Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN IMUNOLOGI

BALAI BESAR LABORATORIUM KESEHATAN

PROGRAM STUDY DIV TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS


FAKULTAS FARMASI, TEKNOLOGI RUMAH SAKIT DAN INFORMATIKA
UNIVERSITAS MEGA REZKY
MAKASSAR
2019

PEMERIKSAAN CRP

(C-REAKTIF PROTEIN)

A. Tujuan
Untuk mengukur kadar protein (yang disebut dengan protein C-Reaktif)
dalam darah. Protein C-reaktif mengukur seluruh kadar peradangan dalam
tubuh.
B. Metode
Metode yang digunakan dalam pemeriksaan CRP adalah metode
aglutinasi.
C. Prinsip kerja
Latex yang dilapisi antibodi CRP akan beraksi dengan antigen CRP dalam
serum sehingga terbentuk aglutinasi.
D. Alat dan bahan
1. Alat
a) Slide tes dasar hitam
b) Yellow tip
c) Rotator
d) Micropipet
2. Bahan
a) KIT CRP Merk Human
 CRP Lateks Reagen (blue cap)
 Control serum positif (red cap)
 Control serum negatif (green cap)
 Glycine- NaCl Buffer pH 8,2 ± 0,2
Glicyne 100 mmol/L
NaCl 1 g/L
b) Serum
c) NaCl 0,9%
E. Cara kerja
1. Kualitatif
a) Disiapkan slide tes dasar hitam yang telah dibersikan.
b) Ditetesi serum 40µl pada slide.
c) Ditetesi reagen latex CRP diatas sampel sebanyak 1 tetes.
d) Dihomogenkan.
e) Dirotatorkan pada kecepatan 100 rpm selama 2 menit.
f) Dibaca hasil yang didapatkan. Jika terjadi aglutinasi (yang berarti
positif) maka dilanjutkan ke semikuantitatif (pengenceran berseri).
2. Semi Kuantitatif
a) Ditetesi NaCl 0,9% sebanyak 40µl dan diletakan masing-masing
kedalam 6 lingkaran slide.
b) Ditambahkan sampel serum 40µl dan diletakkan pada lingkaran 1 yang
berisi NaCl 0,9%.
c) Dihomogenkan 20x.
d) Dipipet 40µl dari lingkaran 1 dan tetesi pada lingkaran 2.
e) Dihomogen sebanyak 20x.
f) Dilakukan seperti kegiatan diatas sampai lingkaran 6, kemudian
dibuang sisanya.
g) Ditetesi masing-masing lingkaran dengan reagen latex sebanyak 1 tetes.
h) Dihomogenkan.
i) Dirotatorkan dengan kecepatan 100 rpm selama 2 menit.
j) Dibaca hasil yang didapatkan dan dilaporkan hasil titer pengenceran
tertinggi yang masih positif.
F. Interpretasi hasil
Dilution CRP (IU/mL in non-diluted specimen)
1+1 (1:2) 12
1+3 (1:4) 24
1+7 (1:8) 48
1+15 (1:16) 96
1+31 (1:32) 192
G. Titer
Pengenceran tertinggi yang masih menunjukkan aglutinasi.
PEMERIKSAAN ASTO

(ANTI STREPTOLISIN O)

