Anda di halaman 1dari 16

Penentuan ALT Pada Minuman

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Minuman adalah sejenis zat yang berbentuk cair yang disimpan dalam sebuah kemasan.
Jenis kemasan minuman bisa dalam bentuk botol, kaleng, gelas/kaca dan kertas. Contoh
minuman dalam bentuk kertas adalah Hydrococo. Contoh Minuman dalam bentuk botol
minuman dalam bentuk kaleng Minuman dalam bentuk Gelas/kaca . Dalam minuman juga ada
kandungannya, kandungannya antara lain; alkohol, soda, vitamin c dan lain-lain . Minuman
disajikan dalam bentuk minuman yang hangat, panas dan dingin. Khasiat minuman antara lain :
sebagai obat haus, obat panas dalam, dan obat penunda rasa lapar.
Minuman disajikan dalam beberapa rasa. Misalnya rasanya itu, manis, asam, pahit, dan
ada juga dalam rasa buah. Pasti minuman itu ada juga yang tidak terasa efek sampingnya. Efek
sampingnya itu antara lain, pusing, mual, ngantuk, mabuk ( alkohol) dan lain-lain. Minuman
terbuat dari bahan-bahan yang alami dan bahan-bahan buatan. Bahan alami contohnya , diambil
dari sari buah dan warna buah itu sendiri. Bahan buatannya antara lain : msg, pemanis buatan dll.
-minuman tradisonal: temulawak, kunir asem, jahe, beras kencur,dll
-minuman bersoda: coca cola, sprite, pepsi, fanta, dll
-minuman berakohol : bir, red label, jackdanils, bacardy, civas regal, dll
Air minum kemasan atau dengan istilah AMDK (Air Minum Dalam Kemasan),
merupakan air minum yang siap di konsumsi secara langsung tanpa harus melalui proses
pemanasan terlebih dahulu. Air kemasan diproses dalam beberapa tahap baik menggunakan
proses pemurnian air (Reverse Osmosis / Tanpa Mineral) maupun proses biasa Water treatment
processing (Mineral), dimana sumber air yang digunakan untuk Air kemasan mineral berasal dari
mata air pengunungan, Untuk Air kemasan Non mineral biasanya dapat juga digunakan dengan
sumber mata air tanah / mata air pengunungan.
Proses Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) harus melalui proses tahapan baik secara
klinis maupun secara hukum, secara higines klinis biasanya disahkan menurut peraturan
pemerintah memalui Departemen Badan Balai Pengawasan Obat Dan Makanan ( Badan POM
RI) baik dari segi kimia, fisika, microbiologi, dll. Tahapan secara hukum biasanya melalui proses
pengukuhan merek dagang, hak paten, sertifikasi dan asosiasi yang mana keseluruhannya
mengacu pada peraturan pemerintah melalui DEPERINDAG, Untuk SNI (Standar Nasional
Indonesia), Merek Dagang dll. Untuk masalah air kemasan tentang Hak Cipta, Hak Paten Merek
dll biasanya melalui instansi DEPARTEMEN KEHAKIMAN untuk pengurusan paten merek
jenis barang dll.
AMDK harus memenuhi standar nasional (SNI dengan kode SNI No.01-3553-1996)
tentang standar baku mutu air dalam kemasan, serta MD yang dikeluarkan oleh BPOM RI yang
merupakan standar baku kimia, fisika, mikrobiologis. Serta banyak lagi persyaratan yang harus
dipenuhi agar AMDK itu layak dikonsumsi dan aman bagi kesehatan manusia.
Meningkatnya taraf kehidupan dan kesibukan di kota besar menyebabkan masyarakat
