Puji syukur kami panjatkan atas kehadiran Allah SWT, atas limpahan rahmat
dan karunia_Nya lah, kami dapat menyusun Makalah Analisa Gas Darah dengan
tepat waktu untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Kimia Klinik II. Serta sekaligus
sebagai sarana belajar dan penambah pemahaman.
Terimakasih saya ucapkan kepada Dosen pengampu mata kuliah yang telah
memberi pembimbingan sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.
Penulis menyadari dalam pembuatan makalah ini tidak luput dari kekurangan.
Sehingga kami ucapkan banyak permohonan maaf apabila ada kesalahan dalam
penyusunan makalah ini, kritik dan saran sangat diharapkan agar kedepannya dapat
kami gunakan sebagai pendorong dan pendukung dalam menyelesaikan dan
memperbaiki tugas selanjutnya. Semoga dengan terselesaikannya makalah ini
nantinya akan bermanfaat bagi kita semua baik sebagai penulis ataupun bagi para
pembacanya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................... ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................... iii
BAB I.................................................................................................................................. 4
1.1 Latar Belakang............................................................................................................. 4
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................ 4
1.3 Tujuan.......................................................................................................................... 5
BAB II................................................................................................................................. 6
2.1. Pengertian AGD (Analisa Gas Darah).........................................................................6
2.2. Tujuan dan Manfaat Pemeriksaan AGD (Analisa Gas Darah)......................................7
2.3. Pengambilan Sample AGD (Analisa Gas Darah).........................................................9
2.4. Indikasi Analisa Gas Darah.......................................................................................13
2.5. Komponen yang diperiksa dalam analisa gas darah meliputi......................................16
2.6. Pemeriksaan Analisa Gas Darah................................................................................17
BAB III............................................................................................................................. 25
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................... 25
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 27
iii
BAB I
PENDAHULUAN
luar. Bilamana paru berfungsi secara normal, tekanan parsial O2 dan CO2 di
dalam darah akan dipertahankan seimbang, sesuai dengan kebutuhan tubuh.
Pemeriksaan analisis gas darah merupakan pemeriksaan laboratorium yang
penting sekali di dalam penatalaksanaan penderita akut maupun kronis,
terutama penderita penyakit paru.
4
5
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang ada, tujuan dari makalah ini
adalah: 1. Untuk mengetahui analisa gas darah
2. Untuk mengetahui tujuan dan manfaat dari analisa gas darah.
BAB II
PEMBAHASAN
6
7
memberikan oksigen ke darah. Tes ini juga menunjukkan seberapa baik paru-
paru dan ginjal yang berinteraksi untuk menjaga pH darah normal
(keseimbangan asam-basa). Penelitian ini biasanya dilakukan untuk menilai
penyakit khususnya pernapasan dan kondisi lain yang dapat mempengaruhi
paru-paru, dan sebagai pengelolaan pasien untuk terapi oksigen (terapi
pernapasan). Selain itu, komponen asam-basa dari uji tes dapat memberikan
informasi tentang fungsi ginjal.
Adapun tujuan lain dari dilakukannya pemeriksaan analisa gas darah, yaitu:
1. Menilai fungsi respirasi (ventilasi)
2. Menilai kapasitas oksigenasi
3. Menilai Keseimbangan asam-basa
4. Mengetahui keadaan O2 dan metabolisme
sel 5. Efisiensi pertukaran O2 dan CO2.
6. Untuk mengetahui kadar CO2 dalam tubuh
7. Memperoleh darah arterial untuk analisa gas darah atau test
diagnostik yang lain.
oksigen sampel darah kurang dari 158 mmHg, maka hasilnya akan meningkat.
b) Antikoagulan
Antikoagulan dapat mendilusi konsentrasi gas darah dalam tabung.
