DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK : I
KLS :A
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat rahmat dan karunianya, penyusun dapat menyelesaikan makalah ini
kendala yang cukup banyak sehingga terdapat kekurangan pada lmakalah ini.
dengan baik.
Dengan demikian penyusun berharap bahwa makalah yang penyusun buat ini
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................... i
DAFTAR ISI . ..................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang. ................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................ 2
1.3 Tujuan Praktikum............................................................................. 2
1.4 Manfaat Praktikum........................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Analisa Gas Darah ............................................................................ 3
2.2 Fisiologis Keseimbangan Asam- Basa.............................................. 4
2.3 Gangguan Keseimbangan Asam – Basa Campuran.......................... 5
2.4 Faktor yang Mempengaruhi Keseimbangan Asam dan Basa ........... 8
2.5 Indikasi Pemeriksaan Analisa Gas Darah ......................................... 12
2.6 Metode Pemeriksaan ......................................................................... 13
2.7 Spesimen Pemeriksaan Analisa Gas Darah ...................................... 17
2.8 Prosedur Pemeriksaan Analisa Gas Darah ........................................ 18
2.9 pH ...................................................................................................... 23
2.10 PCO2 ............................................................................................... 25
2.11 PAO2............................................................................................... 27
2.12 TCO2............................................................................................... 30
2.13 HCO3 .............................................................................................. 33
2.14 Base Excess (BE) ........................................................................... 35
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ..................................................................................... 36
3.2 Saran ............................................................................................... 36
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 37
BAB I
PENDAHULUAN
gas, dan kontrol saraf pusat. Dasar dari pengaturan ini adalah keseluruhan
bagian tubuh. pH normal plasma darah 7,35-7,45 yang setara dengan (H+) 36–
44 nmol/L. Makin tinggi konsentrasi ion (H+), makin rendah pH-nya dan
oksigenasi darah. Nilai normal pada darah arteri 80 – 100 mmHg. Dalam
PaCO2 dalam darah disebut hipokapnea. Cara yang paling umum untuk
bantuan tes darah digunakan untuk memeriksa gas darah arteri (Darwis, 2008).
kekurangan basa dalam darah, Jadi BE adalah jumlah asam-basa yang perlu
standar (PaCO2 40 mmHg dan suhu 37°C). Base excess/deficit (BE/D) adalah
yaitu dengan melakukan titrasi invitro pada sediaan darah dengan asam/basa
kuat untuk mengembalikan pH menjadi normal (pH 7.4) (Muhardi dkk, 2001).
pemeriksaan pH, tekanan parsial CO2 dan tekanan parsial O2 dalam darah?
pemeriksaan pH, tekanan parsial CO2 dan tekanan parsial O2 dalam darah.
gas (AGD) diantaranya pemeriksaan pH, tekanan parsial CO2 dan tekanan
PEMBAHASAN
Analisis Gas Darah Analisis gas darah (AGD) adalah pemeriksaan pH,
tekanan parsial CO2 dan tekanan parsial O2 dalam darah pada saat dan
keadaan tertentu dengan analisis khusus, yang dilakukan dengan cara astrup
(Warsi, 2013).
oksigen, dan kelebihan atau kekurangan basa. Pemeriksaan gas darah arteri
tetapi kita tidak dapat menegakkan suatu diagnosa hanya dari penilaian
analisis gas darah dan keseimbangan asam basa saja, harus dihubungkan
keseimbangan yang tepat antara asam dan basa, dengan kata lain, pH tubuh
ini akan terjadi proses biokimiawi tubuh, sehingga organorgan tidak dapat
(Warsi, 2013).
2. Mekanisme Respirasi
3. Mekanisme Ginjal
darah dalam batas normal, sehingga akan menghasilkan urine yang bersifat
(Warsi, 2013).
b) Asidifikasi dari garam-garam penyangga
(Warsi, 2013).
HCO3 - serta penurunan yang jelas dari pH plasma. Pada kasus ini
(Warsi, 2013).
kronis) yang jatuh ke dalam syok (asidosis metabolik), pasien gagal ginjal
pernapasan akibat beban cairan berlebihan dan edema paru (Warsi, 2013).
