Setelah dilakukan analisis dan pelaksanaan FMEA, dilakukan tindak lanjut sebagai
berikut :
1. Perbaikan SOP pemberian obat ke pasien dan pelabelan
2. Pembuatan SOP penulisan resep yang benar
XII. Penutup
Pembuatan analisis FMEA dilakukan dengan tujuan untuk meminimalkan
terjadinya resiko. Telah dilakukan analisis FMEA di Puskesmas Tepusen pada unit
Ruang Farmasi. Diharapkan dengan adanya FMEA tersebut angka kejadian resiko
dapat dihindari dan diantisipasi demi peningkatan mutu pelayanan dan keselamatan
pasien.
Mengetahui,
Kepala Puskesmas Tepusen, Ketua Tim FMEA
1. Pengertian Peresepan adalah proses pengambilan keputusan pengobatan oleh dokter ke pasien
berupa terapi obat dengan memperhatikan ketetapan pasien, jenis obat, rute
pemberian, dosis, kekuatan sediaan, waktu dan lama durasi pengobatan.
2. Tujuan Sebagai acuhan cara peresepan obat yang benar berdasarkan standar.
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Tepusen Nomor ; 440/047/SK/2016 Tentang Layanan
Klinis yang berkesinambungan.
4. Referensi UU No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
No. Dokumen :
No. Revisi :
NO KEGIATAN YA TIDAK
Apakah yang berhak menuliskan resep adalah petugas kesehatan yang
1
mempunyai surat izin praktek di puskesmas tepusen?
2 Apakah petugas kesehatan menulis resep pada lembar resep?
Apakah resep narkotik dan psikotropik harus disertai tanda tangan dokter
3
penulis resep?
Apakah petugas kesehatan menuliskan dengan tulisan yang jelas dan
4
singkatan yang lazim digunakan?
5 Apakah petugas kesehatan mengenali obat-obatan yang masuk dalam
kategori Look a Like Sound a Like (LASA) untuk menghindari kesalahan
pembacaan oleh petugas farmasi?
6 Apakah petugas memastikan bahwa sudah menulis kelengkapan resep?
Apakah petugas kesehatan harus memperhatikan kemungkinan adanya
7
kontraindikasi, interaksi dan reaksi alergi?
Apakah petugas kesehatan harus meperhatikan kemungkinan penyelarasan
8
obat sebelum menulis resep?
JUMLAH
CR = ……..%
Tepusen,
Pelaksana/Auditor
…………………………..
SOP
No. Dokumen :
No. Revisi :
Tanggal terbit :
Halaman :
1. Pengertian Peresepan adalah proses kegiatan yang meliputi aspek teknis dan non teknis yang harus
dikerjakan mulai dari menerima resep dokter sampai penyerahan obat kepada pasien.
2. Tujuan Sebagai acuhan penerapan langkah-langkah agar pasien mendapat obat sesuai dengan
resep dokter dan mendapat informasibagaimana menggunakanya.
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Tepusen Nomor ; 800/064/SK/2016 Tentang Persyaratan
petugas yang berhak menyediakan obat.
4. Referensi 1. Buku Pedoman Pengolahan Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan di Puskesmas,
Direktorat Jendral Pelayanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Depkes RI Jakarta,
cetakan kedua 2004.
2. Peraturan Menteri Kesehatan No. 30 Tahun 2014 tentang standar pelayanan
kefarmasian di Puskesmas.
5. Prosedur 1. Pertugas farmasi menyiapkan ruang pelayanan dan memenuhi stok obat
2. Petugas farmasi menerima resep dari pasien sesuai urutan dan memeriksa
kelengkapan identitas pasien
3. Petugas farmasi memeriksa kelengkapan resep yang berpedoman pada 5B 1W
(benar pasien,benar obat, benar dosis, benar cara pemberian, benar waktu
pemberian dan waspada inkompatibilitas obat)
4. Petugas farmasi memeriksa ketersediaan obat, jika obat yang diresepkan tersedia
maka resep dapat langsung dikerjakan apabila terdapat habis maka konsultasikan
dengan dokter menulis resep
5. Petugas meracik atau menyiapkan obat
6. Untuk sediaan obat racikan, petugas farmasi harus meracik obat tersebut sesuai
dengan permintaan yang tertulis di resep
7. Untuk sediaan obat sirup kering petugas farmasi harus menyerahkan obat dalam
keadaan sudah dicampur air sesuai dengan takaran
8. Petugas farmasi memberikan etiket dengan mencantumkan tanggal pemberian
obat, nama pasien, waktu pemberian obat, aturan pemakaian dengan jelas dan
dapat dibaca. Etiket putih untuk obat dalam dan etiket biru untuk obat luar.
9. Petugas farmasi memeriksa kembali jenis dan jumlah obat sesuai permintaan dalam
resep, lalu memasukan obat kedalam plastic agar terjaga mutunya
10. Petugas farmasi memanggil pasien sesuai dengan urutannya dan memastikan nama
dan alamatnya
11. Petugas farmasi menyerahkan obat disertai dengan pemberian informasi obat
12. Petugas Farmasi memastikan bahwa pasien mengerti informasi yang diberikan
6. Diagram Air
Menyiapkan alat dan Pasien dating Konsultasi ke
ruangan pelayanan membawa resep
jelas penulis resep
No. Dokumen :
No. Revisi :
CR = ……..%
Tepusen,
Pelaksana/Auditor
…………………………..
I. Pendahuluan
FMEA adalah suatu procedure terstruktur untuk mengidentifikasikan dan
mencegah sebanyak mungkin modus kegagalan ( failure mode ). Suatu mode
kegagalan adalh apa saja yang termasuk dalam kecacatna, kondisi diluar
spesifikasi yang ditetapkan, atau perubahan dalam produk yang menyebabkan
terganggunya fungsi dari produk.
Selanjutnya dilakukan FMEA untuk area prioritas Ruang Farmasi yaitu alur
pelayanan pemberian obat.
III. Identifikasi failure modes :
V. Identifikasi akibat jika terjadi failure mode untuk tiap-tiap failure mode