cenderung memilih hal-hal praktis seperti memanfaatkan jasa layanan makanan dan minuman
untuk memenuhi kebutuhan makan dan minum selama bekerja, baik di kantor, pabrik, dan di
pasar. Masalah kebersihan dan keamanan makanan dan minuman merupakan masalah penting
bagi konsumen.
Mengingat bahwa minuman yang digunakan kemungkinan mengandung bakteri patogen
maka sebelum digunakan harus diperiksa terlebih dahulu, sebab makanan harus bebas dari
bakteri-bakteri patogen tersebut. Untuk pemeriksaan tersebut diperlukan pengujian bakteriologis
makanan di laboratorium. Pengujian ini dapat menentukan makanan yang diperiksa tersebut
mengandung bakteri patogen atau tidak. Alam prakteknya pengujian makanan secara
bakteriologis untuk menentukan ada tidaknya bakteri bentuk koli.
Oleh sebab itu perlu dilakukan penelitian tentang kuman-kuman patogen pada makanan.
Mikroorganisme merupakan salah satu makhluk hidup yang hanya dapat dilihat dengan bantuan
mikroskop. Karena ukurannya yang sangat kecil, maka sukar sekali untuk menghitung
mikroorganisme. Oleh sebab itu, praktikan harus mengetahui cara-cara untuk melakukan
perhitungan mikroorganisme dengan metode-metode tertentu, yaitu metode ALT (Angka
Lempeng Total) dan MPN (Most Probable Number).
Perhitungan Bakteri Pada pemeriksaan suatu produk, jumlah bakteri akan
menggambarkan mutu bahan baku, proses pembuatan dan tingkat kerusakan suatu bahan
mekanan. Metode perhitungan sangat banyak, hanya biasanya metode yang dipilih adalah
disesuaikan dengan kepentingan pemeriksaan, kecepatan dan ketepatan hasil pemeriksaan.
Metode perhitungan itu adalah:
1) metode hitung bakteri, metode ini dapat dikerjakan tergantung dari jumlah bakteri yang
hidup dengan aktifitas metabolisme
a. angka lempengan total,
b. pengenceran, Most Probable Number (MPN),
c. aktifitas metabolik.
(2) Metode total bakteri hidup dan bakteri mati meliputi:
a. berat kering bakteri,
b. kekeruhan, berdasarkan jumlah sinar yang diserap pada panjang gelombang
tertentu,
c. hitung partikel elektronik,
d. hitung dengan mikroskop langsung,
e. Volume sel
Slide spesial-counting Chambers sebagaimana penghitung bakteri Petroff-Hausser juga
digunakan untuk membuat perhitungan langsung. Perhitungan bakteri ditempatkan pada sebuah
jalur ruangan, dimensi dari yang kita tahu, dan dibungkus dengan yang kecil. Pengujian dapat di
buat dengan lebih banyak kepuasan dengan lapangan-gelap atau fase mikroskopis, jika sel tidak
ditandai dan karena itu tidak terlalu mencolok oleh pengujian terang-lapang. Sejak counting
cahmber diputuskan mati di dalam area yang pasti dan sejak kedalaman dari perhitungan pada
ruangan diperhitungkan di ketahui, berarti bahwa di atas volume lain daerah yang diatus dapat
dijumlahkan. Semuanya adalah dibutuhkan, oleh karena itu, apakah dijumlahkan nomor dari
organisme di beberapa area, rata-rata mendapatkan bilangan untuk menghitung per area, dan juga
mengalikan rata-rata ini oleh sebuah faktor yang tepat memasukkan penjumlahan ke nomor
bakteri permillimeter (Pelczar, etc. 1958).

