Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN ANALISIS KADAR AIR METODE OVEN

DENGAN SAMPEL BERAS

Dosen pengampu : Rizky Kusuma Wardhani.,S.Si.,M.Biomed

Disusun Oleh :

1. AISYAH (PO.62.31.3.23.754)
2. DWI ALYA ALIZHA (PO.62.31.3.23.760)
3. HARBA RIANI (PO.62.31.3.23.766)
4. MAY ISRAELLISIA MANTIKEY (PO.62.31.3.23.772)
5. NIKA AGUSTINA (PO.62.31.3.23.778)
6. NUR SIFA (PO.62.31.3.23.784)
7. REY ANHIARY RADENDY (PO.62.31.3.23.790)

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDRAL TENAGA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALANGKA RAYA
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN GIZI & DIETETIKA
REG X.B 2023
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb

Puji serta syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat
Karunia-Nya, sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan laporan mengenai “ ANALISIS
KADAR AIR METODE OVEN DENGAN SAMPEL BERAS”.

Adapun, tujuan dari penulisan dari laporan ini adalah untuk memenuhi tugas
pembuatan laporan hasil praktek pada mata kuliah Ilmu Kimia Pangan .

Terlebih dahulu, kami mengucapkan terima kasih kepada ibu Rizky Kusuma
Wardhani.,S.Si,.M.Biomed selaku Dosen Pengampu Kimia Pangan yang telah memberikan
tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi
yang kami tekuni saat ini.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada kelompok ini yang telah bekerja sama
dalam menulis laporan ini, sehingga dapat menyelesaikan tugas ini dengan tepat waktu.

Kemudian, kami menyadari bahwa tugas yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun kami butuhkan demi
kesempurnaan laporan ini.
DAFTAR ISI

JUDUL.................................................................................................................................................1
KATA PENGANTAR.........................................................................................................................2
DAFTAR ISI........................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................................3
A. Latar Belakang...........................................................................................................................3
B. Tujuan........................................................................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................................5
BAB III METODE..............................................................................................................................6
A. Alat Dan Bahan......................................................................................................................6
B. Prosedur Kerja.......................................................................................................................6
C. Diagram Alir..........................................................................................................................6
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................................................7
A. Hasil.......................................................................................................................................8
B. Pembahasan...........................................................................................................................8
BAB V KESIMPULAN.....................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................16
LAMPIRAN.......................................................................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Air adalah zat atau materi atau unsur yang penting bagi semua bentuk kehidupan
yang diketahui sampai saat ini di bumi, tetapi tidak di planet lain. Air menutupi hampir 72%
permukaan bumi. Air diperlukan untuk kelangsungan proses biokimiawi organisme hidup,
sehingga sangat essensial. Pengukuran kadar air dalam suatu bahan sangat diperlukan dalam
berbagai bidang. Salah satu bidang yang memerlukan pengukuran kadar air adalah bidang
pertanian . Komoditi pertanian yang cukup penting untuk diketahui kadar airnya adalah beras.

Mutu beras terutama ditentukan oleh kadar airnya, semakin tinggi kadar air beras,
mutunya semakin jelek. Tingginya kadar air beras dapat berakibat tumbuhnya jamur-jamur
penghasil mikotoksin (racun) yang sangat berbahaya bagi kesehatan manusia. Kadar air juga
perlu diketahui untuk biji-bijian yang lain. Di samping terdapat dalam bahan makanan secara
alamiah, air terdapat bebas di alam dalam berbagai bentuk. Air bebas ini sangat penting juga
dalam pertanian, pencucian dan sanitasi umum maupun pribadi, teknologi pangan dan
sebagai air minum. Air yang digunakan untuk keperluan khusus mungkin harus mengalami
perlakuan terlebih dahulu misalnya sterilisasi, pengurangan kesadahan, penurunan BOD dan
sebagainya

B. Tujuan
Tujuan Percobaan
· Mahasiswa dapat melakukan analisis kadar air pada setiap bahan pangan.
· Mahasiswa dapat menentukan bahan pangan yang ditetapkan kadar airnya dengan
metode oven.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Air merupakan bahan yang sangat penting bagi kehidupan manusia dan fungsinya tidak
pernah dapat digantikan oleh senyawa lain. Air juga merupakan komponen penting dalam bahan
makanan karena air dapat mempengaruhi penampakannya, tekstur, serta cita rasa makanan kita,
bahkan dalam bahan makanan kering sekalipun, seperti buah kering, tepung, serta biji-bijian
terkandung air dalam jumlah tertentu.

