Anda di halaman 1dari 51

SKRINING RESEP

Oleh :
Farrah Umainah Sineke (19340123)
APOTEKER 38 A

Dosen : Teodhora, M.Farm., Apt

PROFESI APOTEKER
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
JAKARTA SELATAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang maha
pengasih lagi maha penyayang, kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya,
yang telah melimpahkan anugerah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan laporan yang berjudul “Skrining Resep” ini.

Adapun makalah ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya
dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan
makalah ini. Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini.

Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa
dalam laporan ini ada kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi
lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka
selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran dan kritik kepada kami
sehingga kami dapat memperbaiki laporan ini dikemudian hari.

Akhirnya penyusun mengharapkan semoga laporan ini dapat diambil


hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inspirasi terhadap pembaca.

Jakarta, Mei 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG......................................................................................1
1.2 TUJUAN SKRINING.......................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................3
SKRINING RESEP..........................................................................................................3
2.1 RESEP NON RACIKAN.................................................................................3
2.1.1 RESEP 1....................................................................................................3
2.1.2 RESEP 2....................................................................................................7
2.1.3 RESEP 3..................................................................................................11
2.1.4 RESEP 4..................................................................................................14
2.1.5 RESEP 5..................................................................................................18
2.1.6 RESEP 6..................................................................................................22
2.1.7 RESEP 7..................................................................................................25
2.1.8 RESEP 8..................................................................................................30
2.1.9 RESEP 9..................................................................................................34
2.1.10 RESEP 10................................................................................................39
BAB III...........................................................................................................................43
PENUTUP.......................................................................................................................43
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................43
3.2 Saran...............................................................................................................43
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................44

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Penggunaan obat merupakan tindakan terapetik yang sangat penting


dalam pengelolaan penderita. Terapi dengan obat biasanya terwujudkan pada
penulisan suatu resep sebagai tindakan terakhir konsultasi penderita dengan
dokternya setelah seorang dokter melakukan anamnesis, diagnosis dan
prognosis penderita (Joenoes, 1994).
Dalam hal penulisan resep, terdapat titik--titik rawan yang harus
difahami baik oleh penulis resep (prescriber) maupun pembaca resep
(dispenser). Resep harus ditulis dengan jelas dan lengkap untuk menghindari
adanya salah persepsi diantara keduanya dalam "mengartikan sebuah resep".
Menurut Michelle R. Colien kegagalan komunikasi dan salah interpretasi
antara prescriber dengan dispenser merupakan salah satu faktor penyebab
timbulnya kesalahan medikasi (medication error) yang bisa berakibat fatal
bagi penderita (Cohen, 1999).
Dalam Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
1027/MENKES/SK/IX/2004 disebutkan bahwa pengertian medication error
adalah kejadian yang merugikan pasien, akibat pemakaian obat selama dalam
penanganan tenaga kesehatan, yang sebetulnya dapat dicegah. Kejadian
medication error dibagi dalam 4 fase, yaitu fase prescribing, fase
transcribing, fase dispensing dan fase administration oleh pasien. Medication
error pada fase prescribing adalah error yang terjadi pada fase penulisan
resep. Fase ini meliputi: obat yang diresepkan tidak tepat indikasi, tidak tepat
pasien atau kontraindikasi, tidak tepat obat atau ada obat yang tidak ada
indikasinya, tidak tepat dosis dan aturan pakai. Pada fase transcribing, error
terjadi pada saat pembacaan resep untuk proses dispensing, antara lain salah
membaca resep karena tulisan yang tidak jelas, misalnya Losec®(omeprazole)
dibaca Lasix®(furosemide), aturan pakai 2 kali sehari 1 tablet terbaca 3 kali
sehari 1 tablet. Salah dalam menterjemahkan order pembuatan resep dan
signature juga dapat terjadi pada fase ini. Error pada fase dispensing terjadi

1
pada saat penyiapan hingga penyerahan resep oleh petugas apotek. Salah satu
kemungkinan terjadinya error adalah salah dalam mengambil obat dari rak
penyimpanan karena kemasan atau nama obat yang mirip atau dapat pula
terjadi karena berdekatan letaknya. Selain itu, salah dalam menghitung jumlah
tablet yang akan diracik, ataupun salah dalam pemberian informasi.
Sedangkan error pada fase administration adalah error yang terjadi pada
proses penggunaan obat. Fase ini dapat melibatkan petugas apotek dan pasien
atau keluarganya. Error yang terjadi misalnya pasien salah menggunakan
supositoria yang seharusnya melalui dubur tapi dimakan dengan bubur, salah
waktu minum obatnya seharusnya 1 jam sebelum makan tetapi diminum
bersama makan.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Harjono dan Nuraini Farida
(1999) menunjukkan adanya berbagai penyimpangan dalam hal penulisan
resep, misalnya penulisan resep yang tidak lengkap (resep tanpa tanggal, tanpa
paraf dokter, tidak mencantumkan permintaan bentuk sediaan) serta penulisan
resep yang tidak jelas maupun sukar dibaca baik menyangkut nama, kekuatan
dan jumlah obat, bentuk, sediaan maupun aturan pakai.

1.2 TUJUAN SKRINING


1.2.1 Untuk mengetahui kelengkapan administrasi resep Apotek Kimia
Farma Blok M No.42 tahun 2020.
1.2.2 Untuk mengetahui kelengkapan farmasetik dan klinis resep pada
Apotek Kimia Farma Blok M No.42.
1.2.3 Untuk mengetahui bagian – bagian yang dapat menimbulkan
medication error dalam kelengkapan dan penulisan yang dilakukan oleh
dokter.

2
BAB II
SKRINING RESEP

2.1 RESEP NON RACIKAN

2.1.1 RESEP 1

OBAT
1 Atorvastatin 20mg =
No. XXX

2 Cavid D3 = No. XXX

3 Neurosanbe = No. XXX

4 Norvask 5mg = No. XXX

1) Administrarif (Kelengkapan Resep)


PADA RESEP
No URAIAN YA TIDAK

3
Inscription
Identitas dokter:
1. Nama dokter 
2. SIP dokter 
3. Alamat dokter 
4. Nomor telepon 
5. Tempat dan tanggal penulisan
resep 
Invocatio
6. Tanda resep diawal penulisan
resep (R/) 
Prescriptio/Ordonatio
7. Nama obat 
8. Kekuatan obat 
9. Jumlah obat 
Signatura
10 Nama pasien 
.
11 Jenis kelamin 
.
12 Umur pasien 
.
13 Berat badan 
.
14 Alamat pasien 
.
15 Aturan pakai obat 
.
16 Iter/tanda lain 
.
Subscriptio
17 Tanda tangan/paraf dokter 
.
Kesimpulan:
Resep tersebut lengkap / tidak lengkap.
Resep tidak lengkap karena tidak mencantumkan informasi sip dokter, berat
badan, umur, alamat pasien dan alamat dokter.
Cara pengatasan:
Berat badan, umur, dan alamat pasien dapat ditanyakan langsung kepada
pasien/keluarga

2) Kesesuaian Farmasetis
N Kriteria Permasalahan Pengatasan
o
1 Bentuk Sediaan - Sesuai
2 Dosis - Sesuai

4
3 Stabilitas  Pembahasan
4 Inkompatibilitas  Pembahasan
5 Cara dan lama  Pembahasan
pemberian

3) Pertimbangan Klinis
Permasalahan Pengatasan
Alergi -
Efek Samping Pembahasan
Interaksi -
Kesesuaian Dosis Pembahasan
Kesesuaian Durasi Pembahasan
Kesesuaian Jumlah Obat Pembahasan

4) Pembahasan Obat

1. ATORVASTATIN 20mg
Indikasi : Atorvastatin adalah obat yang digunakan untuk menurunkan
kolesterol jahat (LDL) dan trigliserida, serta meningkatkan jumlah
kolesterol baik (HDL) di dalam darah. Jika kolesterol dalam darah
tetap terjaga dalam nilai normal, maka akan menurunkan risiko stroke
dan serangan jantung.

