BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Minuman adalah sejenis zat yang berbentuk cair yang disimpan dalam sebuah kemasan.
Jenis kemasan minuman bisa dalam bentuk botol, kaleng, gelas/kaca dan kertas. Contoh
minuman dalam bentuk kertas adalah Hydrococo. Contoh Minuman dalam bentuk botol
minuman dalam bentuk kaleng Minuman dalam bentuk Gelas/kaca . Dalam minuman juga ada
kandungannya, kandungannya antara lain; alkohol, soda, vitamin c dan lain-lain . Minuman
disajikan dalam bentuk minuman yang hangat, panas dan dingin. Khasiat minuman antara lain :
sebagai obat haus, obat panas dalam, dan obat penunda rasa lapar.
Minuman disajikan dalam beberapa rasa. Misalnya rasanya itu, manis, asam, pahit, dan
ada juga dalam rasa buah. Pasti minuman itu ada juga yang tidak terasa efek sampingnya. Efek
sampingnya itu antara lain, pusing, mual, ngantuk, mabuk ( alkohol) dan lain-lain. Minuman
terbuat dari bahan-bahan yang alami dan bahan-bahan buatan. Bahan alami contohnya , diambil
dari sari buah dan warna buah itu sendiri. Bahan buatannya antara lain : msg, pemanis buatan dll.
-minuman tradisonal: temulawak, kunir asem, jahe, beras kencur,dll
-minuman bersoda: coca cola, sprite, pepsi, fanta, dll
-minuman berakohol : bir, red label, jackdanils, bacardy, civas regal, dll
Air minum kemasan atau dengan istilah AMDK (Air Minum Dalam Kemasan),
merupakan air minum yang siap di konsumsi secara langsung tanpa harus melalui proses
pemanasan terlebih dahulu. Air kemasan diproses dalam beberapa tahap baik menggunakan
proses pemurnian air (Reverse Osmosis / Tanpa Mineral) maupun proses biasa Water treatment
processing (Mineral), dimana sumber air yang digunakan untuk Air kemasan mineral berasal dari
mata air pengunungan, Untuk Air kemasan Non mineral biasanya dapat juga digunakan dengan
sumber mata air tanah / mata air pengunungan.
Proses Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) harus melalui proses tahapan baik secara
klinis maupun secara hukum, secara higines klinis biasanya disahkan menurut peraturan
pemerintah memalui Departemen Badan Balai Pengawasan Obat Dan Makanan ( Badan POM
RI) baik dari segi kimia, fisika, microbiologi, dll. Tahapan secara hukum biasanya melalui proses
pengukuhan merek dagang, hak paten, sertifikasi dan asosiasi yang mana keseluruhannya
mengacu pada peraturan pemerintah melalui DEPERINDAG, Untuk SNI (Standar Nasional
Indonesia), Merek Dagang dll. Untuk masalah air kemasan tentang Hak Cipta, Hak Paten Merek
dll biasanya melalui instansi DEPARTEMEN KEHAKIMAN untuk pengurusan paten merek
jenis barang dll.
AMDK harus memenuhi standar nasional (SNI dengan kode SNI No.01-3553-1996)
tentang standar baku mutu air dalam kemasan, serta MD yang dikeluarkan oleh BPOM RI yang
merupakan standar baku kimia, fisika, mikrobiologis. Serta banyak lagi persyaratan yang harus
dipenuhi agar AMDK itu layak dikonsumsi dan aman bagi kesehatan manusia.
Meningkatnya taraf kehidupan dan kesibukan di kota besar menyebabkan masyarakat
cenderung memilih hal-hal praktis seperti memanfaatkan jasa layanan makanan dan minuman
untuk memenuhi kebutuhan makan dan minum selama bekerja, baik di kantor, pabrik, dan di
pasar. Masalah kebersihan dan keamanan makanan dan minuman merupakan masalah penting
bagi konsumen.