Suatu bahan yang telah mengalami pengeringan ternyata lebih bersifat higroskopis dari pada
bahan asalnya. Oleh karena itu selama pendinginan sebelum penimbangan, bahan selalu ditempatkan
dalam ruang tertutup yang kering, misalnya dalam desikator yang telah diberi zat penyerap air.
Penyerapan air/uap air ini dapat menggunakan kapur aktif, asamsulfat; silika gel, alumunium oksida,
kalium klorida, kalium hidroksida, kalium sulfat atau barium oksida.

Di dalam bahan pangan terdapat air dalam bentuk (1) Air Bebas, yaitu air yang berada di
permukaan benda padat dan sifatnya mudah diuapkan, (2) Air terikat, yaitu air yang terikat secara
fisik menurut sistem kapiler atau air absorpsi karena adanya tenaga penyerapan, (3) Air terikat secara
kimia, yaitu air yang berada dalam bahan dalam bentuk air kristal dan air yang terikat dalam system
dispersi koloid. Peranan air dalam bahan pangan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
aktivitas metabolisme seperti misalnya aktivitas enzim, aktivitas mikroba, dan aktivitas kimiawi, yaitu
terjadinya ketengikan, dan reaksi- reaksi nonenzimatis, sehingga menimbulkan perubahan sifat-sifat
organoleptik, penampakan, tekstur dan citarasa serta nilai gizinya. Cara mencegah pertumbuhan
mikroba dapat dilakukandengan cara mengganggu lingkungan hidupnya, dengan cara mengubah suhu,
kadar air substrat (aw), pH, kadar oksigen, komposisi substrat, serta penggunaan bahan pengawet anti
mikroba.

Penentuan kadar air penting dilakukan di industri pangan seperti dalam penentuan
kesetimbangan massa dan penyusutan. Kadar air optimum untuk suatu proses pengolahan seringkali
harus diketahui seperti penepungan biji bijian, pengulenan adonan sampai konsistensi optimum dan
produksi roti dengan tekstur yang baik. Penentuan kadar air dipengaruhi oleh suhu pemanasan, suhu
dan kelembaban relatif cawan, kelembaban relatif dan pergerakan udara di dalam cawan, kevakuman
dalam cawan, ketebalan dan ukuran sampel, konstruksi oven pengering dan posisi sampel dalam oven.

Salah satu metode penentuan kadar air yang sederhana dan banyak digunakan untuk produk
pangan adalah metode pengeringan atau metode oven (thermogravimetri). Pada metode ini sampel
dibiarkan dalam alat pengering (oven) pada suhu 70-105°C. Kelebihan metode ini adalah prosedumya
yang sederhana dan data yang diperoleh cukup baik dan akurat. Tetapi, waktu yang dibutuhkan untuk
mengeringkan sampel cukup lama dan pada sampel yang mempunyai kadar gula tinggi sangat sulit
dilakukan pengeringan.

