Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala
yang di harapkan.
Laporan telah penulis susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan laporan ini. Untuk itu
penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka penulis menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
Akhir kata penulis berharap semoga Laporan Kimia Klinik dapat bermanfaat
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................................. ii
DAFTAR TABEL ........................................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
ii
BAB 5 PENUTUP ..................................................................................................... 13
iii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Hasil Pemeriksaan Bilirubin Total………………………………………11
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hati adalah organ kelenjar terbesar dengan berat kira-kira 1200-1500 gram.
Terletak di abdomen kuadrat kanan atas menyatu dengan saluran bilier dan
kandung empedu. Hati menerima pendarahan dari sirkulasi sistemik melalui arteri
hepatika dan menampung aliran darah dari sistem porta yang mengandung zat
makanan yang diabsorbsi usus. Secara mikroskopis, hati tersusun oleh banyak
lobulus dengan struktur serupa yang terdiri dari hepatosit, saluran sinusoid yang
dikelilingi oleh endotel vaskuler dan sel kupffer yang merupakan bagian dari
Bilirubin berasal dari pemecahan heme akibat penghancuran sel darah merah
bilirubin lebih dari 3 mg/dL biasanya baru dapat menyebabkan ikterus. Ikterus
hari oleh sistem retikuloendotel menjadi heme dan globin. Globin akan
1
Setelah dilepaskan ke plasma bilirubin tidak terkonjugasi berikatan dengan
dari pemeriksaan bilirubin serum total, bilirubin serum direk, dan bilirubin serum
indirek, bilirubin urin dan produk turunannya seperti urobilinogen dan urobilin di
fungsi eksresi bilirubin maka kadar bilirubin serum total meningkat. Kadar
Jendrasik–Grof
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Bilirubin
Bilirubin adalah produk utama dari penguraian sel darah merah yang tua.
Bilirubin disaring dari darah oleh hati dan dikeluarkan pada cairan empedu.
hati. Bilirubin langsung didapatkan hasil rendah sementara bilirubin total tinggi,
hal ini menunjukkan kerusakan pada hati atau pada saluran cairan empedu dalam
hati. Bilirubin mengandung bahan pewarna, yang memberi warna pada kotoran
(Kosasih, 2018).
besi dan rantai peptida globolin. Bilirubin berawal dari turunan cicin porfirin
yang terbuka dan menjadi rantai lurus, dalam sitem RES, turunan tersebut dikenal
bilirubin diikat oleh albumin yang dikenal sebagai bilirubin indirek (Kosasih,
2018).
yang belum mengalami konjugasi oleh hati dengan asam glukoronat sedangkan
3
dalam hati. Pemeriksaan bilirubin di laboratorium untuk membedakan bilirubin
bebas yang terikat albumin, bilirubin yang sukar larut dalam air sehingga
dengan alkohol, kafein atau pelarut lain sebelum dapat bereaksi, karena itu
Pada keadaan ini disertai dengan tanda-tanda payah jantung, setelah payah
4
jantung diatasi maka kadar bilirubin akan normal kembali dan harus
bilirubinemia(Wibowo, 2017).
bilirubin reduksitase. Sel retikuloendotel membuat bilirubin tak larut air, bilirubin
yang sekresikan ke dalam darah diikat albumin untuk diangkut dalam plasma.
dengan asam glukoronat menjadi bersifat larut dalam air. Bilirubin yang larut
dalam air masuk ke dalam saluran empedu dan diekskresikan ke dalam usus .
Didalam usus oleh flora usus bilirubin diubah menjadi urobilinogen yang tak
berwarna dan larut air, urobilinogen mudah dioksidasi menjadi urobilirubin yang
tetapisebagian kecil diserap kembali oleh darah vena porta dikembalikan ke hati.
Urobilinogen yang demikian mengalami daur ulang, keluar lagi melalui empedu.