A. Maksud dan Tujuan


a. Maksud
Untuk mengetahui cara menghitung jumlah koloni bakteri yang terdapat dalam minuman
dengan metode ALT (Angka Lempeng Total).
b. Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui jumlah koloni bakteri yang terdapat dalam minuman dengan metode ALT
(Angka Lempeng Total)?
2. Untuk mengetahui apa itu metode MPN?
BAB II
PEMBAHASAN

Istilah bakteri indikator sanitasi dikenal dalam bidang mikrobiologi pangan.Bakteri


indikator sanitasi adalah bakteri yang keberadaannya dalam pangan menujukkan bahwa air atau
makan tersebut pernah tercemar oleh kotoran manusia yang mengingat banyaknya jumlah
mikroorganisme ini ,maka perlu dilakukan suatu uji pemeriksaan terhadap bahan pangan tersebut
agar aman di komsumsi.bakteri indikator sanitasi umumnya adalah bakteri yang lazim terdapat
dan hidup didalam usus manusia sehingga dengan adanya bakteri tersebut pada air atau makanan
dapat menunjukkan bahwa dalam satu atau lebih tahap mengelolah air atau makanan yang
pernah mengalami kontak dengan kotoran yang berasal dari usus manusia oleh sebab itu
kemungkinan terdapat bakteri patogen lain yang berbahaya.
Pengukuran kuantitatif populasi mikroorganisme sangat diperlukan untuk berbagai
macam penelaahan mikrobiologis.terdapat berbagaimacam cara untuk menghitung jumlah
mikroorganisme,akan tetapi secara mendasar,ada dua cara yaitu cara langsung dan tidak
langsung.cara langsung antara lain dengan membuat preparat dari suatu bahan dan mengunakan
ruang hitung.sedangkan menghitung cara tidak langsung hanya untuk mengetahui jumlah
mikroorganisme pada suatu bahan yang masih hidup saja.(Cappuccino &Natalie,1993)
Tidak kalah pentingnya, selain makanan manusia juga membutuhkan minuman sebagai
asupan akan kebutuhan air dan elektrolit. Minuman yang dikonsumsi oleh manusia tak ubahnya
dengan makanan yang dapat tercemari oleh bakteri, misalnya susu. Susu memiliki kandungan
gizi yang tinggi dan merupakan bahan makanan sempurna, karena mengandung hampir semua
zat gizi yang diperlukan tubuh manusia dalam jumlah yang cukup dan seimbang, yaitu 1 bagian
karbohidrat, 17 asam lemak, 11 asam amino, 16 vitamin, dan 21 mineral (Dinas Peternakan
Provinsi Jawa Barat 2003).
Berbagai macam uji makrobiologis dapat dilakukan terhadap bahan pangan,meliputi uji
kuantitatif mikroba untuk menentukan daya tahan suatu makan,uji kualitatif bakteri patogen
untuk menentukan tingkat keamanan dan uji indikator untuk menentukan sanitasi makanan
tersebut.

a. Penentuan Angka Lempeng total (ALT)