A. Tujuan
Adapun tujuan dari pemeriksaan ASTO yaitu mengetahui kadar antibodi
terhadap Streptolisin O
B. Metode
Metode yang digunakan dalam pemeriksaan Rheumatoid factor yaitu
glutinasi.
C. Prinsip
Adapun prinsip kerja dari pemeriksaan ASTO yaitu terjadi aglutinasi
antara partikel lateks yang dilapisi oleh Streptolisin O dengan serum yang
mengandung anti Streptolisin O
D. Alat dan Bahan
1. Alat
a) Rotator
b) Slide dasar hitam
c) Micropipet
d) Yellow tip
2. Bahan
a) KIT ASTO Merk Human
 ASO Lateks Reagen (white cap)
 Control serum positif (red cap)
 Control serum negatif (green cap)
 Glycine- NaCl Buffer pH 8,2 ± 0,2
Glicyne 100 mmol/L
NaCl 1 g/L
b) Serum pasien
c) NaCl 0,9%
E. Prosedur Kerja
1. Metode Kualitatif
a) Disiapkan sampel dan reagen lateks ASTO pada suhu kamar
b) Dipipet serum sebanyak 40µl diatas permukaan slide dasar hitam
c) Dipipet 1 tetes reagen lateks ASTO
d) Dihomogenkan
e) Dirotator selama 2 menit
f) Diamati, jika terjadi aglutinasi (positif) dilanjutkan dengan tes
semi-kuantitatif
2. Medote Semi-Kuantitatif
a) Disiapka slide dasar hitam dengan 5 bagian tempat untuk
pengenceran 1-5
b) Dibuat pengenceran dengan cara:
Dipipet NaCl 0.9% sebanyak 40µl pada seluruh lingkaran well
yang digunakan,kemudian pada well 1 ditambahkan serum
sebanyak 40 µl, campur berulang kali kemudian pindahkan
sebanyak 40µl ke well 2 dan seterusnya. Tambahkan reagen lateks
ASTO 1 tetes untuk 1 per 1 bagian well
c) Dirotator selama 2 menit
d) Dilakukan pengenceran sampai didapatkan hasil negatif
F. Interpretasi Hasil
Dilution ASO (IU/mL in non-diluted specimen)
1+1 (1:2) 400
1+2 (1:3) 600
1+3 (1:4) 800
1+4 (1:5) 1000

G. Titer
Pengenceran tertinggi yang masih menunjukkan aglutinasi
PEMERIKSAAN RF

(RHEUMATOID FACTOR)

A. Tujuan
Adapun tujuan dari pemeriksaan RF ini yaitu untuk mengetahui adanya RF
secara kualitatif dan semi kuantitatif pada sampel serum
B. Metode
Metode yang digunakan dalam pemeriksaan Rheumatoid factor yaitu
glutinasi.
C. Prinsip
Adapun prinsip dari pemeriksaan RF ini yaitu partikel lateks yang dilapisi
gamma globulin manusi yang telah dimurnikan, ketika suspensi lateks
dicampur dengan serum yang kadar RF nya meningkat, aglutinasi jelas
terlihat dalam waktu 2 menit
D. Alat dan Bahan
1. Alat
a) Rotator
b) Slide dasar hitam
c) Micropipet
d) Yellow tip
e) Batang pengaduk
2. Bahan
a) KIT RF Merk Human
 RF Lateks Reagen (white cap)
 Control serum positif (red cap)
 Control serum negatif (green cap)
 Glycine- NaCl Buffer pH 8,2 ± 0,2
Glicyne 100 mmol/L
NaCl 1 g/L
b) Serum pasien
c) NaCl 0,9%
E. Prosedur Kerja
1. Metode Kualitatif
a) Disiapkan sampel dan reagen lateks RF pada suhu kamar
b) Dipipet serum sebanyak 40µl diatas permukaan slide dasar hitam
c) Dipipet 1 tetes reagen lateks RF
d) Dihomogenkan
e) Dirotator selama 2 menit
f) Diamati, jika terjadi aglutinasi (positif) dilanjutkan dengan tes semi-
kuantitatif.
2. Medote Semi-Kuantitatif
a) Disiapka slide dasar hitam dengan 5 bagian tempat untuk pengenceran
1-5
b) Dibuat pengenceran dengan cara:
Dipipet NaCl 0.9% sebanyak 40µl pada seluruh lingkaran well yang
digunakan,kemudian pada well 1 ditambahkan serum sebanyak 40 µl,
campur berulang kali kemudian pindahkan sebanyak 40µl ke well 2
dan seterusnya. Tambahkan reagen lateks RF 1 tetes untuk 1 per 1
bagian well
c) Dirotator selama 2 menit
d) Dilakukan pengenceran sampai didapatkan hasil negatif
H. Interpretasi Hasil
Dilution RF (IU/mL in non-diluted specimen)
1+1 (1:2) 24
1+3 (1:4) 48
1+7 (1:8) 96
1+15 (1:16) 192
1+31 (1:32) 384