ESO : Hidung tersumbat, sakit tenggorokan, nyeri sendi, nyeri bagian


lengan atau tungkai, diare.

Dosis : Atorvastatin untuk dewasa: Dosis awal adalah 10-20 mg,


sekali sehari. Dosis maksimal adalah 80 mg per hari. Atorvastatin
untuk anak ≤ 10thn 10 mg, sekali sehari. Jika diperlukan, dosis dapat
ditambah tiap 4 minggu hingga mencapai dosis maksimal sebesar 20
mg per hari.

2. CAVID D3
Indikasi : Suplemen kalsium yang dibutuhkan saat hamil dan
menyusui. Suplemen ini juga dapat digunakan untuk pencegahan
osteoporosis saat menopause.
ESO : Sakit kepala, pusing dan mual.
Dosis : Sehari sekali.

5
3. NEUROSANBE
Indikasi : Pengobatan berbagai kelainan pada sistem saraf tepi,
penderita pegal - pegal otot, kesemutan , kekurangan asam folat,
penyakit jantung, kolesterol tinggi, penyumbatan arteri, masalah
kognitif otak.
ESO : Edema paru, gagal jantung kongestif, polisitemia vera, diare,
gatal, perasaan bengkak di seluruh tubuh, disfungsi saraf, nyeri,
gelisah.
Dosis : Dewasa: 3 kali sehari, maksimal 4 kali sehari.

4. NORVASK 5mg
Indikasi : Norvask yang mengandung amlodipin adalah obat yang
digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi (hipertensi), aliran
darah berkurang (iskemia), nyeri dada (angina).
ESO : Sakit kepala, pusing, mengantuk, jantung berdebar, mual, sakit
perut, edema, kelelahan.
Dosis : Dewasa : Hipertensi dan angina ½ tablet per hari. Maksimal 1
tablet per hari. Anak dan remaja : 6 - 17thn 2,5 – 5mg per hari.
Tidak lebih dari ½ tablet sehari.

Dilihat pada resep ini yaitu dokter memberikan obat oral kolestrol
atorvastatin tablet + obat hipertensi norvask tablet + 2 macam vitamin
untuk diminum. Resep ini dibuat biasanya dilihat dari hasil
pemeriksaan tekanan darah ataupun dari hasil lab. Kolesterol sangat
berkaitan dengan hipertensi. Karena hipertensi dapat terjadi saat ada
tekanan pada pembuluh darah melebihi normal. Salah satu
penyebabnya adalah adanya penumpukan koleterol yang membuat
pembuluh darah menyempit. Disini Norvask akan membuat sel – sel
jantung dan pembuluh darah otot mengendur dan rileks sehingga
tekanan darah menurun. Atorvastatin akan menurunkan kadar
kolesterol dan vitamin neurosanbe agar pasien tidak merasakan kebas,

6
juga menjaga agar tidak kekurangan asam folat karena asam folat salah
satu vitamin dan mineral yang baik dalam menurunkan darah tinggi.
Cavid D3 yang mengandung kalsium juga diresepkan karena sebagai
vitamin dan mineral yang baik untuk penurunan darah tinggi.

2.1.2 RESEP 2

OBAT
1 Exforge 5/80 =
No. XXX

2 Neurobion Forte = No. XXX

3 Norvask 5mg = No. XXX

4 Lipitor 10mg = No. XXX

1) Administrarif (Kelengkapan Resep)


PADA RESEP
No URAIAN YA TIDAK
Inscription

7
Identitas dokter:
1. Nama dokter 
2. SIP dokter 
3. Alamat dokter 
4. Nomor telepon 
5. Tempat dan tanggal penulisan
resep 
Invocatio
6. Tanda resep diawal penulisan
resep (R/) 
Prescriptio/Ordonatio
7. Nama obat 
8. Kekuatan obat 
9. Jumlah obat 
Signatura
10 Nama pasien 
.
11 Jenis kelamin 
.
12 Umur pasien 
.
13 Berat badan 
.
14 Alamat pasien 
.
15 Aturan pakai obat 
.
16 Iter/tanda lain 
.
Subscriptio
17 Tanda tangan/paraf dokter 
.
Kesimpulan:
Resep tersebut lengkap / tidak lengkap.
Resep tidak lengkap karena tidak mencantumkan informasi sip dokter, alamat
dokter, berat badan, alamat pasien.
Cara pengatasan:
Berat badan, dan alamat pasien dapat ditanyakan langsung kepada
pasien/keluarga

2) Kesesuaian Farmasetis
N Kriteria Permasalahan Pengatasan
o
1 Bentuk Sediaan - Sesuai
2 Dosis - Sesuai
3 Stabilitas  Pembahasan

8
4 Inkompatibilitas  Pembahasan
5 Cara dan lama  Pembahasan
pemberian

3) Pertimbangan Klinis
Permasalahan Pengatasan
Alergi -
Efek Samping Pembahasan
Interaksi -
Kesesuaian Dosis Pembahasan
Kesesuaian Durasi Pembahasan
Kesesuaian Jumlah Obat Pembahasan

4) Pembahasan Obat

1. EXFORGE 5/80
Indikasi : Exforge (amlodipine/valsartan) yaitu obat hipertensi
essensial pada pasien dg tekanan darah yang tidak cukup dikendalikan
dengan terapi obat tunggal

ESO : Sakit kepala, kelelahan, pusing, mengantuk, mual, nyeri perut,


kuit memerah, palpitasi (jantung berdebar), somnolensi (kesadaran
menurun), edema perifer (penumpukan cairan di pergelangan kaki).
Dosis : Exforge dosisnya 1 kali sehari.

2. NEUROBION FORTE
Indikasi : Pengobatan pada kerusakan sel saraf dangan gejala
kesemutan (neuropati) atau karena kekurangan vitamin
neurotropik. Diindikasikan pula pada seseorang yang mengalami
gangguan penyerapan vitamin, dan dapat digunakan untuk
memberikan kebutuhan vitamin tambahan pada penderita kencing
manis, gangguan ginjal dan lansia.
ESO : Diare ringan, gatal-gatal, kemerahan (ruam)  pada kulit,
sakit kepala, pusing, mual dan muntah, reaksi alergi berat.
Dosis : Sekali sehari.

9
3. NORVASK 5mg
Indikasi : Norvask adalah obat yang digunakan untuk mengobati
tekanan darah tinggi (hipertensi), aliran darah berkurang (iskemia),
nyeri dada (angina).
ESO : Sakit kepala, pusing, mengantuk, jantung berdebar, mual, sakit
perut, edema, kelelahan.
Dosis : Dewasa : Hipertensi dan angina ½ tablet per hari. Maksimal 1
tablet per hari. Anak dan remaja : 6 - 17thn 2,5 – 5mg per hari.
Tidak lebih dari ½ tablet sehari.

4. LIPITOR 10mg
Indikasi : Lipitor (Atorvastatin) adalah obat yang digunakan untuk
menurunkan kolesterol jahat (LDL) dan trigliserida, serta
meningkatkan jumlah kolesterol baik (HDL) di dalam darah. Jika
kolesterol dalam darah tetap terjaga dalam nilai normal, maka akan
menurunkan risiko stroke dan serangan jantung.
ESO : Hidung tersumbat, sakit tenggorokan, nyeri sendi, nyeri bagian
lengan atau tungkai, diare.
Dosis : Atorvastatin untuk dewasa: Dosis awal adalah 10-20 mg,
sekali sehari. Dosis maksimal adalah 80 mg per hari. Atorvastatin
untuk anak ≤ 10thn 10 mg, sekali sehari. Jika diperlukan, dosis dapat
ditambah tiap 4 minggu hingga mencapai dosis maksimal sebesar 20
mg per hari.