Pengukuran kadar air total dilakukan dengan metode termogravimetri (metode oven). Sampel
sebanyak 2 gram ditimbang pada cawan yang sudah diketahui bobotnya lalu dikeringkan pada oven
suhu 105° C selama 3 jam. Setelah itu didinginkan dalam eksikator dan ditimbang hingga diperoleh
bobot tetap. Perhitungan kadar air diperoleh dengan membandingkan bobot sampel sebelum
dikeringkan dan bobot yang hilang setelah dikeringkan dikali 100%.
BAB III
METODE
A. Alat Dan Bahan
1. Alat
- Blender
- Spatula
- Oven
- Desikator
- Beaker 50 ml
- Krusibel
- Neraca Analitik
- Penjepit Cawan
2. Bahan
- Beras 2gr (sebagai sampel)
B. Prosedur Kerja
a. Langkah-langkah
1. Memblender sempel sampal halus (baras).
2. Tuang sempel menggunakan spatula ke gelas beaker 50 ml.
3. Krusibel di panaskan dalam oven selama is menit dengan suhu105°C, lalu
dikeluarkan dan dimasukan kedalam desikator selama 15 menit.
4. Timbang crucible yang sudah dikeluarkan dari desikator lalu ditimbang
menggunakan neraca analitik.
 Berat awal crucibel + tutup kosong: 49, 5074 gram.
 Berat awal crucibel tanpa tutup: 32,2302 gr (Proses penuangan sampel ke
crucible) (2 gram, berat sampel yg ditambah).
 Barat akhir crucible +sampel: 51, 5141 gr.
5. Masukan crucible yang sudah di masukan sampel selama 3 jam ke dalam oven.
6. Apabila sudah 3 Jam Keluarkan crucible dari dalam oven , lalu masukkan
Kedalam desikator Selama 15 menit.
7. Setelah dari desikator lalu krusibel di timbang kembali dan menghasilkan berat:
51, 2595 gr.
8. Apabila crucible sudah ditimbang selanjutnya masukan crucible kembali ke oven
selama 1 jam.
9. Setelah keluar dari oven lalu masukan kembali ke desikator selama 15 menit.
10. Setelah keluar dari desikator tunggu Selama 15 menit keluarkan lalu timbang di
neraca analitik dan hasil: 51.2476 gr lalu dimasukan kembali ke dalam oven
selama 1 jam.
11. Hasil akhir dari 1 Jam ke 2: 51,1451 gr (nilai/hasil ini di dapatkan karena sempel
ada tumpah pada proses pengangkatan crucible akan di timbang ke neraca analitic,
karena kecerobohan)
C. DIAGRAM ALIR

Timbang crucible dan tutup

Taruh 2 gram sampel lalu timbang

Masukan oven selama 3 jam

Taruh di desikator selama 15 Menit

Timbang + tutup
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Rumus :
w3
 Basis kering = × 100 %
w2
w3
 Basis basah = × 100 %
w1
w2
 Total padatan = ×100 %
w1
Dimana :
w 1 = berat sampel
w 2 = berat sampel setelah dikeringkan
w 3 = berat awal – berat akhir

Diketahui :
w 1 = 2 gram
w 2 = 51,1451 – 49,5074 = 1,6377 gram
w 3 = 2,0067 - 1,6377 = 0,369 gram

 Basis kering
0,369
= ×100 %
1,6377
= 0,2253 ×100 %
= 22,53 %
 Basis basah
0,369
=
2
= 0,1845 ×100 %
= 18,45 %
 Total padatan
1,6377
= ×100 %
2
= 0,81885 ×100 %
= 81,885 %
B. Pembahasan
 MAY ISRAELLISIA MANTIKEY
Di dalam bahan pangan terdapat air dalam bentuk Air Bebas, yaitu air yang
berada di permukaan benda padat dan sifatnya mudah diuapkan, yang kedua Air
terikat, yaitu air yang terikat secara fisik menurut sistem kapiler atau air absorpsi
karena adanya tenaga penyerapan, dan yang ketiga yaitu Air terikat secara kimia yaitu
air yang berada dalam bahan dalam bentuk air kristal dan air yang terikat dalam
system dispersi koloid. Peranan air dalam bahan pangan merupakan salah satu faktor
yang mempengaruhi aktivitas metabolisme seperti misalnya aktivitas enzim, aktivitas
mikroba, dan aktivitas kimiawi, yaitu terjadinya ketengikan, dan reaksi-reaksi
nonenzimatis, sehingga menimbulkan perubahan sifat-sifat organoleptik,
penampakan, tekstur dan citarasa serta nilai gizinya.
Kadar air dalam bahan pangan sangat mempengaruhi kualitas dan daya simpan
dari bahan pangan tersebut. Oleh karena itu, penentuan kadar air dari suatu bahan
pangan sangat penting agar dalam proses pengolahan maupun pendistribusian
mendapat penanganan yang tepat. Penentuan kadar air dalam bahan panga dapat
dilakukan dengan beberapa metode, yaitu metode pengeringan (dengan oven biasa),
metode destilasi, metode kimia, dan metode khusus (kromatografi, nuclear magnetic
resonance / NMR).
Praktikum kali ini, metode yang digunakan adalah metode pengeringan/ oven
(thermogravimetri). Dimana air yang terkandung dalam suatu bahan akan menguap
seluruhnya bila dipanaskan dengan oven 105°C, selama beberapa waktu dengan
tekanan udara bebas. Berdasarkan hasil praktikum untuk pengukuran kadar air pada
beras.

