy resep atau salinan resep. Resep asli tersebut harus
disimpan di apotek dan tidak boleh diperlihatkan kepada orang lain kecuali
diminta oleh:
1. Dokter yang menulisnya atau yang merawatnya.
2. Pasien yang bersangkutan.
3. Pegawai (kepolisian, kehakiman, kesehatan) yang ditugaskan untuk
memeriksa, serta
4. Yayasan atau lembaga lain yang menggung biaya pasien.
Copy resep atau turunan resep adalah salinan resep yang dibuat oleh apoteker
atau apotek. Selain memuat semua keterangan obat yang terdapat pada resep asli.
Istilah lain dari copy resep adalah apograph, exemplum, afschrtif. Apabila
Apoteker Pengelola Apoteker berhalangan melakukan tugasnya, penandatanganan
atau pencantuman paraf pada salinan resep yang dimaksud atas dilakukan oleh
Apoteker Pendamping atau Apoteker Pengganti dengan mencantumkan nama
terang dan status yang bersangkutan.
Salinan resep hanya boleh diperlihatkan kepada dokter penulis atau yang
merawat penderita-penderita sendiri dan petugas kesehatan atau petugas lain yang

3
berwenang menurut perundang-undangan yang berlaku. (contohnya petugas
pengadilan bila diperlukan untuk suatu perkara).

2.2 Bagian-bagian dari resep dan copy resep


1) Resep harus memuat :
 Inscriptio : Tanggal dan Tempat ditulisya resep
 Invocatio : Tanda buka penulisan resep dengan tanda R/
 Praescriptio/ Ordinatio : Nama obat, jumlahnya dan bentuk yang akan
dibuat
 Signatura : Aturan pakai dari oba yang ditulis dan nama pasien
 Subscriptio : Paraf/Tanda tangan Dokter yang menulis resep

2) Salinan resep memuat :


 Semua keterangan yang terdapat dalam resep asli
 Nama dan alamat apotek
 Nama dan nomor Surat izin pengelolaan apotek

4
 Tanda tangan atau paraf APA
 Tanda det atau detur untuk obat yang sudah diserahkan; tanda nedet
atau nedetur untuk obat yang belum diserahkan
 Nomor resep dan tanggal peresepan

2.3 Ketentuan resep, copy resep, dan apoteker


1. Ketentuan resep
 Resep harus ditulis dengan jelas dan lengkap.
 Apabila resep tidak dapat dibaca dengan jelas atau tidak lengkap, apoteker
wajib menanyakan kepada penulis resep.
 Apabila apoteker menganggap bahwa dalam resep terdapat kekeliruan atau
penulisan resep yang tidak tepat, apoteker harus memberitahukan kepada
dokter penulis resep.
 Apabila dokter penulis resep tetap pada pendiriannya, tanggung jawab
sepenuhnya dipikul oleh dokter yang bersangkutan (dokter wajib

5
menyatakannya secara tertulis atau membubuhkan tanda tangan yang
lazim di atas resep).
 Apabila apoteker menganggap pada resep terdapat kekeliruan yang
berbahaya dan tidak dapat menghubungi dokter penulis resep, penyerahan
obat dapat ditunda.
 Resep dokter hewan hanya ditujukan untuk penggunaan pada hewan.
 Dokter gigi diberi izin untuk menulis segala macam obat dengan cara
parenteral (injeksi) atau cara-cara pemakaian lain, khusus untuk mengobati
penyakit gigi dan mulut.
 Untuk penderita yang memerlukan pengobatan segera, dokter dapat
memberikan tanda ” cito/statim/urgent (segera), P I M/periculum in mora
(berbahaya bila ditunda)” pada bagian kanan resep, dan harus didahulukan
dalam pelayanannya.
 Resep p.p /pro paupere (resep untuk orang miskin), dimaksud agar apotek
dapat meringankan harga obat atau bila dapat diberi gratis.
 Pada resep asli yang diberi tanda ”n.i”/ne iteratur (tidak boleh diulang),
maka apotek tidak boleh mengulangi penyerahan obat atas resep yang
sama
 Resep yang mengandung narkotika :
 harus ditulis tersendiri
 tidak boleh ada iterasi (ulangan)
 dituliskan nama pasien, tidak boleh m.i/mihi ipsi atau u.p/usus propius
(untuk pemakaian sendiri)
 alamat pasien ditulis dengan jelas
 aturan pakai (signa) ditulis dengan jelas, tidak boleh ditulis s.u.c /signa
usus cognitus (sudah tahu aturan pakai)