Mengingat bahwa minuman yang digunakan kemungkinan mengandung bakteri patogen
maka sebelum digunakan harus diperiksa terlebih dahulu, sebab makanan harus bebas dari
bakteri-bakteri patogen tersebut. Untuk pemeriksaan tersebut diperlukan pengujian bakteriologis
makanan di laboratorium. Pengujian ini dapat menentukan makanan yang diperiksa tersebut
mengandung bakteri patogen atau tidak. Alam prakteknya pengujian makanan secara
bakteriologis untuk menentukan ada tidaknya bakteri bentuk koli.
Oleh sebab itu perlu dilakukan penelitian tentang kuman-kuman patogen pada makanan.
Mikroorganisme merupakan salah satu makhluk hidup yang hanya dapat dilihat dengan bantuan
mikroskop. Karena ukurannya yang sangat kecil, maka sukar sekali untuk menghitung
mikroorganisme. Oleh sebab itu, praktikan harus mengetahui cara-cara untuk melakukan
perhitungan mikroorganisme dengan metode-metode tertentu, yaitu metode ALT (Angka
Lempeng Total) dan MPN (Most Probable Number).
Perhitungan Bakteri Pada pemeriksaan suatu produk, jumlah bakteri akan
menggambarkan mutu bahan baku, proses pembuatan dan tingkat kerusakan suatu bahan
mekanan. Metode perhitungan sangat banyak, hanya biasanya metode yang dipilih adalah
disesuaikan dengan kepentingan pemeriksaan, kecepatan dan ketepatan hasil pemeriksaan.
Metode perhitungan itu adalah:
1) metode hitung bakteri, metode ini dapat dikerjakan tergantung dari jumlah bakteri yang
hidup dengan aktifitas metabolisme
a. angka lempengan total,
b. pengenceran, Most Probable Number (MPN),
c. aktifitas metabolik.
(2) Metode total bakteri hidup dan bakteri mati meliputi:
a. berat kering bakteri,
b. kekeruhan, berdasarkan jumlah sinar yang diserap pada panjang gelombang
tertentu,
c. hitung partikel elektronik,
d. hitung dengan mikroskop langsung,
e. Volume sel
Slide spesial-counting Chambers sebagaimana penghitung bakteri Petroff-Hausser juga
digunakan untuk membuat perhitungan langsung. Perhitungan bakteri ditempatkan pada sebuah
jalur ruangan, dimensi dari yang kita tahu, dan dibungkus dengan yang kecil. Pengujian dapat di
buat dengan lebih banyak kepuasan dengan lapangan-gelap atau fase mikroskopis, jika sel tidak
ditandai dan karena itu tidak terlalu mencolok oleh pengujian terang-lapang. Sejak counting
cahmber diputuskan mati di dalam area yang pasti dan sejak kedalaman dari perhitungan pada
ruangan diperhitungkan di ketahui, berarti bahwa di atas volume lain daerah yang diatus dapat
dijumlahkan. Semuanya adalah dibutuhkan, oleh karena itu, apakah dijumlahkan nomor dari
organisme di beberapa area, rata-rata mendapatkan bilangan untuk menghitung per area, dan juga
mengalikan rata-rata ini oleh sebuah faktor yang tepat memasukkan penjumlahan ke nomor
bakteri permillimeter (Pelczar, etc. 1958).
2) Kekurangannya, yaitu:
a. Hasil hitungannya tidak menunjukkan jumlah sel yang sebenarnya, karena beberapa sel
yang berdekatan mungkin membentuk satu koloni.
b. Medium dan kondisi inkubasi yang berbeda mungkin menghasilkan nilai yang berbeda
c. Jasad renik yang ditumbuhkan harus dapat tumbuh pada medium padat dan membentuk
koloni yang kompak dan jelas, tidak menyebar.
d. Memerlukan persiapan dan waktu inkubasi yang relative lama sehingga pertumbuhan koloni
dapat dihitung.
c. Metode MPN
Metode MPN biasanya biasanya dilakukan untuk menghitung jumlah mikroba di dalam
contoh yang bebentuk cair, meskipun dapat pula digunakan untuk contoh berbentuk padat.