I. Titer
Pengenceran tertinggi yang masih menunjukkan aglutinasi
PEMERIKSAAN WIDAL

A. Tujuan
Untuk mendeteksi adanya antigen bakteri Salmonella sp dalam serum
pasian yang akan menyebabkan demam thypoid.
B. Metode
Metode yang digunakan dalam pemeriksaan widal yaitu aglutinasi.
C. Prinsip kerja
Terjadi reaksi aglutinasi antara antigen bakteri Salmonella sp yang
terdapat dalam reagen dengan antibodi yang terdapat dalam serum pasien.
D. Alat dan bahan
1. Alat
a) Rotator
b) Slide widwl dasar putih
c) Yellow tip
d) Micropipet
e) Batang pengaduk
2. Bahan
a) Serum
b) Reagen widal
E. Cara kerja
1. Kualitatif
a) Disiapkan slide widal dasar putih yang telah bersih.
b) Dipipet sampel serum sebanyak 40µl dan teteskan pada well slide O,
AH, BH, H.
c) Ditetesi masing-masing well dengan reagen yang tepat sesuai dengan
well.
d) Dihomogenkan.
e) Dirotator dengan kecepatan 100 rpm selama 2 menit.
f) Dibaca hasil yang didapatkan. Jika hasil yang didapatkan terjadi
aglutinasi (yang berarti positif) maka lanjutkan pemeriksaan ke semi
kuantitatif (pengenceran berseri).
2. Semi kuantitatif
a) Dipipet sampel serum sebanyak 20µl dan teteskan pada slide 1 (tingkat
titer 1⁄80 ).
b) Dipipet sampel serum sebanyak 10µl dan teteskan pada slide 2 (tingkat
titer 1⁄160 ).
c) Dipipet sampel serum sebanyak 5µl dan teteskan pada slide 2 (tingkat
titer 1⁄320 ).
d) Ditetesi reagen widal yang positif pada setiap slide.
e) Dihomogenkan.
f) Dirotator dengan kecepatan 100 rpm selama 2 menit.
g) Dibaca hasil yang didapatkan dan laporkan hasil tingkat titer tertinggi
yang positif.
F. Interpretasi hasil
Pengenceran Titer
80µl 1⁄20
40µl 1⁄40
20µl 1⁄80
10µl 1⁄160
5µl 1⁄320
NaCl 2x (1+1) 1⁄640
4x (1+3) 1⁄1280

G. Titer
Pengenceran tertinggi yang masih positif.
PEMERIKSAAN NARKOBA 3 PARAMETER

A. Tujuan
Untuk mengetahui ada tidaknya narkoba jenis
amphetamine,tethydiocanabinol, dan morhin pada urin.
B. Metode
Kromatografi dengan menggunakan strip.
C. Prinsip
Prinsip dari pemeriksaan ini adalah narkoba yang terdapat pada urine akan
berkompetisi dengan konjugat, narkoba akan berikatan dengan antibodi
spesifik. Jika urine mengandung narkoba, antiboidi spesifik akan berikatan
dengan narkoba, sehingga tidak timbul warna, sedangkan jika urine tidak
mengandung narkoba, antibodi spesifik akan berikatan dengan konjugat
narkoba sehingga timbul warna.
D. Alat Dan Bahan
1. Timer
2. Strip test narkoba merek Monotes 3 Parameter
 Amphetamine (AMP)
 Tethydiocanabonol (THC)
 Morphin (MOP)
3. Urine
E. Prosedur Kerja
1. Buka penutup strip test, kemudian celupkan strip test tersebut secara
vertical ke dalam sampel urine selama 5 menit. Ketika strip test dicelupkan
tidak boleh melewati batas garis yang paling bawah zona sampel.
2. Tempatkan test strip itu dibidang datar. Lalu baca hasilnya setelah 5 menit.
F. Interpretasi Hasil
 Positif hanya terbentuk pita pink pada control
 Negative terbentuk dua pita pink pada control dan pada test
 Invalid tidak terbentuk pita pink pada control dan pada test. Atau terbentuk
pita pink pada test sedangkan control tidak terbentuk pita pink
PEMERIKSAAN HIV

(HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS)

