Anda di halaman 1dari 15

Diusulkan Oleh:

Rosmayanti
16416248201067
FM 16 C

UNIVERSITAS BUANA PERJUANGAN KARAWANG


KARAWANG
2019

i
DAFTAR ISI
Halaman
COVER JUDUL .............................................................................................. i
DAFTAR ISI .................................................................................................... ii
ABSTRAK ....................................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ............................................................................... 2
1.3. Tujuan ................................................................................................. 2
1.4. Manfaat ............................................................................................... 2
BAB 2 PEMBAHASAN .................................................................................. 3
BAB 3 PENUTUP
3.1. Kesimpulan ......................................................................................... 10
3.2. Saran ................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 11
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... 12

ii
Abstrak

Resep merupakan perwujudan cara terapi dokter kepada penderita yang memerlukan
pengobatan.
Sedangkan copie resep merupakan salinan tertulis dari suatu resep yang dibuat oleh
apoteker. Adapun Istilah laindari resep ialah apograph, exemplum, atau afschrift.
Seorang pasien setelah melakukan pemerksaan maka dia memoeroleh resep obat dari
dokter berupa tulisan yang memuat obat yang harus diambil dari apotek namun pada
kenyataannya tidak setiap apotek menyediaan obat yang telah diresepkan karena
suatu dan lain hal maka langkah yang harus diambil oleh seorang apoteker adalah
menuliskan copie resep kepada pasien untuk membelinya di apotek yang lebih
lengkap sediaan obatnya.

Kata kunci: Resep, Copie resep, Pasien, Dokter, dan Apoteker.

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Resep merupakan perwujudan cara terapi dokter kepada penderita yang


memerlukan pengobatan. Menurut peraturan resep harus ditulis dengan jelas dan
lengkap, dan apotek harus menyerahkan obat kepada pasien sesuai dengan yang
tertulis dalam resep.
Banyak dari kesalahan penulisan resep, salah membaca resep karena tulisan
tidak jelas, salah penyiapan dan penyerahan resep oleh petugas farmasi, sampai
kesalahan dalam mengonsumsi obat bisa menyebabkan kematian. Hal ini disebabkan
karena pada umumnya di Indonesia, resep obat masih dibuat dengan tulisan tangan
dokter, tidak seperti halnya di negara barat yang sudah menggunakan alat elektronika.
Karena masih dengan tilisan tangan inilah sering kali terjadi salah baca oleh apoteker.
Contohnya, antara nama obat yang diresepkan dan yang diberikan kepada pasien
sering tertukar. Lebih parahnya lagi jika alamat dan nomor kontak diresep juga tidak
jelas terbaca. Kesalahan tersebut juga bisa terjadi karena tidak adanya salah satu
syarat yang harus dimuat dalam resep.
Kesalahan-kesalahan seperti itu seharusnya bisa dicegah. Oleh karena itu
kamimembuat makalah yang berjudul”resep” untuk bisa menjadi acuan dalam
penulisan resep yang benar sehingga kesalahan-kasalahan dalam penulisan resep bisa
dicegah.

1.2 Rumasan Masalah


Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam proses penyusunan ini adalah
“Resep”
Untuk memberikan kejelasan makna serta menghindari meluasnya pembahasan
, maka dalam makalah ini masalahnya dibatasi pada :
1. Apakah yang dimadsud dengan resep ?
2. Apa saja bagian-bagian dari resep ?
3. Komponen resep menurut fungsinya terdiri dari apa saja?
4. Bagaimana kaidah-kaidah penulisan resep ?
5. Apa yang dimaksud dengan copie resep ?
6. Bagaimana cara penulisan copie resep ?