Pada keadaan ini, terjadi peningkatan yang jelas dari pH, PaCO2 dan
diatasi dengan NaCl dan KCl sebagai upaya untuk menurunkan HCO3 -
dan memulihkan pH ke batas yang aman, oleh karena akan sulit atau tidak
dapat diketahui jika HCO3 - plasma dan PaCO2 sama-sama rendah, dan
dapat timbul bersama berbagai tipe asidosis metabolik. Sering timbul pada
yang mendapatkan diuretik kuat atau yang mengalami gangguan lain yang
nasogastrik, atau terapi steroid. Gangguan asam-basa ganda ini juga terjadi
dari 3 sistem :
1. Sistem Buffer
keterbatasan yaitu :
b. Sistem ini hanya berfungsi bila sistem respirasi dan pusat pengendali
intrasel.
paru yang berespon secara cepat terhadap perubahan kadar ion H dalam
bikarbonat baru ke dalam darah karena memiliki dapar fosfat dan amonia.
dan ginjal dalam menunjang kinerja sistem buffer adalah dengan mengatur
kelebihan asam atau basa dikeluarkan melalui ginjal dan paru sedangkan
2. Sistem Paru
arteri (PaCO2) merupakan stimulan yang kuat untuk respirasi. Tentu saja,
3. Sistem Ginjal
hidrogen dan ion bikarbonat. Pada mekanisme pemgaturan oleh ginjal ini
ammonia. Ion hidrogen, CO2, dan NH3 diekskresi ke dalam lumen tubulus
asam.
bermuatan negative pada konsentrasi yang sangat rendah. Pada kadar yang
sangat rendahpun, ion hidrogen mempunyai efek yang besar pada sistem
kadar oksigen dan karbon dioksida dalam tubuh. Hal ini dapat membantu
Sesak napas
Sulit bernafas
Kebingungan
Mual
Perlu diingat bahwa ini merupakan gejala dari suatu penyakit yang
“PPOK”. Di sisi lain, apabila dokter sudah mencurigai adanya penyakit, maka
kepada pasien. Untukk tujuan ini, pemeriksaan AGD sering dipesan bersama
dengan tes lain, seperti tes glukosa darah untuk memeriksa kadar gula darah
1. Pulse oximetry
penting dan mudah sehingga sudah diajukan sebagai tanda vital yang ke
1. Noninvasif
3. Sederhana
1. Dipengaruhi gerakan
2. Kurang akurat pada keadaan dengan perfusi jelek seperti pada syok,
mempengaruhi pembacaan.
3. Metode Stewart
Metode pendekatan asam basa yang diakui secara luas. Metode ini
derajat disosiasi air, yaitu PCO2, strong ion difference (SID), dan
konsentrasi total asam lemah (Atot). Ion bikarbonat dan asam lemah
Metode pendekatan asam basa yang diakui secara luas. Metode ini
derajat disosiasi air, yaitu PCO2, strong ion difference (SID), dan
konsentrasi total asam lemah (Atot). Ion bikarbonat dan asam lemah
Metode Berbeau test ini digunakan dalam mendeteksi secara dini dan
test) merupakan pilihan pertama yang paling aman dipakai untuk fungsi
arteri kecuali terdapat banyak bekas tusukan atau haematoem juga apabila
diatas tidak dapat diambil. Bila terdapat obstruksi pembuluh darah akan
ada alternatif lain, karena tidak mempunyai sirkulasi kolateral yang cukup
emboli otak.
2.8 Prosedur Pemeriksaan Analisa Gas Darah
1. Pra Analitik
a. Persiapan Pasien :
dilakukan.
sakit
b. Persiapan Sampel :
d. Prinsip Pemeriksaan :
dengan gas standar melalui pemencaran system infra red dimana akan
3. 20 G 11/4‖ jarum,
4. 22 G 1‖ jarum,
5. Sarung tangan,
7. Gauze pads,
8. Topi karet untuk syringe hub atau penutup karet untuk jarum,
9. Label,
12. Opsional:
a. 1% licoaine solution,
2. Analitik
a. Prosedur pada tindakan analisa gas darah ini adalah sebagai berikut:
ruangan pasien.
tersebut.
warna jari-jari, ibu jari dan tangan. Jari-jari dan tangan harus memerah
povidoneiodine pad.
10. Palpasi arterti dengan jari telunjuk dan tengah satu tangan ketika
derajat.
12. Injeksi kulit dan dinding arterial dalam satu kali langkah.
14. Setelah mengambil contoh, tekan gauze pad pada area injeksi
16. Masukan jarum ke dalam penutup jarum atau pindahkan jarum dan
17. Letakkan label pada sampel yang diambil yang sudah diletakkan
19. Pantau tanda vital pasien, dan observasi tanda dari sirkulasi.
1. Nyalakan power ON
2. Setiap pertama kali menghidupkan alat, lalu kalibrasi dengan cara
otomatis.
otomatis.
4. Apabila alat sudah dalam kondisi ready for analysa berarti alat
3. Pasca Analitik
2. SI : 10 - 13.3 kPa
b. Implikasi Klinik:
khusus.
angkut oksigen.
