BLOK CHEM 2
PEMERIKSAAN KARBOKSIHEMOGLOBIN
Metode Hindsberg-Lang
Oleh :
2010
LEMBAR PENGESAHAN
Oleh:
Yuni Hanifah
G1A009097
Kelompok III
Asisten
PENDAHULUAN
A. Judul Praktikum
Pemeriksaan Karboksihemoglobin
B. Tanggal Praktikum
17 Mei 2010
C. Tujuan Praktikum
TINJAUAN PUSTAKA
Dasar Teori
2. Mengikat dan membawa karbon dioksida dari seluruh jaringan tubuh ke paru
berat molekul 64.450 Dalton. Darah mengandung 7.8 – 11.2 mmol hemoglobin
monomer/L (12.6 – 18.4 gr/dl), tergantung pada jenis kelamin dan umur individu
(Asscalbiass, 2010).
Hemoglobin dapat mengikat 4 atom oksigen per tetramer (satu pada setiap
subunit hem), atom oksigen terikat pada atom Fe 2+ yang terdapat pada hem pada
dapat mengikat suatu gas hasil pembakaran yang tidak sempurna yaitu
Hb dengan CO ini 200 kali lebih kuat daripada ikatan HB dengan oksigen,
ke jaringan. Beberapa derivat dari hemoglobin, misalnya oksiHb Hb, dan HbCO
dapat dibedakan dengan melakukan pengenceran, dan pada pengenceran ini
kecoklatan, dan HbCO berwarna merah terang (carmine tint). Untuk lebih jelas
(Asscalbiass, 2010).
memiliki struktur tetramer yang kompleks. Setiap hemoglobin memiliki dua rantai
alpha ( α ) dan dua rantai beta ( β ). Setiap rantai adalah sebuah subunit protein
globular yang menyerupai myoglobin di rangka dan sel otot jantung. Seperti
non-protein kompleks. Setiap unit heme memiliki ion besi sehingga ion besi
(HbO2). Darah yang mengandung sel darah merah yang dipenuhi oleh
merusak unit heme atau molekul oksigen. Maka dari itu, ikatan dari molekul
oksigen dengan besi di heme adalah reversible. Sedangkan, hemoglobin yang ion
berbeda, yaitu fetal hemoglobin, yang mengikat oksigen lebih cepat daripada
hemoglobin di orang dewasa. Hal ini dikarenakan, fetus bisa ”mencuri” oksigen
dari aliran darah ibu di plasenta. Pertukaran fetal hemoglobin ke hemoglobin
seperti pada orang dewasa terjadi setahun berikutnya. Produksi fetal hemoglobin
bisa distimulasi di orang dewasa oleh obat seperti hydroxyurea atau butyrate. Ini
merupakan salah satu metode pengobatan pada beberapa kondisi, seperti anemia
bulan sabit atau thalassemia, yang dihasilkan oleh produksi sel darah merah yang
Setiap sel darah merah mengandung sekitar 280 juta hemoglobin. Karena
hemoglobin mengandung 4 unit heme, setiap sel darah merah bisa mengangkut
lebih dari satu milyar molekul oksigen. Secara kasar 98.5% oksigen diangkut oleh
aliran darah ke ikatan hemoglobin di dalam sel darah merah (Martini, 2009).
kandungan plasma pada oksigen. Ketika level plasma oksigen rendah, hemoglobin
melepas oksigen. Dalam kondisi yang seperti ini, khas pada kapiler di tepi
(peripheral), plasma karbon dioksida meningkat. Rantai alpha dan beta pada
level plasma karbon dioksida rendah, maka ketika berada di kapiler paru, sel
tetap dalam batas normal. Jika hematokrit rendah atau sel darah merah mengalami
hemoglobin hampir selalu mendekati nilai maksimum dalam setiap sel. Namun,
hemoglobin dalam sel dapat turun sampai di bawah nilai tersebut, dan volume sel
darah merah juga dapat menurun karena jumlah hemoglobin yang mengisi sel
persen ) dan jumlah hemoglobin dalam masing – masing sel bernilai normal,
maka seluruh darah seorang pria rata – rata mengandung 15 gram hemoglobin per
100 mililiter sel; pada wanita rata – rata mengandung 14 gram per 100 mililiter sel
oksigen. Oleh karena itu, pada seorang pria normal, jumlah maksimum sebanak
kira – kira 20 mililiter oksigen dapat dibawa dalam bentuk gabungan dengan
hemoglobin per 100 mililiter darah, dan pada wanita normal, oksigen yang dapat
dibawa sebesar 19 mililiter oksigen dalam bentuk dengan hemoglobin per 100
Molekul hemoglobin terdiri dari dua bagian: (1) bagian globin, suatu
protein yang terbentuk dari empai rantai polipeptida yang sangat berlipat-lipat,
dan (2) gugus nitrogenosa nonprotein mengandung besi yang dikenal sebagai
gugus heme, yang masing-masing terikat ke satu polipeptida. Setiap atom besi
dapat berikatan secara reversibel dengan satu molekul O2; dengan demikian,
setiap molekul hemoglobin dapat mengangkut empat penumpang O 2. Karena
oksigen kurang larut dalam plasma, 98.5% O2 yang diangkut dalam darah terikat
pada pada hemoglobin. Hemoglobin adalah suatu pigmen (yaitu, secara alamiah
demikian, darah arteri yang teroksigenasi sempurna tampak merah, dan darah
vena yang yang telah kehilangan sebagian O2nya di jaringan memperlihatkan rona
zat berikut:
