Rosmayanti
16416248201067
FM 16 C
i
DAFTAR ISI
Halaman
COVER JUDUL .............................................................................................. i
DAFTAR ISI .................................................................................................... ii
ABSTRAK ....................................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ............................................................................... 2
1.3. Tujuan ................................................................................................. 2
1.4. Manfaat ............................................................................................... 2
BAB 2 PEMBAHASAN .................................................................................. 3
BAB 3 PENUTUP
3.1. Kesimpulan ......................................................................................... 10
3.2. Saran ................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 11
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... 12
ii
Abstrak
Resep merupakan perwujudan cara terapi dokter kepada penderita yang memerlukan
pengobatan.
Sedangkan copie resep merupakan salinan tertulis dari suatu resep yang dibuat oleh
apoteker. Adapun Istilah laindari resep ialah apograph, exemplum, atau afschrift.
Seorang pasien setelah melakukan pemerksaan maka dia memoeroleh resep obat dari
dokter berupa tulisan yang memuat obat yang harus diambil dari apotek namun pada
kenyataannya tidak setiap apotek menyediaan obat yang telah diresepkan karena
suatu dan lain hal maka langkah yang harus diambil oleh seorang apoteker adalah
menuliskan copie resep kepada pasien untuk membelinya di apotek yang lebih
lengkap sediaan obatnya.
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian resep
2. Mengetahui komponen dari resep
3. Mengetahui fungsi komponen dari resep
4. Mengetahui kaidah penulisan resep
5. Mengetahui pengertian copie resep
6. Mengetahui cara penulisan resep
1.4 Manfaat
Untuk menambah wawasan mengenai salah satu pelayanan kefarmasian yaitu
mengenai resep dan copie resep berikut komponen dan fungsi yang terdapat dalam
suatu resep.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
pakai sendiri); alamat pasien dan aturan pakai (signa) yang jelas, tidak boleh di
tulis sudah tahu pakainya (usus cognitus).
10. Bila Dokter tidak ingin resepnya yang mengandung obat keras tanpa
sepengetahuannya diulang, Dokter akan menulis tanda N.I = Ne iteratur ( tidak
boleh diulang).
4
b. Corrigens Odoris : untuk memperbaiki bau dari obat. Contoh :
Oleum Cinnamommi dalam emulsi minyak ikan.
c. Corrigens Saporis : untuk memperbaiki rasa dalam obat. Contoh :
saccharosa atau sirupus simplex untuk obat-obatan yang rasanya pahit.
d. Corrigens Coloris : untuk memperbaiki warna obat. Contoh : obat untuk
anak di beri warna merah agar menarik untuk diminum.
e. Corrigens Solubilis : untuk memperbaiki kelarutan dari obat utama.
Contoh : Iodium dapat mudah larut dalam larutan pekat KI/Nal.
5
6. Dosis tiap obat yang diberikan seharusnya diperhitungkan dengan tepat serta
diperhitungkan juga semua factor individual penderita, terutama umur dan
berat badannya.
7. Harus diketahui dulu kondisi penderita secara akurat sebelum menentukan
pengobatan.
8. Terapi dengan obat diberikan hanya bila ada indikasi yang jelas dan tidak
karena penderita mendesak meminta suatu obat tertentu.
9. Ketentuan mengenai obat dituliskan dengan jelas di atas resep, sehingga nanti
akan tertera pada etiket yang dipasang pada wadah obat.
10. Pemberian obat yang terlalu banyak sebaiknya dihindari karena bisa bahaya.
11. Pemberian obat dalam jangka waktu yang terlalu lama sebaiknya dihindari.
12. Tata cara penggunaan obat diterangkan kepada pasien dengan jelas.
13. Kemungkinan bahaya bila meminum obat lain disamping obat yang diberikan
dokter diberitaukan kepada pasien.
14. Efek samping atau kelainan tertentu akibat dari obat
yang diberikan, diberitahukan kepada pasien.