Metode penentuan angka lempeng total ini digunakan untuk menentukan jumlah total
mikroorganisma aerob dan anaerob (psikrofilik, mesofilik dan termofilik) .
a) Psikofilik adalah kelompok mikroorganisme yang hidup pada suhu kurang dari 20C,
b) Mesofilik adalah kelompok mikroorganisme yang hidup pada suhu 20 C-40C
c) Termofilik adalah kelompok mikroorganisme yang hidup pada suhu lebih besar dari 40C.
Angka lempeng total aerob adalah jumlah mikroorganisme hidup yang membutuhkan
oksigen yang terdapat dalam suatu produk yang diuji. Pertumbuhan
mikroorganisme aerob dananaerob (psikrofilik, mesofilik dan termofilik) setelah contoh
diinkubasikan dalam media agar pada suhu 35C 1C selama 24 jam 48 jam 1 jam
mikroorganisme ditumbuhkan pada suatu media agar, maka mikroorganisma tersebut akan
tumbuh dan berkembang biak dengan membentuk koloni yang dapat langsung dihitung.
Penentuan Angka Lempeng Total dapat dilakukan dengan dua cara yaitu
1) Metoda cawan agar tuang/pour plate yaitu dengan menanamkan contoh ke dalam cawan petri
terlebih dahulu kemudian ditambahkan media agar.
2) Metode cawan agar sebar/spread plate yaitu dengan menuangkan terlebih dahulu media agar
ke dalam cawan petri kemudian contoh diratakan pada permukaan agar dengan menggunakan
batang gelas bengkok. Pada metode cawan agar tuang, untuk menghindari berkurangnya
populasi bakteri akibat panas yang berlebihan maka media agar yang akan dituang mempunyai
suhu 45C 1C.Koloni cendawan itu dapat segera di bedakan dari koloni bakteri,koloni
cendawan itu memperhatikan benanang- benang miselium.koloni nampak sekelumin mentega,air
susu atau percikan sari buah yang kental.
Populasi bakteri dihitung dengan cara mengencerkan sampel atau bahan uji, dilanjutkan
dengan melakukan inokulasi semua hasil pengenceran didalam media pelat. Jumlah koloni yang
dapat tumbuh pada pelat dihitung secara manual dengan bantuan Colony Counter. Jumlah
koloni yang memenuhi ketentuan perhitungan adalah 25-30 sampai 250-300 koloni pada media
pelat.
Artinya: Bila percobaan menunjukan data terdapat populasi 20 koloni pada pelat hasil
pengenceran ke-4 dan 200 koloni pada pengenceran ke-3, maka kesimpulannya adalah bahan uji
mengandung = 200 x 10 = 200.000 koloni bakteri / mL atau perhitungan berdasarkan pada
koloni yang tumbuh pada hasil pengenceran ke-3.
Metode ini dapat dianggap yang paling sensitive kerena sel hidup yang dapat terhitung,
beberapa jenis mikroorganisme dapat dihitung sekaligus dan dapat digunakan utuk isolasi dan
identifikasi karena koloni yang terbentuk mungkin berasal dari satu sel induk.
Pengukuran kuantitatif populasi mikroorganisme sangat diperlukan untuk berbagai
macam penelaahan mikrobiologis. Terdapat berbagai macam cara untuk menghitung jumlah
mikroorganisme, akan tetapi secara mendasar, ada dua cara yaitu secara langsung dan secara
tidak langsung. Ada beberapa cara perhitungan secara langsung, antara lain adalah dengan
membuat preparat dari suatu bahan (preparat sederhana diwarnai atau tidak diwarnai) dan
penggunaan ruang hitung (counting chamber). Sedangkan perhitungan cara tidak langsung hanya
untuk mengetahui jumlah mikroorganisme pada suatu bahan yang masih hidup saja (viabel
count). Dalam pelaksanaannya, ada beberapa cara yaitu : perhitungan pada cawan petri (total
plate count / TPC), perhitungan melalui pengenceran, perhitungan jumlah terkecil atau terdekat
(MPN methode), dan kalorimeter (cara kekeruhan atau turbidimetri) (Cappuccino & Natalie,
1983).
Berbagai macam uji mokrobiologis dapat dilakukan terhadap bahan pangan, meliputi uji
kuantitatif mikroba untuk menentukan daya tahan suatu makanan, uji kualitatif bakteri patogen
untuk menenetukan tingkat keamanan dan uji indikator untuk menentukan tingkat sanitasi
makanan tersebut. Pengujian yang dilakukan terhadap tiap bahan pangan tidak sama tergantung
berbagai faktor, seperti jenis dan komposisi bahan pangan, cara pengepakan dan penyimpanan
serta komsumsinya, kelompok konsumen dan berbagai faktor lainnya (Djide, 2003).
a. untuk menetapkan standar awal proses pengolahan, kemudian dilakukan proses produksi. Uji
yang sama juga dilakukan terhadap produk akhir yang dihasilkan. Hasil uji bakteriologi terhadap
susu kedelai, yaitu ALT adalah 18 koloni/mL, jumlah bakteri coliform <3 Angka Paling
Mungkin/mL, dan uji terhadap Escherichia coli, Salmonella, dan Staphylococcus aureus
menunjukkan hasil negatif. Uji bakteriologi pada produk akhir, yaitu susu kedelai kental manis
menunjukkan hasil ALT 160 koloni/mL, jumlah bakteri coliform <3 Angka Paling Mungkin/mL,
dan uji terhadap Escherichia coli, Salmonella, dan Staphylococcus aureus menunjukkan hasil
negatif.
b. Untuk mengetahui sifat-sifat morfologi bakteri dapat diperiksa di dalam keadaan hidup atau di
dalam keadaan mati. Pemeriksaan morfologi ini perlu untuk mengenal nama bakteri. Disamping
itu juga diperlukan juga pengenalan sifat-sifat fisiologinya, bahkan sifat-sifat fisiologi itu
kebanyakan merupakan faktor penentu dalam mengenal nama spesies suatu bakteri.
c. Nama bakteri itu berasal dari kata Bakterion (bahasa Yunani) yang berarti tongkat atau batang.
Sekarang nama itu dipakai untuk menyebut sekelompok mikroorganisme yang bersel satu, tidak
berklorofil (meskipun ada kecualinya), berbiak dengan pembelahan diri, serta demikian kecilnya
sehingga hanaya nampak dengan koloni bakteri jenis tertentu sepertinya bisa dimanfaatkan untuk
memperkecil kerusakan fisik bangunan karena gempa. Sebab bakteri tersebut memiliki
kemampuan merekatkan butiran-butiran pasir sehingga tanah menjadi kokoh.