 NUR SIFA

Pada praktikum ini bertujuan untuk mengetahui kadar air dalam suatu sampel (
beras ). Kadar air yaitu perbedaan suatu berat bahan sebelum dan sesudah dilakukan
pemanasan. Metode yang digunakan yaitu oven dimana air yang terkandung dalam
suatu bahan akan menguap seluruhnya bila dipanaskan dengan suhu oven 105°C,
selama beberapa waktu dengan tekanan udara bebas. Sampel yang di gunakan yaitu
beras yang telah di haluskan. Pertama, oven terlebih dahulu krusibel selama 15 menit
tanpa sampel. Kedua, krusibel dimasukkan ke dalam desikator guna menghilangkan
kadar air.

Setelah itu, keluarkan krusibel dari desikator dan timbang krusibel


menggunakan neraca analitik. Lalu, timbang krusibel tanpa tutup dan tanpa sampel
berat yang diperoleh (32,2302 gram). Kemudian, timbang krusibel dengan tutup berat
yang diperoleh (49,5074 gram). Dan yang terakhir timbang krusibel + tutup dengan
ditambah kan sampel sebanyak 2 gram hasil diperoleh (51,5141 gram). Setelah
melakukan penimbangan, dilanjutkan pengovenan pada praktik ini kami melakukan
pengovenan sebnyak 3 kali. Pengovenan pertama dilakukan selama 3 jam setelah itu
di masukkan ke desikator selama 15 menit dan setelah dikeluarkan dari desikator di
timbang hasil 3 jam pertama diperoleh ( 51,5141 gram). Lakukan hal tersebut
berulang sampai hasil nya stabil. Pengovenan yang kedua dan ketiga dilakukan
selama 1 jam. Hasil yang diperoleh kedua ( 51,2476 gram) dan yang ketiga diperoleh
(51,1451 gram).

Dari hasil penimbangan ketiga kami ada sedikit sampel yang tumpah saat
sampel akan dikeluarkan dari desikator akibat kelalaian kami. Dan untuk hasil
perhitungan kami diperoleh basis kering (22,53%) , basis basah (18,45%), dan total
padatan (81,885%).

Kadar air dalam suatu bahan pangan sangat berpengaruh untuk kualitas produk
bahan pangan. Sebab bahan pangan jika memiliki kadar air yang tinggi maka umur
simpan bahan pangan tersebut sebentar. Oleh karena itu melakukan uji coba ini
supaya kita tau kandungan kadar air dalam suatu bahan pangan agar dapat
memprediksi umur simpan nya .