1
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian resep
2. Mengetahui komponen dari resep
3. Mengetahui fungsi komponen dari resep
4. Mengetahui kaidah penulisan resep
5. Mengetahui pengertian copie resep
6. Mengetahui cara penulisan resep

1.4 Manfaat
Untuk menambah wawasan mengenai salah satu pelayanan kefarmasian yaitu
mengenai resep dan copie resep berikut komponen dan fungsi yang terdapat dalam
suatu resep.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Resep


Resep adalah permintaan tertulias dari seorang dokter kepada apoteker
menyerahkan obat kepada pasien. Menurut keputusan Menteri Kesehatan Nomer
1027/MENKES/SK/IX/2004, resep adalah permintaan tertulis dari dokter, dokter
gigi, dokter hewan kepada apoteker untut menyediakan dan menyerahkan obat
kepada pasien sesuai peraturan perundangan yang berlaku.
Resep harus mudah dibaca dan mengungkap dengan jelasapa yang harus
diberikan. Idealnya resep obat yang diberikan kepada pasien tidak mengandung
kesalahan dan berisi seluruh komponen yang diperlukan pasien. Apabila apoteker
menganggap pada resep tidak dapat dibaca dengan jelas atau tidak lengkap, apoteker
hanyamenanyakan kepada penulis resep.
Resep disebut juga formulae medica, terdiri dari :
1. Formulae officinalis, yaitu resep yang tercantum dalam buku farmakope atau buku
lainnya yang merupakan standar.
2. Formulae megistralis, yaitu resp yang ditulis oleh Dokter.

2.2 Penulisan Resep


Dalam resep harus memuat:
1. Nama, alamat dan nomor izin praktek Dokter, Dokter gigi, dan Dokter hewan,
2. Tanggal penulisan resep (inscription),
3. Tanda R/pada bagian kiri setiap penulisan resep. Nama setiap obat atau
komposisi obat (invocation),
4. Aturan pemakaian obat yang tertulis (signatura),
5. Tanda tangan atau paraf Dokter penulis resep, sesuai dengan perundang-
undangan yang berlaku (subcriptio),
6. Jenis hewan dan nama serta alamat pemiliknya untuk resep Dokter hewan,
7. Tanda seru dan paraf Dokter untuk resep yang mengandung obat yang jumlahnya
melebihi dosis maksimal.
8. Resep Dokter hewan hanya ditujukan untuk pengguna pada hewan.
9. Resep yang mengandung narkotika harus ditulis tersendiri yaitu tidak boleh ada
iterasie (ulangan); ditulis nama pasien tidak boleh m.i = mihi ipsi ( untuk di

3
pakai sendiri); alamat pasien dan aturan pakai (signa) yang jelas, tidak boleh di
tulis sudah tahu pakainya (usus cognitus).
10. Bila Dokter tidak ingin resepnya yang mengandung obat keras tanpa
sepengetahuannya diulang, Dokter akan menulis tanda N.I = Ne iteratur ( tidak
boleh diulang).

Jadi resep yang tidak boleh diulang ialah :


Resep yang mengandung obat narkotika atau obat lain yang di tetapkan oleh Menkes
dan Dirjen. POM. Harus dengan resep baru.
Resep untuk pengobatan segera :
Untuk penderita yang memerlukan pengobatan segera dokter dapat memberi tanda :
a. cito : segera
b. urgent / statim : penting
c. P.I.M : Pariculum In Mora = berbahaya bila di tunda

Yang berhak menulis resep yaitu:


1). Dokter
2). Dokter gigi, terbatas pengobatan gigi dan mulut.
3). Dokter hewan terbatas pengobatan hewan.

2.3 Komponen Resep Menurut Fungsi

Menurut fungsi bahan obat resep terbagi atas :


1. Remidium Cardinal, obat yang berkhasiat utama
2. Remidium Ajuvans, obat yang menunjang bekerjanya bahan obat utama
3. Corrigens, zat tambahan guna memperbaiki warna, rasa, dan bau dari obat
utama.
Corrigens dapat kita bedakan sebagai berikut :
a. Corrigens Actionis : untuk memperbaiki kerja zat berkhasiat utama. Contoh :
polvis doveri terdiri dari kali sulfas, ipecacuanhae radix, dan opii pulvis. Opii
pulvis sebagai zat berkhasiat utama menyebabkan orang sukar buang air besar,
karena itu di beri kalii sulfas sebagai pencahar sekaligus memperbaiki kerja
dalam opii pulfis tersebut.