Pemberian heparin yang berlebihan akan menurunkan tekanan CO 2,
sedangkan pH tidak terpengaruh karena efek penurunan CO 2 terhadap pH
dihambat oleh keasaman heparin.
c)Metabolisme
Sampel darah masih merupakan jaringan yang hidup. Sebagai jaringan
hidup, ia membutuhkan oksigen dan menghasilkan CO2. Oleh karena itu,
sebaiknya sampel diperiksa dalam 20 menit setelah pengambilan. Jika sampel
tidak langsung diperiksa, dapat disimpan dalam kamar pendingin beberapa
jam.
d)Suhu
Ada hubungan langsung antara suhu dan tekanan yang menyebabkan
tingginya PO2 dan PCO2. Nilai pH akan mengikuti perubahan PCO2.
e)Nilai
Nilai pH darah yang abnormal disebut asidosis atau alkalosis
hiperventilasi.
Hubungan antara tekanan dan saturasi oksigen merupakan faktor yang penting
pada nilai oksigenasi darah.
Tekanan
: Adanya peradangan
Adanya iritasi
Adanya edema
Dekat dengan luka
Percabangan arteri dengan fistula
Beberapa hal penting yang perlu di perhatikan dalam pengambilan darah
ini meliputi:
- Gunakan tekhnik steril
- Hindari penusukan yang sering pada tempat yang sama untuk mencegah
aneurism
- Jangan memasukkan jarum lebih dari 0,5 cm
- Harus mengetahui anatomi untuk mencegah terjadinya penusukan pada
saraf
- Lakukan palpasi sebelum di lakukan penusukan
- Bila perlu pengulangan pemeriksaan analisa gas darah dokter akan
memasang “arteri line”
2. Arteri Brakialis
Arteri yang berada pada medial anterior bagian antecubital fossa,
terselip diantara otot bisep. Ukuran arteri besar sehingga mudah dipalpasi
3. Arteri Femoralis
Merupakan pilihan terakhir apabila pada semua arteri di atas tidak
dapat diambil. Bila terdapat obstruksi pembuluh darah akan menghambat
aliran darah ke seluruh tubuh / tungkai bawah dan bila yang dapat
mengakibatkan berlangsung lama dapat menyebabkan kematian jaringan.
Arteri femoralis berdekatan dengan vena besar, sehingga dapat
terjadi percampuran antara darah vena dan arteri. Selain itu arteri
femoralis terletak sangat dalam dan merupakan salah satu pembuluh
utama yang memperdarahi ekstremitas bawah.
Merupakan arteri yang paling besar untuk ABG. Berada pada
permukaan paha bagian dalam, di sebelah lateral tulang pubis. Dapat
dilakukan ABG sekalipun pasien dengan curah jantung yang rendah. FA
hanya digunakan dalam kondisi gawat darurat atau sulit mendapat arteri
lain. Kesulitan:
Sirkulasi koleteral sedikit sehingga mudah terjadi infeksi pada tempat
pengambilan
Sulit untuk
aseptis
Pada orang tua, gangguan dinding arteri sebelah dalam
jaringan yang adekuat tergantung pada 3 faktor utama, yaitu curah jantung,
volume darah, dan pembuluh darah. Jika salah satu dari ketiga faktor penentu
ini kacau dan faktor lain tidak dapat melakukan kompensasi maka akan
terjadi syok. Pada syok juga terjadi hipoperfusi jaringan yang menyebabkan
gangguan nutrisi dan metabolism sel sehingga seringkali menyebabkan
kematian pada pasien.
7. Post pembedahan coronary arteri baypass
Coronary Artery Bypass Graft adalah terjadinya suatu respon inflamasi
sistemik pada derajat tertentu dimana hal tersebut ditandai dengan hipotensi
yang menetap, demam yang bukan disebabkan karena infeksi, DIC, edema
jaringan yang luas, dan kegagalan beberapa organ tubuh. Penyebab inflamasi
sistemik ini dapat disebabkan oleh suatu respon banyak hal, antara lain oleh
d. Prinsip Pemeriksaan: Gas sampel yang diambil melalui probe akan masuk ke
setiap sampel sel secara bergiliran dimana gas sampel akan dibandingkan
dengan
gas standar melalui pemencaran system infra-red dimana akan menghasilkan
perbedaan panjang gelombang yang akan dikonversi receiver menjadi signal
analog (420).
- Gauze pads,
- Penutup untuk jarum,
- Label,
- Ice-filled plastic bag,
- Perekat balutan,
- Opsional:
1% licoaine solution, Peralatan siap AGD.