 NIKA AGUSTINA

Analisis kadar air dengan oven perlakuan berbeda-beda untuk berbagai jenis
sampel.Pada praktikum kali ini sampel adalah beras.Bahan pangan dihaluskan terlebih
dahulu agar tidak menimbulkan komposisi yang berlebihan,setelah bahan
dihaluskan ,bahan dimasukkan ke krusibel yang telah diketahui berat nya.Krusibel
yang digunakan adalah berbahan porselein

Perhitungan kadar air yang terdapat pada beras, terlebih dahulu ditimbang
bobot beras yang menggunakan sebanyak 2gram menggunakan timbangan
analitiksetelah itu,krusibel yang dimasuki sampel kemudian dikeringkan di dalam
oven ini total memerlukan waktu selama 5 jam dengan suhu 105°C,dengan rincian 3
jam pengovenan pertama,1 jam pengovenan kedua,1 jam berikutnya lagi pengovenan
ke tiga, sampai diperoleh berat konstan yaitu selisihnya berat dari hasil pemanasan
dengan berat awal adalah minimal 0,2mg.Jika selisih berat sampel tidak sampai 0,2mg
maka pemanasan diulang lagi,dilakukan 3 kali pengulangan pemanasan hingga
mencapai berat konstan.Setelah keluar dari oven ,krusibel berisi sampel dimasukkan
ke dalam desikator (penangas air) karena didalam desikator terdapat zat penyerap
air.Alasan setelah dilakukan pengovenan sampel dimasukkan ke dalam desikator
adalah karena bahan yang telah mengalami pengeringan bersifat higrokopis dari pada
bahan asalnya.

Hasil praktikum mengenai kadar air menunjukkan bahwa kadar air beras ini
menunjukkan Bahwa kadar air yang terdapat di dalam beras lebih tinggi dari kadar air
beras biasanya ,hal ini terjadi karena adanya kelalaian ketika beras yang sudah dioven
akan dimasuki ke desikataor tersebut tumpah/terbalik dan kesalahan sewaktu beras di
keluar dari desikator yang terbuka terlalu lama sehingga uap air dari udara diserap
oleh bahan yang mengakibatkan penambahan kadar air.

 AISYAH

Pada praktikum ini penentuan kadar air pada sampel (beras) betujuan untuk
menentukan kualitas dan ketahanan pangan terhadap kerusakan yang mungkin terjadi.
Penentuan kadar air dari suatu bahan pangan sangat penting agar dalam proses
pengolahan maupun pendistribusian mendapat penanganan yang tepat. Semakin
banyak kadar air yang terkandung, umur simpannya semakin sebentar. Pada
praktikum kami melakukan penentuan kadar air pada sampel (beras) dengan metode
pengeringan (oven), di mana sampel (beras) dikeringkan untuk jangka waktu tertentu
pada suhu konstan. Prinsip penentuan kadar air dengan pengeringan oven adalah
penguapan air yang ada dalam bahan sampel dengan cara pemanasan. Berat sampel
yang dihitung setelah dikeluarkan dari oven harus didapatkan berat konstan, yaitu
berat sampel yang tidak akan berkurang atau tetap setelah dimasukkan dalam oven.
Berat sampel setelah konstan yaitu bahwa air yang terdapat dalam sampel telah
menguap dan yang tersisa hanya padatan dan air yang benar benar terikat kuat dalam
sampel.

Pada praktikum kami melakukan penentuan kadar air terhadap sampel (beras)
dengan metode oven dengan suhu 105 C yang pertama kami lakukan yaitu
memblender sampel (beras) sampai halus, lalu crucible beserta tutup dipanaskan
dalam oven dengan suhu 105 C selama 15 menit, masukan kedalam desikator selama
15 menit juga. Timbang berat awal crucible + tutup, berat crucible tanpa tutup, dan
berat crucible yang berisi sampel. Masukan crucible yang berisi sampel dalam oven
selama 3 jam. Masukan lagi kedalam desikator selama 15 menit , lalu ditibang
Kembali berat crucible yang berisi sampel. Masukan Kembali crucible kedalam oven
selama 1 jam, masukan kedalam desikator selama 15 menit, setelah keluar dari
desikator timbang crucible. Selanjutnya ulangi Lagi tahap dari memasukan crucible
kedalam oven selama 1 jam hingga ketahap menimbang crucible, lalu didapatlah hasil
akhir dari timbangan, hingga didapat dari timbangan awal berselisih pada timbangan
akhir, lalu menghitung total padatan.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan berat sampel tidak konstan yaitu
seperti terlalu lama terkena udara sebelum ditimbang dineraca analitik, terjadi
penguraian karbohidrat menghasilkan air yang ikut terhitung, dan ada air yang terikat
kuat pada bahan yang tidak terhitung. Untuk mengetahui persen kadar air pada sampel
yang ditimbang pastikan berat sampel setelah konstan dimana air yang terdapat dalam
sampel telah menguap dan yang tersisa hanya padatan dan air yang benar-benar
terikat kuat dalam sampel.
 DWI ALYA ALIZHA

