BAKTERIOLOGI I
A. VISI
B. MISI
Tinggi.
Segala Puji dan Syukur bagi DIA yang karena atas anugerahNya maka Buku
cara pembuatan sediaan atau preparat bakteri,proses pengecatan dan melihat bakteri
di mikroskop sehingga mahasiswa dapat mengenal lebih baik bakteri dari segi
dapat memperdalam wawasannya sehingga kemampuan dalam bidang ini dapat lebih
petunjuk/panduan praktikum ini, agar pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan aturan
pembaca lainnya.
TEAM PRAKTIKUM
Kata Pengantar 2
Daftar Isi 3
Kontrak Perkuliahan 4
Pembagian Kelompok 11
Pendahuluan 20
DAFTAR PUSTAKA 55
Lampiran 56
BAKTERIOLOGI I
INOKULASI
KUMAN
MEDIA MEDIA
PADAT CAIR
PEWARNAAN BAKTERI
MIKROSKOPIS
IDENTIFIKASI BAKTERI
Demikian kontrak perkuliahan inidibuat dan telah disetujui , agar ditaati oleh semua
pihak.
-------------------------------- --------------------------------
NIM. NIM.
Mengetahui
Ketua Prodi Teknologi Laboratorium Medis
1
PANDUAN PRAKTIKUM BAKTERIOLOGI I 2021 0
DATA PEMBAGIAN KELOMPOK PRAKTIKUM BAKTERIOLOGI I
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
TA.2020 / 2021 Ganjil
TINGKAT I A /SEMESTER II
1
PANDUAN PRAKTIKUM BAKTERIOLOGI I 2021 2
TANGGAL
KEL KELAS 25 28 29 30 1 2 5
A YN NM YN NM YN NM YN
1 B NM YN NM YN NM YN NM
C YN NM YN NM YN NM YN
A YN NM YN NM YN NM YN
2 B NM YN NM YN NM YN NM
C YN NM YN NM YN NM YN
A YK NF YK NF YK NF YK
3 B NF YK NF YK NF YK NF
C YK NF YK NF YK NF YK
A YK NF YK NF YK NF YK
4 B NF YK NF YK NF YK NF
C YK NF YK NF YK NF YK
Nama Pembimbing :
1. Yoan Novicadlitha,S.Si ( YN )
2. Ni Made Susilawati,S.Si,M.Si ( NM )
3. Neiny Foekh SST,M.Biomed ( NF )
4. Yustina K Wawo Adja SST ( YK )
1
PANDUAN PRAKTIKUM BAKTERIOLOGI I 2021 3
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
1
PANDUAN PRAKTIKUM BAKTERIOLOGI I 2021 4
- Tidak bercanda ketika bekerja dan tidak menggunakan bahan-bahan
infeksius, bahan kimia dan api untuk bercanda.
- Setiap specimen klinik dan alat yang digunakan untuk penanganan
specimen haruslah dianggap infeksius
- Tidak makan, minum, merokok atau mengunyah permen karet serta
menyimpan makanan/minuman di dalam laboratorium
- Tidak menyentuh mata, mulut, dan hidung sewaktu bekerja di
laboratorium, bila terpaksa cucilah tangan terlebih dahulu dengan sabun
antiseptic dan alcohol.
- Duduk tegak dan menjaga jarak dengan specimen/meja kerja saat
bekerja
- Cuci tangan sesering mungkin dengan sabun antiseptic dan desinfektan
sewaktu menangani bahan infeksius baik yang memiliki risiko percikan
atau tidak.
- Tidak diperkenankan membawa pulang bahan praktikum (
preparat,biakan,dll)
1
PANDUAN PRAKTIKUM BAKTERIOLOGI I 2021 5
Mematikan api segera bila tidak diperlukan lagi,mematikan api dengan cara
menutup Bunsen
Berhati-hati menggunakan alat listrik bila dipakai berdekatan dengan bahan-
bahan cair untuk menghindari terjadinya arus pendek.
Pembungan Limbah
Membuang sampah sisa/bahan bekas kerja pada tempat yang telah disediakan
Membuang kaca preparat,lidi dan benda tajam lain ke wadah berisi desinfektan
Kertas, tissue, kapas bekas dibuang ke kantong plastic khusus yang tersedia.
1
PANDUAN PRAKTIKUM BAKTERIOLOGI I 2021 6
MIKROSKOP
1
PANDUAN PRAKTIKUM BAKTERIOLOGI I 2021 7
8. Lensa objektif 10x diputar menjauhi slide sediaan,minyak emersi diteteskan
diatas slide sediaan.
9. Lensa objektif 100x diputar sampai menyentuh minyak emersi. Fokus diatur
dengan memutar mikrometer sampai gambar terlihat jelas. Naikkan kondensor
hingga maksimal.
10. Jika pembacaan sudah selesai,objektif 100x diputar menjauhi sediaan.Slide
sediaan diangkat.
11. Putar pengatur cahaya hingga minimal . Tekan tombol saklar untuk mematikan
lampu.
Perawatan Mikroskop
1. Slide yang sudah dipakai, diambil dari meja objek lalu dibuang kedalam tempat
yang berisi desinfektan.
2. Permukaan lensa objektif dibersihkan menggunakan kertas lensa dan larutan
eter:etanol ( 7:3 ).
3. Mengatur kembali bagian-bagian mikroskop agar kembali pada posisi semula.
4. Memeriksa kembali keseluruhan bagian mikroskop untuk mengetahui
ada/tidaknya yang rusak/hilang.
5. Agar terhindar dari debu,mikroskop dimasukkan dalam lemari penyimpan.
1
PANDUAN PRAKTIKUM BAKTERIOLOGI I 2021 8
TEKNIK MENCUCI TANGAN
1
PANDUAN PRAKTIKUM BAKTERIOLOGI I 2021 9
PENDAHULUAN
2
PANDUAN PRAKTIKUM BAKTERIOLOGI I 2021 0
sebagian besar pewarna-pewarna asam sehingga mencegah pewarna asam tersebut
untuk berpenetrasi kedalam sel.
Pada kegiatan pewarnaan , ikutilah aturan-aturan berikut secara teliti :
1. Penyiapan kaca objek: Kaca objek yang bersih penting untuk menyiapkan
apusan mikroba. Lemak atau minyak dari jari tangan yang menempel di kaca
objek harus dibersihkan dengan mencuci kaca objek menggunakan sabun dan
air.Setelah dibersihkan,keringkan kaca objek dan siap digunakan.
Catatan: Ingat untuk selalu memegang kaca objek yang bersih pada tepinya.