2. Analitik
2.1. Prosedur pada tindakan analisa gas darah ini adalah sebagai berikut
(McCann, 2004):
a. Siapkan peralatan dan bahan yang dibutuhkan sebelum memasuki ruangan
pasien.
b. Cuci tangan dengan menggunakan enam langkah
c. Bila menggunakan peralatan AGD yang sudah siap, buka peralatan tersebut
serta pindahkan label contoh dan tas plastik ( plastic bag) .
d. Catat label nama pasien, nomor ruangan, temperatur suhu pasien, tanggal dan
waktu pengambilan, metode pemberian oksigen, dan nama perawat yang
bertugas pada tindakan tersebut.
e. Beritahu pasien alasan dalam melakukan tindakan tersebut dan jelaskan
prosedur ke pasien untuk membantu mengurangi kecemasan dan
meningkatkan kooperatif pasien dalam melancarkan tindakan tersebut.
f. Cuci tangan dan setelah itu gunakan sarung tangan.
g. Lakukan pengkajian melalui metode tes Allen.
Cara Allen’s test
Minta klien untuk mengepalkan tangan dengan kuat, berikan tekanan
langsung pada arteri radialis dan ulnaris, minta klien untuk membuka
tangannya, lepaskan tekanan pada arteri, observasi warna jari-jari, ibu jari
dan tangan. Jari-jari dan tangan harus memerah dalam 15 detik, warna
merah
menunjukkan test Allen’s positif. Apabila tekanan dilepas, tangan tetap
pucat, menunjukkan test Allen’s negatif. Jika pemeriksaan negatif, hindarkan
tangan tersebut dan periksa tangan yang lain.
h. Bersihkan daerah yang akan diinjeksi dengan alkohol atau povidone-iondine
pad.
i. Gunakan gerakan memutar (circular) dalam membersihkan area injeksi,
dimulai dengan bagian tengah lalu ke bagian luar.
j. Palpasi arteri dengan jari telunjuk dan tengah satu tangan ketika tangan
satunya lagi memegang syringe
k. Pegang alat pengukur sudut jarum hingga menunjukkan 30-45 derajat. Ketika
area injeksi arteri brankhial, posisikan jarum 60 derajat.
l. Injeksi kulit dan dinding arterial dalam satu kali langkah.
m. Perhatikan untuk blood backflow di syringe
n. Setelah mengambil contoh, tekan gauze pad pada area injeksi hingga
pedarahan berhenti yaitu sekitar 5 menit.
o. Periksa syringe dari gelembung udara. Jika muncul gelembung udara,
pindahkan gelembung tersebut dengan memegang syringe ke atas dan secara
perlahan mengeluarkan beberapa darah ke gauze pad
p. Masukkan jarum ke dalam penutup jarum atau pindahkan jarum dan
tempatkan tutup jarum pada jarum yang telah digunakan tersebut.
q. Letakkan label pada sampel yang diambil yang sudah diletakkan pada ice-
filled plastic bag
r. Ketika pedarahan berhenti, area yang di injeksi diberikan balutan kecil dan
direkatkan.
s. Pantau tanda vital pasien, dan observasi tanda dari sirkulasi.
t. Pantau atau perhatikan risiko adanya perdarahan di area injeksi.
a. Syringe
Untuk pengukuran gas darah menggunakan syringe 2 mL. The Vitalpath
Analyzer akan langsung mengaspirasi dari jarum suntiknya
b. Tabung Koleksi Heparin
Dapat juga menggunakan tabung DRI-CHEM ® 4000 atau DRI-CHEM ®
7000 yang sudah berisi heparin. Dengan ukuran tabung 0,5 mL dan 1,5
mL.
c. Tabung Kapilari
Ketika pasien mengalami dehidrasi atau memerlukan sampel yang sedikit,
atau saat melakukan pemeriksaan ulang dapat menggunakan tabung
kapilari berisi 140 uL.
5. Lakukan daftar isian seperti yang terlihat di layar monitor, sample ID, HB,
suhu badan, jenis sample (0 arteri, 1 vena, 2 kapiler), F102 (volume oksigen
yang dikorelasi dengan persen lihat daftar), kemudian clear 2x.