2. ketentuan copy resep


 Salinan resep harus ditandatangani oleh APA (bila tidak ada dilakukan
oleh apoteker pendamping, asisten apoteker kepala, apoteker supervisor
atau apoteker pengganti dengan mencantumkan nama terang dan status
yang bersangkutan).

6
 Resep/salinan resep harus dirahasiakan.
 Resep/salinan resep hanya boleh diperlihatkan kepada dokter penulis resep
atau yang merawat penderita, penderita yang bersangkutan, petugas
kesehatan atau petugas lain yang berwenang menurut peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

3. Ketentuan apoteker
 Apoteker = sarjana farmasi yang telah lulus dan telah mengucapkan
sumpah jabatan apoteker, mereka yang berdasarkan peraturan per-UU
yang berlaku berhak melakukan pekerjaan kefarmasian di Indonesia
sebagai apoteker.
 Apoteker pengelola apotek (APA) = apoteker yang telah diberi Surat Izin
Apotek (SIA=surat izin yang diberikan oleh Menteri kepada apoteker atau
apoteker bekerja sama dengan pemilik sarana untuk menyelenggarakan
apotek di suatu tempat tertentu).
 Apoteker pendamping = apoteker yang bekerja di apotek disamping APA
dan/atau menggantikannya pada jam-jam tertentu pada hari buka apotek.
 Apoteker supervisor = apoteker yang menggantikan APA selama APA
tersebut tidak berada di tempat lebih dari satu hari sampai tiga bulan
secara terus-menerus, telah memiliki surat ijin pengelola apotek dan dapat
berupa APA pada salah satu apotek lain.
 Apoteker pengganti = apoteker yang menggantikan APA selama APA
tersebut tidak berada di tempat lebih dari tiga bulan secara terus-menerus,
telah memiliki Surat Iin Kerja dan tidak bertindak sebagai APA di apotek
lain.

2.4 Komponen resep menurut fungsinya


Menurut fungsi bahan obatnya, komponen resep terbagi atas:
1. Remidium Cardinal, adalah bahan atau obat yang berkhasiat utama
2. Remidium Ajuvans, adalah bahan atau obat yang menunjang bekerjanya
bahan obat utama
3. Corrigens, adalah zat tambahan yang digunakan untuk memperbaiki
warna, rasa dan bau dari obat utama.

7
Corrigens dapat kita bedakan sebagai berikut :
a. Corrigens digunakan untuk memperbaiki kerja zat
Actionis, berkhasiat utama.
Contohnya pulvis doveri terdiri dari kalii sulfas,
ipecacuanhae radix, dan opii pulvis. Opii pulvis
sebagai zat berkhasiat utama menyebabkan
orang sukar buang air besar, karena itu diberi
kalii sulfas sebagai pencahar sekaligus
memperbaiki kerja opii pulvis tsb.
b. Corrigens Odoris, digunakan untuk memperbaiki bau dari obat.
Contohnya oleum Cinnamommi dalam emulsi
minyak ikan.
c. Corrigens digunakan untuk memperbaiki rasa obat.
Saporis, Contohnya saccharosa atau sirupus simplex
untuk obat - obatan yang pahit rasanya.
d. Corrigens digunakan untuk memperbaiki warna obat .
Coloris, Contohnya obat untuk anak diberi warna merah
agar menarik untuk diminum.
e. Corrigens digunakan untuk memperbaiki kelarutan dari
Solubilis, obat utama. Contohnya Iodium dapat mudah
larut dalam larutan pekat KI / NaI
4. Constituens / Vehiculum / Exipiens, merupakan zat tambahan atau bahan
obat yang bersifat netral dan dipakai sebagai bahan pengisi dan pemberi
bentuk, sehingga menjadi obat yang cocok.