b. Pemeriksaan Angka lempeng Total (ALT)


Pemeriksaan angka lempeng total/Standar plate Count adalah menentukan jumlah bakteri
dalam suatu sampel. Dalam test tersebut diketehui perkembangan banyaknya bakteri dengan
mengatur sampel, di mana total bakteri tergantung atas formasi bakteri di dalam media tempat
tumbuhnya dan masing-masing bakteri yang dihasilkan akan membentuk koloni yang tunggal
(Pelczar & Chan, 1986).
Populasi bakteri dihitung dengan cara mengencerkan sampel atau bahan uji, dilanjutkan
dengan melakukan inokulasi semua hasil pengenceran didalam media pelat. Jumlah koloni yang
dapat tumbuh pada pelat dihitung secara manual dengan bantuan Colony Counter. Jumlah
koloni yang memenuhi ketentuan perhitungan adalah 25-30 sampai 250-300 koloni pada media
pelat, Artinya: Bila percobaan menunjukan data terdapat populasi 20 koloni pada pelat hasil
pengenceran ke-4 dan 200 koloni pada pengenceran ke-3, maka kesimpulannya adalah bahan uji
mengandung = 200 x 10 = 200.000 koloni bakteri / mL atau perhitungan berdasarkan pada
koloni yang tumbuh pada hasil pengenceran ke-3. Metode ini dapat dianggap yang paling
sensitive kerena sel hidup yang dapat terhitung, beberapa jenis mikroorganisme dapat dihitung
sekaligus dan dapat digunakan utuk isolasi dan identifikasi karena koloni yang terbentuk
mungkin berasal dari satu sel induk.
Prinsip metode ALT ini adalah apabila ada satu sel mikroorganisme yang masih hidup
ditumbuhkan pada medium yang sesuai, maka sel tersebut akan berkembang biak dan
membentuk koloni yang dapat dilihat langsung dan dihitung dengan mata pada media yang
digunakan dan setelah dilakukan inkubasi pada suhu dan waktu tertentu.
Metode hitungan cawan memiliki prinsip yaitu jika sel jasad renik yang masih hidup
ditumbuhkan pada medium agar, maka sel jasad renik tersebut akan berkembang biak
membentuk koloni yang dapat dilihat langsung dan dihitung dengan mata tanpa menggunakan
mikroskop(Fardiaz,1992).
Metode hitungan cawan adalah metode perhitungan secara tidak langsung yang didasarkan
pada anggapan bahwa setiap sel yang dapat hidup akan berkembang menjadi satu koloni yang
merupakan suatu indeks bagi jumlah organisme yang dapat hidup yang terdapat pada
sampel(Penn, 1991).
koloni yang dipilih untuk dihitung menggunakan cara metode hitungan cawan memiliki
syarat khusus berdasarkan statistik untuk memperkecil kesalahan dalam perhitungan.
Perhitungan mengacu kepada standar atau peraturan yang telah ditentukan. Syarat-syaratnya
sebagai berikut :
Pilih cawan yang ditumbuhi koloni dengan jumlah 30-300 koloni. > 300 = TNTC (Too Numerous
To Count) atau TBUD (Terlalu Banyak Untuk Dihitung). < 30 = TFTC (Too Few To Count).
Jumlah koloni yang dilaporkan terdiri dari 2 digit yaitu angka satuan dan angka sepersepuluh
yang dikalikan dengan kelipatan 10 (eksponensial)
Bila diperoleh perhitungan < 30 dari semua pengenceran, maka hanya dari pengenceran terendah
yang dilaporkan.
Bila diperoleh perhitungan > 300 dari semua pengenceran, maka laporannya adalah 300 dikali 1/
faktor pengenceran dengan menuliskan hasil yang sebenarnya dalam tanda kurung. (hasil yang
sebenarnya diperoleh dari pengenceran tertinggi). berurutan dengan jumlah koloni 30-300 dan
hasil bagi dari jumlah koloni pengenceran tertinggi dan terendah 2, maka jumlah yang
dilaporkan adalah nilai rata-rata. Jika hasil bagi dari pengenceran tertinggi dan terendah > 2
maka jumlah yang dilaporkan adalah dari cawan dengan pengenceran terendah.
Sebagai salah satu metode perhitungan metode hitungan cawan ini memiliki kelebihan
dan kekurangan(Fardiaz,1992).
1) Kelebihan dari metode hitungan cawan:
a. Hanya sel yang masih hidup yang hidup yang dihitung
b. Beberapa jenis jasad renik dapat dihitung sekaligus
c. Dapat digunakan untuk isolasi dan identifikasi jasad renik karena koloni yang terbentuk
mungkin berasal sari suatu jasad renik yang memiliki penamapakan pertumbuhan spesifik.