Sama seperti resep 1, pasien pada resep ke- 2 ini diresepkan karena
didiagnosa kolesterol + hipertensi. Tapi pada resep ini juga
ditambahkan obat Exforge tablet yang mengandung dua kombinasi
obat yaitu amlodipin dan valsartan. Menurut saya diresep ini terjadi
duplikasi obat antara Exforge dan Norvask. Karena komposisi
Norvask tablet adalah amlodipin dan Exforge juga salah satu
kandungan obatnya adalah amlodipin.

10
2.1.3 RESEP 3

OBAT
1 Glucophage XR 500 =
No. LX

11
2 Glibenclamide = No. XXX

3 Acarbose = No. XXX

1) Administrarif (Kelengkapan Resep)


PADA RESEP
No URAIAN YA TIDAK
Inscription
Identitas dokter:
1. Nama dokter 
2. SIP dokter 
3. Alamat dokter 
4. Nomor telepon 
5. Tempat dan tanggal penulisan
resep 
Invocatio
6. Tanda resep diawal penulisan
resep (R/) 
Prescriptio/Ordonatio
7. Nama obat 
8. Kekuatan obat 
9. Jumlah obat 
Signatura
10 Nama pasien 

12
.
11 Jenis kelamin 
.
12 Umur pasien 
.
13 Berat badan 
.
14 Alamat pasien 
.
15 Aturan pakai obat 
.
16 Iter/tanda lain 
.
Subscriptio
17 Tanda tangan/paraf dokter 
.
Kesimpulan:
Resep tersebut lengkap / tidak lengkap.
Resep tidak lengkap karena tidak mencantumkan informasi sip dokter, berat
badan, alamat pasien dan alamat dokter.
Cara pengatasan:
Berat badan, dan alamat pasien dapat ditanyakan langsung kepada
pasien/keluarga

2) Kesesuaian Farmasetis
N Kriteria Permasalahan Pengatasan
o
1 Bentuk Sediaan - Sesuai
2 Dosis - Sesuai
3 Stabilitas  Pembahasan
4 Inkompatibilitas  Pembahasan
5 Cara dan lama  Pembahasan
pemberian

3) Pertimbangan Klinis
Permasalahan Pengatasan
Alergi -
Efek Samping Pembahasan
Interaksi -
Kesesuaian Dosis Pembahasan
Kesesuaian Durasi Pembahasan
Kesesuaian Jumlah Obat Pembahasan

4) Pembahasan Obat

13
1. GLUCOPHAGE XR 500
Indikasi : Glucophage mengandung metformin yang merupakan obat
diabetes.

ESO : Mual, muntah, diare, sakit perut, anoreksia, gangguan rasa dan
hepatitis.

Dosis : Dewasa : Awalnya 2-3x500 mg/hari, dapat ditingkatkan


bertahap menjadi 2000-3000 mg/hari.

2. GLIBENCLAMIDE
Indikasi : Glibenclamide merupakan obat anti diabetik golongan
sulfonilurea yang digunakan untuk mengendalikan tingginya
kadar glukosa (gula) dalam darah pada penderita diabetes tipe 2.
ESO : Mual, nyeri ulu hati, perut kenyang, kenaikan berat badan.
Dosis : Sekali sehari bersamaan dengan makan pagi.

3. ACARBOSE
Indikasi : Acarbose digunakan untuk mengontrol gula darah
tinggi pada penderita diabetes tipe 2. Mengontrol gula darah akan
membantu mencegah kebutaan, serangan jantung, disfungsi
seksual, kerusakan ginjal dan saraf. Acarbose bekerja dengan
memperlambat penyerapan karbohidrat dari makanan yang
dikonsumsi. Dengan begitu maka akan mengurangi kadar gula di
dalam darah.
ESO : Mual, muntah berat, hilang nafsu makan, mata/kulit menguning,
urin gelap, alergi berat.
Dosis : 3 kali sehari ketika makan suapan pertama.

Pada resep ke 3 ini dapat dilihat dokter memberikan terapi


kombinasi obat diabetes melitus (DM) Glucophage XR 500 +
Glibenclamide + Acarbose. Dilihat dari obat yang diberikan pada

14
pasien, pasien didiagnosa pada DM tipe 2, karena masih bisa diberikan
terapi antidiabetika oral. Pada pasien yang didiagnosa DM akan
dianjurkan juga untuk melakukan tes di lab untuk melihat kadar gula
dalam darah pasien.

2.1.4 RESEP 4

OBAT
1 Candesartan 8mg =
No. XXX

2 Amlodipin 10mg = No.


XXX

3 Lipitor 20mg = No. XXX

1) Administrarif (Kelengkapan Resep)


PADA RESEP
No URAIAN YA TIDAK
Inscription

15
Identitas dokter:
1. Nama dokter 
2. SIP dokter 
3. Alamat dokter 
4. Nomor telepon 
5. Tempat dan tanggal penulisan
resep 
Invocatio
6. Tanda resep diawal penulisan
resep (R/) 
Prescriptio/Ordonatio
7. Nama obat 
8. Kekuatan obat 
9. Jumlah obat 
Signatura
10 Nama pasien 
.
11 Jenis kelamin 
.
12 Umur pasien 
.
13 Berat badan 
.
14 Alamat pasien 
.
15 Aturan pakai obat 
.
16 Iter/tanda lain 
.
Subscriptio
17 Tanda tangan/paraf dokter 
.
Kesimpulan:
Resep tersebut lengkap / tidak lengkap.
Resep tidak lengkap karena tidak mencantumkan informasi sip dokter, alamat
dokter, berat badan, alamat pasien.
Cara pengatasan:
Berat badan, dan alamat pasien dapat ditanyakan langsung kepada
pasien/keluarga

2) Kesesuaian Farmasetis
N Kriteria Permasalahan Pengatasan
o
1 Bentuk Sediaan - Sesuai
2 Dosis - Sesuai
3 Stabilitas  Pembahasan

16
4 Inkompatibilitas  Pembahasan
5 Cara dan lama  Pembahasan
pemberian

3) Pertimbangan Klinis
Permasalahan Pengatasan
Alergi -
Efek Samping Pembahasan
Interaksi -
Kesesuaian Dosis Pembahasan
Kesesuaian Durasi Pembahasan
Kesesuaian Jumlah Obat Pembahasan

4) Pembahasan Obat

1. CANDESARTAN 8mg
Indikasi : Candesartan adalah obat penghambat reseptor angiotensin
II (ARB) yang bermanfaat untuk menurunkan tekanan darah.

ESO : Sakit kepala, kelelahan, pusing, sakit maag, mual, nyeri sendi,
nyeri punggung, edema perifer (penumpukan cairan di pergelangan
kaki).
Dosis : 8 mg per hari, dan dapat ditingkatkan sesuai respons tubuh
pasien
terhadap obat. Dosis maksimal adalah 32 mg per hari,
2. AMLODIPIN 10mg
Indikasi : Obat yang digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi
(hipertensi), aliran darah berkurang (iskemia), nyeri dada (angina).
ESO : Edema, sesak napas, pusing, jantung berdebar, kemerahan,
gusi berdarah, darah dalam urin/tinja, berkeringat dingin,
kesemutan, nyeri pada lengan, kaki dan punggung bawah.
Dosis : 5mg-10mg sehari.