2.5 Cara Mengerjakan Resep


a) Serbuk

Pembuatan serbuk pada umunya :

1. Obat yang berbentuk Kristal/ bongkahan besarhendakny digerus


sampai halus
2. Obat yang berkhasiat kers dan jumlahnya sedikit dicampur dengan zat
penambah dalam mortar

8
3. Obat yang berlainan warna diaduk bersamaan agar tampak bahwa
serbuk sudah merata
4. Obat yang jumlahnya sedikit dimasukkan terlebih dahulu (setelah
dilapisi bahan tambahan)
5. Obat yang volumenya kecil dimasukka terlebih dahulu.

b) Kapsul

Ada 3 cara pengisian kapsul yaitu:

 Dengan tangan
 Dengan alat bukan mesin
 Dengan mesin
 Sediaan setengah padat

Ketentuan umum cara pembuatan salep :

 Peraturan salep 1 : zat yang dapat larut dalam campuran lemak


dilarutkan kedalamnya, jika perlu dilakukan pemanasan
 Peraaturan salep 2 : bahan-bahan yang dapat larut dalam air, jika tidak
ada peraturan-peraturan lain dilarutkan terlebih dahlu, asalkan air yang
digunakan dapat diserap seluruhnya oleh basis salep jumlah air yang
dipakai dikurangu dari basis salep.
 Peraturan salep 3 : bahan yang sukar atau hanya sebagian dapat larut
dalam lemak dan air, harus disebuk dahulu kemudian diayak dengan
pengayak B40.
 Peratura salep 4 : salep-salep yag dibuat dengan jalan mencairkan,
campurannya harus digerus sampai dingin.

Sediaan larutan (Soulutio Non Steril)

 Bahan yang larut dalam air, dilarutkan dalam air


 Bahan yag larut dalam pelarut organic
 Bahan yang tidak larut dalam air atau pelarut organic harus dibuat
suspense atau emulsi.

9
Penggunaan Etiket atau Label sesuai dengan bentuk yang diminta

Etiket dibedakan menjadi 2 berdasarkan warnanya

 Etiket putih
 Etiket biru

Tanda atau label lain yang diperlukan antara lain adalah :

 Kocok dahulu
 Tidak boleh diulang tanpa resep dokter

2.6 Penyimpanan resep dan copy resep


 Resep yang telah dikerjakan diatur menurut tanggal dan nomor urut
penerimaan resep dan harus disimpan minimal tiga tahun.
 Resep yang mengandung narkotika harus dipisahkan dari resep lainnya.
 Resep yang telah disimpan lebih dari tiga tahun dapat dimusnahkan
dengan cara dibakar atau dengan cara lain yang memadai oleh APA
bersama sekurang-kurangnya seorang petugas apotek, dan harus dibuat
berita acara pemusnahan.
 Apoteker Pengelola Apotik mengatur resep yang telah dikerjakan menurut
urutan tanggal dan nomor urut penerimaan resep. Resep harus disimpan
sekurang-kurangnya selama 3 tahun. Resep yang mengandung narkotika
harus dipisahkan dari resep lainnya.Resep yang disimpan melebihi jangka
3 tahun dapat dimusnahkan.
 Pemusnahan resep dilakukan dengan cara dibakar atau dengan cara lain
yang memadai oleh Apoteker Pengelola Apotik bersama-sama dengan
sekurang-kurangnya seorang petugas apotik. Pada pemusnahan resep harus
dibuat berita acara pemusnahan sesuai dengan bentuk yang telah
ditentukan, rangkap 4 dan ditanda-tangani oleh APA bersama dengan
sekurang-kurangnya seorang petugas apotik.
 Apoteker tidak dibenarkan mengulangi penyerahan obat atas dasar resep
yang sama apabila pada resep aslinya tercantum tanda n.i. ( ne iteratur =
tidak boleh diulang) atau obat narkotika atau obat lain yang oleh Menkes

10
(khususnya Dir Jen. POM) yang ditetapkan sebagai obat yang tidak boleh
diulang tanpa resep baru dari dokter.