2. Bagian ion hidrogen asam (H+) dari asam karbonat yang terionisasi, yang
3. Karbon moksida (CO). Gas ini dalam keadaan normal tidak terdapat pada
kira-kira 100 mmHg; pada tekanan ini, hemoglobin kira-kira 96% jenuh oleh
oksigen. Akan tetapi, di dalam sel-sel otot yang sedang bekerja, tekanan bagian
oksigen hanya kira-kira 26 mmHg karena sel otot menggunakan oksigen pada
kecepatan tinggi dan karenanya, menurunkan konsentrasi lokal oksigen. Pada saat
darah melalui otot kapiler, oksigen akan dibebaskan dari hemoglobin yang hampir
jenuh pada sel darah merah ke dalam plasma darah dan selanjutnya akan dibawa
membawa dua produk akhir dari respirasi jaringan, yakni H+ dan CO2, dari
jaringan ke paru dan ginjal, dua organ ini terlibat di dalam ekskresi produk
tersebut. Di dalam sel jaringan periferi, bahan bakar organik dioksidasi oleh
dalam jaringan, karena hidrasi CO2 menghasilkan H2CO3, suatu asam lemah, yang
yang cukup besar, kira-kira 20% dari total karbondioksida dan H+ yang dibentuk
monoksida terhadap hemeprotein bervariasi, mulai dari 30 sampai 500 kali lebih
lebih hebat dibandingkan dengan yang akan dihasilkan oleh anemia dengan
derajat yang sama. Diyakini bahwa karbon monoksida memiliki efek toksik
oksigen. Akan tetapi selama anoksia seluler, karbon monoksida dapat terikat. Pada
saat oksigen dari udara kembali ada maka pemindahan karbon monoksida menjadi
sebagai berikut:
2. Pemberian oksigen 100%, merupakan hal yang mendasar dengan masker karet
yang ketat, atau menggunakan endo- tracheal tube pada pekerja yang tidak
sadar agar oksigen benar-benar masuk, yang akan mengurangi waktu paruh
hipoksia jaringan.
METODE
A.1. Alat
1. Spuit 3 cc
2. Tourniquet
3. Plakon
4. Pipet ukur 5 ml
6. Yellow Tip
7. Beaker glass
8. Kuvet
9. Spektrofotometer
11. Spatula
A.2. Bahan
1. Darah
2. EDTA
3. Ammonia 0.1%
4. Sodium dithionit
B. Tata Urutan
spatula
glass
9. Campuran whole blood dan ammonia 0.1% dipisah ke dalam dua tabung
reaksi
12. Kedua tabung reaksi diinkubasi selama 5 menit untuk kemudian diperiksa
absorbansinya
HbCO : < 1%
A. Hasil
1. Probandus
Usia : 18 tahun
2. Sampel Darah
EDTA
(Campuran whole
0.1%)
Sodium dithionit
B. Pembahasan
dijadikan sampel whole blood. Setelah darah diambil dari probandus, darah segera
disimpan di dalam plakon yang sudah ditetesi EDTA (Etilen Diamine Tetra Acid)
agar darah tidak menggumpal. Darah yang dimasukkan ke dalam plakon dari spuit
plakon agar sel-sel darah tidak rusak. Setelah itu, menyiapkan beaker glass yang
sudah diisi ammonia 0.1% sebanyak 20 ml, dan sampel whole blood sebanyak 10
0.1%. Tabung reaksi I sudah diisi dengan Sodium dithionite, dan tabung reaksi II
dalam dua kuvet dan diinkubasi selama 5 menit dan dilanjutkan dengan membaca
absorbansinya.
Diinterpretasikan sebagai kadar yang masih normal dalam darah (masih dalam
batas toleransi).
C. Aplikasi Klinis
1. Gangguan Kardiovaskuler
Tri Posfat) berkurang. ATP merupakan bahan sangat penting bagi aktivitas
terjadi hipotensi, aritmia ventrikuler dan dapat terjadi mati mendadak (sudden
asam laktat sebagai hasil oksidasi sirkulasi koroner. Bila kadar COHb
mencapai 10%, miokardium gagal melepas kedua asam ini karena daya
(Wichaksana, 2002).
Infark miokard dapat terjadi bila saat terpajan gas CO sedang bekerja berat.
Kardiomiopati dengan pembesaran jantung dan Congestive Heart Failure
2. Hipoksia Anemik
ditimbulkan oleh (a) penurunan sel darah merah dalam sirkulasi, (b) jumlah
Hb yang tidak adekuat di dalam sel darah merah, atau (c) keracunan CO. Pada
semua kasus hipoksia anemic, tekanan oksigen arteri normal, tetapi kandungan
oksigen darah arteri lebih rendah dari normal karena kurangnya Hb yang
3. Kanker Paru
Kanker Paru adalah maligna kelas agresif yang berada di alveoli atau
saluran napas, glandula mukosa, atau alveoli. Tanda dan gejala biasanya tidak
muncul sampai kondisinya sudah lebih parah ke poin di mana tumor sudah
membatasi aliran udara. Nyeri dada, napas pendek, penurunan berat badan,
batuk, atau wheezing biasanya terjadi. Salah satu faktor resikonya adalah
KESIMPULAN
dari paru ke seluruh jaringan dalam tubuh. Oksigen akan diikat di gugus heme
oleh ino Fe2+. Tetapi, jika ada CO masuk ke dalam tubuh, maka hemoglobin
akan mengikat CO yang afinitasnya 200 kali lebih kuat disbanding dengan
oksigen. Jika kadar CO dalam tubuh banyak, maka tubuh akan kekurangan
diinterpretasikan sebagai nilai normal, masih dalam batas toleransi (< 2% - <