Kadar air dalam bahan pangan sangat mempengaruhi kualitas dan daya
simpannya, jadi praktikum ini sangat penting agar dalam proses pengolahan maupun
pendistribusian bahan pangan mendapatkan penanganan yang tepat. Praktikum yang
kami lakukan menggunakan metode pengeringan/ oven (thermogravimetri) dan
dilanjutkan dengan meletakkan Crucible ke dalam Desikator. Untuk mengetahui kadar
air pada setiap bahan pangan (beras).

Langkah pertama menyiapkan bahan dan alat yang diperlukan, memblender


sample (beras), memanaskan krusibel di oven selama15 menit dengan suhu105°C,
lalu dikeluarkan dan dimasukan kedalam desikator selama 15 menit, lalu ditimbang
menggunakan neraca analitik. Kami mendapatkan Berat awal Crucible + tutup
kosong: 49, 5074 gram, berat awal Crucible tanpa tutup: 32,2302 gr (Proses
penuangan sampel ke crucible) (2 gram, berat sampel yg ditambah), barat akhir
crucible +sampel: 51, 5141 gr.Selanjutnya crucible yang sudah di masukan sampel
kedalamnya dimasukkan kedalam oven selama 3 jam. Apabila sudah 3 Jam keluarkan
Crucible dari dalam oven , lalu masukkan kedalam desikator Selama 15 menit.
Crucible dari Desikator tadi ditimbang kembali dan menghasilkan berat: 51, 2595 gr.
Selanjutnya masukan crucible kembali ke oven selama 1 jam.Setelah keluar dari oven
lalu masukan kembali ke desikator selama 15 menit.Setelah keluar dari desikator
tunggu Selama 15 menit keluarkan lalu timbang di neraca analitik dan hasil: 51.2476
gr lalu dimasukan kembali ke dalam oven selama 1 jam.Hasil akhir dari 1 Jam ke 2:
51,1451 gr (nilai tersebut di dapatkan karena ada kecerobohan dari kami pada saat
pengangkatan Crucible menuju neraca analitik). Kadar air yang ada dalam bahan
pangan akan menentukan kesegaran serta daya tahan pada bahan pangan tersebut.
Kadar air yang tinggi akan memudahkan bakteri, kapang, dan khamir untuk
berkembang biak, sehingga akan terjadi perubahan struktur pada bahan pangan
tersebut.Dari hasil praktikum diatas bahwasannya metode pengeringan/ oven
(thermogravimetri) dan dilanjutkan dengan meletakkan Crucible ke dalam Desikator
mempengaruhi kadar air dalam sample tersebut secara signifikan. Dengan praktikum
ini kita dapat mengetahui kadar air pada pangan tersebut sehingga dapat memberikan
penanganan yang tepat pada pangan baik yang memiliki kadar air yang rendah
maupun tinggi.

 REY ANHIARY RADENDY

Metode analisis kadar air dengan menggunakan oven adalah salah satu metode
yang umum digunakan dalam menentukan kadar air dalam sampel makanan seperti
beras. Analisis ini penting karena kadar air yang tepat dalam produk pangan dapat
mempengaruhi kualitas dan daya simpannya.
Proses analisis dimulai dengan mengambil sampel beras yang akan diuji.
Sampel ini kemudian dijemur atau diolah untuk menghilangkan kelembapan yang ada
sebelumnya. Setelah itu, sampel dimasukkan ke dalam oven pada suhu yang cukup
tinggi, biasanya sekitar 100-105°C. Penggunaan suhu ini bertujuan untuk
menguapkan air dari sampel tanpa mengubah komposisi atau sifat beras.

