Anda di halaman 1dari 14

ALT minuman

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Air merupakan materi essensial di dalam kehidupan,tidak ada satu pun
makluk hidup yang ada di planet bumi ini yang tidak membutuhkan air .tidak banyak
orang menyadari bahwa hapir 85 % dari tubuh manusia terdiri dari air.untuk
kelangsungan hidupnya tubuh manusia membutuhkan air dalam jumlah yang banyak.
Air merupakan salah satu sumberdaya alam yang sangat penting bagi
kehidupan manusia, baik untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari maupun untuk
kepentingan lainnya seperti pertanian dan indutri. Oleh karena itu keberadaan air dalam
masyarakat perlu dipelihara dan dilestarikan bagi kelangsungan kehidupan. Air tidak
dapat dipisahkan dengan kehidupan, tanpa air tidaklah mungkin ada kehidupan. Semua
orang tahu betul akan pentingnya air sebagai sumber kehidupan. Namun, tidak semua
orang berpikir dan bertindak secara bijak dalam menggunakan air dengan segala
permasalahan yang mengitarinya. Malah ironisnya, suatu kelompok masyarakat begitu
sulit mendapatkan air bersih, sedangkan segelintir kelompok masyarakat lainnya
dengan mudahnya menghambur-hamburkan air.
Air minum kemasan atau dengan istilah AMDK (Air Minum Dalam Kemasan),

merupakan air minum yang siap di konsumsi secara langsung tanpa harus melalui

proses pemanasan terlebih dahulu. Air kemasan diproses dalam beberapa tahap baik

menggunakan proses pemurnian air (Reverse Osmosis / Tanpa Mineral) maupun

proses biasa Water treatment processing (Mineral), dimana sumber air yang digunakan

untuk Air kemasan mineral berasal dari mata air pengunungan, Untuk Air kemasan Non

mineral biasanya dapat juga digunakan dengan sumber mata air tanah / mata air

pengunungan.
Proses Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) harus melalui proses tahapan

baik secara klinis maupun secara hukum, secara higines klinis biasanya disahkan

menurut peraturan pemerintah memalui Departemen Badan Balai Pengawasan Obat

Dan Makanan ( Badan POM RI) baik dari segi kimia, fisika, microbiologi, dll. Tahapan

secara hukum biasanya melalui proses pengukuhan merek dagang, hak paten,

sertifikasi dan asosiasi yang mana keseluruhannya mengacu pada peraturan

pemerintah melalui DEPERINDAG, Untuk SNI (Standar Nasional Indonesia), Merek

Dagang dll. Untuk masalah air kemasan tentang Hak Cipta, Hak Paten Merek dll

biasanya melalui instansi DEPARTEMEN KEHAKIMAN untuk pengurusan paten merek

jenis barang dll.

AMDK harus memenuhi standar nasional (SNI dengan kode SNI No.01-

3553-1996) tentang standar baku mutu air dalam kemasan, serta MD yang dikeluarkan

oleh BPOM RI yang merupakan standar baku kimia, fisika, mikrobiologis. Serta banyak

lagi persyaratan yang harus dipenuhi agar AMDK itu layak dikonsumsi dan aman bagi

kesehatan manusia.