Dalam praktikum ini suatu bahan makanan/ minuman dengan sampelnya yaitu sirup dilakukan
pengenceran secara desimal (10-1), kemudian masing-masing tabung dengan seri 3-3-3
dimasukkan 10 ml, 1 ml dan 0,1 ml ke dalam tabung yang berisi Lactosa Broth dan tabung
Durham. Untuk setiap pengenceran digunakan 3 seri tabung. Setelah diinkubasi selama 2 x 24
jam dengan suhu 37C, maka akan dapat dilihat tabung yang positif yaitu tabung yang ditumbuhi
mikroba yang dapat ditandai dengan terbentuknya gas di dalam tabung Durham. Lalu diamati
tabung yang terdapat gas/ gelembung dan berwarna keruh sehingga kombinasi tabung yang
positif dari uji duga dan uji penegasan dapat dicocokkan dengan tabel MPN-seri 9 tabung.
Cara Pemeriksaan
Alat dan Bahan:
Alat :
- Tabung reaksi steril @ 5 buah
- Bunsen
- Cawan petri steril @ 5 buah
- Karet pengisap
- Pipet steril 1mL , 10mL
- Pipet media steril
- Inkubator
Bahan :
- NaCl steril
- Sampel air kemasan merek DIVA
- Media NA steril
- Kapas
Prosedur Kerja :
Hari I
1. Sediakan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Pengenceran sampel .
Larutan Sampel Dipipet 1 ml masuk ke tabung steril yang sudah berisi 9 ml NaCl steril,
kemudian homogenkan. Tabung pengenceran I.
Contoh
Sampel
9 ml 9 ml 9 ml 9 ml
Dari tabung pengenceran I dipipet 1 ml masuk ke tabung pengenceran ke II yang juga sudah
berisi 9 ml NaCl steril. Begitu seterusnya sampai diperoleh pengenceran yang diperlukan.
3. Penuangan sampel yang diencerkan ke Plate
Masing-masing pengenceren sampel diambil 1 ml, dimasukkan masing-masing ke
dalam petridish steril yang sudah diberi tanda nomor sampel, pengenceran dan tanggal
pelaksanaan pemeriksaan.
Untuk mengetes Sterilitas alat, reagensia, ruangan, ruangan, dan cara kerjanya, perlu dibuat plate
control yang petridish diisi pelarut sebanyak 1 cc.
Penuangan media NA
Kemudian kepada masing-masing petridish yang sudah berisi sampel dan plate control dituangi
plate control agar suhu 45-500C sebanyak 15-20 cc.
Homogenkan dengan cara digoyang-goyangkan ke kiri-ke kanan-ke depan ke belakang
Diamkan di atas meja sampai agar-agarnya membeku
Diinkubasi pada suhu 370C 48 jam.
Hari II
5. Perhitungan jumlah Koloni
Idealnya jumlah koloni per plate yang boleh dihitung yaitu antara 30 s/d 300 cfu (Colony from
unit)
Koloni besar, kecil, menjalar dianggap berasal dari satu bakteri.
Perhitungan dapat dilakukan dengan cara manual dengan member tanda titik dengan spidol pada
petridish pada koloni yang sudah dihitung, dapat pula digunakan colony Counter.
