B B Anti-A B,O
A A Anti-B A,O
Keadaan fisik Kemerahan, Lisis dan nekrosis Eritema, nekrosis, Eritema dan
panas dan edema indurasi
bengkak
Diperantai oleh Antibodi Antibodi Antibodi Sel T
Histologi Sel basofil dan Antibodi dan Komplemen dan Monosit dan
eosinofil komplemen neutrofil limfosit
Contoh reaski Alergi, asma, Erythroblastosis Systemic Lupus Tes tuberkulin
demam fetalis, Erythematosus, poison ivy,
goodpasture’s farmer’s lung granuloma
nephritis disease
Penyakit Autoimun
Kelainan tubuh yang disebabkan oleh reaksi respon
imun terhadap sel tubuh sendiri yang dianggap
sebagai antigen (self-antigen) → kerusakan organ
tubuh
Jarang terjadi, prevalensi 5% dari penduduk dunia,
75% menyerang kaum wanita.
Penyakit autoimun dapat terjadi apabila seseorang
kehilangan self-tolerance → sistem imunnya tidak
mampu membedakan antara sel atau jaringan tubuh
sendiri(self) dengan sel atau jaringan asing (non-self) →
jaringan tubuh sebagai antigen yang harus
dimusnahkan.
Pada penyakit autoimun → baik respon selular
berupa reaksi perusakan jaringan oleh limfosit T
dan makrofag, maupun respon humoral dengan
pembentukan antibodi yang ditujukan terhadap
jaringan tubuhnya sendiri → autoantibodi.
Respon terhadap sel antigen melibatkan komponen-
komponen yaitu antibodi, sistem komplemen, reaksi
kompleks imun dan cell-mediated immunity (CMI)
Mekanisme reaksi autoimunitas :
Anemia pemisiosa Sel darah merah Faktor intrinsik, sel parietal lambung
Retikular disgenesis Sel B, Sel T dan sel induk (defisiensi sel induk, sel
B dan sel T tidak berkembang)
Severe combined immunodeficiency Sel B, sel T dan sel induk (defisiensi pada sel B dan
sel T)
DiGeorge syndrome Sel T (kelainan pada timus menyebabkan
defisiensi sel T)
Wiskoott-aladrich syndrome Sel B dan sel T (sedikit platelet dalam darah dan
sel T abnormal)
X-linked agammaglobulinemia Sel B (penurunan produksi Ig)
Sekian