2. 7 Pelayanan apotek terhadap resep


 Apotek wajib melayani resep dari dokter, dokter gigi, dan dokter hewan.
 Pelayanan resep sepenuhnya atas tanggung jawab APA.
 Apoteker wajib melayani resep sesuai dengan tanggung jawab dan
keahlian profesinya yang dilandasi pada kepentingan masyarakat.
 Apoteker tidak diizinkan mengganti obat generik yang ditulis di dalam
resep dengan obat paten.
 Bila pasien tidak mampu menebus obat yang tertulis di dalam resep,
apoteker wajib berkonsultasi dengan dokter untuk pemilihan obat yang
lebih tepat.
 Apotek dapat melakukan pembuatan, pengubahan bentuk, peracikan obat
dan bahan obat untuk pelayanan resep dokter, dokter gigi dan dokter
hewan.
 Apotek dapat melakukan pembuatan, pengubahan bentuk, peracikan obat
dan bahan obat untuk pelayanan langsung tanpa resep khusus untuk obat
bebas dan bebas terbatas.
 Apotek dapat melakukan pembuatan, pengubahan bentuk, peracikan obat
dan bahan obat untuk pelayanan lain sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan yang berlaku.

2.8 Permasalahan terkait dengan resep di apotek


1. Resep palsu
 Sering dilakukan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab,
terutama para pengguna narkotika dan psikotropika.
 Beberapa ciri resep berisi narkotika/psikotropika palsu :
- pasien/pembawa resep terlihat ragu-ragu/tidak percaya diri ketika
menyerahkan resep.
- perilaku pasien/pembawa resep menunjukkan ciri pengguna
narkotika/psikotropika (ex. dari mulut pasien keluar aroma
alkohol, mata merah dan pandangan tidak fokus).

11
- penyakit yang diderita tidak jelas atau tidak sesuai dengan
indikasi obat.
- dokter penulis resep bukan dokter yang terutama menangani
penyakit yang disebutkan.
- Isi/obat dalam resep tidak rasional (ex. untuk psikotropika tertentu
ditulis dalam jumlah sangat banyak)
- Resep yang dibawa berupa salinan resep, sedangkan resep aslinya
tidak disimpan oleh apotek yang bersangkutan.
 Perlu diwaspadai juga jenis obat lain yang sering disalahgunakan, ex.
CTM, DMP.
2. Pelayanan resep oleh bidan
 Menurut Permenkes No.922 th 1993, Kepmenkes No. 1332 th 2002
(Ketentuan dan tata cara pemberian izin apotek) dan Kepmenkes
No.1027 th 2004 (Standar pelayanan kefarmasian di apotek), resep
adalah permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi, dan dokter hewan
kepada apoteker (APA) untuk menyediakan dan menyerahkan obat
bagi penderita/pasien sesuai per-UU yang berlaku.
 Menurut Kepmenkes No.900 th 2000 (Registrasi dan praktek bidan),
bidan boleh menuliskan permintaan kepada apoteker tentang
kebutuhan obat tertentu untuk pasien dengan menggunakan lembaran
permintaan obat.
3. Keterangan gambar :
1. Sebuah Resep yang Lengkap diantaranya Harus Mencantumkan
Nama Dokter dan Alamat Prakteknya, seperti terlihat dibagian atas
Resep ini.
2. Harus menyertakan Tanda R/ di resepnya. Tanda R/ ini singkatan
dari Bahasa Latin yakni Recipe artinya Ambilah.
3. Di bagian R/ yang pertama terlihat ada beberapa obat dalam satu R/.
Sudah bisa ditebak, bahwa Obat ini akan diracik. Obat yang terdapat
didalam R/ yang pertama terdiri dari : CTM, Efedrin, Aminophyline,
Laktas Calsium, Glyceril guaicolate. Jumlah Miligram (mg) atau
Tablet (tab) disamping obat, adalah jumlah obat yang dibutuhkan.