Penulisan jumlah obat dalam resep mutlak diperlukan untuk menentukan lama
terapi pasien. Jika jumlah obat tidak dituliskan, maka berapa banyak obat yang harus
diberikan kepada pasien tidak dapat ditentukan, akibatnya resep tidak dapat
dilayani. Keadaan ini berpotensi menghambat pelayanan.
6
6. Copie resep harus ditandatangani apoteker, mencantumkan nama terang dan
status yang bersangkutan.
7. Resep harus dirahasiakan dan disimpan di apotek selama 3 tahun.
Apabila Apoteker Pengelola Apotek berhalangan, penandatanganan atau paraf
pada copie resep dapat dilakukan oleh apoteker pendamping atau
apoteker pengganti dengan mencantumkan nama terang dan status yang
bersangkutan.
8. Resep atau copie resep hanya boleh diperlihatkan kepada dokter penulis resep,
petugas kesehatan atau petugas lain yang berwenang menurut peraturan
perundang undanganyang berlaku.
9. Apoteker Pengelola Apotek, apoteker pendamping, atau pengganti diizinkan
untuk menjual obat keras yang disebut Daftar Obat Wajib Apotek tanpa
resep dari dokter.
Jika terdapat sesuatu yang kurang jelas atau jika nampak telah terjadi kesalahan,
apoteker harus mengkonsultasikan kepada penulis resep. Hendaknya apoteker tidak
mengartikan maksud dari kata yang tidak jelas atau singkatan yang tidak diketahui.
7
2.8 Pengelolaan Resep Yang Telah Dikerjakan
1. Resep yang telah dibuat disimpan menurut urutan tanggal dan
nomorpenerimaan/pembuatan resep.
2. Resep yang mengandung narkotika harus dipisah dari resep lainnya, tandai
garis merah di bawah nama obatnya.
3. Resep yang telah disimpan melebihi 3 tahun dapat dimusnahkan dan cara
pemusnahannya adalah dengan cara dibakar atau dengan cara lainnya yang
memadai.
4. Pemusnahan resep dilakukan oleh apoteker pengelola bersama dengan
sekurang-kurangnya seorang petugas apotik.
5. Pemusnahan resep harus dibuat berita acara pemusnahan sesuai dengan
bentuk yang telah di tentukan, rangkap 4 dan ditanda tangani oleh APA.
8
3. Resep tidak menyebutkan kekuatan obat yang diminta padahal obat tersedia
dalam bermacam- macam kekuatan.
4. Tidak ada umur pasien terutama untuk pasien anak.
5. Tidak ada tanda tangan dokter/prescriber.
6. Obat yang diresepkan telah dicontinued lebih dari 3 bulan (tidak diproduksi lagi)
dan stock obat tidak ada.
7. Bentuk sediaan yang diresepkan tidak sesuai atau berbeda dengan yang diminta
pasien.
8. Nama obat tidak jelas karena tulisan yang sulit dibaca.
9. Tanggal resep tidak ditulis.
10. Penulisan obat dengan khasiat sama lebih dari 1 kali dalam 1 lembar resep, baik
dengan nama sama atau merk berbeda.
11. Pasien tidak cocok atau mengalami efek samping selama pemberian obat.
12. Tidak menyebutkan bentuk sediaan yang diminta padahal obat tersebut tersedia
dalam bermacam macam bentuk.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa Resep merupakan permintaan
tertulis dari Dokter kepada Apoteker untuk menyediakan dan menyerahkan obat
kepada pasien sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan apabila
obat belum tersedia maka seorang apoteker dapat memberikan Copie resep yaitu
salinan tertulis dari suatu resep yang dibuat oleh apotek. Istilah laindari resep ialah
apograph, exemplum, atau afschrift.
B. Saran
Dalam penulisan Resep harus jelas dan lengkap agar mudah dibaca oleh
petugas kefarmasian dalam pelayanan Resep.
10
DAFTAR PUSTAKA
Syamsuni, Apt. 2008. Farmasetika Dasar Dan Hitungan Farmasi. Jakarta: EGC.
11
LAMPIRAN
Contoh resep dan copie resep
12