3. LIPITOR 20mg
Indikasi : Lipitor (Atorvastatin) adalah obat yang digunakan untuk
menurunkan kolesterol jahat (LDL) dan trigliserida, serta

17
meningkatkan jumlah kolesterol baik (HDL) di dalam darah. Jika
kolesterol dalam darah tetap terjaga dalam nilai normal, maka akan
menurunkan risiko stroke dan serangan jantung.
ESO : Hidung tersumbat, sakit tenggorokan, nyeri sendi, nyeri bagian
lengan atau tungkai, diare.
Dosis : Atorvastatin untuk dewasa: Dosis awal adalah 10-20 mg,
sekali sehari. Dosis maksimal adalah 80 mg per hari. Atorvastatin
untuk anak ≤ 10thn 10 mg, sekali sehari. Jika diperlukan, dosis dapat
ditambah tiap 4 minggu hingga mencapai dosis maksimal sebesar 20
mg per hari.

Resep ke – 3 ini diberikan pada pasien diagnosa hipertensi +


kolesterol. Dokter memberikan terapi 2 jenis obat hipertensi
Candesartan golongan (ARB) + obat hipertensi Amlodipin golongan
(CCB) + Lipitor (atorvastatin) yaitu obat kolesterol. Disini dokter
memberikan 2 jenis obat hipertensi karena berdasarkan kondisi pasien
dan juga kedua obat yang berbeda golongan ini bisa dikombinasikan.

18
2.1.5 RESEP 5

OBAT
1 Betason N salf =
No. II

2 Lipitor 20mg = No. XXX

Candesartan 8mg = No.


3 XXX

1) Administrarif (Kelengkapan Resep)


PADA RESEP

19
No URAIAN YA TIDAK
Inscription
Identitas dokter:
1. Nama dokter 
2. SIP dokter 
3. Alamat dokter 
4. Nomor telepon 
5. Tempat dan tanggal penulisan
resep 
Invocatio
6. Tanda resep diawal penulisan
resep (R/) 
Prescriptio/Ordonatio
7. Nama obat 
8. Kekuatan obat 
9. Jumlah obat 
Signatura
10 Nama pasien 
.
11 Jenis kelamin 
.
12 Umur pasien 
.
13 Berat badan 
.
14 Alamat pasien 
.
15 Aturan pakai obat 
.
16 Iter/tanda lain 
.
Subscriptio
17 Tanda tangan/paraf dokter 
.
Kesimpulan:
Resep tersebut lengkap / tidak lengkap.
Resep tidak lengkap karena tidak mencantumkan informasi sip dokter, alamat
dokter, berat badan, alamat pasien, jenis kelamin pasien.
Cara pengatasan:
Berat badan, dan alamat pasien dapat ditanyakan langsung kepada
pasien/keluarga

2) Kesesuaian Farmasetis
N Kriteria Permasalahan Pengatasan
o
1 Bentuk Sediaan - Sesuai

20
2 Dosis - Sesuai
3 Stabilitas  Pembahasan
4 Inkompatibilitas  Pembahasan
5 Cara dan lama  Pembahasan
pemberian

3) Pertimbangan Klinis
Permasalahan Pengatasan
Alergi -
Efek Samping Pembahasan
Interaksi -
Kesesuaian Dosis Pembahasan
Kesesuaian Durasi Pembahasan
Kesesuaian Jumlah Obat Pembahasan

4) Pembahasan Obat

1. BETASON N SALEP
Indikasi : Digunakan untuk mengobati infeksi bakteri
sekunder: eksim pada dewasa dan anak-anak, akibat gigitan
serangga, intertrigo anal dan genital.
Deskripsi Obat : Betason N adalah obat topikal untuk mengatasi
peradangan kulit yang disertai infeksi sekunder. Betason N
mengandung betametason valerat yang merupakan kortikosteroid
yang efektif pada dermatosis inflamasi. Obat ini juga efektif
dalam kondisi yang kurang responsif seperti psoriasis. Neomycin
sulfate adalah antibiotik spektrum luas yang umumnya digunakan
untuk kasus infeksi kulit dan membran mukosa yang disebabkan
oleh mikroorganisme yang peka terhadap neomycin.
ESO : Rasa terbakar pada kulit, pruritus (gatal disertai ruam),
perubahan pigmentasi, hipertrikosis (pertumbuhan rambut yg tidak
normal).
Dosis : Dioles 2-3x sehari.

2. LIPITOR 20mg

21
Indikasi : Lipitor (Atorvastatin) adalah obat yang digunakan untuk
menurunkan kolesterol jahat (LDL) dan trigliserida, serta meningkatkan
jumlah kolesterol baik (HDL) di dalam darah. Jika kolesterol dalam
darah tetap terjaga dalam nilai normal, maka akan menurunkan risiko
stroke dan serangan jantung.
ESO : Hidung tersumbat, sakit tenggorokan, nyeri sendi, nyeri bagian
lengan atau tungkai, diare.
Dosis : Atorvastatin untuk dewasa: Dosis awal adalah 10-20 mg,
sekali sehari. Dosis maksimal adalah 80 mg per hari. Atorvastatin
untuk anak ≤ 10thn 10 mg, sekali sehari. Jika diperlukan, dosis dapat
ditambah tiap 4 minggu hingga mencapai dosis maksimal sebesar 20
mg per hari.

3. CANDESARTAN 8mg
Indikasi : Candesartan adalah obat penghambat reseptor angiotensin II
(ARB) yang bermanfaat untuk menurunkan tekanan darah.
ESO : Sakit kepala, kelelahan, pusing, sakit maag, mual, nyeri sendi,
nyeri punggung, edema perifer (penumpukan cairan di pergelangan
kaki).
Dosis : 8 mg per hari, dan dapat ditingkatkan sesuai respons tubuh
pasien
terhadap obat. Dosis maksimal adalah 32 mg per hari,

Resep ke – 5 diresepkan pada pasien dengan diagnosa hipertensi +


kolesterol diberikan Candesartan tablet dan Lipitor tablet serta obat
salep tambahan untuk infeksi kulit.

22
2.1.6 RESEP 6

OBAT
1 Exforge 5/80 =
No. XXX

23
2 Lipanthyl Supra = No.
XXX

3 Lipitor 10mg = No. XXX

1) Administrarif (Kelengkapan Resep)


PADA RESEP
No URAIAN YA TIDAK
Inscription
Identitas dokter:
1. Nama dokter 
2. SIP dokter 
3. Alamat dokter 
4. Nomor telepon 
5. Tempat dan tanggal penulisan
resep 
Invocatio
6. Tanda resep diawal penulisan
resep (R/) 
Prescriptio/Ordonatio
7. Nama obat 
8. Kekuatan obat 
9. Jumlah obat 
Signatura

24
10 Nama pasien 
.
11 Jenis kelamin 
.
12 Umur pasien 
.
13 Berat badan 
.
14 Alamat pasien 
.
15 Aturan pakai obat 
.
16 Iter/tanda lain 
.
Subscriptio
17 Tanda tangan/paraf dokter 
.
Kesimpulan:
Resep tersebut lengkap / tidak lengkap.
Resep tidak lengkap karena tidak mencantumkan informasi sip dokter, alamat
dokter, berat badan, alamat pasien, jenis kelamin pasien.
Cara pengatasan:
Berat badan, dan alamat pasien dapat ditanyakan langsung kepada
pasien/keluarga

2) Kesesuaian Farmasetis
N Kriteria Permasalahan Pengatasan
o
1 Bentuk Sediaan - Sesuai
2 Dosis - Sesuai
3 Stabilitas  Pembahasan
4 Inkompatibilitas  Pembahasan
5 Cara dan lama  Pembahasan
pemberian

3) Pertimbangan Klinis
Permasalahan Pengatasan
Alergi -
Efek Samping Pembahasan
Interaksi -
Kesesuaian Dosis Pembahasan
Kesesuaian Durasi Pembahasan
Kesesuaian Jumlah Obat Pembahasan

4) Pembahasan Obat

25
1. EXFORGE 5/80
Indikasi : Hipertensi essensial pada pasien dg tekanan darah yang tidak
cukup dikendalikan dengan terapi obat tunggal.