2. Penandaan Kaca Objek : Penting untuk memberikan penandaan kaca objek yang
tepat. Inisial organisme dapat ditulis baik pada pinggir kaca objek dengan
menggunakan pensil penanda alat gelas maupun pada permukaan tempat apusan
akan dibuat. Berhati-hatilah supaya tanda tersebut tidak mengalami kontak
dengan pereaksi-pereaksi pewarna.
3. Penyiapan apusan : Penting untuk tidak membuat apusan yang terlalu tebal dan
padat. Apusan yang tebal dan padat terjadi jika biakan yang digunakan pada
penyiapan apusan terlalu banyak sehingga sejumlah besar sel menumpuk pada
kaca objek. Jenis persiapan ini mengurangi jumlah cahaya yang dapat melewati
kaca objek dan menyulitkan untuk melihat morfologi sel tunggal.
Catatan : Apusan hanya membutuhkan sejumlah kecil biakan bakteri. Apusan yang
baik yaitu apabila dikeringkan,tampak sebagai suatu lapisan atau selaput tipis
yang berwarna keputihan. Apusan yang dibuat dari biakan kaldu atau biakan dari
media padat memerlukan berbagai teknik.
a. Biakan kaldu : Suspensikan kembali biakan dengan menggetukkan tabung
menggunakan jari anda. Bergantung pada ukuran ose,satu atau dua ose
penuhharus diletakkan di bagian tengah kaca objek dengan menggunakan
ose inokulasi yang steril,kemudian disebarkan secara merata kira-kira
sampai seluas uang koin. Simpan apusan tersebut diatas meja laboratorium
dan biarkan mengering terkena udara.
b. Biakan dari media padat : Organisme yang dibiakkan dalam media padat
menghasilkan pertumbuhan pertumbuhan permukaan yang padat dan tebal
serta tidak boleh di pindahkan langsung ke kaca objek. Biakan tersebut
harus diencerkan dengan menempatkan satu atau dua ose penuh air
dibagian tengah kaca objek tempat sel itu akan diemulsifikasi. Pemindahan
2
PANDUAN PRAKTIKUM BAKTERIOLOGI I 2021 1
sel-sel memerlukan penggunaan ose atau jarum inokulasi yang steril,jika
diperlukan.Suspensi dibuat dengan menyebarkan sel dengan gerakan
melingkar dalam tetesan air menggunakan ose atau jatum. Hal ini akan
membantu menghindari penumpukan sel.Dalam hal ini ,apusan harus
dibiarkan hingga benar-benar kering.
Catatan : Jangan meniup kaca objek atau menggoyang-goyangkan di
udara.
4. Fiksasi Panas : Kecuali yang telah menempel dikaca objek, apusan bakteri akan
terbilas selama proses pewarnaan. Hal ini dapat dicegah dengan fiksasi panas.
Selama proses tersebut, protein-protein bakteri dikoagulasi dan direkatkan pada
permukaan kaca objek. Fiksasi panas dilakukan dengan cara melewatkan apusan
yang dikeringkan diudara tersebut dengan cepat dua sampai tiga kali diatas nyala
api pembakar bunsen.
Bakteri mempunyai bentuk dan ukuran yang sangat beragam. Sebagian
besar sel bakteri memiliki diameter 0,2 – 2 mikron dan panjang 2-8 mikron.
Berdasarkan bentuk bakteri digolongkan menjadi tiga golongan utama yaitu bentuk
kokus(bulat), basil ( batang ),dan bentuk spiral. Komponen utama struktur bakteri
terdiri atas makromolekul yaitu DNA, RNA, protein, polisakarida dan fosfolipida.
Makromolekul terdiri atas sub-sub primer yaitu nukleotida, asam amino, dan
karbohidrat. Berdasarkan bentuk selnya ,bakteri termasuk dalam golongan prokariot;s
el prokariot memiliki struktur sel lebih sederhana dibandingkan sel eukariot.
Motilitas suatu bakteri merupakan ciri khas bagi pengenalan bakteri.Yang
dimaksud dengan gerak ini adalah sifat atau kemampuan bakteri untuk dapat
berpindah tempat dengan menggunakan salah satu bagian tubuhnya. Bakteri dapat
bergerak dengan flagel, akan tetapi flagel tidak ditemukan pada semua jenis bakteri.
Oleh karena itu dapat atau tidaknya bakteri bergerak merupakan salah satu ciri yang
dapat digunakan dalam identifikasi bakteri.
Untuk mengamati pertumbuhan dan perkembangan bakteri tersebut dapat
digunakan metode tetesan gantung dan tetesan tegak. Tetesan tegak dengan kaca
penutup digunakan untuk mengamati pergerakan bakteri sedangkan tetesan dengan
objek glass yang cekung digunakan untuk mengamati bentuk bakteri.
Mikroorganisme yang ada di alam mempunyai morfologi,s truktur dan sifat-
sifat yang khas , begitu pula dengan bakteri. Bakteri yang hidup hampir tidak berwarna
2
PANDUAN PRAKTIKUM BAKTERIOLOGI I 2021 2
dan kontras dengan air, dimana sel-sel bakteri tersebut disuspensi. Salah satu cara
untuk mengamati bentuk sel bakteri sehingga mudah untuk diidentifikasi ialah dengan
metode pengecatan atau pewarnaan. Hal tersebut berfungsi untuk mengetahui sifat
fisiologisnya yaitu mengetahui reaksi dinding sel bakteri melalui serangkaian
pengecatan.
Berbagai macam tipe morfologi bakteri ( kokus, basil, spiral dan
sebagainya) dapat dibedakan dengan menggunakan pewarnaan sederhana. Istilah
pewarnaan sederhana dapat diartikan dalam mewarnai sel-sel bakteri hanya
digunakan satu macam zat warna saja. Faktor –faktor yang mempengaruhi
pewarnaan bakteri yaitu fiksasi, peluntur warna ,substrat, intensifikasi pewarnaan dan
penggunaan zat warna penutup. Suatu preparat yang sudah meresap suatu zat
warna, kemudian dicuci denagn asam encer maka semua zat warna terhapus.
Sebaliknya terdapat juga preparat yang tahan terhadap asam encer.
Mikroba sulit dilihat dengan cahaya karena tidak mengabsorbsi atau
membiaskan cahaya. Alasan inilah yang menyebabkan zat warna digunakan untuk
mewarnai mikroorganisme. Zat warna mengabsorbsi dan membiaskan cahaya
sehingga kontras mikroba dengan dengan sekelilingnya dapat ditingkatkan.
Pewarnaan sederhana dapat menggunakan pewarnaan basa pada
umumnya antara lain: Kristal violet, methylene blue, karbol fuchsin dan safranin.