2.9 pH
(H+ ). pH normal plasma darah 7,35-7,45 yang setara dengan (H+ ) 36–44
nmol/L. Makin tinggi konsentrasi ion (H+ ), makin rendah pH-nya dan
sebaliknya. pH darah yang kurang dari 7,35 disebut asidemia dan prosesnya
disebut asidosis. pH darah yang lebih besar dari 7,45 disebut alkalemia dan
membahayakan jiwa. pH darah < 6,8 dan > 7,8 sudah tidak dapat
dapat berubah atau tidak berubah tergantung pada derajat kompensasi dan
yang kecil ini tidak praktis, biasanya konsentrasi ion hidrogen disebutkan
pH normal darah arteri adalah 7,4, sedangkan pH darah vena dan cairan
dibawah nilai ini dan mengalami alkolisis saat pH meningkat diatas 7,4. Batas
rendah pH dimana seseorang dapat hidup lebih dari beberapa jam adalah
jenis sel, pH cairan intraseluler diperkirakan berkisar antara 6,0 dan 7,4.
keseimbangan asam basa dalam tubuh. Sumber ion hidrogen dalam tubuh
meliputi asam volatil dan campuran asam seperti asam laktat dan asam keto.
Implikasi Klinik:
asam
PaCO2 dan HCO3. Bila kadar HCO3 meningkat, maka akan menyebabkan
banyak. Perubahan primer dalam konsentrasi HCO3 darah dapat juga diatur
oleh ginjal)
akibat penurunan ventilasi alveolar karena penyakit pada paru atau cabang
bronkus, obstruksi jalan napas, atau bernapas dalam udara 41 yang banyak
pada keadaan PaCO2 sangat tinggi (> 70 mmHg) justru terjadi penekanan
dan keadaan asam basa dalam darah. Interpretasi Hasil Tekanan Parsial
Implikasi Klinik:
perhatiaan khusus.
2. Peningkatan nilai PaCO2 dapat terjadi pada gangguan paru atau penurunan
perhatian khusus.
tingkat kejenuhan oksigen yang sehat, adalah dengan bantuan tes darah
digunakan untuk memeriksa gas darah arteri. Cara lain yang mudah
(Sukinem N. 2013).
B. Cara Pengukuran O2
Menurut Guyton dkk (2008), ada tiga cara mengukur O2 darah yaitu:
2. PO2 atau tekanan yang diciptakan oleh O2 yang terlarut dalam plasma.
dibawa Hb. Mayoritas O2 dalam darah dibawa oleh Hb, dan jumlah
oleh darah.
PaO2 adalah ukuran tekanan parsial yang dihasilkan oleh sejumlah
SI : 10 - 13.3 kPa
Implikasi Klinik:
khusus.
angkut oksigen.
ini berarti, dan juga mendefinisikan kadar oksigen darah normal. Oksigen
Bila ada jenis variasi dalam kadar oksigen dalam darah, dapat
yang berkaitan dengan tingkat normal oksigen dalam darah, dan apa
basa PaO2 sendiri hanya memberikan petunjuk fisiologi yang kecil. Selain
(Darwis, 2008).
yang kaya O2, pemberian 100% O2 dapat meningkatkan PaO2 sampai 640
pada orang yang bernapas dalam udara kamar setinggi permukaan laut
(Darwis, 2008).
kompresi paru.
3. Ketidakseimbangan ventilasi-perfusi akibat bronkitis, asma,
2.12 TCO2
dilakukan dengan tiga cara. Sekitar 10% CO2 secara fisik larut dalam
plasma, karena tidak seperti O2, CO2 mudah larut dalam plasma. Sekitar
(Utami, 2008).
(Utami, 2008).
CO2 lebih banyak dari O2 di dalam larutan sederhana pada tekanan parsial
HCO3- bergabung membentuk CO2 dan H2O di dalam lapisan cair tipis di
Dalam plasma normal, 95% dari total CO2 terdapat sebagai ion
bersifat basa dan diatur oleh ginjal. Gas CO2 yang larut ini terutama
bersifat asam dan diatur oleh paruparu. Oleh karena itu nilai CO2 plasma
SI : 22 - 32 mmol/L
yang bersifat basa dan diatur oleh ginjal. Gas CO2 yang larut ini terutama
yang 10 bersifat asam dan diatur oleh paru-paru. oleh karena itu nilai CO2
Implikasi Klinik:
nitrofurantoin.
