Diusulkan Oleh:
Rosmayanti ;16416248201067;2016
Rodiah Empon ; 16416248201049;2016
Ajeng Selistyawati; 16416248201094;2016
Cyntia Desi Ramadani ; 16416248201094;2016
JUDUL ............................................................................................................. i
DAFTAR ISI.................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ............................................................................... 1
1.3. Tujuan ................................................................................................. 1
1.4. Manfaat ............................................................................................... 1
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 2
2.1. Kadar AIr ............................................................................................ 3
2.2. Metode Analisis Kadar Secara Kualitatif ........................................... 4
BAB 3 METODE ANALISIS
3.1. Alat dan Bahan ................................................................................... 7
3.2. Prosedur Kerja ................................................................................... 7
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan ................................................................................ 10
4.2 Pembahasan ........................................................................................ 12
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ......................................................................................... 14
5.2 Saran .................................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 15
BAB I
PENDAHULUAN
Kriteria ikatan air dalam aspek daya awet bahan pangan dapat ditinjau dari
kadar air, konsentrasi larutan, tekanan osmotik, kelembaban relatif berimbang dan
aktivitas air. Kandungan air dalam bahan pangan akan berubah-ubah sesuai dengan
lingkungannya, dan hal ini sangat erat hubungannya dengan daya awet bahan pangan
tersebut. Hal ini merupakan pertimbangan utama dalam pengolahan dan pengelolaan
pasca olah bahan pangan (Purnomo,1995). Selain air, bahan pangan juga mengandung
zat-zat lain yang bermanfaat bagi kesehatan atau biasa disebut dengan zat-zat gizi. Zat
gizi tersebut telah dibuktikan bermanfaat dalam menjaga atau mengobati satu atau
lebih penyakit atau meningkatkan performa fisiologisnya (Winarno 1990).
Kandungan air dari suatu bahan pangan perlu diketahui terutama untuk
menentukan persentase zat-zat gizi secara keseluruhan. Jumlah kadar air yang terdapat
di dalam suatu bahan pagan sangat berpengaruh atas seluruh susunan persentase zat-
zat gizi secara keseluruhan. Dengan diketahuinya kandungan air dari suatu bahan
pangan, maka dapat diketahui berat kering dari bahan tersebut yang biasanya konstan.
Penentuan kadar air suatu bahan pangan bergantung pada sifat bahan pangan
itu sendiri. Penentuan ini terkadang tidak mudah dilakukan karena terdapat bahan
yang mudah menguap pada beberapa jenis bahan pangan, dan adanya air yang terurai
pada bahan pangan, serta oksidasi lemak pada bahan pangan tersebut. Faktor lain yang
mempengaruhi penentuan kadar air
1
yang tepat yaitu air yang ada dalam bahan pangan terikat secara fisik dan ada yang
secara kimia.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. AIR
Air merupakan salah satu unsur penting dalam bahan pangan, meskipun
bukan sumber nutrient namun keberadaannya sangat esensial dalam
kelangsungan proses biokimiawi organisme hidup. Air dalam bahan pangan
terdapat dalam berbagai bentuk, yaitu :
1. Air bebas, terdapat dalam ruang-ruang antar sel dan inter-granular
serta pori-pori yang terdapat pada bahan
2. Air terikat secara lemah karena teradsorpsi pada permukaan koloid
makromolekuler seperti protein, pectin pati,dan selulosa. Selain itu air juga
terdispersi diantara koloid tersebut dan merupakan pelarut zat yang ada
dalam sel. Air dalam bentuk ini masih memiliki sifat air bebas dan dapat
dikristalkan dalam proses pembekuan. Ikatan antara air dengan koloid
tersebut merupakan ikatan hidrogen
3. Air dalam keadaan terikat kuat yaitu air yang membentuk hidrat.
Ikatannya bersifat ionic sehingga relative sukar dihilangkan atau diuapkan.
Air jenis ini tidak membeku meskipun didinginkan pada suhu 0o
Air bebas dapat membantu terjadinya proses kerusakan bahan pangan,
seperti proses mikrobiologis, kimiawi, enzimatik, bahkan oleh aktivitas serangga
perusak. Sedangkan air dalam bentuk lain tidak membantu terjadinya proses
kerusakan pada bahan pangan. Sehingga kadar air bukan parameter absolut
untu dipakai meramalkan kecepatan terjadinya kerusakan bahan makanan.
Dalam hal ini, digunakan pengertian aktivitas air (Aw) untuk menentukan
kemampuan air dalam proses-proses kerusakan bahan makanan.
Hubungan kadar air dan air bebas atau Aw ditunjukan dengan
kecenderungan bahwa semakin tinggi kadar air semakin tinggi pula nilai Aw.
Akan tetapi, hubungan tersebut tidak linier melainkan berbentuk kurva sigmoid.
Kadar air dinyatakan dalam prosen (%) dalam skala 0-100, sedangkan nilai Aw
dinyatakan dalam angka decimal pada kisaran skala 0-1,0. Kurva hubungan
antara kadar air dan Aw bahan disebut juga sebagai kurva Isoterm Sorbsi
Lembab (ISL). Contoh kadar air beberapa jenis bahan pangan dapat dilihat pada
Tabel .
3
Tabel Kadar Air Beberapa Jenis Bahan Pangan
B. KADAR AIR
Kadar air merupakan salah satu parameter penentu
mutu bahan. Dalam simplisia, menentukan tingkat keamanan
untuk disimpan. Dalam bahan makanan sangat
mempengaruhi kualitas dan daya simpan. Selain itu juga
sebagai penentu dalam proses pengolahan maupun
pendistribusian agar ditangani secara tepat. Penentuan kadar
air dalam suatu bahan dapat dilakukan dengan beberapa
metode yaitu metode pengeringan (dengan oven biasa),
metode destilasi, metode kimia dan metode khusus. Daya
awet bahan pangan dapat ditinjau dari kadar air, konsentrasi
larutan, tekanan osmotik, kelembaban relatif berimbang dan
aktivitas air. Kandungan air dalam bahan pangan akan
berubah-ubah sesuai dengan lingkungannya, dan hal ini
sangat erat hubungannya dengan daya awet bahan pangan
tersebut.
BAB III
METODE ANALISIS
Alat :
Tabung reaksi
Rak tabung reaksi
Lampu Bunsen
Gelas kimia
Gelas ukur
Pipet tetes
Pipet volume
Bulb filler
Sampel protein
Aquadest
3.2 Metode Analilis
1. Menggunakan Spektrofotometri
2. Penambahan Fecl3