Pewarnaan gram adalah suatu metode untuk membedakan spesies bakteri menjadi
dua kelompok besar yakni gram positif dan gram negative berdasarkan sifat kimia dan
sifat fisik dinding sel mereka. Reaksi atau sifat bakteri tersebut ditentukan oleh
komposisi dinding selnya. Oleh karena itu pengecatan gram tidak bias dilakukan pada
mikroorganisme yang tidak mempunyai dinding sel seperti Mycoplasma sp contoh
bakteri yang tergolong bakteri tahan asam yaitu genus Mycobacterium dan beberapa
spesies tertentu dari genus Nocardia.
Bakteri Gram negative adalah bakteri yang tidak mempertahankan zat
warna metil ungu pada pewarnaan gram. Bakteri gram positif akan mempertahankan
zat warna metil ungu gelap setelah dicuci dengan alcohol, sementara bakteri gram
negative tidak. Pada uji pewarnaan Gram suatu pewarna penimbal (counterstain)
ditambahkan setelah metil ungu ,yang membuat semua bakteri gram negative menjadi
berwarna merah atau merah muda. Pengujian ini berguna untuk mengklasifikasikan
kedua tipe bakteri ini berdasarkan perbedaan struktur dinding sel mereka.
2
PANDUAN PRAKTIKUM BAKTERIOLOGI I 2021 3
Pewarnaan Tahan Asam memilah kelompok Mycobacterium dan Nocardia.
Pada dua kelompok tersebut terdapat bakteri yang bersifat pathogen dan tahan asam
karena dapat mempertahankan zat warna pertama (karbol fuchsin ) sewaktu dicuci
dengan larutan pemucat. Larutan pemucat mengandung asam alcohol. Sifat tahan
asam berkaitan dengan kandungan lipida di dinding sel, oleh karena itu digunakan
pemanasan sehingga zat warna dapat masuk kedalam sel bakteri yang diliputi oleh
lipida.
Pewarnaan Tahan Asam dapat digunakan untuk membantu menegakkan
diagnose Tuberculosis. Pewarnaan tahan asam menggunakan larutan Ziehl-Neelsen
A( cat karbol fuchsin), Ziehl Neelsen B ( alcohol asam Hcl 3% dalam methanol
95%),Ziehl Neelsen C ( cat biru methilen). Zat warna pertama karbol fuchsin
merupakan fuchsin basa yang dilarutkan dalam larutan fenol 5%. Fenol digunakan
sebagai pelarut untuk membantu perasukan zat warna kedalam sel bakteri sewaktu
proses pemanasan.Biru metilen sebagai zat warna kedua tidak menyebabkan
perubahan warna merah pada bakteri tahan asam.
Pada bakteri tidak tahan asam , biru methilen akan diikat oleh sel bakteri
yang tidak berwarna. Hasil pewarnaan bakteri tahan asam akan berwarna merah
sedangkan latar belakangnya berwarna biru.
Spora pada bakteri merupakan struktur yang tahan panas dan bahan
kimia.Spora dibentuk oleh bakteri tertentu untuk mengatasi lingkungan yang tidak
menguntungkan bagi bakteri. Spora terbentuk dalam sel sehingga sering kali disebut
sebagai endospore, dalam sel hanya terdapat 1 spora. Spora ini tidak berfungsi untuk
reproduksi.
Dalam lingkungan yang menguntungkan spora bergerminasi kembali
menjadi sel vegetative. Bila lingkungan tidak menguntungkan sel vegetative berubah
menjadi spora. Lingkungan yang kering ( hipotonik ) menginduksi pembentukan spora.
Spora tahan terhadap suhu dan bahan kimia yang mematikan sel vegetative seperti
spora Clostridium botulinum tahan terhadap suhu mendidih selama beberapa jam.
Kekeringan dan kekurangan zat hara tidak menyebabkan kematian spora , spora
dapat bertahan dalam tanah selama puluhan tahun . Spora juga tahan terhadap sinar
ultra violet dan antibiotika yang mematikan sel vegetative.
Kapsul merupakan lapisan yang melekat di luar dinding sel yang terdiri dari
polisakarida dan polipeptida dengan tebal sekitar 1-2um. Kapsul berfungsi untuk
2
PANDUAN PRAKTIKUM BAKTERIOLOGI I 2021 4
melekatkan diri pada permukaan dan melindungi bakteri terhadap sel fagosit.
Beberapa jenis bakteri dan algae biru mampu mensekresikan substansi berlendir dan
lengket pada permukaan selnya yaitu kapsul dan lender. Kapsul dan lendir pada
bakteri tidak esensial bagi sel tetapi berguna sebagai cadangan makanan ,
perlindungan terhadap fagositosis, dehidrasi. Kemampuan membentuk kapsul dan
ukuran kapasul tergantung pada fisiologis setiap sel bakteri.
Flagel merupakan struktur yang sangat tipis dan panjang serta berfungsi
sebagai alat gerak pada bakteri.Ketebalan flagella sekitar 0.025 um sehingga sulit
terlihat dengan mikroskop cahaya. Flagella pada bakteri berkaitan dengan motilitas.
Umumnya flagella terdapat pada bakteri berbentuk batang atau spiral. Ada tidaknya
serta letak flagella dapat digunakan untuk membantu identifikasi bakteri. Macam-
macam metode pengecatan flagella yaitu Gray, Blailey, Muir, Blenden dan Golberg.
2
PANDUAN PRAKTIKUM BAKTERIOLOGI I 2021 5
PRAKTIKUM
PENGENALAN MEDIA PEMBENIHAN
DEFINISI
Pembenihan atau media adalah campuran bahan-bahan tertentu dengan
aquadest yang dapat menumbuhkan bacteri,virus,jamur atau parasite ( binatang
bersel satu ),pada derajat keasaman dan inkubasi tertentu.
FORMULA
Bahan baku dan bahan penunjang untuk membuat media yaitu :
1. Nutrient : Protein,pepton,asam amino dsb
2. Energy : Karbohidrat
3. Logam dan mineral : Calsium,magnesium,ferro,sulfat,fasfat,sulfat,nitrat,dsb
4. Buffer : Fosfat,acetat.
5. Indikator : phenol red,brom thymol blue,brom cresol purple,dsb
6. Bahan selektif : bahan kimia ,antibiotika.
7. Bahan pembuat padat : agar- agar,protein,serum,gelatin.
pH PEMBENIHAN
pH pembenihan harus diukur dan dibuat tepat karena Ph rendah/Ph tinggi akan
sangat berpengaruh terhadap tumbuh tidaknya bakteri yang ditanam.
Bakteri mempunyai batas-batas pH tertentu supaya masih dapat hidup dan
berkembang,ini disebut optimum pH. Minimum/Maximum pH yaitu pH
terendah/tertinggi dimana bakteri masih bertahan hidup.