2.13 HCO3
menuju asam dan basa. Hal ini penting untuk melindungi jaringan sistem
saraf pusat. JIka pH berubah terlalu jauh dari kisaran normal akan
lain (disebut sebagai donor proton), sedangkan basa adalah zat yang dapat
menerima ion H+ dari zat lain (disebut sebagai akseptor proton). Suatu asam
baru dapat melepaskan proton bila ada basa yang dapat menerima proton
yang dilepaskan. Satu contoh asam adalah asam hidroklorida (HCL), yang
berionasi dalam air membentuk ion- ion hidrogen (H+) dan ion klorida (CL-
Asam kuat adalah asam yang berdiosiasi dengan cepat dan terutama
ion-ionnya dan oleh karena itu kurang kuat melepaskan H+, contohnya adalah
H2CO3.
Basa adalah ion atau molekul yang menerima ion hidrogen. Sebagai
contoh, ion bikarbonat (HCO3 -), adalah suatu basa karena dia dapat
(H2CO3). Protein- protein dalam tubuh juga berfungsi sebagai basa karena
beberapa asam amino yang membangun protein dengan muatan akhir negatif
siap menerima ion-ion hidrogen. Protein hemoglobin dalam sel darah merah
dan protein dalam sel-sel tubuh yang lain merupakan basa-basa tubuh yang
paling penting.
Basa kuat adalah basa yang bereaksi secara cepat dan kuat dengan H+.
Oleh karena itu dengan cepat menghilangkannya dari larutan. Contoh yang
khas adalah OH-, yang bereaksi dengan H+ untuk membentuk air (H2O).
Basa lemah yang khas adalah HCO3 - karena HCO3 - berikatan dengan H+
secara jauh lebih lemah daripada OH-. Kebanyakan asam dan basa dalam
cairan ekstraseluler yang berhubungan dengan pengaturan asam basa normal
atau kekurangan basa dalam darah, Jadi BE adalah jumlah asam-basa yang
asidosis metabolik, sebaliknya bila diatas 2,5 mmol/L berarti terjadi alkalosis
metabolik
Protein Sulfat, Fosfat, Anion organik, Anion tak terukur Anion Gap Buffer
base (BB) adalah jumlah ion bikarbonat dan ion nonvolatile buffer (terutama
anion kuat di dalam darah (pada saat itu yang dapat diperiksa hanya ion
jumlah kation dan anion kuat tersebut sama dengan jumlah anion lemah
dengan Na+ + K+ - Cl- . Base excess/deficit (BE/D) adalah cara praktis untuk
melakukan titrasi invitro pada sediaan darah dengan asam/basa kuat untuk
kadar BB dari nilai normal. Kadar normal BE antara -2 s/d 2mEq/L. Asidosis
terjadi pada BE < -2 mEq/L dan alkalosis BE > 2mEq/L. Karena perhitungan
dapat dihitung dengan persamaan Van Slyke. Perubahan SBE pada gangguan
kesenjangan anion (anion gap, AG) yang diperkenalkan oleh Emmett dan
Narin pada tahun 1975. Pada saat itu tidak semua elektrolit diperiksa secara
rutin, oleh karena itu bila dipadankan antara jumlah hasil pemeriksaan kation
salisilat, glikol etilen dan propilen glikon) Diare Gagal ginjal Asidosis
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Analisis gas darah (AGD) adalah pemeriksaan pH, tekanan parsial CO2
dan tekanan parsial O2 dalam darah pada saat dan keadaan tertentu dengan
tubuh. disamping itu pemeriksaan AGD dilakukan untuk menilai status asam
Ariosta, Indranila, Indrayani. 2017. Prediksi Nilai Analisa Gas Darah Arteri. 24
September 2017.
Farhan AR, Calcarina FRW, Bhisrowo YP. 2015. Aplikasi Klinis Analisis Gas
Darah Pendekatan Stewart Pada Periode Perioperatif. Vol 3, No 1 2015.
Guyton. Athur, C. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran; Text Book of Medical
Physiology . Penerbit Buku Kedokteran ECG.Jakarta.
Utami C W, 2008. Perubahan pH, PCO2, HCO3- DAN TCO2 Akibat Pemberian
Minuman Beroksigen Pada Latihan Fisik. (TESIS), Jurusan Ilmu
Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Medan.
Warsi A, 2013. Gambaran Gas Darah Pada Anak Dengan Kesadaran Menurun.
Konsentrasi Pendidikan Dokter Spesialis Terpadu Bidang Ilmu Kesehatan
Anak Program Studi Biomedik Program Pascasarjana Universitas
Hasanuddin Makassar
Warsi A. 2013. Gambaran Gas Darah pada Anak dengan Kesadaran Menurun.
Makassar: UNHAS.