Selama proses pemanasan, sampel dibiarkan dalam oven selama beberapa


waktu hingga tidak ada perubahan berat yang signifikan. Perubahan berat ini
menunjukkan bahwa seluruh air telah diuapkan dari sampel. Pengukuran berat awal
dan berat akhir dari sampel memungkinkan perhitungan persentase kadar air dengan
menggunakan rumus:

Kadar Air (%)= Berat Awal Sampel− Berat Akhir Sampel ×100%

Penting untuk mencatat bahwa metode ini hanya mengukur kadar air bebas atau
terikat dalam sampel, dan tidak mencakup air kristal atau air yang terikat secara
kimia.

Meskipun metode oven memiliki keakuratan yang baik, ada beberapa faktor
yang perlu diperhatikan untuk meminimalkan kesalahan. Faktor-faktor tersebut
termasuk penggunaan suhu yang tepat, pengeringan yang memadai sebelum
pengujian, serta pencegahan perubahan berat yang disebabkan oleh oksidasi atau
reaksi kimia lainnya.

Dalam kesimpulannya, analisis kadar air dengan metode oven merupakan


teknik yang andal dan umum digunakan dalam penentuan kadar air dalam sampel
beras dan produk makanan lainnya. Metode ini memainkan peran penting dalam
memastikan kualitas dan stabilitas produk pangan dalam industri pangan.

 HARBA RIA

Beras merupakan komiditi pangan strategis karena tidak hanya berkaitan


dengan kehidupan ekonomi sebagian besar masyarakat Indonesia, namun juga sebagai
komponen penting dalam sistem ketahanan pangan nasional.

Beras selain sebagai bahan pokok utama, beras juga menjadi penunjang bahan
dasar berbagai jenis produk makanan. Beras ketan merupakan salah satu bahan
pangan yang biasa di konsumsi sebagai makanan pokok atau olahan menjadi tepung
untuk aneka kue dan makanan kecil, selain itu beras ketan sangat bermanfaat bagi
kesehatan yang berguna mengatur metebolisme normal lemak, untuk pertumbuhan
dan pembentukan tulang serta gigi. Untuk kesehatan beras ketan juga dapat mengobati
penyakit kencing manis atau diabetes melitus (Sartika dan Rozakurniati, 2010).

Beras adalah bagian bulir padi (gabah) yang telah dipisah dari sekam. Sekam
(Jawa mêrang) secara anatomi disebut 'palea' (bagian yang ditutupi) dan 'lemma'
(bagian yang menutupi).Beras sendiri secara biologi adalah bagian biji padi yang
terdiri dari

• aleuron, lapis terluar yang sering kali ikut terbuang dalam proses pemisahan kulit,

• endosperma, tempat sebagian besar pati dan protein beras berada, dan

• embrio, yang merupakan calon tanaman baru (dalam beras tidak dapat tumbuh lagi,
kecuali dengan bantuan teknik kultur jaringan). Dalam bahasa sehari-hari, embrio
disebut sebagai mata beras.Sebagaimana bulir serealia lain, bagian terbesar beras
didominasi oleh pati (sekitar 80-85%).

Beras juga mengandung protein, vitamin (terutama pada bagian aleuron), mineral, dan
air.Pati beras tersusun dari dua polimer karbohidrat:

• amilosa, pati dengan struktur tidak bercabang

• amilopektin, pati dengan struktur bercabang dan cenderung bersifat lengket Warna
beras yang berbeda-beda diatur secara genetik, akibat perbedaan gen yang mengatur
warna aleuron, warna endospermia, dan komposisi pati pada endospermia.

Beras putih, sesuai namanya, berwarna putih agak transparan karena hanya
memiliki sedikit aleuron, dan kandungan amilosa umumnya sekitar 20%. Beras ini
mendominasi pasar beras.