Cara-cara mengukur pH pembenihan/Media :
1. Mengukur pH dengan comparator :
Cara ini hanya dapat dipakai untuk mengukur pH pembenihan cair atau
dapat dicairkan dan tidak berwarna.
Cara pengukurannya :
2
PANDUAN PRAKTIKUM BAKTERIOLOGI I 2021 6
- Dua tabung reaksi yang berukuran sama,jernih/tidak berwarna,diisi
dengan cairan/pembenihan yang akan diperiksa sebanyak 5 atau 10
ml
- Satu diantaranya ditambah larutan indicator sebanyak sesuai
table,dimasukkan kedalam lubang tabung comparator sebelah
kanan.
- Yang tidak ditambahkan indicator dimasukkan kedalam lubang
tabung comparator sebelah kiri.
- Piringan warna diputar-putar sampai warna tabung kesatu dan kedua
kelihatan sama
- Angka pH dapat dilihat pada lubang comparator sebelah kanan atas.
2
PANDUAN PRAKTIKUM BAKTERIOLOGI I 2021 7
Tabel Indikator
Trayek Pemakaian
pH per 10 cc
No Nama Indikator Perubahan Warna Kadar
cairan
1 Phenol red 6,8 – 8,2 Kuning– merah 1 – 4 tetes 0,04 %
2 Methyl red 4,2 – 6,2 Pink – kuning 2 – 4 tetes 0,04 %
3 Thymol blue alkaline 8,0 – 9,6 Kuning – biru 1 – 4 tetes 0,04 %
4 Brom thymol blue 6,0 – 7,6 Kuning – biru 1 – 4 tetes 0,00 %
5 Phenolphtaline 8,2 – 10 Tak berwarna – merah 3 – 10 tetes 1%
6 Methyl orange 3,0 – 4,4 Pink - kuning 2 – 5 tetes 0,1 %
2
PANDUAN PRAKTIKUM BAKTERIOLOGI I 2021 9
PRAKTIKUM
PEMBUATAN MEDIA PEMBENIHAN
3
PANDUAN PRAKTIKUM BAKTERIOLOGI I 2021 0
Alat :
a. Cawan petri
b. Erlenmeyer
c. Gelas ukur
d. Tabung reaksi
e. Batang pengaduk
h. Penangas air/pemanas
i. Autoclave
Bahan :
- Nutrien agar (NA)
- Pepton Dilution Fluid (PDF)
- Muller Hinton Agar (MHA)
- Aquadest
4 Cara Kerja :
- Timbang media sesuai prosedur di kemasan. (Catatan : Buatlah media
sesuai kebutuhan masing-masing/sesuai instruksi dari
Dosen/Penanggung jawab praktikum).
- Serbuk media dimasukkan secara hati-hati ke dalam erlenmeyer.
- Tambahkan aquades dan aduk sampai merata dengan batang pengaduk
- Untuk media yang perlu dipanaskan, gunakan pemanas sampai media
tercampur homogen (kuning dan jernih), hati-hati jangan sampai media
mendidih dan meluap, panaskan dengan hati-hati menggunakan
penangas/elemen.
- Sterilisasi dengan autoklaf pada suhu 1210 C, tekanan 1 atm, selama 15
menit.
Contoh :
Perhitungan Hitung kebutuhan media yang akan kita timbang dengan benar
agar kita dapatkan media yang baik misal: Media NA didalam label kemasan
tertera 20 gr/1L, sedangkan kita membuat 100 ml NA maka dpt dihitung sbb
:
3
PANDUAN PRAKTIKUM BAKTERIOLOGI I 2021 1
20 / 1000 X 100 ml = 2 gr NA yang ditimbang
PRAKTIKUM
UJI MOTILITAS BAKTERI
3
PANDUAN PRAKTIKUM BAKTERIOLOGI I 2021 2
masuk tepat di dalam cekungan kaca benda. Setelah ujung kawat selesai
dipanaskan tadi perlulah dipijarkan dalam nyala api. Kaca benda yang
membawakan tetesan bergantung tersebut dapat dipindahkan ke piringan
mikroskop untuk diperiksa dan kaca penutup ditetesi gliserin. Preparat basah
atau preparat tetes bergantung terutama berguna apabila morfologi
mikroorganisme yang tengah diperiksa dapat rusak karena perlakuan dengan
paans atau bahan kimia ataupun bila organisme itu sukar diwarnai.
Metode pilihan untuk mengamati proses-proses kehidupan tertentu,
misalnya seperti motilitas dan reproduksi. Apabila preparat basah diperiksa
dengan mikroskop medan terang, amatlah penting untuk menyesuaikan
sumber cahayanya dengan benar. Intensitas cahaya dapat dikurangi dengan
menggunakan filter. Keuntungan metode tetesan bergantung ialah bakteri ada
terkurung di dalam bidang kaca benda sehingga bahaya terhamburnya ke
mana-mana itu hampir tidak ada. Bakteri dapat bergerak dengan leluasa, jika
bakteri memang suka bergerak. Tidak semua spesies dapat bergerak.
Dalam pengamatan, gerak bakteri ada dua hal yang harus diperhatikan
yaitu motalitas bakteri dengan gerak Brown. Bakteri yang bersifat mortil akan
nampak jelas bergerak dan bergeraknya melaju ke arah tertentu. Sedangkan
sel bakteri yang tampak sebagai gerak Brown adalah gerakkan yang bukan
berasal dari itu sendiri melainkan dikarenakan adanya partikel-partikel air di
dinding sel atau adanya energi kinetik. Pada gerak Brown organisme bergetar
dengan laju yang sama dengan menjaga hubungan ruang yang sama satu
dengan yang lain. Apabila preparat basah diperiksa dengan mikroskopi
medium terang, amatlah penting untuk menyesuaikan sumber cahayanya
dengan benar. Intensitas cahaya dapat dikurangi dengan menggunakan filter
khusus
4 Alat dan Bahan : Alat :
- Tabung reaksi
- Ose
- Bunsen
- Objek glass
- Deck glass
3
PANDUAN PRAKTIKUM BAKTERIOLOGI I 2021 3
- Mikroskop
Bahan : Air rendaman jerami
5 Cara Kerja :
A. Metode Tetesan Gantung
1. Sediakan objek glass yang bersih dan bebas lemak
2. Ose disteril dengan memijarkan menggunakan Bunsen tunggu sampai
dingin
3. Ambil sampel/kultur bakteri dengan menggunakan ose yang telah steril
4. Letakkan sampel ditengah-tengah deck glass yang bersih dan bebas
lemak.