4
b. Corrigens Odoris : untuk memperbaiki bau dari obat. Contoh :
Oleum Cinnamommi dalam emulsi minyak ikan.
c. Corrigens Saporis : untuk memperbaiki rasa dalam obat. Contoh :
saccharosa atau sirupus simplex untuk obat-obatan yang rasanya pahit.
d. Corrigens Coloris : untuk memperbaiki warna obat. Contoh : obat untuk
anak di beri warna merah agar menarik untuk diminum.
e. Corrigens Solubilis : untuk memperbaiki kelarutan dari obat utama.
Contoh : Iodium dapat mudah larut dalam larutan pekat KI/Nal.

4. Constituens/Vehiculum/Exipens, merupakan zat tambahan, bahan obat bersifat


netral dan dipakai sebagai obat bersifat netral dan dipakai sebagai bahan pengisi
dan pemberi bentuk, sehingga menjadi obat yang cocok. Contoh: lactosa pada
serbuk, amylum dan talcum pada bedak tabur.

2.4 Kaidah-kaidah Penulisan Resep

1. Suatu obat dalam resep sebaiknya tidak menuliskan gr, yang


bilamana dimaksud ialah satuan gram. Suatu angka di belakang nama obat
dalam resep otomatis berarti gramsedangkan gr. adalah granum yang beratnya
hanya 65 mg.
2. Titik desimal untuk dosis obat harus ditempatkan dengan tepat. Kesalahan
penempatan titik desimal dapat menyebabkan dosis/kekuatan obat menjadi 10
kali dari dosis/kekuatan yang dimaksud.
3. Nama obat ditulis dengan jelas. Penulisan nama obat yang tidak jelas dapat
menyebabkan kekeliruan dalam pengambilan obat yang akan diberikan
kepada pasien.
4. Kekuatan dan jumlah obat ditulis dalam resep dengan jelas. Kekuatan obat
adalah jumlah obat yang terkandung dalam tiap tablet dan
supositoria (miligram) atau dalam larutan mililiter. Singkatan yang
berlaku internasional adalah mg untuk miligram dan ml untuk mililiter.
5. Harus hati-hati bila memberikan beberapa obat secara bersamaan
yaitu beberapa bahan obat yang dicampurkan dalam satu R/ (recipe) dan
beberapa bentuk sediaan diberikan dalam beberapa R/ (recipe) dalam satu
kertas resep, setiap sediaan itu oleh penderita harus diminum pada waktu
bersamaan.

5
6. Dosis tiap obat yang diberikan seharusnya diperhitungkan dengan tepat serta
diperhitungkan juga semua factor individual penderita, terutama umur dan
berat badannya.
7. Harus diketahui dulu kondisi penderita secara akurat sebelum menentukan
pengobatan.
8. Terapi dengan obat diberikan hanya bila ada indikasi yang jelas dan tidak
karena penderita mendesak meminta suatu obat tertentu.
9. Ketentuan mengenai obat dituliskan dengan jelas di atas resep, sehingga nanti
akan tertera pada etiket yang dipasang pada wadah obat.
10. Pemberian obat yang terlalu banyak sebaiknya dihindari karena bisa bahaya.
11. Pemberian obat dalam jangka waktu yang terlalu lama sebaiknya dihindari.
12. Tata cara penggunaan obat diterangkan kepada pasien dengan jelas.
13. Kemungkinan bahaya bila meminum obat lain disamping obat yang diberikan
dokter diberitaukan kepada pasien.
14. Efek samping atau kelainan tertentu akibat dari obat
yang diberikan, diberitahukan kepada pasien.