Meningkatnya taraf kehidupan dan kesibukan di kota besar menyebabkan


masyarakat cenderung memilih hal-hal praktis seperti memanfaatkan jasa layanan
makanan dan minuman untuk memenuhi kebutuhan makan dan minum selama bekerja,
baik di kantor, pabrik, dan di pasar. Masalah kebersihan dan keamanan makanan dan
minuman merupakan masalah penting bagi konsumen.
Mengingat bahwa minuman yang digunakan kemungkinan mengandung
bakteri patogen maka sebelum digunakan harus diperiksa terlebih dahulu, sebab
makanan harus bebas dari bakteri-bakteri patogen tersebut. Untuk pemeriksaan
tersebut diperlukan pengujian bakteriologis makanan di laboratorium. Pengujian ini
dapat menentukan makanan yang diperiksa tersebut mengandung bakteri patogen atau
tidak. Alam prakteknya pengujian makanan secara bakteriologis untuk menentukan ada
tidaknya bakteri bentuk koli.
Oleh sebab itu perlu dilakukan penelitian tentang kuman-kuman patogen
pada makanan. Mikroorganisme merupakan salah satu makhluk hidup yang hanya
dapat dilihat dengan bantuan mikroskop. Karena ukurannya yang sangat kecil, maka
sukar sekali untuk menghitung mikroorganisme. Oleh sebab itu, praktikan harus
mengetahui cara-cara untuk melakukan perhitungan mikroorganisme dengan metode-
metode tertentu, yaitu metode ALT (Angka Lempeng Total) dan MPN (Most Probable
Number).
Perhitungan Bakteri Pada pemeriksaan suatu produk, jumlah bakteri akan
menggambarkan mutu bahan baku, proses pembuatan dan tingkat kerusakan suatu
bahan mekanan. Metode erhitungan sangat banyak, hanya biasanya metode yang
dipilih adalah disesuaikan dengan kepentingan pemeriksaan, kecepatan dan ketepatan
hasil pemeriksaan. Metode perhitungan itu adalah: (1) metode hitung bakteri, metode ini
dapat dikerjakan tergantung dari jumlah bakteri yang hidup dengan aktifitas
metabolisme (a) angka lempengan total, (b) pengenceran, Most Probable Number
(MPN), (c) aktifitas metabolik. (2) Metode total bakteri hidup dan bakteri mati meliputi
(a) berat kering bakteri, (b) kekeruhan, berdasarkan jumlah sinar yang diserap pada
panjang gelombang tertentu, (c) hitung partikel elektronik, (d) hitung dengan mikroskop
langsung, (e) Volume sel (Anonim, 2007).
Slide spesial-counting Chambers sebagaimana penghitung bakteri Petroff-
Hausser juga digunakan untuk membuat perhitungan langsung. Perhitungan bakteri
ditempatkan pada sebuah jalur ruangan, dimensi dari yang kita tahu, dan dibungkus
dengan yang kecil. Pengujian dapat di buat dengan lebih banyak kepuasan dengan
lapangan-gelap atau fase mikroskopis, jika sel tidak ditandai dan karena itu tidak terlalu
mencolok oleh pengujian terang-lapang. Sejak counting cahmber diputuskan mati di
dalam area yang pasti dan sejak kedalaman dari perhitungan pada ruangan
diperhitungkan di ketahui, berarti bahwa di atas volume lain daerah yang diatus dapat
dijumlahkan. Semuanya adalah dibutuhkan, oleh karena itu, apakah dijumlahkan nomor
dari organisme di beberapa area, rata-rata mendapatkan bilangan untuk menghitung
per area, dan juga mengalikan rata-rata ini oleh sebuah faktor yang tepat memasukkan
penjumlahan ke nomor bakteri permillimeter (Pelczar, etc. 1958).
1.2 Maksud dan Tujuan
1.2.1. Maksud
Maksud dari praktikum ini adalah untuk menghitung jumlah koloni bakteri
yang terdapat dalam air minum kemasan dengan metode ALT (Angka Lempeng Total).

1.2.2. Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui jumlah koloni bakteri yang
terdapat dalam air kemasan dengan metode ALT (Angka Lempeng Total).