5. Ose disterilkan kembali
6. Objek glass cekung yang bersih tepi cekungan diolesi dengan
Vaseline,ditutupkan pada deck glass yang sudah ada tetesannya sampel
/kultur bakteri cair ,sehingga tetesan terletak ditengah-tengah cekungan.
7. Objek glass sedikit ditekan kemudian dibalik dengan cepat tetesan
menggantung ditengah-tengah deck glass diatas cekungan deck glass.
8. Sediaan siap untuk diamati dengan pembesaran 10x kemudian 40x
9. Bila telah selesai letakkan sediaan kedalam cairan desinfektan
B. Metode Tetesan Tegak
1. Sediakan objek glass yang bersih dan bebas lemak
2. Ose disteril dengan memijarkan menggunakan Bunsen tunggu sampai
dingin
3. Ambil sampel/kultur bakteri dengan menggunakan ose yang telah steril
4. Letakkan sampel ditengah-tengah objek glass tersebut.
5. Ose disterilkan kembali
6. Sediaan siap untuk diamati dengan mikroskop pembesaran 10x
kemudian 40x
7. Bila telah selesai letakkan sediaan kedalam cairan desinfektan.
3
PANDUAN PRAKTIKUM BAKTERIOLOGI I 2021 4
PRAKTIKUM
PEWARNAAN SEDERHANA
3
PANDUAN PRAKTIKUM BAKTERIOLOGI I 2021 5
,sehingga sel dapat terlihat jelas dan mudah di amati. Oleh karena itu teknik
pewarnaan sel bakteri ini merupakan salah satu cara yang paling utama dalam
penelitian-penelitian mikrobiologi. Berbagai macam tipe morfologi bakteri
(kokus, basil, spirilum, dan sebagainya) dapat dibedakan dengan
menggunakan pewarna sederhana. Istilah ”pewarna sederhana” dapat
diartikan dalam mewarnai sel - sel bakteri hanya digunakan satu macam zat
warna saja. Kebanyakan bakteri mudah bereaksi dengan pewarna-pewarna
sederhana karena sitoplasmanya bersifat basofilik (suka akan basa)
sedangkan zat-zat warna yang digunakan untuk pewarnaan sederhana
umumnya bersifat alkalin (komponen kromoforiknya bermuatan positif).
3
PANDUAN PRAKTIKUM BAKTERIOLOGI I 2021 6
6. Tambahkan Gentian violet biarkan selama
1-2 menit
7. Cuci dengan air mengalir kemudian
keringkan
8. Teteskan 1 tetes minyak imersi diatas
sediaan dan periksa dibawah mikroskop
dengan pembesaran 100x
PRAKTIKUM
PEWARNAAN GRAM
3
PANDUAN PRAKTIKUM BAKTERIOLOGI I 2021 7
Berdasarkan pewarnaan Gram, bakteri dapat dibedakan menjadi bakteri Gram-
positif dan bakteri Gram-negatif. Di bawah mikroskop bakteri Gram-positif
akan tampak berwarna ungu-violet sedangkan Gram-negatif akan terlihat
berwarna pink. Contoh dari bakteri Gram-positif adalah Bacillus, Clostridium,
Lactobacillus, Staphylococcus, dan Streptococcus. Sementara itu Escherichia
coli, Salmonella, Shigella, Pseudomonas, dan Moraxella merupakan contoh dari
bakteri Gram-negatif. Dari gambar di samping dapat dilihat bakteri berbentuk
batang merupakan Gram-negatif sedangkan bakteri berbentuk coccus
merupakan Gram-positif.
Teknik pewarnaan Gram didasarkan atas perbedaan struktur dinding sel kedua
jenis bakteri tersebut. Dinding sel bakteri Gram-positif hanya terdiri dari satu
lapisan tebal yang tersusun dari satu jenis molekul saja. Sementara itu Gram-
negatif memiliki dua lapis dinding sel, yaitu lapisan peptidoglikan yang relatif
lebih tipis dan membran luar. Dinding sel Gram-positif 90 % nya merupakan
peptidoglikan sedangkan hanya 10-20 % dinding sel bakteri Gram-negatif yang
tersusun atas peptidoglikan, sisanya merupakan polisakarida, lipid, dan protein
yang menyusun membran luar. Oleh karena itu membran luar disebut juga
sebagai lapisan lipopolisakarida (LPS).
4 ALAT DAN BAHAN : o Alat : - Ose bulat
- Bunsen
- Objek glass
- Deck glass
- Pipet tetes
- Mikroskop
- Rak pewarnaan
o Bahan : - Biakan bakteri Staphylococcus
aureus, streptobacil, Enterobacter
- Nacl Fisiologis
- Aquades
- Cat Gram A (Gentian violet ):
a. Kristal violet 2 gram
3
PANDUAN PRAKTIKUM BAKTERIOLOGI I 2021 8
b. Alkohol 95% 20 ml
c. Amonium oksalat 0,8 gram
d. Aquadest 80 ml
- Cat Gram B ( Lugol )
a. Iodium 1 gram
b. Kalium iodide 2 gram
c. Aquades 300 ml
- Cat Gram C ( bahan pelarut )
a. Aceton 50 ml
b. Alkohol 95% 50 ml
- Cat Gram D
a. Safranin 0,25 gram
b. Alkohol 95% 10 ml
c. Aquades 95 ml
5. CARA KERJA :
1. Ambil objek glass yang bersih dan bebas lemak
2. Beri setetes aquades diatas objek glass
3. Ambil biakan kuman dengan menggunakan ose bulat yang telah
disterilkan diatas api bunsen.
4. Campur biakan kuman dengan aquades yang ada diatas objek glass
dengan menggunakan ose bulat tersebut.
5. Fiksasi objek glass yang berisi biakan kuman dengan cara melewatkan
objek glass diatas api Bunsen hingga kering.
6. Teteskan cat gram A hingga menutupi permukaan bakteri.
7. Diamkan selama 1 menit
8. Bilas dengan aquades
9. Teteskan cat gram B hingga menutupi permukaan bakteri kemudian
diamkan selama 1-2 menit.
10. Bilas dengan aquades
11. Teteskan cat gram C ,diamkan selama 30 detik.
12. Bilas dengan aquades
3
PANDUAN PRAKTIKUM BAKTERIOLOGI I 2021 9
13. Teteskan cat gram D,diamkan selama 1 menit kemudian bilas dengan
aquades
14. Keringkan dengan menggunakan tissue kering
15. Amati dibawah mikroskop pembesaran 100x dengan minyak imersi.
Hasil Pengamatan : Bentuk bakteri, warna bakteri, susunan bakteri, Gram
positif atau gram negatif.