ESO : Sakit kepala, kelelahan, pusing, mengantuk, mual, nyeri perut,


kuit memerah, palpitasi (jantung berdebar), somnolensi (kesadaran
menurun), edema perifer (penumpukan cairan di pergelangan kaki).
Dosis : Exforge dosisnya 1 kali sehari.

2. LIPANTHYL SUPRA
Indikasi : Hiperkolesterolemia tipe IIA & Hipertrigliseridemia
Endogen baik yang terisolasi (tipe IV) maupun yang sejenisnya (tipe
IIB dan III).

Deskripsi : Lipanthyl Supra tablet merupakan obat yang mengandung


Fenofibrate. Obat ini digunakan untuk mengurangi kadar kolesterol dan
trigliserida dalam darah, serta menurunkan risiko kardiovaskular.
Fenofibrate menurunkan trigliserida dengan cara mengaktifkan lipase
lipoprotein sehingga meningkatkan katabolisme VLDL dan kadar HDL.

ESO : Hidung tersumbat, sakit tenggorokan, nyeri sendi, nyeri bagian


lengan atau tungkai, diare.
Dosis : Atorvastatin untuk dewasa: Dosis awal adalah 10-20 mg,
sekali sehari. Dosis maksimal adalah 80 mg per hari. Atorvastatin
untuk anak ≤ 10thn 10 mg, sekali sehari. Jika diperlukan, dosis dapat
ditambah tiap 4 minggu hingga mencapai dosis maksimal sebesar 20
mg per hari.

3. LIPITOR 10mg
Indikasi : Lipitor (Atorvastatin) adalah obat yang digunakan untuk
menurunkan kolesterol jahat (LDL) dan trigliserida, serta meningkatkan
jumlah kolesterol baik (HDL) di dalam darah. Jika kolesterol dalam

26
darah tetap terjaga dalam nilai normal, maka akan menurunkan risiko
stroke dan serangan jantung.
ESO : Hidung tersumbat, sakit tenggorokan, nyeri sendi, nyeri bagian
lengan atau tungkai, diare.
Dosis : Atorvastatin untuk dewasa: Dosis awal adalah 10-20 mg,
sekali sehari. Dosis maksimal adalah 80 mg per hari. Atorvastatin
untuk anak ≤ 10thn 10 mg, sekali sehari. Jika diperlukan, dosis dapat
ditambah tiap 4 minggu hingga mencapai dosis maksimal sebesar 20
mg per hari.

2.1.7 RESEP 7

OBAT
1 Ciprofloxacin = No. X

27
2 Dexametason = No. X

3 Paracetamol = No. X

4 Antasid = No. X

1) Administrarif (Kelengkapan Resep)


PADA RESEP
No URAIAN YA TIDAK
Inscription
Identitas dokter:
1. Nama dokter 
2. SIP dokter 
3. Alamat dokter 
4. Nomor telepon 
5. Tempat dan tanggal penulisan
resep 
Invocatio
6. Tanda resep diawal penulisan
resep (R/) 
Prescriptio/Ordonatio
7. Nama obat 
8. Kekuatan obat 

28
9. Jumlah obat 
Signatura
10 Nama pasien 
.
11 Jenis kelamin 
.
12 Umur pasien 
.
13 Berat badan 
.
14 Alamat pasien 
.
15 Aturan pakai obat 
.
16 Iter/tanda lain 
.
Subscriptio
17 Tanda tangan/paraf dokter 
.
Kesimpulan:
Resep tersebut lengkap / tidak lengkap.
Resep tidak lengkap karena tidak mencantumkan informasi sip dokter,
kekuatan obat, umur pasien, berat badan pasien, alamat pasien, jenis kelamin
pasien, paraf dokter.
Cara pengatasan:
Data pasien dapat ditanyakan langsung kepada pasien/keluarga. Serta data
kelengkapan pasien dapat ditanyakan pada dokter.

2) Kesesuaian Farmasetis
N Kriteria Permasalahan Pengatasan
o
1 Bentuk Sediaan - Sesuai
2 Dosis - Sesuai
3 Stabilitas  Pembahasan
4 Inkompatibilitas  Pembahasan
5 Cara dan lama  Pembahasan
pemberian

3) Pertimbangan Klinis
Permasalahan Pengatasan
Alergi -
Efek Samping Pembahasan
Interaksi -
Kesesuaian Dosis Pembahasan
Kesesuaian Durasi Pembahasan
Kesesuaian Jumlah Obat Pembahasan

29
4) Pembahasan Obat

1. CIPROFLOXACIN
Indikasi : Ciprofloxacin digunakan untuk pengobatan infeksi yang
disebabkan oleh bakteri Gram positif dan Gram negatif yang sensitif
terhadap ciprofloxacin seperti infeksi pada saluran kemih, saluran
cerna, termasuk demam tifoid.

Dekskripsi : obat ini merupakan obat antibiotik generik turunan


Quinolon dengan aktivitas antibakteri spektrum luas. Obat ini bersifat
bakterisid dan digunakan untuk pengobatan infeksi yang disebabkan
oleh bakteri Gram positif dan Gram negatif yang sensitif terhadap
ciprofloxacin seperti infeksi pada saluran kemih, saluran cerna,
termasuk demam tifoid yang disebabkan oleh S. thypi, saluran napas
(kecuali pneumonia akibat Streptococcus), kulit dan jaringan lunak,
tulang dan sendi.

ESO : Sakit maag, mual dan muntah, diare, sakit kepala, sulit tidur,
vagina terasa gatal atau keputihan.

Dosis : Infeksi saluran pernapasan bagian bawah, infeksi kulit dan


jaringan lunak, infeksi saluran pernapasan atas : - Dewasa : 500-750
mg, 2 kali per hari selama 7-14 hari. Otitis eksternal ganas: 750 mg
selama 28 hari hingga 3 bulan. Perawatan dan anthrax - Dewasa : 500
mg, 2 kali per hari selama 60 hari - Anak-anak : 10-15 mg/kgBB, 2 kali
per hari selama 60 hari (Maksimal 500 mg/dosis) Prostatitis - Dewasa:
500-750 mg untuk 2-4 minggu(akut) atau 4-6 minggu (kronis) Tifoid -
Dewasa : 500 mg selama 7 hari Radang panggul - Dewasa : 500-750
mg, dibagi untuk dua kali konsumsi per hari selama 14 hari Infeksi oleh
bakteri usus - Dewasa : 500-750 mg, dibagi untuk dua kali konsumsi
per hari selama 5-14 hari Cervicitis, uretritis gonococcal - Dewasa : 500
mg sebagai dosis tunggal Infeksi saluran kemih - Dewasa : tidak
terkomplikasi : 250-500 mg selama 3 hari; wanita pra-menopause: 500
mg sebagai dosis tunggal. Terkomplikasi: 500 mg selama 7 hari.

30
2. DEXAMETHASON
Indikasi : Obat ini digunakan untuk mengatasi peradangan (anti
inflamasi), rheumatik arthritis, alergi dermatitis, rhinitis alergi.
Deskripsi : Dexamethason adalah obat generik yang mengandung
Dexamethasone 0.5 mg. Dexamethasone adalah salah obat anti
inflamasi golongan kortikosteroid yang berperan dalam mengurangi
atau menekan proses peradangan dan alergi yang terjadi pada tubuh.
Pada tingkat molekular, diduga glukokortikoid mempengaruhi sintesa
protein pada proses transkripsi RNA. Obat ini digunakan untuk
meredakan peradangan dan reaksi alergi berupa gatal-gatal di kulit,
dermatitis, asma bronkhial, dan sebagainya. Dalam penggunaan obat ini
harus.
ESO : Nafsu makan meningkat, berat badan bertambah, perubahan
siklus menstruasi, gangguan tidur, pusing, sakit kepala, sakit perut.