Ada sebagian kecil yang masuk dalam sirkulasi sistemik, kemudian urobilinogen
menyebabkan gejala ikterik atau jaundice. Ikterik atau jaundice adalah keadaan
dimana jaringan terutama kulit dan sklera mata menjadi kuning akibat deposisi
5
bilirubin yang berdiffusi dari konsentrasinya yang tinggi didalam darah.
normal bilirubin hanya 300 mg perhari. Hal ini menunjukkan kapasitas hati yang
sangat besar dimana bila pemecahan heme meningkat, hati masih akan mampu
meningkatkan konjugasi dan ekskresi bilirubin larut. Akan tetapi lisisnya eritrosit
secara massive misalnya pada kasus sickle cell anemia ataupun malaria akan
darah. Peninggian kadar bilirubin tak larut dalam darah tidak terdeteksi didalam
urine sehingga disebut juga dengan ikterik acholuria. Pada neonatus terutama
yang lahir premature peningkatan bilirubin tak larut terjadi biasanya fisiologis
hemoglobin fetal ke hemoglobin dewasa dan juga oleh karena hepar belum matur,
6
2.5.1 Metode Jendrasik- Grof
dan membentuk senyawa azo yang berwarna merah. Daya serap warna dari
panjang gelombang 546 nm. Bilirubin glukuronida yang larut dalam air
2.6.1 Cahaya
kadar bilirubin serum sampai 50% dalam satu Jam. Karena itu, serum
7
2.6.2 Pipetasi
pipet mikro atau semi mikro. Volume sampel atau standar sangat
2.6.3 Standar
2.6.4 Reagen
Reagen yang telah usang atau penyimpanan yang kurang baik akan
8
BAB III
METODE PENELITIAN
3.2 Metode
membentuk senyawa azo yang berwarna merah. Daya serap warna dari
senyawa ini dapat langsung dilakukan terhadap sampel bilirubin pada panjang
gelombang 546 nm. Bilirubin glukuronida yang larut dalam air dapat
Alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu tabung reaksi, rak tabung,
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu serum, kapas alkohol,
3.5 Analitik
berikut :
9
1. Alat serta bahan yang akan digunakan disiapkan,
2. Kemudian dipipet kedalam tabung reaksi reagen bilirubin total sebanyak 1000
µl,
7. Dibuat program untuk tes bilirubin total dimana tes berjalan secara automatik.
Nilai Rujukan
10
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan didapatkan hasil pemeriksaan
Jendrasik - Grof
Hasil pemeriksaa
4.2 Pembahasan
Bilirubin adalah produk utama dari penguraian sel darah merah yang tua.
Bilirubin disaring dari darah oleh hati dan dikeluarkan pada cairan empedu.
hati. Bilirubin langsung didapatkan hasil rendah sementara bilirubin total tinggi,
hal ini menunjukkan kerusakan pada hati atau pada saluran cairan empedu dalam
hati. Bilirubin mengandung bahan pewarna, yang memberi warna pada kotoran.
11
Pada praktikum kali ini dilakukan pemeriksaan bilirubin dengan metode
Jendrasik – Grof. Adapun prinsip dari metode ini yaitu Bilirubin bereaksi dengan
DSA (diazotized sulphanilic acid) dan membentuk senyawa azo yang berwarna
merah. Daya serap warna dari senyawa ini dapat langsung dilakukan terhadap
sampel bilirubin pada panjang gelombang 546 nm. Bilirubin glukuronida yang
bilirubin yaitu 0,1 mg/dl bila dibandingkan denga nilai normal dari pemeriksaan
bilirubin yaitu ˂1,2 maka kadar bilirubin Ny. M.Z dalam keadaan normal.
yaitu sampel hemolisis, sampel yang diperiksa terlalu lama dan tidak dibekukan,
terjadi lisis pada sampel dan waktu inkubasi sampel tidak sesuai, volume sampel
atau reagen (buffer dan substrat) tidak sebanding, cuvet yang digunakan
terkontaminasi dengan zat lain sehingga reaksi yang terjadi tidak sempurna,
12
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
senyawa azo yang berwarna merah. Daya serap warna dari senyawa ini dapat
langsung dilakukan terhadap sampel bilirubin pada panjang gelombang 546 nm.
Bilirubin glukuronida yang larut dalam air dapat langsung bereaksi dengan DSA.
bilirubin yaitu 0,1 mg/dl bila dibandingkan denga nilai normal dari pemeriksaan
bilirubin yaitu ˂1,2 maka kadar bilirubin Ny. M.Z dalam keadaan normal.
5.2 Saran
Adapun saran dari praktikum ini yaitu diharapkan agar memperhatikan waktu
13
DAFTAR PUSTAKA
Azma,Rosida.2016. PEMERIKSAAN LABORATORIUM PENYAKIT HATI.
Berkala Kedokteran, Vol.12, No.1, Feb 2016: 123-131
Kosasih, 2018. Tafsiran Hasil Pemeriksaan Klinik, EdisiII. Karisma Publising Group
Tangerang.
14