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Umum
Istilah bakteri indikator sanitasi dikenal dalam bidang mikrobiologi
pangan.Bakteri indikator sanitasi adalah bakteri yang keberadaannya dalam pangan
menujukkan bahwa air atau makan tersebut perna tercemar oleh kotoran manusia
yang mengingat banyaknya jumlah mikroorganisme ini ,maka perlu dilakukan suatu uji
pemeriksaan terhadap bahan pangan tersebut agar aman di komsumsi.bakteri indikator
sanitasi umumnya adalah bakteri yang lazim terdapat dan hidup didalam usus manusia
sehingga dengan adanya bakteri tersebut pada air atau makanan dapat menunjukkan
bahwa dalam satu atau lebih tahap mengelolah air atau makanan perna mengalami
kontak dengan kotoran yang berasal dari usus manusia ole sebab itu kemungkinan
terdapat bakteri patogen lain yang berbahaya.
Pengukaran kuantitatif populasi mikroorganisme sangat diperlukan untuk
berbagai macam penelaahan mikrobiologis.terdapat berbagaimacam cara untuk
menghitung jumlah mikroorganisme,akan tetapi secara mendasar,ada dua cara yaitu
cara langsung dan tidak langsung.ada beberapa cara menghitung cara langsung
antara lain dengan membuat preparat dari suatu bahan dan mengunakan ruang
hitung.sedangkan menghitung cara tidak langsung hanya untuk mengetahui jumlah
mikroorganisme pada suatu bahan yang masih hidup saja.(Cappuccino &Natalie,1993)
Berbagai macam uji makrobiologis dapat dilakukan terhadap bahan
pangan,meliputi uji kuantitatif mikroba untuk menentukan daya tahan suatu makan,uji
kualitatif bakteri patogen untuk menentukan tingkat keamanan dan uji indikator untuk
menentukan sanitasi makanan tersebut.
2.2. Penentuan Angka Lempeng total (ALT)
Metode penentuan angka lempeng total ini digunakan untuk menentukan
jumlah total mikroorganisma aerob dan anaerob (psikrofilik, mesofilik dan termofilik) .
a) Psikofilik adalah kelompok mikroorganisme yang hidup pada suhu kurang dari 20°C,
b) Mesofilik adalah kelompok mikroorganisme yang hidup pada suhu 20 °C-40°C
c) Termofilik adalah kelompok mikroorganisme yang hidup pada suhu lebih besar dari
40°C.
Angka lempeng total aerob adalah jumlah mikroorganisma hidup yang
membutuhkan oksigen yang terdapat dalam suatu produk yang diuji. Pertumbuhan
mikroorganisme aerob dan anaerob (psikrofilik, mesofilik dan termofilik) setelah contoh
diinkubasikan dalam media agar pada suhu 35°C ± 1°C selama 24 jam 48 jam ± 1 jam
mikroorganisme ditumbuhkan pada suatu media agar, maka mikroorganisma tersebut
akan tumbuh dan berkembang biak dengan membentuk koloni yang dapat langsung
dihitung.
Penentuan Angka Lempeng Total dapat dilakukan dengan dua cara yaitu
1) Metoda cawan agar tuang/pour plate yaitu dengan menanamkan contoh ke dalam
cawan petri terlebih dahulu kemudian ditambahkan media agar.
2) Metode cawan agar sebar/spread plate yaitu dengan menuangkan terlebih dahulu
media agar ke dalam cawan petri kemudian contoh diratakan pada permukaan agar
dengan menggunakan batang gelas bengkok. Pada metode cawan agar tuang, untuk
menghindari berkurangnya populasi bakteri akibat panas yang berlebihan maka media
agar yang akan dituang mempunyai suhu 45°C ±1°C.Koloni cendawan itu dapat segera
di bedakan dari koloni bakteri,koloni cendawan itu memperhatikan benanang- benang
miselium.koloni nampak sekelumin mentega,air susu atau percikan sari buah yang
kental.
Populasi bakteri dihitung dengan cara mengencerkan sampel atau bahan uji,
dilanjutkan dengan melakukan inokulasi semua hasil pengenceran didalam media pelat.
Jumlah koloni yang dapat tumbuh pada pelat dihitung secara manual dengan bantuan
“Colony Counter”. Jumlah koloni yang memenuhi ketentuan perhitungan adalah 25-30
sampai 250-300 koloni pada media pelat.
Artinya: Bila percobaan menunjukan data terdapat populasi 20 koloni pada
pelat hasil pengenceran ke-4 dan 200 koloni pada pengenceran ke-3, maka
kesimpulannya adalah bahan uji mengandung = 200 x 10³ = 200.000 koloni bakter / mL
atau perhitungan berdasarkan pada koloni yang tumbuh pada hasil pengenceran ke-3.
Metode ini dapat dianggap yang paling sensitive kerena sel hidup yang