Dosis : Dewasa awal bervariasi : 0.75 - 9 mg per hari, 2-4 kali sehari
atau tergantung berat ringannya penyakit. Pada penyakit ringan, dosis
kurang dari 0.75 mg. Pada penyakit berat, dosis lebih dari 9 mg.

3. PARACETAMOL
Indikasi : Meredakan sakit kepala, sakit gigi, nyeri otot, menurunkan
demam yang menyertai flu & paska vaksinasi.

ESO : Demam, muncul ruam kulit yg terasa gatal, sakit tenggorokan,


muncul sariawan, nyeri punggung, tubuh terasa lemah, kulit atau mata
berwarna kuning, timbul memar.

Dosis : Dosis paracetamol disesuaikan dengan usia dan kondisi


penderita. Berikut adalah penjelasan paracetamol dalam bentuk obat
minum dan suppositoria untuk meredakan demam dan nyeri:

31
 Dewasa
325–650 mg tiap 4–6 jam atau 1.000 mg tiap 6–8 jam. Paracetamol
biasanya tersedia dalam bentuk tablet dengan kandungan 500 mg.
Paracetamol 500 mg dapat diminum tiap 4–6 jam sekali untuk
meredakan demam.

 Anak < 2 bulan
10–15 mg/kgBB, tiap 6–8 jam sekali atau sesuai dengan anjuran dokter.

 Anak 2 bulan–12tahun
10–15 mg/kgBB, tiap 4–6 jam sekali atau sesuai anjuran dokter. Dosis
maksimal 5 kali pemberian dalam 24 jam.

 Anak > 12tahun
325–650 mg per 4–6 jam atau 1.000 mg tiap 6–8 jam.

4. ANTASIDA TAB
Indikasi : Obat yang digunakan untuk menetralkan kadar asam di
dalam lambung.
ESO : Diare, perut kembung, mual muntah, sembelit, kram perut
Dosis : Dewasa : 1-2 tablet, 3-4 kali per hari. Anak (6-12 tahun) : 1/2-1
tablet, 3-4 kali per hari.

Pada resep kali ini dilihat dari obat yang diresepkan oleh dokter,
pasien mengeluhkan nyeri ulu hati serta mual. Maka dari itu dokter
meresepkan antibiotik Ciprofloxacin yang bisa digunakan untuk
pengobatan saluran cerna, dexametason sebagai obat radang,
paracetamol untuk nyeri/demam serta antasida untuk lambung yang
diminum sebelum makan.

32
Pada obat yang ditulis, dokter tidak mencantumkan kekuatan obat.
Seharusnya dokter bisa mencantumkan kekuatan obat agar tidak terjadi
kesalahan dalam penyiapan resep oleh farmasis.

2.1.8 RESEP 8

OBAT
1 Cefadroxil = No. X

2 Alpara = No. X

3 Dexteem Plus = No. X

1) Administrarif (Kelengkapan Resep)


PADA RESEP
No URAIAN YA TIDAK
Inscription
Identitas dokter:

33
1. Nama dokter 
2. SIP dokter 
3. Alamat dokter 
4. Nomor telepon 
5. Tempat dan tanggal penulisan
resep 
Invocatio
6. Tanda resep diawal penulisan
resep (R/) 
Prescriptio/Ordonatio
7. Nama obat 
8. Kekuatan obat 
9. Jumlah obat 
Signatura
10 Nama pasien 
.
11 Jenis kelamin 
.
12 Umur pasien 
.
13 Berat badan 
.
14 Alamat pasien 
.
15 Aturan pakai obat 
.
16 Iter/tanda lain 
.
Subscriptio
17 Tanda tangan/paraf dokter 
.
Kesimpulan:
Resep tersebut lengkap / tidak lengkap.
Resep tidak lengkap karena tidak mencantumkan informasi nama dokter, sip
dokter, kekuatan obat, berat badan pasien, jenis kelamin pasien, paraf dokter.
Cara pengatasan:
Data pasien dapat ditanyakan langsung kepada pasien/keluarga. Serta data
kelengkapan dokter dapat ditanyakan pada dokter.

2) Kesesuaian Farmasetis

N Kriteria Permasalahan Pengatasan


o
1 Bentuk Sediaan - Sesuai
2 Dosis - Sesuai
3 Stabilitas  Pembahasan

34
4 Inkompatibilitas  Pembahasan
5 Cara dan lama  Pembahasan
pemberian

3) Pertimbangan Klinis

Permasalahan Pengatasan
Alergi -
Efek Samping Pembahasan
Interaksi -
Kesesuaian Dosis Pembahasan
Kesesuaian Durasi Pembahasan
Kesesuaian Jumlah Obat Pembahasan

4) Pembahasan Obat

1. CEFADROXIL
Indikasi : Cefadroxil obat antibiotik yang digunakan untuk mengatasi
sejumlah infeksi akibat bakteri, seperti infeksi saluran kemih, kulit,
pernapasan, atau tenggorokan.

ESO : Sakit maag atau dispepsia, mual dan muntah, diare, gangguan
pencernaan, demam.

Dosis : Obat cefadroxil tersedia dalam bentuk tablet untuk dewasa dan
sirup untuk anak-anak. Masing-masing memiliki komposisi pada obat
tablet yaitu cefadroxil 500 mg dan cefadroxil 1 gram. Sementara untuk
cefadroxil sirup tersedia dalam cefadroxil 125 mg untuk setiap 5 ml.
Berikut dosis cefadroxil 500 mg yang dianjurkan.

1. Obat infeksi pada saluran pernapasan atas. Dosis dewasa yang


dianjurkan adalah tablet 500 mg yang diberikan sebanyak dua kali
sehari atau tablet 1 gr yang diberikan sebanyak satu kali sehari selama 7
sampai 10 hari berturut-turut.

2. Mengobati infeksi pada tenggorokan dosis dewasa yang dianjurkan


adalah tablet 500 mg yang diberikan sebanyak dua kali sehari atau
tablet 1 gr yang diberikan sebanyak satu kali sehari selama 10 hari
berturut.

35
3. Obat infeksi pada kulit dan jaringan lunak dosis dewasa yang
dianjurkan adalah tablet 500 mg yang diberikan sebanyak dua kali
sehari atau tablet 1 gr yang diberikan sebanyak satu kali sehari.

4. Antibiotik infeksi saluran kemih dan kelamin dosis dewasa yang


dianjurkan adalah tablet 1 gr yang diberikan sebanyak dua kali dalam
sehari atau 2 tablet 1 gr yang diberikan sebanyak satu kali dalam sehari.

5. Obat penyakit infeksi pada anak dosis anak – anak yang dianjurkan
adalah cefadroxil sirup 30 mg/kg berat badan/hari yang pemberiannya
dibagi dalam dua dosis.

2. ALPARA
Indikasi : Obat ini dapat digunakan untuk meringankan gejala flu
seperti demam, sakit kepala, hidung tersumbat, dan bersin-bersin yang
disertai batuk.

Deskripsi : Alpara kaplet merupakan obat dengan kandungan


Paracetamol, Phenylpropanolamine HCl, Klorfeniramin Maleat, dan
Dextromethorphan HBr. Obat ini dapat digunakan untuk meringankan
gejala flu seperti demam, sakit kepala, hidung tersumbat, dan bersin-
bersin yang disertai batuk. Alpara kaplet bekerja sebagai analgetik-
antipiretik, dekongestan hidung, antihistamin, ekspektoran dan antitusif.