A. Tujuan
Untuk mengetahui ada atau tidaknya antibody HIV pada sampel serum
pasien.
B. Metode
Kromatografi dengan menggunakan Rapid Strip Test.
C. Prinsip
Strip Rapid Test memiliki selaput yang telah dilapisi sistem antigen ganda
untuk mendeteksi antibody HIV dalam serum, sehingga hasil positif akan
ditandai dengan terbentuknya kompleks garis warna.
D. Alat dan Bahan
1. Timer
2. Kit HIV Rapid Test Cassette merk Right Sign
 Test cassette
 Droppers
 Buffer
3. Sampel serum
E. Prosedur Kerja
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan,
2. Ditetesi serum sebanyak 25 μl pada sumur sampel,
3. Ditambahkan 1 tetes buffer,
4. Diamkan 10 menit, kemudian baca hasilnya.
F. Interpretasi Hasil
 Reaktif : Terbentuk garis warna merah pada area Control dan Test.
 Non-reaktif : Terbentuk garis warna merah hanya pada area Control saja.
 Invalid : Terbentuk garis warna merah pada area Test saja, atau tidak
terbentuk garis sama sekali.
PEMERIKSAAN HbsAg (HEPATITIS B SURFACE ANTIGEN)

SECARA KUALITATIF

A. Tujuan
Untuk mengetahui adanya virus Hepatitis B dalam serum penderita.
B. Metode
Imunokromatografi menggunakan Rapid Strip Test
C. Prinsip
Serum yang ditetesi pada bantalan sampel, akan bereaksi dengan partikel
yang telah dilapisi dengan anti HbsAg antibody pada garis Test, sehingga
apabila serum mengandung HbsAg maka akan terbentuk reaksi ikatan
antibody-antigen menyebabkan terbentuknya garis warna pada area Test.
D. Alat dan Bahan
1. Timer
2. KIT HbsAg Strip Advanced Quality (Rapid Strip Test)
3. Serum
E. Prosedur Kerja
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan,
2. Diteteskan 1 tetes serum pada kolom sampel,
3. Diamkan 15 menit, kemudian baca hasilnya.
F. Interpretasi Hasil
 Positif : Terbentuk garis warna merah pada area Test dan Control.
 Negatif : Terbentuk garis warna merah pada area Control saja.
 Invalid : Terbentuk garis warna merah pada area Test saja atau tidak
terbentuk garis warna merah sama sekali.
PEMERIKSAAN HbsAG

METODE ELFA (ENZIM LINKED FLUORESCENT ASSAY)

A. Tujuan
Untuk mengetahui adanya virus Hepatitis B dalam serum penderita serta
nilai pemeriksaannya
B. Metode
ELFA (Enzim Linked Fluorescent Assay)
C. Prinsip
Jika sampel mengandung HbsAg maka akan terjadi reaksi ikatan antara
HbsAg dengan antibody yang terdapat pada reagen. Reaksi spesifik ini akan
diukur secara otomatis oleh alat Immunoanalyzer dengan fluorosensi. Adapun
reaksi non-spesifik akan terbuang pada saat pencucian.
D. Alat dan bahan
1. Alat
a) Mikropipet
b) Tip
c) Immunoanalyzer Vidas Biomerieux
2. Bahan
a) Sampel serum
b) SPR
c) Reagen tes HbsAg
 C1 (Control) siap pakai
 C2 (Control) siap pakai
 S1 (telah dilarutkan dengan aquadest 1 ml)
E. Prosedur Kerja
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan,
2. Dipipet sebanyak 150 μl sampel serum, masukkan kedalam well.
3. Disiapkan SPR (tidak boleh menyentuh bagian ujung bawah SPR),
4. Dimasukkan kedalam alat, lalu di running :
a) Pilih parameter pemeriksaan HbsAg,
b) Input nama pasien, lalu klik “create”,
c) Klik pilihan yang berada dibagian bawah layar sesuai dengan kamar
yang akan di running,
d) Running dan tunggu hingga selesai yang ditandai dengan lampu
penanda pada alat berkelip-kelip,
e) Baca hasil yang diperoleh pada alat.
F. Interpretasi Hasil
 Positif : ≥ 0,13 mIU
 Negatif : < 0,13 mIU
PEMERIKSAAN RPR (Rapid Plasma Reagen)