2) Kekurangannya, yaitu:
a. Hasil hitungannya tidak menunjukkan jumlah sel yang sebenarnya, karena beberapa sel
yang berdekatan mungkin membentuk satu koloni.
b. Medium dan kondisi inkubasi yang berbeda mungkin menghasilkan nilai yang berbeda
c. Jasad renik yang ditumbuhkan harus dapat tumbuh pada medium padat dan membentuk
koloni yang kompak dan jelas, tidak menyebar.
d. Memerlukan persiapan dan waktu inkubasi yang relative lama sehingga pertumbuhan koloni
dapat dihitung.

c. Metode MPN
Metode MPN biasanya biasanya dilakukan untuk menghitung jumlah mikroba di dalam
contoh yang bebentuk cair, meskipun dapat pula digunakan untuk contoh berbentuk padat.
Dalam praktikum ini suatu bahan makanan/ minuman dengan sampelnya yaitu sirup dilakukan
pengenceran secara desimal (10-1), kemudian masing-masing tabung dengan seri 3-3-3
dimasukkan 10 ml, 1 ml dan 0,1 ml ke dalam tabung yang berisi Lactosa Broth dan tabung
Durham. Untuk setiap pengenceran digunakan 3 seri tabung. Setelah diinkubasi selama 2 x 24
jam dengan suhu 37C, maka akan dapat dilihat tabung yang positif yaitu tabung yang ditumbuhi
mikroba yang dapat ditandai dengan terbentuknya gas di dalam tabung Durham. Lalu diamati
tabung yang terdapat gas/ gelembung dan berwarna keruh sehingga kombinasi tabung yang
positif dari uji duga dan uji penegasan dapat dicocokkan dengan tabel MPN-seri 9 tabung.