ESO : Mual muntah, sakit kepala, mengantuk, vertigo, mulut kering,


takikardi, aritmia, palpitasi (berdegup kencang).

Dosis : Dewasa dan diatas 12 tahun : 3 kali sehari 1 kaplet. Anak 6-12
tahun : 3 kali sehari 1/2 kaplet

3. DEXTEEM PLUS
Indikasi : Digunakan untuk mengurangi gejala-gejala rhinitis alergi
disertai peradangan.

36
ESO : Mengantuk, pusing, mulut, hidung dan tenggorokan kering, sakit
kepala, palpitasi, retensi urine, sedasi, lemah, tinitus dan gangguan
pencernaan seperti anoreksia, mual, muntah, diare dan konstipasi.

Dosis : Dewasa : 3 x sehari 1 tablet. Anak usia 6-12 :3. x sehari ½


tablet.

Resep ke – 8 didiagnosa pasien demam, batuk, dan flu. Maka dari itu
dokter memberikan antibiotik untuk saluran pernapasan dan 2 obat yang
memiliki beberapa macam kandungan zat aktif di dalamnya. Dengan
begitu dosen meminimalisir pemakaian obat yang berlebihan. Untuk
dosisnya pun sudah sesuai dengan aturan.

2.1.9 RESEP 9

OBAT
1 Ciprofloxacin = No. X

37
2 Dexamethason = No. X

3 Paracetamol = No. X

1) Administrarif (Kelengkapan Resep)


PADA RESEP
No URAIAN YA TIDAK
Inscription
Identitas dokter:
1. Nama dokter 
2. SIP dokter 
3. Alamat dokter 
4. Nomor telepon 
5. Tempat dan tanggal penulisan
resep 
Invocatio
6. Tanda resep diawal penulisan
resep (R/) 
Prescriptio/Ordonatio
7. Nama obat 
8. Kekuatan obat 
9. Jumlah obat 
Signatura

38
10 Nama pasien 
.
11 Jenis kelamin 
.
12 Umur pasien 
.
13 Berat badan 
.
14 Alamat pasien 
.
15 Aturan pakai obat 
.
16 Iter/tanda lain 
.
Subscriptio
17 Tanda tangan/paraf dokter 
.
Kesimpulan:
Resep tersebut lengkap / tidak lengkap.
Resep tidak lengkap karena tidak mencantumkan informasi sip dokter,
kekuatan obat, umur pasien, berat badan pasien, alamat pasien, jenis kelamin
pasien dan paraf dokter.
Cara pengatasan:
Data pasien dapat ditanyakan langsung kepada pasien/keluarga. Serta data
kelengkapan dokter dapat ditanyakan pada dokter.

2) Kesesuaian Farmasetis

N Kriteria Permasalahan Pengatasan


o
1 Bentuk Sediaan - Sesuai
2 Dosis - Sesuai
3 Stabilitas  Pembahasan
4 Inkompatibilitas  Pembahasan
5 Cara dan lama  Pembahasan
pemberian

3) Pertimbangan Klinis

Permasalahan Pengatasan
Alergi -
Efek Samping Pembahasan
Interaksi -
Kesesuaian Dosis Pembahasan
Kesesuaian Durasi Pembahasan
Kesesuaian Jumlah Obat Pembahasan

39
4) Pembahasan Obat

1.CIPROFLOXACIN
Indikasi : Ciprofloxacin digunakan untuk pengobatan infeksi yang
disebabkan oleh bakteri Gram positif dan Gram negatif yang sensitif
terhadap ciprofloxacin seperti infeksi pada saluran kemih, saluran cerna,
termasuk demam tifoid.

Dekskripsi : obat ini merupakan obat antibiotik generik turunan


Quinolon dengan aktivitas antibakteri spektrum luas. Obat ini bersifat
bakterisid dan digunakan untuk pengobatan infeksi yang disebabkan oleh
bakteri Gram positif dan Gram negatif yang sensitif terhadap
ciprofloxacin seperti infeksi pada saluran kemih, saluran cerna, termasuk
demam tifoid yang disebabkan oleh S. thypi, saluran napas (kecuali
pneumonia akibat Streptococcus), kulit dan jaringan lunak, tulang dan
sendi.

ESO : Sakit maag, mual dan muntah, diare, sakit kepala, sulit tidur,
vagina terasa gatal atau keputihan.

Dosis : Infeksi saluran pernapasan bagian bawah, infeksi kulit dan


jaringan lunak, infeksi saluran pernapasan atas : - Dewasa : 500-750 mg,
2 kali per hari selama 7-14 hari. Otitis eksternal ganas: 750 mg selama 28
hari hingga 3 bulan. Perawatan dan anthrax - Dewasa : 500 mg, 2 kali per
hari selama 60 hari - Anak-anak : 10-15 mg/kgBB, 2 kali per hari selama
60 hari (Maksimal 500 mg/dosis) Prostatitis - Dewasa: 500-750 mg untuk
2-4 minggu(akut) atau 4-6 minggu (kronis) Tifoid - Dewasa : 500 mg
selama 7 hari Radang panggul - Dewasa : 500-750 mg, dibagi untuk dua
kali konsumsi per hari selama 14 hari Infeksi oleh bakteri usus -
Dewasa : 500-750 mg, dibagi untuk dua kali konsumsi per hari selama 5-
14 hari Cervicitis, uretritis gonococcal - Dewasa : 500 mg sebagai dosis
tunggal Infeksi saluran kemih - Dewasa : tidak terkomplikasi : 250-500

40
mg selama 3 hari; wanita pra-menopause: 500 mg sebagai dosis tunggal.
Terkomplikasi: 500 mg selama 7 hari.

2. DEXAMETHASON

Indikasi : Obat ini digunakan untuk mengatasi peradangan (anti


inflamasi), rheumatik arthritis, alergi dermatitis, rhinitis alergi.

Deskripsi : Dexamethason adalah obat generik yang mengandung


Dexamethasone 0.5 mg. Dexamethasone adalah salah obat anti
inflamasi golongan kortikosteroid yang berperan dalam mengurangi
atau menekan proses peradangan dan alergi yang terjadi pada tubuh.
Pada tingkat molekular, diduga glukokortikoid mempengaruhi sintesa
protein pada proses transkripsi RNA. Obat ini digunakan untuk
meredakan peradangan dan reaksi alergi berupa gatal-gatal di kulit,
dermatitis, asma bronkhial, dan sebagainya. Dalam penggunaan obat ini
harus.

ESO : Nafsu makan meningkat, berat badan bertambah, perubahan


siklus menstruasi, gangguan tidur, pusing, sakit kepala, sakit perut.

Dosis : Dewasa awal bervariasi : 0.75 - 9 mg per hari, 2-4 kali sehari
atau tergantung berat ringannya penyakit. Pada penyakit ringan, dosis
kurang dari 0.75 mg. Pada penyakit berat, dosis lebih dari 9 mg.

3. PARACETAMOL
Indikasi : Meredakan sakit kepala, sakit gigi, nyeri otot, menurunkan
demam yang menyertai flu & paska vaksinasi.

ESO : Demam, muncul ruam kulit yg terasa gatal, sakit tenggorokan,


muncul sariawan, nyeri punggung, tubuh terasa lemah, kulit atau mata
berwarna kuning, timbul memar.

41
Dosis : Dosis paracetamol disesuaikan dengan usia dan kondisi
penderita. Berikut adalah penjelasan paracetamol dalam bentuk obat
minum dan suppositoria untuk meredakan demam dan nyeri:

Dewasa
325–650 mg tiap 4–6 jam atau 1.000 mg tiap 6–8 jam. Paracetamol
biasanya tersedia dalam bentuk tablet dengan kandungan 500 mg.
Paracetamol 500 mg dapat diminum tiap 4–6 jam sekali untuk
meredakan demam.