6. Alat akan menghitung secara otomatis dalam waktu yang relatif cepat hasil
akan keluar melalui printer.
3. Pasca
Analitik Interpretasi
Hasil:
1.Hipoksia
Ringan PaO2 50 – 80 mmHg
Sedang PaO2 30 – 50 mmHg
Berat PaO2 20 – 30 mmHg
2.Hiperkapnia
Ringan PaCO2 45 – 60 mmHg
Sedang PaCO2 60 – 70 mmHg
Berat PaCO2 70 – 80 mmHg
3.Nilai Normal:
a. pH darah arteri 7,35 – 7,45
b. PaO2 80 – 100 mmHg
c. PaCO2 35 – 45 mmHg
d. HCO3- 22 – 26 mEq/l
e. Base Excess (B.E) -2,5 – (+2,5) mEq/l
f. O2 Saturasi 90 – 100 %
b. Alkalosis respiratorik . Bila tekanan CO2 kurang dari 30 mmHg dan
perubahan pH, seluruhnya tergantung pada penurunan tekanan CO2 di mana
mekanisme kompensasi ginjal belum terlibat, dan perubahan ventilasi baru
terjadi. Bikarbonat dan base excess dalam batas normal karena ginjal belum
cukup waktu untuk melakukan kompensasi. Kesakitan dan kelelahan
merupakan penyebab terbanyak terjadinya alkalosis respiratorik pada anak
sakit kritis.
c. Asidosis respiratorik . Peningkatan tekanan CO2 lebih dari normal akibat
hipoventilasi dan dikatakan akut bila peninggian tekanan CO2 disertai
penurunan pH. Misalnya, pada intoksikasi obat, blokade neuromuscular, atau
gangguan SSP. Dikatakan kronis bila ventilasi yang tidak adekuat disertai
dengan nilai pH dalam batas normal, seperti pada bronkopulmonari
dysplasia,
penyakit neuromuscular, dan gangguan elektrolit berat.
d. Asidosis metabolik yang tak terkompensasi. Tekanan CO2 dalam batas
normal dan pH di bawah 7,30. Merupakan keadaan kritis yang memerlukan
intervensi dengan perbaikan ventilasi dan koreksi dengan bikarbonat.
e. Asidosis metabolik terkompensasi. Tekanan CO2 < 30 mmHg dan pH
7,30 –
dapat udara dalam sampel darah maka ia cenderung menyamakan tekanan sehingga bila tekanan oksigen sampel darah kurang dari 158 m
h dalam tabung. Pemberian heparin yang berlebihan akan menurunkan tekanan CO2, sedangkan pH tidak terpengaruh karena efek penur
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan tujuan yang ada maka dapat disimpulkan bahwa:
a) Analisa Gas Darah ( AGD ) atau sering disebut Blood Gas Analisa (BGA)
merupakan pemeriksaan penting untuk penderita sakit kritis yang
bertujuan untuk mengetahui atau mengevaluasi pertukaran Oksigen (O2),
Karbondioksida ( CO2) dan status asam-basa dalam darah arteri.
b) Tujuan lain dari dilakukannya pemeriksaan analisa gas darah, yaitu :
- Menilai fungsi respirasi (ventilasi)
- Menilai kapasitas oksigenasi
- Menilai Keseimbangan asam-basa
- Mengetahui keadaan O2 dan metabolisme sel
- Efisiensi pertukaran O2 dan CO2.
- Untuk mengetahui kadar CO2 dalam tubuh
- Memperoleh darah arterial untuk analisa gas darah atau test diagnostik
yang lain.
c) Sampel darah untuk pemeriksaan Analisa Gas Darah dapat dilakukan
pada arteri radialis, arteri tibialis posterior, arteri dorsalis pedis, dan lain-
lain.
d) Indikasi dilakukannya pemeriksaan Analisa Gas Darah (AGD) yaitu :
- Pasien dengan penyakit obstruksi paru kronik.
- Pasien dengan edema pulmo.
- Pasien akut respiratori distress sindrom (ARDS).
- Infark miokard
- Pneumonia
- Klien syok
-
Post pembedahan coronary arteri baypass.
25
26
DAFTAR PUSTAKA
27