Beras dimanfaatkan terutama untuk diolah menjadi nasi, makanan pokok


terpenting warga dunia. Beras juga digunakan sebagai bahan pembuat berbagai
macam penganan dan kue-kue, utamanya dari ketan, termasuk pula untuk dijadikan
tapai. Selain itu, beras merupakan komponen penting bagi jamu beras kencur dan
param. Minuman yang populer dari olahan beras adalah arak dan air tajin.

Dalam bidang industri pangan, beras diolah menjadi tepung beras. Sosohan
beras (lapisan aleuron), yang memiliki kandungan gizi tinggi, diolah menjadi tepung
bekatul (rice bran). Bagian embrio juga diolah menjadi suplemen makanan dengan
sebutan tepung mata beras.Untuk kepentingan diet, beras dijadikan sebagai salah satu
sumber pangan bebas gluten dalam bentuk berondong.

Di antara berbagai jenis beras yang ada di Indonesia, beras yang berwarna
merah atau beras merah diyakini memiliki khasiat sebagai obat. Beras merah yang
telah dikenal sejak tahun 2.800 SM ini, oleh para tabib saat itu dipercaya memiliki
nilai nilai medis yang dapat.

memulihkan kembali rasa tenang dan damai. Meski, dibandingkan dengan


beras putih, kandungan karbohidrat beras merah lebih rendah (78,9 gr : 75,7 gr), tetapi
hasil analisis Nio (1992) menunjukkan nilai energi yang dihasilkan beras merah justru
di atas beras putih (349 kal : 353 kal). Selain lebih kaya protein (6,8 gr : 8,2 gr), hal
tersebut mungkin disebabkan kandungan tiaminnya yang lebih tinggi (0,12 mg : 0,31
mg).
Macam dan warna beras

Warna beras yang berbeda-beda diatur secara genetik, akibat


perbedaan gen yang mengatur warna aleuron, warna endospermia, dan komposisi pati
pada endospermia.Beras "biasa" yang berwarna putih agak transparan karena hanya
memiliki sedikit aleuron, dan kandungan amilosa umumnya sekitar 20%. Beras ini
mendominasi pasar beras.Beras merah, akibat aleuronnya mengandung gen yang
memproduksi antosianin yang merupakan sumber warna merah atau ungu.Beras
hitam, sangat langka, disebabkan aleuron dan endospermia memproduksi antosianin
dengan intensitas tinggi sehingga berwarna ungu pekat mendekati hitam.Ketan (atau
beras ketan), berwarna putih, tidak transparan, seluruh atau hampir seluruh patinya
merupakan amilopektin.Ketan hitam, merupakan versi ketan dari beras hitam.

Beberapa jenis beras mengeluarkan aroma wangi bila ditanak (misalnya


'Cianjur Pandanwangi' atau 'Rajalele'). Bau ini disebabkan beras melepaskan senyawa
aromatik yang memberikan efek wangi. Sifat ini diatur secara genetik dan menjadi
objek rekayasa genetika.
BAB V
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan dapat disimpulkan
bahwa sebagai berikut:
1. Kadar air dapat mempengaruhi penampakannya, tekstur, serta cita rasa makanan
kita, bahkan dalam bahan makanan kering sekalipun, seperti buah kering, tepung,
serta biji-bijian terkandung air dalam jumlah tertentu.
2. Di dalam bahan pagan terdapat air dalam tiga bentuk air yaitu air bebas, air
terikat dan air terikat secara kimia.
3. Kadar air dalam bahan panga sangat mempengaruhi kualitas dan daya simpan dari
bahan pagan tersebut.
4. Penentuan kadar air dalam bahan pangan dapat dilakukan dengan metode
pengeringan/oven.
5. Berat akhir sampel
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/29578828/
LAPORAN_PRAKTIKUM_KADAR_AIR_FATEPA_UNRAM_doc

https://www.academia.edu/30356951/Analisa_Kadar_Air

https://www.scribd.com/document/259740471/Penetapan-Kadar-Air-Dengan-Metode-Oven
LAMPIRAN

SAMPEL DITIMBANG OVEN DESIKATOR DITIMBANG

Anda mungkin juga menyukai