A. Tujuan
Tujuan dari pemeriksaan rpr ini ialah untuk pemeriksaan non- troponemal
untuk sifilis untuk mendeteksi non-spesifik antibodi (reagen) dalam darah
(serum).
B. Metode
Pada pemeriksaan rpr ini kita menggunakan metode flogulasi
C. Prinsip kerja
Reaksi flogulasi secara imunologis yang terjadi antara antibodi non-
treponemal (reagen) yang terdapat dalam serum atau plasma pasien dengan
antigen lipoid yang terdapat pada reafen rpr
D. Alat dan Bahan
1. Alat
a) Slide test yang berlatar belakang putih
b) Mikropipet
c) Tub warna kuning
d) Rotator
2. Bahan
a) Serum
b) KIT pemeriksaan RPR
c) Kontrol serum rpr
E. Prosdur kerja
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Dipipet serum sebanyaj 50 µL dan diteteskan pada slide test
3. Ditambahkan reagen rpr sebanyak 20 µL
4. Dihomogenkan menggunakan rotator selama 8 menit
5. Dibaca hasil yang telah diperoleh
F. Interpretasi Hasil
Positif (+) = terdapat flogulasi
Negatif (-) = tidak terdapat flogulasi
PEMERIKSAAN FT4 ( Free Thyroxine)
A. Tujuan
Untuk mengetahui fungsi kelenjar tiroid
B. Metode
ELFA (Enzyme Linked Flourescent Assay)
C. Prinsip kerja
Jika sampel mengandung FT4 maka akan terjadi reaksi ikatan antara FT4
dengan antibody yang terdapat pada reagen. Reaksi spesifik ini akan diukur
secara otomatis oleh alat Immunoanalyzer dan fluoresensi.
D. Alat dan Bahan
1. Alat
a) Immunoanalyzer vidas biomereux
b) Micropipet
c) Yellow tip
2. Bahan
a) Sampel serum
b) SPR
 Reagent test
 C1 (control) siap pakai
 C2 (control) siap pakai
 S1 telah dilarutkan dengan aquadest 1 ml)
E. Prosedur kerja
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Dipipet sebanyak 100 µL sampel serum
3. Masukkan pada alat test
4. Disiapkan spr (tidak boleh menyentuh bagian bawah spr
5. Dimasukkan kedalam alat dan di running :
a) Pilih parameter pemeriksaan RPR
b) Input nama pasien lalu klik “create”
c) Klik pilihan yang beradadi bagian bawah layar sesuai dengan kamar
yang akan di running
d) Running dan tunggu hingga selesai yang ditandai dengan lampu
penanda pada alat berkedip-kedip
e) Baca hasil yang telah di peroleh
F. Interpretasi Hasil
Nilai rujukan 10,6 -19,4 Pmol/L
LAPORAN PEMERISAAN TPHA

(TREPONEMA PALLADUM HEMAGLUTINATION)

