OLEH :
MAKASSAR
2018
i
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu penyusun menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
terhadap pembaca.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Sampul
BAB I PENDAHULUAN
C. Tujuan ......................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN
BAB IV PENUTUP
A. Keseimpulan ............................................................................................... 31
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gas Darah) untuk mendapatkan data penunjang, pada tahun 2007 banyaknya
Dari keadaan di atas sangat dibutuhkan peran analis dalam AGD yaitu
Darah”.
mengambil O2 dari udara luar dan mengeluarkan CO2 dari badan ke udara luar.
Bilamana paru berfungsi secara normal, tekanan parsial O2 dan CO2 di dalam
terutama penderita penyakit paru. Pemeriksaan analisis gas darah penting baik
EKG pada penderita jantung dan pemeriksaan gula darah penderita diabetes
1
millitus. Dengan majunya ilmu pengetahuan, terutama setelah ditemukan alat
astrup, tekanan parsial O2 dan CO2 serta pH darah dapat diukur dengan mudah.
Susunan darah dalam kapiler dan dalam vena berbeda – beda. Darah
vena berwarna lebih tua dan agak ungu karena banyak dari oksigennya sudah
dipercaya harus dilakukan pengendalian terhadap pra klinik, analitik, dan pasca
B. Rumusan masalah
2
C. Tujuan
3
BAB II
PEMBAHASAN
Analisa Gas Darah (AGD) atau Blood Gas Analisa (BGA) merupakan
metabolik
(CO2) dari keseimbangan asam basa (Irizarry dkk, 2009; Martini, 2006).
kurang dari 7,35 dan alkalemia jika pH darah lebih dari 7,45 (7,4 adalah
pH = HCO3- (metabolik)
αPCO2 (respiratorik)
dimana pertukaran gas dengan darah pulmonal terjadi (Irizarry dkk, 2009;
Martini, 2006).
mmHg) akibat retensi CO2 dalam darah. CO2 merupakan asam volatil,
atau aliran udara yang melalui saluran nafas (misal : obstruksi saluran
nafas atas ataupun bawah) ataupun alveoli (Irizarry dkk, 2009; Martini,
2006).
6
Oksigenasi (3 dan 4) harus tetap diperiksa pada pasien
yang lebih jarang akibat pemberian cairan intravena yang agresif yang
7
saline). Metabolik alkalosis dapat terjadi akibat kehilangan H+ (muntah)
Derajat keasaman merupakan suatu sifat kimia yang penting dari darah
dan cairan tubuh lainnya. Derajat keasaman adalah pH, dimana pH 7,0 adalah
netral, pH>7,0 adalah basa/alkali dan pH dibawah 7,0 adalah asam. Darah
1. Kelebihan asam akan dibuang oleh ginjal, sebagian besar dalam bentuk
CO2 (suatu komponen asam). Jika lebih banyak asam yang masuk ke
8
aliran darah, maka akan dihasilkan lebih banyak bikarbonat dan lebih
sedikit CO2. Jika lebih banyak basa yang masuk ke aliran darah, maka
oksigen dan terus menerus dihasilkan oleh sel. Darah membawa CO2 ke
meningkat, kadar CO2 darah menurun dan darah menjadi lebih basa. Jika
pernafasan menurun, kadar CO2 darah meningkat dan darah menjadi lebih
menurunnya pH darah.
serius.
9
Asidosis dan alkalosis dibagi dua tergantung dengan penyebabnya,
yaitu :
aritmia ventrikuler.
vasodilatasi pembuluh darah. Bila hal ini terjadi di otak maka aliran darah ke
10
otak akan meningkat dan mengakibatkan kenaikan tekanan intra cranial.
darah, sehingga aliran darah ke jaringan turun. Bila hal ini terjadi di otak, maka
Yang perlu diketahui dan digaris bawahi dari proses dalam tubuh ini,
metabolik) akan dilawan oleh komponen lain (respirasi) untuk menjaga rasio
karena:
dalam beberapa menit atau jam. Perburukan dari sistem neurologis dan
12
pada tingkat kesadaran, laju pernafasan, denyut jantung, tekanan darah dan
potensi interaksi obat dan data premonitor lainnya. Pasien dengan penyakit
debilitated kronis.
aliran udara pada saluran napas yang bersifat progresif non reversible
13
faktor-faktor yang berbeda. Ia dapat dihubungkan pada gagal jantung,
ARDS terjadi sebagai akibat cedera atau trauma pada membran alveolar
5. Infark miokard
Infark miokard adalah perkembangan cepat dari nekrosis otot jantung yang
(Santoso, 2005).