dapat terhitung, beberapa jenis mikroorganisme dapat dihitung sekaligus dan dapat
digunakan utuk isolasi dan identifikasi karena koloni yang terbentuk mungkin berasal
dari satu sel induk.
Pengukuran kuantitatif populasi mikroorganisme sangat diperlukan untuk
berbagai macam penelaahan mikrobiologis. Terdapat berbagai macam cara untuk
menghitung jumlah mikroorganisme, akan tetapi secara mendasar, ada dua cara yaitu
secara langsung dan secara tidak langsung. Ada beberapa cara perhitungan secara
langsung, antara lain adalah dengan membuat preparat dari suatu bahan (preparat
sederhana diwarnai atau tidak diwarnai) dan penggunaan ruang hitung (counting
chamber). Sedangkan perhitungan cara tidak langsung hanya untuk mengetahui jumlah
mikroorganisme pada suatu bahan yang masih hidup saja (viabel count). Dalam
pelaksanaannya, ada beberapa cara yaitu : perhitungan pada cawan petri (total plate
count / TPC), perhitungan melalui pengenceran, perhitungan jumlah terkecil atau
terdekat (MPN methode), dan kalorimeter (cara kekeruhan atau turbidimetri)
(Cappuccino & Natalie, 1983).
Berbagai macam uji mokrobiologis dapat dilakukan terhadap bahan
pangan, meliputi uji kuantitatif mikroba untuk menentukan daya tahan suatu makanan,
uji kualitatif bakteri patogen untuk menenetukan tingkat keamanan dan uji indikator
untuk menentukan tingkat sanitasi makanan tersebut. Pengujian yang dilakukan
terhadap tiap bahan pangan tidak sama tergantung berbagai faktor, seperti jenis dan
komposisi bahan pangan, cara pengepakan dan penyimpanan serta komsumsinya,
kelompok konsumen dan berbagai faktor lainnya (Djide, 2003).
untuk menetapkan standar awal proses pengolahan, kemudian dilakukan
proses produksi. Uji yang sama juga dilakukan terhadap produk akhir yang dihasilkan.
Hasil uji bakteriologi terhadap susu kedelai, yaitu ALT adalah 18 koloni/mL, jumlah
bakteri coliform <3 Angka Paling Mungkin/mL, dan uji terhadap Escherichia coli,
Salmonella, dan Staphylococcus aureus menunjukkan hasil negatif. Uji bakteriologi
pada produk akhir, yaitu susu kedelai kental manis menunjukkan hasil ALT 160
koloni/mL, jumlah bakteri coliform <3 Angka Paling Mungkin/mL, dan uji terhadap
Escherichia coli, Salmonella, dan Staphylococcus aureus menunjukkan hasil negatif.
Untuk mengetahui sifat-sifat morfologi bakteri dapat diperiksa di dalam
keadaan hidup atau di dalam keadaan mati. Pemeriksaan morfologi ini perlu untuk
mengenal nama bakteri. Disamping itu juga diperlukan juga pengenalan sifat-sifat
fisiologinya, bahkan sifat-sifat fisiologi itu kebanyakan merupakan faktor penentu
dalam mengenal nama spesies suatu bakteri.
Nama bakteri itu berasal dari kata “Bakterion” (bahasa Yunani) yang berarti
tongkat atau batang. Sekarang nama itu dipakai untuk menyebut sekelompok
mikroorganisme yang bersel satu, tidak berklorofil (meskipun ada kecualinya), berbiak
dengan pembelahan diri, serta demikian kecilnya sehingga hanaya nampak dengan
koloni bakteri jenis tertentu sepertinya bisa dimanfaatkan untuk memperkecil
kerusakan fisik bangunan karena gempa. Sebab bakteri tersebut memiliki
kemampuan merekatkan butiran-butiran pasir sehingga tanah menjadi kokoh.
2.3. Pemeriksaan Angka lempeng Total (ALT)
Pemeriksaan angka lempeng total/Standar plate Count adalah menentukan
jumlah bakteri dalam suatu sampel. Dalam test tersebut diketehui perkembangan
banyaknya bakteri dengan mengatur sampel, di mana total bakteri tergantung atas
formasi bakteri di dalam media tempat tumbuhnya dan masing-masing bakteri yang
dihasilkan akan membentuk koloni yang tunggal (Pelczar & Chan, 1986).
Populasi bakteri dihitung dengan cara mengencerkan sampel atau bahan
uji, dilanjutkan dengan melakukan inokulasi semua hasil pengenceran didalam media
pelat. Jumlah koloni yang dapat tumbuh pada pelat dihitung secara manual dengan
bantuan “Colony Counter”. Jumlah koloni yang memenuhi ketentuan perhitungan
adalah 25-30 sampai 250-300 koloni pada media pelat, Artinya: Bila percobaan
menunjukan data terdapat populasi 20 koloni pada pelat hasil pengenceran ke-4 dan