d. Jenis Minuman dan Bakteri yang ada dalam minuman


Susu merupakan media yang sangat baik bagi pertumbuhan bakteri dan dapat menjadi sarana
bagi penyebaran bakteri yang membahayakan kesehatan manusia. Karena itu, susu akan mudah
tercemar mikroorganisme bila penanganannya tidak memperhatikan aspek kebersihan (Balia et
al. 2008).
Bakteri yang dapat mencemari susu terdiri atas dua golongan, yaitu bakteri patogen dan
bakteri pembusuk. Kedua golongan bakteri tersebut dapat menyebabkan penyakit yang
ditimbulkan oleh susu (milkborne disease), seperti tuberkulosis, bruselosis, dan demam
tipoid. Mikroorganisme lain yang terdapat di dalam susu yang dapat menyebabkan penyakit
adalah Salmonella, Shigella, Bacillus cereus, dan S. aureus(Buckle et al. 1987). Selain itu pada
susu juga terdapat bakteri Proteus, Clostridium, E.Coli, dan Streptococcus
pyogenes. Mikroorganisme tersebut dapat masuk ke dalam susu melalui udara, debu, alat
pemerah, dan manusia.
Streptococcus pyogenes adalah salah satu bakteri pada susu, bakteri ini berbentuk coccus
Gram positif, non motil, tidak berkapsul dan tidak berspora. Bakteri ini termasuk dalam bakteri
-hemolitik. Bakteri ini berasal dari kelenjar mammae yang terinfeksi. Pada manusia infeksi dari
bakteri ini akan menyebabkan radang tenggorokan akut tanpa dahak (faringitis).
Pada kasus keracunan setelah minum susu, S. aureus sering dilaporkan sebagai penyebabnya.
Hal yang penting dari S.aureus adalah menghasilkan toksin yang bersifat tahan panas. S.
aureus menghasilkan enterotoksin yang menyebabkan mual, muntah, dan diare dan kasus
tersebut disebut intoksikasi. Kasus intoksikasi terjadi karena mengonsumsi makanan atau
minuman yang mengandung toksin. Enterotoksin tahan pada suhu 110C selama 30 menit, dan
dalam jumlah 106108 cfu/ml berpotensi menghasilkan toksin.
Jumlah S. aureus >10 cfu/ml pada susu sudah dapat membentuk toksin dan bila dikonsumsi
akan menyebabkan intoksikasi. Mekanisme kerja toksin S. aureus adalah dengan cara
merangsang reseptor saraf lokal dalam perut, selanjutnya mengantarkan impuls melalui syaraf
vagus dan simpatetik dan pada akhirnya menstimulasi pusat muntah yang terdapat di medula
oblongata (Tamarapau et al. 2001).
BAB III
METODE KERJA

Cara Pemeriksaan
Alat dan Bahan:
Alat :
- Tabung reaksi steril @ 5 buah
- Bunsen
- Cawan petri steril @ 5 buah
- Karet pengisap
- Pipet steril 1mL , 10mL
- Pipet media steril
- Inkubator
Bahan :
- NaCl steril
- Sampel air kemasan merek DIVA
- Media NA steril
- Kapas
Prosedur Kerja :
Hari I
1. Sediakan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Pengenceran sampel .
Larutan Sampel Dipipet 1 ml masuk ke tabung steril yang sudah berisi 9 ml NaCl steril,
kemudian homogenkan. Tabung pengenceran I.
Contoh

Sampel

9 ml 9 ml 9 ml 9 ml
Dari tabung pengenceran I dipipet 1 ml masuk ke tabung pengenceran ke II yang juga sudah
berisi 9 ml NaCl steril. Begitu seterusnya sampai diperoleh pengenceran yang diperlukan.
3. Penuangan sampel yang diencerkan ke Plate
Masing-masing pengenceren sampel diambil 1 ml, dimasukkan masing-masing ke
dalam petridish steril yang sudah diberi tanda nomor sampel, pengenceran dan tanggal
pelaksanaan pemeriksaan.
Untuk mengetes Sterilitas alat, reagensia, ruangan, ruangan, dan cara kerjanya, perlu dibuat plate
control yang petridish diisi pelarut sebanyak 1 cc.
Penuangan media NA
Kemudian kepada masing-masing petridish yang sudah berisi sampel dan plate control dituangi
plate control agar suhu 45-500C sebanyak 15-20 cc.
Homogenkan dengan cara digoyang-goyangkan ke kiri-ke kanan-ke depan ke belakang
Diamkan di atas meja sampai agar-agarnya membeku
Diinkubasi pada suhu 370C 48 jam.

Hari II
5. Perhitungan jumlah Koloni
Idealnya jumlah koloni per plate yang boleh dihitung yaitu antara 30 s/d 300 cfu (Colony from
unit)
Koloni besar, kecil, menjalar dianggap berasal dari satu bakteri.
Perhitungan dapat dilakukan dengan cara manual dengan member tanda titik dengan spidol pada
petridish pada koloni yang sudah dihitung, dapat pula digunakan colony Counter.
Dengan mengkalikan pengencerannya akan diperoleh angka/jumlah kuman/bakteri per 1 gram/1
cc sampelnya.