PRAKTIKUM
PEWARNAAN SPORA
4
PANDUAN PRAKTIKUM BAKTERIOLOGI I 2021 0
Spora yang dihasilkan di luar sel vegetatif (eksospora) atau di dalam sel
vegetatif (endospora). Bakteri membentuk spora bila kondisilingkungan tidak
optimum lagi untuk pertumbuhan dan perkembangannya, misalnya: medium
mengering, kandungan nutrisi menyusut dan sebagainya. Beberapa spesies
bakteri menghasilkan spora eksternal. Streptomyces misalnya, meghasilkan
serantaian spora (disebut konidia), yang disangga di ujung hifa, suatu filamen
vegetatif. Proses ini serupa dengan proses pembentukan spora pada
beberapa cendawan. Spora pada bakteri adalah endospora, suatu badan yang
refraktil terdapat dalam induk sel danmerupakan suatu stadium isrtirahat dari
sel tersebut. Endospora memiliki tingkatme tabolisme yang sangat rendah
sehingga dapat hidup sampai bertahun-tahun tanpa memerlukan sumber
makanan dari luar . Pembentukan spora dapat dianggap sebagai suatu proses
diferensiasi dari suatu siklus hidup dalam keadaan-keadaan tertentu. Hal
ini berbeda dari peristiwa pembelahan sel karena tidak terjadi replikasi
kromosom (Pelczar, 1986). Kemampuan menghasilkan spora memberi
keuntungan ekologis pada bakteri, karena memungkinkan bakteri itu bertahan
dalam keadaan
4 ALAT DAN BAHAN : o Alat :
- Objek gelas
- Lampu spritus
- Ose bulat
- Mikroskop
o Bahan :
jam
- Aquadest steril
4
PANDUAN PRAKTIKUM BAKTERIOLOGI I 2021 1
5 CARA KERJA :
Metode Schaeffer-Fulton
a. Bersihkan objek gelas dengan alcohol agar bebas lemak
b. Buat sediaan dari biakan yang ada secara aseptic
c. Keringkan diudara
d. Lakukan fiksasi diatas lampu Bunsen
e. Letakkan preparat/sediaan pada rak pengecatan lalu tetesi dengan 2-
3 tetes cat Malacit green 5% dan biarkan 1 menit,lalu dipanaskan
diatas lampu Bunsen selama 30 detik atau sampai timbul uap,jaga
jangan sampai mendidih atau preparat menjadi kering,lalu
dinginkan,cuci dengan air mengalir.
f. Tetesi dengan cat safranin selama 1 menit,cuci dengan air mengalir
g. Preparat / sediaan dikeringkan diudara,baca pada mikroskop dengan
perbesaran 100x dan immersion oil.
Metode Bartolomew-Mittwer
a. Bersihkan objek gelas dengan alcohol agar bebas lemak
b. Buat sediaan dari biakan secara aseptic
c. Keringkan diudara
d. Lakukan fiksasi diatas lampu Bunsen
e. Letakkan preparat/sediaan pad a rak pengecatan lalu tetesi dengan 2-
3 tetes cat Malacit green 5% dan biarkan 10 menit,cuci dengan air
mengalir.
f. Tetesi dengan cat safranin selama 1 menit,cuci dengan air mengalir
g. Preparat / sediaan dikeringkan diudara,baca pada mikroskop dengan
perbesaran 100x dan immersion oil.
Hasil Pengamatan : Sel vegetative berwarna merah, spora
berwarna hijau
4
PANDUAN PRAKTIKUM BAKTERIOLOGI I 2021 2
PRAKTIKUM
PEWARNAAN KAPSUL
4
PANDUAN PRAKTIKUM BAKTERIOLOGI I 2021 3
oleh gangguan mekanik atau larut bila dicuci dengan air. Karena kapsul dari
berbagai species bebeda dalam susunan zat-zatnya, maka tidak semua
kapsul dapat diperhatikan dalam proses pewarnaan yang sama.
Beberapa jenis bakteri dan amoeba hijau-biru mengeluarkan bahan-
bahan yang amat berlendir dan lengket pada permukaan selnya,
melengkungi dinding sel. Bila bahan berlendir tersebut kompak dan tampak
sebagai suatu bentuk yang pasti ( bundar/lonjong) maka disebut kapsul,
tetapi bila tidak teratur bentuknya dan menempelnya pada sel kurang erat
maka disebut selaput lendir.Kapsul dan lendir tidaklah esensial bagi
kehidupan sel, tapi dapat berfungsi sebagai makanan cadangan,
perlindungan terhadap fagositosis ( baik dalam tubuh inang maupun dialam
bebas )atau perlindungan terhadap dehidrasi. Kemampuan
menghasilkan kapsul merupakan sifat genetis, tetapi produksinya sangat
dipengaruhi oleh komposisi medium tempat ditumbuhkannya sel-sel yang
bersangkutan. Ukuran kapsul berbeda-beda menurut jenis bakterinya dan
juga dapat berbeda diantara jalur-jalur yang berlainan dalam satu
spesies.Pada beberapa jenis bakteri adanya kapsul sebagai petunjuk
virulensi. Semua kapsul dapat larut dalam air. Komposisi kimiawi kapsul ada
yang berupa glukosa( misalnya dektrosa pada leokonostok mesendteroides),
polimer gula amino ( misalnya asamhialuronat pada Staphylococcus
piogenik), polipeptida ( misalnya polimer asam D-glutamat pada Bacillus
antraksis) atau kompleks polisakarida protein ( misalnya B disentri). Simpai
biasanya diperlihatkan dengan cara pewarnaan negatif atau modifikasi dari
cara itu.Salah satu pewarnaan simpai (kapsul) ini ( metode Welch) meliputi
pemberian larutan kristal ungu panas disusul kemudian dengan pencucian
dengan larutan tembaga sulfat. Tembaga sulfat ini digunakan untuk
menghilangkan zat warna berlebihan karena pencucian biasa dengan air
akan melarutkan simpai. Kapsula bakteri tidak berwarna sehingga untuk
mengetahui ada tidaknya kapsula bakteri perlu dilakukan pewarnaan khusus.
Pewarnaan ini bisa dilakukan dengan menggunakan nigrosin, merah kongo
atau tinta cina. Setelah ditambahkan pewarna yang tidak menembus kapsul,
maka kapsul dapat tampak dengan menggunakan mikroskop cahaya.
4
PANDUAN PRAKTIKUM BAKTERIOLOGI I 2021 4
4 ALAT DAN BAHAN : o Alat :
- Objek gelas
- Lampu spritus
- Ose bulat
- Mikroskop
o Bahan :
- Aquadest steril
Kristal violet.