Anak < 2 bulan
10–15 mg/kgBB, tiap 6–8 jam sekali atau sesuai dengan anjuran dokter.

Anak 2 bulan–12tahun
10–15 mg/kgBB, tiap 4–6 jam sekali atau sesuai anjuran dokter. Dosis
maksimal 5 kali pemberian dalam 24 jam.

Anak > 12tahun
325–650 mg per 4–6 jam atau 1.000 mg tiap 6–8 jam.

Resep ke – 9 dokter meresepkan obat antibiotik Ciprofloxacin,


Dexametason dan Paracetamol. Dimana pada ketiga obat ini todak
dicantumkan kekuatan obat. Kekuatan obat sangat penting dan
berpengaruh dalam penulisan resep karena bisa terjadi kesalahan dalam
penyiapan obat.

2.1.10 RESEP 10

OBAT

42
1 Ambroxol = No. X

2 Dextamin = No. X

1) Administrarif (Kelengkapan Resep)


PADA RESEP
No URAIAN YA TIDAK
Inscription
Identitas dokter:
1. Nama dokter 
2. SIP dokter 
3. Alamat dokter 
4. Nomor telepon 
5. Tempat dan tanggal penulisan
resep 
Invocatio
6. Tanda resep diawal penulisan
resep (R/) 
Prescriptio/Ordonatio
7. Nama obat 
8. Kekuatan obat 

43
9. Jumlah obat 
Signatura
10 Nama pasien 
.
11 Jenis kelamin 
.
12 Umur pasien  
.
13 Berat badan 
.
14 Alamat pasien 
.
15 Aturan pakai obat 
.
16 Iter/tanda lain 
.
Subscriptio
17 Tanda tangan/paraf dokter 
.
Kesimpulan:
Resep tersebut lengkap / tidak lengkap.
Resep tidak lengkap karena tidak mencantumkan informasi nama dokter, sip
dokter, kekuatan obat, berat badan pasien, jenis kelamin pasien dan paraf dokter.
Cara pengatasan:
Data pasien dapat ditanyakan langsung kepada pasien/keluarga. Serta data
kelengkapan dokter dapat ditanyakan pada dokter.

2) Kesesuaian Farmasetis

N Kriteria Permasalahan Pengatasan


o
1 Bentuk Sediaan - Sesuai
2 Dosis - Sesuai
3 Stabilitas  Pembahasan
4 Inkompatibilitas  Pembahasan
5 Cara dan lama  Pembahasan
pemberian

3) Pertimbangan Klinis

Permasalahan Pengatasan
Alergi -
Efek Samping Pembahasan
Interaksi -
Kesesuaian Dosis Pembahasan
Kesesuaian Durasi Pembahasan

44
Kesesuaian Jumlah Obat Pembahasan

4) Pembahasan Obat

1. AMBROXOL
Indikasi : Sebagai sekretolitik atau pengencer dahak pada gangguan
saluran nafas akut dan kronis khususnya pada eksaserbasi bronkitis
kronis dan bronkitis asmatik dan asma bronkial

Dekskripsi : Ambroxol merupakan obat batuk berdahak yang berfungsi


sebagai mukolitik. Obat ini bekerja dengan cara mengencerkan dahak
sehingga mudah dikeluarkan saat batuk. Obat ini digunakan untuk
penyakit-penyakit pada saluran pernafasan dimana terjadi banyak lendir
atau dahak, seperti : emfisema, radang paru kronis, bronkiektasis,
eksaserbasi bronkitis kronis dan akut, bronkitis asmatik, asma bronkial
yang disertai kesukaran pengeluaran dahak, serta penyakit radang
rinofaringeal.

ESO : Sakit maag, mual dan muntah, diare, sakit kepala, sulit tidur,
vagina terasa gatal atau keputihan.

Dosis : Dewasa : 1 tablet, 2-3 x per hari. Anak 6-12 tahun : 0.5 tablet, 2-
3 x per hari.

2. DEXTAMINE

Indikasi : Obat untuk mengatasi hay fever, asma kronis yang berat,


rinitis alergi, dermatitis kontak dan atopik, dan alergi obat.

Deskripsi : Dextamine mengandung dexamethasone sebagai salah


satu glukokortikoid yang memiliki aktivitas anti-inflamasi,
antirematik dan anti-alergi, yang dikombinasikan dengan
dexchlorpheniramine maleate sebagai antihistamin yang bekerja
mencegah dan menanggulangi gejala-gejala yang ditimbulkan oleh
histamin.

45
ESO : Susah buang air kecil, gangguan pencernaan, peningkatan
nafsu makan, hambatan pertumbuhan, gangguan menstruasi, pusing,
penglihatan kabur, gangguan mental, dan mulut kering.

Dosis : Dewasa dan anak-anak > 12 tahun: 4 x 1-2 kaplet/hari.


Anak-anak 6-12 tahun: 3-4 x ½ kaplet/hari

Resep terakhir ini diresepkan pada pasien dengan keluhan batuk


berdahak disertai flu. Karena diberikan Ambroxol sebagai obat batuk
pengencer dahak dan Dextamin sebagai obat antiinflamasi dan
antihistamin.

46
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan data resep pasien yang diamati, masih banyak ditemukan
adanya ketidaksesuaian dalam penulisan resep menurut Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia No. 73 tahun 2016 tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di Apotek. Hasil dari pengamatan skrining resep
pada persyaratan administratif yang diamati adanya ketidaklengkapan SIP
dokter, berat badan pasien, jenis kelamin pasien. Secara farmsetiknya ada
beberapa resep yang tidak tertera kekuatan obat. Untuk resep tertulis jelas
dan dapat dibaca oleh tenaga kefarmasian. Sedangkan kesesuaian klinis
yang dapat dilihat adanya duplikasi obat yg terjadi antara exforge dan
norvask yang sama – sama mengandung zat aktif amlodipin. Sehingga bisa
saja terjadi dosis yang berlebih dalam terapi.
Bagian – bagian resep yang berpotensi menimbulkan medication error
akibat salah interpretasi adalah penulisan resep yang tidak jelas ataupun
sukar dibaca ( di bagian nama obat, dosis dan jumlah obat, aturan pakai,
bentuk sediaan ), tidak dicantumkannya kekuatan obat yang dimaksud
prescriber, penulisan aturan pakai yang tidak lengkap serta digunakannya
singkatan yang tidak lazim dalam resep pada nama obat dan aturan pakai.

3.2 Saran
Saran untuk Apotek Kimia Farma Blok M No.42 substitusi obat pada
resep diharapkan ada konfirmasi terlebih dahulu dengan dokter, agar tidak
terjadi kekeliruan pada saat penyerahan obat ke pasien. Saran untuk dokter
penulis resep, agar bisa diperhatikan lagi kelengkapan administrasi dokter
dan pasien yang harus dituliskan dalam resep, serta diperhatikan lagi
penulisan kekuatan obat dan penyesuaian dosis.

47
DAFTAR PUSTAKA

Cohen M. R-MS.FASHP, 1999, Medical Errors, American Pharmaceutical


Association, Washington DC
Harjono dan Nuraini Farida, 1999, Kajian Resep-resep di Apotek Sebagai
Sarana Meningkatkan Penulisan Resep yang Rasional, Journal
Kedokteran Yarsi, Januari, 7 : 1
Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2004, Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor : 1027/MENKES/SK/IX/2004 tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian Di Apotek, Jakarta: Departemen Kesehatan
Zaman-Joenoes N., 1994, Ars Prescribendi Resep Yang Rasional, Jilid I,
Airlangga Press, Surabaya

48

Anda mungkin juga menyukai