6. Pneumonia
14
jawab untuk menyerap oksigen dari atmosfer) menjadi radang dan dengan
juga dapat terjadi karena bahan kimia atau kerusakan fisik dari paru-paru,
atau secara tak langsung dari penyakit lain seperti kanker paru atau
penggunaan alkohol.
7. Pasien syok
Syok merupakan suatu sindrom klinik yang terjadi jika sirkulasi darah
Perfusi jaringan yang adekuat tergantung pada 3 faktor utama, yaitu curah
jantung, volume darah dan pembuluh darah. Jika salah satu dari ketiga
faktor ini kacau dan faktor lain tidak dapat melakukan kompensasi maka
akan terjadi syok. Pada syok juga terjadi hipoperfusi jaringan yang
DIC, oedem jaringan yang luas, dan kegagalan beberapa organ tubuh.
(Surahman, 2010).
15
9. Resusitasi cardiac arrest
Penyebab utama dari cardiac arrest adalah aritmia, yang dicetuskan oleh
perubahan struktur jantung (akibat penyakit katup atau otot jantung) dan
akibat tidak adanya suplai oksigen, termasuk otak. Hypoxia cerebral atau
1. Denyut arteri tidak terasa, pada pasien yang mengalami koma (Irwin&
Hippe, 2010).
2. Modifikasi Allen tes negatif , apabila test Allen negative tetapi tetap
16
maka akan terjadi thrombosis dan beresiko mengganggu viabilitas tangan.
Test Allen’s merupakan uji penilaian terhadap sirkulasi darah di tangan, hal
tangannya, kemudian berikan tekanan pada arteri radialis dan arteri ulnaris
tangannya, lepaskan tekanan pada arteri, observasi warna jari-jari, ibu jari
Selulitis atau adanya infeksi terbuka atau penyakit pembuluh darah perifer
Analisa Gas Darah ( AGD ) atau yang disebut dengan Arterial Blood
Gas (ABG) analysis atau Blood Gas Analisa (BGA) adalah sebuah
1. Pra-analitik
a. Alat-Alat :
b) Perlak/alas
17
c) Antikoagulan Heparin / Lithium Heparin
d) Kapas alkohol
e) Bak spuit
f) Bengkok
i) Beri label untuk menulis status klinis pasien yang meliputi : nama,
tanggal dan waktu, apakah menerima O2, bila ya berapa liter dan
warna darah lebih terang dan darah akan mengalir sendiri ke dalam
semprit
pada posisi ibu jari. Terdapat sirkulasi kolateral (suplai darah dari
18
b. Brachial Artery / Arteri Brachialis
hematoma.
19
c. Femoral Artery / Arteri Femoralis
Arteri yang paling besar untuk AGD. Berada pada permukaan paha
19
Pengambilan Darah Arteri Radialis :
terfiksasi oleh ligamen dan tulang. Bila perlu bagian bawah pergelangan
perlahan sehingga pangkal jarum penuh dengan heparin dan tidak ada
gelembung udara.
tangan kiri antara telunjuk dan jari tengah beri batas daerah yang akan
kapas alkohol.
pada daerah distal dari jari pemeriksa dengan menekan arteri. Jarum
20
9. Jarum yang masuk ke arteri akan menyebabkan torak semprit terdorong
10. Pada pasien hipotensi, torak akan ditarik perlahan (jangan terlalu cepat
darah arteri adalah adanya pemompaan darah dalam spuit dengan kekuatan
sendiri.