- Larutan CuSO4.5H2O 20 %
5 CARA KERJA :
Metode HISS
a. Bersihkan objek gelas dengan alcohol agar bebas lemak
b. Buat preparat/sediaan dari biakan yang ada secara aseptic
c. Preparat/sediaan tersebut dikeringkan
d. Fiksasi diatas lampu Bunsen
e. Letakkan preparat pada rak pengecatan lalu tetesi dengan 2-3 tetes
basic fuchsin,lalu dipanaskan diatas nyala lampu Bunsen sampai timbul
uap,jaga jgn sampai mendidih atau menjadi kering,lalu dinginkan.
f. Cuci dengan larutan CuSO4.5H2O 20%
g. Preparat dikeringkan di udara
h. Amati preparat pada mikroskop dengan pembesaran 100x ( pakai imersi
oil )
i. Gambar hasil pengamatan dan beri keterangan :bentuk,susunan,warna
sel vegetative,warna dan bentuk kapsul.
4
PANDUAN PRAKTIKUM BAKTERIOLOGI I 2021 5
HASIL PENGAMATAN : Sel Vegetatif berwarna ungu-merah tua, kapsul
berwarna biru pucat.
METODE BURI
a. Bersihkan objek gelas dengan alcohol agar bebas lemak.
b. Letakkan setetes cat nigrosin/tinta cina pada objek gelas
c. Ambil biakan murni dengan ose secara aseptic dan campurkan dengan
cat nigrosin.
d. Keringkan diudara
e. Tetesi dengan cat methilen blue atau Kristal violet selama 2 menit,cuci
dengan air mengalir dan keringkan diudara.
f. Amati preparat menggunakan mikroskop dengan perbesaran 100x dan
immersion oil.
g. Gambar hasil pengecatan dan beri keterangan : bentuk,susunan,warna
sel vegetative,warna dan bentuk kapsul
HASIL PENGAMATAN : Sel vegetative berwarna biru/violet , kapsul
tampak transparan dengan latar belakang gelap / hitam.
PRAKTIKUM
PEWARNAAN FLAGEL
4
PANDUAN PRAKTIKUM BAKTERIOLOGI I 2021 6
tebal flagel hanya 10 – 20 µm, sehingga berada diluar jangkauan penglihatan
dengan mikroskop cahaya dan tidak tampak dengan pengecatan biasa. Untuk
dapat melihat flagella harus dengan pewarnaan khusus dan dilihat dengan
menggunakan mikroskop. Salah satu cara pewarnaan fagella adalah
pewarnaan Gray dan Leifson. Keberadaan fagella pada bakteri juga dapat
di ketahui dengan melihat efek atau akibat dari adanya fagella tersebut. Pada
pewarnaan fagella ada beberapa bakteri yang mampu bergerak dengan
menggunakan bulu cambuk,fagella. Flagella terdiri dari protein . Pada
pembuatan preparat tidak di perbolehkan menggunakan ose dan tidak boleh di
keringkan pada suhu yang tinggi karena dapat merusak morfologi. Hasil
pengecatan yang diperoleh adalah flagel berwarna merah tengguli. Tebal dan
panjang flagel pada berbagai spesies berbeda-beda. Panjang Flagel biasanya
beberapa kali panjang sel. Pada proteus vulgaris misalnya diameter flagel
hanya mencapai 12 µm dan ukuran ini adalah jauh lebih kecil dari ukuran
gelombang cahaya yang terpendek yang dapat dilihat dengan mata.
- Objek gelas
- Lampu spritus
- Ose bulat
- Mikroskop
o Bahan :
Aerobacter aerogenes
- Aquadest steril
- Cat Leifson
4
PANDUAN PRAKTIKUM BAKTERIOLOGI I 2021 7
Leifson A
- 0,5 gr fuchsin
- 50 ml alcohol 95 %
larut.
Leifson B
- 100 ml aquadest
selama 15 menit
5 CARA KERJA :
METODE GRAY
motil lalu teteskan 1 tetes suspense bakteri bagian atas dengan pipet
kapilet pada salah satu ujung objek gelas. Miringkan objek gelas
4
PANDUAN PRAKTIKUM BAKTERIOLOGI I 2021 8
b. Keringkan di udara dalam posisi miring
c. Aliri preparat dengan larutan Mordan dan biarkan selama 2-10 menit
e. Beri cat Karbol Fuchsin dan biarkan selama 5 menit tanpa pemanasan
METODE LEIFSON
motil lalu teteskan 1 tetes suspense bakteri bagian atas dengan pipet
kapilet pada salah satu ujung objek gelas. Miringkan objek gelas
c. Aliri preparat dengan larutan Mordan dan biarkan selama 2-10 menit
4
PANDUAN PRAKTIKUM BAKTERIOLOGI I 2021 9
g. Tetesi dengan cat Methilen blue selama 5 detik
PRAKTIKUM
PEWARNAAN GRANULA
Albert dan Neisser. Dari ketiga metode tersebut, metode yang sering
5
PANDUAN PRAKTIKUM BAKTERIOLOGI I 2021 0
digunakan adalah metode Neisser, sedangkan metode Albert dan Loeffler
asam pekat dan aquades. Neisser B mengandung kristal violet, alkohol 96%,
Pada metode neisser, granula bakteri berwarna biru gelap atau biru hitam
cadangan yang sangat mudah menyerap cat basa seperti basic fuchin dan
kristal violet. Umumnya granula ini banyak terdapat pada sel-sel tua yang telah
identifikasi bakteri.
- Objek gelas
- Lampu spritus
- Ose bulat
5
PANDUAN PRAKTIKUM BAKTERIOLOGI I 2021 1
- Mikroskop
o Bahan :
immersion oil
PRAKTIKUM
PEWARNAAN BAKTERI TAHAN ASAM
5
PANDUAN PRAKTIKUM BAKTERIOLOGI I 2021 2
kembali. Pada pencucian dengan asam alkohol
warna fuchsin tidak dilepas. Sedangkan pada
bakteri tidak tahan asam akan luntur dan
mengambil warna biru dari methylen blue.
3. Dasar Teori :
Pewarnaan tahan asam adalah tipe pewarnaan diferensial lebih dari satu
pewarnaan untuk membedakan suatu mikroorganisme dengan kandungan
dinding sel peptidoglikan serta disusun lebih dari 60% lipid kompleks yang
tahan terhadap dekolorisasi dengan alkohol asam . Bakteri tahan asam adalah
bakteri yang mempertahankan zat warna karbol fuchsin ( fuchsin basa yang
dilarutkan dalam suatu campuran phenol-alkohol-air) meskipun dicuci dengan
asam klorida dalam alkohol. Mycobakteria adalah bakteri aerob berbentuk
batang, yang tidak membentuk spora. Walaupun tidak mudah diwarnai bakteri
tahan terhadap penghilangan warna ( deklorisasi ) oleh asam atau alkohol dan
karena itu dinamakan basil tahan asam. Ciri – ciri khas Mycobacterium
tuberculosis dalam jaringan, basil tuberkel merupakan batang ramping lurus
berukuran kira-kira 0,4 x 3 µm. Pada pembenihan buatan terlihat bentuk
coccus dan filamen.