a. Alat
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum pemeriksaan bakteri coliform pada makanan dan
minuman dengan metode MPN adalah sebagai berikut :
1. Botol contoh steril
2. Cawan Petri steril
3. Pipet ukur 10 ml dan 1 ml steril dan filternya
4. Pembakar Bunsen
5. Inkubator
6. Mikroskop
7. Tabung reaksi
8. Tabung Durham
9. Timbangan Mortal dan pengerus
b. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum pemeriksaan bakteri coliform pada makanan dan
minuman dengan metode MPNadalah sebagai berikut:
1. Sampel makanan dan minuman
2. Media laktosa cair (sudah steril)
3. Media BGLB/BGBL (Briliant Green Bile Lactose Broth)
4. Media EMB (Eosin Methylene Blue Agar) dan EA (sudah steril)
5. Pewarna gas
6. Alkohol
7. Kapas, karet, kertas payung, korek api

c. Prosedur Kerja
Prosedur kerja dari praktikum pemeriksaan bakteri coliform pada makanan dan minuman dengan
metode MPN adalah sebagai berikut :

1. Uji Penduga
i. Diaseptiskan tangan, alat dan tempat kerja.
ii. Sampel ditimbang sebanyak 10 gram memasukkan ke dalam air pengencer (yang mengandung
NaCl fisiologis) 90%.
iii. Masukkan pengencer/ Na fisiologis dan Lactosa Broth ke dalam ke-9 tabung reaksi sesuai
banyaknya yaitu 10 ml, 1 ml dan 0,1 ml lalu masukkan tabung Durham. Bungkus masing-masing
tabung reaksi dengan pembungkus kayu.
iv. Diinkubasi selama 2 x 24 jam dengan suhu 37C dan diamati tertangkap tidaknya gas dalam
tabung Durham setiap 1 jam sekali.
v. Jika terdapat gas atau keruh, maka diduga terdapat Coliform pada
tabung.
10 ml 1 ml 0,1 ml
Pengencer/ LBDS LBSS LBSS
Na Fisiologis 90%
1. Uji Penduga
10 ml 1 ml 0,1 ml
BGLBDS BGLBSS BGLBSS
2. Uji Penegasan
i. Dasarnya yaitu hasil dari uji penduga yaitu banyaknya larutan dalam tabung reaksi yang
terdapat gas/ gelembung yang berjumlah 4 buah.
ii. Ambil jarum ose lalu bakar jarum di atas pembakar bunsen sampai membara. Masukkan
jarum ose ke dalam tabung reaksi sampai menyentuh larutan dan angkat. Lalu jarum ose
masukkan ke tabung berisi 10 ml, 1 ml dan 0,1 ml sirup dengan tabung Durham didalamnya
dengan kombinasi 3-3-3. Usahakan tabung dan jarum selalu dekat dengan api agar tetap steril.
iii. Masukkan tabung ke dalam inkubator/ diinkubasi selama 2 x 24 jam dan diamati setiap 1
jam. Lalu amati adanya gas/ gelembung yang terdapat dalam tabung Durham.
10 ml 1 ml 0,1 ml
BGLBDS BGLBSS BGLBSS

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Populasi bakteri dihitung dengan cara mengencerkan sampel atau bahan uji, dilanjutkan
dengan melakukan inokulasi semua hasil pengenceran didalam media pelat. Jumlah koloni yang
dapat tumbuh pada pelat dihitung secara manual dengan bantuan Colony Counter. Jumlah
koloni yang memenuhi ketentuan perhitungan adalah 25-30 sampai 250-300 koloni pada media
pelat, Artinya: Bila percobaan menunjukan data terdapat populasi 20 koloni pada pelat hasil
pengenceran ke-4 dan 200 koloni pada pengenceran ke-3, maka kesimpulannya adalah bahan uji
mengandung = 200 x 10 = 200.000 koloni bakteri / mL atau perhitungan berdasarkan pada
koloni yang tumbuh pada hasil pengenceran ke-3. Metode ini dapat dianggap yang paling
sensitive kerena sel hidup yang dapat terhitung, beberapa jenis mikroorganisme dapat dihitung
sekaligus dan dapat digunakan utuk isolasi dan identifikasi karena koloni yang terbentuk
mungkin berasal dari satu sel induk

Anda mungkin juga menyukai