12
4. Masih diresep R/ pertama, ada perintah Cara Pembuatan dengan
kata-kata seperti ini : ” m.f. pulv. dtd No. XC da in caps”. Ini adalah
singkatan dalam Bahasa Latin yakni “Misce Fac Pulvis Da Tales
Dosis Numero XC, Da In Capsule”.
m.f = Misce Fac = Buatlah
pulv = Pulvis = Serbuk
dtd = Da Tales Dosis = Sesuai Dosis
No. XC = Nomero XC = Banyaknya 90
da in caps = Da In Capsule = Buat dalam bentuk Kapsul
5. Masih di R/ yang pertama. Tertulis “S. 3 dd caps I”. Ini dapat
diartikan : Signa Tre De Die Capsule Uno. Artinya : Tandailah 3
Kali Sehari Satu Kapsul.
6. Beralih di R/ yang kedua. Tertulis “Salbutamol 2mg tab No VL”.
Artinya : Obat Salbutamol 2mg Berbentuk Tablet Sebanyak 45
Tablet. Setelah itu tertulis juga : “S. 3 dd ½”, artinya “Pakailah
Salbutamol 2mg itu, 3 kali sehari 1/2 Tablet sekali minumnya”
7. Beralih ke R/ yang ke tiga. Tertulis “Interhistin tab No XXX”. Sama
dengan R/ yang kedua, Obat Interhistin diminta sejumlah 30 tablet.
Dan dibawahnya tertulis aturan pakainya : “S. 2 dd 1″, artinya
Minumlah 2 Kali sehari masing-masing 1 tablet.
8. Masuk ke R/ ke empat. Disana tertulis “OBH Syr fl. I”. Bahasa
latinnya : “OBH Sirup Flesh Uno”. Artinya : “OBH Sirup sebanyak
1 Botol. Dibawahnya tertulis aturan pakai nya “S. 3 dd C I”. Bahasa
Latinnya : “Signa Thre De Die Cochlear Uno”. Artinya : “Minum
OBH Sirup 3 Kali Sehari Satu Sendok Makan”.
9. Setelah pembahasan semua jumlah obat, tidak kalah pentingnya,
bahwa Nama Pasien, Umur dan Alamat. Jangan terima jika resep
bila Nama Pasien Anda tidak jelas atau lengkap (Bagi Petugas
Apotek).
10. No. RM = Nomer Rekam Medik. Artinya Pasien Tn Sodikin sedang
menjalani Rawat Inap di RSAL Mintohardjo.
*Resep untuk pengobat segera*

13
Untuk penderita yang memerlukan pengobatan segera dokter
dapat memberi tanda :
- Cito : segera
- Urgent : penting
- Statim : penting
- P.I.M : Periculum In Mora = berbahaya bila ditunda.
Pada bagian atas kanan resep, apoteker harus mendahulukan
pelayanan resep ini termasuk resep antidotum. Bila dokter ingin agar
resepnya dapat diulang, maka dalam resep ditulis Iteratie. Dan ditulis
berapa kali resep boleh diulang. Misalkan iteratie 3 X, artinya resep
dapat dilayani 1 + 3 kali ulangan = 4 X . Untuk resep yang
mengandung narkotika, tidak dapat ditulis iteratie tetapi selalu
dengan resep baru.

4. Aturan pengulangan copy resep


 Pertama, copy resep yang mengandung obat bebas atau bebas
terbatas dapat diulang dengan ketentuan penderita memperoleh
informasi yang jelas, baik tertulis (dalam kemasan asli yang
dilengkapi brosur) maupun secara lisan dari apoteker.
 Kedua, copy resep yang telah diberikan seluruh obatnya dapat
berlaku lagi bila kopi tersebut telah diketahui dan disetujui kembali
oleh dokter yang berangkutan. Akan tetapi, hal ini sekarang jarang
terjadi.
 Ketiga, untuk resep yang mengandung narkotika, tidak boleh ada
tanda iter. Obat jenis ini selalu memerlukan resep baru, kecuali bila
baru diambil sebagian.

Dalam hal ini resep terdapat beberapa pengaturannya, sebagai berikut:


a.) Salinan resep harus ditanda tangani oleh apoteker
b.) Resep harus dirahasiakan dan disimpan di apotek dalam jangka
waktu 3 tahun

14
c.) Resep atau salinan resep hanya boleh diperlihatkan kepada dokter
penulis resep atau merawat penderita, penderita bersangkutan, petugas
kesehatan atau petugas lain yang berwenang menurut undang-undang
yang berlaku.