Penulisan jumlah obat dalam resep mutlak diperlukan untuk menentukan lama
terapi pasien. Jika jumlah obat tidak dituliskan, maka berapa banyak obat yang harus
diberikan kepada pasien tidak dapat ditentukan, akibatnya resep tidak dapat
dilayani. Keadaan ini berpotensi menghambat pelayanan.

2.5 Definisi Copie Resep


Copie resep ialah salinan tertulis dari suatu resep yang dibuat oleh apotek.
Istilah laindari resep ialah apograph, exemplum, atau afschrift.

2.6 Penulisan Copie Resep


Dalam copie resep, selain memuat semua keterangan yang termuat dalam resep
asli harus memuat pula:
1. nama dan alamatapotek
2. nama dan nomor S.I.K. Apoteker Pengelola Apotek
3. tanda tangan atau paraf Apoteker Pengelola Apotek
4. tanda det.=detur untuk obat yang sudah diserahkan atau tanda ne det nedetur
untuk obat yang belum diserahkan.
5. nomor resep dan tanggal pembuatan.

6
6. Copie resep harus ditandatangani apoteker, mencantumkan nama terang dan
status yang bersangkutan.
7. Resep harus dirahasiakan dan disimpan di apotek selama 3 tahun.
Apabila Apoteker Pengelola Apotek berhalangan, penandatanganan atau paraf
pada copie resep dapat dilakukan oleh apoteker pendamping atau
apoteker pengganti dengan mencantumkan nama terang dan status yang
bersangkutan.
8. Resep atau copie resep hanya boleh diperlihatkan kepada dokter penulis resep,
petugas kesehatan atau petugas lain yang berwenang menurut peraturan
perundang undanganyang berlaku.
9. Apoteker Pengelola Apotek, apoteker pendamping, atau pengganti diizinkan
untuk menjual obat keras yang disebut Daftar Obat Wajib Apotek tanpa
resep dari dokter.

2.7 Pelayanan Resep Obat


Cara apoteker memproses suatu resep merupakan hal penting dalam rangka
pemenuhan tanggung jawab profesional mereka.
Dalam pelayanan resep ini, resep yang sudah diterima apoteker harus dibaca
secara lengkap dan hati-hati, sehingga tidak ada keraguan dalam resep
tersebut. Apoteker harus melakukan skrining resep yang meliputi:
1. Persyaratan administratif yaitu: nama, nomor Surat Izin Praktek dan alamat
dokter, tanggal penulisan resep, paraf dokter penulis resep, nama,
alamat, umur, jenis kelamin,berat badan pasien, nama obat, dosis, dan jumlah
yang diminta, dan cara pemakaian yang jelas
2. Kesesuaian farmasetis yaitu: bentuk sediaan, dosis, stabilitas,
inkompatibilitas, cara dan lama pemberian.
3. Pertimbangan klinis: efek samping, alergi, interaksi dan kesesuaian dosis.

Jika terdapat sesuatu yang kurang jelas atau jika nampak telah terjadi kesalahan,
apoteker harus mengkonsultasikan kepada penulis resep. Hendaknya apoteker tidak
mengartikan maksud dari kata yang tidak jelas atau singkatan yang tidak diketahui.

7
2.8 Pengelolaan Resep Yang Telah Dikerjakan
1. Resep yang telah dibuat disimpan menurut urutan tanggal dan
nomorpenerimaan/pembuatan resep.
2. Resep yang mengandung narkotika harus dipisah dari resep lainnya, tandai
garis merah di bawah nama obatnya.
3. Resep yang telah disimpan melebihi 3 tahun dapat dimusnahkan dan cara
pemusnahannya adalah dengan cara dibakar atau dengan cara lainnya yang
memadai.
4. Pemusnahan resep dilakukan oleh apoteker pengelola bersama dengan
sekurang-kurangnya seorang petugas apotik.
5. Pemusnahan resep harus dibuat berita acara pemusnahan sesuai dengan
bentuk yang telah di tentukan, rangkap 4 dan ditanda tangani oleh APA.