200 koloni pada pengenceran ke-3, maka kesimpulannya adalah bahan uji
mengandung = 200 x 10³ = 200.000 koloni bakteri / mL atau perhitungan berdasarkan
pada koloni yang tumbuh pada hasil pengenceran ke-3. Metode ini dapat dianggap
yang paling sensitive kerena sel hidup yang dapat terhitung, beberapa jenis
mikroorganisme dapat dihitung sekaligus dan dapat digunakan utuk isolasi dan
identifikasi karena koloni yang terbentuk mungkin berasal dari satu sel induk (
google.com ).
Prinsip metode ALT ini adalah apabila ada satu sel mikroorganisme yang
masih hidup ditumbuhkan pada medium yang sesuai, maka sel tersebut akan
berkembang biak dan membentuk koloni yang dapat dilihat langsung dan dihitung
dengan mata pada media yang digunakan dan setelah dilakukan inkubasi pada suhu
dan waktu tertentu.
Metode hitungan cawan memiliki prinsip yaitu jika sel jasad renik yang
masih hidup ditumbuhkan pada medium agar, maka sel jasad renik tersebut akan
berkembang biak membentuk koloni yang dapat dilihat langsung dan dihitung dengan
mata tanpa menggunakan mikroskop(Fardiaz,1992).
Metode hitungan cawan adalah metode perhitungan secara tidak langsung
yang didasarkan pada anggapan bahwa setiap sel yang dapat hidup akan berkembang
menjadi satu koloni yang merupakan suatu indeks bagi jumlah organisme yang dapat
hidup yang terdapat pada sampel(Penn, 1991).
koloni yang dipilih untuk dihitung menggunakan cara metode hitungan
cawan memiliki syarat khusus berdasarkan statistik untuk memperkecil kesalahan
dalam perhitungan. Perhitungan mengacu kepada standar atau peraturan yang telah
ditentukan. Syarat-syaratnya sebagai berikut :
 Pilih cawan yang ditumbuhi koloni dengan jumlah 30-300 koloni. > 300 = TNTC (Too
Numerous To Count) atau TBUD (Terlalu Banyak Untuk Dihitung). < 30 = TFTC (Too
Few To Count).
 Jumlah koloni yang dilaporkan terdiri dari 2 digit yaitu angka satuan dan angka
sepersepuluh yang dikalikan dengan kelipatan 10 (eksponensial)
 3. Bila diperoleh perhitungan < 30 dari semua pengenceran, maka hanya dari
pengenceran terendah yang dilaporkan.
 Bila diperoleh perhitungan > 300 dari semua pengenceran, maka laporannya adalah 300
dikali 1/ faktor pengenceran dengan menuliskan hasil yang sebenarnya dalam tanda
kurung. (hasil yang sebenarnya diperoleh dari pengenceran tertinggi). berurutan
dengan jumlah koloni 30-300 dan hasil bagi dari jumlah koloni pengenceran tertinggi
dan terendah ≤ 2, maka jumlah yang dilaporkan adalah nilai rata-rata. Jika hasil bagi
dari pengenceran tertinggi dan terendah > 2 maka jumlah yang dilaporkan adalah dari
cawan dengan pengenceran terendah.
Sebagai salah satu metode perhitungan metode hitungan cawan ini memiliki
kelebihan dan kekurangan(Fardiaz,1992).
1) Kelebihan dari metode hitungan cawan:
a. Hanya sel yang masih hidup yang hidup yang dihitung
b. Beberapa jenis jasad renik dapat dihitung sekaligus
c. Dapat digunakan untuk isolasi dan identifikasi jasad renik karena koloni yang terbentuk
mungkin berasal sari suatu jasad renik yang memiliki penamapakan pertumbuhan
spesifik.
2) Kekurangannya, yaitu:
a. Hasil hitungannya tidak menunjukkan jumlah sel yang sebenarnya, karena beberapa
sel yang berdekatan mungkin membentuk satu koloni
b. Medium dan kondisi inkubasi yang berbeda mungkin menghasilkan nilai yang berbeda
c. Jasad renik yang ditumbuhkan harus dapat tumbuh pada medium padat dan
membentuk koloni yang kompak dan jelas, tidak menyebar.
d. Memerlukan persiapan dan waktu inkubasi yang relative lama sehingga pertumbuhan
koloni dapat dihitung.
BAB III
METODE KERJA
3.1. Alat dan Bahan:
Alat :
Tabung reaksi steril @ 5 buah
Bunsen
Cawan petri steril @ 5 buah
Karet pengisap
Pipet steril 1mL , 10mL
Pipet media steril
Inkubator
Bahan :
NaCl steril
Sampel air kemasan merek DIVA
Media NA steril
Kapas
3.2. Prosedur Kerja :
 Hari I
1. Sediakan alt dan bahan yang akan digunakan
2. Pengenceran sampel .
 Larutan Sampel Dipipet 1 ml masuk ke tabung steril yang sudah berisi 9 ml NaCl steril,
kemudian homogenkan. Tabung pengenceran I.