11. Sejumlah darah yang diperlukan terpenuhi (minimal 1 ml), cabut jarum
dengan cepat dan di tempat tusukan jarum lakukan penekanan dengan jari
selama 5 menit untuk mencegah keluarnya darah dari pembuluh arteri (10
12. Lepaskan jarum dan tempatkan penutup udara pada spuit, putar spuit
13. Spuit diberi label dan tempatkan dalam es atau air es/termos berisi air es
dan es batu [semprit dibungkus plastik agar air tidak masuk dalam semprit,
1. Arteri brakhialis letaknya lebih dalam daripada arteri radialis yaitu di fosa
21
2. Lengan pasien dalam keadaan ekstensi maksimal, siku dihiperekstensikan
5. Tusukkan jarum dengan sudut 45o dan lubang jarum menghadap ke atas, 5-
2. Analitik
3. Pasca Analitik
a. Evaluasi pH
pH <7,35 = asidosis
pH >7,45 = alkalosis
pH = 7,4 = normal
b.
pH >7,4 = alkalosis
pH <7,4 = asidosis
(situasi ini timbul jika kadar bikarbonat dalam tubuh turun, baik
23
Hal ini dengan melihat nilai selain gangguan primer. Jika nilai ini
berjalan.
Arteri Vena
pH 7,35 – 7,45 7,31 – 7,41
PCO2 (kPa) 4,7 – 6,0 5,5 – 6,8
PCO2 (mmHg) 35 – 45 41 – 51
Bikarbonat 22 – 28 23 – 29
(mmol/L)
PO2 (kPa) 10,6 – 13,3 4,0 – 5,3
PO2 (mmHg) 80 – 100 30 – 40
SaO2 (%) >95 75
BE -2 - +2 -3 - +3
24
BAB III
QUALITY CONTROL
Prinsip :
Gas sampel yang diambil melalui probe akan masuk ke setiap sampel sel
secara bergiliran dimana gas sampel akan dibandingkan dengan gas standar
(420).
Cara Pengoperasian
1. Nyalakan power ON
2. Setiap pertama kali menghidupkan alat, lalu kalibrasi dengan cara tekan
status untuk mengetahui kondisi apakah PH, PCO2 dan PO2 kondisinya
26
4. Apabila alat sudah dalam kondisi ready for analysa berarti alat sudah siap
sendiri.
HB, suhu badan, jenis sample (0 arteri, 1 vena, 2 kapiler), F102 (volume
oksigen yang dilorelasi dengan persen lihat daftar), kemudian clear 2x.
6. Alat akan menghitung secara otomatis dalam waktu yang relatif cepat
27
B. Preparasi sampel
Hal yang harus dihindari pada preparasi sampel :
6. Penundaan test
1) Faktor pasien
a) Suhu, setiap derajat demam : PO2 turun 7%, PCO2 naik 3%. Kelarutan
2) Faktor Spesimen
28
tekanan sehingga bila tekanan oksigen sampel darah kurang dari 158
otomatis adalah hal yang paling sering dilakukan ketika analisis. Jika
29
perlu, bersihkan secara manual sampel chamber dan saluran dengan
2. Sumbatan saluran analizer atau adanya ruang pada aliran sampel dapat
3. Fibrin strand dan bekuan kecil may develop dapat menaikkan suhu
chamber. Hal ini mempengaruhi pengukuran elektrode pada darah, gas dan
buffer.
kualitas performa alat sebagai bagian dari QC dan kalibrasi secara manual,
30
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
31
DAFTAR PUSTAKA
Dewi, Ketut Jayati Utami. Tesis. Korelasi Positif Nilai Analisis Gas Darah Vena
Sentral Dengan Analisis Gas Darah Arteri Pada Pasien Kritis Di Ruang
Terapi Intensif. 2014: Universtas Udayana Denpasar. Diakses dari
www.pps.unud.ac.id/thesis/.../unud-990-2054943610-
tesis%20utami.pdf pada hari Sabtu, 27 Oktober 2018
Delost, Maria. 2014. Blood Gas and Critical Care analyte Analysis Chapter 6.
Diakses dari pada hari Sabtu, 27 Oktober 2018.
Edijanto. Analisis Asam Basa : Cara Interpretasi Dan Contoh Kasus. Surabaya : Unair.
Afifah, Efy. Pemeriksaan Astrup/Analisa Gas Darah. Jakarta: UI. Diakses dari
staff.ui.ac.id/system/files/users/afifah/material/agd.pdf pada hari Sabtu,
27 Oktober 2018.
https://www.scribd.com/document/334862905/Makalah-Analisa-Gas-
32