2.9 Kesalahan dalam Resep Obat


Kesalahan merupakan suatu kekeliruan dalam penulisan, dispensing atau
pemberian obat yang direncanakan, dideteksi dan diperbaiki sebelum obat
diberikan kepada pasien.Kesalahan dapat terjadi pada semua tahap dari proses
perawatan, mulai dari diagnosis sampai pemberian obat.
Penulisan resep obat dan penyerahan obat yang tidak tepat dapat
mengakibatkan pengobatan tidak berhasil. Termasuk penulisan yang kurang tepat
yaitu: pengobatan yang kurang tepat (pemilihan obat, bentuk sediaan dan lama
pemakaian) dan pemberian obat yang tidak diperlukan. Selain itu juga
penyerahan obat yang tidak tepat seperti halnya obat yang tidak tersedia pada
saat dibutuhkan dan kesalahan dispensing.
Beberapa jenis kesalahan memang cukup banyak dijumpai dalam penulisan
resep, misalnya masih banyak resep obat yang ditulis tanpa ada penulisan signa
atau aturan pakai, kadang kata signa yang dituliskan kurang jelas atau kurang
lengkap.
Beberapa jenis kesalahan yang terjadi pada resep:
1. Aturan pakai tidak ditulis lengkap, tidak sesuai atau tidak ditulis sebagai aturan
pakai /”signa”.
2. Tidak menyebutkan nama obat yang diminta dengan jelas, misalnya obat ditulis
dengan kode-kode tertentu (biasanya untuk obat dengan resep yang diulang
atau copieresep).

8
3. Resep tidak menyebutkan kekuatan obat yang diminta padahal obat tersedia
dalam bermacam- macam kekuatan.
4. Tidak ada umur pasien terutama untuk pasien anak.
5. Tidak ada tanda tangan dokter/prescriber.
6. Obat yang diresepkan telah dicontinued lebih dari 3 bulan (tidak diproduksi lagi)
dan stock obat tidak ada.
7. Bentuk sediaan yang diresepkan tidak sesuai atau berbeda dengan yang diminta
pasien.
8. Nama obat tidak jelas karena tulisan yang sulit dibaca.
9. Tanggal resep tidak ditulis.
10. Penulisan obat dengan khasiat sama lebih dari 1 kali dalam 1 lembar resep, baik
dengan nama sama atau merk berbeda.
11. Pasien tidak cocok atau mengalami efek samping selama pemberian obat.
12. Tidak menyebutkan bentuk sediaan yang diminta padahal obat tersebut tersedia
dalam bermacam macam bentuk.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa Resep merupakan permintaan
tertulis dari Dokter kepada Apoteker untuk menyediakan dan menyerahkan obat
kepada pasien sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan apabila
obat belum tersedia maka seorang apoteker dapat memberikan Copie resep yaitu
salinan tertulis dari suatu resep yang dibuat oleh apotek. Istilah laindari resep ialah
apograph, exemplum, atau afschrift.

B. Saran
Dalam penulisan Resep harus jelas dan lengkap agar mudah dibaca oleh
petugas kefarmasian dalam pelayanan Resep.

10
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2006. Pedoman Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas, Direktorat Bina


Farmasi Komunitas dan Klinik Direktorat Jenderal Bina
Kefarmasian dan Alat Kesehatan Departemen Kesehatan RI.
Jakarta : Depkes RI.

Permenkes RI Nomor 74 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian Di


Puskesmas

Permenkes RI No. 75 tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat

Syamsuni, Apt. 2008. Farmasetika Dasar Dan Hitungan Farmasi. Jakarta: EGC.

11
LAMPIRAN
Contoh resep dan copie resep

12

Anda mungkin juga menyukai