Mycobacteria tidak dapat diklasifikasikan sebagai gram positif atau gram
negatif. Sekali diwarnai dengan zat warna basa, warna tersebut tidak dapat
dihilangkan dengan alkohol, meski dibubuhi dengan iodium. Basil tuberkel
yang sebenarnya ditandai oleh sifat tahan asam misalnya 95% etil alkohol
yang mengandung 3 % asam hidroklorida ( asam alkohol ) dengan cepat akan
menghilangkan warna semua bakteri kecuali Mycobakteria. Sifat tahan asam
ini bergantung pada integritas struktur selubung berlilin. Pada dahak atau
irisan jaringan, Mycobakteria dapat diperlihatkan karena memberi fluoresensi
kuning jingga setelah diwarnai dengan zat warna fluorokrom (misalnya
auramin, rodamin ).
4 ALAT DAN BAHAN : o Alat : - Ose bulat / Lidi
- Bunsen
- Objek glass
- Deck glass
5
PANDUAN PRAKTIKUM BAKTERIOLOGI I 2021 3
- Pipet tetes
- Mikroskop
- Rak pewarnaan
o Bahan : - Larutan Ziehl Neelsen
- Sputum / Dahak
5 CARA KERJA :
1. Ambil objek glass yang bersih dan bebas lemak
2. Pilih bagian dahak yang kental,warna kuning kehijauan ada perkejuan
,ada darah.Ambil sedikit bagian tersebut dengan menggunakan ose / lidi.
3. Ratakan diatas objek dengan ukuran 2-3cm. Apusan dahak jangan terlalu
tebal atau terlalu tipis.Keringkan pada suhu kamar.
4. Fiksasi dengan cara melakukan diatas api Bunsen dengan cepat
sebanyak 3x selama 3-5 detik.
5. Letakkan sediaan diatas rak pewarnaan ,kemudian tuang larutan carbol
fuchsin sampai menutupi seluruh sediaan.
6. Panasi sediaan secara hati-hati diatas api selama 3 menit sampai keluar
uap,tetapi jangan sampai mendidih.Biarkan selama 5 menit.
7. Cuci dengan air mengalir
8. Tuang Hcl alcohol 3% sampai warna merah dari fuchsin hilang.Tunggu 2
menit.
9. Cuci dengan air mengalir.
10. Tuangkan larutan Methylen blue 0,1% dan tunggu 10-20 detik.
11. Cuci dengan air mengalir
12. Keringkan.
13. Amati dibawah mikroskop pembesaran 100x dengan imersi oil.
14. Carilah basil tahan asam yang oleh pengecatan berwarna
merah,berbentuk batang dengan dasar berwarna biru
Pelaporan :
5
PANDUAN PRAKTIKUM BAKTERIOLOGI I 2021 4
- Dijumpai 1 – 9 basil tahan asam / 100 Lapangan pandang = ditulis
jumlah yang ditemukan
- Dijumpai 10 – 99 basil tahan asam / 100 Lapangan pandang = +
- Dijumpai 1 – 10 basil tahan asam / 1 Lapangan pandang = ++
- Dijumpai lebih dari 10 basil tahan asam / 1 Lapangan pandang= + + +
BTA Negatif apabila dalam 100 Lapangan pandang atau 15 menit
pengamatan tidak ditemukan BTA.
DAFTAR PUSTAKA
5
PANDUAN PRAKTIKUM BAKTERIOLOGI I 2021 5
3. Dr.Maksum Radji,M.Biomed, Buku Ajar Mikrobiologi, panduan mahasiswa
Kedokteran”Penerbit FKUI.
LAMPIRAN
TEST-TEST KIMIA
1. KOVAC
5 gr paradimetyl amino benzaldehyde
5
PANDUAN PRAKTIKUM BAKTERIOLOGI I 2021 6
75 ml amyl alcohol atau iso amylalcohol
25 ml Hcl (p)
PEREAKSI PEWARNAAN
1. PEWARNAAN GRAM
GRAM A
Kristal violet 2 gram
Alkohol 95 % 20 ml
Amonium oksalat 0,8 gram
Aquadest 80 ml
GRAM B
Iodium 1 gram
Kalium iodide 2 gram
Aquadest 300 ml
GRAM C
Aceton 50 ml
Alkohol 95% 50 ml
GRAM D
Safranin 0,25 gram
Alkohol 95% 10 ml
Aquadest 95 ml
5
PANDUAN PRAKTIKUM BAKTERIOLOGI I 2021 7
2. PEWARNAAN ZIEHL NELSEN
Ziehl Neelson A
10 ml 3% alcohol fuchsin + 90 ml 5 % phenol
Ziehl Neelson B
3 ml Hcl(p) + 97 ml alcohol 95 %
Ziehl Neelson
3,1 gr methylene blue dilarutkan dalam 100 ml aquadest.
3. PEWARNAAN SPORA
Solutio malachiete green 5 %
5 gr malachiete green larutkan dalam 100 ml aquadest
Solutio safranin
0,5 gr safranin dilarutkan dalam 100 ml aquadest
4. PEWARNAAN FLAGEL
Leifson A
0,5 gr fuchsin larutkan dalam 50 ml alcohol 95 %,kocok diamkan semalam
supaya larut
Leifson B
1,5 gr tannic acid + 0,75 gr Nacl dilarutkan dalam 100 ml aquadest
Kalau akan digunakan A dan B dicampur,sisanya boleh disimpan didalam
kulkas selama sampai 2 bulan.
5. PEWARNAAN KAPSUL
Solutio fuchsin/safranin
0,25 gr basic fuchsin/safranin dilarutkan dalam 100ml aquadest
CuSO4.5H2O 20%
20 gr CuSO4.5H2O larutkan dalam 100 ml aquadest.
6. PEWARNAAN NEISSER
Neisser A :
0,1 gr methylen blue
5
PANDUAN PRAKTIKUM BAKTERIOLOGI I 2021 8
2 ml alcohol absolut
5 ml asam asetat pekat
95 ml aquadest
Neisser B :
0,2 gr bismarck brown
100 ml aquadest
5
PANDUAN PRAKTIKUM BAKTERIOLOGI I 2021 9