2.9 Bahaya pengulangan copy resep


 Sering mengulang copy resep yang mengandung kortikosteroid (misal
deksametason, prednison) dalam jangka waktu lama akan menimbulkan
full moon face. Wajah menjadi bulat, bengkak seperti bulan karena edema
akibat retensi natrium. Kortikosteroid deksametosan memang sering
disalahgunakan untuk menambah nafsu makan. Padahal, obat ini
sebenarnya untuk penyakit alergi, gatal-gatal kulit, asma, dll. Gemuknya
badan bukan karena deposit protein, melainkan karena air yang timbul dari
edema. Dampak lain adalah timbulnya penyakit mag karena sekresi asam
lambung meningkat dan timbulnya luka di lambung, keropos tulang, serta
hiperglikemia yang mirip diabetes mellitus.
 Pengulangan copy resep yang mengandung antibiotik tetrasiklin secara
terus menerus dapat menyebabkan kerusakan gigi pada anak-anak (gigis),
bercak-bercak hitam, dan nefrotoksik.
 Copy resep bahkan ada yang dipinjamkan kepada tetangga. Celakanya,
baru setelah dikonsumsi, ketahuan bahwa orang tersebut alergi terhadap
obat itu. Begitu dicek, ternyata obat tersebut adalah ampisilin (golongan
penisilin).
 Copy resep untuk anak kecil yang digunakan untuk kakaknya, tentu
kurang menyembuhkan. Sebaliknya, bila kopi resep si kakak yang
digunakan untuk mengobati si adik, bisa terjadi keracunan akibat
kelebihan dosis.
 Mengulang copy resep lama karena mengira cocok dengan keluhan pasien,
padahal ternyata penyakitnya berbeda.

Maka “copy” resep masih berlaku apabila:


o Obatnya belum diberikan sama sekali atau telah diberikan
sebagian.

15
o Dokternya menghendaki obatnya boleh diulang (iter = iteratur).

16
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Resep adalah permintaan tertulis kepada Apoteker Pengelola Apotek
(APA) untuk menyediakan dan menyerahkan obat bagi penderita dari dokter,
dokter gigi, atau dokter hewan yang diberi izin berdasarkan peraturan perundang-
undangan. Resep harus memiliki komponen Inscriptio,Invocatio,Praescriptio/
Ordinatio ,Signatura, Subscriptio. Copy resep atau turunan resep adalah salinan
resep yang dibuat oleh apoteker atau apotek. Salinan resep hanya boleh
diperlihatkan kepada dokter penulis atau yang merawat penderita-penderita
sendiri dan petugas kesehatan atau petugas lain yang berwenang menurut
perundang-undangan.

Didalam resep, seorang calon apoteker tidak hanya mampu membuat obat
sesuai prosedur namun juga harus mampu menjelaskan obat kepada pasien serta
menyimpan resep tersebut dengan aman agar tidak disalahgunakan oleh orang
yang tidak bertanggung jawab.

3.2 Saran
Setelah kita tahu pengenalan resep maka kita harus bijak dalam menelaah
serta memahami resep. Jika resep disalahgunkan oleh oknum tidak
bertanggungjawab akan merugikan diri sendiri dan orang-orang sekitar.

17
DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.com/search?q=ressp+dokter&oq=ressp+dokter&aqs=chrome..69i5
7.3796j0j7&client=ms-android-asus-tpin&sourceid=chrome-mobile&ie=UTF-8
(Diakses tanggal 28 Agustus 2019)

https://www.google.com/search?safe=strict&client=ms-android-asus-
tpin&ei=6g9xXcz7Ipb-9QP-zrXwAw&q=memahami+resep+dokter(Diakses
tanggal 28 Agustus 2019)

http://nurhikmaalbasir.blogspot.com/2012/09/definisi-resep.html?m=1 (Diakses tanggal


28 Agustus 2019)

http://ayofarmasiayofarmasi.blogspot.com/2015/11/singkatan-latin-dan-pengertian-
resep.html?m=1 (Diakses tanggal 28 Agustus 2019)

Buku kelas X SMK ILMU RESEP DI CETAK OLEH CV. KARYA AGUNG

18

Anda mungkin juga menyukai