Sampel

9 ml 9 ml 9 ml 9 ml

 Dari tabung pengenceran I dipipet 1 ml masuk ke tabung pengenceran ke II yang juga


sudah berisi 9 ml NaCl steril. Begitu seterusnya sampai diperoleh pengenceran yang
diperlukan.
3. Penuangan sampel yang diencerkan ke Plate
 Masing-masing pengenceren sampel diambil 1 ml, dimasukkan masing-masing ke dalam
petridish steril yang sudah diberi tanda nomor sampel, pengenceran dan tanggal
pelaksanaan pemeriksaan.
 Untuk mengetes Sterilitas alat, reagensia, ruangan, ruangan, dan cara kerjanya, perlu
dibuat plate control yang petridish diisi pelarut sebanyak 1 cc.
4. Penuangan media NA
 Kemudian kepada masing-masing petridish yang sudah berisi sampel dan plate control
dituangi plate control agar suhu 45-500C sebanyak 15-20 cc.
 Homogenkan dengan cara digoyang-goyangkan ke kiri-ke kanan-ke depan –ke
belakang
 Diamkan di atas meja sampai agar-agarnya membeku
 Diinkubasi pada suhu 370C 48 jam.

Hari II
5. Perhitungan jumlah Koloni
 Idealnya jumlah koloni per plate yang boleh dihitung yaitu antara 30 s/d 300 cfu (Colony
from unit)
 Koloni besar, kecil, menjalar dianggap berasal dari satu bakteri.
 Perhitungan dapat dilakukan dengan cara manual dengan member tanda titik dengan
spidol pada petridish pada koloni yang sudah dihitung, dapat pula digunakan colony
Counter.
 Dengan mengkalikan pengencerannya akan diperoleh angka/jumlah kuman/bakteri per 1
gram/1 cc sampelnya.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Sampel diencerkan
Sampel

Control

10-2
10-1

10-1 10-2 10-3 10-4

Keterangan :
10-1 : Pengenceran pertama koloni yang tumbuh 2 koloni
10-2 : Pengenceran kedua koloni yang tumbuh 2 koloni
10-3 : pengenceran ketiga koloni yang tumbuh 18 koloni
10-4 : pengenceran keempat koloni yang tumbuh 1 koloni
Kontrol : Koloni yang tumbuh 1 koloni

4.2. Pembahasan
Dari contoh minuman yang diperiksa, diperoleh Data sebagai berikut.

Plate nomor Pengenceran Jumlah koloni Angka


Kuman/gram-
cc
1. 10x 2 -
2. 100x 2 -
3. 1000x 18 -
4 10000x 1 -
Control 1

Idealnya jumlah koloni per plate yang boleh dihitung yaitu antara 30 s/d 300 cfu
(Colony from unit). Berdasarkan dari table yang diatas dapat diketahui bahwa jumlah
koloni yang tumbuh pada media ada yang lebih dari 300 ,ada yang kuarang dari 300
dan ada yang kurang dari 30 Sehingga jumlah angka kuman dapat diketahui hasilnya.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Berdasarkan Hasil Penanaman dan Identifikasi dapat disimpulkan bahwa Pada
pemeriksaan sampel kemasan tidak di ketahui angka kuman yang
signifikan,pertumbuhan kuman pada media kurang dari batas ideal untuk jumlah koloni
yang tumbuh .selain itu control yang di buat ternyata hasil positif ada koloni yang
tumbuh Tapi ini mungkin saja terjadi dikarenakan alat – alat yang mungkin tidak steril
atau cara pengerjaannya yang tidak steril.
5.2. Saran
Perlunya memperhatikan penggunaan peralatan media yang steril, seperti pipet,
memakai masker, dan sarung tangan untuk pemeriksaan Hal ini dilakukan untuk
meminimalisir penyebaran infeksi akibat Bakteri.
Perlu dilakukan uji lanjut, yaitu Uji penguat dengan tujuan mendeteksi adanya
bakteri karena pada penelitian ini belum melakukan uji penguat untuk mengetahui lebih
lanjut keberadaan bakteri, karena bias saja kesalahan terjadi dari cara pemeriksaan
sampe
http://ahmadakhsan.blogspot.co.id/2011/05/alt-minuman.html

Anda mungkin juga menyukai