Dengan mengkalikan pengencerannya akan diperoleh angka/jumlah kuman/bakteri per 1 gram/1
cc sampelnya.
a. Alat
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum pemeriksaan bakteri coliform pada makanan dan
minuman dengan metode MPN adalah sebagai berikut :
1. Botol contoh steril
2. Cawan Petri steril
3. Pipet ukur 10 ml dan 1 ml steril dan filternya
4. Pembakar Bunsen
5. Inkubator
6. Mikroskop
7. Tabung reaksi
8. Tabung Durham
9. Timbangan Mortal dan pengerus
b. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum pemeriksaan bakteri coliform pada makanan dan
minuman dengan metode MPNadalah sebagai berikut:
1. Sampel makanan dan minuman
2. Media laktosa cair (sudah steril)
3. Media BGLB/BGBL (Briliant Green Bile Lactose Broth)
4. Media EMB (Eosin Methylene Blue Agar) dan EA (sudah steril)
5. Pewarna gas
6. Alkohol
7. Kapas, karet, kertas payung, korek api
c. Prosedur Kerja
Prosedur kerja dari praktikum pemeriksaan bakteri coliform pada makanan dan minuman dengan
metode MPN adalah sebagai berikut :
1. Uji Penduga
i. Diaseptiskan tangan, alat dan tempat kerja.
ii. Sampel ditimbang sebanyak 10 gram memasukkan ke dalam air pengencer (yang mengandung
NaCl fisiologis) 90%.
iii. Masukkan pengencer/ Na fisiologis dan Lactosa Broth ke dalam ke-9 tabung reaksi sesuai
banyaknya yaitu 10 ml, 1 ml dan 0,1 ml lalu masukkan tabung Durham. Bungkus masing-masing
tabung reaksi dengan pembungkus kayu.
iv. Diinkubasi selama 2 x 24 jam dengan suhu 37C dan diamati tertangkap tidaknya gas dalam
tabung Durham setiap 1 jam sekali.
v. Jika terdapat gas atau keruh, maka diduga terdapat Coliform pada
tabung.
10 ml 1 ml 0,1 ml
Pengencer/ LBDS LBSS LBSS
Na Fisiologis 90%
1. Uji Penduga
10 ml 1 ml 0,1 ml
BGLBDS BGLBSS BGLBSS
2. Uji Penegasan
i. Dasarnya yaitu hasil dari uji penduga yaitu banyaknya larutan dalam tabung reaksi yang
terdapat gas/ gelembung yang berjumlah 4 buah.
ii. Ambil jarum ose lalu bakar jarum di atas pembakar bunsen sampai membara. Masukkan
jarum ose ke dalam tabung reaksi sampai menyentuh larutan dan angkat. Lalu jarum ose
masukkan ke tabung berisi 10 ml, 1 ml dan 0,1 ml sirup dengan tabung Durham didalamnya
dengan kombinasi 3-3-3. Usahakan tabung dan jarum selalu dekat dengan api agar tetap steril.
iii. Masukkan tabung ke dalam inkubator/ diinkubasi selama 2 x 24 jam dan diamati setiap 1
jam. Lalu amati adanya gas/ gelembung yang terdapat dalam tabung Durham.
10 ml 1 ml 0,1 ml
BGLBDS BGLBSS BGLBSS
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Populasi bakteri dihitung dengan cara mengencerkan sampel atau bahan uji, dilanjutkan
dengan melakukan inokulasi semua hasil pengenceran didalam media pelat. Jumlah koloni yang
dapat tumbuh pada pelat dihitung secara manual dengan bantuan Colony Counter. Jumlah
koloni yang memenuhi ketentuan perhitungan adalah 25-30 sampai 250-300 koloni pada media
pelat, Artinya: Bila percobaan menunjukan data terdapat populasi 20 koloni pada pelat hasil
pengenceran ke-4 dan 200 koloni pada pengenceran ke-3, maka kesimpulannya adalah bahan uji
mengandung = 200 x 10 = 200.000 koloni bakteri / mL atau perhitungan berdasarkan pada
koloni yang tumbuh pada hasil pengenceran ke-3. Metode ini dapat dianggap yang paling
sensitive kerena sel hidup yang dapat terhitung, beberapa jenis mikroorganisme dapat dihitung
sekaligus dan dapat digunakan utuk isolasi dan identifikasi karena koloni yang terbentuk
mungkin berasal dari satu sel induk