A. Metode Adapun metode yang digunakan pada pemeriksaan TPHA yaitu


metode Aglutinasi.
B. Tujuan Adapun tujuan dari pemeriksaan ini adalah untuk mengetahui
pemeriksaan sifilis ( TPHA) dengan mengunakan metode aglutinasi
C. Prinsip kerja TPHA (Treponema pallidum hemalutinasi) didalam reagen telah
ada reagen yang mendeteksi antibodi yang spesifik Treponema pallidum pada
sampel serum
D. Alat dan bahan
a. Alat
1. Mikropipet
2. Microplate
3. Yellow tip
b. Bahan
1. Sampel serum
2. Reagen
3. Plasmid TPHA test kit mengandung :
a. R1 : Test sel
b. R2 : Conrol Sel
c. R3 : Diluent
d. R4 : Control positif
e. R5 : Control Negatif
E. Prosedur kerja
1. Kualitatif
a. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
b. Disetiap komponen kit dan sampel dikondisikan pada suhu ruangan
c. Diluent ditambahkan sebanyak 190µl dan sampel ditambahkan
sebanyak 10 µl pada wel pertama
d. Cmpuran pada wel pertama dipipet sebanyak 25µl dan
dipindahkan kewel 2 dan 3
e. Dipipet control sel sebanyak 75µl dipipet kedalam wel ke 2 lalu
dihogenkan
f. Dipipet Test sel sebanyak 75µl kemudia disimpan di wel ke 3 lalu
dihomogenkan
g. Diinkubasi selama 1 jam disuhu ruangan
h. Diamati aglutinasi yang terjadi
i. Jika sampel yang menunjukkan hasil aglutinasi positif maka
dilanjudkan ke uji semi kuantitatif
2. Semi kuantitatif
a. Disipakan alat dan bahan yang akan digunakan
b. Disiapkan well dan diberi label 1 sampai 8
c. Pengeceran sampel dibuat pada well yang berbeda dengan
pencampuran 190µl diluent dan 10 µl sampel
d. Diwel pertama dikosongkan
e. Ditambahkan 25µl diluent pada well 2 – 8
f. Ditambahkan 25µl sampel yang sudah diencerkan ada wel 1 dan 2
g. Campuran pada well ke dua dipipet sebantak 25µl dan di
pindahkan ke wel ke 3 kemudian dihomogenkan . begitu
seterusnya sampai pada wel ke 8
h. Campuran pada wel ke 8 dipipet 25µl kemudian dibuang
i. Ditambahkan reagen Control sel sebanyak 75µl dpipet ke wel
pertama kemudian dihomogenkan
j. Ditambahkan test sel sebanyak 75 µl kemudian dipipet ke wel no
2-8 lalu dihomogenkan
k. Diinkubasi pada suhu ruang
l. Dibaca hasilnya
F. Interpretasi Hasil
Positif (+) : terjadi aglutinsi pada dasar wel
Negatif (-) : tidak terjadi aglutinasi
LAPORAN PEMERISAAN TSH
( THYROID STIMULATING HORMONE )
A. Tujuan
Adapun tujuan dari pemeriksaan untuk mengetahui pemeriksaan TSH (
Thyroid Stimulating hormone )dengan mengunakan metode ELFA untuk
pemeriksaan tiroid
B. Metode
Adapun metode tyang digunakan pada pemeriksaan ini yaitu metode
metode ELFA
C. Prinsip kerja
Jika sampel mengandung TSH maka akan terjadi reaksi ikatan antara TSH
dengan antibody yang terdapat pada reagen. Reaksi spesifik ini akan diukur
secara otomatis oleh alat imumunoanalyser dan floresensi
D. Alat dan bahan
1. Alat
a) Mikroipet
b) Yellow tip
c) Immunoanalyser vidas biomereux
2. Bahan
a) Sampel serum
b) Tube
c) SPR
d) Reagen test
 C1 (control)
 C2 (conrol)
 S1
E. Prosedur kerja
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Dipipet sebanyak 100µl sampel serum
3. Dimasukkan pada alat tes
4. Disiapkan SPR (tidak boleh menyentuh bagian bawah spr)
5. Dimasukkan kedalam alat dan running
a) Dipilih pemeriksaan TSH
b) Diinput nama pesien lalu klik “create”Klik pilihan dibagian bawah
baah sesuai dengan kamar yang akan dirunnig
c) Dirunning dan ditunggu hingga selesai yang ditandai dengan lampu
penanda pada alat berkedip – kedip
d) Dibaca hasil yang diperoleh.
F. Interpretasi Hasil
Nilai rujukan : 0,27 – 4,7 µl/L
LAPORAN PEMERISAAN Ca 125
( CANCER ANTIGEN 125 )
A. Tujuan
Adapun tujuan dari pemeriksaan untuk mengetahui pemeriksaan Ca 125
atau pemantau cancer ovarium degan metode ELFA.
B. Metode
Adapun metode tyang digunakan pada pemeriksaan ini yaitu metode
metode ELFA
C. Prinsip kerja
Jika sampel mengandung Ca 125 maka akan terjadi reaksi ikatan antara Ca
125 dengan antibody yang terdapat pada reagen. Reaksi spesifik ini akan
diukur secara otomatis oleh alat imumunoanalyser dan floresensi
D. Alat dan bahan
1. Alat
a) Mikroipet
b) Yellow tip
c) Immunoanalyser vidas biomereux
2. Bahan
a) Sampel serum
b) Yellow tip
c) SPR
d) Reagen test Ca 125
 C1 (control)
 C2 (conrol)
 S1
E. Prosedur kerja
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Dipipet sebanyak 100µl sampel serum
3. Dimasukkan pada alat tes
4. Disiapkan SPR (tidak boleh menyentuh bagian bawah spr)
5. Dimasukkan kedalam alat dan running
a) Dipilih pemeriksaan Ca 125
b) Diinput nama pesien lalu klik “create”Klik pilihan dibagian bawah
baah sesuai dengan kamar yang akan dirunnig
c) Dirunning dan ditunggu hingga selesai yang ditandai dengan lampu
penanda pada alat berkedip – kedip
d) Dibaca hasil yang diperoleh.
F. Interpretasi Hasil
Nilai rujukan : 0-35 µl/L

Anda mungkin juga menyukai